• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA

NOMOR 4.A TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI (ALOKON) DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KELUARGA

BERENCANA (KB) DI KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian dan pendistribusian alat dan obat kontrasepsi di Kabupaten Lombok Utara diperlukan adanya acuan yang digunakan sesuai juknis dalam pelaksanaan pelayanan keluarga berencana (KB); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi (ALOKON) Dalam Pelaksanaan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872);

6. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

14. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara

(3)

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29)

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 06/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah;

16. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 249/PER/E1/2011 tentang Kebijakan Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana;

17. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 286/PER/B3/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Alat/Obat Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi Program Kependudukan dan Keluarga Berencana;

18. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 287/PER/B3/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Kebutuhan Alat/Obat Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi Di Provinsi, Kabupaten, dan Kota;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2014 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 42);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010 Nomor 3,Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 45 );

21. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Uang Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 Nomor 4,Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 46 );

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016

(4)

Ketentuan tentang Pedoman Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi (ALOKON) Dalam Pelaksanaan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Bupati ini.

Pasal 2

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita daerah Kabupaten Lombok Utara.

Ditetapkan di Tanjung

pada tanggal 16 Mei 2016 BUPATI LOMBOK UTARA,

H. NAJMUL AKHYAR Diundangkan di Tanjung

pada tanggal 16 Mei 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA,

H. SUARDI

(5)

Bagian Kedua

Maksud, Tujuan, dan Sasaran Pasal 2

Adapun maksud dan Tujuan dari pemberian pedoman pengendalian dan pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ini adalah sebagai berikut :

a. secara umum terwujudnya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di Kabupaten Lombok Utara;

b. secara khusus terwujudnya kesamaan persepsi dalam pengolahan data dan terselenggaranya analisis data kebutuhan serta tersusunya rencana kebutuhan alkon dan non alkon dalam mendukung tercapainya tujuan program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Lombok Utara;

c. terlaksananya penerimaan, penyimpanan, penyaluran, pencatatan serta pelaporan alkon dan non alkon program secara tertib, aman dan lancer; d. terlaksananya advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi;

e. tersedianya data Fasilitas Kesehatan (Faskes) Tingkat Pertama dan Faskes lanjutan ( rujukan ); dan

f. terjaminnya ketersediaan alat dan obat kontrasepsi, di Faskes, terlaksananya pencatatan dan pelaporan pelayanan KB , serta terselenggaranya monitoring dan evaluasi.

Pasal 3

Adapun Sasaran Pengguna dari Pedoman ini yaitu : a. pengelola program KB tingkat pusat dan daerah; b. pemangku kepentingan program KB; dan

c. tenaga kesehatan;

Bagian Ketiga Ruang Lingkup

Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi :

a. mekanisme perencanaan;

b. mekanisme pengendalian alat kontrasepsi; dan

c. penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana di Kabuaten Lombok Utara. BAB II Mekanisme Perencanaan Bagian Kesatu Umum Pasal 5

(6)

Pedoman Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi dalam Pelaksanaan Pelayanan Keluarga Berencana di Kabupaten Lombok Utara ini focus kepada alat Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi. Dalam rangka Pengendalian dan Pengelolaan alat Kontrasepsi sangat diperlukan adanya Perencanaan dan Pengendalian . Mekanisme Pengelolaan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam pengendalian alat kontrasepsi dengan tujuan agar persediaan alkon dalam pelayanan nantinya dapat terpenuhi dengan baik.

Bagian Kedua Perencanaan Kebutuhan

Pasal 6

(1) Dalam Perencanaan Kebutuhan sangat diperlukan adanya Pengelolaan

Data Kebutuhan, Analisa Data Kebutuhan serta Penyusunan Rencana Kebutuhan. Adapun Pengelolaan Data meliputi :

a. Dilakukan oleh Bidang Keluarga Berencana pada BPM PPKB DAN PEMDES Kabupaten Lombok Utara;

b. Mengumpulkan dan mengedit data;

c. Stock alkon bulanan F/V/KB) dan non alkon (K/O/KB) bulanan; d. Stock opname gudang Kabupaten dan kota;

e. Informasi pengadaan alkon dan non alkon; f. Laporan mutasi alokon;

g. Penghapusan alkon dan non alkon; dan h. Menyususun data menjadi data basis.

