Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Problem Solving in
UHT Technology
for Liquid Milk
Purwiyatno Hariyadi
phariyadi.staff.ipb.ac.id
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian:
Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center,
LPPM,
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Problem Solving in
UHT Technology
for Liquid Milk
Materi ini
Bisa diunduh dari
www.foodreview.co.id
SEMINAR “
Better & Safer Dairy Technology
”
June 11, 2015
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Disukai oleh mikroba
mudah rusak
• Bahan pangan yang “bergizi”
• pH > 4.5 dan a
w
>0.85
• Potensi Bahaya : Tinggi
SUSU
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
• Pendinginan,
• Pemanasan,
• Pengeringan,
• Penambahan gula,
• Penambahan asam,
• Penambahan
pengawet,
• Dll
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
• Pendinginan,
• Pemanasan,
• Pengeringan,
• Penambahan gula,
• Penambahan asam,
• Penambahan pengawet,
• Pengendalian atmosfir,
• Iradiasi
• Dll
• P
endinginan,
• Pemanasan
• Pengeringan,
• Penambahan gu
• Penambahan a
•
...
Wadah
Pengisian &
Penutupan
Sterilisasi
(pemanasan)
Retort/ pemasakSUSU steril
dalam wadah
SUSU
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Wadah
Pengisian &
Penutupan
Sterilisasi
(pemanasan)
Retort/ pemasakSUSU steril
dalam wadah
SUSU
1840an: Susu dalam kaleng/botol mulai dijual komersial=AWET.
Tantangan kerusakan zat gizi dan perubahan cita-rasa
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Dengan panas (proses termal)
1850s:
Pasteur; pemanasan susu pada T=63°C; t=30’
Pasteurization: membunuh pathogen
Tantangan:
• Tidak membunuh spora bacteri (tahan
panas)
• Memerlukan penyimpanan dingin lemari
es
1840an: Susu dalam kaleng/botol mulai dijual komersial=AWET.
Tantangan kerusakan zat gizi dan perubahan cita-rasa
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Optimasi Proses Panas
Membunuh mikroba:
Memperpanjang masa
kesegaran
~ aman, awet
Juga menyebabkan
perubahan :
•
Rasa
•
Warna, Tekstur
•
Flavor
•
Gizi,
•
Nilai Tambah
•
Fungsionalitas,
•
dll
vs
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Dengan panas (proses termal)
(2) Definisi Nilai D
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
(2) Definisi Nilai z
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
OPTIMASI PROSES PANAS– Kinetika Inaktivasi Mikroba
Jenis
Mikroba
1. C. Botulinum
2. C. Sporogenes
3. B. Stearotherm.
4. C. Thermosacch.
5. B. Subtilis
6. B. Coagulan
7. C. pasteurianum
T
R(
oC)
121
121
121
121
121
121
100
D
(min)
0,25
1,50
5,00
4,00
0,40
0,07
0,50
Z
(
oC)
11
11
10
11
7
10
8
D-Red
12
5
5
5
6
5
5
Produk
LAFs (pH >4,5)
Daging
Sayuran & susu
Sayuran
Susu & produk susu
4,2 <pH<4,5, tomat
4,2 <pH<4,5, pir
Referensi ;
(Maroulis and Saravacos, 2003. Food Process Design. Thermal Destruction Data of Spoilage Microorganisms; p 312)1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Aspek Mutu
(Nilai Tambah)
1. Vitamin C
2. Tiamin
3. Vitamin A
4. KLorofil
5. Dll
T
R(
oC)
121
121
121
121
?
D
(min)
931
254
43,5
15,4
?
Z
(
oC)
17,8
25,4
20,0
45,0
?
Referensi ;
(Maroulis and Saravacos, 2003. Food Process Design. Thermal Destruction Data of Spoilage Microorganisms; p 312)1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
OPTIMASI PROSES PANAS– Kinetika Inaktivasi Mikroba
Aspek Mutu
(Nilai Tambah)
Mikroba
1. Pathogenik
2. Mesofilik
3. Thermofilik
Aspek Mutu (nilai Tambah
1. Tiamin
2. Lisin
3. Asam Askorbat
T
R(
oC)
75
120
120
120
120
120
D
(min)
0,01
0,15
0,50
120
960
960
Z
(
oC)
9,5
10,0
10,5
30
20
18
D-Red
12
9
9
Referensi ;
(Maroulis and Saravacos, 2003. Food Process Design. Thermal Destruction Data of Spoilage Microorganisms; p 312)1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Suhu Pemanasan
(T)
W
aktu
(lama)
P
emanasan
(t)
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
OPTIMASI PROSES PANAS– Kinetika Inaktivasi Mikroba
Suhu Pemanasan
(T)
W
aktu
(lama)
P
emanasan
(t)
115-121oC1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Suhu Pemanasan
(T)
W
aktu
(lama)
P
emanasan
(t)
135-140oC1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
OPTIMASI PROSES PANAS– Kinetika Inaktivasi Mikroba
135-140oC 115-121oC
Suhu Pemanasan
(T)
W
aktu
(lama)
P
emanasan
(t)
Pemanasan pada suhu
lebih tinggi
• Lebih efektif
membunuh mikroba
• Minimal merusak
mutu dan gizi.
