• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENTING PANCASILA DI INDONESIA. Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN PENTING PANCASILA DI INDONESIA. Disusun Oleh"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PENTING PANCASILA DI INDONESIA

Disusun Oleh

NIKOLAUS.NINO 11.01.2891 KELOMPOK B DIPLOMA 3 TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOYAKARTA

(2)

ABSTRAKSI

Pancasila merupakan dasar Negara bangsa Indonesia, yang merupakan lambang dari keberadaan hukum serta nilai-nilai pribadi bangsa. Disetiap individu mempunyai kewajiban untuk menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila serta dituntun untuk melaksanakan perbuatan yang dikaidahkan oleh pancasila. Pancasila juga berfungsi untuk membentuk sikap atau prilaku disetiap individu supaya menjadi seseorang yang bisa mencerminkan nilai-nilai yang baik untuk bangsa,sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang baik dan bisa menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme bangsa Indonesia.

(3)

KATA PENGANTAR

Atas berkat Rahmad Tuhan Yang maha Esa saya ucapkan syukur yang sangat besar karena telah memberi jalan kepada saya untuk mempelajari apa yang telah saya dapat.

Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak kampus yaitu STIMIK AMIKOM yang saya cintai telah memberikan dasar pendidikan kepada saya. Dengan adanya pendidikan pancasila saya menyadari bahwa ini sangat penting untuk menunjang kehidupan saya untuk lebih memperhatikan norma-norma yang berlaku pada bangsa tercinta kita ini.

Dengan sedemikian rupa tugas ini saya buat, tentunya banyak sekali kekurangan yang ada pada tugas ini, jika ada saran dan kritikannya itu lebih baik buat saya untuk memperbaikinya dan selebihnya saya mohon maaf atas kekurangan itu. Kesempurnaan tidak dimiliki oleh manusia tetepi kesempurnaan hanya dimiliki oleh Yang Maha Esa. Terimakasih.

Yogyakarta, 5 october 2011 Penyusun

(4)

Nikolaus Nino

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

BAB II RUMUSAN MASALAH ... 2

2.1 Rumusan Masalah ... 2

2.2 Pembahasan ... 2

BAB III PANDEKATAN ... 4

3.I Pendekatan ( Historis ) ... 4

BAB IV PAMBAHASAN ... 5

4.1 Orde Lama ... 5

4.2 Orde Baru ... 6

4.3 Orde Reformasi ... 8

(5)

5.1 Kesimpulan ... 10 5.2 Saran ... 10 DAFTAR PUSTAKA ... 11

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1. Latar Belakang masalah

Dasar pendidikan sesorang sangatlah terbatas,pada hakikatnya pengetahuan seseorang sangatlah awam pada idiologi-idiologi baru. Oleh karna itu seseorang harus terus belajar utuk memahami semua itu supaya penemuan idiologi baru tidak lah asing kedengarannya. Mengetahui apa itu pengetahuan baru itu sangat penting bagi setiap individu,terus mengali ilmu dari berbagai macam media. Begitu juga dengan seorang penulis atau pencifta sesuatu yang baru,dia tidak akan pernah berhenti untuk terus berkarya dalam mengembangkan ilmunya.

Idologi pancasila tidak lah berbeda dengan pengembangan ilmu seseorang untuk mempelajari nilai-nilai sebenarnya yang termuat dalam idiologi pancasila. Tapi kenyataannya sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari tapi tak banyak orang yang tidak mengetahui apa arti pancasila yang sebenarnya,pada dasarnya pancasila mengajarkan nilai-nilai moral,nasionalisme di setiap individu . Dalam kehidupan kita banyak sekali kejadian-kejadian yang melenceng dari nilai pancasila,telah kita lihat dari kehidupan kita bangsa Indonesia bukan lah lagi bangsa yang berpegang utuh pada pancasila, korupsi,tindakan ketidak adilan dan sebagainya. Oleh sebab itu kita sebagai penerus bangsa harus bias keritis dalam berfikir,karena nilai pancasila telah banyak tercoreng oleh kita sendiri. Lakukan yang terbaik untuk bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai itu,banyak permasalhan yang terjadi dinegara ini yang belum bisa terselesaikan dengan baik,kesalahan paham antar suku,ras serta golongan dapat memicu kita untuk berbuat salah. Oleh sebab itu kita sebagai pelajar yang

(6)

berpendidikan harus bisa memperbaiki semua ini dengan bersatu dalam pancasila dan hukum kita.

