• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM K3 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN BENTANG PANJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM K3 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN BENTANG PANJANG"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 1

Disampaikan Oleh: Ir. Kusumo Dradjad S, Msi, CSP SEMINAR DAN SOSIALISASI PENDAMPINGAN

APLIKASI SIBIMA KONSTRUKSI

SISTEM K3 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

JEMBATAN BENTANG PANJANG

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI INDONESIA

(A2K4-INDONESIA)

SAMARINDA-KALIMATAN TIMUR

(2)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 2

KESELURUHAN

ATAU

SEBAGIAN

KEGIATAN

YANG MELIPUTI

PERENCANAAN, PEMBANGUNAN,

PENGOPERASIAN,

PEMELIHARAAN,

PEMBONGKARAN, DAN

PEMBANGUNAN KEMBALI SUATU

BANGUNAN

(3)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 3

SEGALA

KEGIATAN

UNTUK

MENJAMIN

DAN

MELINDUNGI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

TENAGA KERJA MELALUI UPAYA

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

DAN

PENYAKIT

AKIBAT

KERJA

PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI.

(4)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 4

K3 KONSTRUKSI JEMBATAN

MASA KONSTRUKSI

RUANG LINGKUP ASPEK K3 KONSTRUKSI JEMBATAN

MA

S

A

PERENCANA

AN

&

PELELANGAN

SE RA H TER IM A PE KE RJ AA N KONS TR UK S I

PE

RA

W

A

T

AN/

PE

MEL

IHARAAN

JEMBA

T

AN

PE

MBON

GKA

R

A

N

(5)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 5

Kegiatan konstruksi

menimbulkan

berbagai dampak

yang tidak diinginkan, antara lain yang menyangkut

aspek keselamatan kerja, penyakit akibat kerja dan

dampak lingkungan.

Kegiatan konstruksi

harus dikelola dengan

memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang

berlaku.

LATAR BELAKANG

Proyek jembatan baru Sembayat di Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Konstruksi jembatan tahap pertama membentang sekitar 350 meter, menelan anggaran Rp 136 miliar

(6)

KARAKTERISTIK PROYEK (KEGIATAN (SUMBER BAHAYA PADA KONSTRUKSI JEMBATAN)

a) Waktu proyek terbatas, artinya ada jangka waktu,

waktu mulai & akhir sdh. Tertentu

 Kegiatan

pd Jalur Kritis

b) Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu

proyek hanya sekali, bukan produk rutin/berulang

(Pabrikasi).

Proses Produksi

c) Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan

berbeda-beda, dengan pola di awal sedikit,berkembang

makin banyak, menurun dan berhenti.

Metoda

Kerja, RK3K

3/13/2018 6

Jembatan Holtekamp, Kota Jayapura, Papua,

(7)

d) Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan,

perencanaan, tahapan perancangan dan

pelaksanaan).

RK3K, HIRADC, JSA, DAFTAR

SIMAK

e) Banyak ragam kegiatan melibatkan klasifikasi

tenaga kerja, alat dan material

SIO, SILO,MSDS

f) Lahan/lokasi proyek tertentu,

IJIN KERJA

g) metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan

harus memenuhi prosedur persyaratan tersebut.

SOP, IK, SNI, STANDAR, PEDOMAN

7

KARAKTERISTIK PROYEK (KEGIATAN

(SUMBER BAHAYA PADA KONSTRUKSI JEMBATAN)

(8)

TUJUAN PENERAPAN SMK3 PD. PROYEK JEMBATAN

1. Memberikan perlindungan terhadap setiap orang

yang berada ditempat kerja sehingga terjamin

keselamatan dan kesehatannya akibat dari proses pada kegiatan konstruksi Jembatan.

2. Memberikan jaminan perlindungan terhadap segala

sumber produksi yaitu pekerja, bahan, mesin / instalasi dan peralatannya sehingga dapat

digunakan secara efisien dan terhindar dari kerusakan.

3. Memberi jaminan perlindungan dan rasa aman

bagi pekerja didalam melakukan pekerjaan sehingga

tercapai tingkat produktifitas.

