PENGANTAR
“QUALITY CONTROL” LABORATORIUM DAN
KETERTELUSURAN BAHAN KONTROL
Surya Ridwanna
Disampaikan pada: Workshop “QUALITY CONTROL BASED ON RISK” DPW PATELKI Jawa Timur
1. PENDIDIKAN:
1. AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989
2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY OF QUEENSLAND, AUSTRALIA, 1998 (Analisis Lingkungan)
3. SEKOLAH FARMASI PASCA SARJANA ITB 2008. (Peminatan: Analisis Kimia Farmasi)
2. PEKERJAAN: PRANATA LAB KES MADYA / IV B
BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROV. JAWA BARAT 3. AKTIFITAS:
1. KETUA LSP PATELKI
2. ASESOR KEPALA (ISO 151893), TENAGA AHLI 17043, LAB MEDIK-KAN-BSN 3. DOSEN MATAKULIAH PENGENDALIAN MUTU, SISTEM MANAJEMEN MUTU
DAN INSTRUMENTASI
BIO DATA
SURYA RIDWANNA
BANDUNG 10 JUNI 1967 0818618438 surya_blk@yahoo.com NA PATELKI: 327301000221. Akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas belum merata 2. Akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas belum merata 3. Mutu pelayanan Fasyankes dasar & lanjutan belum merata
A. PENINGKATAN AKSES
B. KUALITAS FASYANKES
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM RPJMN 2015 -2019
(PERPRES N0. 2 TAHUN 2015)
Meningkatnya Akses & Mutu
AKREDITASI INPUT: SUMBER DAYA SARANA PRASARANA ALAT TENAGA PEMBIAYAAN PROSES: 1. MANAJEMEN PELAYANAN
Fokus pada kebutuhan pasien dan keselamatan pasien
2. MANAJEMEN MUTU
a. Manaj. Peningkatan Kinerja b. Manaj. Keselamatan Pasien 3. MANAJEMEN SUMBERDAYA OUTPUT KEPUASAN PELANGGAN OUTCOME PE ↑ STATUS KESEHATAN MASYARAKAT 1. KEBIJAKAN PUSAT (NSPK) 2. KEBIJAKAN DAERAH 3. KEBUTUHAN FASKES 1. KERANGKA ACUAN 2. PROSEDUR 3. MANUAL 1. INDIKATOR MUTU (IND. MANAJ, IND. UKP, IND. UKM) 2. SPM KAB/KOTA
1. INDEKS KESEHATAN MASY
menilai compliance terhadap standar, baik standar input, standar proses, dan standar output
MUTU, KESELAMATAN PASIEN & AKREDITASI
STANDAR AKREDITASI
PERAN LABORATORIUM
PASEN
DOKTER / RS
LABORATORIUM
SEMBUH
TUGAS ATLM
Menjamin
KUALITAS/ MUTU
hasil pemeriksaan
agar dapat
memuaskan
kebutuhan
pengguna jasa
(ASESMEN PASEN)
QC
QA
QMS
AKREDITASI
BAGAIMANA
ITU DILAKUKAN
Totalitas dari karakteristik suatu produk [barang / jasa] yang menunjang kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan.
[ Vincent Gaspersz ]
DEFINISI MUTU
Segala sesuatu yang memuaskan pelanggan atau konformans
terhadap persyaratan atau kebutuhan.
[ Vincent Gaspersz ]
MAKNA ESENSIAL MUTU
sesuai dengan standar
[conformance to standard]
dan
memuaskan pelanggan
PENGERTIAN
JAMINAN MUTU
Suatu proses pengukuran mutu, menganalisis kekurangan yang
ditemukan dan membuat kegiatan untuk meningkatkan penampilan yang diikuti dengan pengukuran mutu kembali untuk menentukan apakah peningkatan
telah dicapai
[ Heather Palmer, 1983 ]
Quality Assurance is broadly the PREVENTION of quality problems through PLANNED and
SYSTEMATIC activities.
This activities will include :
1. the establishment of a good QUALITY
MANAGEMENT SYSTEM,
2. the ASSESSMENT of its adequacy,
3. the AUDIT of the operations of the system 4. the REVIEW of the system itself.
KONSEP TRILOGI MUTU
[ Joseph M. Juran ] QUALITY PLANNING QUALITY CONTROL QUALITY IMPROVEMENTQA
Tehnik – tehnik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu yang telah dispesifikasikan [ Juran - Vincent Gaspersz ]Tindakan – tindakan yang diambil untuk meningkatkan
nilai terhadap pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan
efisiensi dari proses dan aktivitas serta dinamika organisasi.
[ Juran - Vincent Gaspersz ]
Kondisi yang dibuat untuk mencegah kegagalan dalam memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan serta sasaran organisasi. Perencanaan mutu merupakan penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk mutu serta penerapan sistem mutu.
PRINSIP UTAMA TQM
CUSTOMER SATISFACTION ORIENTED EVIDENCE BASED MANAGEMENT TOTAL INVOLVEMENT & EMPOWERMENT CONTINUOUS IMPROVEMENTTQM
[ TOTAL QUALITY MANAGEMENT ]
•
Suatu pendekatan manajemen yangmerupakan suatu sistem yang berstruktur untuk menciptakan partisipasi total [ menyeluruh ] pada jajaran organisasi dalam merencanakan dan
menerapkan proses
peningkatan mutu yang berkesinambungan untuk memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan
MODEL OF PROCESS-BASED QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
CONTINUAL IMPROVEMENT
OF THE QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
MANAGEMENT RESPONSBILITY PRODUCT REALIZATION PRODUCT RESOURCE MANAGEMENT MEASUREMENT, ANALYSIS AND IMPROVEMENT SATIS FACTION REQUIRE MENTS COSTEMERS COSTEMERS INPUT OUTPUT
• Pengendalian (kontrol) adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan.
• Mengendalikan merupakan fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan
korektif sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa tujuan organisasi telah tercapai
dengan cara yang baik.
• Menurut konsep modern kontrol adalah tindakan
meramalkan sedangkan konsep awal pengendalian hanya digunakan ketika kesalahan terdeteksi.
• Kontrol dalam manajemen berarti menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil tindakan korektif.
EMPAT
LANGKAH
PENGENDALIAN
MENENTUKAN STANDAR MENGUKUR KINERJA MEMBANDING KAN KINERJA DENGAN STANDAR TINDAKAN PERBAIKAN1. Menetapkan Standar
(Establishing Standards)
• Standar adalah sasaran atau target yang harus dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen.
• Standar ini akan digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi secara
keseluruhan.
• Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.
2. Mengukur Kinerja
(Performance Measurement)
• Pengukuran kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.
• Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan seragam sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini.
• Misalnya, jika kita menentukan standar produktivitas adalah dalam bentuk satuan persentasi (%), kita harus tetap menggunakan
persentasi (%) untuk mengukurnya dan tidak boleh menggunakan satuan lain seperti biaya (Rupiah) untuk mengukurnya.
3. Membandingkan kinerja aktual dengan
Standar yang ditentukan
(Comparison of actual and standard performance)
• Perbandingan ini merupakan langkah aktif yang harus dikerjakan oleh manajemen
• Penyimpangan dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kinerja aktual dengan target atau standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu bentuk
penyimpangan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyimpangan. • Manajer juga harus mengetahui dan membedakan yang mana
merupakan penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana merupakan penyimpangan utama yang harus segera mengambil tindakan yang serius.
4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan
(Taking Corrective Action)
• Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui, tahap selanjutnya adalah mengambil tindakan perbaikan.
• Jika penyimpangan yang terjadi merupakan penyimpangan kecil yang masih dapat diterima maka tidak perlu melakukan tindakan korektif • Jika penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan besar yang
telah melampai batas yang dapat diterima maka harus segera
mengambil tindakan perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari.
P
R
O
C
E
S
S
M
A
P
P
I
N
G
JAMINAN MUTU HASIL PEMERIKSAAN
ISO 15189
1. KONDISI PEMERIKSAAN YANG SESUAI,
(TERMASUK PRA DAN PASKA)
2. PENGENDALIAN MUTU
3. UJI BANDING
KONDISI PEMERIKSAAN YANG SESUAI
(STABEL OPERATION)
• METODE • VALIDASI METODE • USER VERIFICATION • PERALATAN • PEMELIHARAAN RUTIN • PERGANTIAN PART • KALIBRASI• BAHAN DAN MATERIAL
• REAGEN • AIR
• KALIBRATOR
• DATA VALIDASI
• DATA USER VERIFIKATION • DATA PEMELIHARAAN ALAT • DATA PERGANTIAN PART • DATA KALIBRASI
• DATA PENGUJIAN REAGEN DAN AIR • DATA PENYIMPANAN REAGEN
PRA PEMERIKSAAN
• VERIFIKASI • KONDISI PASEN • DATA PASEN • PROSES FLEBOTOMI • PREPARASI SAMPEL • PERALATAN FLEBOTOMI(tabung, spuit, pengawet dll) • PERALATAN PREPARASI (sentrifuse, pipet) • SARANA PENGIRIMAN • dll • DATA • KONDISI PASEN • DATA PASEN • PROSES FLEBOTOMIS • PREPARASI SAMPEL • PERALATAN FLEBOTOMI
(tabung, spuit, pengawet dll) • PERALATAN PREPARASI
(sentrifuse, pipet)
• SARANA PENGIRIMAN • dll
PASKA PEMERIKSAAN
• PEMINDAHAN DATA PEMERIKSAAN (kesalahan clerical) • VERIFIKASI DATA • VALIDASI HASIL • PENYERAHAN HASIL • dll • REKAMAN DATA PEMERIKSAAN • LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN• VERIFIKASI DATA (LOOG BOOK)
• VALIDASI HASIL
• DATA PENERIMA HASIL • dll
PENGENDALIAN PROSES
• ADA PROSEDUR
• BAHAN KONTROL DENGAN MATRIKS SAMA
• DATA PENGENDALIAN MUTU
• PENCEGAHAN KELUARNYA HASIL YANG SALAH
• PELANGGARAN RULE • KECENDERUNGAN
• PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU • DATA PENGOLAHAN BAHAN
KONTROL
• PLOTTING GRAFIK KONTROL • PENERAPAN WESTGARD RULE • DATA INVESTIGASI
• DATA PERHITUNGAN DAN EVALUASI TE ATAU SIGMA
• DATA EVALUASI KECENDERUNGAN PMI
• PARTISIPASI • ALTERNATIF • ANALISIS DATA
• EVALUASI KINERJA LAB
UJI BANDING
• HASIL PME
• HASIL INVSTIGASI DAN PERBAIKAN PME
• DATA EVALUASI KINERJA • DATA PELAKSANAAN
METODE ALTERNATIF (JIKA ADA)
KOMPARIBILITAS
• ALAT SAMA KONDISI SAMA • ALAT SAMA KONDISI BEDA • ALAT BEDA KONDISI BEDA
• HASIL UJI KOMPARIBILITAS • HASIL EVALUASI
PENGUKURAN
HARUS ADA INDIKATOR UNTUK MENGUKUR
• Ukuran sejauh mana seperangkat sifat/ karakteristik yang dimiliki memenuhi persyaratan
CATATAN :
• Ukuran dapat dinyatakan, misalnya, sebagai % hasil (% dalam persyaratan tertentu), %cacat (% diluar persyaratan yang ditentukan), cacat per juta kesempatan (DPMO) atau pada skala Six Sigma.
• indikator mutu dapat mengukur seberapa baik sebuah organisasi
memenuhi kebutuhan dan persyaratan pelanggan dan mutu dari seluruh proses operasional.
CONTOH
• Jika persyaratan untuk seluruh sampel urin yang diterima di laboratorium adalah tidak terkontaminasi, jumlah sampel urin terkontaminasi yang diterima sebagai % dari semua sampel urin yang diterima (spesifikasi proses) adalah ukuran mutu dari proses.
• Adalah Ukuran sejauh mana seperangkat sifat/ karakteristik yang dimiliki memenuhi persyaratan
• Untuk memantau dan menevaluasi kinerja seluruh aspek penting dalam proses pra pemeriksaan, pemeriksaan dan
paska pemeriksaan
INDIKATOR MUTU
• Indikator mutu • Pra Pemeriksaan, • Pemeriksaan dan • Paska Pemeriksaan Data pengukuran Evaluasi IndikatorPERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 129/Menkes/SK/II/2008 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
NO. JENIS
PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
8. Lab. Patologi Klinik
1. Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium.
