• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak-milik SAHAM. Tan Sie Tik Nesare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hak-milik SAHAM. Tan Sie Tik Nesare"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hak-milik SAHAM

Tan Sie Tik – Nesare

Menarik untuk kita perhatikan, renungkan dan dipikirkan bersama, bagaimana sesungguhnya hak-milik SAHAM itu, SOSIALISME tidak ada SAHAM dan bertentangan dengan SOSIALISME? Mengapa begitu?

Kalau hak-milik perseorangan atas alat produksi HARUS dicabut/ditiadakan dalam pengertian SOSIALISME, lalu bagaimana dengan seruan “TANAH untuk TANI PENGGARAP”? Sedang TANAH adalah alat-produksi, ... Kalau saja dikatakan seluruh hak milik atas alat produksi itu menjadi MILIK NEGARA, menjadi satu-satunya pemilik MODAL/KAPITAL, bagaimana bisa dikatakan mewakili seluruh RAKYAT yang tidak mempunyai milik apa-apa itu?

Bukankah kalau dikatakan MILIK NEGARA itu adalah pemusatan dari milik perseorangan RAKYAT, dalam kenyataan juga yang dinamakan hak-milik perseorangan atas alat produksi itu juga HARUS ADA! Kalau TIDAK ada hak milik perseorangan bagaimana bisa ada hak milik UMUM/NEGARA itu? Yang ada atau yang terjadi milik NEGARA itu hanya SEMU, jadi-jadian yang selama ini dinyatakan MEWAKILI RAKYAT! Dan kenyataan seringkali yang terjadi di negara-negara SOSIALIS itu, pejabat-pejabat itu berubah menjadi KABIR-KABIR mengatas namai NEGARA yang mewakili RAKYAT itu justru melakukan PENGHISAPAN MANUSIA ATAS MANUSIA, menikmati kemewahan diatas penderitaan RAKYAT BANYAK!

Jadi, mestinya yang BENAR adanya keseimbangan antara hak milik perseorangan dan hak milik NEGARA dalam usaha mendorong maju ekonomi nasional! Untuk memegang tali kendali EKONOMI nasional harus ada BUMN-BUMN yang kuat, sedang untuk mengembangkan/membebaskan inisiatif, kreatifitas dan kerja-keras tenaga-produksi HARUS TETAP memperkenankan HAK MILIK perseorangan itu, ...! Yang BENAR pemikiran Lenin dengan NEP-nya, kembali memperkenankan kapitalis hidup dan berkembang dibawah kendali Diktatur Proletariat, KAPITALISME NEGARA! Yang SALAH keputusan Stalin membatalkan NEP Lenin itu, kembali mencabut hak milik kapitalis perseorangan.

Yang BENAR itu pemikiran Mao Zedong menetapkan Revolusi Demokrasi Baru bagi masyarakat Tiongkok yang masih sangat miskin, tenaga produksi sangat terbelakang, ...

(2)

2 masih HARUS memperkenankan kapitalis tetap HIDUP, tumbuh berkembang, BELUM BISA melancarkan Revolusi Sosialis yang membabat kapitalis. Yang SALAH, Mao ditahun 1956 keburu nafsu menetapkan Revolusi Sosialis di Tiongkok, mencabut hak milik kapitalis perseorangan dan membangun komune-rakyat didesa-desa! Terlalu keburu-buru dan BELUM tiba syarat-syarat melancarkan Revolusi Sosialis di Tiongkok yang masih miskin! Yang BENAR, Deng ditahun 1980, kembali memperkenankan hak milik kapitalis perseorangan tumbuh berkembang di Tiongkok dibawah kendali DIKTATUR PROLETARIAT, kembali menjalankan KAPITALISME NEGARA dimasa Lenin 1921-1926 Sovyet menjalankan NEP itu!

Salam, ChanCT

From: nesare1@yahoo.com

Sent: Tuesday, November 8, 2016 10:48 PM

Sie tik: Saham, dinegeri sosialis tidak dikenal jadi tidak ada, juga tidak ada pasaran Bursa. Walau mungkin pada awalnya setelah kekuasaan diambil alih oleh kaum komunis, maka pengusaha2 kapitalis yg tidak pernah memusuhi gerakan mereka , kepemilikanannya sebagaian besar dibeli negara sehingga kontrol negara bisa dilaksanakan dan setelah kapitalisme negara berjalan lancar, maka peralihan seluruh kepemilikan ketangan negara diberlakukan sesuai dng konsep tidak diperkenankannya kepemilikan perorangan dlm sistim sosialisme proletar.

Nesare: ya logisnya memang tidak boleh ada pasar saham dinegara sosialis. Kenapa? Karena kepemilikan kolektif dipegang oleh pusat. Ini teoritisnya. Dikapitalisme ada pasar saham bukan karena keinginan pemerataan kepemilikan, melainkan kepentingan capital utk menarik dana masyarakat. Ini proses bisnis ekonomi. Tempo hari saya menulis ttg pasar saham ini bukan bertujuan utk mengatakan pasar saham itu bentuk pemerataan. Boleh ditafsirkan begitu tetapi bukan begitu tujuan adanya pasar saham yg adalah: pengumpulan dana masyarakat sbg proses bisnis ekonomi. Dalam praktisnya sosialisme tidak akan mampu utk tidak menggunakan prinsip2 bisnis ekonomi. Ini pendapat saya pribadi. Kita akan lihat jabarannya dibawah ini selanjutnya.