Pemanasan
pada suhu lebih
rendah
• Kurang
efektif
membunuh
mikroba;
• Signifikan
merusak
mutu dan gizi
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected] 135-140oC 115-121oC
Suhu Pemanasan
(T)
W
aktu
(lama)
P
emanasan
(t)
Pemanasan pada suhu
lebih tinggi
• Lebih efektif
membunuh mikroba
• Minimal merusak
mutu dan gizi.
Pemanasan
pada suhu lebih
rendah
• Kurang
efektif
membunuh
mikroba;
• Signifikan
merusak
mutu dan gizi
Perlu
OPTIMASI
Kombinasi
T (suhu)
&
t (waktu)
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
OPTIMASI PROSES PANAS– Kinetika Inaktivasi Mikroba
Jaminan
Keamanan,
Kestabilan
(keawetan)
Jaminan
Mutu
(fungsionalitas)
Membunuh mikroba:
Memperpanjang masa
kesegaran ~ aman,
awet
Menyebabkan
perubahan :
Rasa, Warna,Tekstur, Flavor, Gizi, dll
Perlu
OPTIMASI
Kombinasi
T (suhu)
&
t (waktu)
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Jaminan
Keamanan,
Kestabilan
(keawetan)
Jaminan
Mutu
(fungsionalitas)
Membunuh mikroba:
Memperpanjang masa
kesegaran ~ aman,
awet
Menyebabkan
perubahan :
Rasa, Warna,Tekstur, Flavor, Gizi, dll
UHT
Ultra High
Temperature
1. Teknologi Pengolahan Susu Cair
OPTIMASI PROSES PANAS– Kinetika Inaktivasi Mikroba
Zona Aseptis
Produk steril dalam kemasan Pengisian produk steril
kedalam kemasan
steril, dilakukan pada kondisi lingkungan
steril
2. Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
USA, 1989
(http://www.ift.org)
“…The most significant
food science innovation of
the last 50 years
.”
2. Teknologi UHT
SUSU
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
1890s:
Alat penukar panas tipe Pelat, pertama kali
dipatenkan di Jerman
Proses pemanasan (pasteurusasi dan sterilisasi) bisa
dilakukan dengan suhu yang lebih tinggi
2. Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
2. Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
3. Kecukupan Panas UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
3. Kecukupan Panas UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Malmgren, B, 2011. Aseptic process. External Partners Workshop, Singapore, 10-11
May 2011
1. Definisi Nilai F
0
3. Kecukupan Panas UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
3. Kecukupan Panas UHT
T(oC)
LR
t (sec)
Fo
121.1
1.0
180
3
135
24.5
2
0.8
3. Kecukupan Panas UHT
T(oC)
LR
t (sec)
Fo
121.1
1.0
180
3
135
24.5
2
0.8
135
24.5
8
3.3
140
77.6
3
3.9
Revisi???
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
3. Kecukupan Panas UHT
Waktu Pengendalian Aliran
- kecepatan dan profil laju aliran dalam Holding Tube (HT)
3. Kecukupan Panas UHT
Waktu Pengendalian Aliran
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
V
L
F
t
F
Z T o Z T o ho ho2
10
10
121 min 121L = panjang holding tube
T
ho: suhu diujung hilir holding tube
V = kecepatan rata
2aliran
3. Kecukupan Panas UHT
Waktu Pengendalian Aliran
- kecepatan dan profil laju aliran dalam Holding Tube (HT)
Nilai Fo :
• Dipengaruhi oleh aliran bahan HT; (profile & kecepatan
aliran)
• Kendalikan pompa :
• Pompa dipasang di bagian hulu sistim pemanasan
• Positive displacement pump
• Nilai Fo = ditentukan berdasarkan nilai Fo dari the fastest
moving particle
• Untuk memastikan t tidak berubah fixed rate pump.
• Jika digunakan pompa dengan variable speed
perubahan kecepatan hanya dibisa dilakukan oleh
authorized personel yang sudah ditunjuk dan
diberikan training memadai.
3. Kecukupan Panas UHT
Waktu Pengendalian Aliran
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Holding Tube :
•
Posisi HT dibuat miring self draining
• HT standar disain saniter (sanitary design);
• pemukaan pipa yang halus
• komponen mudah diurai dan dirakit kembali,
• kualitas pengelasan (welding) yang baik CIP
• HT dikonstruksi pada area yang kering dan tidak
lembab;
• Tekanan di dalam HT perlu dipertahankan tinggi:
menghindari terjadinya proses mendidih/flashing.
• Suhu HT (T
ho) dicatat sebagai suhu outlet HT
.