2. Pelaksana ekspertisi
3. Tidak adanya kesalahan pemberian
hasil pemeriksa laboratorium
4. Kepuasan pelanggan
1. ≤ 140 menit Kimia darah & darah rutin 2. Dokter Sp.PK
3. 100 % 4. ≥ 80 %
PENGENDALIAN DAN
PELAPORAN
PEMERIK SAAN PRA PEMERIK SAAN PASKA PEMERIK SAAN P E L A P O R A N E V A L U A S I K A J I U L A N G M A N J E M E N U K U R I N D I K A T O R V E R I F I K A S I S T A N D A R TINDAKAN PERBAIKAN PENCEGAHAN EFEKTIVITAS SISTEMS S E T I N G S T A N D A R D A N I N D I K A T O R M U T U EVALUASI PELAPORAN PENINGKATAN PELAYANAN SUMBER DAYA DATA DATA PENGENDALIAN LAPORCorrective And Preventive Action
C
A
P
A
Root Cause Analysis (RCA)
Problem solving
1. Solusi Harus Berhubungan dengan Akar Penyebab Masalah
• Define and Measure the Problem – pertanyaannya, apa yang ingin perusahaan lakukan untuk mencegah masalah yang sama terjadi lagi di waktu mendatang ? Kapan dan dimana masalah itu terjadi ? Apa arti penting masalah bagi perusahaan ? Langkah pertama dalam proses ini
adalah untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah. • Analyze cause-and Effect Relationship – Ketika
permasalahan yang ada sudah berhasil didefinisikan, maka penting untuk mencaritahu akar penyebab masalah dan pahami bagaimana masalah itu saling berhubungan satu sama lainnya. Kumpulkan sampel data yang terkait dengan masalah dan lakukan analisa root cause untuk
mengidentifikasi alasan kenapa masalah itu muncul. Analisis ini akan membentuk dasar untuk menentukan solusi yang mampu mencegah terulangnya kembali masalah yang sama.
Root Cause Analysis (RCA)
Problem solving
2. Terapkan Teknik 5 Whys untuk Menemukan Akar Penyebab MasalahRoot Cause Analysis (RCA)
Problem solving
3. Gunakan Cause & Effect Diagram
• Man (Tenaga Kerja) : hal ini berkaitan dengan kekurangan pengetahuan dan keterampilan dari sumber daya manusia • Mesin/peralatan : tidak adanya sistem
perawatan preventif terhadap mesin, kesesuaian mesin dengan spesifikasi, mesin tidak dikalibrasi, dan beberapa hal lainnya
• Metode Kerja : berkaitan dengan prosedur dan metode kerja yang tidak benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak transaparan, tidak cocok, dan lain sebagainya
• Material : ketiadaan spesifikasi kualitas bahan baku yang digunakan
• Tempat&Lingkungan Kerja : tidak memerhatikan kebersihan, lingkungan kerja tidak kondusif, kurangnya lampu penerangan, ventilasi yang buruk, bising, dan lain sebagainya
• Motivasi : sikap kerja yang benar dan professional, misal sulit bekerja
sama.***RR/RR Quality of the analytical method Man Machine qualified calibrated robust qualified Methods suitable characterised documented Milieu Material Management Quality Reference standards Tempe-rature Analysts´ support skilled Humidity Vibrations Time Supplies Irradi-ations
PERKEMBANGAN PENGENDALIAN MUTU
PENGENDALIAN MUTU
• Penggunaan : PENGENDALIAN PROSES STAT QC • Keuntungan
• Memonitor hasil sebagai produk dari sistem.
• Jika memenuhi nilai target semua proses dianggap stabil ( instrumen, reagen, operator, sample).
• Kekurangan
• Jika terdeteksi ada kesalahan, pemeriksaan harus diulang. • Jika hasil sudah dikeluarkan harus dilakukan koreksi.
• Perlu otomatisasi untuk mengurangi eror (errors up front) • Perlu QC Plan yang handal
DASAR
INTERPRETASI
SYARAT
• KONDISI OPERASI STABIL
• BAHAN KONTROL
HOMOGEN
• BAHAN KONTROL STABIL
• PEMERIKSAAN BAHAN
KONTROL BERSAMAAN
DENGAN SAMPEL (Proses)
S
T
A
T
Q
C
• Grafik kontrol tidak mengendalikan proses,
hanya memberikan informasi kritis:
• Karakteristik operasi proses terhadap waktu
• Variasi biasa yang diprediksi terjadi dalam
proses
• Apakah variasi memenuhi persyaratan
• Terjadi variasi khusus
• Informasi digunakan untuk membuat
keputusan, mengambil tindakan, memelihara
proses kontrol proses statistik
• KEPUTUSAN PENGENDALIAN AKAN BERMAKNA JIKA ALAT
UKUR (BAHAN KONTROL) BENAR • ARTINYA BAHAN KONTROL
HARUS
• ………STABIL ??????
• ……….HOMOGEN ???????
KESIMPULAN
• HOMOGEN
• Mempunyai nilai atau karakteristik yang sama antar tabung/ vial
• STABIL
• Tidak mengalami perubahan
kualitas dan kuantitas selam proses kontrol
• Nilai atau kadar tidak berubah karena waktu dan perlakuan
• NON INFEKSIUS
• Tidak mengandung bahan bahan yang dapat membahayakan
• BAHAN KONTROL
• Kontrol Proses / Prosedur
• Untuk kontrol akurasi dan presisi • REFERENCE MATERIAL
• Ketertelusuran
• Untuk validasi atau verifikasi metode
• CALIBRATOR
• Kalibrasi peralatan
BAHAN KONTROL
• Specimen or solution which is analyzed solely for quality control purposes, not for calibration.
• Biasanya tersedia dipasaran dalam bentuk: • Liquid
• Frozen
• Lyophylized
• Dalam wadah kecil untuk penggunaan sehari-hari • Bahan kontrol seharusnya memiliki matrik yang
sesuai dengan specimen asli
• dibuat dari “bovine” karena alasan resiko infeksi • Ada dari human blood
Control Material (IFCC)
ASTM,
• Matrix: “ the principal element or element in sampel”
• Matrix interference: “an
effect due to the presence of a constituent or
characteristic”
• Komposisi matrik harus
sesuai atau mendekati sifat dan komposisi bahan uji
• Kontrol kualitas bahan kontrol dilakukan dengan melakukan pengujian homogenitas dan stablitas.
• Penentuan Homogenitas Bahan Kontrol
• Dilakukan dengan menghitung nilai F dan membandingkannya pada nilai F table dengan tingkat kepercayaan 95 %.
• Penentuan Stabilitas Bahan Kontrol
• Uji ini dilakukan untuk melihat stabilitas bahan kontrol dengan cara
melakukan pengujian pada waktu proses pengepakan, pengiriman, dan
pemeriksaan oleh peserta dan selanjutnya data diuji dengan menghitung nilai t dan membandingkannya terhadap nilai t table dengan tingkat kepercayaan 95 %.
• Bahan kontrol harus homogen untuk satu periode kontrol, proses pelarutan bahan kontrol harus dijaga agar tidak terjadi variasi antar bahan kontrol
• Bahan cair mengurangi efek variasi, tapi biasanya lebih mahal dan mengandung pengawet (mengakibatkan interferensi)
• Bahan kontroI cair biasanya lebih mahal tapi tahan 14-30 hari setelah dibuka
• Bahan kontrol harus stabil untuk periode kontrol yang akan dilakukan, biasanya setahun.
