1
KAJIAN TATA KELOLA OBAT DALAM SISTEM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN)
DIREKTORAT LITBANG
KEDEPUTIAN BIDANG PENCEGAHAN
24 OKTOBER 2017
K A JIAN PERIZINAN DAN PENGAWASAN OBAT JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL DI BPOM
Kajian
Sistem JKN
2013
• Pemantauan Pelaksanaan saran perbaikan KPK atas kajian JKN di Kemenkes dan BPJS kes • Kajian Pengelolaan Dana Kapitasi pada FKTP Pemda2014
• Pemantauan
Pelaksanaan saran perbaikan KPK atas Kajian Dana Kapitasi • Kajian Penyusunan Alat Diagnostik Pencegahan Fraud di FRTL (Implementasi Permenkes 36/2016 di RS)
2015
• Kajian Tata Kelola Obat dalam Sistem JKN • Studi International Supervision Best Practice on National Healthcare
2016
Kajian Perizinan dan Pengawasan Obat JKN di BPOM2017
Latar Belakang
3
• Data Izin Edar (NIE) obat di BPOM tidak
update
sebagai dasar
pengadaan
e-catalogue
obat
KPK 2016
• Tidak semua obat FORNAS dapat tayang di
e-catalogue
obat 2017
(hanya 80% dari yang diajukan) karena gagal lelang/negosiasi
LKPP 2017
• Proses pemberian Izin Edar Obat di BPOM memakan waktu yang
lama
GP Farmasi
• Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan BPOM oleh instansi
terkait rendah
BPK
• Jumlah obat beredar di Indonesia didominasi obat
branded
(> 80%)
yang sebagiannya tidak rasional
UGM 2011
• Harga obat di Indonesia termahal di ASEAN
Tujuan dan Ruang Lingkup
4
Tujuan
• Mengidentifikasi titik-titik rawan
korupsi dan permasalahan pada
sistem perizinan dan pengawasan
obat JKN di BPOM
• Memberikan saran perbaikan untuk
memperbaiki sistem perizinan dan
pengawasan obat JKN dalam rangka
mencegah terjadinya tindak pidana
korupsi
Pengawasan
Pre-Market
Pengawasan
Post-Market
ASPEK REGULASI
ASPEK TATA LAKSANA
ASPEK KELEMBAGAAN
ASPEK MANAJEMEN SDM
ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI
Objek Kajian (Sampling)
5 Instansi Pusat (1) • BPOM Instansi Vertikal (5 BB/B POM)• Balai Besar POM Jakarta
• Balai Besar POM Medan
• Balai Besar POM Makssar
• Balai POM Serang • Balai Besar POM
Bandung
Dinkes (8)
• Dinkes Prov Sumut • Dinkes Kota
Medan • Dinkes Prov
Banten
• Dinkes Kota Serang • Dinkes Prov Sulsel • Dinkes Kota
Makassar
• Dinkes Prov Jawa Barat • Dinkes Kota Bandung Industri Farmasi (5) • PT Indo Farma • PT Sanbe Farma • PT Holi Farma • PT Bernofarm • PT Otto Pharmaceutical Industries Sardis/Saryankes (6)
• PT APL Cab Medan • Instalasi Farmasi Kota Serang • Balai Pengobatan Serang • PT Penta Valent Makassar • Apotik Kimia Farma Makassar • PT Enseval Putera Megatrading
Gambaran Umum: Sistem Pengawasan Obat
