• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimana Mengakses Dana Hibah Dari Lembaga Donor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bagaimana Mengakses Dana Hibah Dari Lembaga Donor"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

2010

2010

Penyunting: Machfudh

Penyunting: Machfudh

MENGAKSES DANA HIBAH DAN

MENGAKSES DANA HIBAH DAN PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN

LAIN DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL DI

LAIN DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL DI

INDONESIA

INDONESIA

(2)

MENGAKSES DANA HIBAH

MENGAKSES DANA HIBAH

DAN PEMBIAYAAN LAIN

DAN PEMBIAYAAN LAIN

DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL DI INDONESIA DI INDONESIA

2 2

(3)

DARI LEMBAGA DONOR POTENSIAL DI INDONESIA

 EDISI 2010

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Copy Right @ 2010

Sanksi Pelanggar Pasal 44:

undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982

Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau member izin untuk itu, dipidana dengan pidana 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaan Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(4)

KATA PENGANTAR

Pertanyaan utama yang dihadapi semua Organisasi non pemerintah (Ornop/LSM), para mahasiswa paska sarjana, para peneliti dan para penggiat kegiatan social di masyarakat ialah di mana dan bagaimana caranya mengumpulkan dana untuk program maupun proyek-proyek yang sedang maupun yang akan digarap? Bantuan berupa apa yang cocok, dan untuk aktivitas mana? Bagaimana caranya pembiayaan  jangka panjang dapat dijamin melalui berbagai sumber pembiayaan? Begitu kita memutuskan untuk mencari dana dari pihak luar (eksternal) guna membiayai program atau proyek kita, pertanyaan yang timbul ialah: dimanakah permintaan bantuan tersebut harus diajukan: pemerintah negara donor yang bersangkutan,  yayasan internasional, sponsor, perusahaan atau lembaga keuangan multilateral lainnya? Bagaimana mengakses sumber pendanaan dari para lembaga donor tersebut?

Nah, untuk membantu para penggiat kegiatan kemasyarakatan maupun penelitian, penyunting buku ini berinisiatif membantu memecahkan persoalah yang dihadapi oleh para Ornop/LSM, mahasiswa paska sarjana maupun para peneliti, khususnya dalam hal penyediaan informasi tentang lembaga-lembaga donor yang ada di Indonesia dan berpotensi untuk dijadikan sumber pembiayaan kegiatan yang kita punyai. Oleh karena itu, semoga saja buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi para penggiat kegiatan kemasyarakatan, para mahasiswa paska sarjana, para aktivis Ornop/LSM.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada istriku tersayang, anak-anak dan juga kawan-kawan yang telah banyak membantu dalam mensukseskan penulisan buku ini. Juga kepada para pembaca, atas masukan dan bantuannya menyebarkan informasi ini ke para kolega.

Tiada gading yang tak retak. Demikian juga dengan buku ini. Buku ini belum sempurna dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Idealnya, memang

buku ini perlu dibuat se ‘perfect’ mungkin baru kemudian di ‘release’ ke khalayak.

Akan tetapi, setelah mempertimbangkan dari segi manfaat, maka penulis memutuskan bahwa masalah ke-‘perfect’an dapat dinomor duakan. Yang utama

adalah informasi ini dapat segera diakses oleh khalayak. Oleh karena itu, penulis

(5)

terbuka untuk menerima kriitik dari para pembaca sekalian. Dan akhirnya, terima kasih banyak atas partisipasi dari semua pihak sehingga buku ini dapat terwujud dihadapan para pembaca.

Salam

Bogor; 9 Februari 2010. Penyunting

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 5

PENDAHULUAN ... 8

BANTUAN PENDANAAN Pengertian Bantuan Pendanaan ... 14

Sifat Dan Bentuk Bantuan Pendanaan ... 16

Sumber-sumber Bantuan Pendanaan ... 19

Cakupan Bantuan Pendanaan ... 20

DAFTAR LEMBAGA PENYEDIA DANA ... 23

PROFIL 96 LEMBAGA DANA DAN CARA MENGAKSESNYA ... 30

(7)

I. PENDAHULUAN

Semenjak saya bekerja di United Nations Development Program (UNDP) Jakarta, yaitu suatu lembaga pendanaan untuk pembangunan di Indonesia, banyak kolega atau kenalan saya yang bertanya atau meminta apakah dapat membantu untuk mendapatkan dana bagi proyek atau usulan kegiatan yang mereka punyai. Kebetulan sewaktu saya bekerja di UNDP tersebut, tugas utama saya adalah mengembangkan proposal beberapa proyek untuk mendapatkan dana

dari “global”. Selain di UNDP ini, saya sebelumnya telah bekerja di lembaga

internasional lain yang antara lain juga menangani pengembangan proposal untuk mendapatkan dana bagi suatu program lembaga tersebut ke lembaga donor di

‘global’.

