• Tidak ada hasil yang ditemukan

28 pola asuh orang tua dalam melatih kemandirian anak usia balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "28 pola asuh orang tua dalam melatih kemandirian anak usia balita"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA BALITA

(Study deskriptif di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013)

Suhariati

Akademi Kebidanan Pamenang Pare, Kediri

ABSTRAK

Kemandirian anak balita sangat penting untuk menentukan perkembangan sosialisasi di masa depan, hal ini tidak lepas dari peran penting orang tua khususnya dalam memberikan pola pengasuhan yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Asuh Orang Tua dalam melatih kemandirian anak usia balita. Desain penelitian yang digunakan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare kabupaten Kediri, dengan jumlah sampel 21 responden yang dipilih dengan tekhnik Total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan observasi SDIDTK. Hasil penelitian diperoleh dari 21 responden pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh sangat baik 16 responden (76%), baik 5 responden (24%). Memiliki tipe pola asuh Otoriter 4 responden (19%), demokratis 16 responden(76%), permissif 1 responden (5%), dan perkembangan kemandirian anak yang sesuai 17 responden (81%), ada penyimpangan 4 responden (19%). Jika pola pengasuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak, maka pembentukan kemandirian akan berjalan dengan optimal. Disarankan perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang cara mengasuh anak, agar kemandirian anak dapat berjalan dengan optimal.

Kata Kunci : Pola asuh, Kemandirian

ABSTRACT

Children independence for children under five year is very important to determine the development of socialization in the future, this can’t be separated from their parents important role in providing appropriate parenting. This study aims to determine Parenting Patterns In Drilling Children Independence For Children Aged Under Five. The study design used descriptive type. The research was conducted in Tauladan Early Childhood Education in Tulungrejo Village, District Pare, Kediri, with a sample of 21 respondents who were selected with Total sampling techniques. SDIDTK Observation and questionair were used as tools to gather data collection.The results were obtained from 21 respondents meeting the needs of children in a very good upbringing, 16 respondents (76%), both 5 respondents (24%). The 4 respondents were with authoritarian parenting (19%), while democratic 16 respondents (76%), also permissif 1 respondent (5%), and the corresponding development of the children independence 17 respondents (81%), there was a deviation 4 respondents (19%). If the pattern of care provided meet with the needs of children, the establishment would be run with optimal independence. It should be more understanding about parenting, in optimizing children independence.

(2)

PENDAHULUAN

Anak merupakan generasi penerus

bangsa dan sebagai salah satu tolak ukur

bagi perkembangan negaranya, masa

depan bangsa ditentukan oleh kualitas

anak pada masa sekarang, sehingga

apabila seorang anak memiliki

pertumbuhan dan perkembangan secara

optimal, hal tersebut akan berdampak

sangat baik bagi kesejahteraan bangsa

dan negaranya. Melihat pentingnya

peran seorang anak untuk bangsa ini,

dibutuhkan perhatian khusus untuk

mengontrol tumbuh kembangnya dalam

setiap periode agar kualitas bangsa

dimasa depan berkualitas dengan baik.

Periode penting dalam tumbuh

kembang anak adalah masa balita, usia

balita adalah masa emas “The Golden

Years” dimana pada masa ini

pertumbuhan fisik, perkembangan

motorik, intelektual, bahasa, emosional,

dan sosial berlangsung dengan sangat

cepat dan merupakan landasan

perkembangan selanjutnya,

perkembangan moral serta dasar- dasar

kepribadian dibentuk pada masa ini

(Soetjiningsih, 2002).

Salah satu aspek penting dalam

perkembangan anak adalah

perkembangan kemandirian, kemampuan

seseorang untuk tidak bergantung pada

orang lain dan bertanggung jawab atas

dirinya sendiri, kemandirian sangat

penting untuk menentukan

perkembangan sosialisasi anak. Hal ini

tidak lepas dari pengaruh keluarga

terutama orang tua, anak yang memiliki

perkembangan kemandirian yang baik

akan lebih percaya diri, lebih bahagia,

populer dan sukses di sekolah, mereka

lebih mampu untuk menjalin hubungan

yang baik dengan orang lain dan hal ini

akan berdampak baik untuk kehidupan

selanjutnya (Desmita, 2009)

Penelitian yang dilakukan oleh

Nurjayanto (2006) menunjukkan bahwa

pada usia 2-4 tahun 74% anak memiliki

ketergantungan yang sangat besar pada

orang tuanya terutama dalam melakukan

interaksi dengan orang lain dan

lingkungan disekitarnya.

