Rehabilitasi Medik Stroke
Beny Rachmat wijaya Firdha Fachrunnisa
Nadia
Preceptor :
Ami Rachmi, dr., Sp.RM
Bagian Ilmu Rehabilitasi Medik FK UNISBA-RSUD Al-Ihsan
BANDUNG 2016
Definisi Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional
otak fokal maupun global akut, lebih dari
24 jam, berasal dari gangguan aliran
darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas,
tumor otak, stroke sekunder karena
trauma maupun infeksi.
Epidemiologi
•
Stroke merupakan penyebab kematian ke-2 terbanyak di
negara maju dan ke 3 terbanyak di negara berkembang.
•
Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang
meninggal karena stroke di dunia.
•
1 Dari data yang dikumpulkan oleh
American Heart
Association
tahun 2004 setiap 3 menit satu orang meninggal
akibat stroke.
STROKE STROKE INFARK (85%) STROKE PERDARAHAN(15%) ATHEROTHROMBOTIK (80%) KARDIOEMBOLI (20%) PERDARAHAN INTRASEREBRAL PERDARAHAN SUBARAKNOID
•
Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu.
•
Transient Ischemic Attack.
•
Stroke ~ in ~ evolution.
•
Completed stroke.
•
Berdasarkan sistem pembuluh darah.
•
Sistem karotis.
Faktor Resiko
NON-MODIFIABLE
MODIFIABLE
MAYOR MINOR
Umur
(semakin tua, semakin berisiko)
Hipertensi
(gunakan antihipertensi)
Hiperkolesterolemia (obat penurun lipid) Jenis kelamin (Laki-kali > Perempuan) Penyakit jantung (antiplatelet, antikoagulan, antiaritmia) Merokok (berhenti merokok) Ras & etnik
(banyak pada kulit hitam karena berpotensi untuk terkena hipertensi, diabetes mellitus dan
obesitas) DM (kontrol glukosa) Alkohol (berhenti mengkonsumsi) Herediter
(terdapat stroke di kalangan anggota keluarga)
PATOGENESIS
•
Stroke Infark
Kolesterol ↑ dalam darah
↓
Pembuluh darah terisi oleh hyaline-lipid material (prosesnya
lipohyalinosis)
↓
Atherosclerosis
↓
Terbentuk atheromatous plaque
↓
Terjadi degenerasi dinding pembuluh darah dan berkurangnya
elastisitas dinding pembuluh darah
↓
Lesi pada atheromatous plaque
↓
Merangsang reaksi inflamasi
Prostacyclin , homocystine, tromboxan A2 merangsang terjadinya
proses coagulasi dengan merangsang agregasi platelet dan
melepaskan protein protein coagulasi
Koagulasi terus menerus
↓
Thrombus
↓
Vasomodulin (untuk menghambat
Stenosis
↓
Aliran darah terhambat
↓
Daerah-daerah yang disuplai oleh arteri yang mengalami
stenosis kurang mendapat suplai darah
↓
Clinical picture :
•
terjadi rasa sakit di bagian lateral cranial
•
rasa sakit berada pada 1 sisi kepala tempat terjadinya
oklusi carotid, yaitu di depan kepala
•
sakit kepala lebih ringan dibanding pendarahan
•
tidak terdapat kekakuan di bagian leher
•
Stroke Perdarahan
Lemahnya dinding pembuluh darah (akibat hipertensi)
↓
Mudah rupture
↓
Bleeding
↓
Terbentuk hematom
↓
Sehingga menimbulkan brain shift.
Setelah itu hematom akan terus membesar dan menekan
jaringan otak yang normal (otak akan mengalami edema)
↓
Clinical feature :
•
headache
•
vomit dan focal neurologic deficit
•
acute hypertension
•
pada moderate dan large hematom terjadi gangguan
kesadaran dan semakin terlihat pada 24-48 jam pertama
•
terjadi pada pasien lebih muda dibandingkan pasien stroke
•
lebih sering pria
•
nuchal rigidity
•
seizure
•
bila terjadi small bleeding pada ‘silent’ region di otak
Kategori berdasarkan manifestasi klinis dan
temporal profile
:
1.
Improving stroke
Suatu defisit neurologis yang sembuh sempurna dalam kurun
waktu >24 jam dan < 3 minggu.
2.
Worsening stroke
Suatu defisit neurologis yang bertambah berat secara
kuantitatif dan kualitatif dimana pada sistem karotis terjadi <
24 jam dan sistem vertebrobasiler > 72 jam.
