PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812) Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah
Disusun oleh : Ario Trissusilo
0901763
DEFARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Ario Trissusilo
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ario Trissusilo
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
PERANG KOALISI VI:
Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Nana Supriatna M.Ed. NIP. . 196110141986011001
Pembimbing II
Drs. R. H. Achmad Iriyadi
NIP. 196112191988031002
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Sejarah
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan sejarah dunia di dalamnya selalu berkaitan dengan
suatu peristiwa peperangan, penaklukan, kekuasaan, ekspansi dan invasi suatu
negara terhadap negara lain. Negara-negara yang mempunyai kekuatan akan
memungkinkan untuk menaklukan wilayah negara lain untuk kepentingan politik,
ekonomi, maupun sosial.
Terjadinya Perang Koalisi bukan merupakan suatu hal yang terjadi secara
tiba-tiba, namun itu merupakan akhir dari suatu proses pengangkatan Napoleon
menjadi kaisar Perancis. Perkembangan negara Perancis yang dipimpin oleh
Kaisar Napoleon membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin memanas
dengan diwarnai ketegangan yang mendorong terjadinya perang koalisi. Perancis
bergerak di hampir seluruh kawasan Eropa melawan negara-negara yang dianggap
penting dan strategis. Hal ini diakibatkan adanya ambisi Napoleon untuk
menaklukan Kawasan Eropa dan menjadikan Perancis sebagai negara yang paling
kuat di Eropa.
Kekuatan Napoleon dibidang militer tidak diragukan lagi, bahkan
menjadi yang terkuat setelah pasukan Inggris. Selama masa hidupnya terutama
setelah ia berkuasa di Perancis, tiada hari yang dilakukannya tanpa menyusun
strategi perang dan berperang. Akibat dikobarkanya peperangan oleh Napoleon,
banyak terjadi perubahan besar pada sistem militer di Eropa, terutama pada
artileri dan organisasi militer. Salah satunya adalah diadakannya metode wajib
militer secara resmi (levee en masse), terutama yang dilakukan oleh Napoleon
sehingga jumlah tentaranya menjadi berlipat ganda (Cahyo. 2012:142).
Pada masa menjadi kaisar Perancis antara tahun (1804-1814), Napoleon
telah membuktikan cita-cita yang ingin dicapainya, Napoleon yang semakin
kampanye militer. Seperti yang dikemukakan oleh Schoom dalam Surya, 2009
bahwa:
“Napoleon yang semakin agresif mulai mengusik negara-negara kawasan Eropa lainya yang dinilai strategis seperti Austria, Spanyol, Belanda, Prusia, Swiss,dan Rusia sehingga kemudian terjadi Perang Koalisi. Dimulai dengan Perang Koalisi pertama tahun tahun 1805 yang dimana Austria bergabung dengan aliansi Inggris dan Rusia. Perang Koalisi ini terjadi di benua Eropa tetapi juga dibeberapa tempat dibenua lainya dan merupakan kelanjutan dari yang dipicu oleh Revolusi Perancis ditahun 1789.”
Serangan yang dilancarkan pasukan Napoleon sangat cepat,
wilayah-wilayah yang dianggap penting oleh Napoleon telah ditaklukan. Kekuatan
Napoleon yang begitu superior di Eropa saat itu dan strategi militernya yang
bagus saat itu bisa mengalahkan serta menguasai daerah-daerah yang strategis.
Negara-negara di kawasan Eropa yang saat itu menjadi daerah taklukan Napoleon
seperti Austria, Prusia, Spanyol, Italia, Belanda, sebagian Polandia, dan sampai
perbatasan Rusia semuanya takluk oleh Napoleon. Kemenangan pasukan
Napoleon atas negara-negara tersebut telah mengubah peta Eropa, juga Napoleon
telah merusak batas-batas internasional yang sudah diatur sebelum perang terjadi.
Pada tahun 1808 daerah kekuasaan Napoleon membentang dari Spanyol sampai
perbatasan Rusia. Napoleon melakukan penaklukan-penaklukan daerah
kekuasaanya melalui serangkaian perang yang juga disebut Peperangan Napoleon
(Fauzi, 2011: 1).