• Berkontribusi terhadap pengendalian mutu
• Bahan kontrol komersial biasanya dalam bentuk beku kering yang harus di larutkan (SUMBER KESALAHAN) • Sangat penting untuk membuat SOP
rekonstitusi (standardize the reconstitution step).
• Gunakan pipet volum klas A • Air deionisasi (Tipe 1)
• Ikuti prosedur preparasi sesuai
petunjuk pabrik ( cara dan waktunya)
VIAL TO VIAL
VARIABILITY
• Konsistensi dalam melarutkan
• Volume pipet • Mencampurkan
• Penyimpanan bahan kontrol
• 2-8ºC
• Hindari cahaya matahari • Stabilitas setelah pelarutan
• 12-25ºC4 jam
PROSEDUR PENANGANAN
BAHAN KONTROL
• Assayed:
• Lebih mahal
• Keperluan akurasi dan presisi
• Unassayed:
• memerlukan kemampuan untuk menentukan nilai sendiri
• Mudah dibuat dan murah
• Biasa digunakan untuk kontrol harian
TRUE VALUE /
TARGET VALUE
• METODE REFERENCE • PABRIKAN • PEER GROUP • Mean • Median • …..PENENTUAN TRUE
VALUE ????...
• Kadar bahan kontrol sebaiknya
dipilih pada level medical decision atau pada batas liniaritas metode (working range)
• Dua atau 3 konsentrasi analit biasanya digunakan dalam pengendalian kualitas
• Pemilihan level bahan kontrol akan memungkinkan untuk menganalisa random error atau critical
concentration selama berada dalam prosedur yang stabil
LEVEL ANALITIK
Test Units Reference Interval Decision Levels ELECTROLYTES 1 2 3 4 5 Calcium mg/dL 9.0-10.6 7.0 11.0 13.5 Chloride mmol/L 98-109 90 112 CO2 Content mmol/L 23-30 6.0 20 33 Magnesium mEq/L 1.2-2.4 1.2 2.0 5.0 mmol/L 0.6-1.2 0.6 1.0 2.5 Phosphorus mg/dL 2.5-5.0 1.5 2.5 5.0 Potassium mmol/L 3.7-5.1 3.0 5.8 7.5 Sodium mmol/L 138-146 115 135 150• Pemilihan bahan kontrol harus merupakan bagian dari proses perencanaan pengendalian mutu
• Pemilihan akan semakin komplek saat menentukan kontrol material untuk analisa multiconstituent
• Petimbangan lain dalam memilih bahan kontrol adalah biaya,
stabilitas, kemudahan penggunaan, pengaruh matrik dan konsentrasinya
Ketertelusuran
• International Vocabulary of
Basic and General Terms in Metrology (VIM 1993)
• adalah "sifat dari hasil
pengukuran atau nilai dari standar acuan yang dapat dihubungkan ke acuan
tertentu, biasanya berupa standar nasional atau
internasional melalui rantai perbandingan yang tidak terputus dimana dalam setiap tahap perbandingan tersebut mempunyai
6 elemen dasar
ketertelusuran
1. Rantai perbandingan yang
tidak terputus
2. Ketidakpastian
pengukuran
3. Dokumentasi
4. Kompetensi
5. Mengacu pada SI
6. Rekalibrasi
•Metode
•Reference
Material
Jalur Ketertelusuran
Hir
arki
K
alibr
asi (EN ISO17
511
)
SI unit Secondary Reference Measurement Procedure Mf’s Selected Measurement Procedure Mf’s standing Measurement ProcedureEnd User’s Ruotine Measurement
Procedure Routine Sample
RESULT
Primary Reference Measurement Procedure
Primary calibrator Secondary calibrator Mf’s Working (master) Calibrator Mf’s Product Calibrator
Pemeriksaan Kolesterol
NCCLS mengelompokan berdasar penurunan
akurasi dan kompleksitas pemeriksaan adalah:
1. metode definitif, sebagai metode analitik yang mempelajari secara mendalam sumber inakurasi dan nonspecificity ID MS yang dikembangkan oleh NIST
2. metode reference adalah metode analitik yang akurasi dan presisinya mencukupi seperti yang ditunjukan dengan
perbandingan terhadap metode definitif metode “Abbel Kendal” yang dimodifikasi oleh “Centers for Disease Control” (CDC)
3. metode rutin dipakai untuk pengukuran rutin dalam laboratorium klinik yang
dikembangkan oleh pabrikan CHOD PAP (enzimatik)
Metode Definitif
Metode Referen
Etika Profesi ATLM
Etika Profesi Kode Etik Profesi Prinsip Dasar Etika Profesi Profesi ATLM Kode Etik ATLM Masalah Pelanggaran Kode Etik ATLM
ETIKA PROFESI ATLM
Dasar :
Pedoman Organisasi Lampiran Keputusan Munas VIII Patelki 2017 di Surabaya
No 08/MUNAS VIII/5/2017 Tgl 19 Mei 2017 tentang Kode Etik Profesi ATLM
ETIKA adalah
✓ Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan seseorang, atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya
✓ Refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri
✓ Perkataan etika itu identik dengan perkataan moral, karena moral menyangkut akhlak manusia.
Etika Umum Etika Individual Etika Khusus Etika Sosial Etika Sesama Etika Keluarga Etika Profesi Etika Politik Etika Masyarakat Etika Idiologi BIOMEDIS HUKUM PENGETAHUAN DLL 10 Etika
SKEMA ETIKA
PROFESI adalah
✓ PROFESI adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan keahlian khusus dalam bidang pekerjaannya.
✓ Profesi adalah suatu pekerjaan yang berkaitan dengan bidang yang didominasi oleh
pendidikan dan keahlian, yang diikuti dengan pengalaman praktik kerja purna waktu.
✓ Dilaksanakan dengan mengandalkan keahliannya
Etika Profesi
Etika profesi (professional ethics)? Secara umum, pengertian etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.
Adalah perangkat yang dimiliki oleh
profesi / organisasi profesi
untuk
mengatur tata cara, aturan main, dan
etika kerja dalam penyelenggaraan
pelayanan keprofesian.
Fungsi :
1.Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2.Sebagai
sarana
kontrol
sosial
bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3.Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi.
Tujuan :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standar profesi
Prinsip Dasar Etika Profesi
1. Prinsip Tanggung Jawab
2. Prinsip Keadilan
Prinsip Tanggung Jawab
Setiap profesional harus bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga memiliki tanggungjawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan orang lain atau masyarakat umum.
