POLA ASUH ORANG TUA DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA BALITA
(Study deskriptif di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013)
Suhariati
Akademi Kebidanan Pamenang Pare, Kediri
ABSTRAK
Kemandirian anak balita sangat penting untuk menentukan perkembangan sosialisasi di masa depan, hal ini tidak lepas dari peran penting orang tua khususnya dalam memberikan pola pengasuhan yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Asuh Orang Tua dalam melatih kemandirian anak usia balita. Desain penelitian yang digunakan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare kabupaten Kediri, dengan jumlah sampel 21 responden yang dipilih dengan tekhnik Total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan observasi SDIDTK. Hasil penelitian diperoleh dari 21 responden pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh sangat baik 16 responden (76%), baik 5 responden (24%). Memiliki tipe pola asuh Otoriter 4 responden (19%), demokratis 16 responden(76%), permissif 1 responden (5%), dan perkembangan kemandirian anak yang sesuai 17 responden (81%), ada penyimpangan 4 responden (19%). Jika pola pengasuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak, maka pembentukan kemandirian akan berjalan dengan optimal. Disarankan perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang cara mengasuh anak, agar kemandirian anak dapat berjalan dengan optimal.
Kata Kunci : Pola asuh, Kemandirian
ABSTRACT
Children independence for children under five year is very important to determine the development of socialization in the future, this can’t be separated from their parents important role in providing appropriate parenting. This study aims to determine Parenting Patterns In Drilling Children Independence For Children Aged Under Five. The study design used descriptive type. The research was conducted in Tauladan Early Childhood Education in Tulungrejo Village, District Pare, Kediri, with a sample of 21 respondents who were selected with Total sampling techniques. SDIDTK Observation and questionair were used as tools to gather data collection.The results were obtained from 21 respondents meeting the needs of children in a very good upbringing, 16 respondents (76%), both 5 respondents (24%). The 4 respondents were with authoritarian parenting (19%), while democratic 16 respondents (76%), also permissif 1 respondent (5%), and the corresponding development of the children independence 17 respondents (81%), there was a deviation 4 respondents (19%). If the pattern of care provided meet with the needs of children, the establishment would be run with optimal independence. It should be more understanding about parenting, in optimizing children independence.
PENDAHULUAN
Anak merupakan generasi penerus
bangsa dan sebagai salah satu tolak ukur
bagi perkembangan negaranya, masa
depan bangsa ditentukan oleh kualitas
anak pada masa sekarang, sehingga
apabila seorang anak memiliki
pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal, hal tersebut akan berdampak
sangat baik bagi kesejahteraan bangsa
dan negaranya. Melihat pentingnya
peran seorang anak untuk bangsa ini,
dibutuhkan perhatian khusus untuk
mengontrol tumbuh kembangnya dalam
setiap periode agar kualitas bangsa
dimasa depan berkualitas dengan baik.
Periode penting dalam tumbuh
kembang anak adalah masa balita, usia
balita adalah masa emas “The Golden
Years” dimana pada masa ini
pertumbuhan fisik, perkembangan
motorik, intelektual, bahasa, emosional,
dan sosial berlangsung dengan sangat
cepat dan merupakan landasan
perkembangan selanjutnya,
perkembangan moral serta dasar- dasar
kepribadian dibentuk pada masa ini
(Soetjiningsih, 2002).
Salah satu aspek penting dalam
perkembangan anak adalah
perkembangan kemandirian, kemampuan
seseorang untuk tidak bergantung pada
orang lain dan bertanggung jawab atas
dirinya sendiri, kemandirian sangat
penting untuk menentukan
perkembangan sosialisasi anak. Hal ini
tidak lepas dari pengaruh keluarga
terutama orang tua, anak yang memiliki
perkembangan kemandirian yang baik
akan lebih percaya diri, lebih bahagia,
populer dan sukses di sekolah, mereka
lebih mampu untuk menjalin hubungan
yang baik dengan orang lain dan hal ini
akan berdampak baik untuk kehidupan
selanjutnya (Desmita, 2009)
Penelitian yang dilakukan oleh
Nurjayanto (2006) menunjukkan bahwa
pada usia 2-4 tahun 74% anak memiliki
ketergantungan yang sangat besar pada
orang tuanya terutama dalam melakukan
interaksi dengan orang lain dan
lingkungan disekitarnya.
