• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. demokrasi. Perubahan ini merupakan hasil dari tuntukan rakyat Indonesia yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. demokrasi. Perubahan ini merupakan hasil dari tuntukan rakyat Indonesia yang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Setelah masa reformasi banyak perubahan yang terjadi, salah satunya adalah perubahan politik. Perubahan politik yang terjadi cukup mendasar, yaitu perubahan dari sistem yang awalnya otoriter kemudian berubah menjadi sistem demokrasi. Perubahan ini merupakan hasil dari tuntukan rakyat Indonesia yang menginginkan kekuasaan berada ditangan rakyat. Hasilnya adalah ketika pada masa orde baru hanya terdapat tiga peserta pemilihan umum (pemilu), yaitu PPP, PDI, dan Golkar.

Sistem pemilu sejak era reformasi mulai menggunakan sistem multi partai. Sejak diterapkannya sistem multi partai maka pada pemilu tahun 1999 hingga 2009 peserta pemilu tidak hanya didominasi partai-partai peserta pemilu masa orde baru. Mulai banyak peserta pemilu yang ikut memperebutkan suara rakyat Indonesia. Saat pemilu tahun 1999 pemilu diikuti oleh 48 partai politik (parpol), kemudian tahun 2004 diikuti 24 partai politik dan tahun 2009 sendiri diikuti 6 partai politik lokal Aceh serta 38 partai politik nasional.1

Pemilu sendiri telah mengalami perubahan sistem dari periode ke periode. Pemilu yang awalnya untuk memilih anggota MPR dan Konstituante kemudian berubah menjadi memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD

1

Lili Romli, “Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru”, Jurnal Penelitian Politik (Volume 5 No. 1, 2008), hlm: 20

(2)

Kota/ Kabupaten. Pada tahun 2004 kemudian berubah lagi dan bertambah menjadi pemilihan presiden dan wakil presiden.

Menurut Miriam Budiardjo, partai politik memainkan peran sebagai penghubung antara yang memerintah dan diperintah. Peran partai sebagai jembatan sangat penting, karena di satu pihak kebijakan pemerintah perlu dijelaskan kepada semua kelompok masyarakat, dan di lain pihak pemerintah harus tanggap terhadap tuntutan masyarakat.2 Sehingga pelaksanaan pemilihan umum pada masa Reformasi terkesan memberikan perubahan yang cukup berarti dimana rakyat berharap benar-benar dapat ikut serta dalam menentukan arah pembangunan lewat suara yang diberikan pada partai yang dipilihnya.

Partai politik adalah motor paling utama dalam suatu demokrasi. Ketika berfungsi secara efektif, partai politik mengumpulkan kepentingan dan menempatkan kepentingan warga lokal pada konteks nasional. Melalui usaha mereka untuk mengontrol dan mempengaruhi kebijakan publik, partai politik memainkan peran perantara, menghubungkan lembaga-lembaga pemerintah dengan kelompok masyarakat. Mereka menggalang dukungan di balik peranan penting, menganjurkan posisi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan kepentingan warga.3

Menurut Firmanzah, partai politik adalah institusi yang dianggap penting dan sine qua non dalam sistem demokrasi modern. Partai politik memainkan peran sentral dalam menjaga pluralisme ekspresi politik dan menjamin adanya

2

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm: 408

3

https://www.ndi.org/files/Political-parties-and-democracy-in-theoretical-and-practical-perspectives-BAH-Part1.pdf, diakses 20 Mei 2016 pukul 20.00 WIB

(3)

partisipasi politik, sekaligus juga persaingan politik.4 Jadi, partai politik dianggap penting dalam kehidupan demokratis karena sebagai bentuk akibat dari kebebasan mengeluarkan pendapat untuk menjaga keberagaman ekspresi politik dari masyarakat dalam bidang politik.

Perwujudan dalam partisipasi politik ini kemudian diwujudkan dalam bentuk partai politik. Tujuan umum partai politik adalah untuk mewujudkan cita nasional bangsa Indonesia, tujuan khususnya adalah memperjuangkan cita-cita anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara sehingga ketika saat berakhirnya Orde Baru hal ini sangat dimanfaatkan para elite politik untuk berpartisipasi dalam partai politik. Sesuai dengan tuntutan reformasi, maka semua partai politik dapat menjadi peserta Pemilu. Pembentukan partai politik yang pada awalnya sebagai luapan ekspresi kebebasan kemudian mulai bergeser menjadi keinginan untuk mengikuti Pemilu yang dianggap masyarakat sebagai langkah menyelesaikan krisis yang terjadi di Indonesia.5 Hal ini kemudian membuat partai politik berlomba-lomba menunjukkan sikap yang pro terhadap rakyat.