BAB II RUMUSAN MASALAH 2.1 Rumuan masalah

1.apa peran penting pancasila di Negara Indonesia? 2.mengapa pancasila sangat penting bagi Negara kita?

3.bagai mana kita menangapi suatu yang menyimpang dari pancasila? 2.2 Pembahasan

Pancasila adalah dasar Negara bangsa Indonesia,dalam pancasila terdapat lima sila,dan sila itu sangat berperan aktif dalam mengatur keberada suatu aturan,norma,serta paham-paham yang ada di Negara kita ini.

Peran penting pancasila di Negara Indonesia sangat jelas. Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat banyak sekali kejadian yang terjadi dalam masyaraka,banyak sekali hubungan kontak langsung maupun tidak langsung yang terjadi. Nah dari itu lah fungsi hukum dilaksanakan dan fungsi-fungsi hukum itu tetbentuk karena ada nya pancasila,jadi pancasila mempunyai peran aktif dalam mengatur kehidupan masyarakat. Contohnya sikap saling menghargai,menghormati dan menilai positif suatu pola pikir yang sering kita temui dalam kehidupan masayarakat. Jadi semua

(7)

kejadian yang terjadi sudah dapat teratur sesuai keinginan oleh pancasila itu sendiri,serta dapat memberikan kenyamanan bagi setiap individu bahwa interaksi hidup dapat di jalankan dengan baik dan sesuai pada norma-norma yang terdapat pada pancasila.

Pancasila sangat penting dalam Negara Indonesia. Dengan adanya pancasila kehidupan yang terjadi dalam suatu masyarakat dapat berjalan dengan baik. contohnya Bangsa Indonesia merupakan Negara hukum, di indonesia juga diterapkan hukum-hukum yang bekaitan dengan nilai-nilai yang ada pada pancasila. Contohnya,undang –undang merupakan suatu hukum yang berkaitan erat dengan pancasila dimana hukum dinegara kita ini telah ditentukan oleh kaidah pancasila utuk mengatur semua aspek kegiatan yang terjadi di Negara Indonesia. Dalam pancasila juga termuat bahwa setiap individu harus memiliki agama supaya setiap individu dapat mempelari hakikat yang di ingin kan oleh Tuhan. Saling menghormati,menolong dan lain sebagainya adalah nilai yang paling dituntun oleh pancasila,supaya kehidupan masyarakat lebih baik dan teratur sesuai dengan keinginan bangsa. Hal ini tidak jau berbeda dengan sila-sila yang lain semuanya mengacu pada nilai kebaikan yang menuntut setiap individu untuk saling merangkul kebersatuan pada Negara ini,serta menjujung tinggi nilai –nilai luhur pancasila.

Dalm kehidupan berbangsa dan bernegara kadang kita juga sering mendengar penyimpangan yang terjadi diluar keinginan kita,contohnya tindak ketidak adilan,main hakim sendiri,berdirinya Negara dalam suatu Negara dan lain sebagainya. Nah bagaimana kita menanggapinya?.negara kita adalah Negara hukum,dimana pihak hukum harus tegas dalam menjalani tugasnya. Dan kita sebagai mahasiswa seharusnya bisa berfikir keritis dengan permasalahan yang ada pada Negara kita ini. Jangan mudah terpengaruh dengan suatu paham yang baru dan harusnya kita kita berfikir apa yang harus kita ambil dalam mengambil suatu keputusan. Biarkan lah hukum berjalan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada Negara ini. dan sebaiknya pemerintah harus lebih tegas dalam bersikap supaya tidak ada lagi phak yang mempermainkan hukum demi kebutuhan pribadinya. Kita juga

(8)

sebagai penerus bangsa harus ikut serta menjalankan,menaati aturan yang telah digagas oleh pancasila itu sendiri. Mari kita tingkatkan sikap untuk menjunjung tinggi nilai pancasila yang merupakan lambang kebangsaan Indonesia. Menjauhi hal-hal yang kurang baik itu salah satu bahwa kita telah menghargai nilai pancasila dan Negara kita yakni Negara kesatuan Indonesia.