Sebuah hasil survey yang
dilakukan melalui program kementrian
kesehatan dalam rangka hari anak
nasional di DKI Jakarta, dari 476 anak
yang diberikan pelayanan DDTK
ditemukan 57 (11,9%) anak dengan
kelainan tumbuh kembang, banyak anak
yang tumbuh kembang dan perilakunya
tidak sesuai karena orangtua kurang
memahami masalah tumbuh kembang
anak, dan akibat dari pola asuh yang
bahwa orang tua memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses tumbuh
kembang anak dan balita. (Ihwansidiq,
2011)
Berdasarkan data yang diperoleh
dari Dinas kesehatan Jawa Timur
menyebutkan bahwa di Kabupaten
Kediri yang mempunyai jumlah balita
dan anak prasekolah 125,728 hanya
dilakukan deteksi dini tumbuh kembang
pada 50,698 balita dan anak prasekolah,
hal ini menunjukkan bahwa belum
dilakukan deteksi dengan tepat sehingga
tidak bisa diketahui jumlah anak dengan
kelainan tumbuh kembang yang
sesungguhnya (Dinas kesehatan Jawa
timur, 2004). Dari hasil study
pendahuluan yang dilakukan peneliti di
PAUD Tauladan Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dari 8
anak diketahui bahwa 5 anak tidak dapat
menjalin hubungan baik dengan teman,
selalu bergantung pada orang tua,
menunjukkan sikap tertutup dan kurang
memperdulikan hal disekitarnya dan 3
anak memiliki sikap ramah, dapat
menjalin hubungan baik dengan orang
lain, tidak mementingkan diri sendiri,
mau bermain dengan temannya dan
terbuka. Juga didapatkan data melalui
wawancara bahwa pada 4 ibu balita
belum memahami tentang periode
perkembangan balita mereka, para ibu
tersebut kurang mengerti apa yang harus
mereka lakukan untuk mengoptimalkan
perkembangan balita mereka sesuai
umur balita tersebut.
Walaupun hampir setiap orang
tua menyayangi anaknya, tetapi ada
sebagian yang belum mampu
memberikan pola asuh yang sesuai bagi
anak mereka. Selama ini pola asuh yang
diberikan terlalu protektif (Otoriter),
pemaksaan keinginan orang tua secara
berlebihan, tanpa memperhatikan
kebutuhan bermain anak dapat
berdampak negatif bagi
perkembangannya. Orang tua yang
menerapkan pola asuh otoriter atau
permisif, maka anaknya akan memiliki
hambatan kecerdasan dan egois,
sedangkan orang tua yang memberikan
pola asuh yang demokratis maka
anaknya akan memiliki moral yang
tinggi, kematangan psikososial,
kemandirian dan bertanggung
jawab.(Sujiono, 2005). Pengabaian
terhadap perkembangan kemandirian
anak akan berdampak buruk, akibatnya
anak akan tumbuh menjadi anak yang
tertutup dan cenderung menjadi individu
yang terlibat dalam perilaku negatif
obat-obatan terlarang, dan episode kekerasan
dengan orang lain (Dwi, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Pola asuh orang tua
dalam melatih kemandirian anak usia
balita di PAUD tauladan desa
Tulungrejo kecamatan Pare kabupaten
Kediri Tahun 2013 “.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis deskriptif.
Waktu pengumpulan data dilaksanakan
pada Bulan April 2013 dan tempat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah di
PAUD Tauladan Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu dan anak usia balita di
kelas PAUD Tauladan Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang
berjumlah 28 anak balita. Pada
penelitian ini sample yang diambil
adalah sebagian dari Ibu balita dan anak
usia balita yang ada di PAUD Tauladan
Desa Tulungrejo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri sebanyak 21
responden. Tehnik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Accidental sampling.