Seperti yang tertulis pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 11 ayat (1) tentang Partai Politik yang menyebutkan bahwa fungsi dari partai politik di Indonesia adalah: pertama, sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

4

Firmanzah, Mengelola Partai Politik,(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2008), hlm:43

5

(4)

bernegara; kedua, sebagai sarana penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat; ketiga, sebagai sarana penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara; keempat, sebagai sarana partisipasi politik warga negara Indonesia, dan kelima adalah sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. Sehingga, tidak dapat dipungkiri, bahwa partai politik adalah pilar dari sistem demokrasi. Tanpa partai politik, maka demokrasi tidak dapat bekerja dan berjalan, atau dapat juga dikatakan bahwa berfungsi dan bekerjanya kehidupan negara yang demokratis, amat tergantung pada keberadaan partai politiknya. Dengan adanya partai politik, aspirasi dan keinginan masyarakat dapat disalurkan dan diperjuangkan.6

Maka dalam setiap partai politik mempunyai suatu tujuan yang akan dicapai. Dalam menyusun tujuan dan strategi sebuah partai politik tidak bisa lepas dari visi dan misi yang dirumuskan. Oleh karena itu, Visi, misi serta strategi politik memainkan peranan penting dalam kemenangan suatu partai politik. Keberhasilan untuk memenangkan pemilu tidak lepas dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sehingga masyarakat akhirnya bersedia memberikan dukungan suaranya untuk memilih.

Selain visi dan misi, sebuah partai politik membutuhkan kader yang dapat membawa nama partai politik dan untuk melaksanakan visi misi yang dibuat

6

(5)

partai politik. Sehingga, rekrutmen kader merupakan bagian yang sangat penting. Hal ini untuk menyediakan kader-kader yang berkualitas untuk ditempatkan di lembaga-lembaga legislatif seperti DPR maupun DPRD. Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian, partai politik dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan diri.7

Dalam hal ini tak terkecuali pula Partai Demokrat di Kabupaten Sragen. Pemilihan kader untuk calon legislatif (caleg) yang relatif banyak berasal dari pensiunan birokrat dan PNS seperti camat dan lain-lain, yang sudah berpengalaman dan dekat selama ini dengan rakyat, dimana masyarakat mengetahui kualitas yang dimiliki oleh para kader tersebut. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat dalam pemilu.

Setelah perekrutan kader diperlukan pula kampanye untuk mengenalkan partai politik. Dengan kampanye partai politik menanamkan pengaruh dan simpati di kalangan masyarakat dengan menjelaskan program-program perjuangan politiknya bagi kepentingan bangsa dan negara, sehingga dengan cara demikian masing-masing kontestan berusaha untuk meraih suara sebanyak-banyaknya pada saat pemungutan suara. Tujuan kampanye sendiri adalah menyampaikan pesan-pesan politik berupa program dan pandangan partai kepada masyarakat agar mereka mengetahuinya dan tertarik sehingga kemudian mereka akan menjatuhkan pilihannya. Masa kampanye inilah yang menjadi mobilitas politik bagi partai politik untuk menaikkan pamor mereka dihadapan masyarakat, karena kampanye

7

(6)

adalah proses komunikasi politik antara partai politik dengan masyarakat. Strategi yang digunakan dan didukung oleh sarana yang berbobot akan mempengaruhi dari hasil perolehan suara partai politik serta berpengaruh pula pada popularitas partai tersebut, khususnya yang akan dibahas adalah popularitas dari Partai Demokrat.