(2) Analisa Data Kebutuhan

a. Dilakukan oleh Bidang Keluarga Berencana pada BPM PPKB PEMDES Kabupaten Lombok Utara dan berkoordinasi dengan RSUD, Puskesmas /Pustu dan Polindes serta klinik KB Pemerintah/Swasta; b. Melakukan analisis kebutuhan alkon dan non alkon dengan cara

mempelajari, menelaah, membandingkan antara data basis dengan informasi yang baru diterima;

c. Menyiapkan laporan analisis data kebutuhan alkon dan non alkon seperti Laporan analisis pemakaian dan Laporan analisis stock alkon dan non alkon bulanan, tahunan, dan lima tahunan.

(3) Penyusunan Rencana Kebutuhan.

Perencanaan kebutuhan alkon setiap tahun dilaksanakan dengan cara perhitungan berdasarkan data sasaran kesertaan ber- KB yaitu Perkiraan

(7)

Permintaan Masyarakat (PPM) baik peserta KB baru maupun peserta KB aktif dan CYP.

JENIS ALKON (Couple Years of Protection) C Y P

Pil Diperlukan 13 cycle/tahun

Suntikan Diperlukan 4 vial/ tahun Kondom Diperlukan 6 lusin/tahun

I U D Diperlukan 1 each/ 5 - 8 tahun Implant Diperlukan 1 set / 3 tahun

Bagian Ketiga Perhitungan Kebutuhan

Pasal 7

Rumus menghitung kebutuhan kontrasepsi periode waktu 12 bulan dengan atau tanpa buffer stock (6 bulan) adalah sebaia berikut :

Rumus Perhitungan untuk masing-masing Alkon :

JENIS ALKON PERHITUNGAN 12 BULAN PERHITUNGAN 12 BULAN + 6 BULAN PIL PPM PA x 13 cycle PPM PA x 19cycle IMPLANT PPMPB x 1 set PPMPB x 1,5 set SUNTIKAN PPM PA x 4 vial PPM PA x 6 vial IUD PPM PB x 1 each PPM PB x 1,5 each KONDOM PPM PA x 6 lusin PPM PA x 9 lusin

Paragraf 1

Pemakaian Rata-Rata Per-Bulan Pasal 8

Adapun rumus untuk mengetahui pemakaian rata-rata setiap bulan yaitu sebagai berikut : 1 P I l PPM PA X 13 Cycle 12 Bulan 2 S u n t i k a n PPM PA X 4 Vial 12 Bulan

(8)

3 K o n d o m PPM PA X 6 Lusin 12 Bulan 4 I m p l a n t PPM PB X 1 Set 12 Bulan I U D PPM PB X 1 Each 12 Bulan Paragraf 2

Persediaan Minimal dan Maximal ( MIN – MAX ) Pasal 9

Persediaan Minimal dan maksimal untuk Kabupaten Lombok Utara dan Kecamatan ( Puskesmas ) dapat disusun sebagai berikut :

No Tingkat Persediaan

Minimal Persediaan Maximal 1 Kabupaten 3 Bulan 24 Bulan 2 Kecamatan 3 Bulan 24 Bulan

3 Akseptor 1 Bulan 1 Bulan

Paragraf 3 Stok Pipeline

Pasal 10

Adapun cara mengetahui stok pipeline adalah sebagai berikut :

Contoh:

Rata-rata pemakaian per bulan klinik A = 100 cycle pil Lead time 1 minggu (dibulatkan menjadi 1 bulan)

BAB III

Mekanisme Pengendalian Alat Kontrasepsi dan Penyelengaraan Pelayanan Keluarga Berencana di Kabupaten Lombok Utara