Dari beberapa daerah yang sudah ditaklukanya tersebut, Rusia menjadi
daerah yang selanjutnya ingin ditaklukan Napoleon. Di daerah Rusia ini adalah
menjadi ajang pertempuran yang paling menentukan dalam peperangan Napoleon
di Eropa. Hal tersebut menyebabkan perang berlangsung sangat unik dan
merupakan perang yang paling menarik dalam peperangan Napoleon yang terjadi
di Eropa. Rusia berada di sebelah timur Kawasan Eropa yang memiliki wilayah
terluas di Eropa dan pusat pemerintahnya berada di St Petersburg. Napoleon
sangat serius ingin menaklukan Rusia, bahkan ratusan ribu pasukan Napoleon
Sebenarnya apa yang menarik dari Rusia ini sehingga Napoleon sangat
serius ingin menyerangnya? Napoleon yang sangat superior serta sulit untuk
dikalahkan ternyata saat memasuki Rusia sangat sulit untuk meraih kemenangan.
Berbagai cara dilakukan oleh Napoleon untuk mulai menambah para
prajurit-prajuritnya, tetapi itu tidak menjamin kemenangan bagi Napoleon. Kekuatan
Napoleon seakan-akan luntur saat memasuki Rusia.
Lanza (2010:133) dalam buku yang berjudul Napoleon and Modern War,
His Military Maxims: Napoleon dan Strategi Perang Modern menjelaskan bahwa,
“Napoleon menyerang Rusia pada tahun 1812 dengan maksud memaksa Kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan
memperkecil kemungiknan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia”. Serangan-serangan Napoleon yang bisa menaklukan sebagian Kawasan Eropa,
ternyata tidak berhasil ketika ingin menguasai Rusia. Strategi Napoleon yang
cemerlang, ternyata juga tidak mampu untuk mengalahkan Rusia. Ratusan ribu
prajurit Napoleon yang dikerahkan untuk menyerang Rusia banyak yang tewas
dan sebagian ada juga yang ditawan.
Memang wilayah Rusia sangat berbeda dengan wilayah lain di Kawasan
Eropa. Pada musim dingin iklim di wilayah Perancis memang suhunya dingin,
berbeda dengan iklim di Rusia yang beriklim “Continental” (bila musim panas
suhunya panas sekali, bila musim dingin suhunya dingin sekali) dan rata-rata
suhunya dibawah nol derajat celcius. Keadaan alamnya juga sangat tidak biasa
bagi pasukan Perancis dan cuaca dingin inilah kekuatan pasukan Napoleon
seakan-akan luntur, cuaca dingin ini juga merupakan musuh pasukan Perancis
selain pasukan Rusia.
Pertempuran di Rusia menjadi titik balik kekalahan Napoleon dalam
Perang Koalisi. Misi untuk menaklukan Eropa inilah yang menjadikan titik
lemahnya Napoleon yang pada tahun 1812 telah mengalami kekalahan dari Rusia.
Meski Napoleon hanya memerintah Perancis kurang dari dua puluh tahun,
kecerdikannya dalam menyusun peperangan telah membuatnya menjadi penakluk
Perang Koalisi secara keseluruhan membawa perubahan besar di Eropa.
Meskipun hampir semua Kawasan Eropa dibawah kekuasaan Napoleon (Prestasi
ini hanya bisa dibandingkan dengan kekaisaran Romawi tempo dulu), peperangan
antara Perancis pimpinan Napoleon dengan kekuatan lain di Eropa selama lebih
dari dua dekade akhirnya sampai pada titik penghabisan setelah kalah dalam
pertempuran di Rusia. Setelah peperangan Napoleon berakhir, dominasi Perancis
di Eropa praktis lenyap dan kembali lagi seperti pada masa Raja Louis XIV
(Fauzi, 2011: 3).