Kemunculan Partai Demokrat sendiri pertama kali saat pemilu tahun 2004 sebagai partai pendatang baru dan mampu mendapatkan kursi di parlemen. Partai Demokrat yang masih baru ini pun harus berjuang sendiri tanpa bantuan pihak lain untuk menaikkan pamornya. Pada pemilu tahun 2004 Partai Demokrat membuat kejutan bagi lawan-lawannya karena sebagai partai politik baru dapat langsung menjadi partai politik yang mempunyai banyak massa, bahkan calon presiden yang dicalonkan pun dapat memenangkan kursi presiden pada tahun 2004. Bahkan pada tahun 2009 peningkatan suaranya naik dari 7,5% saat pemilu 2004 menjadi 20,85% saat pemilu 2009 untuk perolehan suara secara nasional. Sedangkan untuk perolehan di Kabupaten Sragen pada tahun 2004 memperoleh suara 6,05% kemudian pada tahun 2009 naik menjadi 10,18%.8

Pada pemilu 2004 terdapat fenomena di Indonesia dimana terdapat dua partai di luar lima besar partai pada pemilu 1999 yang memperoleh dukungan cukup signifikan, yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).9 Saat itu partai politik baru terus bermunculan yang menyebabkan persaingan yang ketat antara partai satu dengan yang lainnya. Tak terkecuali dengan Partai Demokrat dimana pada tahun 2004, partai ini muncul sebagai the rising star yang

8

Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu 2004 per Daerah Pemilihan di Kabupaten Sragen, Koleksi Arsip KPUD Kabupaten Sragen Tahun 2004

9

Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 65

(7)

mencuri perhatian masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka. Kemunculan Susilo Bambang Yudhoyono di panggung politik bersama dengan Partai Demokrat menjadi nilai lebih yang kemudian membuat perolehan suara pemilu Partai Demokrat mengalahkan partai-partai lama. Partai Demokrat menjadi suatu kekuatan politik baru di Indonesia. Hal ini perlu dikaji lebih dalam seperti apa Partai Demokrat, strategi apa yang dilakukan sehingga dapat memperoleh suara yang bisa mengalahkan partai-partai lama serta pengaruhnya bagi masyarakat.

Pemilihan Partai Demokrat dikarenakan sebagai partai baru mampu bersaing dengan partai lama ditingkat nasional maupun daerah. Dibuktikan pada hasil pemilu pada tahun 2004 dan 2009 yang mampu mengalahkan partai baru yang lain maupun partai lama yang sudah lebih lama eksis di dunia politik. Selain itu pemilihan Partai Demokrat untuk melihat bagaimana cara partai tersebut mendapat pengaruh di dalam masyarakat daerah serta peran Partai Demokrat di Kabupaten Sragen sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Pemilihan daerah di Kabupaten Sragen karena di sini adalah basis dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Dimana rata-rata pada saat pemilu legislatif pemenangnya adalah PDI-P, seperti pada waktu pemilu tahun 2004 PDI-P memperoleh 22 kursi dan pemilu tahun 2009 yang hasil perolehannya berkurang menjadi 17 kursi tetapi tetap mendapatkan mayoritas suara.

Kabupaten Sragen yang sebagian besar daerahnya berupa pedesaan dan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani serta tidak berpendidikan tinggi memiliki tingkat kerawanan pemilu yang cukup tinggi, seperti masalah politik uang sehingga hal ini menarik untuk dibahas karena dapat dilihat bagaimana cara

(8)

partai politik maupun kontestan calon wakil rakyat untuk mendapat pengaruh di dalam masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana Partai Demokrat dalam mempengaruhi masyarakat untuk mendongkrak popularitasnya di Kabupaten Sragen pada pemilu legislatif tahun 2004-2009.

Pemilihan umum legislatif dari tahun 2004 sampai 2009 yang dilaksanakan di Kabupaten Sragen diikuti oleh banyak partai politik yang berimplikasi pada ketatnya persaingan antar partai politik dalam perebutan suara pemilih. Segala strategi,taktik, dan cara dilakukan oleh semua partai politik untuk memenangkan pemilu ini. Hal ini kemudian yang menunjukkan seberapa besar pengaruh partai politik terhadap masyarakat, khususnya Partai Demokrat dalam kehidupan perpolitikan di Sragen.

Partai Demokrat memang tidak mendapatkan mayoritas suara, tetapi Partai Demokrat tetap mendapatkan perolehan suara yang tinggi sebagai partai baru dan mendapat respon positif dari masyarakat. Dapat dilihat dari banyaknya kursi yang didapat pada pemilu di Kabupaten Sragen. Partai Demokrat menempati posisi ketiga dengan perolehan tujuh kursi di DPRD pada pemilu 2009 dan pada tahun 2004 sendiri Partai Demokrat menempati posisi keempat dan mendapat empat kursi di DPRD serta dapat menyingkirkan PPP, PKB dan partai-partai lama yang berada di Sragen. Padahal pada kasus yang lain partai-partai yang notabene sama-sama partai baru tidak seberhasil Partai Demokrat. Hal inilah yang membuat menarik dikaji karena untuk melihat bagaimana perjalanan Partai Demokrat di Kabupaten Sragen pada saat pemilu legislatif tahun 2004-2009.