Penelitian ini hanya
menggunakan satu variabel yaitu
variabel tunggal. Adapun Variabel
dalam penelitian ini adalah Pola
Asuh Orang Tua dalam Melatih
kemandirian Anak Usia balita.
HASIL PENELITIAN
1. Data umum
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur ibu
5%
81%
14% < 20
t ahun 20-35 t ahun > 35 t ahun
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ibu balita di PAUD Tauladan Desa
Tulungrejo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari
21 responden ibu balita sebagian
besar responden berusia 20-35
tahun sebanyak 17 responden
(81%).
10%
90%
36-<48 bulan
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur balita di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 4.2
diatas menunjukkan bahwa dari
21 responden sebagian besar
umur balita sejumlah 19 anak
(90%) berumur 48- 60 bulan.
C. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Gambar 4.3 Karakteristik
Gambar 4.3 Karakteristik
Responden Berdasarkan Agama ibu balita di PAUD Tauladan Desa
Tulungrejo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri Tahun 2013
Berdasarkan diatas
menunjukkan bahwa dari 21
responden sebagian besar responden
ibu balita (81%), beragama Islam yaitu sebanyak 17 responden .
D. Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat pendidikan
Gambar 4.4 Karakteristik
Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan ibu balita di PAUD
Tauladan Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri tahun 2013
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 21 responden sebagian besar responden Pendidikan SLTA sebanyak 13 responden (62%)
E. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis pekerjaan
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan di PAUD Tauladan Desa
Tulungrejo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri Tahun 2013
Berdasarkan gambar 4.5 diatas
menunjukkan bahwa dari 21
81% 19%
Islam Kr isten
62%
29% 9%
SLTA PT SLTP
52%
24% 24%
responden ibu balita sebagian besar responden (52%) pekerjaan ibu swasta yaitu sebanyak 11 responden.
F. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jumlah anak
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah anak ibu balita di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013
Berdasarkan gambar 4.6 diatas
menunjukkan bahwa dari 21
responden ibu balita sebagian besar responden berjumlah 9 orang (43%) mempunyai 1 anak
2. Data Khusus
a. Pemenuhan Kebutuhan Anak dalam Pola Asuh
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tentang pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 4.1
menunjukkan bahwa dari 21
responden ibu balita sebagian besar responden memberikan kebutuhan anak dalam pola asuh dengan sangat baik (76%) yaitu sejumlah 16 responden, dan dengan baik sejumlah 9 responden (24%), Cukup baik 0 responden, dan kurang baik 0 responden.
b. Tipe Pola asuh orang tua
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Tipe Pola asuh orang tua di
PAUD Tauladan Desa
Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013
Tipe Pola Asuh Frekuensi Prosentase (%) Otoriter 4 19% Demokratis 16 76% Permissif 1 5% Jumlah 21 100%
Berdasarkan Tabel 4.2
menunjukkan bahwa dari 21
responden sebagian besar
responden ibu balita memiliki
tipe pola asuh demokratis
sebanyak 16 responden (76%),
Tipe pola asuh Otoriter sebanyak
4 responden(19%), dan sebagian
kecil memiliki tipe pola asuh
Permissif sejumlah 1 responden
(5%).
c. Perkembangan Kemandirian
anak usia Balita
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
Perkembangan Kemandirian
anak usia balita di PAUD Tauladan Desa Tulungrejo
Pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh
Frekuensi Prosentase (%)
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2013
Kemampuan Sosialisasi
dan Kemandirian
Frekuensi Prosentase (%)
Sesuai 17 81%
Meragukan 4 19%
Ada
penyimpangan 0 0%
Jumlah 21 100%
Berdasarkan Tabel 4.3
menunjukkan bahwa dari 21
responden anak balita sebagian
besar anak perkembangan
kemampuan sosialisasi dan
kemandirian sesuai (81%)
sebanyak 17 anak, Meragukan
sebanyak 4 anak (19%) dan tidak
ada anak yang perkembangan
kemandirian dan sosialisasinya
tidak sesuai atau ada
penyimpangan.