Sebuah hasil survey yang

dilakukan melalui program kementrian

kesehatan dalam rangka hari anak

nasional di DKI Jakarta, dari 476 anak

yang diberikan pelayanan DDTK

ditemukan 57 (11,9%) anak dengan

kelainan tumbuh kembang, banyak anak

yang tumbuh kembang dan perilakunya

tidak sesuai karena orangtua kurang

memahami masalah tumbuh kembang

anak, dan akibat dari pola asuh yang

(3)

bahwa orang tua memiliki peranan yang

sangat penting dalam proses tumbuh

kembang anak dan balita. (Ihwansidiq,

2011)

Berdasarkan data yang diperoleh

dari Dinas kesehatan Jawa Timur

menyebutkan bahwa di Kabupaten

Kediri yang mempunyai jumlah balita

dan anak prasekolah 125,728 hanya

dilakukan deteksi dini tumbuh kembang

pada 50,698 balita dan anak prasekolah,

hal ini menunjukkan bahwa belum

dilakukan deteksi dengan tepat sehingga

tidak bisa diketahui jumlah anak dengan

kelainan tumbuh kembang yang

sesungguhnya (Dinas kesehatan Jawa

timur, 2004). Dari hasil study

pendahuluan yang dilakukan peneliti di

PAUD Tauladan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dari 8

anak diketahui bahwa 5 anak tidak dapat

menjalin hubungan baik dengan teman,

selalu bergantung pada orang tua,

menunjukkan sikap tertutup dan kurang

memperdulikan hal disekitarnya dan 3

anak memiliki sikap ramah, dapat

menjalin hubungan baik dengan orang

lain, tidak mementingkan diri sendiri,

mau bermain dengan temannya dan

terbuka. Juga didapatkan data melalui

wawancara bahwa pada 4 ibu balita

belum memahami tentang periode

perkembangan balita mereka, para ibu

tersebut kurang mengerti apa yang harus

mereka lakukan untuk mengoptimalkan

perkembangan balita mereka sesuai

umur balita tersebut.

Walaupun hampir setiap orang

tua menyayangi anaknya, tetapi ada

sebagian yang belum mampu

memberikan pola asuh yang sesuai bagi

anak mereka. Selama ini pola asuh yang

diberikan terlalu protektif (Otoriter),

pemaksaan keinginan orang tua secara

berlebihan, tanpa memperhatikan

kebutuhan bermain anak dapat

berdampak negatif bagi

perkembangannya. Orang tua yang

menerapkan pola asuh otoriter atau

permisif, maka anaknya akan memiliki

hambatan kecerdasan dan egois,

sedangkan orang tua yang memberikan

pola asuh yang demokratis maka

anaknya akan memiliki moral yang

tinggi, kematangan psikososial,

kemandirian dan bertanggung

jawab.(Sujiono, 2005). Pengabaian

terhadap perkembangan kemandirian

anak akan berdampak buruk, akibatnya

anak akan tumbuh menjadi anak yang

tertutup dan cenderung menjadi individu

yang terlibat dalam perilaku negatif

(4)

obat-obatan terlarang, dan episode kekerasan

dengan orang lain (Dwi, 2010).

Berdasarkan latar belakang diatas

peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “ Pola asuh orang tua

dalam melatih kemandirian anak usia

balita di PAUD tauladan desa

Tulungrejo kecamatan Pare kabupaten

Kediri Tahun 2013 “.

METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis deskriptif.

Waktu pengumpulan data dilaksanakan

pada Bulan April 2013 dan tempat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah di

PAUD Tauladan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu dan anak usia balita di

kelas PAUD Tauladan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang

berjumlah 28 anak balita. Pada

penelitian ini sample yang diambil

adalah sebagian dari Ibu balita dan anak

usia balita yang ada di PAUD Tauladan

Desa Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri sebanyak 21

responden. Tehnik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

Accidental sampling.

Penelitian ini hanya

menggunakan satu variabel yaitu

variabel tunggal. Adapun Variabel

dalam penelitian ini adalah Pola

Asuh Orang Tua dalam Melatih

kemandirian Anak Usia balita.