Strategi yang digunakan Napoleon tidak dapat menolong Perancis dari
kekalahannya di Rusia. Mengapa Napoleon yang begitu superior dalam Perang
Koalisi di Eropa kalah saat menuju Rusia? Melihat permasalahan tersebut, penulis
tertarik untuk mengkaji hal tersebut yang akan dituangkan dalam penulisan
skripsi. Hal-hal yang telah disampaikan oleh penulis di atas, kemudian dijadikan
dasar oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai kekalahan Napoleon
di Rusia akibat ambisi cita-citanya untuk menguasai Eropa. Dengan demikian
penulis memilih untuk mengangkat judul "Perang Koalisi VI: Suatu Kajian
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas penulis akan memfokuskan
permasalahan pada pertanyaan sebagai berikut "Mengapa Napoleon gagal dalam
melakukan pertempuran di Rusia tahun 1812?". Fokus permasalahan di atas akan
diuraikan dalam pertanyaan pertanyaan di bawah ini:
1. Bagaimana latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia tahun
(1812)?
2. Bagaimana strategi militer Napoleon dalam pertempuran di Rusia tahun
(1812)?
3. Apa yang menyebabkan Napoleon kalah dalam pertempuran di Rusia
tahun (1812)?
4. Bagaimana dampak pertempuran yang terjadi di Rusia terhadap
perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812)?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia (1812).
2. Menjelaskan mengenai strategi militer Napoleon dalam pertempuran di
Rusia (1812).
3. Menjelaskan penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia
(1812).
4. Menjelaskan dampak pertempuran yang terjadi di Moscow terhadap
perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812).
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperkaya penulisan Sejarah terutama sejarah kawasan Eropa
2. Untuk menambah pengetahuan peneliti dan juga para pembaca mengenai
peristiwa sejarah Perang Koalisi (Perang Napoleon). Sehingga
pengetahuan kita bertambah dan dapat mengambil pelajaran dari sejarah
perang tersebut.
3. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah
mengenai Pertempuran Napoleon di Rusia.
4. Dapat diambil suatu makna bahwa peperangan selalu menimbulkan
kerugian baik yang menang maupun kalah. Sehingga untuk kedepanya
diharapkan tidak terjadi peperangan lagi terutama di negeri kita sendiri.
5. Sebagai perluasan materi pelajaran Sejarah yang berkaitan dengan
kurikulum di sekolah menegah atas yang membahas mengenai
Revolusi-revolusi di berbagai Negara terkait materi kelas XI semester 2.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
metode historis yang merupakan suatu metode yang lazim dipergunakan dalam
penelitian sejarah. Metode historis yaitu, suatu proses pengkajian, penjelasan, dan
penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau
(Sjamsuddin, 2007: 17-19).
Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan
penelitian sejarah ini sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50) sebagai
berikut:
1. Heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber yang relevan dengan
masalah yang akan diangkat oleh penulis. Cara yang dilakukan adalah
mencari dan mengumpulkan sumber, buku-buku, dan artikel-artikel yang
berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Sumber penelitian sejarah
terbagi menjadi tiga yaitu sumber benda, sumber tertulis, dan sumber
lisan. Topik yang penulis pilih berbentuk studi literatur sehingga sumber
2. Kritik, yaitu memilah dan menyaring keotentikan sumber-sumber yang
telah ditemukan. Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian terhadap
sumber-sumber yang didapat untuk mendapatkan kebenaran sumber.
3. Interpretasi, yaitu memaknai atau memberikan penafsiran terhadap
fakta-fakta yang diperoleh dengan cara menghubungkan satu sama lainnya.
Pada tahapan ini penulis mencoba menafsirkan fakta-fakta yang
diperoleh dari hasil penelitian.
4. Historiografi yaitu tahap akhir dalam penulisan sejarah. Pada tahapan ini
penulis menyajikan hasil temuan pada tiga tahapan sebelumnya dengan
cara menyusun dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang sederhana
dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.
Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penulisan karya
ilmiah ini, penulis melakukan teknik penelitian dengan menggunakan studi
literatur, teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat menunjang
penelitian.
1.6 Penjelasan Istilah
Untuk mendapatkan kejelasan makna yang tersirat dalam judul tersebut,
penulis akan mencoba menguraikan istilah-istilah yang dianggap perlu, antara lain
adalah sebagai berikut:
1.6.1 Perang
Perang diartikan sebagai permusuhan, pertempuran, dan sebagainya antar
Negara, bangsa, tentara dengan Negara bangsa atau tentara. Perjuangan,
perkelahian, mengadu tenaga, dan sebagainya. dan juga bisa dikatakan bahwa
perang konflik akan melibatkan kekuatan Militer. Prof. Guilmartin juga
mendefinisikan perang dapat didefinsikan dalam arti luas, bahwa perang tidak
hanya dalam hal militer tetapi juga dapat berwujud tekanan sosial dan ekonomi
guna mencapai tujuan-tujuan tertentu, perang telah menjadi sifat dasar manusia
1.6.2 Napoleon
Dalam buku "The Rise Of Napoleon Bonaparte” Karya Aspey.
