1.
1. DEDEFIFININISISI Lu
Luka ka adadalalah ah kkeaeadadaan an hihilalangng/t/terperpututususnynya a kokontntininuiuitatas s jajariringnganan Men
Menuruurut t InEInETNATNA, , lukluka a adaadalah lah sebsebuah uah injinjuri uri padpada a jarjaringingan an yanyangg meng
mengganganggu ggu prproseoses s selselulaular r nornormalmal, , lukluka a dapdapat at jugjuga a dijdijabaabarkarkann den
dengan gan adaadanya nya kekerusrusakaakan n padpada a kukuntintinuinuitastas/k/kesaesatuatuan n jarjaringinganan tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan substansi jaringan (Mansjoer, 2!"
(Mansjoer, 2!" 2.
2. ETETIOIOLLOGOGII a
a## MMeekkaanniikk •
• $enda tajam$enda tajam Mer
Merupupakakan an luluka ka teterbrbukuka a yayang ng teterjarjadi di akakibibat at bebendnda a yayangng mem
memililikiki i sisisi si tatajajam m atatau au rurun%n%ining# g# MiMisasalnlnya ya luluka ka iririsis, , lulukaka ba%ok, dan luka tusuk
ba%ok, dan luka tusuk •
• $enda tumpul$enda tumpul •
• Ledakan atau tembakanLedakan atau tembakan
Misalnya luka karena tembakan senjata api Misalnya luka karena tembakan senjata api b#
b# NNon on MMekekananikik •
• $ahan kimia$ahan kimia T
Terjadi akibat e&ek korosi dari aserjadi akibat e&ek korosi dari asam kuat atau basa kam kuat atau basa kuatuat •
• T Trauma 'sikarauma 'sika
Luka akibat suhu tinggiLuka akibat suhu tinggi
uuhhu u ttiinnggggi i ddaappaat t mmenenggaakkiibbaattkkaan n tteerrjajaddiinnyyaa heat heat exhaustion primer
exhaustion primer, heat , heat exhaustion sekunderexhaustion sekunder, heat , heat stroke,stroke, sun stroke, dan heat cramps.
sun stroke, dan heat cramps.
Luka akibat suhu rendahLuka akibat suhu rendah
)erajat Luka yang terjadi pada kulit karena suhu dingin )erajat Luka yang terjadi pada kulit karena suhu dingin diantaranya hyperemia, edema dan
diantaranya hyperemia, edema dan *esikel,*esikel,
Luka akibat trauma listrikLuka akibat trauma listrik
Luka akibat petirLuka akibat petir
Luka akibat perubahan tekanan udara (Mansjoer, 2!"Luka akibat perubahan tekanan udara (Mansjoer, 2!" •
• +adiasi+adiasi 3.
3. KlKlasasififkakasisi a#
a# $er$erdasdasarkarkan deran derajaajat kont kontamtaminainasisi •
• Luka bersihLuka bersih Lu
Luka ka berbersih sih adaadalah lah lukluka a yanyang g tidtidak ak terterdapdapat at ininamaamasi si dandan in&eks
in&eksi, yang i, yang merupamerupakan luka kan luka sayasayat t elektielekti& & dan steril dimanadan steril dimana luk
luka a tertersebsebut ut berberpotpotensensi i untuntuk uk teriterin&ekn&eksi# si# LuLuka ka tidtidak ak adaada ko
kontntak ak dendengagan n ororo&ao&ariringng, , trtrakaktutus s rresespipiraratotoriurius s mamaupupunun tr
trakaktutus s gegeninitotoururininarariuius# s# )e)engngan an dedemimikiakian n kokondndisisi i lulukaka te
tersrsebebut ut ttetetap ap dadalalam m kkeaeadadaan an bbererssihih# # --ememunungkgkininaann terjadinya in&eksi luka sekitar !.0.#
•
• Luka bersih terkontaminasiLuka bersih terkontaminasi
Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana sa
saluluraran n pepernrna&a&asasanan, , sasaluluraran n pepen%n%erernanaan an dadan n sasalulurarann perk
perkemihan emihan dalam dalam konkondisi disi terkterkontrontrol# ol# 1r1roses oses penypenyembuhaembuhann luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda in&
in&ekseksi# i# --emunemungkigkinan nan timtimbulbulnya nya in&in&ekseksi i lukluka a seksekitaitar r . . !!.#
!!.# •
• Luka terkontaminasiLuka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terin&eksi Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terin&eksi spillage saluran perna&asan, saluran pen%ernaan dan saluran spillage saluran perna&asan, saluran pen%ernaan dan saluran k
kememihih# # LLukuka a memenununjnjukukan an tatandnda a inin&e&eksksi# i# LLukuka a inini i dadapapatt ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau ke%elakaan ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau ke%elakaan (l