Stock Pipeline = Safety stock + Lead time

Stock pipeline

= Safety stock + lead time = ½ x 100 cycle + 100 cycle = 150 cycle

(9)

Bagian Kesatu

Mekanisme Pengendalian Alat Kontrasepsi. Pasal 11

(1) Penerimaan alat kontrasepsi dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan

meliputi:

a. tanggal kedatangan;

b. jenis dan merk kontrasepsi;

c. jumlah (kotak, berat dan volume, unit dll); d. harga satuan;

e. tanggal pembuatan/tahun produksi; f. tanggal kadarluasa;

g. kondisi alkon dan non alkon; h. sumber dana; dan

i. nomor batch

(2) Menyiapkan SBBM , kartu barang, kartu persediaan dan buku penerimaan (3) Penyimpanan alat kontrasepsi dengan tahapan sebagai berikut :

a. merancang penyimpanan dengan menyiapkan area/ tempat dengan memperhatikan sifat barangnya, misalnya tidak terkena cahaya matahari langsung dan harus disimpan pada suhu ruang tertentu; b. Pindahkan semua barang persediaan yang tidak terpakai lagi atau

kadaluarsa termasuk barang non kontrasepsi dan bahan-bahan kimia;

c. Bersihkan ruangan dari debu dan kotoran, kebersihan ruangan harus tetap dijaga dan selalu kering;

d. Tempat penyimpanan barang persediaan di atur sesuai jenis dan sifatnya, karena setiap jenis alat dan obat kontrasepsi mempunyai spesifikasi sifat yang berbeda, misalnya: suntikan, pil dan implant memerlukantempatdengansuhuruangntertentu(dingin)

e. Penerangan lampu atau jenis lampu, menggunakan lampu Pijar bukan lampu TL;

f. Suhu Penyimpanan Alkon yang diperlukan sesuai standarisasi suhu udara adalah sebagai berikut :

1) IUD : maksimum25 derajatcelcius; 2) Kondom : maksimum25 derajatcelcius;

3) PIL : maksimum25 s.d 30 derajatcelcius; 4) Suntikan : maksimum15 s.d 25 derajatcelcius 5) Implant : maksimum15 s.d 25 derajatcelc

(10)

(5) Untuk Non Alkon penyimpanan disusun dengan baik terpisah dari

alat/obat kontrasepsi

(6) Bangunan Gudang sebagai tempat penyimpanan harus memenuhi

Spesifikasi Teknis sebagai berikut :

a. Luas banguan 9 x 10 m (sesuai kebutuhan); b. Plafon/langit-langit standard;

c. Ventilasi udara 0,2 m x 0,4 m (kanan, kiri dan belakang); d. Penerangan lampu pijar 40 watt;

e. Stop kontak 4 titik;

f. Pintu 2 x 0,92 m dengan tralis besi ; g. Kunci standart;

h. Dinding penyekat tembok;

i. Pencegahan kerusakan alkon dan non alkon (pallet, rak, lemari, obat anti rayap, suntikkan anti rayap);

j. Alat kebersihan;

k. Alat pemadam kebakaran;

l. AC splitExhaust fan 3 buah (kanan, kiri dan belakang); m. Troli pengangkut alkon dan non alkon; dan

n. Tangga alumunium 1 buah ukuran tinggi 2 m.