“Napoleon adalah kaisar Perancis sejak bulan November 1799 sampai 18 mei 1814. Napoleon berasal dari keluarga miskin dengan nama Napoleone
Bounaparte. Keluarga Bounaparte berasal dari Pulau Corsica (pulau yang
penduduknya bangsa Italia). Napoleon merupakan anak kedua dari tujuh
bersaudara. Napoleon lahir di Kota Ajjacio, Pulau Corsica, pada tanggal 15
Agustus 1769, satu tahun setelah kepulauan itu diserahkan dari Kerajaan Genoa
kepada Perancis. Ayahnya adalah Nobile Carlo Bounaparte, yaitu seorang
pengacara yang pernah menjadi perwakilan Corsica saat Louis XVI berkuasa di
tahun 1777. Ibunya bernama Maria Letizia Morolino. Napoleon mempunyai
kakak yang bernama Joseph, dan Lima adiknya yang bernama Louis, Pauline,
Caroline, Lucien, dan Elisa”.
Dalam buku “Napoleon The Myth of The Savour” karya Jean Tulard
(1985) menjelaskan Pada tahun 1779 tepatnya bulan Januari, Napoleon
didaftarkan pada sebuah sekolah agama di Autun, Perancis untuk belajar bahasa
Perancis, dan pada bulan Mei ia mendaftar disebuah akademi militer di Briene le
Chateau. Saat disekolah ia sering dicemooh oleh teman-temanya, karena ia sering
menggunakan bahasa Corsika yang sangat kental. Di sekolahnya Napoleon sangat
pintar dalam pelajaran Matematika, dan cukup memahami pada pelajaran Sejarah
dan Geografi. Setelah ia lulus pada tahun 1774, Napoleon mendaftar di sekolah
elit Ecole Militaire di Kota Paris. Disana ia dilatih menjadi perwira Artileri. Saat
ia sekolah disana, ayahnya meninggal dunia, Napoleon pun dipaksa
menyelesaikan sekolah yang normalnya memakan waktu dua tahun menjadi satu
tahun. Napoleon diuji oleh Pierre Simon Laplace yang merupakan seorang ilmuan
terkenal. Kecerdasannya membuat Napoleon lulus diusia 15 tahun. Berbagai
1.6.3 Rusia
Rusia pada tahun 1812 merupakan negara dengan sistem pemerintahan
kerajaan yang dipimpin oleh Tsar Aleksander 1. Keberadaan Rusia menurut data
arkeologi terletak disebelah timur Jerman yakni dari Sungai Oder disebelah barat,
membentang sampai ke pegunungan Karpatian disebelah Timur, dan disini telah
lama hidup bangsa nenek moyang Rusia yang dikenal dengan bangsa Slavia
(Orlov dalam Fahrurodji, 2000:15).
Tsar Aleksander I naik tahta setelah terjadi kudeta dan pembunhan
ayahnya, Paul 1. Aleksander tumbuh dewasa dalam didikan yang sangat
dipengaruhi oleh neneknya, Katerina II “The Great”. Setelah naik tahta juga,
Rusia dibawah pimpinan Aleksander I menghukum orang-orang yang terlibat
konspirasi yang mengakibatkan kematian ayahnya. Pada paruh pertama
pemerintahannya Aleksander I dikenal sebagai seorang yang liberal, periode ini
ia menggelar reformasi liberal, yang dibidani ia sendiri dan beberapa teman – teman dekatnya. Dengan teman-teman dekatnya inilah ia membentuk “Komite
Rahasia” atau “komite penyelamatan umum” (Fahrurodji, 2005: 84).
1.6.4 Koalisi
Menurut (Heywood dalam Jansen, 1981) mengemukakan “koalisi adalah pengelompokan aktor politik saingan yang dibawa bersama-sama melalui persepsi
ancaman bersama, atau pengakuan bahwa tujuan mereka tidak dapat tercapai
dengan bekerja secara terpisah”.