Prinsip Keadilan
Pada prinsip ini, setiap profesional dituntut
untuk mengedepankan keadilan dalam
menjalankan pekerjaannya. Dalam hal ini, keadilan harus diberikan kepada siapa saja yang berhak.
Prinsip Otonomi
Setiap profesional memiliki wewenang dan kebebasan dalam menjalankan pekerjaan
sesuai dengan profesinya. Artinya,
seorang profesional memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik / tidak boleh ada intervensi dari pihak lain.
Profesi ATLM
Standar profesi ATLMPermenkes
No.370/Menkes/SK/III/2007 Standar Kompetensi Profesi ATLM
Organisas Profesi ATLM
Kode Etik Profesi ATLM
• Tugas Pokok, Hak dan Kewajiban,
Kemampuan yang harus dimiliki serta sikap dan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorangATLM Etika Profesi ATLM
Adalah perangkat yang dimiliki oleh organisasi profesi yang mengatur
KODE ETIK PATELKI
▪ Adalah perangkat yang dimiliki oleh PATELKI untuk mengatur tata cara, aturan main, dan etika kerja dalam penyelenggaraan pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta
▪ Pelaksanaannya dikendalikan oleh Majelis Kode Etik yang berada di tingkat Pusat.
▪ Kode etik PATELKI mengatur kewajiban anggota terhadap profesi, terhadap diri sendiri, terhadap pasien/pengguna jasa, terhadap teman sejawat dan terhadap masyarakat
Kode Etik Patelki
1. Kewajiban umum
2. Kewajiban ATLM terhadap profesi
3. Kewajiban ATLM Terhadap Teman Sejawat dan Profesi Lain
4. Kewajiban ATLM terhadap pasien / pemakai jasa
5. Kewajiban ATLM terhadap masyarakat 6. Kewajiban ATLM terhadap diri sendiri 7. sanksi
Kewajiban Umum
1.
ATLM menjunjung tinggi, menghayati danmengamalkan sumpah profesi
2.
Dlm praktik profesi berpedoman pada standar profesi.3.
Menghormati hak-hak pasien, teman sejawat danKewajiban ATLM Terhadap Profesi
1. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harusmenjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran serta dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan lingkungan.
2. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung tinggi norma-norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam penyelenggaraan praktik profesinya.
Kewajiban ATLM Terhadap Profesi
3. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
4. Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)
Kewajiban ATLM Terhadap
Teman Sejawat dan Profesi Lain
1. Setiap ATLM memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan.
2. Setiap ATLM harus menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sikap saling menghargai dengan teman sejawat dalam penyelenggaraan profesinya.
3. Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan senantiasa berkualitas tinggi.
Kewajiban ATLM Terhadap
Pasien / Pemakai Jasa
1. Setiap ATLM dalam memberikan pelayanan
harus bersikap adil dan mengutamakan
kepentingan pasien dan atau pemakai jasa tanpa membeda-bedakan kedudukan, golongan, suku, agama, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
2. Setiap ATLM harus bertanggungjawab dan
menjaga kemampuannya dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dan atau pemakai jasa secara profesional.
Kewajiban ATLM Terhadap
Pasien / Pemakai Jasa
3. Setiap ATLM berkewajiban merahasiakan segala
sesuatu baik informasi dan hasil pemeriksaan yang diketahui berhubungan dengan tugas yang dipercayakannya kecuali jika diperlukan oleh
pihak yang berhak dan jika diminta oleh
pengadilan.
4. Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk
kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Kewajiban ATLM Terhadap
Masyarakat
1. Setiap ATLM dalam menjalankan praktik
profesinya harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan aspek pelayanan
kesehatan serta nilai budaya, adat istiadat yang berkembang di masyarakat.
2. Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab
untuk menyumbangkan kemampuan
profesionalnya baik secara teori maupun praktek kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
Kewajiban ATLM Terhadap
Masyarakat
3. Setiap ATLM dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
4. Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar prosedur operasional dan norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
Kewajiban ATLM Terhadap Diri
Sendiri
1. Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan di bidang teknologi Laboratorium Medik maupun bidang lain yang dapat menunjang pelayanan profesinya. Dalam melakukan pekerjaannya,
Kewajiban ATLM Terhadap Diri
Sendiri
4. Setiap ATLM harus bersikap dan berpenampilan sopan dan wajar serta selalu menjaga nilai-nilai kesopanan.
5. Setiap ATLM harus memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja dan melayani dengan baik.
Sanksi
Sanksi Profesi :
adalah hukuman yang mmemaksa ATLM untuk
mentaati ketentuan yang telah disepakati Profesi
dalam kode etik profesi
Macam-macam Sanksi :
1. Sanksi ringan : berupa peringatan tertulis
2. Sanksi berat
: berupa tugas menjalankan
pelatihan
/
pendidikan
tertentu
sampai
pencabutan sebagai profesi atau direhabilitasi
Alur Penyelesaian
Masalah Pelanggaran Kode Etik ( Tingkat DPC )
DPC
Form pengaduan, kronologis Pengaduan DPC
Identifikasi Dan Verifikasi Pengaduan
DPC, pelapor, terlapor mediasi & klarifikas I
berita acara
DPC membuat laporan dan permohonan penyelesaian
masalah ke DPW
DPW
Menerima laporan dan permohonan penyelesaian masalah dari DPC S T O P DPC, Pelapor, Terlapor Tanda tangan Kesepakan dan
berita acara Selesai & Terjadi Kesepakatan YA TIDAK
Alur Penyelesaian
Masalah Pelanggaran Kode Etik ( Tingkat DPW )
MKE DPP
Menerima laporan & Permohonan Penyelesaian
masalah dari DPW
DPWDPC, pelapor, terlapor mediasi & klarifikas II
berita acara
DPW membuat laporan dan permohonan penyelesaian
masalah ke DPP
DPW
Identifikasi &Verifikasi laporan dan permohonan
penyelesaian masalah dari DPC S T O P DPW, DPC, Pelapor, Terlapor Tanda tangan Kesepakan dan
berita acara Selesai & Terjadi Kesepakatan YA TIDAK
Alur Penyelesaian
Masalah Pelanggaran Kode Etik ( Tingkat DPP )
MKE DPP
Membuat berita acara putusan
DPW DPP
Identifikasi Dan Verifikasi Pengaduan
DPP,DPW,DPC, PELAPOR, TERLAPOR
Sidang Majelis Kode Etik
MKE DPP
Menerbitkan surat keterangan Tidak melanggar kode etik
MKE DPP Menetapkan sanksi Pedoman sanksi S T O P Putusan
Melanggar Kode Etik ?