HASIL PENELITIAN

1. Data umum

A. Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur ibu

5%

81%

14% < 20

t ahun 20-35 t ahun > 35 t ahun

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ibu balita di PAUD Tauladan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari

21 responden ibu balita sebagian

besar responden berusia 20-35

tahun sebanyak 17 responden

(81%).

(5)

10%

90%

36-<48 bulan

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur balita di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan Gambar 4.2

diatas menunjukkan bahwa dari

21 responden sebagian besar

umur balita sejumlah 19 anak

(90%) berumur 48- 60 bulan.

C. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Gambar 4.3 Karakteristik

Gambar 4.3 Karakteristik

Responden Berdasarkan Agama ibu balita di PAUD Tauladan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan diatas

menunjukkan bahwa dari 21

responden sebagian besar responden

ibu balita (81%), beragama Islam yaitu sebanyak 17 responden .

D. Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat pendidikan

Gambar 4.4 Karakteristik

Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan ibu balita di PAUD

Tauladan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri tahun 2013

Berdasarkan Gambar 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 21 responden sebagian besar responden Pendidikan SLTA sebanyak 13 responden (62%)

E. Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis pekerjaan

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan di PAUD Tauladan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan gambar 4.5 diatas

menunjukkan bahwa dari 21

81% 19%

Islam Kr isten

62%

29% 9%

SLTA PT SLTP

52%

24% 24%

(6)

responden ibu balita sebagian besar responden (52%) pekerjaan ibu swasta yaitu sebanyak 11 responden.

F. Karakteristik Responden

Berdasarkan Jumlah anak

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah anak ibu balita di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan gambar 4.6 diatas

menunjukkan bahwa dari 21

responden ibu balita sebagian besar responden berjumlah 9 orang (43%) mempunyai 1 anak

2. Data Khusus

a. Pemenuhan Kebutuhan Anak dalam Pola Asuh

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tentang pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 4.1

menunjukkan bahwa dari 21

responden ibu balita sebagian besar responden memberikan kebutuhan anak dalam pola asuh dengan sangat baik (76%) yaitu sejumlah 16 responden, dan dengan baik sejumlah 9 responden (24%), Cukup baik 0 responden, dan kurang baik 0 responden.

b. Tipe Pola asuh orang tua

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Tipe Pola asuh orang tua di

PAUD Tauladan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Tipe Pola Asuh Frekuensi Prosentase (%) Otoriter 4 19% Demokratis 16 76% Permissif 1 5% Jumlah 21 100%

Berdasarkan Tabel 4.2

menunjukkan bahwa dari 21

responden sebagian besar

responden ibu balita memiliki

tipe pola asuh demokratis

sebanyak 16 responden (76%),

Tipe pola asuh Otoriter sebanyak

4 responden(19%), dan sebagian

kecil memiliki tipe pola asuh

Permissif sejumlah 1 responden

(5%).

c. Perkembangan Kemandirian

anak usia Balita

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi

Perkembangan Kemandirian

anak usia balita di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo

Pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh

Frekuensi Prosentase (%)

(7)

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013

Kemampuan Sosialisasi

dan Kemandirian

Frekuensi Prosentase (%)

Sesuai 17 81%

Meragukan 4 19%

Ada

penyimpangan 0 0%

Jumlah 21 100%

Berdasarkan Tabel 4.3

menunjukkan bahwa dari 21

responden anak balita sebagian

besar anak perkembangan

kemampuan sosialisasi dan

kemandirian sesuai (81%)

sebanyak 17 anak, Meragukan

sebanyak 4 anak (19%) dan tidak

ada anak yang perkembangan

kemandirian dan sosialisasinya

tidak sesuai atau ada

penyimpangan.

PEMBAHASAN

1. Pemenuhan Kebutuhan anak dalam

pola asuh

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti dari 21

responden ibu balita sebagian besar

telah memberikan pemenuhan

kebutuhan anak dalam pola asuh

dengan sangat baik berjumlah 16

responden (76%), dari total 21

responden.