Banyak macam pertanyaan yang ditanyakan. Ada yang bertanya tentang bagaimana cara mendapatkan dana dari UNDP atau dari lembaga donor lainnya. Ada juga pertanyaan bagaimana trik-trik yang jitu agar proposal yang dibuatnya dapat di danai oleh lembaga donor tertentu. Salah seorang kolega saya yang menjadi direktur sebuah BUMN malah pernah ada yang meng-“hire” saya untuk

membuatkan sebuah proposal untuk diusulkan ke lembaga donor internasional kalau tidak salah waktu itu adalah International Timber Trade Organization – 

ITTO . Karena waktu itu saya lagi tidak ada ‘ job’ ya saya terima (walaupun honornya honor ‘pertemanan’ saja) dan alhamdulillaah proposalnya disetujui

untuk didanai. Kolega yang lain pernah juga ada yang membawa suatu draft proposal penelitian ke saya dan meminta saya untuk mereview apakah proposalnya tersebut layak didanai atau tidak bila dikirim ke suatu lembaga donor internasional. Saya baca proposal tersebut dan saya tanya akan dikirim kemana.

Kolega saya menjawab :” Belum tahu. Apa ada saran kemana proposal ini harus saya kirim?”. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan ke saya  yang intinya adalah bagaimana agar proyek yang mereka punyai itu ada yang mau

membiayai.

“Dana” merupakan kata pendek yang tampaknya mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan atau ide yang kita punyai. Kita punya kegiatan atau ide untuk berbisnis, tetapi tanpa adanya dukungan dana sebagai modal maka susah untuk menjalankan kegiatan atau ide berbisnis tersebut. Kita telah mengembangkan proposal untuk suatu kegiatan

(8)

sosial, tetapi bila dana tidak ada di tangan, maka susah untuk menjalankan kegiatan sosial tersebut. Kita harus mencari dana kesana ke mari untuk mensukseskan kegiatan sosial yang kita punyai. Kita mempunyai proposal penelitian yang umumnya memerlukan dana sejumlah tertentu guna merealisasikan atau melaksanakan penelitian tersebut. Sering kita temui kendala utama tidak jalannya penelitian ini ya karena dananya tidak tersedia, dananya tidak mencukupi alias terbatas, dan berbagai kendala lain yang menghadang yang ujung-ujungnya juga menyangkut dana alias uang.

Berbicara tentang dana, orang pasti akan terpikir tentang siapa yang akan mendanai. Siapa yang mau memberi dana untuk menjalankan kegiatan kita? Apakah dana tersebut akan diberikan gratis alias tidak harus mengembalikan (biasa dikenal dengan istilah dana hibah - grant ) atau apakah kita harus mengembalikan dana tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama antara penerima dan pemberi dana (biasa dikenal dengan dana pinjaman-loan) . Kemana harus mencari dana dan bagaimana caranya bila kita tidak punya cukup uang untuk mendanai kegiatan yang kita punyai?

Berbicara masalah dana, memang kadang-kadang cukup memusingkan. Kalau kita punya dana yang cukup, tidak menjadi masalah. Berbeda dengan kalau kita tidak punya dana untuk membiayai kegiatan yang kita punyai. Cukup membuat kepala kita pusing tujuh keliling. Apalagi kalau ditimpali dengan kendala lainnya yaitu misalnya kegiatan tersebut harus selesai pada tanggal tertentu. Kemana dana itu harus kita dapatkan?

Kalau kita jeli, sebenarnya sumber pendanaan atau lembaga donor di Indonesia ini cukup banyak, baik lembaga donor itu merupakan suatu lembaga asing ataupun suatu lembaga nasional. Baik lembaga sumber dana tersebut berstatus pemerintah, swasta, lembaga asing, lembaga nir-laba atau NGO (Lembaga Swadaya Masyarakat-LSM), atau bahkan perorangan. Hanya saja, banyak diantara kita yang tidak mengetahui namanya, alamatnya, jenis pembiayaan yang dapat diberikan, apalagi bagaimana cara memperoleh dana dari lembaga donor dimaksud.

Nah!!!!!, berkaitan dengan keberadaan lembaga donor yang ada di Indonesia dan bagaimana cara mengaksesnya, maka saya mencoba menulis buku ringkas ini. Dengan menuliskan buku ini, maksud dan tujuan saya melakukannya adalah ingin

(9)

membantu para pembaca baik dari kalangan pencari dana yang bermaksud untuk mendapatkan informasi bagaimana mendapatkan dana guna mendukung kegiatan kemaslahatan ummat baik yang dilakukan oleh individu-individu maupun oleh lembaga, membantu para individu atau lembaga nir laba dalam mendapatkan referensi tentang berbagai program sosial yang menjadi prioritas dari lembaga-lembaga pendanaan, panduan bagi para pengambil kebijakan penanganan masalah kemasyarakatan baik yang berada di pusat, provinsi maupun kabupaten dan lokal, sehingga dapat dijadikan sebagai mitra kerja bila diperlukan. Penulisan ini juga dimaksudkan membantu para peneliti atau mahasiswa paska sarjana yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya untuk mencari sumber pendanaan bagi kegiatan penelitiannya, membantu para aktivis kemasyarakatan untuk mendukung lancarnya program kemasyarakatannya, serta menjadi bahan masukan bagi para lembaga nirlaba untuk berkolaborasi menjalankan program yang serupa atau saling mendukung bila diperlukan.