(9)

KEBIJAKAN PEMERINTAH – K3 KONSTRUKSI JEMBATAN

PENYELENGGARAAN K.3. PADA

KONSRTRUKSI JEMBATAN

•UU No. 1/1970 (Keselamatan Kerja) •UU No. 13/2003 (Ketenagakerjaan) •UU No. 30/2009 (Kelistrikan)

•UU No. 36/2009 (Kesehatan)

UU No. 2 TAHUN 2017 (Jasa Konstruksi)Dll.

DASAR HUKUM

-S.K.B. MEN. NAKER & MEN. PU

No. 174/MEN/1986 & No. 104/KPTS/1986 - KEP.MEN.KIMPRASWIL

No.384/KPTS/M/2004 (Pedoman Teknis K3 pada tempat kegiatan konstruksi bendungan)

- SE. MEN.PU No. 03/SE/M/2005(Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Untuk Instansi Pemerintah)

- SE. MEN.PU No. UM.03.01-Mn/451

- S.E.MEN. PU NO.08/SE/M/2004 (Penerapan K3) - SE. MEN PU/2006 (pengadaan Barang dan Jasa)

- SK Dirjen PPK No. 20DJPPK/VI/2004 (Ahli K3 )

- SNI:1725:2016 –Pembebanan untuk jembatan. dll

PERATURAN PEMERINTAH

No. 79 / 2015 (Penyelenggaraan Jakon) No.74/2001 (Pengelolaan B3)

No. 44/2015 (Jam.soial TK-Jakon)

No. 50/2012 (smk3)

No. 12/2015 (K3 Listrik) Dlll.

Intinya : K3 adalah suatu yang penting dan wajib untuk dilaksanakanOleh: Kusumo DS,MSi,CSP 9

-PERATURAN MENTERI:Naker

No.01/1980 (K3 Konst. Bang)No.02/ 1980 (Pemeiksaan Kes.TKNo.04/1980 (PemeliharaanAPAR)No.05/1985 (Pest.Ang-Angkut)

No 04 /1985 (Pes.Produksi)

No.09/2010 (Operator Ang.angkut). Dll.

PUPR

No 05/2014 (SMK3-Bid.PU)

No 02/2018 perubahan No 05/2014 (Pedoman SMK3-Bid.Pu). Dll

(10)

LINGKUP PERATURAN PELAKSANAAN

UU No. 1 Tahun 1970

TEMPAT KERJA SDM BAHAN PERALATAN PROSES PRODUKSI CARA KERJA SIFAT PEKERJAAN LINGKUNGAN KERJA FAKTOR PENYEBAB AMAN SEHAT ANALISIS MANAJEMEN Prod’s KECELAKAAN

(11)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 11

Penerapan SMK3 PP 50 Tahun 2012 oleh Kementrian PUPR

Permen PU Nomor 05 tahun 2014.

Pelakaksanaan pekerjaan proyek konstruksi bagi

pengguna jasa dan penyedia jasa atau setiap

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang

pekerjaan umum

wajib menerapkan SMK3

Konstruksi Bidang PU.

Ruang lingkup

Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU,

Tugas, tanggung jawab dan wewenang;

(12)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 12

Permen PU Nomor 05 tahun 2014

Pasal 6

Pelaksanaan Konstruksi dengan

potensi

bahaya

tinggi

wajib

melibatkan Ahli K3 konstruksi.

Pelaksanaan konstruksi dengan

potensi

bahaya

rendah

wajib

melibatkan

Petugas

K3

(13)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 13

MENURUT UU No.2 Tahun 2017 Pasal 47

2. pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban

para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan

kerja serta jaminan sosial;

3. pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu

peristiwa yang menimbulkan kerugian atau menyebabkan

kecelakaan dan/atau kematian;

4. aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan tentang lingkungan;

Kontrak Kerja Konstruksi paling sedikit harus mencakup uraian mengenai:

1. penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban

(14)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 14 Astek/jamsostek1 Instruktur:Ir.KusumoDS,MSi,CSP 14 Manajemen Konstruksi SMK3 Manajemen RISIKO BMW+ PENGELOLAAN SUMBER DAYA PROYEK JEMBATAN

UNTUK MENCAPAI TUJUAN TANPA KECELAKAAN KERJA

(15)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 15

APA YANG TERJADI JIKA MENGABAIKAN STANDAR K3

unsafe actions

(16)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 16 KECELAKAAN GIRDER TOL CIJAGO ROBOH

(17)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 17

JEMBATAN AMBRUK: Tampak jembatan Pancor – Sekarteja

ambruk, ketika sedang dilakukan pekerjaan pengecoran, yang

akhirnya menewaskan sejumlah pekerjanya. (DOK/RADAR

LOMBOK), 6 Agustus 2016.

Kecelakaan kerja pembongkaran jembatan menewaskan seorang pekerja terjadi di Jembatan Aek Malombu, Desa Bandar Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan (Tapsel), Selasa (9/8/2016)

(18)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 18 KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

Dua CRANE yang mengangkut girder pembangunan LRT Palembang, Sumatera Selatan terjatuh menimpa rumah di zona 5 pada (1/8/2017). menimpa dua rumah warga dan mengakibatkan delapan orang luka ringan pada Selasa (1/8/2017) dini hari. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

(19)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 19

CIBINONG, (PR). Menurut kesaksian warga dan para pekerja proyek,

kecelakaan terjadi saat para pekerja melepaskan satu per satu tali yang mengangkut batang beton sepanjang lebih dari 50 meter. Beton seberat

sekitar 100 ton yang telah terpasang di antara tiang penyangganya tiba-tiba runtuh dan menimpa dua pekerja. Pikiran Rakyat 23September, 2017

KECELAKAAN KERJA DI INDONESIA

Liputan6.com, Jakarta - Crane proyek Light Rail Transit (LRT) di jalan Kelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara,

roboh.Alat berat itu menimpa bangunan ruko di blok PA 3 nomor 02 Pegangsaan Dua, atau samping Masjid Al

(20)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 20 KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

Jembatan Tol Bocimi di Kampung Tenggek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, ambruk, Jumat (22/9/2017). Akibat peristiwa yang menimpa proyek yang masih dalam pengerjaan itu seorang pekerja tewasdua pekerja lainnya mengalami luka-luka di bagian kaki, Bogor, Kompas.Com

(21)

-3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 21 KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

Ambruknya girder pembangunan jembatan flyover tol Pasuruan, Probolinggo mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Satu orang tewas tertimpa ambruknya Girder pembangunan flyover proyek tol Pasuruan-Probolinggo di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan ambruk mengakibatkan 4 kendaraan, dua motor dan pada tanggal 29/10/2017(news.detik.com)

(22)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 22 KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam balok (girder) masing-masing sepanjang 30,8 meter pada konstruksi Simpang Susun Antasari pada Proyek Tol Depok-Antasari terguling pada Selasa (2/1) Pukul 09.40 WIB. PT Citra Waspphutowa selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang menggarap proyek tersebut dalam siaran pers menjelaskan, jatuhnya girder tersebut akibat manuver alat berat yang tak sempurna. "Manuver alat berat yang membentur girder paling pinggir menyebabkan efek domino tergulingnya 5 (lima) girder di sebelahnya," tulis pernyataan resmi perusahaan dalam siaran pers, Selasa (2/1).

Girder yang terjatuh tersebut kemudian menimpa dump truck di bawahnya. Dump truck tersebut sedang dalam keadaan kosong alias tanpa pengemudi. Tercatat tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

(23)

3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 23 KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

"Peristiwa terjadi pukul 03.00 WIB saat dilakukan pengecoran pier head dengan kondisi beton masih basah dan bekisting merosot sehingga jatuh," jelas Kepala Divisi III PT Waskita Karya Dono Parwoto, Selasa (20/2/2018).(TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA)

(24)

Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 24 3/13/2018

(25)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

POTRET PEKERJAKONSTRUKSI

25

RISIKO JATUH BEKERJA DI KETINGGIAN PADA PEKERJAAN PERANGKAIAN

(26)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 26

Data penyebab kecelakaan Sektor konstruksi

-Jatuh

: 26%

-Terbentur

: 12 %

-Tertimpa

: 9%

-Mesin dan alat : 8%

-Alat tangan

: 7%

-Transport

: 7 %

-Lain-lain

: 6%

(27)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 27 PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

Karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, sifat

unik dimiliki oleh setiap proyek konstruksi meskipun proyek konstruksinya sama, karena hal ini berbeda dengan tipekal hasil produksi prabrik.

Lokasi/ lingkungan kerja proyek konstruksi yang

berbeda-beda misalnya, lokasi terbuka atau tertutup, apakah

berdiri di atas atau di dalam tanah di daerah datar, daerah perbukitan, daerah pantai, di dalam atau di atas air sungai, danau maupun di laut.

Pengaruhi cuaca pada saat pelaksanaan proyek

konstruksi, pelaksanaan pada musim kemarau akan berbeda

dengan pelaksanaan dimusim penghujan.

Waktu pelaksanaan proyek konstruksi yang terbatas atau

waktu pelaksanaan yang panjang lebih dari 1 tahun, maka

(28)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 28

PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN KERJA

➢ Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, seberapa besara kompetensi tenaga kerja

yang dimiliki, dan jumlah tenaga kerja yang terlibat.

➢ Peralatan kerja yang digunakan pada proyek konstruksi, spesifikasi alat, kondisi alat, safety device, pemeriksaan dan uji alat.

➢ Matrial/ bahan yang digunakan untuk proyek konstruksi,

jenis B3, kandungan pengaruh bahan kimia terhadap manusia, peledakan dan kebakaran,

➢ Metode kerja pelaksanaan proyek, kebijaksanaan dan komitmen manajemen, sistem pengawasan dan

(29)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 29

FAKTOR LAIN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI

Tidak ada identifikasi bahaya yang digunakan

dalam penyusunan program pengendalian

bahaya umumnya berupa

HIRADC atau

IBPPR

❖ Hazards Identification, Risk Assessment and Determining Controls ❖ Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko

Tidak dibuat terlebih dahulu

Job Safety

Analisis (JSA)

setiap pekerjaan yang akan

dikerjakan

Tidak ada rencana K3 dan tidak memiliki

(30)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 30

FAKTOR LAIN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI

Lemahnya pengawasan K3

Kurang memadainya kualitas dan

kuantitas ketersediaan peralatan

pelindung diri

Penggunaan metode pelaksanaan yang

kurang tepat

Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3

konstruksi

Kurang disiplinnya para tenaga kerja

(31)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 31

FAKTOR LAIN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DLM PENGANKATAN GIRDER JEMBATAN

(32)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

3

2

PENGENDALIAN OPERASI K3

PENGENDALIAN OPERASI BERUPA PROSEDUR KERJA/PETUNJUK

KERJA YANG HARUS MENCAKUP SELURUH UPAYA PENGENDALIAN, DIANTARANYA :

1. MENUNJUK PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN SMK3 KONSTRUKSI YANG DITUANGKAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI K3 BESERTA URAIAN TUGAS;

2. UPAYA PENGENDALIAN BERDASARKAN LINGKUP PEKERJAAN 3. PREDIKSI DAN RENCANA PENANGANAN KONDISI KEADAAN

DARURAT TEMPAT KERJA;

4. PROGRAM-PROGRAM DETAIL PELATIHAN SESUAI UPAYA PENGENDALIAN;

5. SISTEM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN;

6. DISESUAIKAN KEBUTUHAN TINGKAT PENGENDALIAN RISIKO K3 SEPERTI YANG TERTERA PADA CONTOH IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIANNYA.