YA
TIDAK
MKE DPP
Membuat berita acara putusan
MKE DPP
Menerbitkan surat ketrangan sanksi
Form Pengaduan
Amazing in Togetherness Amazing in Togetherness
Hematology Westgard Rules in Good Performance
Laboratory
Rahmad Fuadi Prasetia, S.Si Application Support
Amazing in Togetherness
Presentation Agenda
01 02 03 04Review of current QC Practice in Hematology
• Quality Control
FAQ for Hematology QC in Westgard multy rules application
• Frequently asked question
Westgard Rules + Six Sigma + QC Frequency
• New Generation QC
Global QC practice survey and Troubleshoot
Amazing in Togetherness
•1
Amazing in Togetherness
Quality Control
• Definition
A system of maintaining standards of outputs/results by
testing a sample of the output against the specification
• Purpose
Amazing in Togetherness
Impact of Undetected Error
Clinical consequences of erroneous laboratory results that
went unnoticed for 10 days
Loh TP, Lee LC, Sethi SK et al. J Clin Pathol 2013; 166(3);260-1.
• 1 instrument error; 5 tests affected
• 63 results in error (15 patients)
• Potential clinical consequences: 2 repeat testing, 3 unnecessary
imaging procedures, 6 misdiagnoses
• Actual clinical consequences: 2 repeat testing, 1 unnecessary
imaging procedure
Amazing in Togetherness
• Unnecessary cost incurred to patients
• Potentially harmful interventions
e.g. ionizing radiation from CT scan
• Misdiagnosis and mishandling of patient condition
Amazing in Togetherness
HOW DOES HEMATOLOGY DOING IN THE
LABORATORY ?
“ It is incongruous that the quality of today’s multichannel hematology analyzer is generally undisputed, yet the practice of hematology QC is heterogeneous and seemingly arbitrary. It may be that these analyzers are robust and usually produce clinically acceptable data and that many of today’s QC procedures are non-specific and lead to
nonproductive practices.”
Amazing in Togetherness
OR SHOULD WE BE WORRYING ?
“ It is known that the use of both impedance
and automated analyzer still result some in some inaccuracies in platelet measurement….
For the thresholds of 10, 20 x /L,
inproportion of inadequate transfusion was considerable. Undertransfusion was observed with the use of all four automated hematology analyzer.”
Amazing in Togetherness
• Levey-Jennings Chart
QC Methods
First need to determine Mean & SD of each lot of control in each lab1
20 measurements over >2 weeks or 10 days (ideally >4 weeks/20 days)
Can be repeated monthly and collated as lot-to-date
Amazing in Togetherness
Amazing in Togetherness
Normal Distribution
Target
Amazing in Togetherness
Normal Distribution LJ Chart
Amazing in Togetherness
Levey-Jennings Chart: Example
Rules:
• 1
2s• 1
3s• 2
2s• R
4s• 1
3s/2
2s/R
4s• Warning Rule
• Rejection Rule
Amazing in Togetherness
Amazing in Togetherness
• Labs only use one rule: 12s
• High False Rejection Rate (5%)
• Resources spent to troubleshoot
Amazing in Togetherness
Amazing in Togetherness
• Still too many false rejections!
• Not all tests needs all the rules
• Depends on test quality
• When precision is very high, CV
becomes very tight higher
chance of false rejections
Westgard Sigma Rules
Westgard Rules
Sigma Metrics
• Indicator of test quality
• Sigma = (TEa – bias)/CV
• Ideal: ≥ 6 sigma
• Good: >4 sigma
Amazing in Togetherness
•2
Amazing in Togetherness
Amazing in Togetherness
•3
• Frequently asked
question for
Hematology QC
• Can I just use the manufacturer’s
mean and SD?
• Should I avoid using “Westgard
Rules” in hematology QC ?
• Isn’t it too hard to establish mean
and SD when my controls have such a
short lifespan ?
Amazing in Togetherness
Can I just use the manufacturer’s mean and SD?
ISO 15189 Technical Requirement :
“The laboratory shall design internal QC systems that verify the attainment of the intended quality of result.”
• Design = choose control rules, number of controls, frequency
• Verify = confirm that performance is acceptable
• Intended Quality = analytical performance specification CLSI H26-A2 (Best practice for hematology QA)
• “The laboratory must establish its own mean expected mean and QC values of recovered control values.
Published manufacturers range are typically too board for effective QC”
• When you use control limits from the manufacturer, you are likely to be performing “blind QC man” – missing error that are clinically important
Amazing in Togetherness
Should I avoid “westgard Rules” in hematology QC
• This is related to manufacturer ranges, 2 SD control limits, etc. Also related to a problem with using full Westgard Rules on hematology QC –
particulary the 10x rule.
• CLSI H26-A2: “Multirule analysis is strongly recommended : Decision
based solely on +/- 2 SD are simplistic and insufficient. As Westgard notes, ‘The traditional use of the 1:2s warning control rule is no longer
recommended.’ Hierarchical selection of specific multirules that maximize Ped and Pfr is recommended, using six sigma and power-function
Amazing in Togetherness
Isn’t it too hard to establish mean and SD when my controls
have such a short lifespan ?
• By the time you collect 20 data points, much of the lifespan of the control is already over • Solution 1: Overlap controls by 3-5 days and make multiple measurements to establish
new mean and SD.
• Solution 2: use 8 overlapped value to establish new mean, use old CV to make temporary
“new” control
• New mean * old CV = temporary SD
• Solution 3: use cumulative mean and SD from multiple lots over 3 to 6 months (assuming
Amazing in Togetherness
•4
• Global QC practice
survey and
Amazing in Togetherness
Amazing in Togetherness
ARE HEMATOLOGY LABS USING “WESTGARD RULES” ?
Amazing in Togetherness
WHAT RANGES ARE HEMATOLOGY LABORATORIES USING?
Amazing in Togetherness
QC TROUBLESHOOTING
Reagents
OK? Operation OK?
Calibrators OK? Environment OK? Instrument OK? Maintenance up to date? Service OK?
Amazing in Togetherness
Conclusions
• Majority used suboptimal
QC system
• High false rejections • High unnecessary
spending on control materials & calibrator
Amazing in Togetherness
Cost Savings from Westgard
Sigma
Amazing in Togetherness
• QC monitoring is crucial for ensuring results quality
• Impact on patient safety
• QC system needs to be optimized to minimize false rejections while still being sensitive to errors
• Ensuring good quality while reducing resources spent on false rejections
• Westgard Sigma Rules offer customization of QC system based on test quality
Amazing in Togetherness
Thank you!