Sesuai dengan maksud dari penulisan buku ini, maka dalam melaksanakan penyusunan buku ini, selain titik berat pada profil sumber-sumber pembiayaan untuk menyediakan informasi mengenai pihak-pihak yang dapat membantu pembiayaan suatu kegiatan yang sifatnya nir-laba, juga dikemukakan di pendahuluannya tentang hal-hal yang terkait dengan masalah pembiayaan yang ada di Indonesia. Dengan demikian, pembaca akan mengetahui secara luas tentang hal-hal yang terkait dengan masalah pembiayaan atua pendanaan, baik mengenai pengertiannya, macam-macamnya dan bagaimana lembaga donor mengucurkan dananya ke pemohon. Secara ringkas, pengorganisasian penyusunan buku ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

Bab I tentang Pendahuluan, yaitu uraian tentang latar belakang penulisan buku ini, maksud dan tujuan serta bagaimana saya mengorganisir penulisan buku ini. Bab II tentang Dana dan Bantuan Teknis yang berisi uraian tentang apa itu dana hibah, dana pinjaman, bantuan teknis; bagaimana bentuk-bentuk dana itu; dan sumber dana-dana tersebut.

Bab III tentang List Lembaga Penyedia Dana yaitu daftar lembaga-lembaga donor yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang kita punyai.

(10)

Bab IV tentang Lembaga Donor yang ada di Indonesia yaitu suatu informasi penting dari lembaga donor yang ada di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebijakan lembaga donor tersebut dalam mendistribusikan dana yang mereka punyai.

Penulisan buku ini cukup memakan waktu, khususnya dalam mengumpulkan informasi masing-masing lembaga donor tersebut. Tentu saja dalam mengumpulkan informasi ini saya harus mengeluarkan energi baik dari segi waktu, tenaga maupun dana. Untuk keperluan ini, saya tidak mencari dana dari luar, artinya pendanaan untuk kegiatan ini bersumber dari saya sendiri. Ini saya lakukan karena sewaktu ide penyusunan direktori ini muncul dalam pikiran saya, saya akan melaksanakannya secara sambilan, tidak mengalokasikan waktu secara khusus yang terus menerus. Saya melaksanakannya dengan cara mengambil waktu senggang saya, baik dalam mengumpulkan informasi maupun dalam penyusunannya. Mengapa harus cara ini yang saya tempuh? Alasannya adalah karena informasi tentang lembaga donor ini masih terserak dimana-mana, belum terorganisir dan juga setiap tahun sepengetahuan saya ada saja lembaga donor baru yang muncul dan juga ada yang menghilang alias sudah pergi dari bumi Indonesia.

Ada beberapa cara yang saya lakukan dalam mengumpulkan informasi lembaga donor ini, antara lain melalui penelurusan lewat internet, brosur-brosur yang dibagikan oleh lembaga donor, berbincang-bincang dengan staf dari suatu lembaga donor, informasi dari kolega, dan lain-lainnya. Dalam mengumpulkan informasi ini, ada template yang telah saya siapkan. Template ini perlu saya buat agar dalam menggali informasi saya tidak terjebak ke dalam hal-hal yang kurang penting, tetapi lebih mengfokuskan pada informasi yang memang sangat diperlukan oleh para pembaca yang sedang mencari dana bagi kegiatan yang dipunyainya. Template informasi yang saya buat mencakup paling tidak ada informasi tentang:

 Informasi ringkas tentang lembaga donor dimaksud. Informasi ini saya

anggap penting agar kita tahu sedikit tentang latar belakang organisasi atau lembaga donor dimaksud seperti sejarah dibentuknya lembaga tersebut, bidang apa yang menjadi fokus, kapan masuk di Indonesia, proyek-proyek apa saja yang sudah didanai, dan sebagainya.

 Alamat pos, telepon, fax, email, website, contact address. Informasi ini

(11)

ataupun mengirimkan proposal permintaan bantuan dana untuk kegiatan kita.

 Bidang garapan / program yang dapat didanai. Informasi ini sangat penting

kita ketahui karena tidak setiap kegiatan dapat didanai oleh lembaga donor dimaksud. Setiap lembaga donor biasanya hanya mendanai bidang-bidang atau program-program tertentu. Dengan mengetahui program yang akan didanai, maka kita dapat memilih lembaga donor mana yang seharusnya kita kirimi proposal.

