EVALUASI PORTAL
E-JOURNAL SESUAI
AKREDITASI DAN INDEKSASI
1
1
Oleh: I. Istadi
(Editor in Chief of Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis)
(PIC Tim Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Nasional, Kemristekdikti)
Disampaikan pada:
WORKSHOP PENULISAN JURNAL DAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH DOSEN SISTEM INFORMASI DAN TEKNIK INFORMATIKA
Diselenggarakan Oleh: FST, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Jakarta, 23-24 Februari 2016
Mengisi Borang Iden/tas
Terbitan Berkala Ilmiah
Pengelola
Mendaftarkan
Terbitan Berkala
Ilmiah
Pengelola Mengajukan
Akreditasi Terbitan Berkala
Ilmiah yang Sudah
Didaftarkan
Mengisi Borang Penyun/ng
Mengisi Borang Perkembangan
Terbitan Berkala Ilmiah
Mengisi Borang Evaluasi Diri
Mendistribusikan
Usulan Akreditasi
(Asesor
1
&
2
)
Asesor
1
&
2
Memberikan
Penilaian
Asesor
1/2
Menerima
Penugasan ?
T
Nilai Asesor
1
&
2
Perbedaan
Penilaian
Ekstrim ?
Nilai Akhir
Akreditasi
Mendistribusikan
usulan akreditasi
(Asesor
3
)
Y
Asesor
3
Menerima
Penugasa
n ?
Asesor
3
Memberikan
Penilaian
Y
T
Y
T
Pengelola Terbitan Berkala Ilmiah Distributor Akreditasi Asesor Sistem Arjuna
Menerbitkan
SK Akreditasi
Terbitan
Berkala Ilmiah
SK Akreditasi
Terbitan
Berkala Ilmiah
(
Hanya yg Lulus Akreditasi)
Ditlitabmas DiktiAkreditasi Terbitan Berkala Ilmiah
Prosedur
Sistem Informasi Akreditasi TBI:
http://arjuna.dikti.go.id
Petunjuk ARJUNA ada di Lampiran Pedoman Akreditasi TBI
Surat Edaran Kemristekdikti dapat dilihat di
SIMLITABMAS
(http://
simlitabmas.dikti.go.id) atau (http://simlitabmas.dikti.go.id/fileUpload/
Surat Edaran Kemristekdikti dapat dilihat di
SIMLITABMAS
(http://
simlitabmas.dikti.go.id) atau (http://simlitabmas.dikti.go.id/fileUpload/
1.
Memiliki
ISSN
baik dalam versi elektronik (e-ISSN) dan/atau cetak
(p-ISSN) bila terbitan terbit dalam dua versi publishing system
2.
Mencantumkan
persyaratan e9ka publikasi
(
publica(on ethics
statement
) di laman website jurnal.
3.
Terbitan berkala ilmiah
harus bersifat ilmiah
, ar/nya memuat ar/kel
yang secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan
pengetahuan, ilmu, dan teknologi serta seni.
4.
Terbitan berkala ilmiah telah
terbit paling sedikit 2 tahun
berurutan,
terhitung mundur mulai tanggal atau bulan pengajuan akreditasi.
5.
Frekuensi penerbitan berkala ilmiah
paling sedikit 2 kali dalam satu
tahun
secara teratur.
6.
Jumlah
ar9kel se9ap terbit sekurang-kurangnya 5 ar9kel
, kecuali jika
berbentuk monograf.
7.
Tercantum dalam salah satu lembaga pengindeks nasional
(Indonesian
Scien/fic Journal Database (ISJD), Portal Garuda, Pustaka Iptek dan/
atau yang setara).
