• Tidak ada hasil yang ditemukan

klp-3-a-science-philosophy-and-religion-find-ground-for-commont-front-by-waston-davis.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "klp-3-a-science-philosophy-and-religion-find-ground-for-commont-front-by-waston-davis.pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Review Jurnal Internasional Filsafat Ilmu

Review Jurnal Internasional Filsafat Ilmu

Science, Philosophy, and Religion Find Ground

Science, Philosophy, and Religion Find Ground

For Common Front

For Common Front

””

By : Watson Davis

By : Watson Davis

Oleh Kelompok 3A

Oleh Kelompok 3A

Ketua

Ketua

:

: Ginanjar

Ginanjar Gesang

Gesang

(071311333082)

(071311333082)

Sekretaris

Sekretaris

:

: Lidya

Lidya Victorya

Victorya

(071311333065)

(071311333065)

Bendahara

Bendahara

:

: 1.

1. Rifqi

Rifqi Hamdani

Hamdani

(071311333099)

(071311333099)

2. Ervan Wirawan

2. Ervan Wirawan

(071311333003)

(071311333003)

3. Rifqih Maulana

3. Rifqih Maulana

(071311333077)

(071311333077)

Program Studi Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Airlangga

Universitas Airlangga

Semester Gasal 2013/2014

Semester Gasal 2013/2014

(2)

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini kami dari kelompok 3A menyatakan bahwa tugas

review jurnal yang berjudul

“Science, Philosophy, Religion Find Ground

for Common Front”

 kami kerjakan secara berkelompok dan tidak ada

tindakan plagiat.

Surabaya, 23 Oktober 2013

Ginanjar Gesang (Ketua)

Lidya Victorya (Sekretaris)

ginanjar-gesang-fisip13.web.unair.ac.id lidya-victorya-fisip13.web.unair.ac.id

Rifqi Hamdani (Bendahara I)

rifqi-hamdani-fisip13.web.unair.ac.id

Ervan Wirawan (Bendahara II)

Rifqi Maulana ( Bendahara III)

ervan-wirawan-fisip13.web.unair.ac.id rifqi-maulana-fisip13.web.unair.ac.id

(3)

Nama Kelompok 3A yang mengerjakan tugas review jurnal :

1.Ketua

Nama : Ginanjar Gesang Bayu Bisma NIM : 071311333082

TTD :

2.Sekretaris

Nama : Lidya Victorya Pandiangan NIM : 071311333065

TTD :

3.Bendahara I

Nama : Rifqi Hamdani NIM : 071311333099 TTD :

4.Bendahara II

Nama : Ervan Wirawan NIM : 071311333003 TTD :

5.Bendahara III

Nama : Rifqi Maulana NIM : 071311333077 TTD :

(4)

Daftar Isi

A.Kata Pengantar ... B.Isi Pokok ... C.Uraian dan Contoh ... D.Analisis Kritis/Solusi ... E.Kesimpulan dan Saran ...

(5)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas review jurnal Filsafat Ilmu ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami  berterima kasih kepada Bapak Adib selaku Dosen mata kuliah Ilmu Filsafat.

Kami sangat berharap tugas review jurnal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian. Kami juga menyadari sepenuhnya  bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Surabaya , 23 Oktober 2013

(6)

Identitas Jurnal Internasional

Judul : Science, Philosophy, Religion Find Ground for Commont Front (Ilmu Pengetahuan, Filosofi, dan Agama menemukan landasan untuk  publik)

Author (s) : Watson Davis Reviewed Work

Source : The Science News-Letter, Vol.38, No.12 (Sep.21,1994),  pp 180+188+190

Published By : Society for Science & the Public Stabie URL : http://www.jstor.org/stable/3916566 Accessed : 25/02/2013 19 :07

(7)

Isi Pokok

1. Ilmu Pengetahuan, Filisofi dan Agama Menemukan Dasar untuk Publik 

Para ilmuwan, filsufdan agamawan bertemu diKonferensi Ilmu Pengetahuan, Filsafat danAgama yang tergabung dalam manifesto Amerika melaluipemimpinnya atau

 perwakilannya yang intelektualdan spiritual. Konferensi ini diadakan di Teologi Yahudi Seminari Amerika, New York, September 1940 di bawah pimpinan Presiden Louis

Finkelstein sebagai perwakilan dari tuan rumah. Berawal dari doktrin kuno yang membahas tentang hakikat martabat manusia diformulasikan dalam bentuk modern Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Mereka mencoba mempertahankan kebebasan dengan mempersatukan berbagai  pendapat para ahli untuk menemukan kesepakatan guna mencegah kehancuran yang

disebabkan oleh negara-negara dominan yang totaliter.