Bagian Kedua Penyaluran

Pasal 12

(1) Penyaluran alat dan obat kontrasepsi dilaksanakan melalui tahapan

berikut :

a. Pull Distribution System (Request System)

Persediaan minimum = Rata-rata pengeluaran perbulan x waktu yang diperlukan x 3

Persediaan maksimum

= Rata-rata pengeluaran perbulan x waktu yang diperlukan x 24

Jumlah yang dipesan = Persediaanmaksimum–stock akhir

(11)

Kemampuan Stock = stock akhir dibagi rata-rata pengeluaran perbulan

PENYALURAN

NON REQUEST REQUEST PPM STOCK DISTRIBUS I MIIMANIMA L & MAXIMAL FORM. RATA –RATA PEMAKAIAN/BULAN STOCK BULAN INI

CARA 1. F I F O 2. F E F O

(12)

Bagian Ketiga Pelaporan

Pasal 13

(1) Kegiatan Administrasi Pencatatan dan Pelaporan Alat Kontrasepsi

terdiri dari beberapa kegiatan administrasi yaitu : a. Pembuatan Berita Acara Penerimaan Barang.

b. Lampiran Berita Acara Penerimaan Barang dan Jasa. c. Buku Barang Masuk.

d. Surat Perintah Mengeluarkan Barang ( SPMB ) e. Surat Perintah Mengeluarkan Barang

f. Buku Bukti Barang Keluar.

g. Surat Bukti Barang Keluar ( SBBK ) h. Kartu Persediaan Barang (ada Gudang ) i. Kartu Barang ( digantung di Barang )

j. Berita Acra Perhitungan Kontrasepsi Gudang.

k. Hasil Petarhitungan Persediaan Alat Kontrasepsi ( F/I.a/SO ) l. Hasil Perhitungan Persediaan Non Alat Kontrasepsi ( F/I.b/SO ) m. Laporan Bulanan Alat Kontrasepsi. ( F/V/KB)

(13)

GUDANG GUDANG GUDANG

n. Surat Keputusan Penunjukan Panitia Pengapusan Barang Milik/Kekayaan Negara .

o. Berita Acara Penelitian Pemeriksaan Barang. p. Lampiran Berita Acara Pengapusan Barang /Jasa

(2) Setelah dilakukan Pencatatan maka kegiatan selanjutnya adalah

Pelaporan yang meliputi : a. Laporan Tahunan.

Membuat mutasi barang secara komulatip selama 1 tahun sert sisa persediaan pada ahir Tahun ( Administratif)

b. Stock Opname

Menghitung fisik Barang 2 (dua) kali setahun ( Bulan Juli dan Desember )

c. Laporan Triwulan

Membuat mutasi barang secara komulatip selama 3 Bulan sert sisa persediaan

d. Laporan Bulanan

Membuat mutasi barang secara komulatip selama 1 Bulan sert sisa persediaan ahir Bulan.

INFORMASION Droping Tembudan Koordinasi

BKKBN

PUSAT

PUSKESMAS

INDUK

DINKES

KAB/KOTA

PPLKB/UPTD

LSM

RS / SWASTA

SKPD KB

KAB/KOTA

BKKBN

PROPINSI

F/V/K

B

F/V/K

B

F/V/K

B

F/II/K

B

(14)

Bagian Kedua

Penyelenggaraan Pelayanan KB di Kabupaten Lombok Utara Pasal 14

Agar pelaksanaan kegiatan pelayanan dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan diperlukan Perencanaan penggerakan dalam pelaksanaan.Demikian pula halnya setelah pelayanan sangat diperlukan adanya pengayoman agar akseptor merasa nyaman untuk menggunakaan alat kontrasepsi .

1. Penggerakan.

Penggerakan Pelayanan KB dilakukan secara sistimatis dan berkesinambungan oleh Petugas KB ( PLKB,Kader ataupun tenaga Kesehatan ). Penggerakan dilakukan dalam upaya motivasi danta yang didapat mengidentifikasi calon /peserta KB terutama peserta KB MKJP , dimana data yang didapat dari data data pelayanan KB dan Pasangan Usia Subur (PUS) potensial disuatu wilayah tertentu.