(9)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi sosial dan politik Partai Demokrat pada pemenangan pemilu legislatif tahun 2004-2009 di Kabupaten Sragen?

2. Bagaimana aktivitas Partai Demokrat dalam masyarakat untuk memberdayakan fungsi partai di Kabupaten Sragen tahun 2004-2009?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi sosial politik Partai Demokrat pada pemenangan pemilu legislatif tahun 2004-2009 di Kabupaten Sragen. 2. Untuk mengetahui aktivitas Partai Demokrat dalam masyarakat untuk

memberdayakan fungsi partai di Kabupaten Sragen tahun 2004-2009.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

1. Untuk menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan Ilmu Sejarah, khususnya dalam kajian kepartaian.

2. Penelitian ini dapat menjadi acuan atau literatur untuk lebih mengetahui Partai Demokrat di daerah.

b. Manfaat praktis

1. Dapat menarik keinginan peneliti lain untuk berpartisipasi dan mengkaji partai politik lainnya di daerah.

(10)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberadaan Partai Demokrat di Kabupaten Sragen.

E. Tinjauan Pustaka

Miriam Budiharjo dalam bukunya berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik (edisi revisi), yang diterbitkan tahun 2008 menjelaskan eksistensi dari suatu partai politik merupakan suatu keharusan karena partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Partai politik merupakan organisasi yang dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat-pendapat yang saling bersaing serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara sah dan damai. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada sistem politik yang berlangsung tanpa adanya partai politik. Adanya partai politik dianggap sebagai wadah untuk menyatukan orang-orang yang mempunyai pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasi mereka bisa dikonsolidasikan. Jadi, secara umum partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.

Partai politik di negara demokrasi berfungsi sebagai pertama, sarana komunikasi politik dimana partai politik memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Partai politik memaikan peran sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah. Kedua, partai politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi politik.

(11)

Pelaksanaan fungsi sosialisasinya dilakukan melalui berbagai cara, yaitu media massa, ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran, dan sebagainya. Sisi lain dari sosialisasi politik partai adalah upaya menciptakan citra bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan umum. Ketiga, partai politik berfungsi sebagai sarana rekrutmen politik. Fungsi ini berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional. Untuk kepentingan internal, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri. Rekrutmen politik menjamin kontuinitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk menajring dan melatih calon-calon pemimpin. Keempat, sebagai sarana pengatur konflik, dimana partai politik memiliki peran untuk membantu mengatasinya atau sekurang-kurangnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin.

Klasifikasi partai politik dibedakan dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya, partai politik diklasifikasikan menjadi partai massa dan partai kader. Partai massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, biasanya terdiri dari pendukung dari pelbagai aliran politik dalam masyarakat. Kelemahannya adalah masing-masing aliran cenderung memaksakan kepentingan masing-masing sehingga persatuan dalam partai lemah. Sedangkan, partsi kader mementingkan keketatan dalam organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya. Pimpinan partai menjaga kemurnian doktrin politik yang

(12)

dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggota yang menyeleweng dari garis partai.

Firmanzah dalam bukunya berjudul Mengelola Partai Politik yang terbit tahun 2008 menjelaskan bahwa sebenarnya fenomena partai politik adalah perkembangan terkini dari pergulatan politik. Organisasi partai politik tidak hanya bertujuan untuk mengorganisasi beragam ide, gagasan, kepentingan dan tujuan politik yang sama. Kehadiran partai politik juga sangat terkait dengan sistem parlemen. Kemunculan atau musnahnya partai politik juga merupakan hasil dari perubahan sistem politik. Perubahan sistem politik yang dianut oleh suatu negara dapat mengurangi jumlah partai politik atau sebaliknya justru memperbanyaknya.

Partai politik adalah institusi yang dianggap penting dan sine qua non

dalam sistem demokrasi modern. Partai politik memainkan peran sentral dalam menjaga pluralisme ekspresi politik dan menjamin adanya partisipasi politik, sekaligus persaingan politik. Sukses tidaknya perjuangan politik suatu partai akan sangat ditentukan oleh dukungan semua politisi dan sistem internal organisasi partai. Selain itu, partai politik perlu membangun basis ideologi politik yang kuat sekaligus tidak menciptakan semangat fanatisme berlebihan para politisinya.

