• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI

DAN

KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA

AGUSTUS 2016

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Provinsi Kalimantan Timur

Tim Penyusun

Mawardi B.H. Ritonga

: Kepala Perwakilan

Harry Aginta

: Deputi Bidang Ekonomi dan Keuangan

Rifki Ismail

: Analis Ekonomi

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) periode Agustus 2016 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat waktu serta dipublikasikan dan didiseminasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. KEKR Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kaltim terkini serta prospeknya di triwulan mendatang.

Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kaltim dan Kaltara didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di masa yang akan datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kaltim dan Kaltara.

Samarinda, Agustus 2016

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Mawardi B.H. Ritonga Kepala Perwakilan

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI ... ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ... xi

I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH ... 1

Gambaran Umum ... 1

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha ... 3

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran ... 15

1.3 BOKS I.1 ... 28

BOKS I.2 ... 30

II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH... 35

APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ... 35

2.1 APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur ... 38

2.2 APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ... 40

2.3 APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara ... 42

2.4 Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat ... 43

2.5 III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ... 46

Gambaran Umum ... 46 3.1 Inflasi Bulanan (mtm) ... 47 3.2 Inflasi Triwulanan (qtq) ... 50 3.3 Inflasi Tahunan (yoy) ... 52

3.4 Inflasi Kota ... 53

3.5 Disagregasi Inflasi ... 54

3.6 Inflasi Kota Tarakan ... 57

3.7 IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM . 60 Gambaran Umum ... 60

4.1 Ketahanan Korporasi ... 61

4.2 Ketahanan Rumah Tangga ... 64

4.3 Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 66

4.4 BOKS IV.1 ... 68

(4)

Gambaran Umum ... 71

5.1 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Non Tunai ... 71

5.2 Pengelolaan Uang Rupiah ... 72

5.3 VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ... 75

Gambaran Umum ... 75

6.1 Ketenagakerjaan ... 75

6.2 6.2.1 Ketenagakerjaan Kalimantan Timur ... 75

6.2.2 Ketenagakerjaan Kalimantan Utara ... 77

Kesejahteraan ... 78

6.3 6.3.1 Kesejahteraan Kalimantan Timur ... 78

6.3.2 Kesejahteraan Kalimantan Utara ... 81

VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 83

Gambaran Umum ... 83

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra ... 83

7.2 Prospek Inflasi ... 87

7.3 DAFTAR ISTILAH ... 89

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Lapangan Usaha (yoy) ... 3

Tabel I.2 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Pengeluaran (yoy) ... 16

Tabel I.3 Perbandingan Perdagangan Internasional Kaltim dan Kaltara... 17

Tabel I.4 Komoditas Utama Ekspor Kaltim dan Kaltara ... 18

Tabel I.5 Negara Tujuan Utama Ekspor Kaltim dan Kaltara ... 18

Tabel I.6 Komoditas Utama Impor Kaltim dan Kaltara ... 21

Tabel I.7 Negara Asal Utama Impor Kaltim dan Kaltara ... 22

Tabel I.8 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur Triwulan I 2016 ... 28

Tabel I.9 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara Triwulan I 2016 ... 29

Tabel I.10 Model MRP Provinsi Kaltim dan Dati II di Wilayah Kaltim ... 30

Tabel I.11 Kriteria Interpretasi Hasil RPR dan RPS ... 31

Tabel I.12 Model LQ Provinsi Kaltim dan Dati II di Wilayah Kaltim ... 31

Tabel I.13 Kriteria Interpretasi Hasil LQ ... 31

Tabel II.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim s.d. Triwulan II TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ... 36

Tabe II.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim s.d. Triwulan II TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ... 37

Tabel II.3 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltara s.d. Triwulan II TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ... 41

Tabe II.4 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltara s.d. Triwulan II TA 2015 dan 2016 (Rp Juta) ... 42

Tabel III.1 Perbandingan Inflasi Kaltim Triwulan I dan II 2016 (mtm) ... 48

Tabel III.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Kaltim selama Triwulan II 2016 (mtm) ... 50

Tabel III.3 Inflasi Kaltim Triwulan I 2015 s.d. Triwulan I 2016 (qtq) ... 50

Tabel III.4 Inflasi Kaltim Triwulan I 2015 s.d. Triwulan II 2016 (yoy) ... 52

Tabel III.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kaltim Triwulan II 2016 (yoy) ... 53

Tabel III.6 Inflasi Kaltim dan Kota Triwulan I 2015 s.d. Triwulan II 2016 (qtq & yoy) ... 54

Tabel III.7 Inflasi Kaltim dan Kota Triwulan II 2015 dan Triwulan II 2016 (yoy) ... 54

Tabel III.8 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Core Inflation Kaltim Triwulan II 2016 (yoy) ... 55

Tabel III.9 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile Foods Kaltim Triwulan I 2016 (yoy) ... 56

Tabel III.10 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Prices Kaltim Triwulan I 2016 (yoy) ... 57

Tabel III.11 Inflasi Tarakan Triwulan I 2015 s.d. Triwulan II 2016 (yoy) ... 58

Tabel III.12 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tarakan Triwulan II 2016 (yoy) ... 59

Tabel IV.1 Perkembangan Suku Bunga Acuan... 68

Tabel IV.2 Perkembangan Suku Bunga Kredit di Kaltim ... 69

Tabel IV.3 Perkembangan Suku Bunga Kredit di Kaltim ... 70

Tabel VI.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran Kaltim ... 75

Tabel VI.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan dan Daerah Provinsi Kaltim (Februari 2016) ... 76

(6)

Tabel VI.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Umur dan Pendidikan Provinsi Kaltim (Februari 2016)

... 76

Tabel VI.4 Angkatan Kerja dan Pengangguran Kaltara ... 77

Tabel VI.5 Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan dan Daerah Provinsi Kaltara (Februari 2016) ... 77

Tabel VI.6 Penduduk Usia Kerja Menurut Umur dan Pendidikan Provinsi Kaltara (Februari 2016) ... 78

Tabel VI.7 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kaltim ... 80

Tabel VI.8 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kaltara ... 82

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra & Nasional ... 2

Grafik I.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan ... 2

Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertambangan ... 4

Grafik I.4 Produksi Batubara Kaltimra ... 5

Grafik I.5 Indeks Manufaktur Tiongkok ... 5

Grafik I.6 DMO Batubara Kaltimra ... 6

Grafik I.7 Harga Batubara Internasional dan HBA ... 6

Grafik I.8 Lifting Minyak Kaltimra ... 6

Grafik I.9 Lifting Gas Kaltimra ... 6

Grafik I.10 Kredit dan NPL Sektor Pertambagan Kaltimra ... 7

Grafik I.11 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Industri Pengolahan ... 8

Grafik I.12 Indeks Produksi LNG Kaltimra ... 8

Grafik I.13 Indeks Produksi Kilang Minyak Kaltimra ... 8

Grafik I.14 Indeks Produksi Pupuk Kaltimra ... 9

Grafik I.15 Indeks Produksi Amoniak ... 9

Grafik I.16 Indeks Produksi CPO Kaltimra ... 9

Grafik I.17 Harga CPO Kaltimra dan CPO Internasional ... 9

Grafik I.18 Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Kaltimra ... 10

Grafik I.19 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertanian ... 11

Grafik I.20 Indeks Produksi TBS Kaltimra ... 11

Grafik I.21 Harga TBS Kaltimra dan CPO Internasional ... 11

Grafik I.22 Indeks Produksi Ikan Laut Kaltimra ... 12

Grafik I.23 Indeks Produksi Perairan Umum Kaltimra... 12

Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Sawah Kaltimra ... 12

Grafik I.25 Indeks Produksi Padi Ladang Kaltimra ... 12

Grafik I.26 Indeks Produksi Jagung Kaltimra ... 13

Grafik I.27 Indeks Produksi Kedelai Kaltimra ... 13

Grafik I.28 Kredit dan NPL Sektor Pertanian Kaltimra... 13

Grafik I.29 Kredit dan NPL Sektor Perikanan Kaltimra ... 13

Grafik I.30 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Konstruksi ... 14

Grafik I.31 Indeks Belanja Modal APBD Kaltimra ... 14

Grafik I.32 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Perdagangan... 15

Grafik I.33 Indeks Harga Perdagangan Besar Kaltimra ... 15

Grafik I.34 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Akomodasi dan Makan Minum ... 15

Grafik I.35 Kredit dan NPL Sektor Akomodasi dan Makan Minum Kaltimra ... 15

Grafik I.36 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kaltimra ... 17

Grafik I.37 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Ekspor Luar Negeri ... 17