Akreditasi TBI
Persyaratan
Nilai dan Peringkat Akreditasi
Status
Status
Nilai Total
Peringkat
Terbitan Berkala Ilmiah
Terakreditasi Nasional
> 85
(sangat baik)
A
Terbitan Berkala Ilmiah
Terakreditasi Nasional
70-85
(baik)
B
Terbitan Berkala Ilmiah Tidak
Bagian
Unsur Penilaian
Skor/Bobot
A
PENAMAAN TERBITAN BERKALA ILMIAH
3
B
KELEMBAGAAN PENERBIT
4
C
PENYUNTINGAN DAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN TERBITAN
17
D
SUBSTANSI ARTIKEL
39
E
GAYA PENULISAN
12
F
PENAMPILAN
8
G
KEBERKALAAN
6
H
PENYEBARLUASAN
11
JUMLAH
100
Terbitan Berkala Ilmiah 2014
Unsur Penilaian
Manajemen
Tatakelola
Jurnal
(Bobot: 49%)
Komponen
Penilaian
A. PENAMAAN TERBITAN BERKALA ILMIAH
B. KELEMBAGAAN PENERBIT
C. PENYUNTINGAN DAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN TERBITAN
G. KEBERKALAAN
H. PENYEBARLUASAN
D. SUBSTANSI ARTIKEL
E. GAYA PENULISAN
F. PENAMPILAN
Penilaian Akreditasi TBI
Komponen
Substansi
Ar9kel Jurnal
MANAJEMEN TATAKELOLA
JURNAL (A,B,C,G,H,F)
Total Nilai bagian ini: 49%
ASESOR KHUSUS
Terbitan Berkala Ilmiah
PENAMAAN
PENDAFTARAN ISSN
1.
Jurnal yang baru
dan belum memperoleh ISSN akan
menerbitkan jurnal secara elektronik, cukup memiliki 1
nomor ISSN (E) dan dimulai dengan Vol. 1, No.1
2.
Jurnal yang sudah lama terbit dan telah memiliki nomor
ISSN versi cetak (p-ISSN)
, wajib mengajukan kembali
nomor ISSN untuk versi elektronik (e-ISSN) sehingga satu
jurnal memiliki 2 nomor ISSN.
3.
Silakan
cek Nama Jurnal Anda
apakah sudah sesuai
dengan yang didaearkan di ISSN? Jika /dak, betulkan.
Penda]aran ISSN
: issn.pdii.lipi.go.id
1.
Nama jurnal berdasarkan program studi dan ins9tusi
, seper/: Jurnal
jurusan ilmu kimia, jurnal jurusam geografi, Jurnal STIE Semarang
sehingga /dak mempunyai kekhasan dan bersifat lokal.
2.
Nama jurnal banyak yang terbit secara elektronik banyak yang salah
kaprah dengan
meletakan kata e-journal baik di depan atau di belakang,
seper/ : E-Journal kimia, e-journal matema/ka, EEPIS Journal Online
system dan lainnya.
3.
Sering menambahkan kata Jurnal di depan nama jurnalnya
, padahal
nama jurnal sebenarnya /dak mengandung kata ”jurnal”. Misal: Jurnal
Reaktor (padahal namanya di ISSN PDII-LIPI “Reaktor”)
4.
Jurnal yang memberikan nama mudah diiingat tapi 9dak memberikan
makna apapun bahkan bermakna buruk,
seper/ “JIMAT (jurnal ilmiah
mahasiswa akuntansi S1), ”JINAH (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Humanika)’.
5.
Ke9dakkonsistensian penulisan nama jurnal dari mulai halaman
website, cover jurnal, dan ar9kel
, seper/: “Masyarakat: Jurnal Sosiologi”
atau “Sosiologi Masyarakat” ; J@TI Teknik Industri atau J@TI Jurnal
Teknik Industri atau Jurnal Teknik Industri
Yang Tidak Tepat alias Salah Kaprah
PENAMAAN
CONTOH CEK NAMA JURNAL DI SITUS ISSN PDII LIPI
14
hlp://training.bcrec.web.id
http://issn.pdii.lipi.go.id
•
CEK Nama jurnal, apakah sudah sesuai
dengan akta lahir di ISSN PDII-LIPI.
•
Penulisan nama jurnal
“Studia Informatika:
Jurnal Sistem Informasi”
di bag.
deskripsi
belum sesuai
dan konsisten dg.
yang di ISSN.
COVER JURNAL
•
Di Cover dan di Portal E-Jurnal,
nama jurnal belum betul, tertulis
lengkap
“
Jurnal Sistem
Informasi”
, sementara di portal
e-journal
“Sistem Informasi”
•
Nama jurnal yang betul (sesuai
ISSN): “
Studia Informatika: Jurnal
Sistem Informasi
”
•
Namun demikian, nama jurnal
biasakan jangan disingkat, agar
terbiasa dengan nama itu, dan
akibatnya penulis tidak salah dalam
mensitasinya.
Penerbit
Sebagian besar jurnal yang sudah
terbit secara elektronik 9dak
mencantumkan:
Kelembagaan
Penerbit Beserta Alamatnya
, sehingga
menyulitkan korespondensi bahkan
terkesan abal-abal meski jurnal
tersebut versi elektronik terakreditasi
Penerbit
Penerbit (Contoh)
Penerbit (Contoh)
KELEMBAGAAN
•
Penulisan lembaga penerbit
“
…
..