Partai politik sendiri tidak digerakkan oleh mesin dan teknologi tetapi oleh manusia-manusia yang ada di dalamnya. Dan manusia-manusia yang ada di dalam partai politik adalah para politikus. Sehingga kualitas partai politik akan sangat ditentukan oleh kualitas politikusnya. Namun, partai politik ditempatkan sebagai yang tidak hanya bergantung pada para politisinya, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mencetak politisi dan calon pemimpin.

(13)

Pemberdayaan partai politik sebagai suatu organisasi dilihat dengan tidak mendudukkan partai dibawah bayang-bayang para politisi yang ada di dalamnya. Selain itu, kemampuan partai politik untuk terus-menerus beradaptasi dengan perubahan yang ada di dalam masyarakat merupakan hal yang penting. Sehingga, partai politik memiliki tanggung jawab untuk terus memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat, sekaligus mengembangkan solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya melalui program-program politiknya.

Dalam buku karangan Kacung Marijan yang terbit tahun 2011 berjudul

Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru berisi dimana munculnya partai-partai politik di Indonesia berbanding lurus dengan tumbuhnya proses demokratisasi. Di samping didorong oleh iklim demokrasi, munculnya partai-partai juga tidak lepas dari karakteristik masyarakat Indonesia yang majemuk. Masyarakat Indonesia yang plural memberi kontribusi yang tidak kecil bagi lahirnya partai-partai politik dan sistem multipartai.

Setelah runtuhnya pemerintahan Orde Baru, partai-partai politik tumbuh subur pada 1998 dan awal 1999. Kelompok-kelompok yang sebelumnya terpaksa harus berfusi ke dalam partai tertentu melepaskan diri dan mendirikan partai sendiri-sendiri. Hal ini terlihat dari lahirnya partai-partai yang didirikan oleh para politisi yang sebelumnya berafiliasi dengan PPP, Golkar, dan PDI. Selain itu, terdapat partai-partai baru yang berusaha untuk keluar dari pakem tiga partai itu seperti PRD dan PUDI.

Partai-partai baru itu muncul secara bersamaan ketika keran demokrasi baru dibuka. Tetapi ketika tataran demokrasi sudah mulai berjalan,

(14)

kemunculannya relatif berkurang. Sebagaimana yang terlihat pada pemilu 2004 dimana partai-partai baru lebih sedikit dibandingkan pada pemilu 1999. Tetapi, hal itu tidak berarti bahwa pemilu-pemilu selanjutnya tidak akan ada lagi partai baru. Hal itu dikarenakan pertama, Indonesia merupakan negara yang baru berproses menjadi demokrasi sehingga masih mencari pola bernegara, termasuk di dalamnya pola berpartai. Kedua, belum adanya aturan yang ketat di dalam pemilu mengenai masuknya partai baru di dalam arena pemilu. Ketiga, pada pemilu 2004 terdapat fenomena dua partai di luar lima besar parta pada pemilu 1999 yang memperoleh dukungan cukup signifikan, yaitu Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal serupa terjadi pada pemilu 2009, yaitu Partai Gerindra dan Partai Hanura. Fenomena demikian terjadi karena suara para pemilih masih belum terikat kuat kepada partai-partai yang ada, sehingga masih memungkinkan untuk berpindah mencari alternatif.

Buku berjudul Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas

karangan Firmanzah yang terbit tahun 2012 berisi tentang partai politik sebagai agen sosial dimana peranan partai politik menjadi sangat penting. Kader-kader partai politiklah yang banyak mewarnai kebijakan melalui wakil-wakilnya yang duduk dalam badan legislatif maupun eksekutif. Jadi, partai politik mempunyai tanggung jawab sosial untuk menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Selain sebagai agen sosial, partai politik juga dianggap sebagai pelayan publik. Hal ini dilakukan partai politik untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat melalui perjuangan ideologi mereka yang tercermin dalam program kerja dan platform partai. Menjadi

(15)

pelayan publik berarti bahwa keberadaan partai politik dimaksudkan untuk melayani kepentingan masyarakat secara luas, bangsa dan negara. Partai politik berkontribusi pada penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi publik. Partai politik juga dianggap sebagai agen pembaharuan dimana partai politik memiliki visi dan tujuan jangka panjang tentang mau dibawa kemanakah bangsa serta negara dikembangkan. Partai politik dianggap memiliki kemampuan untuk merealisasikan terobosan ide dan gagasan dalam masyarakat serta selalu memikirkan inovasi yang tiada henti guna mencari pemecahan permasalahan yang dihadapi. Dan yang terakhir partai politik dianggap sebagai harapan sosial. Partai politik harus memiliki tujuan untuk menyejahterakan seluruh rakyat.