Manifesto menjelaskan,“Penurunan menghormatinilai-nilai etika dan agama di

kalanganmasyarakat demokratis telah memperkenalkankebingungan intelektual dalam sistem  pendidikan, literatur, dandalam organ opini publik pada umumnya.” Dan dalam kondisi ini  Negara Totaliter mengambil keuntungan atas kebingungan yang terjadi terutama di negara

demokrasi, yang totaliter telah memenangkan cukup banyak penganutnya bahkan di kalangan masyarakat bebas dunia. Hal itu menyebabkan semangat demokrasi memburukdan kekuatan resistensike lengan totaliter dan diplomasi berkurang.

Mayoritas filsuf dan para teolog percaya bahwa ada dunia yang melebihi alam semesta ini, seperti supranatural. Untuk para teolog ortodoks, mereka memiliki Tuhan sendiri. Para filsuf, atau ahli metafisika, percaya bahwa dalam beberapa kasus, apa yang mereka sebut dengan kebenaran filsafat adalah "superioritas" kepada kebenaran ilmu sensorik eksperimental asal mula dari apa yang mereka anggap sebagai "kerendahan" dari

kebutuhan.Hal ini sama halnya dengan perbedaan antara Aristoteles dan Plato. Perbedaan ini memiliki implikasi dengan zaman saat ini, meskipun Gereja otoriter dapat disejajarkan

dengan ilmuwan dalam menentang rezim nazi yang telah mendirikan agama lain dan mencemooh atau menindas ilmu pengetahuan. Para filsuf dan teolog yang mengklaim

kebenaran hakiki mengalami kesulitan dalam memahami dan menghargai kesediaan ilmuwan untuk mengubah pikiran mereka dalam menghadapi pembaharuan ilmu pengetahuan. Dalam Konferensi Sains, Filosofi, dan Agama tersebut para filsuf dan teolog menyatakan

 pemahaman mereka akan hubungan sains dengan realitas manusia dan demokrasi.

Para pembicara dalam bidang ilmu alam setuju bahwa empirisisme rasional dimana ilmu pengetahuan saat ini telah mencapai perkembangan. Dengan empirisisme rasional

(8)

oleh indera dan penalaran konsekuensi yang mengarah pada kesimpulan yang diverifikasi oleh indera.Para pembicara tidak setuju tentang batasan metode empirisisme rasional. Cita-cita dari penelitian ilmiah bertepatan lebih dekat dengan orang-orang dari demokrasi

dibandingkan dengan bentuk lain dari masyarakat.

Agama,filsafat, dan ilmu pengetahuan menunjukkan kesediaannya untuk

meminjamkan metode yang telah berhasil menyelesaikan beberapa masalah yang paling mendesak di dunia ini. Agama didefinisikan oleh Dr William E. Ritter, Veteran University of California biologi dan presiden kehormatan Layanan Sains, sebagai respon

sensorik-ideasional dengan alam ketika alam diterima dalam keutuhannya yang tak terbatas sebagai  jumlah. Pemikiran metode ilmiah direkomendasikan oleh Prof Philipp Frank dari Harvard

sebagai pertahanan terhadap totalitarianisme, karena dalam pemikiran ilmuwan yang mampu menjadi resistensi tertentu terhadap pemikiran regimented. Pelatihan dalam pekerjaan ilmiah untuk semua pemuda Amerika memberi mereka petunjuk umum dan fundamental dari sudut  pandang demokrasi yang disarankan oleh Dr CP Haskins, dari Union College, Massachusetts

Institute of Technology dan Laboratoriesa Haskins, sebagai sarana untuk memberikan unsur-unsur bermanfaat dalam mengatur pelatihan militer, karena implikasi mengerikan dari

 pelatihan militer tersebut di bawah kediktatoran.

Mahasiswa fisika dan matematika yang paling rentan terhadap 4propaganda para diktator, sementara penganut yang paling kritis dari totalitaria nisme adalah salah satu siswa dari ilmu-ilmu rekayasa. Para insinyur dan fisikawan mengenal dengan fakta-fakta yang sama, tapi orang teknis harus selalu mempertimbangkan aplikasi langsung dari pengetahuan. Keinginannya untuk mempertahankan struktur ekonomi yang menguntungkan untuk kegiatan teknis membuatnya secara khusus rentan terhadap ideologi yang tampaknya mempertahankan struktur itu. Salah satu karakteristik utama dari sikap ilmiah adalah penolakannya .

