• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENUNGAN HARIAN. Segarkan Jiwaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENUNGAN HARIAN. Segarkan Jiwaku"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RENUNGAN HARIAN

S

egarkan

J

iwaku

(2)

DAFTAR ISI

Minggu 1

Senin - Elohim yang Mahamulia ... 1

Selasa - Tulisan-tulisan Yohanes ... 2

Rabu - Kemuliaan dari hidup sebagai anak ... 3

Kamis - Penuh kasih karunia dan kebenaran ... 4

Jumat - Empat dimensi kasih karunia ... 5

Minggu 2

Senin - Empat wajah Kristus ... 6

Selasa - Kasih karunia, kasih karunia untuk itu ... 7

Rabu - Firman sejak semula ... 8

Kamis - Terang hidup ... 9

Jumat - Kasih karunia dan berkat ... 10

Minggu 3

Senin - Teladan Petrus ... 11

Selasa - Perubahan cara hidup kepada kasih yang semula ... 12

Rabu - Menjauhkan diri dari kasih karunia ... 13

Kamis - Iluminasi bukan peraturan ... 14

Jumat - Pelayanan hidup ... 15

Minggu 4

Senin - Penginsafan dari Roh Kudus ... 16

Selasa - Penginsafan akan dosa, kebenaran, penghakiman ... 17

Rabu - Suatu bagian dalam hidup-Nya... 18

Kamis - Pengakuan iman kita ... 19

(3)

1

Senin | Minggu 1

Elohim yang Mahamulia

Stefanus memproklamirkan bahwa Elohim yang Mahamulia menampakkan diri kepada Abraham. Elohim memberkati Abraham dengan janji bahwa dia dan anak-anaknya akan dilahirkan dari Roh dan menjadi orang-orang yang mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Mengapa penting bahwa itu adalah ‘Elohim yang Mahamulia’ yang menampakkan diri kepada ‘bapa dari semua orang percaya’? Kemuliaan Elohim adalah ekspresi dan pewahyuan tentang siapa Elohim dan apa yang Dia kerjakan. Anak menerima kemuliaan ini dari Bapa ketika Bapa melahirkan Dia sebagai Anak-Nya oleh firman-Anak-Nya – ‘Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini’. Anak menerima kemuliaan Bapa melalui proses kelahiran. Kemuliaan Anak menyatakan apa artinya menjadi berasal ‘dari Elohim’. Perlu diperhatikan bahwa Paulus menyebut kemuliaan ini, ‘kasih karunia-Nya yang mulia’.

Dengan cara yang sama dimana Anak menerima kemuliaan dari kasih karunia Elohim ketika Dia dilahirkan sebagai Anak Elohim, kelahiran seseorang sebagai anak Elohim yang rohani juga tergantung pada diterimanya kemuliaan dari hidup sebagai anak. Ini adalah kemuliaan yang Anak terima. Paulus mengajarkan bahwa kemuliaan dari hidup sebagai anak bercahaya dari wajah Kristus dan masuk ke dalam hati orang percaya oleh Roh Kudus.

Ketika firman kasih karunia diproklamirkan kepada seseorang, terkandung di dalam firman itu sendiri, keempat dimensi kasih karunia Elohim. Dampak pertama dari firman kasih karunia ini atas pendengar adalah mereka mampu melihat kemuliaan dari hidup sebagai anak dan mulai menangkap berkat yang dijanjikan Elohim. Kapasitas untuk melihat kemuliaan dari hidup sebagai anak digambarkan dalam Kitab Suci sebagai ‘berkat’. Unsur pertama dari berkat ini adalah iluminasi yang datang oleh Roh, sehingga kita dapat melihat dan menangkap apa yang Elohim ingin berikan kepada kita. Referensi Kis 7:2 Gal 3:7, 14 Yoh 3:5-6 2Ptr 1:4 Rm 4:11 Ibr 5:5 Ef 1:6

Pembelajaran Lebih Lanjut

Kisah Para Rasul 7

Amsal Harian

(4)

2

Selasa | Minggu 1

Tulisan-tulisan Yohanes

Ketika Yesus datang dalam daging (dalam rupa manusia), Dia menyatakan hidup sebagai anak yang ditentukan sejak semula untuk kita terima melalui proses dilahirkan dari atas. Rasul Yohanes merangkumkan proses dari menjadi anak Elohim ini dengan berkata ‘dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.’

Sangat menarik untuk memperhatikan bahwa kata ‘kasih karunia’ hanya disebutkan sekali dalam Injil sinoptik (yang termasuk Injil sinoptik adalah kitab Matius, Markus dan Lukas). Referensi satu-satunya mengenai ‘kasih karunia’ ini tertulis dalam Injil Lukas. Lukas mencatat bahwa Yusuf dan Maria telah menyunat Yesus pada hari kedelapan dan kemudian membawa Dia kepada Tuhan di bait Elohim di Yerusalem. ‘Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat dalam roh, penuh hikmat, dan

kasih karunia Elohim ada pada-Nya’.

Sebaliknya, rasul Yohanes membahas topik ‘kasih karunia’ dalam ayat-ayat pembuka dalam Injilnya. Dia kemudian mengembangkan hal ini sepanjang sisa kitabnya, serta dalam tiga suratnya. Adapun tulisan-tulisan Yohanes mengenai topik ‘kasih karunia’ sangat terintegrasi, tulisan-tulisan ini sepenuhnya konsisten dengan ajaran Paulus, Petrus, dan Yakobus yang juga membahas hal ini.

Kalangan luas pada umumnya menerima bahwa Yohanes menulis Injil dan surat-suratnya setelah dia menerima Pewahyuan akan Yesus Kristus. Hal ini penting setidaknya untuk dua alasan. Pertama, tulisan-tulisannya adalah pernyataan terakhir dari Kitab Suci dan oleh karena itu merupakan pernyataan-pernyataan yang paling maju dan paling dikembangkan dengan baik dari berita injil. Kedua, Injil dan surat-surat Yohanes ditulis dalam terang Pewahyuan akan Yesus Kristus yang telah lebih dulu menyatakan peristiwa-peristiwa akhir zaman. Itu termasuk surat-surat yang Kristus tulis kepada jemaat-jemaat-Nya sendiri untuk mempersiapkan mereka bagi kedatangan-Nya pada akhir zaman.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Yoh 1:16-17 1. Wahyu 1 Ams a l 4 Luk 2:39-40 Why 1:4, 9-16 Why 22:21

(5)

3

Rabu | Minggu 1

Kemuliaan dari hidup sebagai anak

Injil Yohanes dibuka dengan pernyataan, ‘Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Elohim dan Firman itu adalah Elohim.’ Yohanes menjelaskan bagaimana rencana perjanjian Elohim untuk menciptakan dan membawa banyak anak Elohim kepada kemuliaan, mengalir keluar dari persekutuan Bapa, Anak dan Roh Kudus. Firman bersama-sama dengan Elohim ketika Anak mengosongkan diri-Nya, diperanakkan oleh Bapa, dan menerima kepenuhan Elohim. Sebagai Firman, Dia telah menjadi ekspresi dari kepenuhan Mereka serta menjadi cara yang melaluinya tujuan Mereka akan tergenapi.