PEMBAHASAN
1. Pemenuhan Kebutuhan anak dalam
pola asuh
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti dari 21
responden ibu balita sebagian besar
telah memberikan pemenuhan
kebutuhan anak dalam pola asuh
dengan sangat baik berjumlah 16
responden (76%), dari total 21
responden.
Ada banyak hal yang harus
diperhatikan orang tua dalam
memenuhi kebutuhan anak dalam
pola asuh antara lain memberikan
kasih sayang dan rasa aman:
hendaknya orang tua tidak
membedakan diantara anak anaknya,
karena jika anak tidak mendapatkan
kasih sayang dan rasa aman yang
memadai maka ia akan tumbuh
menjadi pribadi yang hanya mencintai
diri sendiri dan apatis terhadap orang
lain( Almahira, 2004).
Memberikan teladan yang baik :
Teladan yang baik merupakan
fundamental dalam membentuk anak
dalam segi agama maupun akhlak,
Tauladan yang baik dari orang
terdekat akan ditirunya, jika anak
tumbuh dalam keburukan maka kelak
dapat dipastikan dia akan menjadi
pribadi yang buruk dan tercela.
Menanamkan disiplin :
mengajarkan anak pada setiap
peraturan dapat membantu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan berperilaku sosial, sehingga anak
dapat belajar menghormati dan
mendisiplinkan diri mereka dalam
segala segi kehidupan.
Membangkitkan rasa percaya diri
membina rasa percaya diri dan
tanggung jawab dapat dilakukan
dengan memberikan kesempatan
kepada anak untuk menyampaikan
pendapatnya, mengaktualisasikan diri
dan memberikan dorongan dan
bertanggung jawab agar dapat
mengerjakan urusannya sendiri.
Mengenalkan akhlak dan Adab :
pada masa balita anak telah belajar
untuk membedakan antara yang baik
dan yang buruk untuk itu pengenalan
akhlak dan adab dapat diterapkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
pola asuh adalah sosial ekonomi,
lingkungan sosial, pendidikan, nilai
agama, kepribadian dan jumlah anak
(Baumrind, 2008). Didapatkannya
sebagian besar responden ibu balita
telah memenuhi kebutuhan anak
dalam pola asuh dengan sangat baik
dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti dikemukakan diatas.
Dilihat dari faktor sosial ekonomi
sebagian besar ibu balita yang
mempunyai pekerjaan yaitu 16
responden (76%) dari total 21
responden. Pada umumnya orang tua
yang hidup dalam kemiskinan
cenderung menjadi cemas, depresi
dan mudah marah, mereka bisa
menjadi kurang penuh kasih sayang,
menerapkan disiplin dengan tidak
konsisten dan cenderung
sewenang-wenang, pada akhirnya anak akan
kurang percaya diri dan memiliki
prestasi sekolah dan sosialisasi yang
buruk.
2. Tipe Pola Asuh Orang tua
Berdasarkan hasil Penelitian
yang telah dilakukan peneliti,
sebagian besar ibu balita mempunyai
tipe pola asuh demokratis (76%)
sejumlah 16 responden dari total 21
responden ibu balita.
Pola asuh demokratis merupakan
gaya pengasuhan yang
memperlibatkan pengawasan ketat
terhadap tingkah laku anak, tetapi
mereka juga bersikap responsif,
menghargai dan menghormati
pemikiran, perasaan serta
mengikutsertakan anak dalam
mengambil keputusan. Gaya
pengasuhan ini juga diasosiasikan
dengan rasa harga diri yang tinggi
(high self- esteem), memiliki moral yang tinggi, kematangan psikososial,
kemandirian, sukses dalam belajar
dan bertanggung jawab secara sosial.