Dr Frank menjelaskan bahwa Proposisi umum mungkin terdengar pernah begitu indah dan dapat dinyatakan dalam rumus-rumus matematika, tetapi untuk ilmu pengetahuan mereka hanya untuk dihakimi oleh hasil penggunaannya.Jika prinsip membawa penderitaan bagi umat manusia saat itu, Dr Frank berpendapat, itu harus menjadi prinsip palsu dan kepalsuan yang dapat diakui melalui penderitaan ini.Pelatihan ilmiah adalah perlindungan terhadap  prinsip-prinsip berikut hanya karena mereka terdengar penting dan benar.Dr.Ritter menarik

kesimpulan bahwa manusia selalu berbicara tentang keindahan, agama, pemikiran, politik, ekonomi, moral dan idealisasi.Bahkan Darwin di kenal karena pemikirannya tentang teori evolusi yang membuka tabir kealamian dan kesatuan dunia kehidupan.Dengan

menghubungkan ilmu pengetahuan dan agama, Dr.Ritter menyatakan bahwa adan ya

hubungan antara teori evolusi Darwin dengan aturan alam Tuhan. Ilmu baru yang di usulkan Dr. Laswell di khwatirkan akan menimbulkan masalah mentransfer sumber daya lama, material dan limbah manusia yang berdampak pada martabat manusia.

Status sosial dan ekonomi yang di sebut dengan “menganggur” harus di hapus sebab tidak ada gunanya dalam sosial. Laki-laki membutuhkan keamanan dengan dihormatinya  pekerjaan dan ilmu demokrasi yang dapat memberikan pengalaman dalam krisis dunia untuk

(9)

mengintegrasikan kebutuhan kekuatan dalam perang teknis modern ini guna melestarikan demokrasi vitalitas, jelas Dr.Laswell.

Ilmu demokrasi dapat memberikan aplikasi yang tepat dari pengalaman agar ti dak

menghambat pertumbuhan ilmu pengetahuan. Ini akan dikhususkan untuk aplikasi waktu yang tepat dari metode yang tersedia dan temuan ilmu pengetahuan sampai akhir

mewujudkan demokrasi dalam kehidupan. Setelah ilmu demokrasi tergantung realisasi sepenuhnya dari kedua demokrasi dan ilmu pengetahuan.

Uraian dan Contoh

Uraian :

Menurut kelompok kami, review jurnal internasional ini memiliki relevansi dengan Ilmu Administrasi Negara dalam hal :

1. Pertama, dalam hal totaliter di negara. Dimana kita tahu, Totaliter juga memiliki dampak yang tidak selalu baik untuk Negara. Negara Indonesia yang merupakan Negara demokrasi yang menjunjung nilai moral, kemanusiaan, dan mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai calon birokrat atau pembuat kebijakan publik haruslah mengerti dalam hal membuat keputusan yang dapat dijalankan melalui demokrasi.

2. Filsafat dan Agama berusaha untuk memperoleh kerjasama dari semua par a  pemimpin ilmu pengetahuan, filsafat dan agama yang setuju dengan prinsip fundamental

untuk mempromosikan demokrasi cara hidup. Hal itu mengajarkan kita untuk menjaga kerja sama ataupun musyawarah dalam hal untuk mencari kesepakatan dalam suatu urusan.

3. Kualitas pemikiran ilmiah mungkin menunjukkan jalan untuk kedua agama dan filsafat. Dari artikel tersebut, kita dapat mengambil manfaat untuk senantiasa meningkatkan kemampuan kualitas pemikiran kita sebagai calon pembuat keputusan yang cepat dan tepat. 4. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang diimbangi dengan filosofi dan agama yang  baik akan membentuk karakter yang kuat dalam menjadi manusia yang berkarakter. Memiliki

motivasi dan konsep-konsep yang kuat.

5. Dalam hal pembuatan kebijakan publik, kita harus memikirkan bagi kebaikan masyarakat, bukan kemauan pemimpin Negara itu sendiri dan memaksakan kehendaknya kepada rakyat.