Dalam buku Marketing Politik karangan Firmanzah yang terbit tahun 2012 dijelaskan tentang kampanye politik dan perjalanan pemilu di Indonesia. Kampanye politik merupakan suatu ajang maneuver politik untuk menarik sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga bisa meraih kekuasaan, oleh sebab itu segala cara akan dilakukan untuk dapat mencapai target yang sudah ditentukan. Pandangan tersebut menegaskan bahwa kampanye politik adalah sebagian dari marketing politik. Kampanye politik biasanya juga dipandang sebagai suatu proses interaksi intensif dari partai politik kepada public dalam kurun waktu tertentu menjelang pemilihan umum. Sehingga, kampanye politik adalah periode yang diberikan oleh panitia pemilu kepada semua kontestan untuk memaparkan program-program kerja dan mempengaruhi opini publik sekaligus memobilisasi masyarakat agar memberikan suara pada waktu pencoblosan.

(16)

Tulisan dari Sutanto, 2011, Strategi Partai Demokrat dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2009 di Kota Semarang, Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Isi skrips ini berfokus pada strategi yang digunakan Partai Demokrat dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pemenangan pemilu 2009 di Kota Semarang. Strategi tersebut antara lain komunikasi yang meliputi jaringan kekuasaan tingkat local, sosialisasi, event, kampanye, money politics, dan pencitraan. Melalui strategi tersebut Partai Demokrat memperoleh suara 196.766 suara diseluruh daerah Kota Semarang sekaligus menjadi partai pemenang dalam pemilu legislative 2009 di Kota Semarang.

Tulisan dari Dyah Ayu Sulistyawati, 2013, Studi Partai Demokrat Pada

Pilkada 2005 Di Kabupaten Rembang, Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan UNS. Isi skripsi ini berfokus pada Partai Demokrat sebagai partai pemenang di pemilihan kepala daerah tahun 2005 di Kabupaten Rembang. Langkah awal yang dilakukan Partai Demokrat untuk memenangi pilkada 2005 di kabupaten Rembang adalah dengan melaksanakan koordinasi secara rutin dan membentuk sebuah organisasi yang bernama Badan Pemenangan Pemilu (BAPPILU) Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat kabupaten Rembang. Kemudian Partai Demokrat mencalonkan H. Moch. Salim sebagai pengusaha terkenal di kabupaten Rembang yang menguasai bidang perikanan dan perkayuan. Salim mempunyai pengaruh yang besar terhadap masyarakat Rembang. Pasangannya adalah H. Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan tokoh dari kalangan agamis yang cukup terkenal di kabupaten

(17)

Rembang. Yaqut dikatakan sebagai figur sesepuh kyai di Rembang yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat Rembang. Perpaduan figur pengusaha dan figur tokoh agama menjadi kekuatan yang besar untuk memenangkan pilkada 2005. Terbukti, hasil akhir pilkada 2005 kabupaten Rembang pasangan tersebut menang mutlak di setiap kecamatan yang ada di kabupaten Rembang.

Strategi lain Partai Demokrat selain mencalonkan tokoh masyarakat yang berpengaruh di Kabupaten Rembang, yaitu dengan membidik kondisi masyarakat Rembang dari aspirasi yang dikumpulkan oleh BAPPILU. Strateginya adalah mencetuskan program-program kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Rembang secara menyeluruh, sehingga dapat menyentuh segala golongan yang ada. Pendidikan gratis, pelayanan kesehatan gratis, jaminan kehidupan bagi warga miskin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Rembang.

Strategi yang dilakukan Partai Demokrat dalam memenangi pilkada 2005 di kabupaten Rembang adalah membangun koalisi yang tepat dengan partai Islami, yaitu PKB, dan memilih figur calon yang berpengaruh di kabupaten Rembang. Tokoh kapitalis dan agamawan sangat berpengaruh di kabupaten Rembang. Hal itu disesuaikan dengan sosiokultur masyarakat Rembang.