Koalisi juga untuk memperkuat barisan dalam menjalankan
program-program yang telah disusun, koalisi itu merupakan gabungan dari berbagai elemen
untuk melaksanakan program politik. Koalisi itu di perlukan jika merasa kekuatan
tidak ada batasannya, semakin banyak anggota koalisi maka semakin sukses
dalam menjalankan program-programnya. Dengan catatan seluruh anggota koalisi
harus sepaham dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan
program-program (Jansen, 1981: 1).
1.7 Tinjauan Kepustakaan dan Landasan Teori 1.7.1. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan para ahli terdahulu dan penelitian sejenis akan
menjadikan acuan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, oleh karena
itu sember-sumber yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
menggunakan sumber-sumber yang dihasilkan dalam penelitian oleh para ahli
terdahulu. Adapun beberapa sumber yang digunakan oleh peneliti diantaranya
adalah:
1) Buku karya Hoaglin (1960) dalam bukunya yang berjudul Learn World
History "The Easy War", menjelaskan mengenai masa kekaisaran
Napoleon Bonaparte. Selama Napoleon berkuasa kurang lebih 10 tahun,
ia banyak melakukan perubahan-perubahan penting.
Perubahan-perubahan tersebut adalah Perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi, dalam
bidang hukum, bidang pendidikan, bidang pemerintahan, bidang agama,
bidang sosial, pekerjaan publik, dan usaha kolonial.
2) Buku karya A. N. Cahyo (2012) yang berjudul Perang-perang Paling
Fenomenal : Dari Klasik sampai Modern. Buku ini menjelaskan
mengenai Perang-perang yang terjadi sejak awal peradaban manusia
hingga zaman modern baik dalam skala kecil maupun besar. Dalam buku
ini oleh penulis akan disorot mengenai Perang Zaman Pike and Shot yang
didalam bahasanya terdapat bahasan mengenai Invasi Napoleon ke Rusia.
3) Buku karya Weiss (1977) yang berjudul Conservatism In Europe
1770-1945 "Tradisionalism, Reaction, and Counter Revolution". Buku ini
menjelaskan bahwa imperialisme Perancis dibawah Napoleon merupakan
struktur sosial. Selama pemerintahanya, Napoleon berhasil
mengumpulkan sejumlah masa yang mendukungnya, dan membentuk
sebuah pasukan bersenjata.
4) Buku karya Zamoyski (2005) yang berjudul Moscow 1812: Napoleon’s
Fatal March. Buku ini menceritakan tentang invasi Napoleon ke Rusia
dan mundur akibat kekalahannya di Moskow.
5) Buku karya Lanza (1949) yang berjudul Napoleon and Modern War, His
Military maxims yang diterjemahkan oleh Gatot Triwira. Buku ini
menjelaskan kejeniusan taktik milter Napoleon. Taktik militer Napoleon
disebut sering disebut salah satu Jendral terbesar sepanjamg zaman itu
diperinci, dan dijelaskan secara lebih teknis.
Selain kelima buku yang telah disebutkan, masih ada beberapa buku lain
yang juga menunjang terhadap penelitian, diantaranya adalah buku Seratus Tokoh
Yang Paling Berpengaruh Di Dunia karya M. H. Hart, buku Hubungan
Internasional di Kawasan Eropa (Antara Konflik, Kerjasama, dan Integrasi)
karya Aelina Surya, buku Lintasan Sejarah Dunia karya J. Nehru, buku Sun Tzu
The Art of Warfare karya Ames, buku Napoleon: Sang Manusia Hebat Pencipta
Sejarah karya Felix Markham, dan masih banyak pula buku-buku yang masih
dalam proses pencarian untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan.