(10)

Contoh :

Daftar negara-nagara yang pernah menganut ideologi diktator :

Nama Negara Tahun

berkuasa

Akhir

berkuasa Ideologi

Abdullah dari

Arab Saudi  Arab Saudi 2005 petahana Islamik  monarki

Isaias Afewerki Eritrea 1991 present  Nasionalis Diktator konstitusional

Idi Amin Uganda 1971 1979 Diktator militer 

Bashar al-Assad  Syria 2000 petahana Ba'athisme

Hafez al-Assad  Syria 1970 2000 Ba'athisme

Frank

Bainimarama Fiji 2006 petahana Diktator militer 

Siad Barre  Somalia 1969 1991 Komunis Diktator militer

Omar al-Bashir   Sudan 1989 petahana Militer /Diktator konstitusional Fulgencio Batista  Cuba 1952 1959 Anti-komunis Diktator militer Gurbanguly

(11)

Jean-Bédel Bokassa

Central

African Republic 1966 1979 Anti-komunis Diktator militer Hassanal Bolkiah  Brunei 1967 petahana Sultan

Omar Bongo  Gabon 1967 2009 Diktator konstitusional

François Bozizé  Central

African Republic 2003 petahana Diktator konstitusional

Fidel Castro  Cuba 1959 2008 Marxis-Leninis Komunisme

Raúl Castro  Cuba 2008 petahana Marxis-Leninis Komunisme

 Nicolae Ceaușescu  Romania 1965 1989 Komunisme

Chiang Kai-shek  Republic of

China 1927 1975

 Nasionalis China/Anti-komunis Diktator militer Blaise Compaoré  Burkina Faso 1987 petahana Diktator konstitusional

Idriss Déby  Chad 1990 petahana Militer /Diktator konstitusional Porfirio Díaz  Mexico 1876 1911 Militer /Diktator konstitusional Chun Doo-hwan South Korea 1979 1988 Militer /Diktator konstitusional Engelbert Dollfuss  Austria 1932 1934  Nasionalisme/Fasisme

François Duvalier   Haiti 1957 1971 Anti-komunis Diktator militer Mahathir

Mohamad Malaysia 1981 2003 Diktator konstitusional

Jean Claude

Duvalier   Haiti 1971 1986 Anti-komunis Diktator konstitusional Francisco Franco  Spain 1939 1975  Nasionalis/Fasis Diktator militer

Alberto Fujimori  Peru 1990 2000 Anti-komunis Diktator

konstitusional (Fujimorisme)

Muammar Gaddafi  Libya 1969 2011 Sosialis

(12)

Maumoon Abdul

Gayoom  Maldives 1978 2008 Diktator konstitusional

Klement Gottwald Cekoslowakia 1948 1953 Komunisme

Ismaïl Omar

Guelleh  Djibouti 1999 petahana Sosialis Diktator konstitusional

Adolf Hitler   Jerman 1933 1945  Nazisme

Enver Hoxha  Albania 1944 1985 MarxisLeninis Komunisme, Maoisme (Hoxhaisme)

Ho Chi Minh  Vietnam Utara 1954 1969 Komunisme

Erich Honecker   Jerman Timur 1971 1989 Komunisme

Miklós Horthy  Hongaria 1920 1944 Anti-komunis/Fasis Diktator militer

Saddam Hussein  Iraq 1979 2003 Ba'athisme

Paul Kagame Rwanda 1994 petahana Diktator militer /Diktator konstitusional

Islam Karimov Uzbekistan 1990 petahana  Nasionalis Diktator konstitusional

Ayub Khan  Pakistan 1958 1969 Diktator militer /Kediktatoran konsitusional

Yahya Khan  Pakistan 1969 1971 Military/Kediktatoran konsitusional

Ayatollah

Khomeini  Iran 1979 1989 Islam Shia teokrasi

Ayatollah

Khamenei  Iran 1989 present Islam Shia theokrasi

Kim Il-sung  North Korea 1948 1994 Juche

Kim Jong-il  North Korea 1994 2011 Juche

Kim Jong-un  North Korea 2011 present Juche

(13)

Lukashenko Mahathir

Mohamad Malaysia 1981 2003 Kediktatoran konsitusional

Mao Zedong  China 1949 1976 Maoism

Ferdinand Marcos  Philippines 1972 1986 Kediktatoran konsitusional Mengistu Haile

Mariam  Ethiopia 1977 1991 Komunisme Diktator militer

Ioannis Metaxas  Yunani 1936 1941  Nasionalisme/Fasisme Diktator militer Mobutu Sese Seko Zaire 1967 1997 Diktator militer 