Perbedaan skripsi diatas dengan penelitian ini adalah pada tulisan Sutanto mengulas tentang strategi Partai Demokrat berupa strategi komunikasi dan pencitraan, dimana strategi yang dilakukan seperti money politics, event, pencitraan figur, dan citra partai. Sedangkan penelitian ini lebih befokus pada strategi politik seperti pendidikan politik, rekrutmen kader, konsolidasi,

(18)

kampanye, sosialisai serta strategi sosial yang berupa aktivitas langsung kepada masyarakat. Kemudian penelitian Dyah Ayu Sulistyawati berfokus pada strategi pemilihan kepala daerah, sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi pemilihan umum legislatif. Selain itu penelitian ini tidak hanya berbicara tentang Partai Demokrat saja, tetapi juga berbicara tentang pengaruhnya terhadap masyarakat dimana strategi yang dilakukan Partai Demokrat berupa strategi politik dan sosial yang menyasar kepada masyarakat di Kabupaten Sragen untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat.

F. Metode Penelitian

Sejarah memiliki metode sendiri dalam mengungkapkan peristiwa masa lampau. Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil dalam bentuk tulisan10. Seorang sejarawan dalam memulai penulisan sejarah, harus mengumpulkan sumber secara sistematis yang berkaitan dengan kejadian-kejadian masa lampau. Hal ini untuk menguji kebenaran, sehubung dengan sebab akibat kecenderungan kajian tersebut yang dapat menerangkan kejadian masa kini dan mengantisipasi masa yang akan datang.

Penelitian Partai Demokrat pada Pemilu Legislatif Tahun 2004-2009 di Kabupaten Sragen ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji dan menganalisi secara kritis

10

Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 43-44

(19)

rekaman dan peninggalan masa lalu dan merekontruksi secara imajinatif masa lalu tersebut berdasarkan data yang diperoleh.11 Metode sejarah merupakan cara yang digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap dan fakta yang obyektif agar sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga terbukti secara ilmiah. Metode sejarah mempunyai empat tahap proses penelitian.

Tahap pertama adalah Heuristik yaitu proses pengumpulan sumber-sumber sejarah. Dalam proses ini dilakukan dengan pengumpulan sumber-sumber data sebanyak-banyaknya yang masih dalam cakupan tema dan permasalahan yang akan diteliti. Sumber data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh melalui studi dokumen atau arsip dan wawancara dengan pelaku, sedangkan sumber sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Tahap Heuristik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Studi Dokumen

Pada penelitian ini dokumen yang digunakan adalah dokumen-dokumen yang tersimpan di Kantor DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen yang relevan dengan penelitian.

b. Wawancara

11

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993), hlm. 2

(20)

Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data keterangan tentang kehidupan dalam masyarakat. 12 Metode wawancara merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang informan, bercakap-cakap dan berhadapan dengan orang itu. 13 Wawancara atau sumber sejarah lisan dilakukan dengan beberapa orang yang mampu memberikan informasi sesuai dengan tema yang diambil. Wawancara dilakukan dengan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen bernama Joko Saptono, Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen bernama Heru Hernando, M. Kelik Hermawan sebagai Pengurus Harian DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen, Mualim sebagai Wakil Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen, beserta beberapa masyarakat di Kabupaten Sragen.

c. Studi Pustaka

Sebagai pendukung sekaligus sebagai kerangka dasar teori, maka penelitian ini menggunakan sumber-sumber pustaka, berupa buku-buku karya ilmiah atau buku pengetahuan, dapat pula berupa majalah, artikel dan koran. Dengan studi pustaka ini diharapkan mampu menambahkan teori dan konsep yang diperlukan untuk penelitian. Studi perpustakaan ini dilakukan di Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan FIB UNS dan Monumen Pers.

12

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1983), Hlm. 10

13

(21)

Kritik Sumber adalah tahap kedua dalam metode sejarah yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data yang otentik dan kredibel. Kritik sumber penting bagi peneliti untuk dapat menyaring informasi yang didapat selama proses pengumpulan data. Kritik sumber terbagi menjadi dua, yaitu: kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern bertujuan untuk mencari autentisitas atau keaslian sumber. Pada Umumnya, arsip yang terdapat dalam lembaga resmi dapat segera diketahui otentisitasnya. Kedua, kritik intern yang dilakukan untuk menguji kebeneran atau kredibilitas suatu sumber sejarah dengan cara menyelidiki objek dokumen sejarah untuk membuktikan keaslian fakta sejarah, sehingga didapatkan data yang proporsional tentang informasi yang ingin disampaikan.