Menjelaskan lebih lanjut, Yohanes berkata bahwa hidup Elohim – Semua Dia adanya – ada dalam Firman itu. Ini adalah bagaimana hidup Elohim dikomunikasikan atau dibagikan dari persekutuan Perjanjian Mereka. Firman menjadi daging dan berdiam di tengah-tengah manusia ketika Anak Elohim dilahirkan oleh perawan Maria. Hidup Elohim sekarang ada dalam daging manusia. Para laki-laki dan perempuan, yang di antaranya Dia hidup pada waktu itu, dapat melihat kemuliaan dari suatu jenis kemanusiaan yang baru dan unik.

Sejak dalam kandungan, Yesus Kristus adalah seorang Anak Manusia yang unik karena Dia penuh kasih karunia dan kebenaran. Anak Elohim telah dikandung dalam rahim Maria ketika Roh Kudus turun atasnya dan kuasa dari yang Mahatinggi (Bapa) menaungi Maria. Yesus penuh kasih karunia karena Dia telah dilahirkan dari Bapa, yang disebut rasul Petrus sebagai ‘Elohim sumber segala kasih karunia’. Kasih karunia Elohim juga ada atas Yesus setelah orang tua-Nya melakukan semua yang harus mereka lakukan mengenai Anak itu, menurut hukum Tuhan. Yesus penuh dengan kebenaran karena Dia dikandung dari Roh Kudus. Rasul Yohanes menjelaskan bahwa ‘Roh adalah kebenaran’. Yesus juga menerima pengurapan dari Roh Elohim, oleh Roh Kudus, ketika Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Yoh 1:1, 14 Luk 1:35 Mat 1:18, 20 1Ptr 5:10 Luk 2:40 Mat 3:16 Yohanes 1 Ams a l 5

(6)

4

Kamis | Minggu 1

Penuh kasih karunia dan kebenaran

Rasul Yohanes menyatakan bahwa Yesus Kristus ‘penuh kasih karunia dan kebenaran’. Menjadi penuh kasih karunia dan kebenaran adalah menjadi berasal ‘dari Elohim’. Yesus unik karena Dia adalah Pribadi pertama yang lahir dari Elohim. Dia adalah ciptaan baru; sungguh-sungguh seorang anak Elohim yang rohani dalam tubuh fana. Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah datang sebagai Adam yang terakhir. Kita semua menerima identitas alamiah kita melalui kebapaan dari Adam yang pertama, yang adalah makhluk/jiwa yang hidup. Kristus adalah ‘Adam yang terakhir’. Dia datang sebagai roh pemberi hidup supaya melalui kebapaan yang ini, kita akan dibuat menjadi rohani seperti Dia yang adalah rohani.

Kristus tidak pernah akan tetap sebagai Satu-satunya dari jenis-Nya. Dia adalah Anak Sulung dari banyak anak yang ditentukan sejak semula untuk dijadikan sama seperti Dia. Melalui proses kelahiran, anak-anak manusia akan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Elohim yang ada dalam gambar Anak Elohim. Kita mengetahui hal ini karena Yohanes menulis, ‘dari kepenuhan-Nya [kasih karunia dan kebenaran]

kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.’ Selanjutnya, Yohanes

menjelaskan bahwa ‘semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Elohim, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Elohim’.

Anak telah datang dalam daging untuk menyatakan kemuliaan dari hidup sebagai anak yang Bapa telah tentukan sejak semula bagi semua anak manusia. Dia telah menerima kemuliaan ini dari Bapa. Ini adalah supaya kita dapat melihat kemuliaan dari hidup sebagai anak dari wajah-Nya dan memulai proses dilahirkan baru sebagai anak Elohim yang rohani.

Referensi

1Kor 15:45-49 Rm 8:29 Yoh 1:12-13, 16 Yoh 17:1, 4, 24

Pembelajaran Lebih Lanjut

1 Korintus 15

Amsal Harian

(7)

5

Jumat | Minggu 1

Empat dimensi kasih karunia

Apa artinya bagi Yesus Kristus untuk menjadi ‘penuh kasih karunia’? Rasul Paulus menggambarkan kepenuhan Anak Manusia demikian, ‘dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Elohiman’. Ini adalah poin yang paling luar biasa, ‘Kasih karunia’ adalah kepenuhan ke-Elohiman. Ke-Elohiman adalah tiga Pribadi – Bapa, Anak dan Roh Kudus – yang adalah satu Roh dan satu hidup. Nama Mereka ‘Yahweh’ mengkomunikasikan bahwa Mereka sepenuhnya satu. Kitab Suci menggunakan istilah ‘tujuh Roh’ untuk menggambarkan atau mengkomunikasikan kepenuhan Mereka sebagai satu Roh.

Rasul Yohanes mengajarkan bahwa Yahweh (yang adalah satu Elohim) adalah firman, hidup/terang, kasih, dan Roh. Dia menyatakan bahwa Elohim adalah firman, Elohim adalah hidup dan terang, Elohim adalah kasih, dan Elohim adalah Roh. Empat pernyataan ini bukan hanya deskripsi tentang seperti apa Elohim itu. Empat pernyataan ini merupakan empat unsur atau atribut dari identitas korporat Yahweh. Ini adalah kepenuhan-Nya. Atribut-atribut ini adalah empat dimensi kasih

karunia Elohim. Penting untuk mengetahui bahwa kasih karunia Elohim tidak

terpisah dari diri-Nya. Kasih karunia Elohim adalah siapa Dia adanya.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kasih karunia’ dalam Kitab Suci adalah ‘charis’. Kata ini berarti ‘anugerah’ atau ‘pemberian/karunia’. Anugerah Elohim yang sebenarnya tidak layak kita terima, sama sekali tidak terbatas pada pendamaian yang tercapai melalui persembahan Anak ketika kita masih seteru Elohim. Anugerah Elohim dinyatakan dalam kerinduan perjanjian-Nya untuk menciptakan dan membawa banyak anak kepada kemuliaan. Anugerah ini dinyatakan dan disediakan bahkan sebelum langit dan bumi diciptakan. Anugerah Elohim diwujudkan karena kasih, firman, hidup dan Roh-Nya diberikan kepada kita oleh Roh dan menghasilkan transformasi (perubahan) kita dalam kemuliaan dari satu tingkatan hidup sebagai anak kepada tingkatan hidup sebagai anak berikutnya, yaitu ke dalam gambar Anak.