Grafik I.38 Perkembangan Ekspor Kaltimra ... 17

Grafik I.39 Perkembangan Ekspor Migas Kaltimra ... 18

Grafik I.40 Perkembangan Ekspor Nonmigas Kaltimra ... 18

Grafik I.41 Ekspor Batubara Kaltimra ... 19

Grafik I.42 Harga Batubara Acuan dan Batubara Internasional ... 19

(8)

Grafik I.44 Perkembangan Impor Kaltimra ... 20

Grafik I.45 Perkembangan Impor Migas Kaltimra ... 21

Grafik I.46 Perkembangan Impor Nonmigas Kaltimra ... 21

Grafik I.47 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - PMTB ... 23

Grafik I.48 Penanaman Modal Swasta Kaltimra ... 23

Grafik I.49 Penanaman Modal Asing Kaltimra ... 23

Grafik I.50 Penanaman Modal Dalam Negeri Kaltimra ... 23

Grafik I.51 Kredit dan NPL Investasi Kaltimra ... 24

Grafik I.52 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Konsumsi Rumah Tangga ... 25

Grafik I.53 Optimisme Konsumen Rumah Tangga Kaltimra ... 25

Grafik I.54 Kredit Konsumsi Kaltimra ... 26

Grafik I.55 Kredit Perumahan dan Ruko Kaltimra ... 26

Grafik I.56 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra – Konsumsi Pemerintah ... 26

Grafik I.57 Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Kalimantan Timur Berdasarkan PDRB dan Kredit ... 33

Grafik II.1 APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Tahun 2008-2016 ... 35

Grafik II.2 Komponen Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II TA 2015 dan 2016 ... 37

Grafik II.3 Komponen Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim Triwulan II TA 2015 dan 2016... 38

Grafik II.4 APBD Kabupaten Kota di Wilayah Kaltim Triwulan II 2016 – Sisi Pendapatan ... 39

Grafik II.5 APBD Kabupaten Kota di Wilayah Kaltim Triwulan II 2016 – Sisi Belanja ... 40

Grafik II.6 APBD Kabupaten Kota di Wilayah Kaltara Triwulan II 2016 – Sisi Pendapatan ... 43

Grafik II.7 APBD Kabupaten Kota di Wilayah Kaltara Triwulan II 2016 – Sisi Belanja ... 43

Grafik II.8 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltim Triwulan II 2016 ... 44

Grafik II.9 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Kaltara Triwulan II 2016 ... 45

Grafik III.1 Inflasi Kaltim & Nasional ... 47

Grafik III.2 Perbandingan Inflasi di Kalimantan ... 47

Grafik III.3 Inflasi Subkelompok Makanan Jadi Kaltim ... 51

Grafik III.4 Inflasi Subkelompok Transpor Kaltim ... 52

Grafik III.5 Perbandingan Disagregasi Inflasi Kaltim ... 55

Grafik III.6 Perkembangan Disagregasi Inflasi Kaltim ... 55

Grafik III.7 Perbandingan Inflasi Tarakan dengan Inflasi Nasional dan Inflasi Kaltim ... 58

Grafik III.8 Perkembangan Disagregasi Inflasi Tarakan ... 58

Grafik IV.1 Perbandingan DPK Nasional dan Kaltimra ... 60

Grafik IV.2 Perbandingan Kredit Nasional dan Kaltimra ... 60

Grafik IV.3 Komposisi Kredit Berdasarkan Penggunaan Kaltimra ... 61

Grafik IV.4 Komposisi Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltimra ... 61

Grafik IV.5 Perkembangan DPK Korporasi Kaltimra ... 62

Grafik IV.6 Komposisi DPK Korporasi Kaltimra ... 62

Grafik IV.7 Perkembangan Kredit Korporasi Kaltimra ... 62

Grafik IV.8 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltimra ... 62

Grafik IV.9 Asset Turn Over Korporasi Sektor Pertambangan ... 63

(9)

Grafik IV.11 Debt to Service Ratio dan Interest Coverage Ratio Korporasi Sektor Pertambangan

... 64

Grafik IV.12 Debt to Equity Ratio dan Solvability Korporasi Sektor Pertambangan ... 64

Grafik IV.13 Perkembangan DPK Perorangan Kaltimra ... 65

Grafik IV.14 Komposisi DPK Perorangan Kaltimra... 65

Grafik IV.15 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Kaltimra ... 65

Grafik IV.16 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Berdasarkan Jenisnya Kaltimra ... 65

Grafik IV.17 Perkembangan Rasio Kredit UMKM Terhadap Total Kredit Kaltimra ... 66

Grafik IV.18 Perkembangan Kredit UMKM Kaltimra ... 66

Grafik IV.19 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan Kaltimra ... 67

Grafik IV.20 Komposisi Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan Usaha Kaltimra ... 67

Grafik V.1 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Kaltimra ... 71

Grafik V.2 Perkembangan VolumeTransaksi Kliring Kaltimra ... 71

Grafik V.3 Pengedaran Uang Kartal Kaltimra ... 72

Grafik V.4 Pengedaran Uang Kartal Kaltimra Berdasarkan Wilayah Kerja Bank Indonesia ... 72

Grafik V.5 Penarikan Uang Tidak Layak Edar Kaltimra ... 73

Grafik V.6 Rasio Penarikan Uang Tidak Layak Edar terhadap Inflow Kaltimra ... 73

Grafik VI.1 Nilai Tukar Petani Provinsi Kaltim ... 79

Grafik VI.2 Indeks Tendensi Konsumen Kaltim ... 79

Grafik VI.3 Jumlah Penduduk Miskin Kaltim ... 80

Grafik VI.4 Persentase Penduduk Miskin Kaltim ... 80

Grafik VI.5 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kaltim Berdasarkan Kabupaten/Kota ... 81

Grafik VI.6 Jumlah Penduduk Miskin Kaltara ... 81

Grafik VI.7 Persentase Penduduk Miskin Kaltara ... 81

Grafik VI.8 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kaltara Berdasarkan Kabupaten/Kota ... 82

Grafik VII.1 Perkiraan Pertumbuhan Indeks Harga Ekspor Kalimantan Timur ... 85

Grafik VII.2 Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan ke depan ... 88

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2016 (yoy) ... 1

(10)

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

PDRB DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI KALTIMRA

INFLASI KALTIM DAN TARAKAN

I II I II I II I II I II I II I II I II

PDRB ADHK TD 2010 Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

PDRB Total 121,091 121,722 120,211 120,578 107,851 108,108 12,361 12,470 -0.2 -0.4 -0.7 -0.9 -1.0 -1.3 1.7 2.3