(3)

3 Sie tik: Dlm menanggapi go public/saham Chan berargumentasi bahwa dng kepemilikan kolektif/masyarakat maka hakekat kepemilikan perorangan tidak ada, dng alasan kepemilikan umum adalah gabungan kepemilikan perorangan. Dan ini dipersamakan dng gagasan sosialisme, padahal secara konseptual berbeda , pada masyarakt sosialis semua alat produksi kebutuhan masyarakat bukan merupakan milik perorangan, sedangkan dinegara non-sosialis alat2 tsb bisa dimiliki oleh pemegang saham dan kenyataan memang tidak semua perusahaan go public dan juga tidak semua orang beli saham. Jadi masalah yg diangkat dlm diskusi ini bukan soal memuaskan semua orang atau tidak.

Nesare: persepsi rakyat membeli dan memiliki saham dari go public company itu bisa dan juga tidak bisa dikatakan adanya pemerataan kepemilikan. Bisa karena memang rakyat bisa membeli dan memeliki kepemilikan atas perusahaan itu. Tidak bisa karena tidak semua rakyat bisa membeli dan memiliki kepemilikan atas perusahaan itu. Ini koridornya kapitalisme. Bagaimana dalam sosialisme, prakteknya juga bisa terjadi. Itu tergantung negara sosialis seperti apa. di RRT dan seluruh dunia sudah terjadi. Boleh dipertentangkan apakah RRT, kuba dll adalah negara sosialis atau bukan, tetapi penerapan pasar saham didalam negara sosialis sudah dilaksanakan dalam bentuk nyata di RRT, kuba dll. Bagi yg mengatakan RRT, kuba dll bukan negara sosialis lagi, tentunya harus memberikan definisi bagaimana negara sosialis itu nyatanya. Bagaimana nyatanya negara sosialis ini bisa terjadi dalam dunia seperti sekarang ini yg sudah semuanya menerapkan prinsip2 kapitalisme? Bagaimana ada seseorang yg mampu utk membentuk suatu negara sosialis dimana kepemilikan merata dan bikin rakyat semuanya sejahtera dan tidak ada penindasan. Ini idam2an semua orang tetapi bagaimana praktek nyatanya, ini yg banyak tantangannya. Setiap negara mempunyai cara sendiri2 dalam mendefinisikan sosialisme ini sesuai dengan sikon negaranya masing2. Indonesia dgn bung Karno punya nasakom, aidit yg komunis nasionalis, muso yg kiblatnya ke komunis soviet, fidel castro nasionalis komunis yg percaya dengan action makanya revolusi adalah jalan pilihannya yg lebih keprinsip etika drpd teori materialistic dll. Begitu juga akhirnya fidel mundur teratur sekarang dimana raul meneruskan perjuangannya dengan membuka diri. Langkah ini adalah langkah adaptasi seperti yg telah dilakukan oleh RRT dan negara2 sosialis lainnya yg menerapkan kapitalisme. Tentunya bisa dipertentangkan mereka2 ini sudah bukan negara sosialis lagi tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan membentuk rakyat makmur sejahtera itu banyak tantangannya dan adaptasi ini adalah salah satu bentuknya.

Sie tik: Bisnis, betul bahwa bisnis bukan se-mata2 kapitalisme, juga di bidang non-profit berlaku. Saya tidak tau dimana salah pengungkapannya? Tapi dlm diskusi NEP dn juga diskusi2 sebelumnya juga sitandaskan bahwa Lenin dan Stalin menyatakan perlunya belajar dari efisiensi, sistim management , efektifitas proses produksi kapitalis.

(4)

4

Nesare: salahnya dikalimat terakhir diatas ini. efisiensi, sistim managemen, efektifitas adalah teori2 bisnis ekonomi dan ini bisa diterapkan di isme apapun termasuk kapitalisme maupun sosialisme. Salahnya bung berpendapat pasar saham dan teori2 bisnis ekonomi itu adalah milik kapitalisme. Ini persepsi saya membaca tulisan2 bung. Anehnya dikalimat pertama diatas ini (betul bahwa bisnis bukan se-mata2 kapitalisme, juga di bidang non-profit berlaku) seakan2 bung ingin mengatakan di system lain selain kapitalisme, bisnis juga berlaku. Apakah ini benar? Kalau benar, jadi bertentangan dengan pendapat2 bung sebelumnya bahwa pasar saham, go public company itu adalah milik kapitalisme. Ini yg utama yg ingin saya katakana sebetulnya bahwa bisnis ekonomi itu adalah ilmu seperti ilmu kesehatan, ilmu hukum, ilmu pertahanan yg bisa diterapkan disistem apapun termasuk kapitalisme maupun sosialisme. Saya sudah pernah menulis yg bisa menerapkan itu orangnya bukan system2/isme2 itu.

Sie tik: Go public jelek tidak bisa disepadankan dng sosialisme. Memang tidak bisa disepadankan dng sosialisme, karena disosialisme tidak ada saham.

Saham diketahui rentan terhadap rekayasa pelaku2 ekonomi, karenanya juga bisa saja berdampak negatif pada pemegang saham secara keseluruhan tapi bisa juga bagi pemain2 bursa saham yg piawai dampaknya selalu positif.

Jadi pendiskusian tsb dng Chan adalah untuk memahami hal ini, tidak hanya segi yg disebutnya menguntungkan kaum pekerja saja, terutama hal ini penting untuk rakyat dinegeri2 yg sedang berkembang dimana masyarakat awam belum terbiasa dng bursa saham.