Referensi

Kol 2:9 Ul 6:4 Yoh 1:1, 5 1Yoh 1:5 1Yoh 4:16 Yoh 4:24 Kej 1:26

Pembelajaran Lebih Lanjut

Yohanes 17

Amsal Harian

(8)

6

Yeh 1:10, 22, 26

Senin | Minggu 2

Empat wajah Kristus

Bagaimana seseorang melihat kemuliaan dari hidup sebagai anak dan mulai menerima kepenuhan Kristus? Paulus mengajarkan bahwa itu berasal dari wajah Yesus Kristus. Dia menulis, ‘Sebab Elohim yang berfirman, “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Elohim yang nampak pada wajah Kristus.’ Lebih khusus, itu adalah kemuliaan kasih karunia

Elohim yang bercahaya dari wajah Kristus.

Sama seperti ada empat dimensi dari kemuliaan kasih karunia Elohim, juga ada empat dimensi wajah Kristus yang berkaitan dengan dimensi kemuliaan kasih karunia Elohim tersebut. Keempat wajah ini adalah administrasi Anak yang melaluinya tujuan Perjanjian Kekal Elohim dikomunikasikan dan digenapi. Ini adalah wajah singa, wajah lembu/anak lembu, wajah manusia, dan wajah rajawali. Ketika kita mulai memahami keempat wajah ini, hal ini membawa implikasi-implikasi yang mendalam tentang bagaimana kita membaca Kitab Suci dan memahami tujuan Elohim bagi kita, serta bagaimana Ia membuat tujuan-Nya digenapi.

Keempat wajah ini secara spesifik disebut pertama kali dalam kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel melihat suatu penglihatan akan empat makhluk hidup. Setiap makhluk memiliki wajah manusia, wajah singa, wajah lembu dan wajah rajawali. Empat makhluk hidup ini mewakili administrasi malaikat yang berada di bawah takhta. Secara khusus, dalam penglihatannya, Yehezkiel melihat suatu sosok yang kelihatan seperti rupa manusia di atas takhta. Ini adalah pewahyuan pra-inkarnasi dari Anak Elohim, dan menunjukkan bahwa keempat makhluk hidup itu mengekspresikan apa yang mengalir dari Dia yang ada di atas takhta itu.

Ketika Firman Elohim menjadi daging, Yesus Sendiri mengekspresikan kemuliaan kasih karunia Elohim ketika Dia secara pribadi melayani di bumi selama tiga setengah tahun. Beroperasinya empat wajah ini telah berpindah dari administrasi malaikat dan sekarang diwujudkan dalam Anak Manusia.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

2Kor 4:6 Yes 9:5 Ef 1:6 Yes 7:14 3. 2 Korintus 4 Ams a l 1 0

(9)

7

Selasa | Minggu 2

Kasih karunia, kasih karunia untuk itu

Nabi Zakharia bernubuat tentang kasih karunia Elohim yang akan dinyatakan dan dilayani dari kekepalaan Kristus, dengan berkata, ‘Ia akan membawa batu utama [batu penjuru] dengan seruan “kasih karunia, kasih karunia untuk itu! (versi NASB)”’ Ayat ini mengacu kepada Kristus. Dia adalah batu utama dan batu penjuru, atau Kepala, dari bait tubuh-Nya, yaitu jemaat/gereja.

Seruan ‘Kasih karunia, kasih karunia’ kepada Kepala dari tubuh, sesuai dengan pernyataan rasul Yohanes bahwa manusia telah melihat kemuliaan Anak Tunggal yang penuh kasih karunia dan kebenaran. Ini adalah kepenuhan kasih karunia Elohim yang adalah kasih, hidup, Roh dan firman. Lebih daripada itu, Yohanes menjelaskan bahwa anak-anak Elohim adalah orang-orang yang menerima kepenuhan ini, sebagai kasih karunia demi kasih karunia. Nubuatan Zakharia menegaskan kembali poin bahwa kasih karunia Elohim datang dari wajah, atau kekepalaan, Kristus.

Persembahan Elohim, yang melaluinya Perjanjian Kekal Mereka ditahbiskan, menegakkan suatu aturan yang olehnya kasih karunia Elohim akan dibuat tersedia bagi anak-anak manusia agar mereka dapat dilahirkan sebagai anak-anak Elohim. Persembahan ini terjadi sebelum penciptaan langit dan bumi. Itu menegakkan baik awal dari rencana perjanjian Mereka yang disingkapkan maupun aturan yang olehnya rencana ini akan terlaksana. Melalui persembahan, Bapa menjadi Kepala dari Anak. Berkenan kepada Bapa untuk semua kepenuhan Elohim berdiam dalam Anak. Anak menjadi Kepala dari tubuh korporat yang terdiri dari anak-anak Elohim. Kasih karunia kehidupan mengalir dari kekepalaan Kristus kepada setiap orang percaya melalui perantaraan Roh Kudus. Akses kepada kasih karunia tergantung apakah orang percaya tersebut menghormati dan tetap tinggal dalam aturan kekepalaan yang Elohim telah tegakkan.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Za 4:7 1Ptr 2:7 Zakharia 4 Ams a l 11 Yoh 2:19, 21 Flp 2:5-7 Kol 1:18-19 Yoh 1:16 1Kor 11:3 4. 5.

(10)

8

Rabu | Minggu 2

Firman sejak semula

Paulus membuatnya jelas bahwa ‘kasih karunia Elohim yang menyelamatkan semua

manusia sudah nyata (terj. Bhs. Ing. ‘has appeared to all men’ artinya ‘telah nampak

kepada semua manusia’)’. Yohanes lebih lanjut menjelaskan kebenaran bahwa kasih karunia ini nyata ketika Firman menjadi daging dan berdiam di antara

manusia. Ketika Firman menjadi daging, kemuliaan dari hidup sebagai anak – yang

penuh kasih karunia dan kebenaran – dapat terlihat. Poin yang harus diperhatikan adalah ‘firman’ merupakan suatu dimensi kasih karunia Elohim. Akan tetapi, melalui satu dimensi ini, keempat dimensi kasih karunia dinyatakan dari keempat wajah administrasi Kristus.