…
.
Diterbitkan oleh...nama unit, nama
universitas/instansi pusatnya.”
, perlu
dituliskan di halaman depan portal, walaupun
contoh cover di halaman depan sudah ada.
•
Nama penerbit juga sudah dituliskan dengan
Penyun9ngan & Manajemen Pengelolaan Terbitan
Pelibatan Mitra Bebestari
Pelibatan Mitra Bebestari
•
Kualifikasi Anggota Mitra Bebestari sedapat mungkin
yang mempunyai kualifikasi rekam jejak publikasi
internasional >50% (misal: total 10 mitra bebestari,
berarti paling tidak 6 orang harus mempunyai
publikasi internasional (3 tahun terakhir))
è
Nilai: 5
•
Jika Anggota Mitra Bebestari mempunyai kualifikasi
pengalaman publikasi nasional >50% (misal: total 10
mitra bebestari, berarti paling tidak 6 orang harus
mempunyai rekam jejak publikasi nasional (3 tahun
terakhir))
è
Nilai: 3
•
Jika mitra bebestari lokal atau tidak punya rekam
jejak publikasi ilmiah
è
Nilai: 1
Pelibatan Mitra Bebestari
•
Daftar atau database Mitra Bebestari sebuah jurnal
harus tersedia secara daring.
•
Curriculum Vitae Mitra Bebestari disediakan secara
daring dalam bentuk URL
(misalnya URL Profil User
di OJS dihubungkan dengan Profil Rekam Jejak Mitra
Bebestari di
Google Scholar
dan/atau
Scopus ID
dan/
atau
Orchid ID
)
•
Jika tidak bisa menyediakan secara daring, dapat juga
Curriculum Vitae dalam bentuk dokumen PDF yang
ditaruh di URL tertentu kmd di hubungkan URLnya
•
Mitra Bebestari sebaiknya diberikan Ucapan Terima
kasih secara khusus untuk setiap terbitannya,
karena Mitra Bebestari
•
Jangan masukkan MB dalam pengelola tetap
sebuah jurnal
Jangan masukkan Reviewer/Mitra Bebestari
dalam pengelola tetap sebuah jurnal, tetapi
dalam struktur terpisah dari Pengelola Tetap
jurnal. IJECES ini sudah betul.
Yang termasuk Pengelola Tetap jurnal adalah
“
Editorial Team
”
Pisahkan Reviewer/Mitra Bebestari pada
struktur terpisah dari Pengelola Tetap jurnal.
Contoh Data Mitra Bebestari (atau
login as Editor, sudah betul)
Contoh Ucapan Terima Kasih
kepada Mitra Bebestari
Penyun9ngan & Manajemen Pengelolaan Terbitan
Mutu Penyun9ngan Substansi
Mutu Penyun9ngan Substansi
•
Jika komentar-komentar review dari Mitra Bebestari
dalam proses telaah naskah bersifat substantif (misal:
isi rumusan permasalahan dan tujuan di Pendahuluan,
isi metode penelitian sesuai/tidak, hasil & pembahasan
ilmiah (paling tidak mengandung:
what/how, why
, dan
what else
), dst.)
è
Nilai: 2
•
Jika komentar-komentar review cukup ketat tetapi
kualitas naskah masih belum sesuai standar ilmiah
è
Nilai: 1
•
Jika mitra bebestari hanya mengomentari masalah
ukuran font, layout, bahasa, dll yang bersifat tidak
subtantif
è
Nilai: 0
Jika Jurnal Belum Daring Penuh atau Hanya Upload
Fulltext Ar9kel Back Issue, bagaimana cara
mendokumentasi hasil review?
•
Jika Reviewer mereview secara hardprint ke dalam
paper tercetak
è
silakan scan ke PDF dokumen tsb.
dan silakan diunggah ke bag. “Review” unt. tiap
artikelnya atas nama Login Reviewer tsb.
•
Jika Reviewer mereview via Email
è
silakan dokumen
hasil review yang diemailkan tsb. diunggah ke bag.