Pengembangan produk: Formulasi, Stabilitas, BA/BE Pemenuhan CPOB Konsistensi Mutu − Pemeriksaan Sarana Prod. dan Distribusi − Sampling dan PengujianKonsistensi Keamanan − Monitoring ESO dan KIPI
− Pelaksanaan studi keamanan Post Market Jangka Pendek dan jangka Panjang (PMS)
Admin Dossier Keamanan Khasiat,
dan Mutu
Konsistensi Informasi
− Monitoring Penandaan − Was Iklan/Promo
Evaluasi Produk
Nomor Izin Edar (NIE)
Gambaran Umum: Statistik (Obat dan Sarana)
2457; 17% 12301 83% OBAT GENERIKOBAT MERK DAGANG
81%
15%
4%
OBAT PRODUKSI LOKAL OBAT PRODUKSI IMPOR OBAT KHUSUS EKSPOR
Sarana Produksi
Jumlah
Industri Farmasi Obat 210 Industri Farmasi Bahan Obat 4
Sarana Distribusi
Jumlah
PBF 2.097
Instalasi Sediaan Farmasi Pemerintah Dinkes Prov/Kab/Kota
Saryankes
Jumlah
Apotek 25.339 Toko Obat 8.593Instalasi Farmasi RS/Klinik/Balai Pengobatan
Gambaran Umum: FORNAS dan NIE
Kriteria Pemilihan Obat
FORNAS
Khasiat dan keamanan yang baik
berdasarkan bukti ilmiah terkini dan
sahih
Rasio manfaat-risiko yang paling
menguntungkan pasien
Izin edar dan indikasi yang disetujui
BPOM
Rasio manfaat-biaya yang tertinggi
Obat tradisional dan suplemen
makanan tidak dimasukkan
93%
7%
OBAT NON FORNAS OBAT FORNAS
OBAT BEREDAR = 14.758
OBAT FORNAS = 1.018 (7% DARI OBAT BEREDAR)
Sebagian Duplikasi? Tidak
Rasional?
Gambaran Umum: Perbandingan Antar Negara
KETERANGAN*
INDONESIA**
AUSTRALIA
MALAYSIA
BELANDA
VENEZUELA
Jumlah IF 210 322 105 86 41
Jumlah PBF (Wholesale/Dist) 2.097 4 710 250 292 Jumlah Retail (Apotek) 25.339 4.980 6.500 2.309 6.352 Jumlah Obat Beredar 14.758 31.875*** 19.375*** 6.250*** 5.750*** Jumlah Staf BPOM/1 Jt
Penduduk
15 21 7 10 12
Waktu Proses Registrasi Obat Baru
100-300 HK
≈5-15 bulan
6-14 bulan 6 bulan 7 bulan 2-6 bulan Biaya Registrasi obat baru
(USD)
20-300 5.000-120.000 100 15.000 1.270
*) Data untuk Australia, Malaysia, Belanda dan Venezuela disarikan dari Penelitian WHO, 2002 **) Data tahun 2016-2017
Potensi Permasalahan
Pengawasan
Pre-Market
Produksi (CPOB)
Registrasi/Izin Edar
Pengawasan
Post Market
Distribusi:
Inspeksi Fasilitas (Sarprod, Sardis, Saryan), Sampling Produk dan Pengujian,
CDOB
Monitoring Konsistensi Keamanan (ESO, KIPI)
Monitoring Konsistensi Informasi (Iklan, Promosi
dan Label)
Penyidikan
(Pro-justicia)
Lain-Lain
1 . R e g i s t r a s i : D u p l i k a s i O b a t B e r e d a r
93%
7%
OBAT NON FORNAS OBAT FORNAS
OBAT BEREDAR = 14.758
OBAT FORNAS = 1.018 (7% DARI OBAT BEREDAR)
2457 17% 12301 83% OBAT GENERIK OBAT MERK DAGANG
STATISTIK OBAT BEREDAR DI INDONESIA
Obat Jumlah Merk*
Amoxycillin 48 Ciprofloxacin 49 Simvastatin 30 Paracetamol 139 *UGM, 2014 Sebagian Duplikasi? Tidak Rasional?