Nesare: kenapa saham bisa jelek? Kelihatannya asumsi bung adalah: saham didunia kapitalisme tidak dimiliki semua orang. Ini adalah jalan pikiran sosialisme yg menyamaratakan semua orang. Idealnya bagus tetapi pelaksanaannya tidak muda. Sebetulnya bukan saham yg menjadi fokusnya tetapi kepemilikan. Kepemilikan dialam sosialisme pun bisa disalahgunakan oleh orang2nya. Bung chalik sudah menulis dalam wawancaranya dengan bung martin di Albania rakyat, petani tidak boleh punya tanah. Semua tanah dimiliki negara. (Ini sedikit kutipannya:Waktu zaman sosialis, rakyat tak boleh menyetel stasiun televisi lain kecuali milik negara satu-satunya. Itulah salahnya. Hanya Tirana yang boleh distel. Sementara para pemimpin mereka punya hak istimewa. Mereka punya televisi kabel. Banyak yang salah. Susu, misalnya, ada susu produksi ferma yang khusus untuk pimpinan. Itu ‘kan tidak betul. Begitu juga anggur, anggur untuk anggota politbiro partai ada secara khusus. Banyak yang kami pelajari dan temukan yang tidak benar. Mobil anggota politbiro Mercedez-Benz, sementara mobil untuk anggota komite pusat partai Fiat. Rakyat biasa tak boleh punya kendaraan. Ini cara yang salah. Ketika terjadi reformasi,

(5)

5 sepeda motor masuk, rakyat berebut untuk memiliknya). Pasar saham mengikuti proses bisnis ekonomi dalam menggerakan perekonomian suatu negara. Ini bisa dilaksanakan disistem apapun. Sebelumnya saya telah menulis bahwa dalam system sosialisme dimana tidak ada kepemilikan individu, pasar saham tidak diperlukan tetapi dalam dunia sekarang ini susah utk menerapkan system sosialisme yg murni yg sesuai dengan teori persamaan dan pemerataan itu. Oleh karena itu kita melihat keterbatasan manusia dalam penerapan prinsip2 sosialisme yg sesuai dengan sikon negaranya. Jadi tidak heran kita lihat adanya RRT, Kuba dll menerapkan prinsip2 kapitalisme dan membuka negaranya utk mensejaterahkan rakyatnya. Apakah ini jawabannya, memang kita manusia sangat terbatas kemampuannya. Tetapi inilah realitasnya yang terjadi didunia ini.

Sie tik: mengenai kesejahteraan dan pemerataannya didalam masyarakat sosialis juga masih merupakan masalahnya belum sepenuhnya teratasi . Dulu dikalangan partai2 komunis yg berkuasa masalah ini merupakan pendiskusian yg cukup panjang.

Masalah kesejahteraan itu sendiri pengertiannya juga relatif, tapi sepertinya di masyarakat sosialis adalah agar sedapat mungkin cukup pangan dan sandang, ada atap diatas kepala, jaminan pekerjaan, kesehatan dan pendidikan serta tidak kalah pentingnya keamanan. Sehingga kesenjangan masyarakat tidak terlalu njomplang seperti dimasyarakat non sosialis. Apakah sudah sepenuhnya sempurna, ya memang belum.

Nesare: disini jelas kita prihatin sebenarnya kehidupan yg sejahtera. Apakah itu dalam system sosialisme atau kapitalisme, saya tidak pusingin. Jalan yg ditempuh bisa apa saja tetapi fokusnya adalah kesejahteraan rakyat plus embel2 lain seperti: keamanan dll. Yang harus dipikirkan bersama itu adalah system apa yg paling cocok utk diterapkan lalu bagaimana penyelenggaraan negara bisa terbentuk sesuai dengan ideology yg dianut. Ini PR yg sdh dari dulu dipikirkan oleh banyak orang.

Sie tik: Antara lain juga karena pendapatan negara hanya dari hasil produksi kebutuhan masyarakat dalam negerinya , idan dalam batas2 tertentu memproduksi barang2 untuk bisa dipertukarkan dng kebutuhan dari negeri2 lain dimana tidak bisa didapat atau diproduksi di dalam negerinya , seperti bahan baku tertentu, produk kebutuhan hidup tertentu dan alat2 tertentu. Dan juga untuk bantuan pada perjuangan partai sekawan sebagai pernyataan solidaritet internasional. Itu kerena memang plan ekonomi yg dilakukan dan tanpa tujuan komersial sebagaimana dinegeri2 non-sosialis.

Nesare: perdagangan dalam negeri bisa dilakukan dalam negara sosialisme yg bung idamkan tanpa mencari keuntungan/komersial. Tetapi ketika sudah bicara international trade dng negara lain, prinsip tidak cari untung atau barter ini sudah tidak berlaku. Tidak mungkin negara sosialis bisa menjual barang produksinya dengan harga yg sama atau lebih

(6)

6 murah dengan negara lain. Maupun apakah negara lain mau? Disini ada teori bisnis ekonomi: comparative advantage dimana suatu negara akan eksport barang yg comparative advantagenya lebih tinggi dari negara lain. Sebaliknya akan import barang/jasa yg comparative advantagenya lebih rendah. Kita tidak bisa menjual barang/jasa yg harga dan kwalitasnya lebih jelek ke negara lain. Begitu juga sebaliknya ngapain beli barang yg lebih mahal dan lebih jelek dari negara lain. Dan ini adalah teori bisnis dan ekonomi yg bisa dilakukan oleh baik system sosialisme maupun kapitalisme.