“Review” unt. tiap artikelnya atas nama Login
Reviewer tsb. (minimal seperti ini)
•
Jika mitra bebestari hanya mengomentari masalah
ukuran font, layout, bahasa, dll yang bersifat tidak
subtantif
è
Disarankan kpd Reviewer tersebut untuk
mengomentari masalah Substansi artikel, bukan
Penyun9ngan & Manajemen Pengelolaan Terbitan
Kualifikasi Dewan Penyun9ng
•
Kualifikasi Anggota Dewan Penyunting sedapat
mungkin yang mempunyai rekam jejak pengalaman
publikasi internasional
>50%
(misal: total 6 anggota
dewan penyunting, berarti paling tidak 4 orang harus
mempunyai publikasi internasional (3 tahun terakhir))
è
Nilai: 3
•
Jika Anggota Dewan Penyunting mempunyai rekam
jejak pengalaman publikasi internasional
<50%
(misal: total 6 dewan penyunting, dan hanya 3 orang
yg mempunyai publikasi internasional (3 tahun
terakhir))
è
Nilai: 2
•
Jika semua anggota dewan penyunting
belum
mempunyai
pengalaman publikasi internasional
è
Kualifikasi Dewan Penyun9ng
•
Curriculum Vitae Dewan Penyunting sebuah jurnal
disediakan secara daring dalam bentuk URL pada profil
user
(misalnya dihubungkan dengan Profil Rekam Jejak Dewan
Penyunting di
Google Scholar
dan/atau
Scopus
dan/atau
Orchid ID
)
•
Jika tidak bisa menyediakan secara daring, dapat juga
Curriculum Vitae dalam bentuk dokumen PDF yang
didaringkan dan diinformasikan URL-nya (misal melalui
Google Drive, kemudian Shared)
•
Editorial Team sebaiknya mengikuti pola-pola jurnal ilmiah pada
umumnya, yaitu:
Ketua Penyunting, Penyunting Ahli/
Anggota Penyunting, Dewan Penyunting, Penyunting
Pelaksana, dan/atau Administrasi/Sekretariat
.
•
Dewan Penyunting berbeda dan bukan Mitra Bebestari, namun
demikian Dewan Penyunting dapat pula menelaah substansi
naskah sebagaimana Mitra Bebestari (jika diperlukan).
C.3. KUALIFIKASI DEWAN PENYUNTING (best prac9ce)
1.
Editorial Team sebaiknya mengiku9 pola-pola jurnal
ilmiah pada umumnya, yaitu:
Ketua Penyun7ng,
Penyun7ng Ahli/Anggota Penyun7ng, Dewan Penyun7ng,
Penyun7ng Pelaksana, dan/atau Administrasi/
Sekretariat
. (“Penyun9ng=Redaksi=Editor”)
2.
Editorial Team harus dilengkapi dengan (nama
ins9tusinya, country dan alamat email dan/atau URL
profil CV nya di Scopus atau Google Scholar)
3.
Pengelola Jurnal Ilmiah 9dak perlu mencantumkan
Penanggung jawab
dan/atau
Penasehat
di portal jurnal
(Cukup di SK saja), masukkan saja di Dewan Penyun9ng.
4.
Peer-Reviewers atau Mitra Bestari adalah bukan pengelola
tetap jurnal, oleh karena itu khusus Mitra Bestari diberi
Ucapan Terima Kasih di salah satu halaman di dalam,
EDITORIAL TEAM IJECES
•
Tim Editor belum lengkap
•
Tiap-tiap nama pengelola
belum
dihubungkan dengan URL CV-nya, dan
harus ada alamat e-mailnya.
•
Jika diklik Nama Pengelola, seharusnya
ada link ke CV nya
Contoh Editorial Team (jika berbahasa Inggris)
hlp://training.bcrec.web.id
Contoh menampilkan CV Editorial Team atau
Reviewers
Penyun9ngan & Manajemen Pengelolaan Terbitan
Petunjuk Penulisan bagi Penulis
C.4. Petunjuk Penulisan
bagi Penulis
CONTOH PETUNJUK UNTUK PENULIS
YANG LENGKAP:
hlp://ejournal.undip.ac.id/index.php/
teknik/pages/view/authorguide
C.4. Petunjuk Penulisan
•
Author Guidelines
di Jurnal Sistem Informasi
belum ada.
•
Petunjuk Penulisan di jurnal ini belum bisa
dilihat.
Setiap bagian artikel sebaiknya ada
petunjuk penulisannya
.