harga obatbranded generic untuk komposisi yang sama sangat
beragam (2-80x)
Akibat
Instansi berwenang meregulasi pembatasan izin edar obatbranded generic
Usulan
Saran
1 . R e g i s t r a s i : Te r d a p a t O b a t F O R N A S T i d a k M e m i l i k i N I E
Kriteria Pemilihan Obat
FORNAS
Khasiat dan keamanan yang baik
berdasarkan bukti ilmiah terkini dan
sahih
Rasio manfaat-risiko yang paling
menguntungkan pasien
Izin edar dan indikasi yang disetujui
BPOM
Rasio manfaat-biaya yang tertinggi
Obat tradisional dan suplemen
makanan tidak dimasukkan
KMK 524/2015
Terdapat 49 sediaan obat FORNAS yang tidak
terdaftar di BPOM
5% dari total sediaan obat
FORNAS 2015
AKIBAT:
tidak semua obat FORNAS dapat tayang di e-catalogue sehingga e-catalogue obat sebagai kendali biaya tidak
dapat berjalan optimal.
Saran
Kemenkes dan BPOM
• Penyusunan revisi FORNAS berikutnya kembali
mempertimbangkan kriteria terkait NIE sebagaimana telah diatur untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien JKN.
• Penyusunan strategi dan langkah konkrit untuk
mendorong Industri Farmasi mendaftarkan obat-obatan yang dibutuhkan JKN tetapi belum memiliki NIE
1 . R e g i s t r a s i : T i n g k a t P e n y e l e s a i a n L a y a n a n R e g i s t r a s i O b a t
R e n d a h
71%
42%
59%
67%
75%
97%
90%
0% 20% 40% 60% 80% 100% Pra Reg Obat dan PB Reg Baru Obat dan PB Reg Variasi Obat dan PB Registrasi Ulang Obat dan PB Persetujuan Uji Klinik Penerbitan Certificate (CPP) Pemasukan Obat (SAS) 2014 2015 2016 Rata-Rata Penyelesaian PENYEBAB:1. Proses evaluasi obat baru = 100-300 HK TerjadiBack log
2. Belum semua registrasi obat dilaksanakan secaraonline
(baru tersedia untuk obat copy) Rata-rata tingkat
penyelesaian layanan registrasi obat khususnya
obat baru pada 3 (tiga)
tahun terakhir hanya 42%
Saran
BPOM
• Kajian/evaluasi waktu prosesregistrasi obat
• Implementasi sistemonlineuntuk semua layanan registrasi obat untuk mendorong efektivitas dan efisiensi pelayanan serta meminimalisasi terjadinya penyimpangan
1 . R e g i s t r a s i : S a n k s i P e m b a t a l a n / P e n c a b u t a n N I E p a d a P M K
1 0 1 0 / 2 0 0 8 T i d a k D i l a k s a n a k a n
CONTOH BUKTI:
DAFTAR OBAT DENGAN NIE MASIH BERLAKU YANG TIDAK PRODUKSI SEJAK 2014 DI SALAH
SATU INDUSTRI FARMASI
FAKTA
• PMK 1010/2008 Sanksi pembatalan/ pencabutan NIE bagi Industri Farmasi yang setelah 12 bulan mendapatkan NIE tetapi tidak memproduksi, mengimpor dan mengedarkan (Pasal 23)
• BPOM tidak meminta dan menghimpun laporan kewajiban Industri Farmasi sehingga tidak dapat
melakukan pengawasan secara optimal dan menjatuhkan sanksi sesuai aturan
AKIBAT
• data NIE tidakupdatesebagai dasar pengadaane-catalogue
obat oleh LKPP dan Kemenkes
SARAN
BPOM
• Menghimpun laporan terkait NIE dari Industri Farmasi sesuai Pasal 21 PMK 1010/2008
• Menegakkan sanksi sesuai amanat Pasal 23 (d) PMK
1010/2008 terkait pencabutan/ pembatalan NIE.
