• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN praktik gerontik 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN praktik gerontik 201"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

OLEH:

Uswatun Chasanah 105200041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Lansia

Masa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter & Perry, 2005).

Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).

B. Proses Menua

Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).

Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).

C. Teori Proses Menua

Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut :

 Teori Biologis

1. Teori radikal bebas

(3)

mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.

2. Teori cross-link

Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).

3. Teori imunologis

Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.

 Teori Psikososial

1. Teori Disengagement (Penarikan Diri)

(4)

telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.

2. Teori Aktivitas

Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.

3. Teori Kontinuitas

Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan kualitas hidup.

D. Tugas Perkembangan Lansia

Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu:

 Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.

 Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan hidupnya, keluarga, dan teman.

 Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status kesehatan dan ekonomi

 Menyiapkan pendapatan yang memadai

 Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal

 Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif

(5)

 Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman

 Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi

 Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status

 Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan

 Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi

 Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam filosofi atau agama.

E. Batasan Lanjut Usia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan lanjut usia meliputi :

Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun.

Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun.

Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.

(6)

F. Pathway Proses Menua

Proses Menua

Fase 1 subklinik Fase 2 transisi Fase 3 klinik

Usia 25-35 Penurunan hormon (testosteron, growt hormon,

estrogen)

Usia 35-45 Penurunan hormon 25

%

Usia 45 produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti

Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres

Peningkatan radikal bebas

Kerusakan sel-seDNA (sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai terganggu spti : penglihatan

menurun, rambut beruban, stamina & enegi berkurang,

wanita (menopause),pria (andopause).

Penyakit degeneratif (DM, osteoporosis, hipertensi, penyakit

(7)

G. Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala menurutPatricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu: 1. Perubahan Organik

a) Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.

b) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya menghilang. c) Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.

d) Jumlah lemak meningkat. e) Penggunaan oksigen menurun.

f) Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun. g) Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.

h) Ekskresi hormon menurun.

i) Aktivitas sensorik dan persepsi menurun

j) Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun. k) Lumen arteri menebal

2. Sistem Persarafan Tanda:

a) Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel neuroglial. b) Penurunan syaraf dan serabut syaraf.

c) Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim d) Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.

Gejala:

a) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler, parkinsonisme b) Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat

c) Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang

d) Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan menekukke depan

(8)

3. Sistem Pendengaran. Tanda :

a) Hilangnya neuron auditorius

b) Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah c) Peningkatan serumen

d) Angiosklerosis telinga Gejala

a) Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya, penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan)

b) Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang mengganggu, atau bila percakapan cepat.

c) Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran 4. Sistem Penglihatan

Tanda :

a) Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut b) Penumpukan pigmen.

c) Penurunan kecepatan gerakan mata. d) Atrofi otot silier.

e) Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa f) Penurunan sekresi air mata.

Gejala :

a) Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan adaptasi terhadap terang/gelap

b) Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan c) Peningkatan insiden glaucoma

d) Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh e) Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet

(9)

5. Sistem Kardiovaskuler Tanda :

a) Atrofi serat otot yang melapisi endokardium b) Aterosklerosis pembuluh darah

c) Peningkatan tekanan darah sistolik. d) Penurunan komplian ventrikel kiri. e) Penurunan jumlah sel pacemaker

f) Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor. Gejala:

a) Peningkatan tekanan darah

b) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar c) Peningkatan aritmia

d) Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi

e) Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah f) Penurunan toleransi

6. Sistem Respirasi Tanda:

a) Penurunan elastisitas jaringan paru. b) Kalsifikasi dinding dada.

c) Atrofi silia.

d) Penurunan kekuatan otot pernafasan.

e) Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2). Gejala:

a) Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi

b) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis c) Peningkatan resiko aspirasi

(10)

8. Sistem Gastrointestinal Tanda:

a) Penurunan ukuran hati.

b) Penurunan tonus otot pada usus. c) Pengosongan esophagus makin lambat d) Penurunan sekresi asam lambung. e) Atrofi lapisan mukosa

Gejala:

a) Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan

b) Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambat c) Penurunan penyerapan kalsium dan besi

d) Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit divertikuler 9. Sistem Reproduksi

Tanda:

a) Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus b) Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi c) Penurunan hormone dan oosit.

d) Involusi jaringan kelenjar mamae. e) Poliferasi jaringan stroma dan glandular Gejala :

a) kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus b) penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi c) penurunan elevasi testis

d) hipertrofi prostat

(11)

10. Sistem Perkemihan Tanda:

a) Penurunan masa ginjal b) Tidak ada glomerulus

c) Penurunan jumlah nefron yang berfungsi d) Perubahan dinding pembuluh darah kecil e) Penurunan tonus otot kandung kemih Gejala:

a) Penurunan GFR

b) Penurunan kemampuan penghematan natrium c) Peningkatan BUN

d) Penurunan aliran darah ginjal

e) Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residual f) Peningkatan urgensi

10.Sistem Endokrin Tanda:

a) Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen, aldosteron, hormone tiroid

b) Penurunan termoregulasi c) Penurunan respons demam

d) Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid e) Penurunan laju metabolic basal

Gejala:

a) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti pembedahan b) Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu

c) Penurunan respons insulin, toleransi glukosa

d) Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone antidiuretik e) Penambahan berat badan

(12)