Sisi Penawaran

Pertanian 9,289 9,409 9,239 9,364 6,978 7,116 2,261 2,249 8.2 8.3 -0.5 -0.5 -2.2 -1.9 5.1 4.5 Pertambangan 59,834 58,803 56,560 55,731 53,041 52,264 3,519 3,467 -1.6 -3.6 -5.5 -5.2 -5.2 -5.2 -8.8 -6.2 Industri Pengolahan 21,880 22,952 23,635 24,136 22,424 22,888 1,211 1,248 -4.7 -0.4 8.0 5.2 8.2 5.1 4.9 7.1 Listrik dan Gas 52 54 56 58 49 51 7 7 38.1 38.5 6.9 8.3 7.1 9.3 5.6 1.8 Air 54 55 57 58 49 50 8 9 -0.1 3.1 4.9 5.9 4.9 5.8 4.8 6.0 Konstruksi 8,936 8,961 8,618 8,547 7,168 7,115 1,450 1,431 1.2 1.2 -3.6 -4.6 -5.3 -6.1 6.3 3.3 Perdagangan 6,316 6,433 6,566 6,615 5,317 5,357 1,249 1,259 0.2 0.1 4.0 2.8 3.4 2.4 6.5 4.6 Transportasi dan Pergudangan 3,643 3,717 3,795 3,814 3,060 3,071 736 742 4.7 5.0 4.2 2.6 3.7 2.4 6.2 3.5 Akomodasi dan Makan Minum 915 935 954 971 798 811 156 161 5.7 6.0 4.2 3.9 3.6 3.0 7.4 8.8 Informasi dan Komunikasi 1,801 1,840 1,934 1,972 1,593 1,623 340 348 10.5 9.7 7.4 7.2 7.2 7.3 8.4 6.7 Jasa Keuangan 1,746 1,676 1,775 1,809 1,633 1,665 142 144 4.0 -1.1 1.7 7.9 1.5 8.1 3.9 5.6 Real Estate 1,099 1,103 1,106 1,100 984 977 122 122 6.4 4.5 0.7 -0.3 0.7 -0.4 0.7 0.6 Jasa Perusahaan 254 252 242 238 208 204 34 34 0.5 -2.3 -4.8 -5.7 -4.8 -5.6 -5.2 -5.9 Adm Pemerintahan 2,412 2,605 2,581 2,959 1,954 2,228 628 731 3.1 6.9 7.0 13.6 3.9 12.1 18.1 18.4 Jasa Pendidikan 1,671 1,701 1,783 1,851 1,488 1,545 295 306 13.4 16.0 6.7 8.8 7.4 9.2 3.3 6.9 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 640 663 709 733 576 594 133 139 14.7 14.0 10.7 10.6 9.4 9.7 16.7 14.6 Jasa lainnya 548 565 601 622 531 550 70 72 10.0 9.2 9.6 10.1 8.9 10.1 15.3 10.3 Sisi Permintaan Konsumsi RT 17,861 17,949 18,224 18,389 16,089 16,224 2,136 2,165 1.1 1.6 2.0 2.5 1.9 2.4 2.9 2.8 Konsumsi LNPRT 473 561 499 533 415 437 85 96 -8.6 8.4 5.5 -5.0 5.9 -6.0 3.8 -0.4 Konsumsi Pemerintah 2,139 4,289 2,302 4,173 1,782 3,054 520 1,119 17.8 8.3 7.6 -2.7 5.7 -9.5 14.6 22.5 PMTDB 31,525 33,786 29,421 29,966 25,445 26,064 3,976 3,902 0.8 0.0 -6.7 -11.3 -9.0 -12.8 11.2 0.1 Perubahan Inventori 996 1,918 458 458 325 331 133 127 -48.2 -16.8 -54.0 -76.1 -60.7 -78.9 -21.5 -64.1 Ekspor LN 70,302 63,404 61,221 59,682 58,062 56,611 3,159 3,071 -6.7 -16.4 -12.9 -5.9 -11.0 -7.1 -37.9 23.0 Impor LN 21,095 19,125 18,057 17,802 17,880 17,653 177 150 12.0 -7.0 -14.4 -6.9 -14.0 -6.9 -42.5 -8.7 Net Ekspor Antar Daerah 18,890 18,940 26,143 25,180 23,613 23,041 2,530 2,140 62.3 117.5 38.4 32.9 32.1 40.1 148.0 -14.3

EKSPOR-IMPOR Juta US$ Juta US$ Juta US$ Juta US$ Juta US$ Juta US$ Juta US$ Juta US$ %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

Ekspor 5,264 4,561 3,516 3,423 3,331 3,235 185 188 -21.4 -31.6 -33.2 -24.9 -32.5 -25.1 -43.7 -21.2 Ekspor Migas 1,981 1,441 1,063 919 1,063 919 - - -28.8 -49.9 -46.3 -36.2 -46.3 -36.2 n.a. n.a. Ekspor Nonmigas 3,283 3,119 2,452 2,504 2,268 2,316 185 188 -16.2 -17.7 -25.3 -19.7 -23.2 -19.6 -43.7 -21.2 Impor 1,378 1,361 823 941 819 937 4 4 -37.1 -39.7 -40.2 -30.9 -39.6 -31.1 -81.4 165.8 Impor Migas 1,075 1,025 584 651 584 650 - 0 -40.3 -44.2 -45.7 -36.5 -45.7 -36.5 n.a. n.a. Impor Nonmigas 302 336 239 290 235 286 4 4 -22.1 -20.2 -20.9 -13.6 -16.3 -14.3 -81.4 155.7 KALTARA 2016 KALTIM KALTARA 2016 2016 2015 2016 2016 2015 2016 KALTIMRA KALTIMRA KALTIM I II III IV I II I II III IV I II

INFLASI Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy

IHK Kaltim 120.64 122.31 123.95 125.76 126.60 127.66 6.71 7.22 7.42 5.11 4.94 4.37 Core Inflation 117.40 118.18 119.49 120.43 121.62 122.56 5.09 5.54 5.84 4.27 3.62 3.73 Volatile Foods 124.21 127.82 130.46 133.56 134.23 134.96 8.36 8.30 8.39 10.06 8.00 5.58 Administered Prices 127.34 129.96 131.59 134.98 134.89 136.66 9.88 11.24 11.25 2.67 5.93 5.16 IHK Samarinda 120.41 121.83 123.14 125.29 126.54 126.99 5.65 6.48 6.87 4.24 5.09 4.24 IHK Balikpapan 120.93 122.94 125.00 126.36 126.67 128.53 8.12 8.18 8.12 6.26 4.75 4.55 IHK Tarakan 126.43 127.99 129.21 130.96 132.39 135.87 9.52 9.79 6.76 3.42 4.71 6.16 2016 2015 2016 2015

(11)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN KALTIMRA

I II III IV I II I II III IV I II

Perbankan Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy DPK 87,795 93,506 93,943 83,619 83,152 86,558 9.54 6.64 2.84 -6.54 -5.29 -7.43 Giro 20,639 23,998 22,559 17,070 18,110 20,536 22.73 3.82 0.12 -24.39 -12.25 -14.43 Tabungan 35,666 35,700 35,988 39,630 36,955 38,918 0.08 1.61 -1.76 2.11 3.61 9.01 Deposito 31,490 33,808 35,395 26,918 28,087 27,104 13.69 14.86 9.97 -4.13 -10.81 -19.83 ASET 111,502 119,603 120,741 104,372 103,516 105,511 13.00 8.18 5.50 -9.60 -7.16 -11.78 KREDIT Lokasi Proyek 102,999 102,788 105,531 104,611 103,317 105,898 2.28 3.83 5.07 -1.86 0.31 3.03 NPL 5,237 5,009 5,595 5,475 5,125 6,508 5.08 4.87 5.30 5.23 4.96 6.15 Berdasarkan Penggunaan

Modal Kerja 32,268 33,716 34,370 31,884 31,442 34,157 -4.91 3.12 2.61 -12.60 -2.56 1.31 Investasi 47,026 45,007 46,576 48,242 47,312 46,754 5.82 2.94 5.79 3.94 0.61 3.88 Konsumsi 23,705 24,065 24,585 24,485 24,563 24,987 6.15 6.58 7.27 3.29 3.62 3.83 Berdasarkan Sektor Ekonomi

Pertanian, Perburuan, Kehutanan 16,446 16,271 16,559 17,083 17,484 17,707 4.50 -1.69 2.51 2.33 6.31 8.83 Perikanan 126 121 124 129 128 130 41.52 -0.07 0.52 7.98 1.75 7.63 Pertambangan, Penggalian 14,730 13,155 13,031 11,935 11,033 11,290 5.55 32.21 7.44 -29.87 -25.10 -14.18 Industri Pengolahan 9,931 10,359 10,781 11,772 11,724 12,116 8.45 3.32 25.30 21.97 18.06 16.97 LGA 1,721 2,452 2,615 3,021 2,639 2,748 -5.11 44.98 50.02 74.24 53.29 12.10 Konstruksi 4,585 4,831 4,989 4,906 4,848 5,071 10.32 9.63 4.07 2.01 5.74 4.97 Perdagangan 13,900 14,332 14,953 14,477 14,456 15,481 9.93 6.71 9.72 5.54 4.00 8.02 Akomodasi, Mamin 1,584 1,721 1,899 2,106 2,324 2,425 11.57 16.26 25.18 21.66 46.74 40.88 TransKomGud 6,936 6,260 6,494 6,425 6,257 6,082 -14.80 -25.88 -20.83 -10.02 -9.80 -2.84 Keuangan 1,136 1,345 1,339 1,229 1,190 956 -27.36 -21.36 -18.20 -27.70 4.73 -28.94 RE, Sewa, JU 6,309 6,002 6,327 5,231 4,997 5,222 -18.66 -10.10 -8.91 -19.81 -20.81 -13.00 Adm.Pemerintah 7 8 9 8 8 8 -0.07 -2.72 23.34 -14.17 15.39 -3.38 Jasa Pendidikan 34 43 49 54 64 71 91.48 57.18 62.87 94.07 88.37 63.62 Jasa KesSos 142 139 143 136 125 132 20.20 10.84 11.12 -1.91 -12.22 -4.96 Jasa Masy 1,543 1,546 1,512 1,487 1,374 1,365 -11.98 9.45 -9.74 -8.07 -11.00 -11.71 Jasa Perorangan 32 36 39 45 47 48 20.44 15.68 25.96 39.33 44.27 35.68 Intl 1 - - - - 1 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. 0.00 Keg. Lain 129 102 85 79 59 57 764.49 -68.43 -50.38 -65.43 -54.65 -44.40 RT. Total 23,705 24,065 24,585 24,485 24,563 24,987 6.15 6.58 7.27 3.29 3.62 3.83 Sistem Pembayaran Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar Rp Miliar %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy %yoy Inflow 3,377 1,744 2,937 1,419 3,262 2,029 28.27 0.52 8.17 -13.92 -3.42 16.37 Outflow 1,864 4,106 4,836 5,574 1,824 5,710 -17.02 19.71 -4.81 -12.30 -2.18 39.05

(12)

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

AGUSTUS 2016

Ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) triwulan II 2016 masih berada dalam fase kontraksi terutama disebabkan oleh masih lemahnya kinerja pertambangan dan tren harga komoditas internasional yang masih menurun

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Laju pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2016, pertumbuhan tahunan ekonomi Kaltimra terkontraksi -0,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan I 2016 yang terkontraksi -0,7% (yoy). Capaian pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,2% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan kinerja ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 sedikit lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dibandingkan dengan triwulan I 2016 yang terkontraksi -3,5% (qtq), ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 tumbuh 0,3% (qtq).

Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertambangan tetap menjadi penyebab utama turunnya kinerja perekonomian Kaltimra triwulan II 2016. Rendahnya permintaan global terhadap komoditas ekspor utama dan tren penurunan harga komoditas internasional yang masih berlanjut, memberi dampak signifikan terhadap kinerja sektor pertambangan. Di sisi permintaan, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor luar negeri menjadi penyebab utama kontraksi ekonomi Kaltimra triwulan II 2016. Menurunnya permintaan dari negara mitra dagang utama dan harga komoditas internasional yang masih belum pulih pada triwulan laporan berdampak langsung pada kinerja ekspor luar negeri. Ketidakpastian kondisi ekonomi Kaltimra juga berdampak pada buruknya iklim investasi di Kaltimra yang tercermin dari pertumbuhan investasi yang terkontraksi lebih dalam pada triwulan II 2016.

(13)

akan membaik namun masih terkontraksi pada level -0,8% (yoy). Perbaikan kinerja ekonomi Kaltimra triwulan III 2016 diperkirakan masih ditopang oleh perbaikan kinerja ekspor luar negeri dan konsumsi rumah tangga meskipun masih melambat.

Kinerja belanja fiskal pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami akselerasi di tengah efisiensi anggaran yang dilakukan

Keuangan Pemerintah Daerah

Kontraksi ekonomi Kaltim tercermin pada kemampuan fiskal yang lebih ketat. APBD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim tahun 2016 ditetapkan sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Anggaran pendapatan tahun 2016 turun -1,9%, dari Rp10,5 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp10,3 triliun pada tahun 2016. Sementara itu pagu belanja tahun 2016 juga mengalami penurunan sebesar -3,4%, dari semula Rp11,5 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp11,1 triliun pada tahun 2016.

Realisasi pendapatan APBD Pemprov Kaltim secara kumulatif sampai dengan triwulan II 2016 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi belanja Pemprov Kaltim hingga triwulan II 2016 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Pemprov Kaltara, realisasi pendapatan Pemprov Kaltara sampai dengan triwulan II 2016 lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Kondisi serupa terhadi pada realisasi belanja pemprov Kaltara sampai dengan triwulan II 2016 yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ditengah pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi, inflasi Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan II 2016 bergerak stabil menuju sasaran inflasi nasional didukung oleh meredanya inflasi

Perkembangan Inflasi Daerah

Inflasi Kaltim triwulan II 2016 terkendali pada level yang lebih rendah. Inflasi Kaltim pada triwulan II 2016 tercatat 4,37% (yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94% (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 3,45% (yoy). Di wilayah Kalimantan, inflasi Kaltim menempati urutan ketiga setelah inflasi Kalimantan Selatan sebesar 5,88% (yoy) dan inflasi Kalimantan Barat sebesar 5,25% (yoy).

Berdasarkan disagregasinya, tekanan pada kelompok volatile foods dan administered prices terutama disebabkan oleh

(14)

kelompok volatile foods dan penyesuaian harga energi

permintaan masyarakat yang umumnya mengalami peningkatan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Sementara itu, kelompok core inflation seiring dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) yang jatuh pada akhir triwulan II 2016. Pada triwulan III 2016, inflasi Kaltim diperkirakan lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan II 2016. Meredanya inflasi Kaltim triwulan III disebabkan oleh normalisasi harga bahan makanan dan tarif angkutan udara pasca perayaan HBKN.

Inflasi Kota Tarakan meningkat pada triwulan II 2016 dibandingkan periode sebelumnya. Kota Tarakan mengalami inflasi sebesar 6,16% (yoy) pada triwulan II 2016, naik dibandingkan triwulan I 2016 yang tercatat 4,71% (yoy). Dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,45% (yoy), inflasi tahunan Tarakan masih berada di atas level inflasi nasional maupun inflasi Kaltim.

Kinerja perbankan dalam menghimpun dana mengalami penurunan di tengah kondisi ekonomi yang saat ini terkontraksi, sementara penyaluran kredit masih tumbuh disertai dengan risiko yang tinggi

Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses

Keuangan dan UMKM

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) mengalami penurunan di tengah kondisi ekonomi yang masih terkontraksi pada triwulan II 2016. Kemampuan perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terutama bersumber dari golongan debitur korporasi. Penarikan dana korporasi dari perbankan diindikasi merupakan upaya korporasi untuk tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang terkontraksi.

Di sisi lain, penyaluran kredit yang berlokasi proyek di wilayah Kaltimra mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan II 2016. Peningkatan kredit bersumber dari kredit perseorangan yang memberikan andil terbesar pada triwulan III 2016 disertai dengan tingkat risiko yang masih terjaga.

Pembiayaan di sektor UMKM tumbuh 4,77% (yoy) pada triwulan II 2016, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya senilai 0,97% (yoy).

(15)

Jumlah transaksi non tunai mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan infrastruktur sistem pembayaran non tunai, sementara penggunaan transaksi tunai masih tinggi

Penyelenggaraan

Sistem

Pembayaran

dan

Pengelolaan Uang Rupiah

Transaksi keuangan di Kaltim dan Kaltara (Kaltimra) yang dikelola oleh KPw BI Provinsi Kaltim dan KPw BI Balikpapan pada triwulan II 2016 mengalami peningkatan baik tunai maupun non tunai. Transaksi pembayaran non tunai di wilayah Kaltimra mengalami peningkatan pada triwulan II baik dari sisi nominal maupun volume transaksi. Sementara jumlah uang yang keluar (outflow) meningkat pada triwulan II 2016, sementara jumlah uang yang masuk (inflow) menurun, sehingga secara keseluruhan tercatat net-outflow.

Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami penurunan namun tingkat kesejahteraan masih terjaga.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Berdasarkan data ketenagakerjaan BPS, jumlah angkatan kerja di wilayah Kaltim dan Kaltara mengalami peningkatan pada Februari 2016. Namun, peningkatan angkatan kerja Kaltim pada periode tersebut didorong oleh naiknya jumlah angkatan kerja yang menganggur. Sementara di Kaltara, walaupun jumlah angkatan kerja bertambah namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Kaltim mengkonfirmasi adanya penurunan penyerapan tenaga kerja pada periode tersebut.

Sementara itu, tingkat kemiskinan periode Maret 2016 menurun dibandingkan periode September 2015. Walapun terdapat penambahan jumlah penduduk miskin di wilayah Kaltim dan Kaltara, namun tingkat kemiskinan dua wilayah tersebut pada Maret 2016 lebih rendah dibandingkan September 2016.

Terbatasnya pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan harga komoditas internasional yang

Prospek Perekonomian Daerah

Kondisi perekonomian Kaltimra tahun 2016 diperkirakan tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, masih berada dalam fase kontraksi. Dari aktivitas domestik, masih lemahnya kondisi ekonomi Kaltimra tahun 2016 disebabkan karena kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang

(16)

berjalan lambat diperkirakan masih menjadi tekanan bagi pemulihan ekonomi Kaltimra tahun 2016

menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi eksternal, ekspor luar negeri diperkirakan masih terkontraksi namun tidak sedalam tahun 2015. Perbaikan kinerja ekspor luar negeri Kaltim terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan batubara sebagai komoditas utama ekspor Kaltim dari Tiongkok. Berdasarkan lapangan usahanya, sektor industri pengolahan diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja positif industri pengolahan Kaltimra diperkirakan didorong oleh meningkatnya industri nonmigas, terutama CPO. Beroperasinya sejumlah pabrik CPO baru di Kaltimra yang menambah kapasitas produksi CPO di Kaltimra diperkirakan akan memberikan andil yang tinggi bagi perbaikan ekonomi Kaltimra.