Dalam pelaksanaan penggerakan Pelayanan KB serta ayoman komplikasi Berat dan kegagalan kontrasepsi tidak terlepas dari dukpun ungan Dana yang diperlukan. Besaran pembagian dana penggerakn disesuai disesuaikan dengan kebijakan di Propinsi, masing masing, sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah setempat. Adapun dukungan dana Penggerakan Pelayanan KB MKJP dapat dapat digunakan untuk beberapa hal sbb :

1. KIE dan Konseling Awal yang dilakukan oleh petugas lapangan ( PLKB dan Kader)

2. Biaya Transpor Pergi dan Pulang pendamping Akseptor ke Tempat Pelayanan.

POSKESD

ES

POLINDES

KLINIK

SWASTA

PUSTU

AKSEPTOR

(15)

3. Penapisan ahir sebelum dan sesudah pelayanan (konseling )oleh

provider ( Dokter,Bidan) dilengkapi dengan Informed consent (berlaku juga untuk peserta Jampersal)

4. Biaya hidup untuk 3 hari khusus untuk akseptor MOP dan MOW.

5. Penggerakan Pencabutan Inplant diperlukan untuk mengidentifikasi / pelacakan klient dengan masa efektif Inplant yang telah habis pakai.

6. Bila ada pelayanan KB yang tidak jadi dilakukan karena alas an medis tertentu (kondisi klien) , biaya KIE Konseling dan transportasi dapat tetap dibayarkan dengan menyerahkan surat keterangan dari tenaga medis dan foto copy Formulir K/IV/KB.

CATATAN:

Penggerakan Pelayanan KB dapat menghasilkan Peserta KB Baru maupun Aktif , namun tidak semua klien penggerakan pelayanan KB yang berminat menggunakan kontrasepsi yang dipilihnya dapat dilayani pemasangannya dikarenakan kondisi medis setelah melalui konseling ahir pra pelayanan.

2. Ayoman.

Jenis Ayoman yang diberikan adalah ayoman komplikasi berat dan kegagalan akibat kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) khususnya bagi PUS Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Dalam perencanaan pemberian ayoman perlu diketahui sebelumnya batasan jenis komplikasi berat yang akan diayomi serta penanggulangan rumor yang beredar tentang kontrasepsi.

Adapun macam macam komplikasi kontrasepsi , dan akibat dan jenis kontrasepsi yang diayomi adalah sbb :

JENIS KONTR ASEPSI

JENIS KOMPLIKASI

RINGAN SEDANG BERAT

(16)

MOW - - 1) Henti Jantung 2) Perdarahan di daerah Tuba. 3) Perdarahan karena perlukaan pembuluh darah besar.

4) Perforasi Usus dan kantung kemih.

5) Emboli udara atau gas. 6) Perforasi Rahim.

7) Komplikasi Pasca bedah.

1 2 3 4

MOP - Infeksi Lokal, abses pada bekas luka 1) Shock Anapilaktik akibat penyuntikan anaestesi. 2) Perdarahan. 3) Hematoma (memar) dan bengkak. 4) Infeksi I U D 1. Ganggua n Haid ( yang ditandai dengan bercak perdarah an) 2. Keputiha n yang patologis. Penyakit radang Panggul (Pelvitis )

b) Nyeri dibawah pusat disertai demam , keputihan yang berbau

busuk,perubahan warna dan rasa nyeri

pada waktu

bersanggama. c) Translokasi AKDR ,

keluarnya AKDR dari tempat seharusnya misalnya perforasi uterus ( jarang terjadi)

d) Patahnya batang IUD saat pencabutan. e) Perdarahan hebat

pervaginam.

f) Benang /Filament putus pada saat penarikan IUD. IMP LANT 1. Infeksi dan Abses ditempat luka yang dikaibatkan oleh pemakaian alat alat yang tidak

(17)

steril. 2. Nyeri atau hematoma akibat pemasanga n yang tidak benar. 1 2 3 4 SUN TIK a. Gangguan Haid b. Perubahan Berat Badan. c. Infeksi ringan ditempat suntikan (abces) - - PIL a. Gangguan Haid. b. Mual mual ringan. c. Pusing Ringan. d. Perubahan Berat Badan. - - KON DOM Iritasi dan allergi disertai disertai cairan keputihan yang Berwarna, gatal dan berbau., - -

3. Pelacakan Kasus , Komplikasi Berat dan Kegagalan

Pelacakan kasus komplikasi berat ataupun kegagalan karena penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MOP, MOW, IUD dan Implat ) yang dilakukan oleh Tim Jaga Mutu Pelayanan KB bersama dengan Tim Audit Medis Pelayanan KB dari Puskesmas/Rumah Sakit ataupun Dinas Kesehatan melalui Audit Medis Pelayanan KB (AMP KB).