BAB III PENDEKATAN 3.1 Pendekatan ( Historis)

Enam puluh lima tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 1 juni 1945 Ir. Soekarno yang kemudian menjadi presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, berpidato di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tentang landasan filsafati bagi negara yang segera akan didirikan. Landasan filsafati bagi ini diberi nama Pancasila, yang kemudian dijadikan dasar negara Nagara Kesatuan Republik Indonesia. Ternyata Pancasila sebagai dasar negara, sejak tahun 1945 tidak mengalami perubahan statusnya sebagai dasar negara sampai dewasa ini, meskipun terjadi perubahan perumusan pada UUD yang satu dengan yang lain.

Dalam perjalanan eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi poliltik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideology Negara Pancasila Sehingga dapat sering kita jumpai

(9)

berbagai pandangan yang muncul diluar konsep dari para pendiri pancasila yang sebenarnya.

Sejak bergulirrnya reformasi, orang enggan berbicara dengan Pancasila, karena dipandang bahwa Pancasila belum atau tidak mampu untuk mengantar bangsa Indonesia menuju kemajuan bangsa. Bahkan ada yang berkesimpulan bahwa Pancasila inilah yang mengantarkan ke kemerosotan dan krisis multidimensional. Oleh karena itu orang mulai bertanya-Tanya, benarkah keterpurukan bangsa itu karena Pancasila? Atau mungkin karena manusianya yang tidak konsisten menerapkan prinsip dan nila yang terkandung dalam Pancasila?. Berbagai komentar bermuculan dari opini masyarakat mengenai implementasi pancasila yang bergeser dari nilai sebenarnya. Hal ini sangat terkait dengan pemerintah, khususnya presiden dalam menerapkan nilai pancasila di masa pemerintahannya. Untuk itu dalam makalah ini kita banyak berbicara tentang historis mengenai -penerapan pancasila beserta semua kejanggalan yang terjadi di 3 orde besar Indonesia, orde lama, orde baru serta orde reformasi.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Orde Lama

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Kondisi politik dan keamanan dalam negeri saat itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Dalam proses perjalanannya Penerapan pancasial pada saat itu di nilai menpunyai banyak kejanggalan.

Selama kurun waktu berkuasanya pemerintahan orde lama, secara perlahan tetapi pasti keutamaan nilai-nilai luhur Pancasila seakan-akan lumat oleh sebuah proses akumulasi kekuasaan yang sangat agresif tanpa mengindahkan cita-cita luhur

(10)

yang dijadikan alasan untuk membangun kekuasaan itu sendiri. Retorika dan jargon politik yang bersumber dari gagasan bahwa revolusi belum selesai, termasuk cara-cara revolusioner untuk membangun dunia baru, dijadikan legitimasi politik untuk membenarkan perlunya seorang pemimpin revolusi yang ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan semangat dan alasan melaksanakan amanat revolusi 1945 itu pulalah nilai-nilai luhur, konstitusi, norma dan aturan dapat ditabrak kalau tidak sesuai dengan jalannya revolusi. Sedemikian membaranya semangat berevolusi waktu itu, sehingga andai kata revolusi memerlukan korban, apapun harus diberikan. Hal itu sesuai dengan ungkapan yang seringkali diucapkan oleh Pemimpin Besar Revolusi bahwa pengorbanan adalah sesuatu yang dianggap sebagai konsekwensi logis dari hakekat revolusi, karena demi sebuah perjuangan yang revolusioner kadang-kadang revolusi bahkan harus tega memakan anaknya sendiri. Dalam sejalannya revolusioner, Pancasila sebagai falsafah bangsa serta UUD 45 sebagai konstitusi negara, akhirnya tidak berdaya dan harus tunduk kepada hukum revolusi. Konsekwensinya, mereka hanya dijadikan sekedar sebuah alat revolusi. Retorika yang selalu dikumandangkan -bahwa revolusi adalah menjebol dan membangun, dilakukan secara pincang. Pada kenyataannya selama kurun waktu itu, kekuasaan yang sentralistik lebih banyak menjebolnya dari pada melaksanakan pembangunan.

Akibatnya, nilai-nilai luhur dalam Pancasila tinggal menjadi kata-kata bagus yang secara retorik digunakan oleh penguasa untuk membuai dan meninabobokan rakyat supaya lupa penderitaan baik karena dilanda kelaparan maupun kemiskinan. Agar revolusi berhasil mencapai tujuannya, maka seluruh kekuatan harus dipersatukan, sehingga presiden mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan apa yang disebut sebagai musuh-musuh revolusi. Demi sebuah kekuasaan yang dahsyat pulalah, maka semua cabang kekuasaan, baik legislatif, yudikatif dan kekuatan masyarakat harus dihimpun dalam satu tangan Rakyat harus berada di belakang pemimpin tanpa reserve untuk menunggu komando yang diberikan kepadanya.