(lukuka a lalaseserarasisi", ", &ra&raktktur ur teterbrbukuka a mamaupupun un luluka ka pepenenetrtrasasi#i# -emungkinan in&eksi luka !. !3.#
-emungkinan in&eksi luka !. !3.# •
• Luka kotorLuka kotor L
Lukuka a kkototor or adadalalah ah lulukka a lalamama, , lulukka a kke%e%elelakakaaaan n yyanangg meng
mengandandung ung jarjaringingan an matmati i dan dan lukluka a dendengan gan tantanda da in&in&ekseksii s
sepepererti ti %a%airiran an ppururululenen# # LLukuka a inini i bbisisa a ssebebagagai ai akakibibatat pem
pembebedadahahan n yayang ng sasangngat at teterkrkonontatamiminanasisi# # $e$entntuk uk lulukaka seperti per&orasi *isera, abses dan trauma lama#
seperti per&orasi *isera, abses dan trauma lama# b#
b# $e$erdrdasasararkakan n pepenynyebebabab !"
!" LukLuka akiba akibat kat kekeekerasan rasan benda benda tumputumpull •
• Vulnus kontusio/ hematomVulnus kontusio/ hematom Ad
Adalalah ah luluka ka mememamar r yayaititu u susuatatu u pependndararahahan an dadalalamm jaringan
jaringan ba4ah ba4ah kulit kulit akibat akibat pe%ahnya pe%ahnya kapiler kapiler dan dan *ena*ena yang disebabkan oleh kekerasan tumpul
yang disebabkan oleh kekerasan tumpul •
• Vulnus eksoriasi (luka lecet atau abrasi)Vulnus eksoriasi (luka lecet atau abrasi) ad
adalalah ah %e%ededera ra papada da peperrmumukkaaaan n epepididerermimis s aakikibabatt bers
bersententuhauhan n dendengan gan benbenda da berberperpermukmukaan aan kaskasar ar ataatauu run%ing# Luka ini banyak dijumpai pada kejadian traumatik run%ing# Luka ini banyak dijumpai pada kejadian traumatik seperti ke%elakaan lalu lintas, terjatuh maupun benturan seperti ke%elakaan lalu lintas, terjatuh maupun benturan ben
benda da tajtajam am ataataupuupun n tumtumpulpul# # 55alaalaupuupun n kkeruserusakaakannynnyaa min
minimaimal l tettetapi api lukluka a le%le%et et dapdapat at membmemberierikan kan petpetunjunjukuk ke
kemumungngkinkinan an adadananya ya kkeruerusasakakan n hehebabat t papada da alaalattalaalatt dal
dalam am tubtubuh# uh# esesuai uai mekmekanisanisme me terterjadjadinyinya a lukluka a le%le%etet dibedakan dalam jenis6
dibedakan dalam jenis6
Luka le%et goresLuka le%et gores )ia
)iakikibabatktkan an oleoleh h bebendnda a rurun%n%ining g yayang ng memengnggegeseserr lapisan permukaan kulit
Luka le%et serut (grzse"/geser (friction abrasion"
Adalah luka le%et yang terjadi akibat persentuhan kulit dengan permukaan badan yang kasar dengan arah kekerasan sejajar/ miring terhadap kulit
Luka le%et tekan (impression, impact abrasion"
Luka le%et yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul se%ara tegak lurus terhadap permukaan kulit# • Vulnus laseratum (luka robek)
luka dengan tepi yang tidak beraturan atau %ompang %amping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul# Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian ke%elakaan lalu lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot#
2" Luka akibat kekerasan setengah tajam • Vulnus Morsum
Adalah luka karena gigitan binatang# Luka gigitan he4an memiliki bentuk permukaan luka yang mengikuti gigi he4an yang menggigit# )engan kedalaman luka juga menyesuaikan gigitan he4an tersebut
" Luka akibat kekerasan tajam/ benda tajam • Vulnus scisum (luka sayat atau iris)
Luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi luka berupa garis lurus dan beraturan# Vulnus scissum biasanya dijumpai pada akti'tas seharihari seperti terkena pisau dapur, sayatan benda tajam ( seng, ka%a ", dimana bentuk luka teratur
• Vulnus punctum (luka tusuk)
Luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda run%ing yang biasanya kedalaman luka lebih dari pada lebarnya# Misalnya tusukan pisau yang menembus lapisan otot, tusukan paku dan bendabenda tajam lainnya# -esemuanya menimbulkan e&ek tusukan yang dalam dengan permukaan luka tidak begitu lebar#