11. Sistem Kulit Integumen Tanda:

a) Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis b) Pendataran papilla

c) Atrofi kelenjar keringat d) Penurunan vaskularisasi e) Cross-link kolagen

f) Tidak adanya lemak sub kutan g) Penurunan melanosit

h) Penurunan poliferasi dan fibroblas Gejala:

a) Penipisan kulit dan rentan sekali robek b) Kekeringan dan pruritus

c) Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh d) Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit

e) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan menyebabkan timbulnya nyeri

f) Penyembuhan luka makin lama 12. Sistem Muskuloskletal

Tanda:

a) Penurunan massa otot

b) Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat c) Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi d) Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast Gejala:

a) Penurunan kekuatan otot b) Penurunan densitas tulang c) Penurunan tinggi badan

(13)

f) Perubahan cara berjalan dan postur

H. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :

1. Pemerikasaan hematologi rutin 2. Urin rutin

3. Glukosa 4. Profil lipid 5. Alkalin pospat 6. Fungsi hati 7. Fungsi ginjal 8. Fungsi tiroid

9. Pemeriksaan feses rutin

I. Pengkajian

Perawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku sosial pada lansia

a. Perubahan fisiologis

Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :

Sistem Temuan Normal

Integumen Warna kulit Pigmentasi berbintik/bernoda diarea yang terpajan sinar matahari, pucat meskipun tidak anemia

Kelembaba n

Kering, kondisi bersisik

(14)

Tekstur Penurunan elastisitas, kerutan, kondisi berlipat, kendur

Distribusi lemak

Penurunan jumlah lemak pada ekstremitas, peningkatan jumlah diabdomen

Rambut Penipisan rambut

Kuku Penurunan laju pertumbuhan Kepala dan

leher

Kepala Tulang nasal, wajah menajam, & angular

Mata Penurunan ketajaman penglihatan, akomodasi, adaptasi dalam gelap, sensivitas terhadpa cahaya

telinga Penurunan menbedakan nada, berkurangnya reflek ringan, pendengaran kurang

Mulut, faring

Penurunan pengecapan, aropi papilla ujung lateral lidah

leher Kelenjar tiroid nodular Thoraxs &

paru-paru

Peningkatan diameter antero-posterior, peningkatan rigitas dada, peningkatan RR dengan penurunan ekspansi paru, peningkatan resistensi jalan nafas Sist jantung &

vascular

Peningkatan sistolik, perubahan DJJ saat istirahat, nadi perifer mudah dipalpasi, ekstremitas bawah dingin

Payudara Berkurangnnya jaringan payudara, kondisi menggantung dan mengendur

Sist pencernaan Penurunan sekresi keljar saliva, peristatik, enzim digestif, konstppasi

(15)

pria Penurunan testosteron, jumlah sperma, testis

Sist perkemihan Penurunan filtrasi renal, nokturia, penurunan kapasitas kandung kemih, inkontenensia

wanita Inkontenensia urgensi & stress, penurunan tonus otot perineal pria Sering berkemih & retensi urine. Sist

muskoloskeleta l

Penurunan masa & kekuatan otot, demineralisasi tulang, pemendekan fosa karena penyempitan rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi, rentang gerak Sist neorologi Penurunan laju reflek, penurunan

kemampuan berespon terhadap stimulus ganda, insomia, periode tidur singkat

 Pengkajian status fungsional :

Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan.

Tingkat Kemandirian Lansia :

A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan mandi

(16)

C : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

D : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

E : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan

F : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil

G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

b. Perubahan Kognitif

Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi secara nyata (ebersole &hess, 1994)

Pengkajian status kognitif

SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)

Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemam[uan matematis.

MMSE (mini mental state exam)

Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan leboh lanjut.

Inventaris Depresi Bec

Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejala

c. Perubahan psikososial

(17)

Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia.

 Pengkajian Sosial

Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkat

kesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.

A : Adaptation P : Partnership G :Growth A :Affection R : Resolve

 Keamanan Rumah

Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang harus diperhatikan :

 Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari

 Jalan bersih

 Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat

 Alas kaki stabil dan anti slip

 Kain anti licin atau keset

 Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi

J. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011 (Berdasarkan NANDA 2011)

 Defisit perawatan diri : berpakaian, makan, eliminasi

 Gangguan sensori persepsi (tipe penglihatan, pendengaran, taktil, olfaktori)

(18)

 Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbetasan kognitif, salah interpretasi, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak familier dengan sumber informasi

 Resiko cedera

 Hambatan interaksi sosial

 Kerusakan memori

DAFTAR PUSTAKA

Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic

ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC

Potter dan Perry. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Psychologymania. (2012). Pengertian-lansia-lanjut-usia. Diakses pada hari Senin, 01 April, 2013. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-usia.html

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Etiologi dari campak adalah measles virus (MV) atau virus campak yang merupakan agen penyebab dengan proses replikasi terjadi di organ limfoid dan menyebabkan kematian pada anak

(3) Dalam hal tiket transportasi tidak diperoleh, Pejabat Negara/Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tidak Tetap dan selain Pejabat Negara/Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Tidak Tetap

signifikan dalam memahami kebutuhan pangsa pasar, serta memupuk hubungan yang baik antara kedua belah pihak (perusahaan dan customer) sehingga customer akan royal

Berdasarkan.hasil uji hipotesis ke 3 didapatkan r hitung 0,542 &gt; dari r tabel 0,244 dengan demikian hipotesis ke 3 yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas

1) Pelaksanaan pengamatan observasi dengan memakai format yang sudah disiapkan. 2) Menganalisis terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Observasi yang dilakukan pada

Tulisan ini hendak memberikan legal problem solving terhadap permasalahan penumpukan perkara pidana di Indonesia yang hingga saat ini belum mampu terpecahkan,

Pembuktian motivasi, minat dan hasil belajar siswa yang baik terhadap pembelajaran matematiaka materi matriks inilah yang menjadi sasaran utama peneliti untuk