Hosni Mubarak   Egypt 1981 2011 Kediktatoran konsitusional

Robert Mugabe  Zimbabwe 1980 present Kediktatoran

konsitusional, Nasionalisme hitam

Yoweri Museveni  Uganda 1986 present Diktator militer /Kediktatoran konsitusional

Pervez Musharraf   Pakistan 1998 2008 Pakistani nasionalismeDiktator militer  Benito Mussolini Kerajaan Italia 1922 1943 Fasisme Diktator militer

Francisco Macías  Nguema Equatorial Guinea 1968 1979  Nasionalisme Kediktatoran konsitusional Teodoro Obiang  Nguema Mbasogo Equatorial Guinea 1979 present  Nasionalisme Kediktatoran konsitusional Denis Sassou

 Nguesso Congo 1979 present  NasionalismeDiktator militer  Saparmurat

 Niyazov Turkmenistan 1990 2006

 Nasionalisme Kediktatoran konsitusional

Manuel Noriega  Panama 1983 1989 Diktator militer  Juan Carlos

(14)

Park Chung-hee South Korea 1961 1979 Diktator militer  Ante Pavelic  Negara Independen Kroasia 1940 1944 Fasisme Diktator militer

Philippe Pétain  France 1941 1945  Nationalist/Fasisme Nazisme puppet regime

Józef Pilsudski Poland 1926 1935 Diktator militer /Kediktatoran konsitusional

Augusto Pinochet  Chile 1973 1990 Kediktatoran militer 

Pol Pot  Cambodia 1975 1979 Maoisme/Komunisme Kediktatoran militer

Miguel Primo de

Rivera  Spain 1923 1930 Diktator militer 

Emomalii Rahmon Tajikistan 1992 present  Nasionalisme Kediktatoran konsitusional

Efraín Ríos Montt  Guatemala 1982 1983 Diktator militer 

Gustavo Rojas

Pinilla  Colombia 1953 1957

Diktator militer /Kediktatoran konsitusional

Vidkun Quisling  Norway 1940 1945  Nazi puppet regime

António de

Oliveira Salazar   Portugal 1932 1968

Fasisme/Anti-Komunisme kediktatoran militer

Santa Anna  Mexico 1833 1855 Diktator militer 

Than Shwe  Myanmar 1992 2011 Diktator militer 

Anastasio Somoza

García  Nicaragua 1936 1956 Military/Kediktatoran konsitusional

Luis Somoza

Debayle  Nicaragua 1956 1967 Military/Kediktatoran konsitusional

(15)

Alfredo Stroessner   Paraguay 1954 1989 Anti-Komunisme Diktator militer Soeharto  Indonesia 1967 1998 Anti-komunisme Kediktatoran militer

Syngman Rhee South Korea 1948 1960

Anti-komunisme/Kediktatoran konsitusiona l

Josip Broz Tito  Yugoslavia 1945 1980 Sosialisme (Titoisme)

Rafael Trujillo  Dominican

Republic 1930 1961

Diktator

militer/Kediktatoran konsitusional Meles Zenawi  Ethiopia 1991 2012 Kediktatoran konsitusional

Todor Zhivkov Bulgaria 1954 1989 Komunisme

Muhammad

Zia-ul-Haq Pakistan 1978 1988

Diktator

(16)

Analisis Kritis dan Solusi

Analisis Kritis :

Ideologi dictator sepertinya kurang cocok dalam tujuannya memimpin suatu Negara. Karena dalam ideology tersebut sepertinya masih bertindak secar a sewenang-wenangnya dan sesuai keinginan hati para pemimpin saja. Itu juga tidak sesuai jika para rakyatnya masih menderita dan tidak mempunyai hak untuk berpendapat. Beberapa pendapat mungkin juga dapat diperluas mencakup semua realitas rakyat yang sepertinya terbebani dengan ideology tersebut. Keinginan untuk mempertahankan struktur ekonomi yang juga menguntungkan juga rentan terhadap ideology tersebut sehingga sulit tampaknya untuk mempertahankan struktur tersebut. Kualitas pemikiran yang baik dan dapat dicerna oleh akal pikiran manusia juga mungkin dapat merubah sistem tatanan ideologi yang bersifat dictator menjadi bersifat demokrasi yang dapat membuat rakyat tidak menderita dan dapat mengeluarkan aspirasi mereka untuk kepentingan bersama juga.