Sie tik: Selain itu , tentu juga boikot negeri2 kapitalis mempengaruhi , Iran saja yg bukan sosialis diboikot dan mengalami kesulitan ekonomi yg cukup berat. Dilain pihak provokasi2 yg memicu perlombaan senjata dan ruang angkasa juga cukup membebani ekonomi negeri2 sosialis sehingga mau tidak mau membebani kehidupan masyarakat. Kaum imperialis dng perlombaan senjata justru menguntungkan kapitalis2 senjata dan jaringan kapitalis yg bersangkutan, negara kapitalis imperialis mendapatkan biaya selain dari hasil perpajakan keuntungan kapitalisnya, yg pada gilirannya melakukan pemerasan terhadap rakyat2 negeri2 yg sedang berkembang. Juga negara kapitalis meningkatkan pembiayaannya melalui hutang, toch yg akan bayar sipembayar pajak.

Nesare: jangan mencampuradukkan kapitalisme dengan imperialisme. Sosialisme pun bisa menjadi imperialisme kalau orang2nya mau jadi imperialis. Masalah boikot2 itu, bung melihatnya dari sudut pandang kapitalisme. Bung tidak melihat dari segi sosialisme. Masalah hutang adalah masalah peminjam dan pemberi pinjaman. Ada aggrement yg disetujui. Ada clausul yg disepakati dan ini semua bukan urusan kapitalisme atau sosialisme. Bung kelihatannya melihatnya dari sudut pandang kapitalisme shg cenderung mengatakan bahwa kapitalisme memberikan pinjaman lewat IMF, world bank dll imperialismenya. Apakah bung sudah bertanya apakah kalau negara dunia ini mayoritas sosialisme akan tidak ada lembaga pendanaan seperti IMF, world bank dll ini? jawaban saya tegas: pasti akan ada kalau negara2 sosialisme ini menerapkan bisnis ekonomi. Pendanaan dgn lembaga pendanaan itu adalah system keuangan yg mengatur keuangan. Sepanjang dunia ini masih pake uang, ya akan selalu ada pendanaan dan lembaga pendanaan ini. Tidak akan pilih bulu apakah sistemnya kapitalisme maupun sosialisme akan selalu ada hutang dan piutang sepanjang prinsip bisnis dan ekonomi diterapkan.

Sie tik: Negara2 sosialis tidak mengenal sistim obligasi untuk mendapatkan pembesaran anggapannya. Bahkan kenaikan hargapun sedapat mungkin dihindari demikian juga keseragaman harga diseluruh negeri biasanya sama, suatu barang yg sama apakah dijual didekat pabriknya atau didaerah perbatasan' tetap sama harganya.

(7)

7 Nesare: ini harapan bung dalam melihat negara sosialis yg sejahtera. Bagaimana kalau negara sosialis itu tidak sejahtera dan tidak mampu menyediakan rumah keseluruh rakyatnya? Bagaimana kalau negara sosialis yg bung idam2kan itu seperti Venezuela sekarang ini yg ekonominya berantakan krn harga minyak jatuh? Obligasi tidak diperlukan, harga tidak naik, harga sama dimana2 itu bagi saya mimpi kalau prinsip bisnis ekonomi ada. Ketika negara punya duit, bisa saja prinsip2 bisnis ekonomi ini diabaikan begitu saja. Tetapi sebetulnya bukan prinsip2 bisnis ekonominya yg diabaikan, melainkan ada duit yg mengabaikan prinsip2 bisnis ekonomi ini. ketika duit sudah tidak ada, ya prinsip2 bisnis ekonominya akan berjalan dengan sendirinya. Kenapa? Karena kebutuhan dan keinginan manusia akan rumah, sandang pangan dll itu harus dipenuhi. Disinilah proses bisnis dan ekonomi berjalan. Ini bisa terjadi disistem apapun baik kapitalisme maupun sosialisme. Dinegara2 arab yg kaya sekarang sudah berubah krn harga minyak jatuh. Dulu kesehatan, sekolah dll gratis/murah, sekarang sudah tidak. Ini terjadi dinegara kapitalisme. Yg saya mau katakan ini masalah duit, masalah bisnis, masalah ekonomi dan bisa terjadi di isme apapun.

Sie tik: CEO, bahwa seorang CEO mempunyai kemampuan menjalankan perusahaan memang itu yg diharapkan pemilik perusahaan demi peningkatan keuntungannya. Tapi bukan kebetulan bila beberapa tahun yl seorang PM Belanda Kok, mengatakan bahwa mereka itu cenderung memperkaya diri secara berlebihan, tapi ya dia adalah seorang sos-dem dan sekarang dia duduk sebagai supervisor perusahaan besar seperti ING, Shell, TNT, KLM, Stork. Kemudian PM, lain Balkenende dari partai christen, menampilkan gagasan moral, norma Balkenende , suatu peraturan hukum dimana manager2 sektor2 publik dibatasi tidak melebihi 130% s/d 01-01-2015, sejak itu diturunkan 100% honorarium menteri ( € 179.000) karena tanggung jawab menteri kabinet jauh lebih besar dan berat dari manager perusahaan. Sekarang beliau ini aktif di biro accountant dan adviseer Ernst&Young.

