• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERIODISASI SASTRA ANGKATAN PUJANGGA BAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERIODISASI SASTRA ANGKATAN PUJANGGA BAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERIODISASI SASTRA

ANGKATAN PUJANGGA BARU (1930-an)

Oleh Kelompok 2 Nama:

Fahrisah Nurfadeliah BahrainiIndah Sari

Fatul Hairil SucialdiDwi Suci RamadhaniCahyani AisyahIis Nuriyah

Nama Sastrawan Pujangga Baru dan Karya-karyanya

1. Sutan Takdir Ali Syahbana

a) Tak Putus Dirundung Malang (novel, 1929) b) Dian Tak Kunjung Padam (novel, 1932) c) Tebaran Mega (kumpulan sajak, 1935) d) Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1936) e) Layar Terkembang (novel, 1936)

f) Anak Perawan di Sarang Penyamun (novel, 1940) g) Puisi Lama (bunga rampai, 1941)

h) Puisi Baru (bunga rampai, 1946) 2. Amir Hamzah

a) Nyanyi Sunyi (kumpulan sajak, 1937) b) Buah Rindu (kumpulan sajak, 1941) c) Setanggi Timur (kumpulan sajak, 1939)

d) Bhagawad Gita (terjemahan salah satu bagian mahabarata)

3. Armin Pane

a) Ratna. 1943 (menyadur naskah Hendrik Ibsen, Nora) b) Djiwa Berdjiwa (puisi, 1939)

c) Djinak-Djinak Merpati ( kumpulan cerpen, Cet. I 1940)

4. Sanusi Pane

(2)

c) Sandhyakala Ning Majapahit (drama, 1933) d) Manusia Baru (drama, 1940)

e) Kakawin Arjuna Wiwaha (karya Mpu Kanwa, terjemahan bahasa Jawa Kuno, 1940)

5. Prof. Muhammad Yamin, SH

a) Tanah Air (kumpulan puisi, 1922)

b) Indonesia Tumpah Darahku (kumpulan puisi, 1928)

c) Menanti Surat dari Raja (sandiwara, terjemahan Rabindranath Tagore)

d) Di Dalam dan Di Luar Lingkungan Rumah Tangga (Terjemahan dari Rabindranath Tagore)

e) Ken Arok dan Ken Dedes (sandiwara, 1934) f) Gajah Mada (roman sejarah, 1934)

6. Rustam Effendi

a) Percikan Permenungan (kumpulan sajak, 1922) b) Bebasari (sandiwara bersajak, 1922)

7. J.E Tatengkeng

a) Rindu Dendam (kumpulan sajak, 1934).

8. Hamka

a) Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938)

b) Di Dalam Lembah kehidupan (kumpulan cerpen, 1941) c) Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (roman, 1939) d) Ayahku (biografi)

e) Karena Fitnah (roman, 1938) f) Merantau ke Deli (kisah;1939) g) Tuan Direktur (1939)

a) Pahlawan Minahasa (roman; 1935)

b) Peperangan Orang Minahasa dengan Orang Spanyol (roman, 1931) c) Syair Untuk Aih (sajak, 1935)

10. Ipih

(3)

b) Sajak-sajak dalam majalah

11. A. Hasjmy

a) Kisah Seorang Pengembara (kumpulan sajak, 1936) b) Dewan Sajak (kumpulan sajak, 1940)

12. Imam Supardi

a) Kintamani (roman)

b) Wishnu Wardhana (drama, 1937)

Contoh Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru

Nikmat Hidup

Api menyal didalam kalbu,

Ganas membakar tiada beragak.

Hangus badan rasa seluruh,

Kepada penuh bersambung.

Malam mata tiada terpicing,

Gelisah duduk sepanjang hari.

Rasa dicambuk rasa didera,

Jiwa ‘ngembara tiada sentosa.

Ya Allah, ya Tuhanku

Biarlah api nyala di kalbu,

(4)

Api jangan engkau padamkan,

Mata jangan engkau picakan,

Jiwa jangan engkau lelapkan.

Kumpulan sajak Tebaran Mega, Sutan Takdir Alisyahbana

Nikmat Semata

Ketika aku tiba di puncak, bertudung lagnit cerah terbentang, dan meninjau ke lembah yang jauh tertinggal di bawah, segarlah rasanya kembali darahku mengalir.

Kabut yang tebal menghambat pandangan menjelma sutera halus tempat suria menekatkan emasnya.

Air deras yang tadi kurenangi, menjernih dan kudengarlah bunyinya menderu sebagai lagu yang merdu.