Ada banyak hal yang harus

diperhatikan orang tua dalam

memenuhi kebutuhan anak dalam

pola asuh antara lain memberikan

kasih sayang dan rasa aman:

hendaknya orang tua tidak

membedakan diantara anak anaknya,

karena jika anak tidak mendapatkan

kasih sayang dan rasa aman yang

memadai maka ia akan tumbuh

menjadi pribadi yang hanya mencintai

diri sendiri dan apatis terhadap orang

lain( Almahira, 2004).

Memberikan teladan yang baik :

Teladan yang baik merupakan

fundamental dalam membentuk anak

dalam segi agama maupun akhlak,

Tauladan yang baik dari orang

terdekat akan ditirunya, jika anak

tumbuh dalam keburukan maka kelak

dapat dipastikan dia akan menjadi

pribadi yang buruk dan tercela.

Menanamkan disiplin :

mengajarkan anak pada setiap

peraturan dapat membantu untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan

dan berperilaku sosial, sehingga anak

dapat belajar menghormati dan

mendisiplinkan diri mereka dalam

segala segi kehidupan.

Membangkitkan rasa percaya diri

(8)

membina rasa percaya diri dan

tanggung jawab dapat dilakukan

dengan memberikan kesempatan

kepada anak untuk menyampaikan

pendapatnya, mengaktualisasikan diri

dan memberikan dorongan dan

bertanggung jawab agar dapat

mengerjakan urusannya sendiri.

Mengenalkan akhlak dan Adab :

pada masa balita anak telah belajar

untuk membedakan antara yang baik

dan yang buruk untuk itu pengenalan

akhlak dan adab dapat diterapkan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi

pola asuh adalah sosial ekonomi,

lingkungan sosial, pendidikan, nilai

agama, kepribadian dan jumlah anak

(Baumrind, 2008). Didapatkannya

sebagian besar responden ibu balita

telah memenuhi kebutuhan anak

dalam pola asuh dengan sangat baik

dapat disebabkan oleh berbagai faktor

seperti dikemukakan diatas.

Dilihat dari faktor sosial ekonomi

sebagian besar ibu balita yang

mempunyai pekerjaan yaitu 16

responden (76%) dari total 21

responden. Pada umumnya orang tua

yang hidup dalam kemiskinan

cenderung menjadi cemas, depresi

dan mudah marah, mereka bisa

menjadi kurang penuh kasih sayang,

menerapkan disiplin dengan tidak

konsisten dan cenderung

sewenang-wenang, pada akhirnya anak akan

kurang percaya diri dan memiliki

prestasi sekolah dan sosialisasi yang

buruk.

2. Tipe Pola Asuh Orang tua

Berdasarkan hasil Penelitian

yang telah dilakukan peneliti,

sebagian besar ibu balita mempunyai

tipe pola asuh demokratis (76%)

sejumlah 16 responden dari total 21

responden ibu balita.

Pola asuh demokratis merupakan

gaya pengasuhan yang

memperlibatkan pengawasan ketat

terhadap tingkah laku anak, tetapi

mereka juga bersikap responsif,

menghargai dan menghormati

pemikiran, perasaan serta

mengikutsertakan anak dalam

mengambil keputusan. Gaya

pengasuhan ini juga diasosiasikan

dengan rasa harga diri yang tinggi

(high self- esteem), memiliki moral yang tinggi, kematangan psikososial,

kemandirian, sukses dalam belajar

dan bertanggung jawab secara sosial.

Jika dilihat kembali sebagian

besar ibu balita memiliki tipe pola

asuh demokratis sehingga bisa

(9)

pengendalian kemandirian anak sudah

baik, sehingga anak mempunyai

keberanian untuk berinisiatif dan

kreatif juga mudah dalam

menyesuaikan diri ditunjang dari

sebagian besar jumlah anak balita

yang memiliki kemandirian yang

sesuai dengan perkembangannya

sejumlah 17 anak dari total 21 anak

balita.

Ditunjang dari pendidikan

responden dimana sebagian besar

responden berpendidikan SMA

berjumlah 13 responden (62%). Pada

umumnya latar belakang pendidikan

orang tua dapat mempengaruhi pola

pikir orang tua baik formal maupun

non formal juga berpengaruh pada

aspirasi atau harapan orang tua

kepada anaknya, jika dilihat kembali

pendidikan responden sebagian besar

SMA maka jenjang pendidikan ilmu

tidak rendah, namun juga tidak tinggi

dan dapat diasumsikan bahwa

kemampuannya untuk menerima dan

memahami informasi sudah cukup

baik dan dapat dikatakan bahwa pola

pikir responden cukup baik sehingga

didikan dan bimbingan yang

diberikan juga cukup baik. Oleh

karena itu pengasuhan yang mereka

berikan sudah sesuai dengan

kebutuhan anak.