Titik mulai dari pelayanan injil adalah proklamasi ‘firman hidup yang sejak semula’. Ini adalah firman kasih karunia yang pertama-tama dilayani oleh Roh dari wajah singa. Kita mengingat bahwa pada hari Pentakosta, rasul Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, berdiri dan memproklamirkan injil kepada orang-orang Yahudi. Dalam otoritas Kristus, dia mengatakan kepada mereka, ‘Ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.’ Dalam suratnya yang kedua, Petrus meneguhkan bahwa pemberitaan injil adalah oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga. Ini menegaskan kembali poin bahwa pelayanan injil pertama-tama adalah dari wajah singa.

Injil yang membawakan keselamatan adalah firman kebenaran masa kini yang diserahkan dalam presbiteri oleh orang-orang dengan kasih karunia kerasulan dari Kristus. Yohanes menjelaskan bahwa berita yang dia dan sesama rekannya dalam presbiteri nyatakan adalah Firman hidup yang sejak semula. Secara spesifik, dia menuliskan, ‘Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba (pegang) dengan tangan kami tentang Firman hidup ... kami beritakan kepada kamu.’

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Yoh 1:14 1Yoh 1:1, 3 Kis 20:24, 32 1Ptr 1:12 Tit 2:11 Kis 14:3 Kis 2:14 1 Yohanes 1 Ams a l 1 2

(11)

9

Kamis | Minggu 2

Terang hidup

Yesus menyatakan bahwa Dia akan menarik semua orang kepada diri-Nya jika Dia ‘ditinggikan dari bumi’. Melalui persembahan, hidup yang Yesus berikan untuk dunia, berwujud (nyata) sebagai terang yang besar yang bercahaya dari wajah-Nya yang rusak. Hidup, yang diekspresikan sebagai terang, menjadi tersedia melalui persembahan ini. Paulus menjelaskan bahwa ini adalah prinsip yang sama yang melaluinya para utusan Kristus melayani hidup Elohim kepada yang lain. Dia memberi kesaksian bahwa ketika dia dijadikan lemah dalam persekutuan penderitaan Kristus, kuasa dan hidup Elohim menjadi tersedia bagi orang-orang yang mendengar dan menerima injil yang dia beritakan. Hidup sedang ditransfer kepada para pendengarnya.

Berbicara tentang hubungan antara ‘hidup’ dan ‘terang’, Raja Daud menuliskan, ‘Sebab pada-Mu ada sumber hayat (hidup), di dalam terang-Mu kami melihat terang.’ Dalam pernyataan ini, Daud menyampaikan poin bahwa hidup Yahweh diekspresikan dari Mereka kepada kita sebagai terang. Akibat pertama dari terang Mereka atas kita adalah iluminasi; yaitu, kita dapat melihat terang.

Yohanes menjelaskan bahwa Kristus (Firman yang di dalamnya ada hidup) adalah Terang yang sesungguhnya yang, datang ke dalam dunia, menerangi setiap manusia. Kristus adalah ekspresi hidup Yahweh, dan iluminasi adalah titik permulaan menerima hidup ini. Ketika Terang yang sesungguhnya itu datang dan menerangi seseorang, mereka mulai menerima kepenuhan Elohim; yaitu, Terang mengekspresikan kepenuhan Elohim kepada mereka. Inilah mengapa Yohanes mengatakan bahwa ‘dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia’. Terang kemuliaan ini sedang disinarkan dari wajah Kristus, ke dalam hati orang percaya, oleh Roh Kudus.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

2Kor 13:3-4 Yoh 1:9, 16 2Kor 4:6 Mzm 36:10 Yoh 12:32 Yohanes 8 Ams a l 13

(12)

10

Jumat | Minggu 2

Kasih karunia dan berkat

Pertama-tama, kasih karunia Elohim sebelumnya memberikan kepada orang yang belum diselamatkan, kapasitas untuk melihat dan mendengar firman Elohim. Kasih karunia ‘sebelum’ adalah kasih karunia Elohim yang datang kepada seseorang yang belum diselamatkan sebelum mereka memilih untuk menerimanya. Kasih karunia Elohim penting bagi mereka pada titik ini karena mereka mati dalam dosa dan tidak memiliki kapasitas untuk mendengar firman atau bahkan memilih apakah mereka akan menerimanya atau tidak. Kasih karunia ‘sebelum’ memampukan setiap orang untuk menerima terang injil. Ini karena kasih karunia itu membebaskan seseorang dari pengaruh apapun yang jika tidak, dapat mempengaruhi kapasitas mereka untuk memilih panggilan akan hidup sebagai anak yang Elohim tawarkan kepada mereka. Akan tetapi, kasih karunia Elohim bukanlah tidak dapat ditolak. Seseorang tetap dapat memilih untuk menutup telinga mereka dan mengeraskan hati mereka terhadap firman.

Melalui kasih karunia, masuknya firman Elohim memberikan terang; memberikan pengertian kepada orang-orang yang tidak mengenal Dia sebelumnya. Dengan cara ini, pendengar yang belum diselamatkan, mulai menerima berkat Elohim. Kita belajar melalui teladan Petrus, bahwa berkat pertama adalah penglihatan atau iluminasi. Yesus mengatakan kepada Petrus, ‘Berbahagialah (Diberkatilah) engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga’.

Melalui penglihatan, seseorang dapat melihat kepada wajah Kristus dan menjadi sadar akan kebangkrutan rohani mereka. Ini adalah dimensi kedua dari berkat. Yesus mengatakan, ‘Berbahagialah (Diberkatilah) orang yang miskin di hadapan Elohim, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga’. Berkat ini memimpin kepada dimensi berikutnya dari berkat, yakni kapasitas untuk meratap. Melalui sakit bersalin dari ratapan, seseorang dapat bertobat dan kemudian berseru meminta pertolongan kepada Elohim untuk mempercayai hidup sebagai anak yang injil janjikan kepada mereka.

