• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1000726 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1000726 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Rahayu Ningsih, 2014

Faktor-faktor kecerahan langit senja dan pengaruhnya terhadap nilai minimum parameter-parameter fisis visibilitas hilal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Telah diperoleh nilai-nilai minimum tiga parameter fisis (AGE, ARCL, dan

ARCV) sebagai indikator visibilitas hilal untuk masing-masing wilayah tropis dan

subtropis dalam modus pengamatan mata telanjang dan berbantuan alat optik dengan

mempertimbangkan faktor-faktor yang turut berkontribusi terhadap kecerahan langit

senja. Nilai minimum parameter-parameter fisis hilal yang diusulkan sebagai batas

bawah kriteria visibilitas hilal untuk wilayah tropis (serta sebagai justifikasi ilmiah

nilai-nilai yang digunakan pada kriteria imkanur rukyat MABIMS) dan subtropis

dirangkumkan sebagai berikut:

1. Tropis

a. Modus Pengamatan Mata Telanjang

Parameter AGE termuda 16,8 jam, ARCL terdekat 8,6

o

, dan ARCV

terendah 8,4o. Pengamatan yang menghasilkan laporan positif lebih

mudah dilakukan pada musim kering daripada saat musim basah dari

daerah sub-urban dengan elevasi antara 0–600 mdpl.

b. Modus Pengamatan Alat Bantu Optik (Binokular/Teleskop)

Parameter AGE termuda 17 jam, ARCL terdekat 8,7o dan ARCV terendah

8,5o. Pengamatan menghasilkan laporan positif lebih mudah dilakukan

pada musim kering daripada saat musim basah dari daerah sub-urban

dengan elevasi antara 0-600 mdpl.

2. Subtropis

a. Modus Pengamatan Mata Telanjang

AGE termuda 15,5 jam, ARCL terdekat 7,6o, dan ARCV terendah 7,6o.

Menggunakan parameter AGE, ARCL, dan ARCV laporan positif

(2)

56

Rahayu Ningsih, 2014

Faktor-faktor kecerahan langit senja dan pengaruhnya terhadap nilai minimum parameter-parameter fisis visibilitas hilal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

musim-musim lainnya dari daerah sub-urban dengan elevasi 1500–2500

mdpl.

b. Modus Pengamatan Alat Bantu Optik (Binokular/Teleskop)

Diperoleh AGE termuda 12,96 jam, ARCL terdekat 7,03o, dan ARCV

terendah 4,15o dari pengamatan pada musim dingin dari daerah sub-urban

dengan elevasi 600-1500 mdpl.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini untuk pengamatan wilayah tropis dengan modus mata telanjang (AGE 16,8 jam, ARCL 8,6

o

, dan ARCV 8,4o) memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai yang selama ini digunakan oleh

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan justifikasi ilmiah atas nilai-nilai kriteria visibilitas hilal yang selama ini digunakan oleh imkanur rukyat MABIMS dan

FAKTOR KECERAHAN LANGIT SENJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI MINIMUM PARAMETER-PARAMETER FISIS VISIBILITAS HILAL ” ini beserta seluruh isinya adalah benar -benar karya saya

grafik ARCL-ARCV data pengamatan hilal wilayah subtropis berdasarkan ketinggian pengamat >2500 meter di atas permukaan laut dengan menggunakan mata telanjang

Sedangkan batasan masalah untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini yaitu skema dasar yang dimaksud merupakan skema atau rancangan penentuan visibilitas

Odeh dan Sultan untuk kasus hilal yang diamati dengan bantuan alat optik pada. penetapan awal Syawal

Hasil prediksi visibilitas hilal menggunakan model Kastner yang sudah termodifikasi bersesuaian dengan model Sultan dan model Odeh bahwa hilal tidak dapat diamati untuk

Walaupun secara hisab hilal sudah di atas ufuk, namun karena memiliki ARCV yang relatif rendah dan terkalahkan oleh cahaya syafak, maka hilal sulit untuk

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan justifikasi ilmiah atas nilai-nilai kriteria visibilitas hilal yang selama ini digunakan oleh imkanur rukyat MABIMS dan