7" 8ulnus s%loperotum (luka tembak"
Adalah luka yang disebabkan karena tembakan senjata api 0" Luka akibat trauma 'sika dan kimia
• Vulnus combutio
Adalah luka karena terbakar oleh api atau %airan panas maupun sengatan arus listrik# Vulnus combutio memiliki
bentuk luka yang tidak beraturan dengan permukaan luka yang lebar dan 4arna kulit yang menghitam# $iasanya juga disertai bula karena kerusakan epitel kulit dan
mukosa
Trauma arteri umumnya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam ( 0 . " misalnya karena tembakan, lukaluka tusuk, trauma ke%elakaan kerja atau ke%elakaan lalu lintas, trauma arteri dibedakan berdasarkan beratnya %idera 6
a# )erajat I adalah robekan ad*iti%ia dan media, tanpa menembus dinding#
b# )erajat II adalah robekan *arsial sehingga dinding arteri juga terluka dan biasanya menimbulkan pendarahan yang hebat# %# )erajat III adalah pembuluh darah putus total, gambaran
klinis menunjukan pendarahan yang tidak besar, arteri akan mengalami *asokontriksi dan retraksi sehingga masuk ke jaringan karen elastisitasnya#
(Mansjoer,2!"# 4. MANIFESTASI KLINIK
Menurut bla%k (!99" mani&estasi *ulnus adalah sebagai berikut6 • )e&ormitas6 )aya terik kekuatan otot menyebabkan &ragmen
tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan %ontur terjadi seperti6 rotasi pemendekan tulang, penekanan tulang#
• $engkak6 edema mun%ul se%ara %epat dari lokasi dan ekstra*aksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan &raktur
• E%humosis dari 1erdarahan ub%ulaneous • pasme otot spasme in*olunters dekat &raktur • Tenderness/keempukan
• Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan#
• -ehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya sara&/perdarahan"
• 1ergerakan abnormal • -repitasi
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1emeriksaan serum6 hal ini dilakukan karena ada pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan *olume
• 1emeriksaan darah 6 misal pada pasien dengan luka gigitan dapat dijumpai hipoprototrombinemia, trombositopenia, hipo'brinogemia, dan anemia
• 1emeriksaan elektrolit 6 pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan *olume %airan dan gangguan Na- pump
• Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis metabolisme dan kehilanga protein
• :aal hati dan ginjal
• ;$; mengidenti'kasikan jumlah darah yang ke dalam %airan, penuruan <;T dan +$;, trombositopenia lokal, leukositosis, +$; yang rusak
• Elektolit terjadi penurunan %alsium dan serum, peningkatan alkali phosphate
• erum albumin 6 total protein menurun, hiponatremia
• +adiologi 6 untuk mengetahui penumpukan %airan paru, inhalas asap dan menunjukkan &aktor yang mendasari = pada pasien *ulnus morsum biasanya terdapat emboli paru/edema paru
• E;> 6 untuk mengetahui adanya aritmia (Mansjoer,2!"#
6. PATOFISIOLOGI (Terlampir)
. KOMPLIKASI
• -erusakan arteri6
1e%ahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, ;+T menurun, %yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang
disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan# • -ompartement yndrom
-ompartement yndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, sara&, dan pembuluh darah dalam jaringan parut# Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, sara&, dan pembuluh darah • In&eksi
• ho%k
ho%k terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi
• -ontraktur
• <ipertropi jaringan parut (Mansjoer,2!"#
!. PEN"EM#U$AN LUKA a# Tipe 1enyembuhan luka
Terdapat ma%am tipe penyembuhan luka, dimana pembagian ini dikarakteristikkan dengan jumlah jaringan yang hilang#
1) Primary ntention !ealing (penyembuhan luka primer" yaitu penyembuhan yang terjadi segera setelah diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan#