Dibagi lagi dalam:
•
Smooth worsening
Bertambah berat secara gradual
•
Step like worsening
Bertambah berat diselingi fase
tanpa perbaikan
•
Fluctuating worsening
Periode tambah berat diselingi
fase perbaikan
3.
Stable stroke
Diagnosis stroke
1.
Adanya defisit neurologis fokal.
2.
Onset yang cepat.
3.
Lebih dari 24 jam.
4.
Disebabkan oleh kelainan pembuluh darah
otak.
5.
Lab profil lipid, gula darah
6.
CT SCAN MRI
Manifestasi klinis
Gejala klinis pada stroke akut berupa :
•
Kelumpuhan wajah atau anggota badan ( biasanya hemiparesis )
yang timbul mendadak
•
Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan
hemisensorik )
•
Perubahan mendadak pada status mental ( konfusi, delirium , latergi,
stupor, atau koma )
•
Afasia ( tidak lancar atau tidak dapat bicara )
•
Disatria ( bicara pelo atau cadel )
•
Ataksia ( tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran )
Rehabilitasi Stroke
Definisi:
Pengelolaan medis dan rehabilitasi yang komprehensif
terhadap disabilitas yang diakibatkan oleh stroke
melalui pendekatan neurorestorasi dan neurorehabilitasi
dengan tujuan mengoptimalkan dan memodifikasi
kemampuan fungsional yang ada sehingga penyandang
stroke mampu beradaptasi dan mencapai kemandirian
serta kualitas hidup yang lebih baik.
WHO membuat batasan kehilangan fungsi stroke
digambarkan sebagai berikut:
•Impairment (gangguan organ atau fungsi organ)
hilang atau terganggunya struktur atau fungsi anatomis, fisiologis, atau psikologis tubuh.
Contoh impairment adalah hemiparesis, afasia, disartria, disfagia, depresi dan lain sebagainya.
•Disability (ketidak mampuan)
Disability : keterbatasan atau hilangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas yang umum dapat dilakukan oleh orang lain yang normal karena
impairment yang dideritanya.
Contoh disability: adalah ketidak mampuan berjalan (akibat
hemiparesis),ketidakmampuan berkomunikasi (akibat afasia, disatria) atau ketidakmampuan melakukan perawatan diri sendiri seperti berpakaian (akibat hemiparesis, gangguan kognitif, gangguan sensoris dan lain-lain)
•
Handicap
(keterbatasan dalam peran)
Handicap
atau kecacatan konsekuensi sosial dari penyakit,
didefinisikan sebagai terganggu atau terbatasnya kemampuan
aktualisasi diri dan untuk berperan secara sosial, budaya, ekonomi
dalam keluarga dan lingkungan bagi individual tertentu akibat
impairment
dan
disability
yang dideritanya.
Contoh
handicap :
ketidakmampuan berperan sebagai ayah bermain
dengan anaknya (karena hemiparesis yang menyebabkannya sulit
bergerak atau berjalan), tidak dapat bekerja (karena kesulitan
berjalan ke tempat kerja, melakukan pekerjaan sebelumnya) dan lain
sebagainya
•
Prinsip-prinsip Rehabilitasi Stroke:
1. Bergerak.
2. Terapi latihan gerak yang diberikan sebaiknya adalah gerak fungsional
daripada gerak tanpa ada tujuan tertentu.
3. Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk melakukan gerak
fungsional yang normal, jangan biarkan menggunakan gerak abnormal. Gerak
normal artinya sama dengan gerak pada sisi sehat.
4. Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas batang tubuh sudah tercapai,
yaitu dalam posisi duduk dan berdiri.
5. Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan terapi latihan
6. Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh
Intervensi Rehabilitasi Medis pada Stroke
Rehabilitasi pada stroke dibedakan dalam tujuan (
goal
) dan jenis
intervensi rehabilitasi yang akan diberikan, yaitu:
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Akut
•
Tujuan:
Mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat
penyakitnya ataupun akibat tirah baring.
•
Ruang rawat/di unit stroke
•
Pasien menjadi lebih mandiri, lebih mudah kembali
dalam kehidupan sosialnya di masyarakat dan
mempunyai kualitas hidup yang lebih baik
.