 Persyaratan pendanaan dan tatacara proses pengajuannya. Kalau kita ingin

mendapatkan pendanaan dari suatu lembaga donor, maka kita harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Setiap lembaga donor mempunyai persyaratan yang berbeda-beda yang harus dipenuhi oleh para pengirim proposal. Kalau kita tidak mengikuti persyaratannya, jangan harap kita akan diberi dana. Jadi informasi ini sangat penting untuk diperhatikan dan diikuti.

Terakhir, perlu kami sampaikan kepada para pembaca bahwa :

 Sebagian besar sumber pembiayaan yang disajikan dalam buku ini adalah

lembaga yang dapat dengan mudah diakses informasinya lewat internet.

 Ada kemungkinan besar bahwa tidak menutup kemungkinan masih banyak

sumber pembiayaan lain yang belum teridentifikasi.

 Apabila alamat lembaga tidak berada di Indonesia, maka akses terhadap

lembaga tersebut dapat dilakukan langsung ke kantor pusatnya yang berada di luar Indonesia. Apabila lembaga yang bersangkutan berada di Indonesia, maka sangat disarankan para pembaca untuk mengakses lembaga yang bersangkutan dengan alamatnya yang di Indonesia.

 Informasi tentang lembaga donor ini sangat dinamis, sering berubah. Oleh

karena itu, ada kemungkinan bahwa ada informasi yang mengalami perubahan sewaktu pembaca membandingkan antara apa yang tertulis di buku ini dengan kondisi saat pembaca menghubungi lembaga donor yang bersangkutan. Saran kami, selalu kontak lembaga donor melalui alamat masing-masing lembaga donor yang ada dibuku ini untuk peng-update informasi terbaru dari lembaga donor dimaksud. Dari kami sendiri, kami berupaya untuk menyajikan informasi yang terkini sesuai dengan kemampuan kami dalam mengumpulkan informasi tersebut. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa buku ini selalu akan mengalami

(12)

revisi dan penambahan informasi. Untuk itu, silahkan selalu kontak kami melalui alamat email address kami.

(13)

II. BANTUAN PENDANAAN A, PENGERTIAN

Berbicara tentang dana atau pembiayaan, secara umum pikiran kita akan terbawa tentang uang atau duit. Memang tidak disangkal bahwa dengan uang atau duit ini kita dapat melakukan apa saja. Hanya saja, kalau kita hanya berpikiran tentang duit dalam arti nyata, ini akan mengurangi ruang gerak kita untuk menjalankan kegiatan yang kita punyai yang memerlukan pembiayaan. Untuk itu, pembaca saya ajak untuk memperluas wawasannya tentang pengertian bantuan pendanaan atau bantuan pembiayaan sedikit melebar. Hal ini penting karena ada beberapa lembaga donor yang tidak mau memberikan bantuan pendanaan berupa uang cash,

tetapi berupa barang misalnya atau berupa tenaga ahli, fasilitas menggunakan peralatan, tempat, dan sebagainya. Pokoknya bantuan tidak berupa uang cash. Oleh karena itu, pengertian bantuan pendanaan dalam buku ini mencakup semua  jenis bantuan yang diberikan oleh suatu negara/lembaga donor baik berupa dana

cash, bantuan peralatan yang kita perlukan, bantuan tenaga, atau bantuan-bantuan lain yang sifatnya adalah untuk mendukung berhasilnya pelaksanaan kegiatan yang kita punya.

1. Bentuk Pembiayaan

Seperti dijelaskan di atas bahwa bantuan pendanaan atau bantuan pembiayaan  yang dimaksud dalam buku ini tidak terbatas dalam bentuk dana yang diberikan

secara langsung berupa cash, namun termasuk juga segala bentuk dana yang diwujudkan dalam bentuk barang, kegiatan atau upaya untuk mendukung pengembangan mikrohidro, baik secara langsung ataupun tidak.

Di dalam dunia pendanaan, ada beberapa kelompok bentuk bantuan pendanaan  yang perlu diketahui yaitu:

a. Bantuan Program (Program AID). Bantuan ini biasanya diberikan oleh suatu Negara atau lembaga pendanaan internasional ke suatu Negara berkaitan dengan suatu program pembangunan tertentu. Bantuan ini berupa devisa yang diperlukan untuk menutup kekosongan neraca

(14)

pembayaran, yaitu untuk mengimpor barang-barang yang diperlukan oleh rakyat. Contohnya adalah bantuan pangan

b. Bantuan Proyek (Project Aid ). Bantuan ini diberikan dalam bentuk fasilitas pembiayaan berupa, valuta asing atau valuta asing yang dirupiahkan, untuk membiayai berbagai kegiatan proyek pembangunan baik dalam rangka rehabilitasi, pengadaan barang/peralatan dan jasa, perluasan atau pengembangan proyek baru. Pemberian dana secara langsung ini, bisa dalam bentuk hibah (pemberian dana tanpa kewajiban untuk mengembalikan), pinjaman (pemberian dana dengan kewajiban untuk mengembalikan berdasarkan kesepakatan yang disetujui sebelumnya) atau investasi (pemberian dana dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu, termasuk penyertaan modal). Bentuk pembiayaan ini umumnya diberikan oleh lembaga pemerintah, lembaga donor, organisasi nirlaba/non-pemerintah dan lembaga keuangan.