Jika dilihat kembali sebagian
besar ibu balita memiliki tipe pola
asuh demokratis sehingga bisa
pengendalian kemandirian anak sudah
baik, sehingga anak mempunyai
keberanian untuk berinisiatif dan
kreatif juga mudah dalam
menyesuaikan diri ditunjang dari
sebagian besar jumlah anak balita
yang memiliki kemandirian yang
sesuai dengan perkembangannya
sejumlah 17 anak dari total 21 anak
balita.
Ditunjang dari pendidikan
responden dimana sebagian besar
responden berpendidikan SMA
berjumlah 13 responden (62%). Pada
umumnya latar belakang pendidikan
orang tua dapat mempengaruhi pola
pikir orang tua baik formal maupun
non formal juga berpengaruh pada
aspirasi atau harapan orang tua
kepada anaknya, jika dilihat kembali
pendidikan responden sebagian besar
SMA maka jenjang pendidikan ilmu
tidak rendah, namun juga tidak tinggi
dan dapat diasumsikan bahwa
kemampuannya untuk menerima dan
memahami informasi sudah cukup
baik dan dapat dikatakan bahwa pola
pikir responden cukup baik sehingga
didikan dan bimbingan yang
diberikan juga cukup baik. Oleh
karena itu pengasuhan yang mereka
berikan sudah sesuai dengan
kebutuhan anak.
Disamping itu agama yang dianut
orang tua juga mempengaruhi tipe
pola asuh yang dimiliki, dapat dilihat
bahwa sebagian besar responden ibu
balita beragama islam sebanyak 17
responden (81%), dan sebagian kecil
beragama kristen sejumlah 4
responden (19%). Nilai agama yang
dianut orang tua juga mnjadi hal
penting yang ditanamkan orang tua
pada anak, melihat norma dan nilai
religius yang harus dimiliki sejak dini.
Dapat dipastikan seluruh responden
ibu balita memiliki kepercayaan dan
agama yang dianut sehingga dapat
dikatakan pengasuhan yang mereka
berikan dalam hal norma agama
sangat baik.
Hal lain yang mempengaruhi
pola asuh adalah jumlah anak dimana
sebagian besar responden memiliki 1
anak sejumlah 9 orang (43%). Telah
diketahui jumlah anak yang dimiliki
orang tua akan mempengaruhi pola
asuh yang di terapkan orang tua,
semakin banyak jumlah anak dalam
keluarga, maka ada kecenderungan
bahwa orang tua tidak begitu
menerapkan pola pengasuhan secara
dan waktunya terbagi antara anak satu
dengan anak yang lainnya. Dapat
dilihat kembali sebagian besar
responden yang mempunyai 1 anak,
dapat diasumsikan bahwa anak
mereka telah mendapatkan
pengasuhan yang baik dan perhatian
yang maksimal dari orang tua mereka.
3. Perkembangan kemandirian anak usia
balita
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
kemandirian anak usia balita yang
temasuk kategori mandiri (81%)
sebanyak 17 anak dari total 21 anak
usia balita.
Menurut Hurlock kemandirian
seorang anak diperkuat melalui proses
sosialisasi yang terjadi antara anak
dan teman sebaya. Melalui hubungan
dengan teman anak belajar berfikir
secara mandiri dan mengambil
keputusan sendiri.
Menurut Soetjiningsih yang
dikutip Mu’tadin (2002) faktor-faktor
yang mempengaruhi kemandirian
meliputi faktor internal: faktor yang
ada pada diri anak yaitu Emosi dan
intelektual. Faktor eksternal adalah
faktor yang ada dari luar diri anak itu
sendiri meliputi Lingkungan (
Sekolah, teman dan keluarga),
Karakteristik sosial (misalnya tingkat
kemandirian anak dari keluarga
miskin berbeda dengan anak dari
keluarga kaya), Stimulasi, Pola Asuh
(Pola pengasuhan yang berbeda juga
dapat mempengaruhi tingkat
kemandirian anak), Cinta dan Kasih
sayang, Interaksi anak dan pendidikan
orang tua.