2) "econdary ntention !ealing (penyembuhan luka sekunder" yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan primer# Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas dan hilangnya jaringan dalam jumlah besar# 1roses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama# Luka jenis ini biasanya tetap terbuka#
3) #ertiary ntention !ealing (penyembuhan luka tertier" yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement# etelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (73 hari"# Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang terakhir (Mansjoer,2!"#
b# :ase 1enyembuhan Luka
1roses penyembuhan luka memiliki &ase yaitu &ase inamasi, proli&erasi dan maturasi# Antara satu &ase dengan &ase
yang lain merupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan#
- :ase Inamasi
Tahap ini mun%ul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 0 hari# Inamasi ber&ungsi untuk mengontrol perdarahan, men%egah in*asi bakteri, menghilangkan debris dari jaringan yang luka dan mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan#
- :ase 1roli&erasi
Tahap ini berlangsung dari hari ke ? sampai dengan minggu# :ibroblast (sel jaringan penyambung" memiliki peran yang besar dalam &ase proli&erasi#
- :ase Maturasi
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 2! dan dapat berlangsung sampai berbulanbulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang# )alam &ase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan jaringan kolagen, peme%ahan kolagen yang berlebih dan regresi *askularitas luka (Mansjoer,2!"#
%# :aktor&aktor @ang Mempengaruhi 1enyembuhan Luka
1enyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling berkesinambungan# 1roses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersi&at lokal saja pada luka, namun dipengaruhi pula oleh &aktor intrinsik dan &aktor ekstrinsik
- :aktor Instrinsik adalah &aktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan meliputi 6 usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan per&usi jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, )M, Arthereos%lerosis"#
- :aktor Ekstrinsik adalah &aktor yang didapat dari luar penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi 6 pengobatan, radiasi, stres psikologis, in&eksi, iskemia dan trauma jaringan
d# -omplikasi 1enyembuhan Luka
-omplikasi dan penyembuhan luka timbul dalam mani&estasi yang berbedabeda# -omplikasi yang luas timbul dari pembersihan luka yang tidak adekuat, keterlambatan pembentukan jaringan granulasi, tidak adanya reepitalisasi dan juga akibat komplikasi post operati& dan adanya in&eksi#
$eberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah 6 hematoma, nekrosis jaringan lunak, dehiscence, keloids, &ormasi hipertropik s%ar dan juga in&eksi luka
e# 1enatalaksanaan/1era4atan Luka
)alam manajemen pera4atan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu e*aluasi luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan, pemberian antiboitik dan pengangkatan jahitan#
a# E*aluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan 'sik (lokasi dan eksplorasi"#
b. Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk membersihkan kulit# ntuk melakukan pen%u%ian/pembersihan luka biasanya digunakan %airan atau larutan antiseptik seperti6
Alkohol, si&atnya bakterisida kuat dan %epat (e&ekti& dalam 2 menit"#
<alogen dan senya4anya
a) $odium, merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2. membunuh spora dalam 2 jam
b) Povidon Yodium ($etadine, septadine dan isodine", merupakan kompleks yodium dengan poly%inylpirrolidone yang tidak merangsang, mudah di%u%i karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap#
c) $odoform, sudah jarang digunakan# 1enggunaan biasanya untuk antiseptik borok#