c. Bantuan Teknis (Technical Assistance). Bantuan ini diberikan kesuatu proyek tertentu dalam bentuk bantuan penyediaan tenaga ahli (expert),

pendidikan dan latihan, barang dan peralatan dan atau kegiatan pendukung lainnya. Secara umum, bantuan teknis ini dapat dijelaskan sebagai berikut (imidap, 2009):

1) Penyediaan perlengkapan fisik, mencakup pemberian secara langsung alat dan bahan untuk menunjang terlaksananya kegiatan pemohon, serta berbagai teknologi yang mendukung. Bentuk pembiayaan ini contohnya bantuan kereta rel listrik yang ada di Jabotabek yang diberikan oleh Kedutaan Besar Jepang kepada pemerintah Indonesia (dalam hal ini Departemen Perhubungan).

2) Pendampingan. Bentuk pembiayaan ini banyak diberikan oleh lembaga donor dan organisasi nirlaba/non-pemerintah dalam hal pembentukan organisasi masyarakat, pembuatan atau perbaikan kebijakan, pengembangan jaringan pemasaran hasil industri rumah tangga, dan lainnya. Termasuk di dalam pendampingan adalah kegiatan fasilitasi, advokasi kebijakan, pembentukan jaringan, kerjasama atau asosiasi. 3) Peningkatan kapasitas (capacity building). Yang dimaksud dengan

peningkatan kapasitas adalah peningkatan kemampuan dan sumberdaya individu, organisasi dan komunitas dalam mengatasi perubahan pembangunan. Kegiatan yang termasuk di dalam kategori peningkatan kapasitas adalah pembentukan kesadaran (awareness) , pelatihan

(15)

keterampilan, transfer pengetahuan, pemberian motivasi, pembentukan komitmen dan peningkatan kepercayaan diri.

4) Pengkajian. Model pembiayaan ini terutama dilakukan oleh lembaga pemerintah, lembaga donor serta beberapa organisasi nirlaba/non-pemerintah. Bentuk bantuan pembiayaan dapat berupa studi atau pemberian advise/saran kepada pemohon.

Ide dasar dari bantuan teknis ini adalah dimungkinkannya alih teknologi,  yaitu mengisi kekosongan dalam bidang-bidang keahlian tertentu dan

sekaligus memindahkan keahlian para tenaga ahli internasional tersebut kepada tenaga kerja Indonesia.

B. SIFAT / BENTUK BANTUAN PENDANAAN DAN MEKANISME PENYALURANNYA

1. SIFAT/BENTUK BANTUAN PENDANAAN

Perlu dimengerti oleh para pembaca bahwa pada kenyataannya, dijaman sekarang ini, tidak ada sesuatu bantuan itu yang gratis. Yang ada adalah sifat saling kerjasama untuk saling menguntungkan. Pihak lembaga pendanaan atau lembaga donor pasti mempunyai suatu misi tertentu dimana lembaga tersebut pasti menginginkan misinya tercapai. Ada yang mempunyai misi mendapatkan keuntungan materi misalnya dananya bertambah dan ada juga yang mempunyai misi service misalnya tujuan program yang dipunyainya dapat tercapai. Oleh karena itu, setiap bantuan pendanaan, pihak pemberi bantuan pendanaan pasti mempunyai persyaratan hasil yang harus dipenuhi oleh pemohon sebagai imbalan dari bantuan pendanaan yang diberikan ke pemohon. Berdasarkan atas imbalan  yang harus dikembalikan oleh pemohon kepada lembaga donor, maka dapat

dikelompokkan sifat/bentuk bantuan pendanaan yang ada di Indonesia sebagai berikut:

a. Infaq/sedekah/zakat/hadiah

Infaq/sedekah/zakat/hadiah dapat merupakan salah satu bentuk bantuan pendanaan bagi seseorang/kelompok/organisasi tertentu. Pemberi dana tidak akan meminta pengembalian apapun terhadap bantuan yang telah dikeluarkan, tidak juga laporan pemakaian atau hasil pemakaian dana

(16)

tersebut. Bantuan dana ini sifatnya pemberian sukarela atau charity . Pemberi bantuan dana jenis ini biasanya adalah perorangan.

b. Hibah ( grant ).