Referensi

Tit 2:11 Kis 7:51 Mzm 119:130 Mat 16:17 Mat 5:3-4

Pembelajaran Lebih Lanjut

Matius 5

Amsal Harian

(13)

11

Senin | Minggu 3

Teladan Petrus

Ketika Yesus menanyakan kepada murid-murid-Nya siapa Dia menurut mereka, Petrus menjawab dengan menyatakan, ‘Engkau adalah Mesias, Anak Elohim yang hidup!’ Kata Yesus kepadanya, ‘Berbahagialah (Diberkatilah) engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.’ Manusia alamiah, yang terdiri dari daging dan darah, tidak dapat menyatakan Kristus, karena dia tidak dapat melihat hal-hal yang dari Roh Elohim. Hanya Bapa di sorga yang dapat menyatakannya, dan Dia melakukan ini melalui Roh Kudus. Iluminasi ini adalah hasil dari kasih karunia ‘sebelum’ dari Elohim.

Iluminasi merupakan unsur pertama dari berkat. Petrus telah diberkati karena sesuatu yang bukan bagian dari daging dan darah telah menerobos atas hidup dan sudut pandangnya. Dia telah dimampukan oleh Bapa untuk mengenali siapa Kristus. Ini adalah titik permulaan dari perjalanan Petrus untuk menjadi lemah lembut dan untuk mewarisi kerajaan sorga di bumi. Iluminasi adalah dampak awal dari kasih karunia ‘sebelum’ dari Elohim atas dirinya.

Setelah menerima iluminasi, Petrus masih perlu diubahkan dari hidup menurut daging kepada hidup dan berjalan oleh Roh. Langkah berikutnya dalam perjalanan ini terjadi ketika Petrus menyangkal Tuhan tiga kali. Ketika ayam jantan berkokok, ‘berpalinglah Tuhan memandang Petrus’. Pada saat itu, Petrus tahu bahwa dia telah menyangkal Anak Elohim, setelah sebelumnya telah diiluminasi mengenai siapa Kristus. Lebih lanjut, dia tahu bahwa dengan menyangkal Kristus dia sekarang berdosa terhadap hidupnya sendiri sebagai anak.

Petrus menerima suatu iluminasi penginsafan yang melukai dia pada titik hukum

lainnya. Sebelum titik ini, beroperasinya hukum lain di dalam dirinya jelas terlihat

melalui pernyataan-pernyataan agamawi menurut kebenarannya sendiri bahwa dia tidak akan tersandung, melainkan akan mengikut Kristus sampai mati. Ketika dia memandang wajah Kristus, idealismenya hancur dan dia menjadi bangkrut dalam

roh. Ini adalah langkah kedua dalam perjalanan Petrus menuju kelemahlembutan.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Mat 16:13-17 1Kor 2:9-11 Matius 16 Ams a l 17 Mat 5:3-5 Rm 7:23 Luk 22:62 Luk 22:61 Mat 26:33 6.

(14)

12

Selasa | Minggu 3

Perubahan cara hidup kepada kasih yang semula

Yesus melayani firman kepada Petrus ketika Dia memerintahkan Petrus, ‘gembalakanlah domba-domba-Ku (terj. Bhs. Ing. ‘feed My lambs’ artinya ‘beri makan anak domba-anak domba-Ku’)’; ‘gembalakanlah domba-domba-Ku (terj. Bhs. Ing. ‘tend My sheep’ artinya ‘rawat/pelihara domba-domba-Ku’)’; dan ‘gembalakanlah domba-domba-Ku (terj. Bhs.

Ing. ‘feed My sheep’ artinya ‘beri makan domba-domba-Ku’)’. Yesus

mendefinisikan/menetapkan nama Petrus dan, dengan cara ini, menguduskan dia kepada hidupnya sebagai anak, termasuk sifat dasar yang spesifik dari penderitaan, kelemahan dan kematiannya. Ketika Petrus ‘berbalik kembali’ kepada kasih yang semula dan hidup persembahan oleh iman, dia kemudian dapat menguatkan saudara-saudaranya.

Melalui iluminasi, Petrus belajar hal-hal yang darinya dia perlu bertobat. Dia perlu untuk diubahkan dari cara pelayanannya yang hanya berdasarkan pada persahabatan (phileo) atau kolegialitas (rekan-rekan sejawat), kepada jalan persembahan yang dinyatakan oleh iman yang bekerja oleh kasih (agape). Petrus menerima penglihatan ketika kasih karunia, melalui rahmat (kemurahan), menerobos dalam dirinya.

Sebagai anak-anak Elohim, kita berada dalam suatu proses yang terus-menerus dari kasih karunia kepada kasih karunia, dan dari kemuliaan kepada kemuliaan. Tentu saja, ini terjadi jika kita tidak berpaling dari jalan Roh yang di dalamnya kita ditegakkan ketika kita dilahirkan untuk melihat dan kemudian lahir dari air dan Roh. Berpaling dari Roh adalah menjadi duniawi/kedagingan dan kembali kepada hidup menurut prinsip-prinsip daging. Ketika kita melakukan ini, kita jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk daripada keadaan rohani kita sebelumnya ketika kita baru percaya. Orang-orang yang duniawi/kedagingan telah kembali di bawah kuasa dan kontrol dosa.

Kita perhatikan bahwa dari kemurahan datang kasih karunia. Seperti yang Paulus jelaskan, kita datang ke takhta kasih karunia ‘supaya kita menerima rahmat (kemurahan) dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya’. Nabi Yeremia mengingatkan kita bahwa rahmat (kemurahan) Tuhan baru setiap pagi. Oleh karena itu, kasih karunia tersedia bagi kita setiap hari supaya kita menemukan pengudusan kepada nama dan hidup kita sebagai anak. Hidup kita sebagai anak adalah ekspresi dari kodrat ilahi, yang merupakan milik kita ketika kita disatukan dengan persekutuan persembahan Kristus.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Yoh 21:15-18 Gal 5:6 Luk 22:32 Rm 7:23-24 Yohanes 21 Ams a l 18 Ibr 4:16 Rat 3:22-23

(15)

13

Rabu | Minggu 3

Menjauhkan diri dari kasih karunia

Seseorang menjauhkan diri dari kasih karunia Elohim ketika mereka berhenti melihat dengan teliti dan terus-menerus kepada wajah Kristus. Mereka berhenti melihat wajah Kristus ketika mereka menolak untuk menerima Dia yang berbicara kepada mereka dari sorga melalui administrasi-Nya di bumi. Seseorang yang menjauhkan diri dari kasih karunia Elohim sedang menjual hak kesulungan rohani mereka sementara mereka mengejar aspirasi-aspirasi agamawi mereka sendiri dan harapan-harapan daging dalam kehidupan ini. Bukannya berakar dan berdasar dalam kasih sebagai anak Elohim yang berbuah, akar pahit pasti akan bertumbuh dalam mereka, menyebabkan masalah, dan mencemarkan banyak orang.