(11)

Hiruk pikuk revolusi akhirnya usai, karena ternyata kepemimpinan revolusioner telah mengakibatkan kejatuhan pemimpin itu sendiri melalui tragedi yang dikenal dengan nama G 30 S/PKI. Kekuasaan yang hakekatnya cenderung korup, telah menyelewengkan nilai-nilai luhur Pancasila. Akibatnya, tragedi politik tahun 1965 yang pada dasarnya adalah perang saudara yang disebabkan oleh konflik ideologi telah menelan korban ratusan ribu jiwa, serta trauma dan stigma politik terhadap jutaan rakyat yang tidak tahu menahu mengenai apa yang disebut dengan memperjuangkan sebuah revolusi.

4.2 Orde Baru

Babak baru dalam sejarah perjuangan bangsa muncul sejalan dengan berakhirnya pemerintahan Orde Lama. Sebuah kekuatan baru muncul dengan tekad melaksanakan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen. Semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnya yang telah menyelewengkan Pancasila serta menyalahgunakan UUD 45 untuk kepentingan kekuasaan. Dari inilah dibangun suatu tatanan Pemerintahan yang disebut Ode Baru. Nama itu dipilih untuk menunjukan bahwa orde ini merupakan tatanan hidup berbangsa dan bernegara yang bertujuan- mengoreksipemerintahan masa lalu dengan janji melaksanakan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen. Salah satu agenda besar adalah menghilangkan kotak-kotak ideologi politik dalam masyarakat yang menjadi warisan masa lalu dan membangun sistem kekuasaan yang berorientasi kepada kekaryaan. Ideologi kekaryaan ini dikumandangkan untuk membedakan secara lebih jelas dengan pemerintahan sebelumnya yang hanya dianggap bermain pada tataran ideologis, tanpa sesuatu karya yang nyata bagi rakyat banyak. Untuk itu diperlukan stablitas politik sebagai cara melaksanakan karya-karya yang dianggap secara kongkrit dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Salah satu upaya dalam tataran politik misalnya adalah menciptakan sistem politik yang menegarakan semua organisasi sosial dan politik dengan tujuan agar tercapai stabilitas politik. Politik yang stabil dibutuhkan untuk membangun

(12)

perekonomian yang kacau akibat ketidakstabilan politik masa lalu. Upaya tersebut diawali oleh pemerintah Orde Baru dengan menata struktur politik berdasarkan UUD 45 dan mencoba membuat garis pemisah yang jelas antara apa yang disebut supra-struktur politik (kehidupan politik pada tataran negara) dan infrasupra-struktur politik (kehidupan politik pada tataran masyarakat). Dalam dimensi supra-struktur politik, lembaga-lembaga negara secara formal-struktural ditata sehingga hubungan dan kewenangan menjadi lebih jelas dibanding dengan struktur kelembagaan kekuasaan pada masa Orde Lama. Sementara itu, dalam perspektif politik kemasyarakatan pemerintah Orde Baru melakukan restrukturisasi kehidupan kepartaian, dengan terlebih dahulu mendirikanorganisasi kekaryaan dengan nama Golongan Karya (Golkar) yang merupakan gabungan dari berbagai macam organisasi masyarakat.

Sejalan dengan semakin dominannya kekuatan negara pada masa itu, nasib Pancasila dan UUD 45 tidak banyak berbeda bila dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Kedua pemerintahan selalu menempatkan Pancasila dan UUD 45 sebagai benda keramat dan azimat yang sakti serta tidak boleh diganggu gugat. Penafsiran danimplementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka, serta UUD 45 sebagai landasan konstitusi berada di tangan negara. Penafsiran yang berbeda terhadap kedua hal tersebut selalu diredam secara represif, kalau- perlu dengan mempergunakan kekerasan. Dengan demikian,jelaslah bahwa Orde Baru tidak hanya memonopoli kekuasaan, tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan negara dalam prakteknya diperlakukan sebagai pelaku tindak kriminal. Dalam pada itu, penanaman nilai-nilai Pancasila dilakukan secara indoktrinatif dan birokratis. Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang meresap ke dalam kehidupan masyakat, tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam masyarakat. Sebab setiap ungkapan para pemimpin mengenai nilai-nilai kehidupan tidak disertai dengan keteladanan serta tindakan yang nyata sehingga Pancasila yang berisi nilai- nilai luhur bangsa dan merupakan landasan filosofi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, bagi rakyat hanyalah omong kosong yang tidak mempunyai makna apapun. Lebih-lebih pendidikan Pancasila dan UUD