Bentuk bantuan pendanaan ini adalah suatu bantuan yang tidak mensyaratkan kepada pemohon untuk mengembalikan bantuan yang diberikan apabila kegiatan telah selesai tetapi pemohon cukup menyampaikan laporan hasil kegiatannya. Jadi tidak ada pembayaran balik dari penerima ke pemberi bantuan dana. Hasil kegiatan ini biasanya akan dipakai oleh lembaga donor tersebut sebagai salah satu pencapaian kegiatan lembaga donor. Hibah pada umumnya tidak hanya berbentuk modal/danacash, tetapi bisa juga tenaga ahli dan manajemen, maupun alih teknologi. Hibah ini dapat berasal dari satu Negara (bilateral) dan dapat  juga dari suatu lembaga pendanaan regional atau internasional

(multilateral) misalnya lembaga-lembaga dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP, FAO, WHO, dan lain-lain).

c. Pinjaman (loan).

Sesuai dengan namanya, yakni pinjaman, maka pemberi bantuan dana ini akan meminta kembali dana yang telah diberikan, artinya penerima dana berkewajiban mengembalikan dana yang dia peroleh. Pinjaman sifatnya merupakan bantuan dana dalam jangka waktu tertentu dan penerima bantuan harus membayar kembali pinjaman serta bunganya bila telah jatuh waktunya. Bunga pinjaman ada yang bersifat sangat kecil atau biasa disebut pinjaman lunak (soft loan) dan ada juga yang bersifat bunga komersial. Pinjaman bunga lunak biasanya diberikan oleh suatu lembaga pemerintah baik itu pemerintah Indonesia maupun pemerintah asing (bantuan luar negeri). Apabila bantuan pinjaman ini berasal dari luar negeri, maka sumber pendanaan tersebut dapat berasal dari satu Negara (pinjaman bilateral) atau dari suatu lembaga keuangan regional atau internasional (pinjaman multilateral) seperti Bank Dunia. Bank Pembangunan Asia, dan lain-lainnya. Selain pinjaman dari pemerintah atau lembaga keuangan regional/internasional, lembaga keuangan swasta pun dapat memberikan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan.

(17)

2. Mekanisme Penyaluran dana oleh Lembaga Donor

Begitu Anda mendapat persetujuan pembiayaan dari lembaga donor, maka jangan membayangkan bahwa uang akan segera diberikan ke Anda. Ada beberapa model para donor menyalurkan dananya ke penerima / pengaju proposal, antara lain:

a. Donor akan memberikan dana cash langsung ke pemohon. Model ini seperti ini jarang terjadi, terkecuali donornya berasal dari individu. b. Donor akan mentransfer dananya ke rekening pemohon. Berkaitan

dengan rekening pemohon ini, ada dua macam yaitu rekening atas nama pemohon/Ornop/LSM atau rekening atas nama proyek. Kebijakan jenis rekening ini ditentukan oleh lembaga donor. Bagi pemohon yang berasal dari lembaga pemerintah, pembukaan rekening ini tidak serta merta dapat dilangkukan di bank. Pemerintah

mempunyai aturan tersendiri. Ada proses-proses yang harus diikuti

agar rekening yang dipunyai tersebut tidak dikategorikan ‘rekening liar’.

c. Donor memberikan bantuannya dalam bentuk materi yang diperlukan oleh pemohon, bukan dalam bentuk uang cash. Pemohon memberikan daftar rencana pengeluaran anggarannya dan donor akan membayar langsung ke pihak penagih/pedagang/took/vendor. Pemohon tidak menerima sesenpun uang cash.

C. SUMBER BANTUAN PENDANAAN

Melihat asal atau sumbernya, bantuan pendanaan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari:

1. Perseorangan

Yang dimaksud dengan sumber dana dari perseorangan adalah bantuan pendanaan ini diperoleh dari seseorang yang secara individu menyediakan dana (baik dalam bentuk hibah atau pinjaman) untuk membiayai suatu kegiatan  yang diajukan oleh pemohon. Sumber pendanaan dari kelompok ini tidak dicakup dalam penulisan buku ini karena sumber pendanaan perorangan pada umumnya sangat tertutup untuk umum.

2. Lembaga non pemerintah/swasta/yayasan

Yang dimaksud dengan pembiayaan dari lembaga non pemerintah atau swasta adalah suatu pembiayaan yang berasal dari perusahaan swasta, BUMN dan

(18)

organisasi nir laba seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau yayasan. Pembiayaan ini dapat mencakup pembiayaan sebagai bagian dari bisnis perusahaan atau dapat juga pembiayaan sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR)  perusahaan. Yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility (CSR)   adalah sebuah tanggung jawab sosial dari sebuah perusahaan terhadap lingkungannya, khususnya di tempat mereka melakukan kegiatan usahanya, yang sudah menjadi sebuah etika bisnis, sehingga sebuah perusahaan yang ingin melakukan kegiatan usahanya secara berkesinambungan harus mau dan mampu melakukan program-program CSR dengan sebaik baiknya

3. Lembaga pemerintah.

Yang dimaksud dengan lembaga pemerintah disini adalah lembaga pemerintah baik yang berada di pusat maupun di daerah (propinsi, kabupaten) serta berbagai program pembangunan yang dilakukan melalui pemerintah. Lembaga pemerintah ini mencakup lembaga pelaksana pemerintahan seperti Kementerian-kementerian, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, universitas, ataupun badan-badan pemerintah.