Cahaya suram – menyeram di bawah pohan berganti kegembiraan hijau muda bersenda dalam sinar kuning gemerlapan.

Dan insaflah aku, bahwa tebing yang sempit membatasi ialah jalan aku naik memuncak.

Segala di dalam lembah kilauan dan rayuan ria.

Dari tempat yang tinggi, dalam nafasMu yang segar dan sinarMu yang jernih, wahai Tuhanku, sekaliannya nikmat semata.

Kumpulan sajak Tebaran Mega, Sutan Takdir Alisyahbana

Sinopsis Novel : Tak Putus Dirundung Malang

(5)

Bengkulu. Keluarga tersebut beranggotakan tiga orang–seorang ayah dan dua orang anaknya. Cerita pahit kehidupannya berawal ketika ia dan adiknya–Laminah, yang harus ditinggal mati ayahnya. Yang sebelumnya mereka juga terlebih dahulu ditinggal mati oleh ibu mereka. Setelah menjadi seorang yatim piatu, mereka kemudian diasuh oleh bibi mereka, Jepisah. Bibi mereka selalu bersikap baik terhadap mereka. Pertama kali saat mereka tinggal bersama Jepisah, mereka diperlakukan seperti anak sendiri oleh Jepisah dan suaminya–Madang. Akan tetapi, setelah beberapa hari kemudian mereka kembali harus merasakan pahitnya kehidupan. Suami Jepisah mulai bertingkah seenaknya sendiri terhadap mereka. Madang tidak segan-segan mengeluarkan kata-kata keras dan kasar kepada mereka, bahkan memukul atau pun menendang sekalipun. Padahal Jepisah sangat menyayangi mereka berdua.

Mereka berdua tetap bersabar sampai akhirnya sebuah kesalahpahaman menjadikan mereka harus pergi meninggalkan bibi yang sangat mereka sayangi itu. Mereka lalu menginap di tempat Datuk Halim dan Seripah, istrinya. Kehidupan mereka pun mulai membaik. Mereka diperlakukan seperti seorang yatim piatu yang memang benar-benar harus disayangi dan dikasihi. Tapi, karena merasa sudah sangat merepotkan, mereka berdua berencana untuk pergi merantau ke kota, meninggalkan Dusun Ketahun.

Sesampainya di kota Bengkulu, tepatnya di kampung Cina, mereka dipekerjakan oleh

seorang tokeh yang memiliki sebuah toko Roti. Beberapa tahun mereka hidup dengan tenang disana. Namun, ketenangan mereka kembali harus terusik setelah kedatangan Sarmin,

pegawai baru di toko itu. Perngai Sarmin sangat menyeramkan. Bandannya kekar berotot. Laminah merasa sangat terganggu akan keberadaan Sarmin. Berkali-kali ia harus menangis tersedu karena rasa takutnya terhadap Sarmin. Oleh karena itu, Mansur bertekad memberi peringatan terhadap Sarmin. Perkelahian pun tidak dapat dielakkan lagi.

Setelah kejadian itu, Mansur beserta adiknya memutuskan untuk mencari pekerjaan ditempat lain. Mereka pun kembali merasakan kejamnya kehidupan. Mansur harus di bawa ke kantor polisi dan terpaksa mendekam di dalam sel setelah dituduh mencuri uang. Laminah harus menerima kenyataan pahit itu, ia harus rela hidup sendirian tanpa saudaranya. Terlebih ia kembali terusik oleh Darwis, temannya dulu ketika masih bekerja di toko Roti.

Keperawanannya hampir saja terenggut oleh pria tak berhati itu. Ia tidak tahan lagi akan kehidupan pahit yang selalu dialaminya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi hidupnya dengan melompat dari tebing curam ke lautan luas.

(6)

Ia berusaha tetap tabah mengahadapi kenyataan tersebut. Sampai akhirnya malapetaka pun datang. Karena terlalu banyak memikirkan kehidupan yang baginya semakin kejam, fisiknya menjadi lemah hingga akhirnya ketika sedang berlayar ia jatuh pingsan dan tenggelam ke lautan. Jasadnya hilang entah kemana.