d) &lorhesidin (<ibis%rub, sa*lon, hibitane", merupakan senya4a biguanid dengan si&at bakterisid dan &ungisid, tidak ber4arna, mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dam mukosa, dan baunya tidak menusuk hidung#
Bksidansia
- -alium permanganat, bersi&at bakterisid dan &unngisida agak lemah berdasarkan si&at oksidator#
- 1erhidrol (1eroksida air, <2B2", berkhasiat untuk mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan membunuh kuman anaerob
Logam berat dan garamnya
- Merkuri klorida (sublimat", berkhasiat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur#
- Merkurokrom (obat merah"dalam larutan 0!.# i&atnya bakteriostatik lemah, memper%epat keringnya luka dengan %ara merangsang timbulnya kerak (korts"
Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi ."#
)eri*at &enol
Trinitro&enol (asam pikrat", kegunaannya sebagai antiseptik 4ajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan luka bakar#
<eksakloro&an (p<isoheC", berkhasiat untuk men%u%i tangan#
$asa ammonium kuartener, disebut juga etakridin (ri*anol", merupakan turunan aridin dan berupa serbuk ber4arna kuning dam konsentrasi ,!.# -egunaannya sebagai antiseptik borok bernanah, kompres dan irigasi luka terin&eksi (Mansjoer, 2!"#
)alam proses pen%u%ian/pembersihan luka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan %airan pen%u%i dan teknik pen%u%ian luka# 1enggunaan %airan pen%u%i yang tidak tepat akan menghambat pertumbuhan jaringan
sehingga memperlama 4aktu ra4at dan meningkatkan biaya pera4atan# 1emelihan %airan dalam pen%u%ian luka harus %airan yang e&ekti& dan aman terhadap luka# elain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada %airan pen%u%i luka lain yang saat ini sering digunakan yaitu Normal Saline. Normal saline atau disebut juga Na;l ,9.# ;airan ini merupakan %airan yang bersi&at 'siologis, non toksik dan tidak mahal# Na;l dalam setiap liternya mempunyai komposisi natrium klorida 9, g dengan osmolaritas D mBsm/l setara dengan ionion Na !07 mEF/l dan ;l !07 mEF/l (IB Indonesia,2"#
%# 1embersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan, memperbaiki dan memper%epat proses penyembuhan luka= menghindari terjadinya in&eksi= membuang jaringan nekrosis dan debris#
$eberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka yaitu 6
i# Irigasi dengan sebanyakbanyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan mati dan benda asing# ii# <ilangkan semua benda asing dan eksisi semua
jaringan mati# iii# $erikan antiseptik
i*# $ila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi lokal
*# $ila perlu lakukan penutupan luka d# 1enjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami in&eksi serta berumur kurang dari D jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per sekundam atau per tertiam# e# 1enutupan Luka
Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal# &# 1embalutan
1ertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada penilaian kondisi luka# 1embalutan ber&ungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, in&eksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai 'ksasi dan e&ek penekanan yang men%egah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom#
g# 1emberian Antibiotik
1rinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik#
%. KONSEP ASU$AN KEPERA&ATAN FOKUS PENGKAJIAN
)oenges (2, p#2!3" menyatakan bah4a untuk mengkaji pasien dengan *ulnus laseratum di perlukan datadata sebagai berikut6 !# Akti'tas atau istirahat
>ejala 6 merasa lemah, lelah#
Tanda 6 perubahan kesadaran, penurunan kekuatan tahanan keterbatasaan rentang gerak, perubahan akti'tas#
2# irkulasi
>ejala 6 perubahan tekanan darah atau normal#
Tanda 6 perubahan &rek4ensi jantung takikardi atau bradikardi# # Integritas ego
>ejala 6 perubahan tingkah laku dan kepribadian# Tanda 6 ketakutan, %emas, gelisah#
7# Eliminasi
>ejala 6 konstipasi, retensi urin#