Dari berbagai faktor, yang paling
utama adalah keluarga. Karena waktu
terbanyak yaitu bersama keluarga
khususnya orang tua, karena orang tua
merupakan pendidikan utama yang
berpengaruh besar terhadap kualitas
anak di masa depan, sehingga peran
orang tua sebagai pengasuh sangat
diperlukan bagi anak sebagai penguat
perilaku yang telah dilakukannya,
oleh karena itu pola pengasuhan
adalah hal yang sangat penting dalam
pembentukan kemandirian anak.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan anak
dalam pola asuh di PAUD Tauladan
Desa Tulungrejo Kecamatan Pare
Kabupaten kediri dari 21 responden
sebagian besar sejumlah 16
responden (76%) memberikan
dengan sangat baik. Pola asuh yang
PAUD Tauladan Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
sebagian besar memiliki tipe pola
asuh demokratis sejumlah 16
responden (76%) dari total 21
responden.Perkembangan
kemandirian anak usia balita di
PAUD Tauladan Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
sebagian besar sesuai sebanyak 17
anak (81%) dari total 21 anak.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Disarankan untuk
menyebarluaskan hasil penelitian
ini sebagai bahan bacaan bagi
mahasiswa kebidanan, sebagai
referensi ilmiah dan untuk
menambah wawasan guna
penelitian selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan
dapat menambah informasi bagi
masyarakat, ibu-ibu balita pada
khususnya, dan diharapkan
adanya sikap meningkatnya
tingkat pengetahuan tentang cara
mengasuh anak mereka sehingga
pertumbuhan dan perkembangan,
khususnya kemandirian dan
sosialisasi dapat berjalan dengan
optimal.
3. Bagi Lembaga kesehatan
Diharapkan untuk dapat
melakukan deteksi dini tumbuh
kembang anak secara tepat dan
teratur agar dapat diketahui
secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada anak.
4. Bagi tempat penelitian
Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan untuk ibu
balita khususnya agar selalu
memberikan pemenuhan
kebutuhan anak dan pola
pengasuhan dengan baik dan
tepat sesuai tahapan usia anak
agar perkembangan anak dapat
berjalan dengan sesuai dan
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D ( 2011 ). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika
Arnita . (2006),Kontroversi Seputar Perkembangan Anak. www.majalah-farmacia.com (diakses tanggal 30 Januari 2012).
Bahiyatun. (2011). Buku Ajar Bidan : Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta : EGC
Baumrind. (2008). Parenting Style. www. Athealth.com (Download : 31 Desember 2012)
Cooper, Janice L. (2009). The Needs of
Young Child, www.nccp.org.
Depkes RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi & Intervensi Dini, Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar : Jakarta
Depkes RI. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak
Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta Depkes RI
Depkes RI. (2007). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak
Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta Depkes RI
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Drs. Zulkifli L. (2009). Psikologi
Hasan, Maimunah. (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : DIVA Press
Hidayat, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Hurlock, Elizabeth. (2005). Perkembangan Anak Jilid I. Erlangga : PT. Gelora Aksara Pratama
Mhudani. (2011). Pengertian Pola Asuh Orang Tua. http://id.shvoong.com.
(download : 30 Desember 2012
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam.(2008).Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011). Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika
Ryadi, Sujono. (2012). Tumbang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sariono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Soetjiningsih. (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Sugiono.(2005).Statistika Untuk
Penelitian.Bandung : Alfabeta
Sugiono.(2009).Statistika Untuk
Penelitian.Bandung : Alfabeta
Sugiono. (2010). Statustika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sugiono.(2011).Statistika Untuk
Penelitian.Bandung : Alfabeta
Sulistyo, D. (2011). Pertumbuhan P erkembahngan Anak dan Remaja. Jakarta : Trans Info Media
Thoha, Chabib. (2006). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar (IKAPI).
Wikipedia. (2011). Parenting style. www.wikipedia .org. (diakses tanggal 1 Juni 2012)