• Menyampaikan informasi
terbarukan terkait NIE aktif dan berlaku berikut produsennya kepada Kemenkes dan LKPP dalam rangka pengadaan e-catalogueobat
No Nama Obat/Bentuk Sediaan
1 Carbamazepine tablet
2 Diazepam tablet
3 Ephedrine 25 mg tablet
4 Hydrochlorothiazide tablet
5 Lidocaine Compositum 2% injeksi
6 Mebendazole tablet
7 Methylprednisolone 4 mg tablet
2 . P e n g a w a s a n P r o d u k s i : K o n f l i k K e p e n t i n g a n p a d a L a y a n a n
I n s p e k s i S a r a n a P r o d u k s i
AKIBAT:
KONFLIK KEPENTINGAN PADA JASA
LAYANAN INSPEKSI SARANA PRODUKSI
PP No. 48/2010 Tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
PNPB yang Berlaku pada BPOM Pasal 3:
1) Tarif atas Jasa Inspeksi Sarana Produksi Produk
Impor dan Jasa Kalibrasi berupa kalibrasi in-situ
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan
Pemerintah ini tidak termasuk biaya transportasi,
akomodasi, dan konsumsi.
(2)
Biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan
kepada wajib bayar
Saran
BPOM
• Mengusulkan revisi PP 48 Tahun
2010 dengan mengatur biaya
transportasi, akomodasi, dan
konsumsi masuk ke dalam tarif
PNBP
3 . P e n g a w a s a n D i s t r i b u s i : R e n d a h n y a T i n g k a t P e l a k s a n a a n
R e k o m e n d a s i H a s i l P e n g a w a s a n B P O M o l e h I n s t a n s i t e r k a i t
BB/Balai POM Rekomendasi BB/Balai POM Tindak Lanjut Dinkes Persentase Jakarta 361 173 47,92 Medan 310 49 15,81 Serang 354 135 38,14 Makassar 388 15 3.87 Bandung 298 35 11,74 Total 1711 407 23.79
PERSENTASE TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN BPOM OLEH PEMDA*
PENYEBAB:
BPOM belum memiliki sistem monitoring baku atas rekomendasi yang disampaikan kepada instansi terkait.
SANKSI PENCABUTAN IZIN INDUSTRI FARMASI TIDAK DILAKSANAKAN OLEH KEMENKES
No Nama Industri Farmasi Tanggal Keterangan 1 PT PPI 22-Apr-14 Belum di TL 2 PT S 27-Jun-14 Belum di TL 3 PT. SP 12-Mar-15 Belum di TL
CONTOH:
Saran
BPOM
• Membuat mekanisme sistem
monitoring baku atas tindak lanjut
hasil pengawasan terhadap sarana
produksi, distribusi dan pelayanan
kefarmasian
3 . P e n g a w a s a n D i s t r i b u s i : B e l u m A d a R e g u l a s i Te r k a i t
K e w a j i b a n S e r t i f i k a t C D O B
AKIBAT:
Potensi PBF tidak menerapkan CDOB secara konsisten
dan kesulitan BPOM untuk mendorong kepatuhan
sarana distribusi
Persentase TMK >80% dari hasil
inspeksi
BB/Balai POM Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) Memenuhi Ketentuan (MK) Total %TMK Jakarta 323 63 386 83,68 Medan 712 80 792 89,90 Serang 70 22 92 76,09 Bandung 390 71 461 84,60 Makassar 737 163 900 81,89 Total 2232 399 2631 84,83
Belum semua PBF memiliki sertifikat Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
baru
terdapat 304 PBF yang memiliki sertifikat CDOB
dari + 2000 PBF (pusat dan cabang) yang
terdaftar atau hanya baru sekitar 15% PBF yang
memiliki sertifikat CDOB.
HASIL PENGAWASAN BPOM ATAS SARDIS/SARYANKES (MK DAN TMK)*
Menyusun regulasi yang mewajibkan
sertifikat CDOB bagi PBF.