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Akut
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mempertahankan integritas kulit Penggantian posisi berbaring
minimal tiap 2 jam Skala risiko dekubirus Mencegah pola postur dan
spastisitas yang mengganggu pemulihan
Pengaturan posisi berbaring Metode Bobath Pencegahan komplikasi gangguan
pernapasan akibat imobilisasi Terapi fisik dada dan latihan pernapasan min.2x sehari Perubahan posisike arah tegak Pencegahan komplikasi gangguan
kardiovaskular akibat imobilisasi Perubahan posisi berbaring Terapi latihan gerak pasif ekstremitas minimal 2x/hari
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Akut
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Pencegahan kekakuan sendi Terapi latihan gerak pasif
ekstremitas minimal 2x/hari Mengatasi gangguan fungsi
menelan NGT
Evaluasi fungsi menelan
Stimulasi menelan sesuai tipe gangguan
Modifikasi jenis dan kepadatan makanan
Mengatasi gangguan fungsi
berkemih Foley Catheter
Tentukan tipe gangguan
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Akut
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mengatasi gangguan fungsi
defekasi (konstipasi) Klisma
Medikamentosa
Pengaturan makanan tinggi serat, minum, dan mobilisasi
mobilisasi Neurologis dan hemodinamik stabil Mengatasi gangguan
kesadaran/sensoris Stimulasi multisensoris Mobilisasi bertahap Mobilisasi pasif
Latihan persiapan mobilisasi
aktif Neurologis dan hemodinamik stabil
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
•
Tujuan:
Untuk mengoptimalkan pemulihan neurologis dan
reorganisasi saraf yang terjadi.
•
Fokus utama intervensi rehabilitasi stroke ditujukan pada
disabilitas akibat stroke dengan tetap memperhatikan
pemulihan impairmen melalui pendekatan-pendekatan
atau metode intervensi yang sesuai.
•
Pada fase subakut pasien diharapkan mulai kembali untuk
belajar melakukan aktivitas dasar merawat diri dan berjalan.
1. Mencegah timbulnya komplikasi akibat tirah baring
2. Menyiapkan/mempertahankan kondisi yang memungkinkan
pemulihan fungsional yang paling optimal
3. Mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu
komunikasi Penanganan afasia Tergantung jenis gangguan Penanganan apraksia buccal
Penanganan disartria Penanganan disfonia
Penanganan fungsi luhur yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi a.l.:
•Memori
•Konsentrasi
•Atensi
•Emosi
•Penanganan gangguan pendengaran Atasi gangguan psikologis lain yang menghambat kemampuan komunikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu menelan tanpa
aspirasi Monitor proses menelan Penanganan disfagia
Terapi latihan sesuai jenis gangguan Perhatian pada pasien dengan afasia
sensoris berat Terapi latihan keseimbangan duduk stabil
dan postur
Penanganan fungsi luhur yang berkaitan dengan kemampuan menelan yang aman Pemberian modifikasi cairan/makanan untuk memperbaiki keamanan menelan Penanganan kompensasi
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu melakukan perawatan diri dan aktivitas sehari-hari
Terapi latihan perawatan diri dan aktivitas sehari-hari Selama latihan monitor keluhan subjektif dan tanda vital (TD dan Nadi) Terapi latihan keseimbangan duduk dan berdiri dinamik
Terapi latihan motorik halus, prehension pinching dan gasping
Penanganan fungsi luhur yang berkaitan dengan kemampuan pembelajaran a.l.: •Konsentrasi •Orientasi •Memori •Komunikasi •Persepsi/visuospasial •emosi Penanganan apraksia
Pemberian alat bantu untuk meningkatkan kemampuan AKS Penanganan gangguan visual
Penanganan gangguan auditori
Penanganan dan kompensasi gangguan sensoris (ekstero- dan proprioseptif) yang menghambat fungsi
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu
mobilisasi dan
ambulasi
Terapi latihan mobilisasi Selama latihan monitor keluhan subjektif dan tanda vital (TD dan Nadi) Terapi latihan keseimbangan duduk statik dan dinamik
Terapi latihan gangguan vestibular
Terapi latihan pada gangguan sensoris/persepsi/visuospasial Terapi latihan berdiri/bertumpu
Terapi latihan keseimbangan berdiri statik dan dinamik Terapi latihan berjalan dengan atau tanpa alat bantu jalan Terapi latihan pola jalan yang benar
Pemberian ortosis perbaiki stabilitas jalan Penanganan dan kompensasi gangguan visual
Penanganan gangguan fungsi luhur yang menghambat proses pembelajaran jalan
Atasi masalah penyulit yang menyertai dan menghambat
