BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Uji Pendahuluan
5.1.1 Penentuan DM setelah Induksi Streptozotosin
Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT-UGM) unit 4. Proses yang dilakukan meliputi pemeliharaan dan perlakuan hewan coba. Pembuatan preparat Hematoxylin Eosin (HE), pengamatan dan pembacaan dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi FK-UGM. Sedangkan pembuatan preparat imunohistokimia (IHC) dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi RS dr. Sardjito Yogyakarta. Sampel penelitian ini tikus Sprague-dawley jantan berusia 45-75 hari dengan berat badan 50-200 gram. Uji pendahuluan/ Study preliminary dilakukan untuk mengetahui bahwa kondisi hewan coba tetap stabil diabetes melitus, dengan cara melakukan observasi GDS hewan coba pada hari kedua, keempat dan keenam. Penelitian ini menggunakan empat sampel hewan coba yang terbagi menjadi dua sampel puasa dan dua sampel non puasa. Kelompok puasa, dipuasakan selama 12 jam sebelum induksi 34.
puasa dua 432,33 mg/dl, sampel non puasa satu 399,67 mg/dl dan sampel non puasa dua yaitu 454 mg/dl. Rata-rata gula darah sewaktu pada uji pendahuluan masih dalam kondisi diabetes melitus. Peneliti mengambil keputusan bahwa untuk penelitian selanjutnya, kondisi hewan coba sudah stabil diabetes melitus pada hari kempat dan dipuasakan terlebih dahulu 12 jam sebelum induksi streptozotocin.
Tabel 5.1. Karakteristik berat badan, rata-rata gula darah sewaktu
5.1.2 Pemberian Ekstrak Etanol daun Salam (EEDS)
yang terkandung dalam daun salam berupa alkaloid, saponin, fenolik, triterpenoid, steroid dan flavonoid yang dapat dijadikan sebagai zat anti oksidatif, yang dapat berfungsi menurunkan gula darah .
Tabel 5.2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Salam
Parameter Ekstrak
Alkaloid Positif
Saponin Positif
Quinon Positif
Fenolik Positif
Triterpenoid Positif
Steroid Positif
Flavonoid Positif
induksi STZ yang menunjukkan GDS hewan coba dalam kondisi stabil diabetes melitus.
5.2.Karakteristik Gula Darah Sewaktu, Pre EEDS dan Post EEDS
Penelitian Awal
Sampel hewan coba pada penelitian awal sebanyak, 20 ekor yang terbagi menjadi empat kelompok. Pada saat pemberian esktrak etanol daun salam sedang berlangsung terdapat satu hewan coba yang mati sehingga di masukkan dalam kategori drop out. Hewan coba yang mati terdapat pada kelompok perlakuan tiga, sehingga jumlah hewan coba hanya 19 ekor. Hewan coba tidak diganti karena tikus Sprague dawley di LPPT IV jumlahny terbatas.
Pada awal penelitian, dosis EEDS pada masing-masing kelompok perlakuan sebagai berikut : Perlakuan 1 : EEDS 18,1 mg/ 200 gr BB, Perlakuan 2 : EEDS 36,2 mg/ 200 gr BB, Perlakuan 3 : EEDS 72,4 mg/ 200 gr BB. Gula darah sewaktu dosis awal ditunjukkan pada tabel 5.3. Dari tabel tersebut diketahui bahwa rata-rata GDS Post EEDS pada kelompok perlakuan dosis 1 : 540,4 mg/dl, sedangkan pada dosis 2: 524,4 mg/dl, dan perlakuan dosis 3 : 553,2 mg/dl.