(33)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

PENGENDALIAN OPERASI K3

33

Sistem Life Line (Tali Pelindung)

Sistem Jaring Penyelamat : (Safety-net systems)

Safety deck

OK OK

OK OK

Sistem Pagar Pelindung (Guardrail systems)

(34)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN

PENGANGKATAN GIRDER

34

QUALIFICATION & COMPETENCY OF LIFTING OPERATION PERSONNEL

a. Manager

b. Site Lifting Coordinator

c. Operator Crane Pedestal

d. Operator Crane Mobile

e. Operator Crane

Overhead / Gantry

f. Operator Forklift

g. Rigger (Juru Ikat)

h. Dogger / Banksman /

Signalman (Juru Aba-aba)

(35)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP35

LIFTING STUDY

SEBUAH RENCANA PENGANGKATAN YANG

KOMPREHENSIP MULAI DARI PROSEDUR, GAMBAR

DAN SPESIFIKASI ALAT & PERALATAN ANGKAT YANG DIPERLUKAN UNTUK MENILAI SECARA AKURAT SEMUA

FAKTOR BEBAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PROSES PENGANGKATAN.

(36)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP36

LIFTING STUDY

PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

Lifting study diperlukan

apabila proses pekerjaan

pengangkatan

merupakan jenis risiko:

Medium risk

High risk

(37)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP37

LIFTING STUDY

Medium risk

Pengangkatan dibawah 75% dari kapasitas Crane

High risk

➢ Pengangkatan melebihi atau sama dengan 75% dari

kapasitas crane sesuai loadchart

➢ Pengangkatan dengan berat beban 20 ton atau lebih.

➢ Pengangkatan dimana crane mengangkat ke atau dari

air (seperti di pelabuhan).

➢ Pengangkatan beban yang mengan-dung cairan lebih

dari 1000 liter.

➢ Pengangkatan dimana beban sulit untuk diikatkan ke

lifting gear.

(38)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP38

LIFTING STUDY

High risk lanjutan

➢ Pengangkatan yang urutannya kompleks.

➢ Pengangkatan ditempat umum (Jalan umum).

➢ Pengangkatan yang melewati plant yang beroperasi

➢ Pengangkatan untuk pembongkaran (termasuk mencabut tiang pancang)

➢ Pengangkatan didekat jalur listrik (listrik tegangan tinggi) ➢ Pengangkatan beban yang memiliki efek kapal layar.

➢ Pengangkatan dimana radius putar operasi crane dapat menggang-gu operasi crane yang lain.

➢ Pengangkatan pada kemiringan pembuatan beton, pembuatan panel atau pembuatan balok girder/beam untuk jembatan.

➢ Pengangkatan pemancangan pada crane tower

(39)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP39

LIFTING STUDY

Critical & Extrime risk

➢Pengangkatan lebih dari 90% dari

kapasitas crane sesuai load chart

➢Pengangkatan lebih dari satu crane

➢Pengangkatan dimana crane ditempatkan

diatas LCT /Tongkang

➢Pengangkatan dilakukan diatas landasan

gantung (Jembatan)

(40)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP40

LIFTING PLAN

➢dimensi dan berat beban yang akan diangkat ➢jenis dan kapasitas crane yang akan digunakan

➢load chart dari crane yang akan digunakan untuk mengetahui

kapasitas angkat crane optimum pada derajat boom,panjang boom yang akan digunakan (working radius), panjang outrigger dan jarak as ke as antar crane dan beban yang akan diangkat).

➢ alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan digunakan

➢hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk crane dapat dilakukan inspeksi visual,load test (untuk testing ada nya kebocoran pada

hydraulic system atau tidak, ada keretakan atau kerusakan pada hook dan wire sling atau tidak, dll) untuk mengetahui ada cacat atau

keretakan atau tidak.