Roman : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939)

Di Negeri Batipuh Sapuluh Koto (Padang panjang) , seorang pemuda bergelar Pendekar Sutan, kemenakan Datuk Mantari Labih, yang merupakan pewaris tunggal harta peninggalan ibunya. Karena tak bersaudara perempuan, maka harta bendanya diurus oleh mamaknya. Datuk Mantari labih hanya bisa menghabiskan harta tersebut, sedangkan untuk

kemenakannya tak boleh menggunakannya. Hingga suatu hari, ketika Pendekar Sutan ingin menikah namun tak diizinkan menggunakan hartany atersebut, terjadilah pertengkaran yang membuat Datuk Mantari labih terbunuh. Pendekar Sutan ditangkap, saat itu ia baru berusia 15 tahun. Ia dibuang ke Cilacap, kemudian dibawa ke Tanah Bugis. Karena Perang Bone,

akhirnya ia sampai di Tanah Mengkasar. Beberapa tahun berjalan, Pendekar Sutan bebas dan menikah dengan Daeng Habibah, putri seorang penyebar agama islam keturunan Melayu. Empat tahun kemudian, lahirlah Zainuddin.

Saat Zainuddin masih kecil, ibunya meninggal. Beberapa bulan kemudian ayahnya menyusul ibunya. Ia diasuh Mak Base, teman ayahnya. Pada suatu hari, Zainuddin meminta izin Mak Base untuk pergi ke Batipuh, sumbar, mencari sanak keluarganya di negeri asli ayahnya. Dengan berat hati, Mak Base melepas Zainuddin pergi.

(7)

membuat hatinya gelisah, menjadikannya alasan untuk tetap hidup di sana. Berawal dari surat-menyurat, mereka pun menjadi semakin dekat dan kahirnya saling cinta.

Kabar kedekatan mereka tersiar luas dan menjadi bahan gunjingan semua warga. Karena keluarga Hayati merupakan keturunan terpandang, maka hal itu menjadi aib bagi keluargany, adat istiadat mengatakan Zainuddin bukanlah orang Minangkabau, Ibunya berasal dari Makassar. Zainuddin dipanggil oleh mamak Hayati, dengan alasan demi kemaslahatan Hayati, mamak Hayati menyuruh Zainuddin pergi meninggalkan Batipuh.

Zainuddin pindah ke Padang Panjang (berjarak sekitar 10 km dari batipuh) dengan berat hati. Hayati dan Zainuddin berjanji untuk saling setia dan terus berkiriman surat. Suatu hari, Hayati datang ke Padang Panjang untuk melihat acara pacuan kuda. Ia menginap di rumah temannya bernama Khadijah. Satu peluang untuk melepas rasa rindu pun terbayang di benak Hayati dan Zainuddin. Namun hal itu terhalang oleh adanya pihak ketiga, yaitu Aziz, kakak Khadijah yang juga tertarik oleh kecantikan Hayati. Karena berada dalam satu kota (Padang Panjang) akhirnya Zainuddin dan Aziz bersaing dalam mendapatkan cinta Hayati.

Mak Base meninggal, dan mewariskan banyak harta kepada Zainuddin. Karena itu ia akhirnya mengirim surat lamaran kepada Hayati di Batipuh.Temyata surat Zainuddin bersamaan dengan lamaran Aziz. Zainuddin tanpa menyebutkan harta kekayaan yang

dimilikinya, akhirnya ditolak oleh ninik mamak Hayati dan menerima pinangan Aziz yang di mata mereka lebih beradab, dan asli Minangkabau, dan Hayatipun akhirnya memilih Aziz sebaagai suaminya. Zainuddin tak kuasa menerima penolakan tersebut. Apalagi kata sahabatnya, Muluk, Aziz adalah seorang yang bejat moralnya. Namun apalah dayanya di hadapan ninik mamaknya. Setelah penolakan dari Hayati, Zainuddin jatuh sakit selama dua bulan.

(8)

disukai pembacanya. la mendirikan perkumpulan tonil "Andalas", dan kehidupannya telah berubah menjadi orang terpandang karena pekerjaannya. Zainuddin melanjutkan usahanya di Surabaya dengan mendirikan penerbitan buku-buku.

Karena pekeriaan Aziz dipindahkan ke Surabaya, Hajati pun mengikuti suaminya. Suatu kali, Hayati mendapat sebuah undangan dari perkumpulan sandiwara yang dipimpin dan

disutradarai oleh Tuan Shabir atau "Z". Karena ajakan Hyati Aziz bersedia menonton pertunjukkan itu. Di akhir pertunjukan baru mereka ketahui bahwa Tuan Shabir atau "Z"adalah Zainuddin. Hubungan mereka tetap baik, juga hubungan Zainuddin dengan Aziz.