Paulus menyamakan cara hidup agamawi yang menyangkal perlunya menerima kasih karunia dari wajah Kristus dengan memiliki selubung pada hatinya. Selubung ini menghalangi terang sejati yang bercahaya atas orang Kristen duniawi dari wajah-wajah administrasi Kristus. Akibatnya, mereka menjadi gelap dalam pengertian mereka mengenai jalan hidup dan kembali ke bawah kuk perbudakan oleh rasa takut. Mereka menjadi seperti kaum Israel yang takut untuk masuk ke tanah perjanjian. Tanah perjanjian ini menyimbolkan warisan mereka sebagai anak-anak Elohim. Paulus menggambarkan mereka sebagai pemberontak dan memiliki hati yang jahat karena ketidakpercayaan yang murtad dari Elohim yang hidup.

Roh Kudus, yaitu Dia yang menyinarkan terang dari wajah Kristus ke dalam hati kita, memperingatkan kita, demikian, ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku’.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

2Kor 3:16 Rm 8:15 Ibr 12:15-16, 25 Ef 4:18 Ibr 3:7-12 Ibrani 4 Ams a l 19

(16)

14

Kamis | Minggu 3

Iluminasi bukan peraturan

Roh terus-menerus mengingatkan kita pentingnya menjadi pelayan-pelayan iluminasi oleh Roh dan tidak menjadi pelayan-pelayan dari ‘hukum yang tertulis’. Pendekatan duniawi/kedagingan dalam melayani ‘hukum yang tertulis’ termasuk menggunakan firman Elohim untuk mengatur perilaku orang lain. Orang-orang yang melayani dengan sikap duniawi/kedagingan ini menyalahgunakan firman untuk menegakkan standar-standar budaya yang orang lain harus dambakan. Cara pelayanan seperti ini berdasarkan pada kontrol. Ini sama sekali tanpa Roh dan tidak dapat membawakan iluminasi yang menuntun kepada pertobatan dan iman. Kita tidak memberitakan firman dan kemudian menindaklanjuti untuk memaksakannya, menurut daging, melalui nasihat. Ketika firman penyelarasan sedang dilayani dalam Roh, kita yang mendengarnya tidak bisa kemudian mengambilnya dan mengaplikasikannya kepada orang lain, menggunakan kuasa penghukuman untuk memotivasi mereka bertindak. Berperilaku demikian adalah berusaha untuk menyelaraskan mereka kepada apa yang kita pikir seharusnya mereka lakukan dalam terang dari apa yang diberitakan. Ini adalah cara dari bayi-bayi dalam Kristus, dan dari orang-orang yang duniawi/kedagingan. Ini bukanlah aturan keimamatan Melkisedek yang ada di tengah-tengah kita.

Jika seseorang hanya mendengar firman dengan telinga penghukuman, dan tidak melihat dengan penglihatan yang datang dari iluminasi, maka mereka tidak dapat berlanjut sebelum kasih karunia diberikan kepada mereka. Ini karena penglihatan yang datang dari iluminasi menyebabkan penginsafan, dan penginsafan merupakan jalan masuk kepada iman. Kemudian, iman membawa kita kepada kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan kemuliaan Elohim. Orang-orang yang memberikan instruksi juga harus berbicara hanya menurut kasih karunia yang diberikan kepada mereka. Penghukuman yang dilakukan oleh kemarahan dan amarah manusia tidak akan menghasilkan kebenaran Elohim. Rasul Paulus mengatakan bahwa pelayanan Roh adalah suatu perjanjian baru yang memberikan kemuliaan dari hidup dan kebenaran Elohim sendiri kepada umat manusia.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

2Kor 3:6 Ibr 6:1 Matius 7 Ams a l 20

Ibr 5:10-14 Yak 1:20 Yak 5:9

Rm 5:2 Yak 4:11

(17)

15

Jumat | Minggu 3

Pelayanan hidup

Ketika injil tentang anak diberitakan kepada seorang yang belum diselamatkan, mereka harus berbalik kepada Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa Tuhan adalah Roh. Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan mereka. Ketika mereka berbalik kepada Roh Kudus, Dia membawa mereka ke dalam Kristus. Kristus menarik mereka kepada diri-Nya dan mengambil selubung dari hati mereka yang membutakan mereka. Dia kemudian membuka pikiran mereka untuk memahami Kitab Suci. Ketika mereka menyatukan diri mereka kepada persembahan Kristus melalui baptisan, pikiran mereka dilepaskan dari selubung kebodohan dan kekerasan pikiran/pendapat sendiri. Mereka diubahkan oleh pembaharuan akal budi (pikiran) mereka.

Roh Kudus kemudian melanjutkan pekerjaan pengudusan-Nya dalam kehidupan mereka dengan merefleksikan dan menyinarkan kemuliaan dari hidup mereka sebagai anak, yang datang dari Bapa dan dinyatakan pada wajah Kristus, ke dalam hati mereka. Dengan cara ini, mereka melihat gambar dan kemuliaan dari siapa mereka yang sesungguhnya sebagai anak Elohim. Sementara kita terus memandang kemuliaan dari hidup sebagai anak yang Bapa telah sinarkan atas kita dari wajah Kristus, oleh Roh Kudus, kita sedang diubahkan ke dalam gambar hidup sebagai anak yang sama dengan Kristus, dari kemuliaan kepada kemuliaan.

Wajah Kristus adalah cermin yang darinya kemuliaan dari hidup kita sebagai anak, yang datang dari Bapa, direfleksikan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus. Sebagai orang Kristen yang tanpa selubung pada hati kita, kita sanggup merefleksikan kemuliaan dari hidup sebagai anak yang Roh nyatakan di dalam dan melalui kita kepada orang lain. Kita telah diberikan harta ini dari Tuhan, Roh, dan kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Elohim dan bukan dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita sanggup menjadi pelayan-pelayan yang efektif dari Perjanjian Baru.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

1Tes 2:13 2Kor 3:6, 14, 18 Luk 24:32, 45 2Kor 4:1, 6-7

(18)

16

Senin | Minggu 4

Penginsafan dari Roh Kudus

Yesus menjelaskan peran Roh Kudus dalam pekerjaan membawa anak-anak manusia untuk dilahirkan sebagai anak-anak Elohim. Roh Kudus adalah Roh kebenaran. Yesus mengatakan, ‘Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu’. Ketika kita menerima Dia, kita menjadi bait Roh Kudus. Dia diberikan kepada kita sebagai buah sulung dari hidup kita sebagai anak; yaitu, Dia adalah ekspresi dari hidup kita sebagai anak dalam suatu ukuran buah sulung. Dalam hal ini, Roh Kuduslah yang memberikan kuasa dan memotivasi kita untuk hidup sebagai orang Kristen dan memberitakan firman.