Any questions?Amazing in Togetherness
Practice 1 - PLT
Platelet Quoted Mean = 59 Quoted SD = 12 Calculated Mean = 59.36 Calculated SD = 2.65 Calculated CV(%) = 4.46Test=MCHC Quo Mean=34.60 Quo SD=0.85 Cal Mean=34.71 Cal SD=0.41 Cal CV(%)=1.18Test=PLT Quo Mean=59.00 Quo SD=12.00 Cal Mean=59.36 Cal SD=2.65 Cal CV(%)=4.46 59 12 02-11-16 05:21 57 03-11-16 04:31 56 04-11-16 04:54 58 05-11-16 05:08 59 06-11-16 05:35 61 07-11-16 06:07 61 08-11-16 06:05 62 09-11-16 05:49 54 10-11-16 05:57 58 11-11-16 06:26 59 12-11-16 06:12 59 13-11-16 06:36 61 14-11-16 06:34 63 15-11-16 04:49 63
Amazing in Togetherness 23 35 47 59 71 83 95 02-11-16 05:21 03-11-16 04:31 04-11-16 04:54 05-11-16 05:08 06-11-16 05:35 07-11-16 06:07 08-11-16 06:05 09-11-16 05:49 10-11-16 05:57 11-11-16 06:26 12-11-16 06:12 13-11-16 06:36 14-11-16 06:34 15-11-16 04:49
Levey Jennings Chart
Amazing in Togetherness
Levey Jennings Chart - Corrected
Amazing in Togetherness
• Sigma = (TEa - Bias)/CV
• TEa (CLIA) for PLT = 25%
• Bias% = [(59.36-59)/59]*100% = 0.61% • CV = 4.46%
• Sigma = (25-0.61)/4.46 = 5.47
• Westgard Rules:
Kurikulum Vitae Pembicara
Nama : HARIANTO, S.Si
Lahir : Lamongan, 7 September 1970 Alamat : Bandung City View, Kav 250
BANDUNG
Pendidikan : Analis Medis Universitas Airlangga Surabaya, 1992
S1 Analis Kesehatan Bhakti Asih Bandung, 2015
Pekerjaan : Direktur Operasional
Laboratorium Klinik PRAMITA
Organisasi : Ketua VII, Departement Standarisasi dan Sertifikasi
DPP PATELKI Email : harianto@pramita.co.id
WESTGARD - SIGMA RULE
HARIANTO, S.Si
Acuan QC DESAIN
Menurut CLIA QC itu harus ;QC harus bisa memonitor tingkat akurasi dan presisi pada keseluruhan proses analisa
Laboratorium harus menentukan sendiri jumlah, type dan frekuensi kontrol untuk setiap test
QC harus bisa segera mendeteksi adanya error yang terjadi pada proses analisa baik yang disebabkan oleh alat, kondisi lingkungan maupun operator
QUALITY TODAY
Are you controlling quality, or
just running controls ?
QC CHOLESTEROL – JUNI 2019 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kondisi Lapangan..
Tidak melakukan periode pendahuluan
Meggunakan range pabrik sebagai acuan
(setting QC Chart & limit kontrol)
QC belum didesain sesuai dengan
performance testnya.
Evaluasi QC baru pada tingkat evaluasi
1980
2014
Perkembangan QC
“Shewhart” QC
QC Gen 1 : SQC ~ introduced LJ Chart
QC Gen 2 : SQC ~ Wesgard Multirule
QC Gen 3 : SQC ~ Desain QC
1990
QC Gen 5 : Form Six Sigma “Wesgard Sigma Rule”
1980
QC Gen 4 : Form TQM “Total Error Allowable”
QC Gen 6 : “Individual Quality Control Plan” Start in USA, 2016
IQCP : NEW CONCEPT IN LAB QC
~QC BASED ON RISK~
What is
SIX SIGMA
?• Jumlah ketidaksesuaian
/defect dalam satu juta kemungkinan
• Biasanya dinyatakan
dengan DPM (defect per million)
Scala SIX SIGMA
Scala dari 0 sampai 6 :
• 6 sigma Word class quality
• 5 - 6 sigma Excellent
• 4 - 5 sigma Good
• 3 - 4 sigma Marginal
• 2 - 3 sigma Poor
WESGARD – SIGMA RULE
> 5.1 sigma --- 1-3s N=2 4,7 – 5,1 sigma --- 1-3s/2-2s/R4s N=2 4,0 – 4.7 sigma ----1-3s/2-2s/R4s/4-1s N=4 3,4 – 4.0 sigma ---- 1-3s/2of3-2s/R4s/3-1s/6x N= 6Data Analyze
Measure Six Sigma Performance Define assay quality requirement
Six Sigma pada Proses Analitik
Shape : Target six
sigma metric
Size : Quality
requirement
Where : Methode
Defining Quality Requirement
Dalam six-sigma target atau limit toleransi harus
ditentukan.
Test mempunyai persyaratan kualitas berupa
limit toleransi kesalahan (variasi),
Persyaratan kualitas didapatkan pada quality
QUALITY SPESIFICATIONS
• Quality Specification merupakan persyaratan
mutu dari sebuah pemeriksaan.
• Quality Specification untuk proses analitik dapat
menggunakan : Target Value
Total Error Allowable (
TEa) Medical Decision IntervalTARGET VALUE (TRUE VALUE)
True Value adalah nilai yang
“dianggab” sebagai nilai “benar” dari analit, biasanya didapat dari :
Reference Lab. Uji Profisiensi
Interlaboratory Comparation Program. Mean dari range kontrol (kurang
disarankan)
Digunakan sebagai dasar penghitungan
Total Error Allowable (TEa
)
• TEa merupakan toleransi limit yang terbaik untuk digunakan Lab. Klinik
• Menggunakan konsep kombinasi kesalahan
acak dan systemik dalam menghitung pengaruh total pada hasil pemeriksaan.
• TEa menggambarkan penyimpangan
MAKSIMAL yang masih bisa ditoleransi, tanpa mengganggu interpretasi dalam membuat
keputusan klinik.
• TEa SGOT adalah 15,2 %, maka kesalahan total maksimal (TE) yang diperbolehkan adalah 15.2 % (acak & sistemik).