Nesare: CEO memperkaya diri yg bung lihat disistem kapitalisme itu benar. Tetapi apakah bung sudah bertanya apakah bisa terjadi disistem sosialisme? Jawaban saya: bisa. Ketika orang sudah ngomong ttg duit, bisnis, ekonomi itu semua ujung2nya menuju ke greed/serakah. Jadi CEO yg bung tidak suka ini adalah orangnya, bukan system kapitalismenya. Ini bisa terjadi juga di system sosialisme kalau orangnya tidak benar.

Sie tik: Lalu bagaimana dinegara sosialis? Tepatnya saya tidak tau , sebab bidang saya hanya dari sektor kesehatan saja, jadi tau sekedar dari baca2 saja, tapi dinegeri2 tsb laiknya juga ada orang2 yg terampil dlm masalah management perusahaan, walaupun direktur2-nya bisa saja orang2 politik. Anggapan ini saya dapatkan dari tulisan Lenin tentang

(8)

8 tugas2 SB setelah kemenangan Rev Oktober 1917, yg dijadikan keputusan Komite Sentral PKUS pada 12-01-1922. Antara lain SB tidak bisa turut campur dlm kebijakan management perusahaan, juga soal upah ahli2 yg bekerja. Dimana tentu ketika itu tenaga2 tsb masih merupakan tenaga2 lama perusahaan yg bersangkutan, dimana pengalaman mereka juga dimanfaatkan dan sementara itu didampingi oleh kader2 SB atau partai yg menjadi seperti " magang" untuk belajar dan kemudian bisa meneruskan atau melakukan tugas yg sama diperusahaan2 baru yg didirikannya.

Nesare: disini bung jujur. Saya tidak tahu apakah bung tidak melihat atau tidak mau membandingkannya dengan negara sosialis seperti RRT, Rusia dll atau negara sosialis dalam pikiran Marx. Saya berpendapat sepanjang orang2 itu adalah manusia bisa salah, bisa serakah. System apapun kalau orangnya tidak benar tidak akan jalan. Inilah keterbatasan manusia. Banyak orang ngomong teori2 ekonomi kerakyatan tetapi belum pernah saya lihat bagaimana mereka2 ini bisa mewujudkan masyarakat sosialis yg seperti Marx inginkan.

Sie tik: Soal PHK, betul dinegara2 maju memang tidak bisa begitu saja seseorang di PHK kan, ada prosedurnya, Tapi hal itu bukanlah tidak terjadi, Re-organisasi sering dibarengi dng pengurangan pegawai, walau juga dilakukan plan sosial untuk ditempatkan di tempat tertentu bahkan diperusahaan lain, tapi dari pernyataan2 yg muncul dimedia juga sering dikatakan bahwa tidak dihindari adanya yg tak tertampung. Karena itu juga dari berita2 jawaban sosial jumlah pengangguran bisa naik turun. Bahwa seorang yg terkena PHK dapat pesangon juga betul, tapi tentunya pesangon tsb juga terbatas sampai batas2 tertentu dan tidak bisa menjamin kehidupannya sampai usia pensiun. Setelah selasai pesangon dan belum dapat kerja maka yg bersangkutan memang bisa minta jaminan sosial. Walaupun demikian dari berita akhir2 ini, 45% dari mereka yg dapat tunjangan sosial kesulitan untuk suatu kehidupan " normal". Jadi toch orang lebih suka tetap bisa bekerja sampai usia pensiun? Selain itu , kadang untuk pekerja2 pengangur diatas umur 45 tahunan tentu sulit bisa dapatkan pekerjaan, karena usianya, walaupun menurut peraturan tidak ada diskriminasi umur? Belum lagi kalau dikaitkan dng etnisnya.

Nesare: jelas restrukturisasi akan ada konsekwensi dan biasanya adalah phk. Bagus kalau dinegara sosialis tidak ada phk. Ini sekali lagi kalau negaranya punya duit utk tidak mem phk kan orang. Kalau tidak ada duit lain perkaranya. Dinegara kapitalis tetapi maju baru bisa ada unemployement benefit, dikasih pekerjaan, dikasih social security dll. Dinegara kapitalis miskin ya gak jalan. Gak bisa krn duitnya tidak ada. Jangankan duit, system nya saja tidak ada seperti Indonesia belum ada unemployment benefit itu. Ini penyelenggaraan negara. Ini bukan masalah hanya ada phk di negara kapitalisme. Benar unemployment benefit di USA

(9)

9 misalnya ada peraturannya. Kalau karyawan tidak salah dan diphk, sang karyawan bisa apply unemployment benefit ke negara. Negara akan melihat dan harus minta persetujuan dari perusahaan yg mem phk. Kalau tidak ada kontes dari perusahaan, negara akan kasih unemployement benefit itu. Kenapa negara harus minta ijin dari perusahaan? Karena duit unemployment benefit itu adalah iuran dari perusahaan yg dibayar periodically ke negara. Ini dalam perusahaan swasta non pemerintah.

Kalau pegawai negeri seperti karyawan kantor pos, negara federal (, FBI, CIA dll), state (polisi, klerik dikantor DMV yg ngurus SIM), itu lain lagi ceritanya. Jarang pegawai negeri di phk, hanya saja gajinya lebih rendah.