Roh Kudus ada di dalam kita dan menyatakan hidup kita sebagai anak. Karenanya, ketika kita menyampaikan firman kepada orang lain, Dia membawakan penginsafan dan pengertian kepada mereka melalui firman yang kita sampaikan. Dengan kata lain, penginsafan oleh Roh Kudus bukan suatu fenomena mistis yang seseorang alami di luar dari pelayanan seorang utusan-murid. Roh Kudus menginsafkan para pendengar kita ketika kita memberitakan firman dengan kapasitas dari Roh Kudus.

Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa berguna bagi mereka jika Dia pergi. Ini karena Dia akan mengirimkan Penolong (Roh Kudus), yang akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Sebagai contoh, kita ingat pelayanan Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus. Melalui pemberitaan Stefanus, para pendengarnya mengalami penginsafan Roh ketika Stefanus menarik perhatian mereka kepada kemuliaan Elohim. Dia menyatakan kepada mereka, ‘Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Elohim.’

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Yoh 14:6, 17 Yoh 16:7-8, 13 Kis 7:54-56 Yoh 15:26 1Kor 6:19 Yohanes 14 Ams a l 24

(19)

17

Selasa | Minggu 4

Penginsafan akan dosa, kebenaran, penghakiman

Yesus menjelaskan bahwa Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa, karena mereka tidak mempercayai Dia. Ketika firman diberitakan, Roh Kudus mengiluminasi pendengar mengenai dosa karena tidak percaya dan menerima Yesus, yang adalah Firman yang menjadi daging. Mereka menerima pengertian bahwa Yesus adalah Ciptaan Baru yang rohani. Mengejar hidup di luar dari apa yang berasal dari Kristus dan dalam Kristus, merupakan dosa. Roh datang dengan firman untuk melepaskan seseorang dari ketakutan dan kekuatiran mereka yang adalah bukti dari keadaan alamiah, kejatuhan mereka. Roh Kudus kemudian memampukan mereka untuk menerima iman Elohim supaya mereka dapat mempercayai Anak.

Ketika Roh Kudus menginsafkan akan kebenaran, ini karena Yesus telah pergi

kepada Bapa. Ini adalah penginsafan akan kebenaran dan pembenaran yang

Kristus jadikan tersedia bagi kita melalui pekerjaan pendamaian-Nya. Yesus menyelesaikan keselamatan kita melalui persembahan dan penderitaan-Nya. Kristus meninggalkan murid-murid-Nya untuk musim yang pendek (tiga hari dan tiga malam). Dia kemudian kembali kepada mereka, membenarkan dan melahirkan mereka sebagai anak-anak Elohim dengan memberikan Roh-Nya kepada mereka. Ini adalah tindakan pelayanan pertama Kristus setelah Dia dibangkitkan dari kematian. Penginsafan akan kebenaran adalah pengertian bahwa pembenaran dan kebenaran tersedia melalui persembahan Kristus. Penginsafan akan kebenaran diberikan untuk mendorong orang-orang yang lahir dari atas untuk datang ke dalam Kristus melalui baptisan, dan untuk tetap tersembunyi dengan Dia dalam pangkuan Bapa.

Selanjutnya, firman Elohim, melalui Roh Kudus, menginsafkan hati dari pendengar bahwa mereka tidak perlu lagi untuk tetap berada di bawah perhambaan kepada Iblis dan dosa. Ketika Kristus ditinggikan di atas salib sebagai korban penebus dosa, penghakiman datang atas seluruh dunia. Iblis, sebagai penguasa dunia ini, dilemparkan dan takut akan maut dipatahkan.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Yoh 16:8-11 Za 12:10 Kis 3:13-15 2Tim 1:7 Yohanes 16 Ams a l 25 Rm 5:5 Rm 6:18 8. Yoh 14:1-3 Ibr 2:15

(20)

18

Rabu | Minggu 4

Suatu bagian dalam hidup-Nya

Ketika Kristus menjadi imam (mempersembahkan diri-Nya) sebagai suatu persembahan, Dia menjadikan hidup-Nya tersedia bagi kita. Dia melakukan ini dengan mencurahkan hidup-Nya melalui penderitaan kematian. Melalui baptisan dan partisipasi kita yang terus-menerus dalam perjamuan kudus, kita bersatu dengan tubuh fisik Kristus dan peristiwa kematian-Nya dalam sejarah. Inilah artinya disatukan kepada persekutuan penderitaan-Nya. Ketika kita menderita dengan Dia, hidup Kristus menjadi hidup kita dan membersihkan hati kita dari motivasi-motivasi yang digunakan oleh dosa untuk mengontrol hidup kita.

Kristus adalah konteks untuk partisipasi kita dalam sakit bersalin yang melaluinya kodrat ilahi sedang dibentuk di dalam kita. Sementara Kristus dibentuk di dalam kita, kita dapat mengekspresikan Dia. Kristus, Firman, sekarang ada dalam mulut dan hati kita untuk diekspresikan. Dengan cara ini, ciptaan baru nampak, atau terlihat. Kemudian kita melayani Elohim, sebagai anak/imam dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat. Ini karena kita telah menerima kapasitas untuk sakit bersalin, atau menderita, supaya orang lain dilahirkan dari atas. Sakit bersalin ini termasuk menggenapi apa yang kurang dalam penderitaan Kristus untuk orang lain. Melalui partisipasi dalam persembahan Kristus, kita sanggup mentransfer hidup Kristus kepada yang lain.