Tanda 6 belum buang air besar selama 2 hari# 0# Neurosensori
>ejala 6 *ertigo, tinitus, baal pada ekstremitas, kesemutan, nyeri# Tanda 6 sangat sensiti& terhadap sentuhan dan gerakan, pusing,
nyeri pada daerah %idera , kemerahmerahan# ?# Nyeri / kenyamanan
>ejala 6 nyeri pada daerah luka bila di sentuh atau di tekan# Tanda 6 4ajah meringis, respon menarik pada rangsang nyeri yang
hebat, gelisah, tidak bisa tidur# 3# -ulit
>ejala 6 nyeri, panas#
Tanda 6 pada luka 4arna kemerahan , bau, edema# DIAGNOSA KEPERA&ATAN
a# Nyeri akut berhubungan
b# -erusakan integritas jaringan %# +esiko syok
d# +esiko in&eksi
TUJUAN DAN INTER'ENSI KEPERA&ATAN )iagnosa ! nyeri akut
Tujuan 6 etelah dilakukan inter*ensi selama !C27 jam nyeri terkontrol -<6 Melaporkan nyeri terkontrol/ berkurang, ekspresi 4ajah rileks, mampu menggunakan tehnik relaksasi
Inter*ensi +asional
-aji tandatanda *ital (T),suhu, Nadi,++"
Nyeri %enderung membuat T), suhu,nadi, dan ++ meningkat -aji keluhan nyeri termasuk lokasi,
karateristik, durasi, &rekuensi, dan identi'kasi &aktor yang memperberat dan menurunkan nyeri
1engkajian berkelanjutan membatu meyakinkan bah4a penanganan dalam memenuhi kebutuhan pasien dalam
mengurangi nyeri $erikan tindakan kenyamanan
dasar (mis pijatan pada erea yang tidak sakit"
Menurunkan ketegangan otot
Ajarkan tehnik relaksasi (mis na&as dalam"
Mem&okuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan rasa %ontrol yang dapat menurunkan
ketergantungan &armakologis $erikan obat analgesik sesuai
indikasi# 1antau adanya reaksi yang tidk diinginkan terhadap obat
Membantu menurunkan intensitas nyeri# ntuk menentukan
kee&ekti&an obat
Tujuan6 setelah dilakukan tindakan kepera4atan selama !C27 jam kerusakan integritas jaringan pasien teratasi
-<6
• 1er&usi jaringan normal
• Tidak ada tandatanda in&eksi
• -etebalan dan tekstur jaringan normal
• Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan men%egah terjadinya %idera berulang
• Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
I()*+,*(si Rasi-(al
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien" setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Memeriksa adanya kemungkinan in&eksi berlanjut
Monitor akti*itas dan mobilitas klien
Mobilitas yang terlalu berlebihan akan menghambat penyembuhan luka
Bbser*asi luka 6 lokasi, dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik,4arna %airan, granulasi, jaringan nekrotik, tandatanda in&eksi lokal, &ormasi traktus
Menunjukkan perkembangan luka dan kee&ekti&an terapi serta
kemungkinan in&eksi berlanjut
1eriksa luka se%ara teratur, %atat karateristiknya
1engenalan akan adanya proses kegagalan penyembhan luka/ perkembangannya
$erikan penguatan pada balutan a4al/ penggantian sesuai indikasi
Melindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi
1astikan daerah luka kering dan bersih dan berikan rangsangan peningkatan sirkulsi ke daerah sekitar luka
Merangsang proses penyembuhan luka se%ara alami
Tingkatkan hidrasi adekuat ntuk men%egah kehilangan %ariran *ia transepidermal
Monitor status nutrisi pasien Nutrisi juga menentukan tingkat masa penyembuhan luka
kolaborasi 6 diet T-T1 dan pemberian *itamin
Memper%epat tingkat
penyembuhan luka Ajarkan pada keluarga tentang
luka dan pera4atan luka
Memandirikan keluarga pasien dalam inter*ensi kepera4atan pasien jika nanti sudah pulang $erikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka
Menghindari komplikasi lebih lanjut
)iagnos 6 resiko syok
Tujuan6 dalam 2C? menit resiko syok tidak terjadi
-<6 suhu normal ?,03,0°%, tidak terjadi hipotensi akut (T) normal", perdarahan berhasil di atasi, pasien mulai tenang
I()*+,*(si Rasi-(al
Monitor keadaan umum pasien# ntuk memantau kondisi pasien selama masa pera4atan teruta ma saat terjadi perdarahan# )engan memonitor keadaan umum pasien, pera4at dapat segera mengetahui jika terjadi tandatanda pre syok/syok