Sie tik: Dan dari berita2 ternyata ada pengangguran yg sampai lebih 3 tahun bahkan belakangan jawatan sosial Belanda menghapuskan kewajiban mengajukan lamaran kerja bagi pengangguran yg lebih dari 10 tahun. Sebab ternyata kursus2 keahlian tertentu yg diorganisasi jawaban penempatan tenaga kerja ternyata tidak mencapai tujuan yg diharapkan, mungkin pelaksanaannya tidak disinkronkan dng sektor2 tertentu? Juga perusahaan2 ada yg mengambil kebijakan untuk berhenti mengeluarkan advertensi lowongan kerja , walaupun kadang tenaga yg pensiun selaiknya digantikan. Tentu ini tergantung pada sektor2 tertentu, saya yg sudah 1,5 tahun betul2 pensiunpun beberapa bulan yg lalu dapat telepon dari instansi terakhir tempat saya kerja, dimana mereka bertanya apakah saya mau membantu lagi? Setelah usia pensiun 65 th, saya dihimbau meneruskan kerja dng kontrak tahunan hal ini terlaksana 3X berturut2, setelah itu menurut peraturan bila hendak diperpanjang oleh perusahaan maka si pekerja kontrak tahunan harus dijadikan tenaga tetap. Tentu untuk perusahaan saya terlalu mahal, karena saya sudah mencapai max. ketentuan upah, selain itu tentu usia juga dianggap rentan terhadap penyakit, jadi setelah itu saya benar2 pensiun.

Nesare: di usa pun bisa terjadi lama penganggur tidak dapat pekerjaan lalu tidak mau cari pekerjaan lagi krn sudah pasrah dan mengalah. Ini juga salah kaprahnya mereka2 yg melihat unemployment rate usa yg turun. Kalau diteliti, angka ini turun krn penganggur keluar tidak cari pekerjaan lagi. Kalau dia berkeluarga, 1 tidak kerja, 1 kerja masih bisa hidup, hanya saja penghasilan berkurang. Ini yg banyak terjadi di usa. Pekerjaan tidak bertambah tetapi angka pengangguran turun krn penganggur tidak mencari pekerjaan lagi. Sepanjang penganggur tidak mendapat pekerjaan, dia berhak minta ke social security. Hanya saja prakteknya dipersusah krn social security administration juga sedang susah kekurangan duit, jadi semua janji2 tidak bisa ditepati. Di Indonesia belum mampu krn perangkat penyelenggaran negara seperti ini belum berjalan baik. Jokowi sudah mulai dengan semua kartu2 saktinya. Jalannya tersendat2 krn perlu pendanaan tetapi harus ada.

(10)

10 Salam

Nesare

From: Sie Tik Tan [mailto:sietik.tan@yahoo.com]

Sent: Monday, November 7, 2016 1:45 PM

Bung Nesare, selamat malam,

Saya sebenarnya heran mengapa tanggapan saya terhadap Chan bisa masuk kemilis Gelora, padahal saya bukan dan juga tidak pernah menjadi anggautanya. Walaupun modertor milis Gelora , bung Tjing saya kenal dan melakukan pertukaran pikiran melalui milis lain dimana saya menjadi anggautanya.

Selama ini saya membatasi diri dlm keanggautaan pada jaring media elektronik, karena saya merasa keterbatasan waktu, saya juga belum tentu tiap hari membuka computer, kalaupun membukanya biasanya tak lebih dari 3-4 jam, sebab saya lebih menyukai baca koran atau buku.

Karena saya anggap pancaran cahaya dari aparat elektronik melelahkan mata saya, begitu juga TV hanya saya batasi untuk melihat berita dan acara yg saya anggap bermanfaat saja.

Jadi saya selama ini membatasi bertukar pendapat hanya pada mereka yg saya kenal pribadi dlm milis2 yg angautanya saya kenal.Bahkan pada salah satu milis ini mengingat keragaman yg luas dari anggautanya, belakangan masalah2 seperti yg kita hadapi, saya sengaja mengirimkan pada jalur pribadi pada orang2 tertentu saja. Tapi bung Tjing rupanya dlm tanggapannya kembali menggunakan jalur milis.

Itulah alasan saya tidak menanggapi email bung yg lalu.

Tapi kali ini saya akan berusaha mengemukakan pendapat terhadap email bung kali ini.

- Saham, dinegeri sosialis tidak dikenal jadi tidak ada, juga tidak ada pasaran Bursa. Walau mungkin pada awalnya setelah kekuasaan diambil alih oleh kaum komunis, maka pengusaha2 kapitalis yg

(11)

11 tidak pernah memusuhi gerakan mereka , kepemilikanannya sebagaian besar dibeli negara sehingga kontrol negara bisa dilaksanakan dan setelah kapitalisme negara berjalan lancar, maka peralihan seluruh kepemilikan ketangan negara diberlakukan sesuai dng konsep tidak diperkenankannya kepemilikan perorangan dlm sistim sosialisme proletar.

- Bahwa tidak ada satu system-pun yg bisa memuaskan seluruh rakyat, adalah jelas , juga di sosialisme masih ada kelas2 bukan kelas buruh dan tani, malah ada musuh2 sistim.

Dlm menanggapi go public/saham Chan berargumentasi bahwa dng kepemilikan kolektif/masyarakat maka hakekat kepemilikan perorangan tidak ada, dng alasan kepemilikan umum adalah gabungan kepemilikan perorangan. Dan ini dipersamakan dng gagasan sosialisme, padahal secara konseptual berbeda , pada masyarakt sosialis semua alat produksi kebutuhan masyarakat bukan merupakan milik perorangan, sedangkan dinegara non-sosialis alat2 tsb bisa dimiliki oleh pemegang saham dan kenyataan memang tidak semua perusahaan go public dan juga tidak semua orang beli saham. Jadi masalah yg diangkat dlm diskusi ini bukan soal memuaskan semua orang atau tidak.