Solusi :

Dengan kata lain ideologi dictator ini juga sepertinya merugikan banyak pihak dan hanya menguntungkan beberapa pihak saja, sehingga banyak hal negative yang bermunculan dan juga dapat terjadi konflik jika ini terus berlanjut tanpa ada solusi yang tepat. Oleh karena itu menurut kelompok kami, ideologidictator tersebut harus dihapus dan diganti dengan

ideologi yang baru. Tak dapat dipungkiri, mengganti ideology yang telah lama mengakar dengan ideologi yang baru itu sangat sulit. Namun dengan pola fikir yang baik dan dengan  pengetahuan yang luas serta dengan tekad bersama mungkin hal itu dapat terjadi sehingga

(17)

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :

Ideologi Diktator  adalah ideology yang dimiliki seorang pemimpin negara yang memerintah secara otoritarian dan menindas rakyatnya. Biasanya seorang diktator naik takhta dengan menggunakan kekerasan, seringkali dengan sebuah kudeta. Tetapi ada pula diktator yang naik takhta secara demokratis. Contoh yang paling terkenal adalah Adolf Hitler

seorang pemimpin partai nazi di jerman dikatakan “Diktator” karena selalu mempunyai

ambisi untuk menguasai, Soeharto di Indonesia yang menerapkan sistem otoritarian dimana semua kehendak ada pada kendalinya, Josef Stalin dictator dari Uni Soviet yang memperlakukan saingannya atau siapapun yang tidak sependapat dengannya secara kejam dan tidak manusiawi, terutama pada masa pembersihan besar-besaran di Uni Soviet yang memakan banyak korban jiwa.

 Namun sistem seperti itu tidak akan berlangsung lama Adolf Hitler dengan kekuatan militernya akhirnya menyerah ditangan amerika dan sekutunya begitu pula Soeharto di Indonesia karena pada saat itu Negara mengalami krisis ekonomi semua kalangan yang awalnya percaya kepadanya pada akhirnya juga menginginkan Soeharto turun seperti yang dilakukan Demonstrasi para mahasiwa.

Para Filsuf, Ilmuwan dan agamawan memikirkan gimana cara untuk melawan munculnya lagi Negara-negara yang memiliki Ideologi Diktator atau pemikiran Diktator dan mencegah adanya pemikiran filsafat agama yang salah. Mereka mengadakan sebuah konferensi untuk membahas melawan semua Ideologi Diktator yang menurut mereka tidak  pantas untuk diterapkan dalam suatu Negara sebagai bentuk penegakan martabat manusia

melalui perlawanan terhadap Ideologi Diktator.

Menurut Agamawan untuk menghindari Ideologi Diktator harus dilakukan Musyawarah Mufakat dalam mengambil keputusan karena menurutnya agar semua kalangan  bisa mengeluarkan aspirasinya untuk kemajuan Negara-nya tanpa ada kesewenangan sepihak

(18)

lebih hebat. Mereka sadar bahwa mereka bisa membedakan, memiliki fokus baru, suara dalam sesi ilmu pengetahuan alam maupun sosialnya Konferensi Sains, Filosofi, dan Agama menyatakan pemahaman mereka akan hubungan sains dengan realitas manusia dan demokrasi.

Para filsuf dan teolog yang mengklaim kebenaran hakiki sebagai mereka prerogative mengalami kesulitan dalam memahami dan menghargai kesediaan ilmuwan untuk mengubah  pikiran mereka dan mengubah pengetahuan. Dan menurut para pakar di bidang alam ilmu seperti Dr William E. Ritter dari Universitas California , Dr Philipp Frank dari Harvard , Dr C. P. Haskins dari Union College , Massachusetts Institute of Technology dan Haskins Laboratories , Dr Harold D. Lasswell dari Sekolah Washington Psikiatri dan Dr William F. Al dari Johns Hopkins University sepakat bahwa empirisisme rasional melalui mana ilmu  pengetahuan saat ini memiliki mencapai status yang sekarang adalah prasyarat situs untuk  pembangunan masa depan alam ilmu pengetahuan, sejauh yang kita tahu . oleh rasional empirisme mereka berarti metode penalaran seluruhnya didasarkan pada data yang dirasakan oleh indera dan penalaran berturut-turut yang mengarah ke conclusions diverifikasi oleh indra

Saran :

Saran kami, sebagai ilmuwan sudah selayaknya kita mencari metode yang paling tepat dan relevan dengan permasalahan bangsa dan Negara-nya. Dan menurut hasil diskusi kelompok kami praktek dan teori para filsuf, ilmuwan, dan agamawan selayaknya dikombinasikan menjadi teori yang seharusnya di buat paham bernegara supaya Ideologi Diktator tidak menguasai dalam kehidupan bangsa dan ber-negara karena Ideology Diktator adalah Ideologi yang hanya menguntungkan salah satu pihak.