Tabel 5.3. Karakteristik Gula Darah Sewaktu Mean, Median, Standart deviasi dan Nilai minimal – maksimal Pre EEDS dan Post EEDS Penelitian Awal
Karakteristik Kelompok Mean ± SD Median
Minimal-GDS Post EEDS Kontrol 508 ± 117,76 490 381 – 686 Dosis 1 540,4 ± 149,6 511 328 – 720 Dosis 2 524,4 ± 105,04 579 397 – 621 Dosis 3 553,2 ± 105,9 549 428 – 687
Tabel 5.4 Perbandingan Karakteristik Gula Darah Sewaktu, Mean, dan Standart deviasi Pre EEDS dan Post EEDS Penelitian Awal
GDS Mean ± SD p value Jumlah
Pre EEDS 506,74 ± 76,98
0,39 19
Post EEDS 530,37 ± 112,53
5.3. Hasil Penelitian
Sampel hewan coba pada penelitian sebanyak 20 ekor, terbagi menjadi empat kelompok. Pada saat diberikan perlakuan dengan pemberian esktrak etanol daun salam sedang berlangsung terdapat empat hewan coba yang mati sehingga di masukkan dalam kategori drop out. Hewan coba yang mati terdapat pada kelompok perlakuan satu sebanyak dua ekor, kelompok perlakuan dua sebanyak satu ekor dan kelompok perlakuan tiga sebanyak satu ekor, sehingga jumlah hewan coba hanya 16 ekor. Sampel hewan coba yang mati, tidak diganti dikarenaka tikus Sprague dawley jumlahnya terbatas dan tidak dapat digantikan dari luar LPPT UGM.
Karakteristik berat badan, gula darah sewaktu sebelum pemberian EEDS pada penelitian dengan dosis yang telah ditingkatkan, pada perlakuan satu menjadi : EEDS 150 mg/ 200 gr berat badan, perlakuan dua : EEDS 300 mg/ 200 gr berat badan dan dosis perlakuan tiga : EEDS 450 mg/ 200 gr berat badan, dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Karakteristik Berat Badan, Gula Darah Sewaktu, Pre EEDS
Dari tabel 5.5 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata gula darah sewaktu Pre EEDS pada kelompok perlakuan dosis 1 adalah 360 mg/dl, sedangkan pada dosis 2 adalah 356,5 mg/dl, dan perlakuan dosis 3 adalah 369 mg/dl.
5.4.Karakteristik Berat Badan, Gula Darah Sewaktu, dan HbA1c Post
Pemberian EEDS
Karakteristik berat badan, gula darah sewaktu dan HbA1c setelah pemberian EEDS pada penelitian dengan dosis yang telah ditingkatkan dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:
Tabel 5.6. Karakteristik Berat Badan, Gula Darah Sewaktu, dan HbA1c Post Pemberian EEDS
rata HbA1c 5,7%, pada dosis 2 adalah 271,75 mg/dl , dengan rata-rata HbA1c 5,85% dan perlakuan dosis 3 adalah 286,5 mg/dl dengan rata-rata HbA1c 4,85%. 5.5.Perbandingan GDS Pre EEDS dan Post EEDS Pada Penelitian Akhir
Tabel 5.7 Gula Darah Sewaktu Pre EEDS dan Post EEDS Pada Penelitian Akhir
GDS Mean ± SD p value Jumlah
Pre EEDS 356,5 ±121,47
0,006 16
Post EEDS 332,5 ± 149,15
Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata GDS Pre EEDS adalah 356,5 mg/dl ±121,47 mg/dl. Setelah pemberian EEDS rata-rata GDS adalah 332,5 mg/dl ±149,15 mg/dl. Analisis uji t dependent terhadap perbedaan rata-rata GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS (p value : 0,006). Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis daun salam yang ditingkatkan, dapat meregulasi gula darah.
5.6.Uji Statistik Reliabilitas Terhadap Allred Score Ekspresi VEGF Podosit
Glomerulus Pembaca 1 dan Pembaca 2
tidak ada perbedaan hasil pembacaan allred score diantara pembaca 1 dan pembaca 2 (p value > 0,6).
5.7.Distribusi Allred Score Ekpresi VEGF Hewan Uji Berdasarkan Dosis
Pemberian EEDS
Distribusi allred score ekspresi VEGF pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dosis satu, dosis dua dan dosis tiga setelah diberikan ekstrak daun salam selama 15 hari ditunjukkan pada tabel 5.8 sebagai berikut:
Tabel 5.8 Allred Score Ekpresi VEGF Hewan Uji Berdasarkan Dosis
Pemberian EEDS
Karakteristik Kelompok Mean ± SD Median P value
VEGF Kontrol 1,2 ± 1,09 2
0,20 Dosis 1 1,3 ± 1,15 2
Dosis 2 0,50 ± 1,00 0 Dosis 3 0,00 0