- NEP, betul tujuan Lenin adalah untuk memperkuat persekutuan buruh-tani, memperkokoh diktatur proletariat dan menenangkan sosialisme, hal ini sudah dibicarakan cukup luas dlm diskusi sebelumnya tentang NEP.

- Bisnis, betul bahwa bisnis bukan se-mata2 kapitalisme, juga di bidang non-profit berlaku. Saya tidak tau dimana salah pengungkapannya? Tapi dlm diskusi NEP dn juga diskusi2 sebelumnya juga sitandaskan bahwa Lenin dan Stalin menyatakan perlunya belajar dari efisiensi, sistim management , efektifitas proses produksi kapitalis. Diskusi dng Chan mengenai soal ini juga sudah sejak beberapa tahun lalu, tentu tidak di Gelora, sebab saya tidak tergabung disana.

- Go public jelek tidak bisa disepadankan dng sosialisme.

Memang tidak bisa disepadankan dng sosialisme, karena disosialisme tidak ada saham.

Saham diketahui rentan terhadap rekayasa pelaku2 ekonomi, karenanya juga bisa saja berdampak negatif pada pemegang saham secara keseluruhan tapi bisa juga bagi pemain2 bursa saham yg piawai dampaknya selalu positif.

Jadi pendiskusian tsb dng Chan adalah untuk memahami hal ini, tidak hanya segi yg disebutnya menguntungkan kaum pekerja saja, terutama hal ini penting untuk rakyat dinegeri2 yg sedang berkembang dimana masyarakat awam belum terbiasa dng bursa saham.

- mengenai kesejahteraan dan pemerataannya didalam masyarakat sosialis juga masih merupakan

masalahnya belum sepenuhnya teratasi . Dulu dikalangan partai2 komunis yg berkuasa masalah ini merupakan pendiskusian yg cukup panjang.

(12)

12 Masalah kesejahteraan itu sendiri pengertiannya juga relatif, tapi sepertinya di masyarakat sosialis adalah agar sedapat mungkin cukup pangan dan sandang, ada atap diatas kepala, jaminan pekerjaan, kesehatan dan pendidikan serta tidak kalah pentingnya keamanan. Sehingga kesenjangan masyarakat tidak terlalu njomplang seperti dimasyarakat non sosialis. Apakah sudah sepenuhnya sempurna, ya memang belum. Antara lain juga karena pendapatan negara hanya dari hasil produksi kebutuhan masyarakat dalam negerinya, dan dalam batas2 tertentu memproduksi barang2 untuk bisa dipertukarkan dng kebutuhan dari negeri2 lain dimana tidak bisa didapat atau diproduksi di dalam negerinya, seperti bahan baku tertentu, produk kebutuhan hidup tertentu dan alat2 tertentu. Dan juga untuk bantuan pada perjuangan partai sekawan sebagai pernyataan solidaritet internasional. Itu kerena memang plan ekonomi yg dilakukan dan tanpa tujuan komersial sebagaimana dinegeri2 non-sosialis. Selain itu, tentu juga boikot negeri2 kapitalis mempengaruhi, Iran saja yg bukan sosialis diboikot dan mengalami kesulitan ekonomi yg cukup berat. Dilain pihak provokasi2 yg memicu perlombaan senjata dan ruang angkasa juga cukup membebani ekonomi negeri2 sosialis sehingga mau tidak mau membebani kehidupan masyarakat. Kaum imperialis dng perlombaan senjata justru menguntungkan kapitalis2 senjata dan jaringan kapitalis yg bersangkutan, negara kapitalis imperialis mendapatkan biaya selain dari hasil perpajakan keuntungan kapitalisnya, yg pada gilirannya melakukan pemerasan terhadap rakyat2 negeri2 yg sedang berkembang. Juga negara kapitalis meningkatkan pembiayaannya melalui hutang, toch yg akan bayar sipembayar pajak.

Negara2 sosialis tidak mengenal sistim obligasi untuk mendapatkan pembesaran anggapannya. Bahkan kenaikan hargapun sedapat mungkin dihindari demikian juga keseragaman harga diseluruh negeri biasanya sama, suatu barang yg sama apakah dijual didekat pabriknya atau didaerah perbatasan' tetap sama harganya.

- CEO, bahwa seorang CEO mempunyai kemampuan menjalankan perusahaan memang itu yg

diharapkan pemilik perusahaan demi peningkatan keuntungannya. Tapi bukan kebetulan bila beberapa tahun yl seorang PM Belanda Kok, mengatakan bahwa mereka itu cenderung memperkaya diri secara berlebihan, tapi ya dia adalah seorang sos-dem dan sekarang dia duduk sebagai supervisor perusahaan besar seperti ING, Shell, TNT, KLM, Stork. Kemudian PM, lain Balkenende dari partai christen, menampilkan gagasan moral, norma Balkenende , suatu peraturan hukum dimana manager2 sektor2 publik dibatasi tidak melebihi 130% s/d 01-01-2015, sejak itu diturunkan 100% honorarium menteri ( € 179.000) karena tanggung jawab menteri kabinet jauh lebih besar dan berat dari manager perusahaan. Sekarang beliau ini aktif di biro accountant dan adviseer Ernst&Young.