4. Lembaga keuangan.

Definisi Lembaga Keuangan secara umum menurut Undang-undang No.14 / 1967 Pasal 1 ialah semua badan yang melalui kegiatan kegiatannya di bidang keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Dalam praktiknya, lembaga keuangan dapat dibagi menjadi bank, seperti bank komersial dan bank syariah; dan non-bank, seperti koperasi. Lembaga keuangan di sini mencakup lembaga keuangan swasta dan pemerintah.

5. Lembaga donor luar negeri.

Yang dimaksud dengan lembaga donor luar negeri adalah lembaga-lembaga internasional baik yang berkantor di Indonesia maupun di luar negeri. Lembaga-lembaga ini dapat lembaga pemerintah Negara lain ataupun lembaga non-pemerintah.

(19)

D. Bidang Cakupan Bantuan Pendanaan

Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa suatu lembaga donor akan memberikan suatu bantuan apabila proposal yang diajukan itu sesuai dengan visi dan misi lembaga donor tersebut. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada lembaga donor yang memberikan bantuan pendanaan dengan mencakup segala aspek. Lembaga-lembaga donor ini telah mempunya cakupan program tertentu pada setiap tahunnya, misalnya infrastruktur, lingkungan hidup, ekonomi, pembangunan masyarakat tertinggal, politik, masalah gender, pendidikan, dan lain-lain. Untuk itu, pemohon perlu melihat keterkaitan proposal yang diajukan dengan cakupan program yang dipunyai oleh masing-masing lembaga donor. Ini penting untuk diperhatikan agar sumber-sumber pembiayaan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Bidang cakupan dari masing-masing sumber pembiayaan ini sangat perlu diketahui oleh pemohon sebelum mengajukan permohonan pembiayaan agar pemohon dapat memilih sumber pembiayaan yang sesuai dengan arah program  yang akan dikembangkan.

Selain itu, ada beberapa lembaga yang mengijinkan atau bahkan mensyaratkan adanya program pendamping, tetapi ada yang tidak mensyaratkan, atau bahkan berkeinginan bahwa program yang dibiayainya dalah program yang unik sehiingga tidak diperlukan adanya program pendamping (pembiayaan pendamping). Ini berarti bahwa ada kemungkinan bahwa suatu program dapat dibiayai oleh beberapa lembaga donor.

III. DAFTAR LEMBAGA PENYEDIA DANA (DONOR)

A. Bidang Pendanaan 1. Penelitian

(20)

b. AIGRP c. AvH d. CCA e. DML

f. Fulbright/AMINEF g. Hibah Pekerti Dikti h. HKI

i. IFAD

 j. Kedubes Jepang

k. Mac Arthur Foundation l. RUT-KRT

m. Sasakawa n. Sumitomo o. Toyota

2. Bantuan Kemanusiaan (akibat Bencana) a. ADRA b. DD c. DFID d. HKI e. IRM f. Mercy International g. YND

3. Inovasi social / pembangunan masyarakat / Pengentasan kemiskinan a. Ashoka b. BAZIS DKI c. CCF d. DD e. DFID f. DML g. IRM h. IFAD i. Kedubes Jepang  j. Kedubes New Zealand

k. Kehati

(21)

m. Mercy International n. Oxfam o. RAMP p. USAID q. WVI r. Yappika s. YBUL 4. Governance/Kelembagaan a. The Asia Foundation b. CUSO c. DD d. DFID e. FES f. FNS g. IRM

h. Kedubes New Zealand i. Mercy International  j. Oxfam

k. PCI

l. Sasakawa 5. Gender

a. The Asia Foundation b. CUSO

c. DFID d. FES e. IRM

f. Kedubes Jepang

g. Kedubes New Zealand h. Kehati

i. MMMF  j. Oxfam

k. Yappika

6. Hubungan Internasional / Pertukaran Budaya a. The Asia Foundation

(22)

c. Sasakawa 7. Pendidikan/Beasiswa/Capacity Building a. AusAID b. BAZIS DKI c. CCA d. CCF e. DD f. DFID g. DML h. Fulbright / AMINEF i. IRM  j. JF Asia Center k. Kedubes Jepang l. Kedubes Jerman m. Kedubes New Zealand n. Mac Arthur Foundation o. Mercy International p. MMMF q. YND r. RAI s. RAMP t. Sampoerna u. UNICEF v. USAID w. Yappika 8. Pemerintahan a. AusAID b. CUSO c. DFID d. FES 9. Keamanan (Security ) a. AusAID b. FES c. IRM d. PACT

(23)