Di sisi perkembangan harga, inflasi Kaltim tahun 2016 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Meredanya tekanan inflasi Kaltim tahun 2016 disebabkan oleh harga energi yang beberapa kali dikoreksi ke bawah oleh pemerintah pusat. Sementara itu, inflasi kelompok volatile foods lebih terkendali menyusul berbagai upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Namun demikian, masih terdapat risiko-risiko yang berpotensi memberi tekanan terhadap inflasi Kaltim tahun 2016.

(17)

Pangsa thdp Nasional Pangsa thdp Kalimantan KalBar 1.2 14.3 KalTeng 0.9 10.4 KalSel 1.2 14.6 KalTimra 5.1 60.8

I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) triwulan II 2016 masih berada dalam fase kontraksi terutama disebabkan oleh masih lemahnya kinerja pertambangan dan tren harga komoditas internasional yang masih menurun

Gambaran Umum

1.1

Laju pertumbuhan ekonomi Kaltimra1 triwulan II 2016 terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2016, pertumbuhan tahunan ekonomi Kaltimra terkontraksi -0,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan I 2016 yang terkontraksi -0,7% (yoy). Capaian pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,2% (yoy) (Grafik I.1). Namun demikian, secara triwulanan kinerja ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 sedikit lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dibandingkan dengan triwulan I 2016 yang terkontraksi -3,5% (qtq), ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 tumbuh 0,3% (qtq).

Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2016 (yoy)

Sumber: BPS, diolah

Notes:

Gambar I.1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2016 berdasarkan regional, sedangkan tabel menunjukkan pangsa perekonomian provinsi di Kalimantan terhadap ekonomi Nasional dan Kalimantan.

1

BPS Provinsi Kaltim telah merilis angka PDRB Provinsi Kaltim yang terpisah dengan Kaltara. Namun demikian, analisis pada bab ini masih menggunakan PDRB Kaltimra karena masih terbatasnya periode data PDRB Provinsi Kaltim.

Balnustra

▲7,4%

Sulawesi

▲8,5

%

NASIONAL 5,2% Kalimantan

1,1

%

Maluku & Papua

-

1,6%

Jawa

▲5,7%

Sumatera

(18)

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra & Nasional

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan

Di wilayah Kalimantan, Provinsi Kaltim mengalami tekanan ekonomi paling dalam pada triwulan II 2016 (Grafik I.2). Dengan pangsa mencapai 54,5% dari ekonomi Kalimantan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2016 berdampak langsung pada ekonomi Kaltimra yang pada akhirnya mempengaruhi ekonomi Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan triwulan II 2016 tercatat 1,1% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,4% (yoy). Wilayah lainnya yang mengalami perlambatan ekonomi pada triwulan II 2016 adalah Maluku dan Papua yang terkontraksi -1,6% (yoy) (Gambar I.1).

Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertambangan tetap menjadi penyebab utama turunnya kinerja perekonomian Kaltimra triwulan II 2016. Rendahnya permintaan global terhadap komoditas ekspor utama dan tren penurunan harga komoditas internasional yang masih berlanjut, memberi dampak signifikan terhadap kinerja sektor pertambangan. Tingginya kontribusi sektor pertambangan dalam perekonomian Kaltimra mengakibatkan multiplier effect terhadap kinerja sektor-sektor ekonomi pendukung lainnya. Sektor pertanian, konstruksi, real estate dan jasa perusahaan juga terkontraksi pada triwulan II 2016.

Di sisi permintaan, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor luar negeri menjadi penyebab utama kontraksi ekonomi Kaltimra triwulan II 2016. Ekspor luar negeri dan PMTB masing-masing menyumbang pangsa sebesar 37,4% dan 30,2% dari total perekonomian Kaltimra. Lebih dari 90% komoditas yang diekspor ke luar negeri merupakan komoditas sumber daya alam berupa bahan bakar mineral (batubara). Menurunnya permintaan dari negara mitra dagang utama dan harga komoditas internasional yang masih belum pulih pada triwulan laporan berdampak langsung pada kinerja ekspor luar negeri. Lebih lanjut, net ekspor antar daerah Kaltimra juga mengalami perlambatan yang disebabkan karena menurunnya kinerja ekspor antar daerah. Ketidakpastian kondisi ekonomi Kaltimra juga

5.2 -0.9 -4 -2 0 2 4 6 8 10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Nasional PDRB %yoy 4.2 5.7 4.0 -0.9 -1.3 2.3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

KALBAR KALTENG KALSEL KALTIMRA KALTIM KALTARA %yoy

(19)

berdampak pada buruknya iklim investasi di Kaltimra yang tercermin dari pertumbuhan investasi yang terkontraksi lebih dalam pada triwulan II 2016.

Memasuki triwulan III 2016, perekonomian Kaltimra diperkirakan akan membaik namun masih berada dalam fase kontraksi. Pada triwulan III 2016, ekonomi Kaltimra diperkirakan masih terkontraksi pada level -0,8% (yoy). Perbaikan kinerja ekonomi Kaltimra triwulan III 2016 diperkirakan masih ditopang oleh perbaikan kinerja ekspor luar negeri dan konsumsi rumah tangga meskipun masih melambat. Lebih lanjut, realisasi pembangunan proyek-proyek infrastruktur pemerintah pada triwulan III 2016 diperkirakan juga akan mendorong perbaikan kinerja konsumsi pemerintah.

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha

1.2

Penurunan kinerja perekonomian Kaltimra triwulan II terutama disebabkan oleh sektor pertambangan, konstruksi, pertanian, real estate dan jasa perusahaan. Menurunnya permintaan batubara dari negara mitra dagang utama dan belum pulihnya harga batubara internasional menjadi penyebab utama terkontraksinya pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan. Penurunan kinerja sektor pertambangan sebagai sektor ekonomi utama kemudian mempengaruhi kinerja sektor konstruksi dan jasa perusahaan yang juga terkontraksi pada periode laporan. Lebih lanjut, kontraksi pada sektor pertanian merupakan dampak fenomena el Nino yang melanda wilayah Indonesia pada tahun 2015 yang lalu. Sebagian besar sektor ekonomi lainnya seperti industri pengolahan, perdagangan dan akomodasi makan minum juga mengalami perlambatan pada triwulan laporan (Tabel I.1).

Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra Berdasarkan Lapangan Usaha (yoy)

Sumber: BPS, diolah

I II III IV TOTAL I

yoy (%) yoy (%) yoy (%) yoy (%) yoy (%) yoy (%) yoy (%) andil (%) share (%) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.2 8.3 3.5 0.7 5.1 -0.5 -0.5 0.0 9.8 Pertambangan dan Penggalian -1.6 -3.6 -7.0 -6.5 -4.7 -5.5 -5.2 -2.5 38.5 Industri Pengolahan -4.7 -0.4 2.1 13.3 2.4 8.0 5.2 1.0 19.8 Pengadaan Listrik dan Gas 38.1 38.5 38.2 0.1 24.9 6.9 8.3 0.0 0.0 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -0.1 3.1 2.6 4.6 2.5 4.9 5.9 0.0 0.1

Konstruksi 1.2 1.2 0.1 -4.4 -0.6 -3.6 -4.6 -0.3 9.0

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor 0.2 0.1 -1.0 3.0 0.6 4.0 2.8 0.1 6.4 Transportasi dan Pergudangan 4.7 5.0 2.9 1.5 3.5 4.2 2.6 0.1 4.3 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.7 6.0 4.6 3.7 5.0 4.2 3.9 0.0 1.0 Informasi dan Komunikasi 10.5 9.7 8.5 7.4 9.0 7.4 7.2 0.1 1.5 Jasa Keuangan dan Asuransi 4.0 -1.1 5.0 2.1 2.5 1.7 7.9 0.1 1.8

Real Estate 6.4 4.5 2.8 1.3 3.7 0.7 -0.3 0.0 1.0

Jasa Perusahaan 0.5 -2.3 -4.9 -6.7 -3.4 -4.8 -5.7 0.0 0.2

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 3.1 6.9 4.2 7.5 5.5 7.0 13.6 0.3 3.3

Jasa Pendidikan 13.4 16.0 11.6 5.6 11.4 6.7 8.8 0.1 1.9

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 14.7 14.0 13.7 10.2 13.1 10.7 10.6 0.1 0.7

Jasa lainnya 10.0 9.2 9.1 10.4 9.7 9.6 10.1 0.0 0.7

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -0.2 -0.4 -2.2 -0.5 -0.9 -0.7 -0.9 -0.9 100.0

PDRB Provinsi Kaltim -0.9 -0.7 -2.7 -0.9 -1.3 -1.0 -1.3 -1.2 88.1

PDRB Provinsi Kaltara 6.0 2.8 1.6 2.3 3.1 1.7 2.3 0.2 11.9

II PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha

(20)

Ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 masih didominasi oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan. Pada triwulan II 2016, pangsa sektor pertambangan turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari 43,4% menjadi 38,5%. Pangsa sektor industri pengolahan tercatat 19,8% terhadap perekonomian Kaltimra, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,7%. Sementara pangsa sektor pertanian meningkat dari 9,0% pada triwulan II 2015 menjadi 9,8% di triwulan II 2016. Meningkatnya kontribusi sektor ekonomi nonpertambangan memberikan harapan bagi keberlanjutan upaya transformasi struktur ekonomi Kaltimra yang saat ini masih didominasi oleh sektor pertambangan.

Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian Kaltimra masih terkontraksi walaupun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tahunan sektor pertambangan triwulan II 2016 berada pada level -5,2% (yoy), lebih baik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -5,5% (yoy) (Grafik I.3). Dengan pangsa sebesar 38,5% dari total perekonomian Kaltimra, sektor pertambangan memberikan andil negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra sebesar -2,5% (yoy) atau sama dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, kinerja sektor pertambangan terkontraksi -1,5% (qtq), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -4,0% (qtq).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertambangan

Sejak pertengahan tahun 2013, produksi batubara sebagai komoditas utama pada sektor pertambangan Kaltimra terus mengalami penurunan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Mc Closkey Coal Report, produksi batubara Kaltimra pada triwulan II 2016 terkontraksi -11,8% (yoy) (Grafik I.4). Pertumbuhan pada periode ini tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi -19,0% (yoy). Perbaikan produksi batubara Kaltimra dipicu oleh meningkatnya permintaan batubara dari Tiongkok seiring dengan kebijakan pemerintah

-5.2 -10 -5 0 5 10 15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Pertambangan %yoy

(21)

Tiongkok untuk mengatasi oversupply dan polusi yang tinggi dengan cara mengurangi hari kerja di sektor pertambangan dari 330 hari/tahun menjadi 276 hari/tahun.

Naiknya permintaan batubara dari negara mitra dagang utama juga terkonfirmasi dari meningkatnya indeks manufaktur Tiongkok. Purchasing Manager Index (PMI) Tiongkok berada pada level 50,07 di triwulan II 2016, lebih baik dibandingkan dengan PMI pada triwulan sebelumnya sebesar 49,53 (Grafik I.5). Angka PMI Tiongkok pada triwulan II 2016 kembali berada pada fase ekspansi setelah berada pada fase kontraksi sejak triwulan III 2015 yang tecermin dari level PMI lebih dari 50. Perbaikan PMI Tiongkok didorong oleh produksi manufaktur yang tercermin dari naiknya indeks produksi pada triwulan laporan.

Sumber: Mc Closkey-Indonesian Coal Report, diolah

Grafik I.4 Produksi Batubara Kaltimra

Sumber: National Bureau of Statistics of China, diolah

Grafik I.5 Indeks Manufaktur Tiongkok

Rasio konsumsi batubara domestik terhadap total produksi batubara triwulan II 2016 masih belum optimal. Pada triwulan II 2016, pertumbuhan konsumsi batubara domesik (Domestic Market Obligation) tercatat -5,9% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -18,7% (yoy) (Grafik I.6). Akan tetapi, pangsa DMO hanya mencapai 13,1% dari total produksi batubara Kaltimra triwulan II 2016, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,9%. Berdasarkan hasil liaison, diperoleh informasi bahwa pengusaha batubara lebih memilih untuk menjual batubaranya di spot market dibandingkan menjual ke dalam negeri yang disebabkan masih terjadi price mismatch antara konsumen dengan pelaku usaha.

Perbaikan harga batubara internasional belum diikuti oleh peningkatan Harga Batubara Acuan (HBA) pada triwulan II 2016. Harga batubara internasional tercatat US$50,5/mt pada triwulan II 2016, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$48,4/mt. Perbaikan harga batubara internasional tidak direspon secara langsung oleh HBA triwulan II 2016 yang cenderung tidak bergerak dibanding triwulan sebelumnya sebesar

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 10 20 30 40 50 60 70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Produksi Total Growth (Rhs) Juta ton %yoy

47 48 49 50 51 52 53 54 55

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2012 2013 2014 2015 2016

Manuf. PMI Production index Indeks

(22)

US$51,8/mt (Grafik I.7). Tertahannya perbaikan HBA juga disebabkan oleh masuknya batubara Afrika Selatan dan Australia ke dalam pasar Asia sehingga memperketat persaingan harga.

Sumber: Mc Closkey-Indonesian Coal Report, diolah

Grafik I.6 DMO Batubara Kaltimra

Sumber: Worldbank dan ESDM, diolah

Grafik I.7 Harga Batubara Internasional dan HBA

Sementara itu, realisasi lifting migas triwulan II 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Pertambangan dan Energi Mineral (Distamben) Provinsi Kaltim, realisasi lifting minyak dan gas Kaltimra triwulan II 2016 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Lifting minyak Kaltimra triwulan II 2016 terkontraksi -0,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,5% (yoy) (Grafik I.8). Kondisi serupa juga terjadi pada lifting gas yang turun dari 8,7% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi -10,2% (yoy) (Grafik I.9).

Sumber: Distamben Kaltim, diolah

Grafik I.8 Lifting Minyak Kaltimra

Sumber: Distamben Kaltim, diolah

Grafik I.9 Lifting Gas Kaltimra

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit sektor pertambangan terkontraksi pada triwulan II 2016. Kredit sektor pertambangan terkontraksi -14,2% (yoy) pada triwulan II 2016, tidak sedalam triwulan sebelumnya senilai -25,1% (yoy) (Grafik I.10). Penurunan kinerja sektor pertambangan berdampak pada turunnya kemampuan pelaku usaha dalam membayar

-30 -20 -10 0 10 20 30 2 4 6 8 10 12 I II III IV I II III IV I II 2014 2015 2016

DMO Total Growth (Rhs)

Juta ton %yoy

50.5 51.8 0 20 40 60 80 100 120 140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Coal, International HBA US$/mt -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 0 2 4 6 8 10 12 14 16

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Lifting Minyak g.Lifting Minyak (Rhs)

Juta barel %,yoy

-30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 0 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Lifting Gas g.Lifting Gas (Rhs)

(23)

kewajiban keuangannya. Kondisi ini tercermin dari tingkat NPL kredit sektor pertambangan yang mencapai 20,2% pada triwulan II 2016.

Grafik I.10 Kredit dan NPL Sektor Pertambagan Kaltimra

Pada triwulan III 2016, sektor pertambangan diperkirakan akan terus mengalami perbaikan walaupun masih terbatas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Mc Closkey Coal Report, kondisi stok batubara Indonesia mulai berangsur normal. Rendahnya harga batubara pada tahun 2015 dan awal tahun 2016 direspon oleh penurunan volume produksi oleh sebagian besar pelaku usaha pertambangan. Kondisi ini mengakibatkan spot price batubara Indonesia terus merangkak naik pada bulan Agustus 2016. Bahkan, sebagian pelaku usaha di sektor ini menyatakan stoknya telah terjual habis sampai dengan akhir Agustus 2016.

Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan kembali melambat pada triwulan II 2016 sebagai dampak penurunan kinerja industri migas. Secara tahunan, pertumbuhan sektor industri pengolahan tercatat 5,2% (yoy) pada triwulan II 2016, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,0% (yoy) (Grafik I.11). Pangsa sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Kaltimra merupakan terbesar kedua setelah sektor pertambangan, yakni sebesar 19,8%. Besarnya pangsa sektor ini menjadikan sektor industri pengolahan sebagai penyumbang andil pertumbuhan terbesar terhadap ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 sebesar 1,0% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan pertumbuhan industri pengolahan triwulan II 2016 meningkat 2,1% (qtq) dibandingkan triwulan I 2016 yang terkontraksi -4,7% (qtq).