Waktu Pengendalian Aliran
- kecepatan dan profil laju aliran dalam Holding Tube (HT)
3. Kecukupan Panas UHT
2. Definisi Nilai Pemasakan
(C-value)
Malmgren, B, 2011. Aseptic process. External Partners Workshop, Singapore, 10-11
May 2011
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Malmgren, B, 2011. Aseptic process. External Partners Workshop, Singapore, 10-11
May 2011
3. Definisi Nilai B*
3. Kecukupan Panas UHT
Malmgren, B, 2011. Aseptic process. External Partners Workshop, Singapore, 10-11
May 2011
4. Definisi Nilai C*
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Faktor kritis
untuk Umur
Simpan susu
Steril UHT
• Colour
• Smell
• Taste
• Texture
• Stability
3. Kecukupan Panas UHT
1985 di Italy
1990 di Jerman
• Problems of non-sterility of UHT-milk products.
• Caused by the presence of ultra heat resistant
bacterial spores belonging to the genus Bacillus.
• Massive non-sterility
mesophilic/thermofilik spores present in the
initial milk might have survived the UHT-treatment.
germinate, multiply
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
• Molecular investigations of these sporeformers showed
that a new Bacillus species is involved (Klijn et al.,
1994),
• Identified as Bacillus sporothermodurans by Petterson
et al.
(1996) .
• HHRS : Highly Heat-Resistant Spore-former
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Non-Sterility
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Non-Sterility
B. Stearothermophilus: D140-value ~ 0.9 s) B. Sporothermodurans: D140-value ~ 3.4 - 7.9 s) Zvalue: B. Sporothermodurans: 13.1-14.2oC and B. Stearothermophilus: 9.1oC4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Factors? Cleaning
"4T" law: the success of CIP
depends on:
1. the correct cleaning Time
2. the right Temperature
3. the Turbulence
4. the Titration of cleaning
solution
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Non-Sterility
Factors?
Reprocessing of UHT milk.
Waiting time (delay of processing) at warm
temperature
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Gelation
Age gelation of UHT Milk (Kocak, H. R. and Zadow, J. G., 1985, Age gelation of UHT
whole milk as in uenced by storage temperature, Aust J Dairy Technol, 40(1): 14–21)
In general,
gelation occurs more readily
at room temperatures
(~20–25°C) than at low
(~4°C) and high
(~35–40°C)
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Gelation
Gelasi (penggumpalan) pada susu UHT selama penyimpanan
erat berkaitan dengan reaksi proteolisis.
(i) protease alami pada susu (plasmin)
(ii) proteinase yg diproduksi oleh bakteri psikrotrop
(kontaminant) protease ekstraseluler.
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Gelation
Law, B. A., Andrews, A. T. And Sharpe,M.
E., 1977, Gelation of ultrahigh
temperature-sterilized milk by proteinases
from a strain of Pseudomonas
uorescens
isolated from raw milk, J Dairy Res,
44(1):
145–148.
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Case of
Gelation
• Tingkat/intensitas pemanasan yang diterima oleh susu dan
produk-produk susu laktulosa sebagai indikator.
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
• Laktulosa secara alami tidak terdapat pada susu segar;
terbentuk selama proses pemanasan; sebagai hasil
isomerisasi dari laktosa khas pada susu
• The European Union (EU) : indikator untuk menentukan
intensitas pemanasan susu, untuk membedakan antara
susu pasteurisasi, susu steril dalam wadah, atau pu susu
steril-UHT
(EU Milk Hygiene Directive, 1992).
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Index of Heating :
Lactulose
Lactulose contents in milks of
different heat-processes:
• PAST=fresh pasteurized milk;
• HT PAST=high temperature
• pasteurized milk;
• IND UHT=indirect UHT-treated
• milk;
• INJ UHT=direct UHT-treated milk
using an injection system;
• INF UHT=direct UHT-treated milk
using an infusion system;
• STER=In-container sterilized milk.
() Number of samples per class.
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
4.
Permasalahan
Teknologi UHT
- Index of Heating :
Lactulose
Terimakasih
Email:
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Notes:
Mudah rusak krn
pertumbuhan
mikroba
87
4.8
4.1 3.4
0.7
Air
Laktosa
Lemak
Protein
Mineral
Susu segar
• Sumber gizi
• pH > 4,6
• a
w
> 0.85
• berasal dari
ternak
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
Mudah rusak krn
pertumbuhan
mikroba
Susu segar
• Sumber gizi
• pH > 4,6
• a
w
> 0.85
• berasal dari
ternak
SNI 3141 1 2011
Susu Segar
1. Karakteristik
produk
Kondisi mutu awal
Bozena Malmgren (2013). Dairy Processing: Dairy raw materials, Tetra Pak
Mudah rusak krn
pertumbuhan
mikroba
Susu segar
• Sumber gizi
• pH > 4,6
• a
w
> 0.85
• berasal dari
ternak
SNI 3141 1 2011
Susu Segar
1. Karakteristik
produk
Kondisi mutu awal
Purwiyatno Hariyadi [email protected]
SNI 3141 1 2011 Susu Segar TPC < 1 x 106
1. Karakteristik
produk
Kondisi mutu awal
Susu segar Indonesia
1. Karakteristik
produk
Kondisi mutu awal
Bozena Malmgren (2013). Dairy Processing: Dairy raw materials, Tetra Pak
Kriteria Mutu bahan baku susu segar (untuk
sterilisasi UHT)
Purwiyatno Hariyadi [email protected]