(13)

45 yang dilakukan melalui metode indoktrinasi dan unilateral, yang tidak memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat, semakin mempertumpul pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila. Cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi muda, berakibat fatal. Hal itu terutama disebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan keteladanan yang benar. Perilaku itu semakin membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin serta meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi bukan atau tidak berlaku bagi para pemimpin.

4.3 Orde Reformasi

Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah pemerintahan sebelumnya, akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir 1990-an runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu memberikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi dari sejarah agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu UUD45 sebagai penjabaran Pancasila dan sekaligus merupakan kontrak sosial di antara sesama warga negara untuk mengatur kehidupan bernegara mengalami perubahan agar sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman. Karena itu pula orde yang oleh sementara kalangan disebut sebagai Orde Reformasi melakukan aneka perubahan-mendasar guna membangun tata pemerintahan baru. Namun upaya untuk menyalakan pamor Pancasila setelah ideologi tersebut di mata rakyat tidak lebih dari rangkaian kata-kata bagus tanpa makna karena implementasinya diselewengkan oleh pemimpin selama lebih kurang setengah abad- tidak mudah dilakukan. Bahkan, ada kesan bahwa sejalan dengan runtuhnya pemerintahan Orde Baru yang selalu gembar-gembor mengumandangkan Pancasila,masyarakat terutama elit politiknya terkesan sungkan meskipun hanya sekedar menyebut Pancasila. Hal itu juga menunjukkan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan merupakan cita-cita bangsa Indonesia.

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Pancasila adalah landasan filsafat bangsa Indonesia yang dibuat oleh Ir.soekarno sebagai hasil rapat BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945. Pancasila merupakan nilai dasar Negara Indonesia yang harus diikuti oleh setiap individu dalam masyarakat,guna untuk membentuk sikap setiap individu supaya dapat menjunjung

(15)

tinggi norma-norma yang sesuai pada landasan filsafat pancasila,agar kehidupan bermasyarakat dapat berjalan lebih baik sesuai pada hakikatnya.

5.2 Saran

Sebagai penerus bangsa sebaiknya kita harus mengerti apa yang diinginkan oleh pancasila. Mari kita menjujung tinggi nilai moral bangsa serta norma-norma kehidupan dalam menjalin kebersamaan dalam aspek kehidupan untuk membentuk persatuan, serta menjauhi segala sesuatu yang dapat mencoreng nama baik bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Kumaidi. 2005. Implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara .

(16)

http://maulanusantara.wordpress.com/2008/06/12/ideologi-pancasila-doktrin-yang-komprehensif-atau-konsepsi-politis.

http://hidayat07.wordpress.com/2009/05/26/implementasi-pancasila-dalam- sejarah. http://www.scribd.com/doc/33589885/Pancasila-Dalam-3-Orde-Kepemimpinan.

Referensi

Dokumen terkait

a) Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar. b) Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, di msns pemadatan terjadi

Dengan menggunakan model tersebut diperoleh variabel yang signifikan terhadap TPAK perempuan Jawa Timur adalah TPAK laki-laki, persentase penduduk miskin, PDRB perkapita, UMK,

Nilai dari sebuah dasar negara yaitu Pancasila yang mana perlu dan harus kita jadikan sebagai dasar atau pedoman untuk kehidupan sehari-hari dalam berperilaku di

Risiko yang mungkin terjadi adalah koordinasi antara Mandiri Call dengan Sistem Bank Mandiri. Permasalahan yang pernah terjadi adalah pembobolan rekening nasabah oleh orang

Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma

Mengingat perhitungan laju aliran dan kerugian-kerugian tekanan yang terjadi di setiap pipa dalam instalasi sistem perpipaan sangat penting, maka penulis tertarik untuk

Penelitian Ratih (2010) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode masase yaitu Massage effleurage terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan dengan

Analisis Infrastruktur Jaringan Pada Sistem Akademik Perguruan Tinggi di Palembang 2 Dalam pengelolaan infrastruktur jaringan di perguruan tinggi yang akan diterapkan