sehingga dapat segera di tangani# Bbser*asi tandatanda *ital
tiap 2 jam#
Tanda *ital dalam batas normal menandakan keadaan umum pasien baik, pera4at perlu terus mengobser*asi tandatanda *ital selama pasien mengalami
perdarahan untuk memastikan tidak terjadi pre syok/syok#
Monitor tandatanda perdarahan 1erdarahan yang %epat diketahui dapat segera diatasi, sehingga pasien tidak sampai ke tahap syok hipo*olemik akibat
perdarahan hebat# Gelaskan pada pasien/keluarga
tentang tandatanda perdarahan yang mungkin dialami pasien
)engan memberi penjelasan H melibatkan keluarga diharapkan tandatanda perdarahan dapat diketahui lebih %epat H pasien/
keluarga menjadi kooperati& se lama pasien di ra4at#
Anjurkan pasien/keluarga untuk segera melapor jika ada tanda tanda perdarahan#
-eterlibatan keluarga untuk segera melaporkan jika terjadi perdarahan terhadap pasien
sangat membantu tim pera4atan untuk segera melakukan tindakan yang tepat#
1asang in&us, beri terapi %airan in tra*ena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter"#
1emberian %airan intra*ena sangat diperlukan untuk mengatasi kehi langan %airan tubuh yang hebat yaitu untuk mengatasi syok hipo*olemik# 1emberian in&us dilakukan dengan kolaborasi dokter#
;ek <b, <t, trombosit (sito"# ntuk mengetahui tingkat kebo %oran pembuluh darah yang di alami pasien H untuk a%uan me lakukan tindakan lebih lanjut terhadap perdarahan tersebut# 1erhatikan keluhan pasien seperti
mata berkunangkunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak na&as#
ntuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perdarahan tersebut pada pasien sehingga tim
kesehatan lebih 4aspada# $erikan tran&usi sesuai dengan
program dokter#
ntuk menggantikan *olume
darah serta komponen darah yang hilang#
Monitor masukan H keluaran, %atat H ukur perdarahan yang terjadi, produksi urin#
1engukuran H pen%atatan sangat penting untuk mengetahui jumlah perdarahan yang dialami pasien# ntuk mengetahui keseimbangan %airan tubuh# 1roduksi urin yang lebih pekat H lebih sedikit dari normal (sangat sedikit"
menunjukkan pasien kekurangan %airan H mengalami syok# <ati hati terhadap perdarahan di
dalam# $erikan obatobatan untuk me
ngatasi perdarahan sesuai dengan program dokter#
memandirikan keluarga pasien dalam inter*ensi kepera4atan pasien jika nanti sudah pulang $erikan terapi oksigen sesuai
dengan kebutuhan#
1emberian B2 akan membantu ok sigenasi jaringan, karena dengan terjadinya perdarahan hebat maka suplai oksigen ke jaringan
terganggu# egera lapor dokter jika tampak
tandatanda syok hipo*olemik H obser*asi ketat pasien serta per%epat tetesan in&us sambil menunggu program dokter selanjutnya
ntuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin#
7# resiko in&eksi
etelah dilakukan tindakan kepera4atan selama !C 27 jam, pasien tidak mengalami in&eksi dengan kriteria hasil6
-lien bebas dari tanda dan gejala in&eksi
uhu dalam rentang ?,03,0 ;
Menunjukkan kemampuan untuk men%egah timbulnya in&eksi
Gumlah leukosit dalam batas normal
-eadaan luka bersih
I()*+,*(si Rasi-(al
!# Monitor tanda dan gejala in&eksi sistemik dan lokal
2# -aji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 7 jam dan laporkan jika di atas D,0; # 1ertahankan teknik asepti& 7# $atasi pengunjung bila perlu 0# ;u%i tangan setiap sebelum
dan sesudah tindakan kepera4atan, ajarkan dan anjurkan pasien untuk
!# ntuk
menentukan inter*ensi yang akan dilakukan
2# Menget
ahui kenaikan suhu dan
men%egah keadaan penyakit yang lebih serius
# Memper
ke%il resiko komplikasi lebih lanjut
melakukan hal yang sama#
?# >unakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
3# >anti letak I8 peri&er dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
D# >unakan kateter intermiten dan teknik steril pemasangannya selama pera4atan di +