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu
mengontrol fungsi
berkemih
Monitor gangguan berkemih/voiding diary Evaluasi laboratorium
Medikamentosa
Tetapkan metode bladder training yang sesuai Edukasi pasien dan keluarga
Pengaturan minum dan BAK Terapi latihan
Penanganan/kompensasi afasia Mampu
mengontrol defekasi
Tetapkan dan atasi penyebab gangguan Medikamentosa
Tetapkan metode penanganan Edukasi pasien dan keluarga Pengaturan diet
Terapi latihan
Penanganan/kompensasi afasia
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mampu mengisi waktu
luang dan hobi Gali minat dan hobi
Kembangkan kemampuan yang ada Tingkatkan kemampuan fungsi tangan Terapi kelompok
Mampu mengatasi masalah
emosi dan depresi Evaluasi psikologis Terapi suportif
Terapi keluarga/terapi kelompok Medikamentosa
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan Spastisitas Pengaturan posisi antispastisitas
Atasi kausa Intervensi dilakukan hanya pada spastisitas yang menggangu fungsi Terapi latihan fisik
Terapi splinting (ortosis) Terapi medikamentosa Intervensi medik
Pola
sinergistik Pengaturan posisi selama 24 jam
Terapi latihan fisik 42
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan Nyeri Tentukan dan atasi kausa
Elektroterapi
Terapi medikamentosa Entervensi medik
Terapi latihan fisik Terapi relaksasi Subluksasi bahu Ortosis
Terapi latihan fisik Elektroterapi
Biofeedback
43
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan Sympathetic dysthrophy Terapi medikamentosa
Ortosis
Intervensi medik Elektroterapi
Terapi latihan fisik Frozen shoulder Elektroterapi
Terapi latihan fisik Terapi medikamentosa Intervensi medik
44
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan Ulcus decubitus Perawatan lukan dan pemberian posisi yang menghindari tekanan
Terapi medikamentosa
Elektroterapi
Tindakan debridemen
Tindakan bedah Bekerja sama dengan disiplin terkait
Infeksi saluran kemih
Cari dan atasi kausa
Terapi medikamentosa
Perbaiki drainase dengan metode yang sesuai
Bladder spooling
45
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan Penyakit degeneratif
sendi Evaluasi dan atasi kausa yang dapat dikontrol:•Berat badan berlebihan
•Ketidakimbangan otot/spastisitas
•Postur/pola jalan yang salah Elektroterapi
Ortosis
Terapi latiha fisik
Edukasi pasien joint conservation technique
46
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Subakut (Fase Pemulihan)
Komplikasi Intervensi Rehabilitasi Keterangan Osteoporosis Evaluasi kausa Bekerja sama dengan
disiplin terkait Terapi medikamentosa
Terapi latihan fisik Edukasi
Ketahanan
kardiorespirasi Terapi latihan individu/kelompok Perhatikan faktor risiko.Monitor keluhan subjektif dan tanda vital (TD dan nadi) Perbaikan gizi Meningkatkan motivasi Terapi suportif
47
Intervensi
Komplikasi
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Lanjut (Fase Kronis)
•
Tujuan:
Mengoptimalkan kemampuan fungsi yang ada,
mempertahankan kemampuan fungsional yang telah
dicapai dan upaya pencegahan komplikasi sekunder dan
tersier.
•
Peran keluarga dan lingkungan ditingkatkan
•
Tergantung pada beratnya stroke, hasil luaran rehabilitasi dapat
mencapai berbagai tingkat seperti
(a) Mandiri penuh dan kembali ke tempat kerja seperti sebelum
sakit,
(b) Mandiri penuh dan bekerja namun alih pekerjaan yang lebih
ringan sesuai kondisi,
(c) Mandiri penuh namuntidak bekerja,
(d) Aktivitas sehari-hari perlu bantuan minimaldari orang lain
(e) Aktivitas sehari-hari sebagian besar
Intervensi Rehabilitasi ...
Fase Lanjut (Fase Kronis)
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Mempertahankan
kemandirian Aktif dengan jadwal aktivitas bervariasi Latihan rekondisi
Konseling berkala Meningkatkan
kebugaran fisik Latihan kebugaran individu/kelompok
Asupan nutrisi Konsultasi gizi medik Mengembalikan ke
tempat kerja Tetapkan aset limitasi fungsional Bekerja sama dengan institusi asal Latihan rekondisi
Latihan pre- dan vokasional
Pengaturan jadwal kerja sesuai kemampuan
Konseling berkala Evaluasi berkala
Tujuan Intervensi Rehabilitasi Keterangan Sosialisasi Terapi suportif
Persiapan keluarga dan lingkungan Stroke club
Pencegahan sekunder dan
tersier Edukasi
Terapi latihan fisik Konsultasi gizi medik Konseling berkala Mampu menerima
kecacatan menetap Konseling dan terapi suportif Edukasi pasien dan keluarga Stroke club
Seksualitas Tetapkan kausa
Pilih solusi yang tepat Edukasi
medikamentosa Konseling berkala