Semenjak mereka Hijrah ke Surabaya semakin lama watak asli Aziz semakin terlihat juga. Ia suka berjudi dan main perempuan. Kehidupan perekonomian mereka makin memprihatinkan dan terlilit banyak hutang. Mereka diusir dari kontrakan, dan mereka terpaksa menumpang di rumah Zainuddin. Di balik kebaikan Zainuddin itu, sebenarnya dia masih sakit hati kepada Hayati yang dulu dianggapnya pernah ingkar janji. Karena tak kuasa menanggung malu atas kebaikan Zainuddin, setelah sebulan tinggal serumah, Aziz pergi ke Banyuwangi mencari pekerjaan dan meninggalkan isterinya bersama Zainuddin. Sepeninggal Aziz, Zainuddin sendiri pun jarang pulang, kecuali untuk tidur.

Beberapa hari kemudian, diperoleh kabar bahwa Aziz telah menceraikan Hayati. Melalui surat Aziz meminta supaya Hayati hidup bersama Zainuddin. Dan kemudian datang pula berita dari sebuah surat kabar bahwa Aziz telah bunuh diri meminum obat tidur di sebuah hotel di Banyuwangi. Hayati juga meminta maaf kepada Zainuddin dan rela mengabdi kepadanya. Namun karena masih merasa sakit hati, Zainuddin menyuruh Hayati pulang ke kampung halamannya saja. Esok harinya, Hayati pulang dengan menumpang Kapal Van Der Wijck.

(9)

Hajati ia berniat menyusul Hajati untuk dijadikan isterinya. Zainuddin kemudian menyusul naik kereta api malam ke Jakarta.

Harapan Zainuddin temyata tak tercapai. Kapal Van Der Wijck yang ditumpangi Hajati tenggelam di perairan dekat Tuban. Hajati tak dapat diselamatkan.

Di sebuah rumah sakit di daerah Lamongan, Zainuddin menemukan Hayati yang terbarng lemah sambil memegangi foto Zainuddin. Dan hari itu adalah pertemuan terakhir mereka, karena setelah Hayati berpesan kepada Zainuddin, Hayati meninggal dalam dekapan Zainuddin. Sejak saat itu, Zainuddin menjadi pemenung. Dan tanpa disadari siapapun ia meninggal dunia. Kata Muluk, Zainuddin meninggal karena sakit. Ia dikubur bersebaelahan dengan pusara Hayati.

Karakteristik Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru

1. Ciri Umum:

a) Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern,

b) Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya.

c) Bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris.

d) Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda. e) Aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan

f) Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.

2. Bentuk karya sastra angkatan pujangga baru yaitu: a. Puisi

Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :

1) Puisinya berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi.

(10)

maupun rima.

3) Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan utama. 4) Bahasa kiasan utama ialah perbandingan.

5) Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah.

6) Hubungan antara kalimat jelas dan hampir tidak ada kata-kata yang ambigu. 7) Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan tentram.

Puisi baru berdasarkan isinya yaitu : 1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.

2) Himne adalah puisi pujaan untuk tuhan, tanah air, atau pahlawan. 3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.

4) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. 5) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. 6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

b. Prosa

Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :

1) Berbentuk prosa baru yang bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat).

2) Masalah yang diangkat adalah masalah kehidupan masyarakat sehari-hari. 3) Alurnya lurus.

4) Tidak banyak sisipan-sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat.

5) Teknik perwatakannya tidak menggunakan analisis langsung. Deskripsi fisik sudah sedikit. 6) Pusat pengisahannya menggunakan metode orang ketiga.

7) Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan, pepatah, dan peribahasa. 8) Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan.

9) Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.

10) Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas, dan 11) Tertulis

Prosa baru berdasarkan isinya yaitu :

(11)

bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam.

2) Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau Ki hajar Dewantara.

3) Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.

4) Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi.

5) Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.

6) Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.

7) Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB.

Mangunwijaya.

8) Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.

9) Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.

Referensi

Dokumen terkait

Scaffolding adalah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat

Banyak penikmat sastra yang memberikan penilaian dengan suksesnya novel “Si Tumoing Manggorga Ari Sogot” disebabkan novel tersebut muncul pada saat yang tepat yaitu pada

Oleh karena itu, pembelajaran dengan strategi elaborasi memiliki kaitan erat dengan keterampilan berpikir kreatif yaitu memberikan kesempatan terhadap mahasiswa

[r]

luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan

merupakan elemen pelengkap di suatu kawasan objek wisata. Street Furnitures penting karena merupakan elemen pelengkap yang bisa membantu dan membuat pengunjung atau

Hal ini dapat dilihat dari 36 siswa yang teliti dalam mengidentifikasi ciri- ciri suatu objek sebesar 51,43%, siswa yang menggunakan sebanyak mungkin alat indera pada

Penelitian dengan kajian ekokritik Greg Garrard dalam novel Baiat Cinta di Tanah Baduy karya Uten Sutendy ditemukan (1) Gerakan hijau yang dilakukan masyarakat