0 5 10 15 20 25 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

g.Pertambangan, Penggalian NPL (Rhs)

(24)

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.11 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Industri Pengolahan

Industri pengolahan migas mendominasi sektor industri pengolahan Kaltimra dengan pangsa lebih dari 60%. Kinerja industri gas triwulan II 2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkonfirmasi dari indeks produksi LNG Kaltimra. Pada triwulan II 2016, indeks produksi LNG terkontraksi -1,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,0% (yoy) (Grafik I.12). Penurunan ini sejalan dengan lifting gas yang juga terkontraksi pada triwulan laporan. Jepang masih menjadi konsumen terbesar LNG Kaltimra dengan pangsa sebesar 35,0% dari total pengiriman LNG Kaltimra. Penurunan ini disebabkan karena rendahnya harga LNG ke Jepang triwulan II 2016 yang berada pada level US$6,1/mmbtu, lebih rendah dibandingkan harga LNG triwulan I 2016 sebesar US$7,7/mmbtu. Di saat industri pengolahan gas mengalami penurunan, kinerja industri pengolahan minyak Kaltimra justru mengalami perbaikan yang diindikasi dari naiknya indeks produksi kilang minyak dari 78,1 pada triwulan sebelumnya menjadi 84,2 di triwulan II 2016 (Grafik I.13).

Grafik I.12 Indeks Produksi LNG Kaltimra Grafik I.13 Indeks Produksi Kilang Minyak Kaltimra

Di sisi lain, kinerja industri pengolahan nonmigas juga mengalami perlambatan pada triwulan II 2016. Industri pengolahan nonmigas Kaltimra didominasi oleh industri bahan kimia (pupuk) sebesar 42,1% dan industri bahan makanan (Crude Palm Oil) sebesar 31,3%. Pada

5.2 -10 -5 0 5 10 15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 PDRB Industri %yoy -15 -10 -5 0 5 10 15 0 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016 Produksi LNG Growth (Rhs) Indeks %yoy -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 70 75 80 85 90 95

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Produksi Kilang Minyak Growth (Rhs)

(25)

triwulan II 2016, indeks produksi pupuk Kaltimra masih berada dalam fase kontraksi -1,8% (yoy), namun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi -9,1% (yoy) (Grafik I.14). Kondisi serupa terjadi pada indeks produksi amoniak yang terkontraksi -22,8% pada triwulan II 2016, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 6,6% (Grafik I.15).

Grafik I.14 Indeks Produksi Pupuk Kaltimra Grafik I.15 Indeks Produksi Amoniak

Industri CPO Kaltimra masih tumbuh positif pada triwulan II 2016, walaupun mengalami perlambatan. Pada triwulan II 2016, indeks produksi CPO Kaltimra mengalami peningkatan dari 197,8 pada triwulan I 2016 menjadi 199,7 (Grafik I.16). Namun demikian, pertumbuhannya lebih rendah atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan produksi CPO Kaltimra sejalan dengan naiknya produksi TBS pada triwulan II 2016. Lebih lanjut, harga TBS dan CPO Kaltimra juga mengalami peningkatan pada triwulan II 2016 sejalan dengan perbaikan harga CPO internasional (Grafik I.17).

Grafik I.16 Indeks Produksi CPO Kaltimra

Sumber: Worldbank dan Dinas Perkebunan Kaltim, diolah

Grafik I.17 Harga CPO Kaltimra dan CPO Internasional

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan melambat pada triwulan II 2016. Kredit sektor ini tumbuh 17,0% (yoy) pada triwulan II 2016, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 18,1% (yoy) (Grafik I.18). Namun demikian, risiko kredit (Non Performing Loan) sektor ini masih terjaga pada level

-40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 0 10 20 30 40 50 60

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Produksi Pupuk Growth (Rhs)

Indeks %yoy -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Produksi Amoniak Growth (Rhs)

Indeks %yoy -5 0 5 10 15 20 25 30 0 50 100 150 200 250

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Produksi CPO Growth (Rhs)

Indeks %yoy 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 0 200 400 600 800 1,000 1,200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2012 2013 2014 2015 2016

Palm oil, International (rhs) CPO, Kaltim US$/mt Rp/kg

(26)

0,3%, sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Perlambatan kredit sektor ini diindikasi merupakan langkah wait and see dari pelaku usaha untuk melakukan investasi maupun ekspansi usaha sebagai respon dari kondisi ekonomi Kaltimra yang saat ini tengah terkontraksi.

Grafik I.18 Kredit dan NPL Sektor Industri Pengolahan Kaltimra

Kinerja industri pengolahan Kaltimra diperkirakan masih akan terus mengalami perlambatan pada triwulan III 2016. Perlambatan ini terutama disebabkan karena kinerja industri migas yang saat ini masih dihadapi permasalahan bahan baku atau lifting migas yang terus menurun. Dari sisi industri nonmigas, perkembangan industri CPO nasional masih dihadapi oleh berbagai tantangan yang datang dari domestik maupun internasional. Rencana pemerintah untuk melakukan moratorium pembukaan lahan sawit dan kampanye negatif CPO oleh negara-negara di wilayah Uni Eropa menjadi penghambat kemajuan industri ini. Namun demikian, dengan berbagai langkah strategi pemasaran dan diferensiansi produk turunan, industri CPO Kaltimra tetap memiliki prospek yang baik di tahun 2016.

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih terkontraksi pada triwulan II 2016, sama dengan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, sektor ini terkontraksi -0,5% (yoy) pada triwulan II 2016 (Grafik I.19). Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan pangsa sebesar 9,8% merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian Kaltimra. Kontraksi pada sektor ini memberikan andil pertumbuhan negatif terhadap ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 sebesar -0,0% (yoy). Namun, secara triwulanan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 1,4% (qtq) pada triwulan II 2016, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,9% (qtq).

0 1 1 2 2 3 3 -50 0 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

g.Industri Pengolahan NPL (Rhs)

(27)

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.19 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor Pertanian

Subsektor perkebunan merupakan komponen utama pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kaltimra. Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kaltimra tahun 2015, pangsa subsektor perkebunan sebesar 43%, disusul oleh subsektor perikanan dan subsektor kehutanan yang masing-masing menyumbang 24% dan 20%, dan sisanya merupakan subsektor tanaman pangan dan holtikultura. Pada subsektor perkebunan Kaltimra, tanaman kelapa sawit merupakan komoditas utama dengan luas lahan lebih dari 1 juta Ha yang menghasilkan lebih dari 10 juta ton pertahunnya.

Grafik I.20 Indeks Produksi TBS Kaltimra

Sumber: Worldbank dan Dinas Perkebunan Kaltim, diolah

Grafik I.21 Harga TBS Kaltimra dan CPO Internasional

Produksi TBS Kaltimra triwulan II 2016 sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim, indeks produksi TBS pada triwulan II 2016 sebesar 305,5, sedikit lebih tinggi dibandingkan indeks produksi triwulan I 2016 sebesar 298,9 (Grafik I.20). Harga TBS Kaltimra pada triwulan II 2016 tercatat Rp1.465,2/Kg atau tumbuh 3,2% (yoy) (Grafik I.21).

Kondisi subsektor perikanan Kaltimra triwulan II 2016 sejalan dengan sektor pertanian secara umum. Produksi ikan laut Kaltimra triwulan II 2016 yang tercermin dari indeks produksi ikan laut terkontraksi -8,7% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan

-0.5 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 PDRB Pertanian %yoy 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 50 100 150 200 250 300 350

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Produksi Kelapa Sawit (TBS) Growth (Rhs)

Indeks %yoy 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 0 200 400 600 800 1,000 1,200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2012 2013 2014 2015 2016

Palm oil, International (rhs) TBS, average US$/mt Rp/kg

(28)

sebelumnya sebesar -7,7% (yoy) (Grafik I.22). Sementara itu, perairan tambak tumbuh positif pada triwulan II 2016 sebesar 0,6% (yoy), walaupun masih terbatas sebesar (Grafik I.23).

Grafik I.22 Indeks Produksi Ikan Laut Kaltimra Grafik I.23 Indeks Produksi Perairan Umum Kaltimra

Penurunan kinerja juga dialami oleh subsektor tanaman pangan dan holtikultura pada triwulan II 2016. Hasil SPIE Bank Indonesia Provinsi Kaltim mengkonfirmasi adanya penurunan produksi tanaman pangan dan holtikultura Kaltimra pada triwulan II 2016. Secara tahunan, produksi padi sawah dan ladang sama-sama mengalami penurunan produksi pada periode laporan, masing-masing terkontraksi -5,7% (yoy) dan -3,1% (yoy) (Grafik I.24 dan I.25). Namun demikian, penurunan produksi padi sawah dan ladang triwulan II 2016 tidak sedalam triwulan sebelumnya. Perbaikan ini terutama disebabkan karena sebagian besar lahan padi telah memasuki masa panen pada periode tersebut.

Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Sawah Kaltimra Grafik I.25 Indeks Produksi Padi Ladang Kaltimra

Penurunan produksi juga terjadi pada tanaman jagung dan kedelai Kaltimra. Indeks produksi jagung dan kedelai pada triwulan II 2016 sama-sama mengalami kontraksi masing-masing -0,3% (yoy) dan -0,7% (yoy). Namun penurunan produksi jagung dan kedelai tidak sedalam periode sebelumnya (Grafik I.26 dan I.27). Penyebab utama menurunnya produksi subsektor tanaman pangan dan holtikultura Kaltimra adalah faktor cuaca. Kemarau panjang,

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Produksi Ikan Laut Growth (Rhs)

Indeks %yoy -1 0 1 2 3 4 5 6 106 108 110 112 114 116 118

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Perairan Umum Growth (Rhs)

Indeks %yoy -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 0 20 40 60 80 100 120 140 160

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Padi Sawah Growth (Rhs)

Indeks %yoy -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Padi Ladang Growth (Rhs)

(29)

rendahnya curah hujan berdampak pada produktivitas tanaman pangan dan holtikultura Kaltimra. Namun demikian, pemerintah pusat melalui kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) pertanian dan pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian terus melakukan peningkatan infrastruktur pertanian khususnya ekstensifikasi lahan pertanian dan peningkatan infrastruktur pertanian.

Grafik I.26 Indeks Produksi Jagung Kaltimra Grafik I.27 Indeks Produksi Kedelai Kaltimra

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit sektor pertanian dan perikanan tumbuh positif pada triwulan II 2016. Kredit sektor pertanian, perburuan dan kehutanan tumbuh 8,8% (yoy) pada triwulan II 2016, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,3% (yoy) dengan tingkat NPL yang masih terjaga pada level 0,5% (Grafik I.28). Sementara itu, kredit sektor perikanan meningkat dari 1,7% (yoy) menjadi 7,6% (yoy) pada triwulan II 2016 dengan tingkat risiko yang masih berada dibawah batas normal sebesar 4,0% (Grafik I.27).

Grafik I.28 Kredit dan NPL Sektor Pertanian Kaltimra Grafik I.29 Kredit dan NPL Sektor Perikanan Kaltimra

Memasuki triwulan III 2016, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan akan membaik namun masih terbatas. Anomali cuaca sebagai dampak dari fenomena la Nina yang diperkirakan terjadi pada triwulan III 2016 berpotensi menghambat kinerja sektor ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari BMKG, prakiraan curah hujan selama

-4 -2 0 2 4 6 8 10 139 140 141 142 143 144 145 146 147

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016 Jagung Growth (Rhs) Indeks %yoy -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 194 196 198 200 202 204 206 208 210

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016 Kedelai Growth (Rhs) Indeks %yoy 0 1 1 2 2 3 -10 0 10 20 30 40 50 60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

g.Pertanian, Perburuan, Kehutanan NPL (Rhs)

% yoy % npl 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -100 -50 0 50 100 150 200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

g.Perikanan NPL (Rhs)

(30)

triwulan III 2016 diperkirakan masih berada pada level rendah s.d. menengah. Harga TBS pada bulan Agustus tercatat Rp1.581,84/Kg, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, harga TBS selama bulan Juli dan Agustus 2016 lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor Ekonomi Lainnya

Sektor konstruksi Kaltimra terkontraksi lebih dalam pada triwulan II 2016 dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, sektor konstruksi terkontraksi -4,6% (yoy) pada triwulan II 2016, lebih dalam dibandingkan triwulan I 2016 sebesar -3,6% (yoy) (Grafik I.30). Dengan pangsa sebesar 9,0%, sektor konstruksi menyumbang andil pertumbuhan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra triwulan II 2016 senilai -0,3% (yoy). Secara triwulanan, sektor ini terkontraksi 0,8% (qtq), tidak sedalam triwulan sebelumnya senilai -5,8% (qtq). Penurunan sektor konstruksi disebabkan banyak proyek infrastruktur pemerintah yang belum berjalan pada triwulan II 2016. Kondisi ini terkonfrimasi dari indeks belanja modal APBD Kaltimra tumbuh stagnan sejak triwulan I 2016 (Grafik I.31).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.30 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor

Konstruksi Grafik I.31 Indeks Belanja Modal APBD Kaltimra

Sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh positif pada triwulan II 2016, namun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tahunan sektor perdagangan tercatat 2,8% (yoy) pada triwulan II 2016, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,0% (yoy) (Grafik I.32). Dengan pangsa yang cukup tinggi (6,4%), sektor perdagangan menyumbang andil pertumbuhan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltimra sebesar 0,1% (yoy). Secara triwulanan sektor ini tumbuh 0,7% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan I 2016 yang terkontraksi sebesar -0,9% (qtq). Perlambatan sektor ini juga terkonfirmasi dari pertumbuhan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Kaltimra triwulan II 2016 yang turun dari 4,0% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi 3,5% (yoy) (Grafik I.33). -4.6 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 PDRB Konstruksi %yoy -5 0 5 10 15 20 25 0 50 100 150 200 250 300 350

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Belanja Modal APBD Growth (Rhs)

(31)

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.32 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor

Perdagangan Grafik I.33 Indeks Harga Perdagangan Besar Kaltimra

Kondisi serupa terjadi pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang juga mengalami perlambatan pada triwulan II 2016. Pertumbuhan tahunan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tercatat 3,9% (yoy) pada triwulan II 2016, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,2% (yoy) (Grafik I.34). Secara triwulanan sektor ini tumbuh 1,8% (qtq), meningkat dibandingkan sebelumnya sebesar 0,0% (qtq). Perlambatan sektor akomodasi dan makan minum terkonfirmasi dari pertumbuhan indeks penjualan kamar hotel yang turun dari 5,5% (yoy) pada triwulan I 2016 menjadi 4,0% (yoy) pada triwulan II 2016 (Grafik I.35).

Sumber: BPS, diolah

Grafik I.34 Pertumbuhan Ekonomi Kaltimra - Sektor

Akomodasi dan Makan Minum Grafik I.35 Kredit dan NPL Sektor Akomodasi dan Makan Minum Kaltimra

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran

1.3

Masih terkontraksinya kinerja ekspor luar negeri Kaltimra merupakan penyebab utama turunnya kondisi ekonomi Kaltimra dari sisi pengeluaran. Tren penurunan harga komoditas internasional dan terbatasnya permintaan dari negara mitra dagang utama berakibat pada terkontraksinya ekspor luar negeri Kaltimra triwulan II 2016. Kontraksi ekonomi Kaltimra pada triwulan II 2016 juga berdampak pada kinerja impor luar negeri Kaltimra triwulan II 2016 karena konten impor (import content) dalam kegiatan produksi

2.8 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Perdagangan Besar dan Eceran %yoy 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Indeks harga Perdagangan Besar Growth (Rhs)

Indeks %yoy 3.9 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Akomodasi dan Makan Minum %yoy -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016

Malam Kamar Terjual (Hotel) Growth (Rhs)

Gambar

Grafik I.12 Indeks Produksi LNG Kaltimra  Grafik I.13 Indeks Produksi Kilang Minyak Kaltimra
Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Sawah Kaltimra  Grafik I.25 Indeks Produksi Padi Ladang Kaltimra
Grafik I.26 Indeks Produksi Jagung Kaltimra  Grafik I.27 Indeks Produksi Kedelai Kaltimra
Grafik I.39 Perkembangan Ekspor Migas Kaltimra
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Pasangan Calon dan Pasangan Calon perseorangan melaporkan hanya 1 (satu) nomor Rekening Khusus Dana

Penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh beberapa ratio keuangan yaitu Keputusan Investasi yang diproksikan dengan Investment Opportunity Set (IOS), Keputusan

Brief konten disampaikan ke penulis biasanya hanya tema atau referensinya saja, lalu penulis mengerjakan motion graphic berdasarkan referensi yang sudah diberikan.. Sedangkan,

Aktifitas atau olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang memiliki banyak manfaat bagi penderita penyakit jantung koroner, mencegah pembuluh darah mengalami

Suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi

Pengertian dan Asal Usul Sepak Bola Permainan sepak bola merupakan permainan yang dilakukan dengan cara menendang bola kian-kemari untuk diperebutkan oleh para pemain - pemain

Untuk merancang untai tabung hampa pada aras tegangan rendah maka telah dilakukan pengukuran untuk mendapatkan grafik karakteristik trioda 12AT7.. Untai tabung hampa

Adapun I/P transducer berfungsi untuk mengubah sinyal keluaran dari controller yang berupa sinyal elektrik menjadi sinyal kendali yang berupa sinyal pneumatik yang