Disamping itu agama yang dianut

orang tua juga mempengaruhi tipe

pola asuh yang dimiliki, dapat dilihat

bahwa sebagian besar responden ibu

balita beragama islam sebanyak 17

responden (81%), dan sebagian kecil

beragama kristen sejumlah 4

responden (19%). Nilai agama yang

dianut orang tua juga mnjadi hal

penting yang ditanamkan orang tua

pada anak, melihat norma dan nilai

religius yang harus dimiliki sejak dini.

Dapat dipastikan seluruh responden

ibu balita memiliki kepercayaan dan

agama yang dianut sehingga dapat

dikatakan pengasuhan yang mereka

berikan dalam hal norma agama

sangat baik.

Hal lain yang mempengaruhi

pola asuh adalah jumlah anak dimana

sebagian besar responden memiliki 1

anak sejumlah 9 orang (43%). Telah

diketahui jumlah anak yang dimiliki

orang tua akan mempengaruhi pola

asuh yang di terapkan orang tua,

semakin banyak jumlah anak dalam

keluarga, maka ada kecenderungan

bahwa orang tua tidak begitu

menerapkan pola pengasuhan secara

(10)

dan waktunya terbagi antara anak satu

dengan anak yang lainnya. Dapat

dilihat kembali sebagian besar

responden yang mempunyai 1 anak,

dapat diasumsikan bahwa anak

mereka telah mendapatkan

pengasuhan yang baik dan perhatian

yang maksimal dari orang tua mereka.

3. Perkembangan kemandirian anak usia

balita

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui

kemandirian anak usia balita yang

temasuk kategori mandiri (81%)

sebanyak 17 anak dari total 21 anak

usia balita.

Menurut Hurlock kemandirian

seorang anak diperkuat melalui proses

sosialisasi yang terjadi antara anak

dan teman sebaya. Melalui hubungan

dengan teman anak belajar berfikir

secara mandiri dan mengambil

keputusan sendiri.

Menurut Soetjiningsih yang

dikutip Mu’tadin (2002) faktor-faktor

yang mempengaruhi kemandirian

meliputi faktor internal: faktor yang

ada pada diri anak yaitu Emosi dan

intelektual. Faktor eksternal adalah

faktor yang ada dari luar diri anak itu

sendiri meliputi Lingkungan (

Sekolah, teman dan keluarga),

Karakteristik sosial (misalnya tingkat

kemandirian anak dari keluarga

miskin berbeda dengan anak dari

keluarga kaya), Stimulasi, Pola Asuh

(Pola pengasuhan yang berbeda juga

dapat mempengaruhi tingkat

kemandirian anak), Cinta dan Kasih

sayang, Interaksi anak dan pendidikan

orang tua.

Dari berbagai faktor, yang paling

utama adalah keluarga. Karena waktu

terbanyak yaitu bersama keluarga

khususnya orang tua, karena orang tua

merupakan pendidikan utama yang

berpengaruh besar terhadap kualitas

anak di masa depan, sehingga peran

orang tua sebagai pengasuh sangat

diperlukan bagi anak sebagai penguat

perilaku yang telah dilakukannya,

oleh karena itu pola pengasuhan

adalah hal yang sangat penting dalam

pembentukan kemandirian anak.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pemenuhan kebutuhan anak

dalam pola asuh di PAUD Tauladan

Desa Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten kediri dari 21 responden

sebagian besar sejumlah 16

responden (76%) memberikan

dengan sangat baik. Pola asuh yang

(11)

PAUD Tauladan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

sebagian besar memiliki tipe pola

asuh demokratis sejumlah 16

responden (76%) dari total 21

responden.Perkembangan

kemandirian anak usia balita di

PAUD Tauladan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

sebagian besar sesuai sebanyak 17

anak (81%) dari total 21 anak.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan untuk

menyebarluaskan hasil penelitian

ini sebagai bahan bacaan bagi

mahasiswa kebidanan, sebagai

referensi ilmiah dan untuk

menambah wawasan guna

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan

dapat menambah informasi bagi

masyarakat, ibu-ibu balita pada

khususnya, dan diharapkan

adanya sikap meningkatnya

tingkat pengetahuan tentang cara

mengasuh anak mereka sehingga

pertumbuhan dan perkembangan,

khususnya kemandirian dan

sosialisasi dapat berjalan dengan

optimal.