Dalam melakukan pelacakan kasus tersebut harus tetapberorientasi kepada :

(18)

1. Peningkatan kwalitas pelayanan KB dengan pendekatan siklus pemecahan masalah.

2. Bersifat supervise fasilitatif ( pendampingan ) dan tidak saling menyalahkan.

3. Mencari solusi untuk perbaikan baik isi menagemen maupun tehnis.

4. AMP KB dilakukan per klien.

MEKANISME PROSEDUR PEMBAYARAN

KOORDINASI

Keterangan :

= Mengajukan Permohonan = Droping Anggaran

a. Ayoman

Ayoman diberikan kepadla peserta KB yang mengalami komplikasi Berat dan kegagalan KB MKJP (MOW,MOP,IUD dan IMPLANT) Dana ayoman khususnya ditujukan bagi peserta KB Prasejahtera dan Sejahtera I yang tidak terlindung oleh assuransi kesehatan apapun.

BKKBN PUSAT

BKKBN PROVINSI

SKPD KB

KABUPATEN/KOTA

BKKBN PUSAT

BKKBN PROVINSI

SKPD KB

KABUPATEN/KOTA

PETUGAS KB

(PLKB,KADER, PETUGAS MEDIS)

DATA PELAYANAN KB ( KLIEN KB )

(19)

Dana tersebut juga kadapat digunakan untuk biaya transportasi disaat merujuk klien yang perlu penanganan lebih lanjut ke Fasilitas Pelayanan KB yang lebih lengkap.

a. Kriteria yang dimaksud dengan kasus kompikasi berat akibat kontrasepsi adalah :

1. Infeksi Berat yang memerlukan Perawatan

2. Perdarahan Hebat yang memerlukan Perawatan.

3. Tindakan yang memerlukan Pemeriksaan lanjut seperti Rontgen,dan Laboratorium untuk membantu Diagnosis komplikasi Berat akibat kontrasepsi.

4. Komlikasi yang memerlukan tindakan operatip.

b. Kasus Komplikasi Berat/Kegagalan yang memerlukan rujukan dilakukan apabila peserta KB MKJP mengalami komplikasi berat atau kegagalan yang perlu penanganan khusus diunit pelayanan KB yang lebih tinggi.

c. Peserta KB yang mengalami Komplikasi Berat/Kegagalan Kontrasepsi dan mencari Data pelayanan atau perawatan ke instansi atau tempat pelayanan atau perawatan swasta yang tidak ditunjuk ( Dokter swasta, Rumah Bersalin,RS Swasta ) dianggap mampu untuk menanggulanginya.

Prosedur Pembayaran Kasus Komplikasi Berat dan Kegagalan.

a. Pengajuan bantuan untuk Biaya Penanggulangan akibat komplikasi Berat dan Kegagalan KB MKJP ditujukan ke SKPD KB Kabupaten Lombok Utara yang kemudian diteruskan ke Perwakilan BKKBN Propinsi NTB. Dengan melengkapi bukti pembayaran , foto copy forimat K/IV/KB yang telah menjadi akseptor.

b. Klinik KB ( Puskesmas , RS,) dapat mengajukan klim untuk mendapatkan biaya komplikasi Berat dan Kegagagalan bagi peserta KB yang telah dirawat atau di memungkinkan untuk mendapatkan Uang muka dKantor Perwakilan BKKBN Propinsi.

c. Dalam keadaan khusus pengambilan biaya penanggulangan kegagalan atau komplikasi berat pemakaian kontrasepsi dilakukan oleh pasien oleh Suami/Istria tau keluarga Pasien yang berikuasa secara tertulis,dengan cara menyerahkan kwitansi bukti pembayaran biaya kegagalan atau komplikasi berat , pemakaian alat dan Obat kontrasepsi disertai dengan keterangan diagnosis dari dokter yang merawat serta surat keterangan klinik KB tempat pemasangan alat kontrasepsi.