•
Beberapa hal berikut sudah/belum ada di
Jurnal Sistem Informasi
, yaitu:
•
Focus and Scope
(sudah ada)
•
Author Guideline
(belum ada)
•
Publication Ethics
(belum ada
•
Peer-Review Policy
(belum ada
Penyun9ngan & Manajemen Pengelolaan Terbitan
Mutu Penyun9ngan Gaya dan Format
C.5. Mutu Penyun/ngan Gaya dan
Format
•
Tidak ada sama sekali
JUDUL SIRAHAN
di tiap
artikel.
•
Penulisan Nama Jurnal di Judul Sirahan yang benar
harus lengkap, misalnya:
“Media Informatika:
Jurnal Sistem Informasi, 8 (1) 2015, 8-12
”. Nama
jurnal jangan disingkat,
karena tidak dikenali oleh
Reference Manager
.
•
Judul Sirahan harus memuat Informasi Nama
Lengkap Jurnal, Volume, Nomor, Tahun, halaman
awal – halaman akhir sudah lengkap
Di bagian footer halaman ar9kel perlu
dicantumkan nomor p-ISSN & e-ISSN
Akibat 9dak terbaca nama jurnal
di Reference Manager
*
Struvite Precipitation and Phosphorous Removal from
Urine Synthetic Solution: Reaction Kinetic Study
Marwa Saied Shalaby
*, Shadia El-Rafie
Chemical Engineering and Pilot Plant Department, National Research Center, El buhouth St., Dokki, Giza 12311, Egypt
Corresponding Author.
shelrafie@nrc.sci.eg; marwashalaby_4@yahoo.com (Shalaby, M.S.). Tel: +201006525752,
Fax: +20233370931
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 10 (1), 2015, 88-97
Received: 28th July 2014; Revised: 12nd December 2014; Accepted: 25th December 2014
Abstract
Phosphorus, like oil, is a non-renewable resource that must be harvested from finite resources in the
earth’s crust. An essential element for life, phosphorus is becoming increasingly scarce, contaminated,
and difficult to extract. Struvite or magnesium ammonium phosphate (MgNH4PO4.6H2O) is a white, crystalline phosphate mineral that can be used as a bio-available fertilizer. The main objective of this research is to indicate the most important operating parameters affecting struvite precipitation by means of chemical reaction kinetics. The present study explores struvite precipitation by chemical method under different starting molar ratios, pH and SSR. It is shown that an increase of starting Mg:PO4:NH4 with respect to magnesium (1.6:1:1) strongly influences the growth rate of struvite and so the efficiency of the phosphate removal. This was attributed to the effect of magnesium on the struvite solubility product and on the reached Super Saturation Ratio at optimum starting molar ratio and pH. It was also shown, by using chemical precipitation method that the determined Super Saturation Ratio (SSR) values of struvite, at 8, 8.5, 9, 9.5 and 10 are 1.314, 4.29, 8.89, 9.87 and 14.89, respectively. These are close to those presented in the literature for different origins of wastewater streams. The re-sults show that SSR, pH, and starting molar ratio strongly influences the kinetics of precipitation and so phosphorous removal to reach 93% removal percent, 5.95 mg/l as a minimum PO4 remained in solu-tion, and 7.9 g precipitated struvite from feed synthetic solution of 750 ml. The product was subjected to chemical analysis by means of EDIX-FTIR, SEM and XRD showing conformity with published lit-erature. First-order kinetics was found to be sufficient to describe the rate data. The rates increased with increasing pH and so SSR and the apparent rate constants for the reaction were determined. © 2015 BCREC UNDIP. All rights reserved.
Keywords: Struvite; Solubility Constant; Reaction Kinetics; Crystallization; Human Urine
How to Cite: Shalaby, M.S., El-Rafie, Sh. (2015). Struvite Precipitation and Phosphorous Removal from Urine Synthetic Solution: Reaction Kinetic Study. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 10 (1): 88-97. (doi:10.9767/bcrec.10.1.7172.88-97)
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.9767/bcrec.10.1.7172.88-97
bcrec_7172_2014 Copyright © 2015, BCREC, ISSN 1978-2993
Available online at BCREC Website: http://bcrec.undip.ac.id
Research Article
1. Introduction
Phosphorus is an important material, mak-ing a major contribution to agriculture and in-dustrial development [1,2]. Within
conven-tional wastewater treatment, several pathways are known to remove phosphorus out of the wastewater; the recovery product then being a phosphorus-rich water or sludge stream. Within the concept of wastewater design, we find a stream that is very low in volume, yet very high in phosphorus: human urine. A tech-nique proven to be a successful method to re-cover phosphorus from strength