3. Bagi Lembaga kesehatan

Diharapkan untuk dapat

melakukan deteksi dini tumbuh

kembang anak secara tepat dan

teratur agar dapat diketahui

secara dini adanya penyimpangan

tumbuh kembang pada anak.

4. Bagi tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan

dapat menjadi masukan untuk ibu

balita khususnya agar selalu

memberikan pemenuhan

kebutuhan anak dan pola

pengasuhan dengan baik dan

tepat sesuai tahapan usia anak

agar perkembangan anak dapat

berjalan dengan sesuai dan

optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D ( 2011 ). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika

Arnita . (2006),Kontroversi Seputar Perkembangan Anak. www.majalah-farmacia.com (diakses tanggal 30 Januari 2012).

Bahiyatun. (2011). Buku Ajar Bidan : Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta : EGC

Baumrind. (2008). Parenting Style. www. Athealth.com (Download : 31 Desember 2012)

Cooper, Janice L. (2009). The Needs of

Young Child, www.nccp.org.

(12)

Depkes RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi & Intervensi Dini, Tumbuh Kembang Anak di

Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dasar : Jakarta

Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang Anak

Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta Depkes RI

Depkes RI. (2007). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang Anak

Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta Depkes RI

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Drs. Zulkifli L. (2009). Psikologi

Hasan, Maimunah. (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : DIVA Press

Hidayat, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, Elizabeth. (2005). Perkembangan Anak Jilid I. Erlangga : PT. Gelora Aksara Pratama

Mhudani. (2011). Pengertian Pola Asuh Orang Tua. http://id.shvoong.com.

(download : 30 Desember 2012

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam.(2008).Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika

Ryadi, Sujono. (2012). Tumbang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sariono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Soetjiningsih. (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Sugiono.(2005).Statistika Untuk

Penelitian.Bandung : Alfabeta

Sugiono.(2009).Statistika Untuk

Penelitian.Bandung : Alfabeta

Sugiono. (2010). Statustika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiono.(2011).Statistika Untuk

Penelitian.Bandung : Alfabeta

Sulistyo, D. (2011). Pertumbuhan P erkembahngan Anak dan Remaja. Jakarta : Trans Info Media

Thoha, Chabib. (2006). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar (IKAPI).

Wikipedia. (2011). Parenting style. www.wikipedia .org. (diakses tanggal 1 Juni 2012)

(13)

Gambar

Gambar 4.1
Gambar 4.2 Karakteristik
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi dari aplikasi ini adalah untuk memasukan data barang masuk dan data barang keluar , pada aplikasi ini proses penginputan data barang dilakukan dengan cara memasukan

Sementara itu, peubah-peubah yang memberikan pengaruh tidak langsung terhadap ekspor produk pertanian adalah investasi privat di Sektor Pertanian (I 1P ) dengan koefisien baku

Kegiatan pengabdian berupa Iptek bagi Masyarakat (IbM) kepada kelompok wanita tani (KWT) pembudidaya dan pengolah tanaman lidah buaya (Aloe vera) Citra Mandiri

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perbedaan konsentrasi detergen terhadap frekuensi bukaan operkulum dan kelangsungan hidup ikan mas yang terpapar

Beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kewal (2009) menemukan.. 223 bahwa menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar akan menurunkan keuntungan perusahaan,

Proses belum selesai pada sebatas ijin, namun terdapat kegitan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 12 (1) RUU tentang PPKIPT dan EBT , bahwa “Setelah mendapat izin

6 UKM-F (Unit Kegiatan Mahasiswa-Fakultas) diantaranya yaitu; JAZWA yang bergerak dalam bidang keagamaan, ESENSI yang bergerak dibidang jurnalistik, TEATER MOMENTO

Adapun yang selain yang tersebut di atas dari nas-nas al-Qur‟an seperti ayat-ayat yang berkenaan dengan akidah muamalah, perundang-undangan, kemasyarakatan dan akhlak,