9# -olaborasi terapi antibiotik !#1antau dan laporkan tanda dan
gejala I- (In&eksi aluran -emih", lakukan tindakan untuk men%egah I-#
!!#Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
!2#Monitor adanya luka !#)orong istirahat
!7#Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala in&eksi
ung yang keluar masuk
mempertinggi transmisi bakteri Men%egah pemasukan bakteri dan in&eksi/sepsis lebih lanjut
0# Memper
tahankan prinsip steril
Menghilangkan kontak dengan kuman penyakit, dan
memandirikan klien dalam pera4atan diri
?# ntuk
upaya meproteksi diri tenaga kesehatan
3# ntuk
mengurangi resiko in&eksi lebih lanjut
D# untuk
menurunkan in&eksi kandung ken%ing, Men%egah pemasukan bakteri dan in&eksi/sepsis lebih lanjut
9# untuk
mengurangi in&eksi yang terjadi
!#
I-adalah salah satu komplikasi $1< yang perlu ditangani lebih lanjut
!!# -emera
han, panas, kondisi drainase adalah indi%ator perkembangan kondisi in&eksi
!2# $agi
pasien $1<, luka baik dari pemasangan kateter, tirah baring, pemasanagan I8 perlu
diperhatikan untuk
mengantisipasi komplikasi in&eksi lebih lanjut
!# Istirahat
yang %ukup akan memper%epat penyembuhan
!7# Meman
dirikan klien dan keluarga dalam pera4atan diri klien
10. PROSES INFLAMASI
Respons inflamasi terjadi dalam tiga fase dan diperantarai oleh mekanisme yang berbeda :
a. fase akut, dengan ciri vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler. b. reaksi lambat, tahap subakut dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit. c. fase proliferatif kronik, dengan ciri t erjadinya degenerasi dan fibrosis (Wilmana, 2!".
Respon antiinflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. #ejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah:
&erjadinya 'arna kemerahan ini karena arteri yang mengedarkan darah ke daerah tersebut berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke tempat cedera (or'in, 2)".
2. Rasa panas (kalor"
Rasa panas dan 'arna kemerahan terjadi secara bersamaan. *imana rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah lain di sekitar radang. +enomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan kulit. edangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan (Wilmana, 2!".
. Rasa sakit (dolor"
Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa hal:
($" adanya peregangan jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri, (2" adanya pengeluaran at / at kimia atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf / saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri (Wilmana, 2!".
0. 1embengkakan (tumor"
#ejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya peningkatan aliran darah dan cairan ke jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat keluar dari pembuluh darah ke ruang interstitium (or'in, 2)".
5. Fungsiolaesa
Fungsiolaesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan yang terkena inflamasi dan sekitarnya akibat proses inflamasi.
(Wilmana, 2!".
elama berlangsungnya respon inflamasi banyak mediator kimia'i yang dilepaskan secara lokal antara lain histamin, 5-hidroksitriptamin (3&", faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan prostaglandin (1#". *engan migrasi sel fagosit ke daerah ini, terjadi lisis membran lisoim dan lepasnya enim pemecah. 4bat mirip aspirin dapat dikatakan tidak berefek terhadap mediator-mediator kimia'i tersebut kecuali 1# (Wilmana, 2!".
Gambar 1.1embentukan metabolit asam arakidonat dan peranan dalam inflamasi. (umber : Robbins, 20"
Da)a+ P/s)aka
)oengoes, Marilynn E#, Mary :ran%es Moorhouse#, H Ali%e ;# Murr# 2!# 'ursing iagnosis Manual Planning, ndi%idualizing, and ocumenting *lient *are. 1hiladelphia 6 :#A )a*is ;ompany
Mansjoer, Ari&#,dkk# 2!# -apita elekta -edokteran# :-I 6 Media Aes%ulapius
NAN)A# 'anda nternational 'ursing iagnosis e+nitions and *lassi+cation. 5est susseCnited -ingdom 6 5iley$la%k4ell