Menurut kelompok kami, ideologi t harus dihapuskan dari muka bumi ini, sebab

ideologi seperti ini dapat membuat warga masyarakat dimana negaranya menganut paham ini menderita dan tidak dapat menyampaikan aspirasi mereka. Sebenarnya keberadaan ideologi sekuler yang melahirkan demokrasi liberal telah memunculkan kediktatoran gaya baru yang  berlindung di balik baju demokrasi. Para diktator itu juga banyak berlindung di balik HAM.

Hal ini bisa kita saksikan ketika sebuah masyarakat (negara) dengan suara mayoritas menghendaki tegaknya hukum Islam, maka para diktator (barat) itu dengan berbagai dalih  berupaya untuk menggagalkan yang mereka inginkan.

Sebaliknya, jika dengan demokrasi dan produk turunannya (pemilu) mereka

mendapatkan kemenangan (atau sesuai dengan apa yang mereka inginkan), maka dengan mati-matian pula mereka akan membelanya.Keadaan ini boleh jadi akan terus berlangsung hingga akhirnya masyarakat dunia mengetahui bahwa apa yang selama ini berlangsung  bukanlah hakikat dari demokrasi yang banyak mereka pahami, melainkan demokrasi liberal

yang diinginkan oleh barat.

Demokrasi ini adalah sebuah ideologi yang diproduksi untuk membela dan

melindungi kepentingan barat, bukan untuk kepentingan manusia seluruh dunia. J ika kondisi ini terus berlangsung, maka dengan sendirinya kepercayaan masyarakat dunia hilang hingga akhirnya demokrasi akan ditinggalkan. Dan nampaknya inilah fenomena yang banyak kita saksikan terjadi pada negara-negara yang tengah mempraktikkan demokrasi liberal.

(19)

Jika periode zaman diktator telah berakhir dengan kemunculan demokrasi sekuler liberal, lalu ideologi ini juga dengan sendirinya runtuh dengan berbagai sebab yang telah kita  bicarakan di atas, maka konsekuensi yang akan muncul adalah kembalinya khilafah rasyidah

adalah sebuah kepastian, tidak mungkin tidak. Sebagai contohnya adalah Mahdi, seorang  pemimpin muslim yang akan mempraktikkan hukum Islam secara total dalam

kepemimpinannya, maka dengan sendirinya ideologi sekuler dan praktik demokrasi akan dibersihkan dari wilayah kekuasaannya, dan itu akan terjadi pada seluruh dunia.

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik dalam kelompok mengumpulkan informasi dari buku paket, internet (modul : google classroom dan video youtube ) dan sumber yang lain untuk memahami

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan tujuan penelitiannya adalah mengembangkan layanan konseling individual melalui pemusatan

Apabila kebijakan pajak ekspor disertai ataupun tidak oleh peningkatan produktivitas sektor hulu dan hilir maka akan meningkatkan pendapatan pada rumah tangga non

Desain penelitian adalah kuantitatif dengan hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, kualitas fungsional dan karakteristik produk terhadap kepuasan

Pada pembesaran ventrikel kiri (warna biru muda) akan terlihat bagian caudal jantung lebih vertikal, peninggian ke arah dorsal ( trachea, carina , dan mainstem bronchi

Memperoleh pengetahuan mengenai hambatan yang dialami masyarakat sebagai penerima kredit dan UPK sebagai pelaksana kegiatan atau pemberi kredit dalam proses pemberian

Dengan adanya kategori, kita dapat melihat keterkaitan antara kelima jenis kesenian di atas: topeng yang merujuk pada bagian muka yang bisa digerakkan, karena ia tidak menyatu

30 KERUGIAN KEUANGAN NEGARA SUAP MENYUAP PENGGELAPAN DALAM JABATAN PEMERASAN PERBUATAN CURANG COI DALAM PENGADAAN GRATIFIKASI HU Itjen Kemendikbud. Tindak