Lalu bagaimana dinegara sosialis? Tepatnya saya tidak tau , sebab bidang saya hanya dari sektor kesehatan saja, jadi tau sekedar dari baca2 saja, tapi dinegeri2 tsb laiknya juga ada orang2 yg terampil dlm masalah management perusahaan, walaupun direktur2-nya bisa saja orang2 politik. Anggapan ini saya dapatkan dari tulisan Lenin tentang tugas2 SB setelah kemenangan Rev Oktober

(13)

13 1917, yg dijadikan keputusan Komite Sentral PKUS pada 12-01-1922. Antara lain SB tidak bisa turut campur dlm kebijakan management perusahaan, juga soal upah ahli2 yg bekerja. Dimana tentu ketika itu tenaga2 tsb masih merupakan tenaga2 lama perusahaan yg bersangkutan, dimana pengalaman mereka juga dimanfaatkan dan sementara itu didampingi oleh kader2 SB atau partai yg menjadi seperti " magang" untuk belajar dan kemudian bisa meneruskan atau melakukan tugas yg sama diperusahaan2 baru yg didirikannya.

- Soal PHK, betul dinegara2 maju memang tidak bisa begitu saja seseorang di PHK kan, ada prosedurnya, Tapi hal itu bukanlah tidak terjadi, Re-organisasi sering dibarengi dng pengurangan pegawai, walau juga dilakukan plan sosial untuk ditempatkan di tempat tertentu bahkan diperusahaan lain, tapi dari pernyataan2 yg muncul dimedia juga sering dikatakan bahwa tidak dihindari adanya yg tak tertampung. Karena itu juga dari berita2 jawaban sosial jumlah pengangguran bisa naik turun. Bahwa seorang yg terkena PHK dapat pesangon juga betul, tapi tentunya pesangon tsb juga terbatas sampai batas2 tertentu dan tidak bisa menjamin kehidupannya sampai usia pensiun. Setelah selasai pesangon dan belum dapat kerja maka yg bersangkutan memang bisa minta jaminan sosial. Walaupun demikian dari berita akhir2 ini, 45% dari mereka yg dapat tunjangan sosial kesulitan untuk suatu kehidupan " normal". Jadi toch orang lebih suka tetap bisa bekerja sampai usia pensiun? Selain itu , kadang untuk pekerja2 pengangur diatas umur 45 tahunan tentu sulit bisa dapatkan pekerjaan, karena usianya, walaupun menurut peraturan tidak ada diskriminasi umur? Belum lagi kalau dikaitkan dng etnisnya. Dan dari berita2 ternyata ada pengangguran yg sampai lebih 3 tahun bahkan belakangan jawatan sosial Belanda menghapuskan kewajiban mengajukan lamaran kerja bagi pengangguran yg lebih dari 10 tahun. Sebab ternyata kursus2 keahlian tertentu yg diorganisasi jawaban penempatan tenaga kerja ternyata tidak mencapai tujuan yg diharapkan, mungkin pelaksanaannya tidak disinkronkan dng sektor2 tertentu? Juga perusahaan2 ada yg mengambil kebijakan untuk berhenti mengeluarkan advertensi lowongan kerja , walaupun kadang tenaga yg pensiun selaiknya digantikan. Tentu ini tergantung pada sektor2 tertentu, saya yg sudah 1,5 tahun betul2 pensiunpun beberapa bulan yg lalu dapat telepon dari instansi terakhir tempat saya kerja, dimana mereka bertanya apakah saya mau membantu lagi? Setelah usia pensiun 65 th, saya dihimbau meneruskan kerja dng kontrak tahunan hal ini terlaksana 3X berturut2, setelah itu menurut peraturan bila hendak diperpanjang oleh perusahaan maka si pekerja kontrak tahunan harus dijadikan tenaga tetap. Tentu untuk perusahaan saya terlalu mahal, karena saya sudah mencapai max. ketentuan upah, selain itu tentu usia juga dianggap rentan terhadap penyakit, jadi setelah itu saya benar2 pensiun. Maaf jadi ngalor-ngidhul, dan dng ini saya akhirnya saja .

Sekian, Tik

Referensi

Dokumen terkait

Apabila hasil zakat dan pendapatan-pendapatan negara lainnya mencukupi kebutuhan mereka, maka allah tidak menuntut hak yang lain dari orang mukmin untuk para fakir miskin. Tapi

Hak pakai adalah hak untuk menggunakan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau sesuai dengan pasal 41 ayat (1) UUPA yang mendefenisikan hak pakai

(e) Menetapkan pasar (market oriented) , Negara tidak hanya berinvestasi, tetapi memutuskan untuk menjual seluruh hasil produksi dalam negeri untuk kebutuhan

Dari hasil penelitian terdahulu diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Kepemilikan Sertifikat Hak Milik atas Tanah di Desa

d. Masih mengadakan pungutan hasil hutan di wilayah hutan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penetapan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan dan nilai produksi sumberdaya ikan layur dalam menunjang kebutuhan masyarakat setempat pada setiap

Hasil dari produksi biogas ini digunakan masyarakat sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas LPG untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari – hari dan sehingga dapat

Hubungan yang sangat erat antara manusia dengan tanah dan antara masyarakat dengan tanah, menyebabkan manusia (masyarakat) berhak untuk menguasai, memanfaatkan, memungut