REFERENSI TEa
TEa
Based on Biological Variation dari AACC CLIA (± 80 analit)
PT/EQA Groups
RCPA (Royal College of Australasian Pathologist) Rilibak (German Medical Association)
Clinical Decision Interval
TEa criteria form CLIA
Test or Analyte TEa (%)
ALT 20 % AST 20 % Albumin 10 % Alk. Phosphatase 30 % Cholesterol 10 % Trigliserida 25 % Ureum 9 %
Natrium Target Value ± 4 mmol/L
Sodium Target Value ± 0.5
Bias 2 SD/CV True Value Nilai Pengukuran (Mean) Total Error TEa 3 SD/CV
MENGUKUR SIX SIGMA
Sigma
Menghitung SIX SIGMA
Rumus : Sigma = (TEa – lBiasl)
SD
Sigma = (TEa (%) – lBias (%)l) CV
TOTAL ERROR
Adalah kombinasi atau gabungan antara
kesalahan systemik dan kesalahan acak/random
Total Error = Inakurasi + impresisi
TE = | Bias | + 2 * SD
Bias 2 SD/CV True Value Nilai Pengukuran (Mean) Total Error TEa 3 SD/CV
TOTAL ERROR
TEaMenghitung Bias
Bias adalah perbedaan nilai pengukuran (rata-rata pengukuran) dengan nilai sebenarnya (true value).
Bias (%) = mean – true value x 100 % mean group
Penghitungan bias berdasarkan hasil uji profisiensi Bias (%) = mean (anda) – mean group x 100 %
CONTOH
PENGHITUNGAN BIAS
Contoh uji profisiensi creatinin:
- mean anda = 6,19
- mean group = 6,14. maka;
Bias = 6,19 – 6,14 x 100 % 6,14
APLIKASI
WESTGARD – SIGMA RULE
• QC chart Limit • Assay Performance PENDAHULUAN • Template QC Chart QC CHART Setting APLIKASI EVALUASI
PERIODE PENDAHULUAN
Bahan kontrol dengan lot number yang sama sebaiknya disediakan untuk jangkah waktu yang memadai (mis 1 tahun). Bahan kontrol diperiksa setiap hari hingga mendapatkan 20 –
30 data, min 10 hari, 20 hari lebih baik
Terbaik menggunakan SD kumulatif dari 100 point (3-4 bulan) karena lebih stabil
Bila menggunakan assayed control, gunakan nilai range dari pabrik sebagai acuan awal.
Aturan-aturan wesgard sementara dikesampingkan,
Dari data tersebut hitung QC chart limit : SD, CV, mean, bias. Hitung assay performance :total Error, sigma metric atau SEc
QC CHART SETTING
Grafik untuk memvisualisasi hasil kontrol, agar
mudah dalam pembacaan dan evaluasi.
Umumnya digunakan Levey – Jenning Control
Chart
Chart disetting menggunakan “limit kontrol”
yang didapat dari metode pendahuluan (established limit).
QC CHART : CHOLESTEROL
-4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 LEVEL 1 LEVEL 2 -4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 LEVEL 1 LEVEL 2Tidak harus semua rule dalam
atauran
Wesgard
harus kita pakai
!
Dasar pertimbangan adalah performance
dan efesiensi !
Konsep Pemilihan
QC Rule dan N Kontrol
Pada saat performance kurang baik maka
kontrol harus didesain dengan kemampuan deteksi error tinggi, mis memperketat rule, menambah jumlah kontrol
Pada saat performance kita baik, maka kita
harus meminimalisasi “false rejection”
KESIMPULAN
IQCP adalah konsep terbaru QC di laboratorium
yang berbasis managemen risiko
Penggunaan westgard rule dan jumlah kontrol
didasarkan dari assay performance
Established limit harus dibuat untuk aplikasi
westgard - sigma rule
Semakin tinggi risiko maka QC harus didesain
Terima Kasih
Your Logo By HR
Solusi Bio-Rad untuk membantu memenuhi ISO 15189
ISO 15189 dan
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Introduction
Review edisi ketiga 2012/11/01
Bio-Rad menawarkan berbagai produk dan
layanan yang dapat membantu laboratorium
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Introduction
2 Bagian utama:
Bagian 4: Persyaratan Manajemen Bagian 5: Persyaratan Teknis
Fokus tentang Persyaratan Teknis, terutama
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Ensuring quality of examination results
“Laboratorium harus merancang prosedur
pengendalian mutu internal yang memverifikasi pencapaian mutu hasil yang dimaksud.”
– ISO 15189:2012(E), Subpasal 5.6.2.1
• Persyaratan umum diterapkan pada kebutuhan bahan
quality kontrol berikutnya dan persyaratan data pengendalian mutu.
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Quality control materials
“Laboratorium harus menggunakan bahan quality kontrol yang bereaksi terhadap sistem pemeriksaan dengan cara sedekat mungkin sama dengan sampel pasien.”
– ISO 15189:2012(E), Subpasal 5.6.2.2
Catatan 1 Laboratorium harus memilih konsentrasi bahan kontrol, bila memungkinkan, terutama pada atau dekat nilai keputusan klinis, yang menjamin keabsahan keputusan yang dibuat.
Catatan 2 Penggunaan bahan kontrol pihak ketiga yang independen harus dipertimbangkan, baik daripada, atau sebagai tambahan, bahan kontrol yang diberikan oleh produsen reagen atau alat.
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Quality control materials
‘Bereaksi sedekat mungkin dengan sampel pasien ' - Kontrol QC harus commutable
- Commutability adalah kemampuan untuk bahan kontrol untuk berperilaku seperti sampel pasien - Untuk alasan ini, bahan QC harus diproduksi mulai
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Quality control materials
Stabil dan tersedia untuk waktu yang lama
Sebuah sistem IQC baik berdasarkan perbandingan nilai dari waktu ke waktu
Menggunakan lot kontrol yang sama (bahkan lebih dari dua tahun) memungkinkan meliputi lot-lot berbeda dari reagen
Menggunakan lot kontrol yang sama (bahkan lebih dari dua tahun) mengurangi frekuensi dari yang diperlukan cross over studi antara lot kontrol
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Quality control materials
3rd Party, independen
dari kalibrator atau reagen produsen.
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
Data Quality control
“Laboratorium harus memiliki prosedur untuk mencegah keluarnya hasil pasien pada saat terjadi kegagalan Quality control.”
– ISO 15189:2012(E), Subpasal 5.6.2.3
2012_05/Sales Support France/ QSD Logiciels /JBR/ URT2_ les réponses concrètes aux exigences de la 15189
‘mencegah keluarnya hasil pasien pada saat terjadi kegagalan Quality control.’
Komunikasi dua arah dengan LIS dan / atau Middleware
memungkinkan laboratorium untuk mencegah instrumen dari merilis hasil yamg 'mencurigakan'.
Sampel dapat ditempatkan ‘on hold' sampai kondisi
kesalahan telah diperbaiki.
Penelusuran di URT 2.0 atau LIS / Middleware dapat
menunjukkan kapan terakhir yang valid QC terakhir dianalisis.
‘Laboratorium juga akan mengevaluasi hasil dari pasien yang diperiksa setelah quality control terakhir sukses.’