PANCASILA DAN
INDEKS KOTA TO
Halili, M.A.
Peneliti di Setara Institute dan Akad Universitas Negeri Yogyakarta. halili
N
OLERAN
emisi di Fakultas Ilmu Sosial
PENDAHULUAN
P il k Phil hi
Pancasila merupakan Philosophisc
Weltanschaung
Pancasila harus “ditarik ke atas” d Pancasila sudah dipraktikkan dala
termasuk dalam bentuk penghorm dasar manusia dan praktik toleran daerah harus mempertahankan d daerah harus mempertahankan d
Dalam kerangka implementasi ha
toleransi sebagai “tiang pancang toleransi sebagai “tiang pancang beragama/berkeyakinan, perlu kit indeks kota-kota di Indonesia dala indeks kota kota di Indonesia dala
h l d
che gronslag dan
an “ditarik ke bawah”
am kebudayaan nusantara, matan terhadap hak-hak
nsi. Maka, pemerintah dan merevitalisasi itu dan merevitalisasi itu.
k asasi manusia, khususnya ” kebebasan
” kebebasan
ta lihat bagaimana potret
am mempraktikkan toleransi am mempraktikkan toleransi.
NILAI DASAR PANCASILA
Kekeluar bangsa-b
Sila
Ked
Hidup berdampingan secara damai Politik beb rgaan bangsa Kesetaraan sesama manusia; anti penjajahana
p j jdua
“Bergandengan erat” sesama manusia bas aktifINDEKS KOTA TOLERAN 2
INDEKS KOTA TOLERAN 2
Tujuan pengindeksan ini adalah d
kota kota yang dianggap berhas kota-kota yang dianggap berhas mengembangkan toleransi di wila dapat menjadi pemicu bagi kota dapat menjadi pemicu bagi kota mengikuti, membangun dan men wilayahnya.
Laporan tentang Indeks Kota Tole
dengan mengutamakan praktik-p Indonesia, dengan memeriksa se beragama/berkeyakinan dijamin
2015
2015
dalam rangka mempromosikan sil membangun dan
sil membangun dan
ayahnya masing-masing, sehingga a-kota lain untuk turut bergegas
a kota lain untuk turut bergegas ngembangkan toleransi di
eran oleh SETARA Institute disusun praktik terbaik kota-kota di
berapa besar kebebasan n dan dilindungi.
INDEKS KOTA TOLERAN 2
INDEKS KOTA TOLERAN 2
Pengukuran menggunakan para
dengan karakter kebebasan berag merupakan rumpun kebebasan s manusia, yang diukur secara neg (b i t h k t ) tid k
(baca:pemerintah kota) tidak me beragama/berkeyakinan maka s
i i i
Selain pendekatan negative right
memeriksa tindakan positif peme mempromosikan toleransi baik ya mempromosikan toleransi, baik ya kebijakan, pernyataan resmi, resp membangunan budaya toleransig y
2015
2015
digma negative rights, sesuai agama/berkeyakinan yang g y y g
sipil politik dalam disiplin hak asasi gatif. Semakin negara
i k hid
encampuri urusan kehidupan semakin toleran suatu kota.
j
ts, Indeks Kota Toleran juga
erintah kota dalam ang tertuang dalam ang tertuang dalam
pons atas peristiwa, maupun i di masyarakat. y
KERANGKA PENGUKURA
KERANGKA PENGUKURA
P k t l i d h b
Pengukuran toleransi sudah bany
lembaga studi di dunia, baik yang kebebasan beragama/berkeyak kebebasan beragama/berkeyak toleransi sebagai bagian dari prin demokrasi. Beberapa diantaranyp y (Amerika), Pew Forum, dll.
Di Indonesia, sudah beberapa ta, p
Demokrasi Indonesia (IDI) oleh Ba terdapat indikator kebebasan be k b b i il k b b b
kebebasan sipil, kebebasan bera menjadi 3 indikator: aturan tertulis dan ancaman kekerasan masyar dan ancaman kekerasan masyar
AN TOLERANSI
AN TOLERANSI
k dil k k l h l b
yak dilakukan oleh lembaga-g berfokus pada toleransi,
kinan maupun yang mengukur kinan, maupun yang mengukur
nsip yang harus ada dalam ya adalah Freedom House y
hun terakhir juga disusun Indeks j g appenas yang di dalamnya
eragama. Dari 4 variabel
/b k ki di k
agama/berkeyakinan diturunkan s, tindakan pejabat pemerintah, rakat
KERANGKA PENGUKURA
KERANGKA PENGUKURA
Secara lebih spesifik, Grim dan Fin
utama untuk mengukur tingkat ke utama untuk mengukur tingkat ke toleransi sebuah negara. Tiga var peraturan negara terhadap aga
p g p g
peraturan sosial suatu negara.