Tahap ketiga Interpretasi adalah penafsiran data-data yang dimunculkan dari data yang sudah terseleksi. Tujuan dari interpretasi adalah menyatukan sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan bersama teori disusunlah fakta tersebut ke dalam interpretasi menyeluruh.14 Dalam penyusunan studi ini, digunakan dua teknik analisis yaitu teknik analisis sejarah kritis dan teknik analisis deskriptif naratif. Teknik analisis sejarah kritis adalah proses pengumpulan data kemudian menyeleksi dan mengkritiknya agar mendapat autensitas dan kredibilitas dari data tersebut. Sedangkan teknik analisis deskriptif naratif yaitu menguji secara kritis sumber peninggalan dan dokumentasi masa lampau dan kemudian menyusunnya kembali secara kronologis sehingga menghasilkan suatu karya sejarah.

14

Louis Goutschalk, Mengerti Sejarah (terjemahan dari Nugroho Notosusanto), (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1983), hlm. 64.

(22)

Tahap terakhir adalah Historiografi yang merupakan proses penyajian hasil penelitian yang berupa penyusunan fakta-fakta dalam suatu sintesa kisah sejarah berdasarkan data-data yang sudah dianalisa. Di sinilah pemahaman dan interpretasi atas fakta sejarah itu ditulis dalam bentuk kisah sejarah yang menarik dan logis serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya kemudian disajikan dalam bentuk penulisan deskriptif. Permasalahan tentang partai politik dapat ditinjau dari berbagai macam teori. Pada penelitian ini secara lebih spesifik akan berupaya mengunakan teori dari ilmu politik untuk lebih dapat menjelaskan tentang Partai Demokrat pada pemilu legislatif tahun 2004-2009 di Kabupaten Sragen.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bagian, pembagian ini dimaksudkan untuk mempermudah pembabagan berdasarkan kronologi kejadian. Sistematika dalam penulisan ini terbagi dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut:

Bab I : berisi Pendahuluan, dalam bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : berisi tentang latar belakang pendirian Partai Demokrat secara umum, membahas platform partai, kemudian Partai Demokrat di Kabupaten Sragen yang berisi tentang pendirian DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen, Kewajiban DPC Partai Demokrat, dan Hak DPC Partai Demokrat

(23)

Kabupaten Sragen, serta struktur organisasi kemudian sub bab terakhir membahas gambaran umum sosial politik Kabupaten Sragen.

Bab III : berisi tentang strategi sosial dan politik yang dilakukan Partai Demokrat dalam pemilu legislatif tahun 2004-2009 di Kabupaten Sragen. Bab ini meliputi strategi politik Partai Demokrat, kemudian strategi sosial Partai Demokrat, dan .yang terakhir hasil pemilu tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Sragen.

Bab IV : berisi tentang DPC Partai Demokrat dalam masyarakat tahun 2004-2009 di Kabupaten Sragen yang meliputi program kerja umum, aktivitas DPC Partai Demokrat Kabupaten Sragen dalam masyarakat melalui program-program kerjanya, dan respon masyarakat terhadap Partai Demokrat.

Bab V : berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah yang ada dalam bab I.

Referensi

Dokumen terkait

dividen ini disebut kebijakan dividen (dividend policy)” 38. Kemudian Sundjaja mengatakan ”kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat

5. Pelayanan sertifikasi karantina pertanian yang cepat, tepat dan simpatik. Adanya kesatuan peran serta masyarakat dalam kegiatan karantina pertanian. Pencegahan dan penangkalan

 Hanya telinga kiri yang akan terdengar bunyi (telinga kanan tidak akan terdengar bunyi) : kedua telinga normal, terdapat efek masking makanya orang tersebut

b.TOKO MODERN (minimarket, supermarket, departement store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan) dalam melaksanakan kegiatan operasional wajib menerapkan

Nama- nama calon petugas yang lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti ujian tertulis dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.. Jadwal dan tempat pelaksanaan tes

Dalam keseluruhannya tidak diragukan lagi bahwa Sir Sayyid Ahmad Khan adalah orang yang menghabiskan umurnya untuk kesejahteraan masyarakat Muslim India dengan membina

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Saat ini pendataan status ekonomi masyarakat pada suatu wilayah misalnya kelurahan Karang Anyar RT.09 masih kurang objektif sebab tidak sinkronnya pendataan yang dilakukan