10. Kesehatan a. AusAID b. CCF c. CUSO d. CWS e. DFID f. HKI g. IRM h. Kedubes Jepang i. Kedubes Jerman  j. Mercy International k. PACT l. PCI m. UNICEF n. USAID o. WHO 11. Lingkungan a. Birdlife b. CUSO c. CWS d. DFID e. DML f. GEF g. FNS h. HSS i. Kedubes Jepang

 j. Kedubes New Zealand k. Kehati

l. Khaula

m. Mac Arthur Foundation n. Oxfam

o. UNICEF p. USAID q. Yappika r. YBUL

(24)

12. Bisnis / Koperasi / swasta / usaha kecil-menengah a. CCA b. CCF c. CUSO d. DD e. DFID f. DML g. FNS h. GEF i. IRM  j. KAS k. Kedubes Jepang l. Yayasan Khaula m. Mercy International n. Oxfam o. USAID p. YBUL 13. Anak-anak a. CCF b. IRM c. PACT d. Terre des e. UNICEF f. WVI g. YBUL 14. Pertanian/Pangan a. CUSO b. CWS c. GEF d. IRM e. Khaula f. Oxfam 15. Resolusi Konflik a. CWS b. DFID

(25)

c. FES d. YND e. RAI 16. Media a. DFID b. DML c. FES d. Mac Arthur e. Sasakawa f. TIFA

17. Hukum / HAM / Politik a. FES

b. FNS c. HSF d. KAS

e. Kedubes New Zealand f. RAI g. TIFA 18. Penyandang cacat a. IBF b. Kedubes Jepang 19. Energi a. Khaula b. YBUL c. IBEKA d. DJLPE-ESDM

B. Kebolehan mengakses Pendanaan 1. Individu/perorangan a. ACIAR b. AIGRP c. AvH d. ADRA e. Ashoka f. BAZIS DKI

(26)

g. DD

h. The Asia Foundation i. The JFAC  j. Khaula Indonesia k. MMMF l. Sampoerna m. TIFA 2. Kelompok/Lembaga a. ACIAR b. AIGRP c. AvH d. ADRA e. Ashoka

f. The Asia Foundation g. AusAID

h. BAZIS DKI i. GEF

 j. The Japan Foundation Asia Center k. KAS

l. Kedubes Jepang m. Kedubes Jerman n. Kehati

o. Kedubes New Zealand p. Mac Arthur

q. YND r. UNICEF s. Yappika

(27)

IV. PROFIL 96 LEMBAGA DANA DAN CARA MENGAKSESNYA

Dalam bab ini, sebanyak 96 lembaga donor yang ada di Indonesia dijelaskan profilnya. Setiap lembaga donor dijelaskan secara detil tentang :

1. Riwayat serta penjelasan visi dan misi setiap lembaga donor.

2. Alamat setiap lembaga donor yang dapat diakses baik alamat pos (di Indonesia maupun di Luar Negeri), nomor telepon dan fax, alamat e-mail serta alamat URL atau websitenya.

3. Program yang dicakup atau yang didanai oleh lembaga donor termasuk cakupan wilayah kerjanya.

4. Cara mengakses dana ke lembaga donor dimaksud. Di sub bab ini dibahas bagaimana syarat-syarat yang diajukan oleh lembaga donor dimaksud, bagaimana cara mengajukan/menyampaikan proposal, dan lain sebagainya.

(28)

Untuk mendapatkan profil setiap lembaga donor ini, kami sarankan para pembaca menghubungi kami dengan mengirimkan pesan dialamat email k ami  yaitu:

mfood2003@yahoo.com

Insya Allah kami akan segera mengirim buku ini versi yang lengkap ke alamat email pembaca;

Referensi

Dokumen terkait

Adalah bilangan-bilangan atau keterangan-keterangan yang membagi suatu deretan bilangan atau deretan keterangan menjadi seratus bagian yang sama.B. Digunakan bila perbandingan tiap

Hibah Kemitraan berupaya bermitra dengan donor swasta atau penyandang dana lain - dengan kata lain, Hibah Kemitraan akan memberikan dana padanan kepada para mitra dalam suatu

Wahai Tuhan kami limpahkanlah Shalawat dan salam sejahtera selamanya pada kekasih Mu yang telah menyeru kami kepada

PPISMP Ambilan Jun 2014 IPG Kampus Tun Hussein Onn JUMLAH JAM KREDIT BAGI SETIAP SEMESTER1. PROGRAM PERSEDIAAN IJAZAH SARJANA MUDA PERGURUAN AMBILAN

Program jaminan sosial bersifat wajib namun masih ada tenaga kerja yang belum terdaftar sebagai peserta sesuai ketentuan yang berlaku yang salah satunya para pekerja harian lepas

Gerçek şu ki, Kadim Sümer ve Mısır’da boynuzlar sadece kötü tan- rıları değil, Hıristiyan Kilisesi tarafından Pagan inançlarının kökünü kurutmak için kullanılan pek

Ketahanan Nasioanal Ketahanan Nasional (Indonesia) adalah kondisi dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi

[r]