Setelah disatukan secara pribadi kepada Kristus melalui baptisan, kita ditempatkan oleh Bapa ke dalam tubuh korporat-Nya, jemaat/gereja. Paulus menjelaskan bahwa Elohim telah menetapkan anggota-anggota, masing-masing dari mereka, dalam tubuh seperti yang dikehendaki-Nya. Menurut kasih karunia yang diberikan kepada kita, kita mengekspresikan kodrat ilahi sebagai anggota tertentu dari tubuh yang Bapa telah tentukan untuk kita jadi – baik itu tangan, mata, kaki, dll. Ekspresi ini adalah oleh Roh Kudus yang diberikan kepada kita sebagai buah sulung dari warisan kita sebagai anak Elohim.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

Flp 3:10 Ibr 10:22 2Kor 5:17 1Kor 12:18 Gal 2:20 Rm 10:6-8 Kol 1:24 9. 1 Korintus 12 Ams a l 26

(21)

19

Kamis | Minggu 4

Pengakuan iman kita

Pelayanan kasih karunia Elohim dari wajah Kristus adalah untuk tujuan melahirkan dan kemudian meneguhkan kita sebagai anak-anak Elohim yang berbuah. Inilah kerinduan Perjanjian Kekal dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Mereka Masing-masing memiliki suatu inisiatif terhadap kita sehubungan dengan penggenapan tujuan perjanjian Mereka.

Bapa memberikan kelahiran baru kita sebagai anak ciptaan baru kepada kita. Dia adalah sumber dan penyedia segala yang kita perlukan untuk hidup sebagai anak-anak Elohim. Seperti yang rasul Petrus tuliskan, kuasa ilahi dari Bapa ‘telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.’ Ini adalah kemuliaan yang bersinar dari wajah Kristus dan masuk ke dalam hati kita oleh Roh Kudus.

Karena Bapa telah memberikan segala yang kita perlukan untuk hidup sebagai anak, kita dapat mempercayakan kehidupan kita kepada-Nya. Dia adalah sumber dan penyedia kebutuhan kita. ‘Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Elohim. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Elohim dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.’

Ketika kita mempercayakan diri kita kepada Bapa, kita dapat mengharapkan bahwa Dia akan melatih kita melalui disiplin. Maka, kita seharusnya tidak heran ketika kita mengalami penderitaan. Seperti yang Paulus nasihatkan kepada kita, ‘Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.’ Pendisiplinan yang kita terima dari Bapa adalah spesifik untuk hidup kita sebagai anak. Dalam hal ini, Dia menjawab doa Kristus yang menguji motivasi kita dengan menyelidiki hati kita.

Referensi

2Ptr 1:2-3 Mat 6:31-33 Ibr 12:5-6 Why 2:23 Rm 8:26-27

Pembelajaran Lebih Lanjut

Roma 10

Amsal Harian

(22)

20

Jumat | Minggu 4

Hidup yang kita hidupi sekarang

Setelah dibaptis ke dalam Kristus, kita harus hidup oleh hidup Kristus. Dia memberikan kita iman Elohim sehingga oleh iman-Nya, kita dapat bertekun dalam persekutuan persembahan-Nya. Iman kita bekerja oleh kasih Elohim, memberikan kita kapasitas untuk mengalahkan ketakutan. Seperti yang rasul Yohanes nyatakan, ‘Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman.’ Pertama-tama baptisan adalah iman untuk mati dengan Kristus. Sebagai orang-orang yang telah menerima iman Anak Elohim, kepercayaan kita bukan dalam diri kita sendiri, tapi dalam Elohim yang membangkitkan orang mati. Kita seharusnya bermegah seperti Paulus: ‘tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut (terj. Bhs. Ing. ‘I die daily’ artinya ‘aku mati setiap hari’).’ Kita dapat menjadi yakin bahwa jika kita telah mati dengan Kristus, kita juga akan hidup dengan Dia. Anak adalah hidup kita!

Sementara kita bertekun dalam persekutuan penderitaan Kristus, kita lemah di dalam Dia. Akan tetapi, dalam kelemahan kita, kekuatan-Nya menjadi sempurna. Kristus kuat dan berkuasa di dalam kita, memotivasi kita sementara Dia melayani yang lain melalui kita. Inilah bagaimana Kristus melanjutkan pelayanan-Nya di bumi. Yaitu melalui anggota-anggota tubuh korporat-Nya. Kristus telah menjadi hidup kita sehingga kita dapat memberitakan Dia di tengah-tengah orang-orang bukan Yahudi (orang-orang yang tidak mengenal Elohim). Kristus ada di dalam kita. Akan tetapi, oleh Rohlah kita melayani dan memberitakan dalam Kristus. Pengudusan dan nama kita dinyatakan oleh Roh dalam suatu ukuran buah sulung.

Kita tahu bahwa kita adalah bait Roh Kudus. Yesus menyebut Roh Kudus ‘Penolong’. Dia adalah Penolong kita karena Dia membuat substansi dari perjanjian Yahweh menjadi nyata dalam kita. Roh Kudus adalah ekspresi dari nama kita. Dia, dengan Bapa, menguduskan kita kepada ekspresi kita. Kita dapat berbicara dalam Kristus, sesuai dengan pengudusan nama kita, oleh kuasa Roh Kudus yang memampukan.

Referensi Pembelajaran Lebih Lanjut Amsal Harian

1Yoh 4:18 Rm 6:8 Yoh 14:26 1Kor 6:19 1Kor 15:31 2Kor 12:9 Yoh 16:7 2Kor 7:3 2 Korintus 5 Ams a l 28

Referensi

Dokumen terkait

1) Cadangan Devisa, Produk Domestik Bruto, dan Kurs dollar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap impor bahan baku industri di Indonesia pada

Kajian dari senyawa biomarka hidrokarbon alifatik tersebut memberikan informasi bahwa sumber bahan organik minyak mentah Ujung Pangkah, Gresik didominasi oleh wilayah

Kebugaran jasmani memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan manusia. Dengan kebugaran jasmani seseorang dapat melakukan semua kegiatan dengan baik. Melalui pendidikan

Humbang Hasundutan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 42 15071902710300 HONDA SIHOTANG Kab.. Humbang Hasundutan Guru

Di sisi lain Abdul Ghafur dalam Nopita Windasari (2010: 43) mendefinisikan peri- laku awal adalah pengetahuan dan keteram- pilan yang relevan yang telah dimiliki

(3) Untuk Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah klasifikasi B, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, penerbitan izin dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pertambangan

Penggunaan model pembelajaran ini peneliti mengharapkan dapat meningkatan hasil belajar yang baik dan maksimal, dengan melihat kondisi siswa yang sedikit memudahkan

bahwa keberadaannya tidak berarti lagi. Memberikan suasana nyaman dan menyenangkan guna membantu menyehatkan tubuh. Mendapatkan sarana yang nyaman untuk mengunjungi