Mensosialisasikan regulasi tersebut
kepada
stakeholder
terkait sehingga
penerapannya dapat berjalan
dengan baik
Saran:
BPOM
4 . P e n y i d i k a n ( P r o j u s t i c i a ) : B e l u m A d a R e g u l a s i Te r k a i t K r i t e r i a
P e n g a m b i l a l i h a n P e r k a r a o l e h P P O M
AKIBAT:
adanya potensi diskresi pengambilalihan
perkara oleh PPOM yang berpotensi dapat
disalahgunakan
FAKTA:
•
Penyidikan
dapat
dilakukan
oleh
Balai
Besar/Balai POM dan/atau Pusat Penyidikan
Obat dan Makanan (PPOM)
•
PPOM dapat mengambil alih kasus yang sedang
ditangani oleh Balai Besar/Balai POM di daerah,
tetapi belum diatur kriteria pengambilalihan
perkara yang dapat ditangani oleh Pusdik
Membuat aturan terkait kriteria
pengambilalihan perkara oleh PPOM
Terima Kasih
DAFTAR OBAT FORNAS YANG TIDAK MEMILIKI NIE
20 *) Data BPOM 2017
Zat Aktif
Sediaan
Zat Aktif
Sediaan
Zat Aktif
Sediaan
Zat Aktif
Sediaan
Zat Aktif
Sediaan
Natrium tiosulfat injeksi 25% (iv) Etoposid kapsul lunak 100 mg
Eugenol cairan ferrakrilum cairan 1% Dinatrium edetat tetes mata 0,35%
Protamine Sulfat injeksi 10 mg/ml (iv)
Idarubisin serbuk injeksi 20 mg
Fromokresol cairan kombinasi:
triamsinolon asetonid, dementilklortetr asiklin pasta Natrium Hialuronat gel
Prazikuantel tablet 600 mg Klorambusil tablet 5 mg Gutta percha dan
paper points Spironolakton -tiabutazid tablet 25 mg/2,5 mg Klomipramin tablet 25 mg Benzatin benzil penisilin injeksi 1,2 juta IU/ml; 2,4 juta IU/ml
Merkaptopurin tablet 50 mg Kalsium
Hidroksida
bubuk, pasta Amilorid tablet salut
selaput 2,5 mg
Suksinilkolin injeksi 20 mg/ml
Dapson tablet 100 mg Siklofosfamid tablet salut gula
50 mg
Klorfenol kamfer mentol (CHKM)
cairan Etinilestradiol tablet 0,05 mg Surfactan suspensi 25
mg/ml (intratekal)
Klofazimin kapsul dalam
minyak 50 mg, 100 mg
kalsium folinat tablet 15 mg, injeksi 3 mg/ml, injeksi 5 mg/ml
Klorheksidin larutan 0,2% Hidroksi
progesteron injeksi 125 mg/ml Kloralhidrat Larutan Amfotericin B Injeksi 5 mg/ml iv
Ferro sulfat tablet salut selaput 300 mg Kombinasi : deksametason, Thymol, Paraklorofenol, campor
cairan Desogestrel tablet 75 mcg Ergokalsiferol
(Vit D2)
kapsul 50.000IU, 10.000 IU
Hidroksiklorokuin tablet 200 mg, 400 mg
Protamin sulfat injeksi 10 mg/ml Kombinasi: lidokain,medisin alcreosote phenol, ugenol, benzil alkohol
cairan Prostaglandin injeksi 500
mcg/ml
Ferro fumarat kapsul lunak 300 mg
Busulfan tablet 2 mg barium sulfat suspensi 2.2%;
55%; 65%
natrium hipoklorit
cairan konsentrat 5%
Tetrakain tetes mata 0,5% Ferro Sulfat tablet salut 300 mg
Daktinomisin injeksi 0,5 mg galactose
microparticle
200 - 400 mg micropart/mL
pasta pengisi saluran akar