➢ Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada existing facility di area tersebut)

➢total beban dari lifting gear yang akan digunakan ➢panjang webbing / wire sling yang akan digunakan

(41)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP41

PENYUSUNAN JADWAL KERJA PENGANGKATAN

➢ PERSIAPAN

➢ PENYIMPANAN GIRDER

➢ PENYAMBUNGAN BALOK BETON

PRATEKAN SEGMENTAL (GIRDER)

➢ PENGANKUTAN BALOK

SEGMENTAL KE LOKASI

PEMASANGAN

➢ PENGANKATAN (INSTALASI)

GIRDER

JADWAL HARUS JELAS MENUNJUKAN SETIAP STA

(42)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP42

PROSEDUR PENGANGKATAN

1. PENYIMPANAN

2. PELAKSANAAN PENYAMBUNGAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL

3. PERSIAPAN PERALATAN INSTALASI GELAGAR BETON PRATEKAN PRACETAK TIPE I.

4. PERSIAPAN DUDUKAN ELASTOMER/BEARINGPAD PADA ABUTMENT/PIER

5. PENGANGKUTAN SEGMEN PRACETAK DARI AREAL STRESSING KE LOKASI JEMBATAN/LANGSIR BALOK 6. PERSIAPAN SEBELUM PEMASANGAN / INSTALASI

GELAGAR

SETIAP TAHAPAN PROSEDUR PASTIKAN SAFETY

(43)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP43

PROSEDUR PENGANGKATAN

7. INSTALASI GELAGAR :INSTALASI GELAGAR DENGAN DUA CRANE ANGKAT (PILIHAN), INSTALASI GELAGAR DENGAN LAUNCHER (PILIHAN), INSTALASI GELAGAR

DENGAN GABUNGAN CRANE DAN LAUNCHER (PILIHAN) 8. PELAKSANAAN PEMASANGAN / INSTALASI GELAGAR

DENGAN ELASTOMER LANGSUNG TERPASANG ( PILIHAN )

9. PELAKSANAAN PEMASANGAN / INSTALASI GELAGAR DENGAN ELASTOMER DIPASANG SETELAH INSTALASI GIRDER (PILIHAN)

10. PENGHUBUNG ANTAR GELAGAR SETELAH TERPASANG 11. PEMBERIAN PENGAMAN SETELAH INSTALASI

GELAGAR.

SETIAP TAHAPAN PROSEDUR PASTIKAN SAFETY

(44)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP44

PENGAMANAN PEMASANGAN GIRDER

(45)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN

45

METODE PENGANGKATAN GIRDER

(46)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP46

BEKERJA DENGAN AMAN DALAM

PENGANGKATAN GIRDER

• HINDARI KESALAHAN PEMILIHAN ALAT ANGKAT (CRANE) • PERSIAPKAN DENGAN BAIK TEMPAT KERJA

• TIDAK MEMBERIKAN TEKANAN KEPADA CRANE CREW UNTUK MELAKUKAN PENGANGKATAN BEBAN BERAT MENDEKATI ATAU MELEBIHI KAPASITAS CRANE

• MELAKUKAN PENGANGKATAN DENGAN PROSEDUR YANG BENAR:

• BEBAN YANG DITANGGUNG CRANE TIDAK MELEBIHI SWL (SAFE WORKING LOAD)

• REGING YANG BETUL

• RADIUS KERJA DAN SUDUT BOOMAMAN • ELEVATION AMAN

• KECEPATAN ANGIN

• JARAK AMAN ALIRAN LISTRIK

(47)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

D. PENGENDALIAN OPERASI K3

47

K3 Pekerjaan Pembesian

Identifikasi bahaya ;

Ujung besi mencuat

• Terjatuh, tertusuk

• Tergencet, Terpeleset

• Tersengat listrik

• Anyaman besi roboh

Pengendalian Risiko:

Ujung-ujung besi ditutup

➢ Beri papan untuk jalan akses ➢ Gunakan APD yang sesuai

➢ Pasang instalasi listrik dg benar ➢ Beri topangan/stud/steger

(48)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

D. PENGENDALIAN OPERASI K3

48

• Koordinasi

• Saling mengingatkan • Pergantian kerja & shift • Kesesuaian kapasitas alat • Struktur penunjang

• Penerangan di malam hari • Terpal pelindung jika hujan • Pengamanan bahaya jatuh

Identifikasi bahaya:

• Iritasi kulit

• Tersengat listrik • Kejatuhan benda • Jatuh

• Tertusuk besi, paku

• Hubungan pendek listrik, • Bunga api Pek las,

K3 Pekerjaan Beton

Pengendalian Risiko:

Sarung tangan, sepatu, helmet, baju rapat

Instalasi harus memenuhi syarat/standard

Gunakan helmet, safety shoes

Pagar pelindung, safety net/deck, harness

Tutup/lindungi ujung besi, singkirkan paku

Kabel harus terisolasi rapat

(49)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

D. PENGENDALIAN OPERASI K3

49

49 494949

K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA/BETON

Pada saat erection baja/beton, perhatikan:

Kapasitas Alat & Berat Beban

apakah sesuai

Kestabilan barang yang diangkat

Kestabilan alat angkat.

!

Identifikasi bahaya :

• Komponen jatuh • Sambungan lepas, • Sling putus

• Tertimpa benda jatuh • Jatuh dari ketinggian • Mesin las terbakar • Baut patah lelah, dll

Pengendalian Risiko:

➢ Pastikan sling kuat/kapasitas alat kuat ➢ Pastikan sambungan kuat

➢ Pastikan sling msh laik pakai ➢ Gunakan APD yang sesuai

➢ Gunakan safetynet & harness ➢ Pastikan kelaikan instalasinya ➢ Pasang baut sesuai standar

(50)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

D. PENGENDALIAN OPERASI K3

50

(51)

51

Yang perlu diperhatikan pada penggunaan baut tegangan tinggi :

a. Terjadi gaya berlebih pada gaya eksternal & gaya geser (bearing force) b. Batasan kekuatan pengunci mur baut (torque control)

c. Tahapan penguncian mur-baut (sequence)

!

JENIS SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA:

i. Sambungan kolom - balok : Tipe bracket, las ditempat, plat gusset ii. Sambungan kolom - kolom: Tipe splice, pengelasan, plat stripe

(52)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP

D. PENGENDALIAN OPERASI K3

Penggunaan Safety Body Harnnes pada Pekerjaan Scaffolding

(53)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP PENGENDALIAN OPERASI K3 53 53 5353 13/03/2018 53

K3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Pada pembongkaran bangunan di pemukiman padat,

maka unsur-unsur K3 yg harus diperhatikan dan diterapkan, adalah:

Pola pembongkaran yang jelas,

Memperhatikan faktor lingkungan,

Melakukan pencegahan kecelakaan dg upaya TEPAT

(54)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 54

13/03/2018

PENEGENDALIAN AREA TERBATAS

➢ Dilakukan penilaian risiko lingkungan kerja untuk

mengetahui

daerah-daerah

yang

memerlukan

pembatasan izin masuk.

➢ Ada

pengendalian

atas

daerah/tempat

dengan

pembatasan izin masuk.

➢ Disediakan fasilitas dan layanan di tempat kerja sesuai

dengan standar dan pedoman teknis.

➢ Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan

standar dan pedoman

Rambu

peringatan

bahaya

terpasang

sesuai

dengan

persyaratan

peraturan

perundang-undangan

dan/atau

standar yang relevan.

(55)

22

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 55

KOMUNIKASI

Hp.0818182311

(56)

Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP 56 3/13/2018

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengejar keterlambatan suatu proyek konstruksi, yaitu dengan menambah jumlah tenaga kerja, menambah jumlah jam kerja (kerja

Dalam kegiatan pembangunan setiap proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan

Peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi sangatlah penting dan wajib digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya

Cara efektif menghindari hambatan pelaksanaan proyek konstruksi secara berurutan adalah faktor desain dan perencanaan, faktor material, faktor tenaga kerja, faktor

Peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi sangatlah penting dan wajib digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang

Untuk wilayah Bali, pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi yang utama adalah setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat bekerja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjuk- kan bahwa presentase perilaku tenaga kerja dan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi dalam

Jelas dalam menerangkan hasil temuan Kesimpulan Pelaksanaan pembekalan peserta uji sertifikasi tenaga kerja konstruksi SDM vokasional dengan kompetensi melaksanakan kegiatan