(20)

Apabila ada kasus kasus tertentu yang memerlukan penyelesaian lebih lanjut dapat berkoordinasi dengan BKKBN PUSAT agar terlebih dahulu menghubungi Kantor Perwakilan BKKBN Propinsi. Untuk selanjutnya agar ditindaklanjuti penyelesaiannya.

MEKANISME PEMBAYARAN

AYOMAN KOMPLIKASI DAN KEGAGALAN

BKKBN

PUSAT

BKKBN PROVINSI BKKBN KABUPATEN /KOTA PESERTA KB

KKB /

PUSKESMAS

RS/PKB RS KABUPATEN/KOT A RS/PKB RS PROVINSI KOORDINASI

(21)

Pasal 1

Pedoman Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi Serta Pelaksanaan Pelayanan KB di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.

Pasal 2

Pedoman Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi Serta Pelaksanaan Pelayanan KB di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok Utara dalam pelaksanaan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB).

Pasal 3

Pedoman Pengendalian dan Pendistribusian Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi Serta Pelaksanaan Pelayanan KB di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, bertujuan untuk:

a. Menyediakan dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai Penyuluhan KB, dalam upaya pencapaian tujuan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga secara Nasional.

b. Menyediakan dukungan dana pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari Gudang SKPD-KB Kabupaten Lombok Utara ke Fasilitas Pelayanan KB.

Pasal 4

Keputusan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat Kekeliruan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tanjung pada Tanggal

BUPATI LOMBOK UTARA,

(22)

TEMBUSAN :

1. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah di Jakarta 2. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 3. Kepala BKKBN Pusat di Jakarta

4. Inspektorat Kabupaten Lombok Utara di Gangga

5. Kepala BAPPEDA Kabupaten Lombok Utara di Tanjung 6. Kepala DPPKAD Kabupaten Lombok Utara di Tanjung

7. Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Setda. Kab Lombok Utara di Tanjung

8. Masing-masing yang bersangkutan ditempat 9. Arsip

Referensi

Dokumen terkait

tidak bertanggung jawab untuk bertindak ceroboh melakukan perusakan hutan demi tuntutan ekonomi yang salah kaprah. 2) Pola pengelolaan hutan dengan program PHBM yang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan metode K-nn merupakan metode yang sangat bagus atau baik dalam melakukan prediksi ataupun klasifikasi, hala ini dapat dilihat

Dengan melihat tabel diatas hasil pengujian menunjukkan bahwa t memiliki nilai signifikansi 0.000<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan investasi

membagi tugas sesuai dengan kompetensi jabatan bawahan dalam rangka penyiapan bahan penyusunan rancangan Rencana Strategis, Program dan Rencana Kerja Tahunan/Rencana

membagi tugas sesuai dengan fungsi dan kompetensi jabatan bawahan dalam rangka penyiapan bahan penyusunan program kerja subbagian Administrasi Pemerintahan agar

Dari Putri Cempa lahir seorang putra yang bernama Raden Fatah, yang kemudian menjadi Raja Islam pertama di Jawa (Demak). Ada beberapa pendapat tentang berdirinya kerajaan

In this research the author will implement Hierarchical Token Bucket algorithm as a queue discipline (qdsic) to produce bandwidth management properly. The final result on

FAOGOHUKU HULU selaku Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) harus menunggu Laporan Perkembangan pelaksanaan kegiatan dari terdakwa FOGOTO TELAUMBANUA