Variabel yang dipopulerkan Grimy g p p
Bappenas dalan banyak lembag Tndeks Kota Toleran (IKT) 2015, SET k k G i d i k di kerangka Grim dan Finke yang di yaitu komposisi penduduk berdas
AN TOLERANSI
AN TOLERANSI
nke (2006) menyusun 3 indikator ebebasan beragama/ derajat ebebasan beragama/ derajat
riabel yang digunakan adalah (1) ma, (2) favoritisme, dan (3) ( ) ( )
m dan Finke ini juga diadopsi oleh j g p ga studi lain. Dalam mengukur
TARA Institute juga menggunakan i difik i d i b l l i imodifikasi dengan variabel lain, sarkan agama.
METODOLOGI
METODOLOGI
Objek penelitian ini adalah 94 kota dari to Objek penelitian ini adalah 94 kota dari to Penggabungan kota-kota administrasi di D karena kota-kota tersebut tidak memiliki ke peraturan perundang undangan
peraturan perundang-undangan. Variabel Pengukuran:
Variabel 1: Regulasi Pemerintah (RPJMD da Variabel 1: Regulasi Pemerintah (RPJMD da Variabel 2: Tindakan Pemerintah (Pernyata V i b l 3 R l i S i l (P i ti )
Variabel 3: Regulasi Sosial (Peristiwa)
Variabel 4: Demografi Agama (komposisi p 4 i b l t b t dit k d l 6 I d 4 variabel tersebut diturunkan dalam 6 Ind Indexing ini dilakukan dengan mengguna toleran) dan 7 untuk nilai terburuk (paling t toleran) dan 7 untuk nilai terburuk (paling t
tal 98 kota di seluruh Indonesia tal 98 kota di seluruh Indonesia.
DKI Jakarta menjadi Kota DKI Jakarta ewenangan untuk mengeluarkan
an Perda Diskriminatif) an Perda Diskriminatif)
aan dan Respon atas Peristiwa) penduduk berdasarkan agama) dik t
dikator.
kan skal 1-7. 1 untuk nilai terbaik (paling tidak toleran)
METODOLOGI
METODOLOGI
Sumber Data: Sumber Data:
1. RPJMD Kota
2 Peraturan Daerah/Kebijakan Lai 2. Peraturan Daerah/Kebijakan Lai 3. Respons/ Tindakan Pemerintah; b 4 Peristiwa Pelanggaran Kebebasa 4. Peristiwa Pelanggaran Kebebasa
Data Setara Institute
5. Perda Diskriminatif; Dihimpun olep 6. Sensus Penduduk BPS, 2010
nnya nnya
berbasis media
an Beragama; bersumber dari an Beragama; bersumber dari eh Komnas Perempuanp
METODOLOGI
METODOLOGI
Tahapan:
FGD untuk menentukan metodologi d Pengumpulan data dari berbagai sum Pengkajian dan pengklasifikasian data Indput data berdasarkan indikator pad Pembobotan indikator
Scoring pada masing-masing indikator
bobot yang telah ditetapkan. Jumlah nilai bobot secara keseluruhan
nilai bobot secara keseluruhan.
FGD Hasil Scoring
an model pengukuran mber
a
da masing-masing variabel
r, untuk kemudian dikalikan nilai tersebut kemudian dibagi dengan
HASIL
HASIL
10 KOTA TOLERAN TERA
10 KOTA TOLERAN TERB
CATATAN AKHIR
CATATAN AKHIR
Toleransi merupakan salah
Toleransi merupakan salah
mengukur kesungguhan Pe
dalam mempraktikkan Pan
p
dasar negara dan pandan
Konfigurasi Indeks Kota Tole
Konfigurasi Indeks Kota Tole
bahwa kota-kota di Indone
langgang yang kurang leb
langgang yang kurang leb
memaknai dan mengimple
dasar Pancasila dalam ben
praktik keberagaman
satu parameter untuk
satu parameter untuk
emerintah Daerah
ncasila sebagai filososi
g
ngan hidup bangsa
eran menunjukkan
eran menunjukkan
esia belum memiliki
bih sama dalam
bih sama dalam
ementasikan nilai-nilai
ntuk regulasi maupun
g
p
LALU APA?
LALU APA?
Pertama, restorasi ide konstitusi tentangg
perubahan, perbaikan, atau bahkan p undangan dan/atau institusi-institusi ya
K d l ik k l k it
Kedua, menyelesaikan kompleksitas pe
nyata-nyata restriktif terhadap “kemerd agama dan keparcayaan” sebagai se untuk memeluk agama”, sebagaimana
Ketiga, menghentikan kriminalisasi terh
membebaskan para “tahanan nurani” membebaskan para tahanan nurani dipenjara karena pandangan dan key pandangan dan keyakinan mayoritas.
Keempat, menghadirkan negara—me
pertanggungjawaban legal para pela hak korban
hak korban.
g Kebebasan Beragama, melalui
g g
penghapusan peraturan perundang-ang memunggungi ketentuan UUD 1945.
l di i h ib d h
ersoalan pendirian rumah ibadah yang dekaan untuk beribadah menurut
epaket hak dengan “kemerdekaan a Pasal 9 Ayat (2) UUD 1945.
adap keyakinan dan segera (prisoners of conscience) yang (prisoners of conscience) yang yakinannya yang berbeda dengan
lalui penegakan hukum untuk meminta ku pelanggaran dan memulihkan