1.7.2 Landasan teori 1.7.2.1 Teori Perang
Dalam bukunya Sun Tzu The Art of Warfare karya Ames (2002: 93)
“Perang adalah urusan Negara bagian yang penting, medan dimana hidup mati ditentukan jalan yang membawa kepada keselamatan atau kehancuran, dan harus
diperiksa secara seksama”. Oleh sebab itu, kita harus mengukur hasil perang
dengan menilai situasi perang berdasarkan lima kriteria dan membandingkan
Sun Tzu mengungkapkan teori pertempuran bahwa dalam memasuki
pertempuran, carilah kemenangan yang cepat, kalau pertempuran berkepanjangan,
senjata anda akan tumpul dan pasukan anda akan merosot moralnya. kalau
pasukan anda lama didiamkan dilapangan, cadangan nasional anda tidak akan
cukup (Ames, 2002: 97).
Menurut Clausewitz dalam bukunya yang berjudul “On War”
menjelaskan bahwa:
“Perang hanyalah duel dalam skala luas. Jika kita memahami, perang hanya sebagai unit jumlah tak terhitung dalam duel yang membuat terjadinya perang. Kita harus melakukan yang terbaik untuk diri kita sendiri seperti dua pegulat yang masing-masing berusaha dengan menggunakan kekuatan fisik untuk memaksa lawanya tunduk kepada kehendaknya, setiap upaya untuk melemparkan lawanya, dan membuat dia mampu memberikan perlawanan lebih lanjut”.
Jika perang berakhir untuk menghanguskan, maka secara alami segala
persiapan untuk hal yang sama akan memiliki kecenderungan yang ekstrim.
Untuk kelalaian dengan cara apapun tidak bisa diperbaiki, kemudian yang paling
realitas dunia bisa memberikan panduan bagi kita mengenai persiapan musuh,
sejauh mereka kita kenali, dan semua sisanya akan jatuh ke dalam wilayah lain
dengan memisahkan pasukan musuh (Clausewitz, 2006: 16).
1.7.2.2 Teori Strategi
Sun Tzu dalam tulisanya yang terkeknal yaitu “The art of Warfare” mengungkapkan “dalam konsep strategi Sun Tzu telah mempengaruhi pemikiran-pemikiran tentang strategi pda masa-masa berikutnya dihampir seluruh penjuru
dunia, bahkan dinegara-negara barat sekalipun sampai sekarang.” Pada tataran strategi Sun Tzu sangat fokus pada kepentingam-kepentingan suatu negara dalam
penggunaan kekuatan militer. Salah satu kalimat yang dituliskan dalam hal ini
adalah. “Jika bukan karena kepentingan negara, jangan bertindak. Jika tidak yakin
akan berhasil, jangan menggunakan kekuatan militer. Jika bukan karena dalam
Selain Sun Tzu, Clausewitz juga menjelaskan “bahwa strategi adalah aksi pertempuran untuk mencapai akhir dari perang, oleh karena itu harus memberikan
tujuan untuk aksi militer secara keseluruhan, yang harus sesuai dengan objek
perang”. Dengan kata lain strategi merupakan rencana perang, untuk tujuan bersama dalam rangkaian tindakan yang mengarah pada keputusan akhir. Strategi
juga merupakan untuk membuat rencana kampanye terpisah dan mengatur
pertempuran untuk diperjuangkan dalam setiap lokasi pertempuran (Clausewitz,
2006: 77).
1.7.2.3 Teori Geopolitik
Dalam teori ini Hayati (2007: 161) menjelaskan bahwa:
“Geopolitik adalah pemanfaatan ilmu dari Geografi untuk maksud politik praktis. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan dalam wujud kebijakan dan strategi nasional yang didorong aspirasi nasional Geografik”.
Suatu negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu secara
langsung akan berdampak kepada geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik
bertumpu pada geografi sosial (hukum geografi), situasi, kondisi, atau konstelasi
geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi
suatu negara.
1.7.2.4 Teori Konflik Dalam Sosiologi
Teori konflik dalam perkembanganya lebih dibahas secara spesifik
dengan lahirnya cabang baru sosiologi yang membahas mengenai konflik yaitu
sosiologi konflik. Istilah tersebut pertama kali disebutkan dalam artikelnya yang
berjudul “The Sociology of Conflict” oleh George Simmel tahun 1903. Ia juga dikenal sebagai bapak sosiologi konflik. Ibnu Khaldun dalam Susan (2009:41),
juga menjelaskan:
dan tribal. Kelompok sosial dalam struktur sosial manapun dalam masyarakat didunia ini selalu memberi kontribusi terhadap berbagai
konflik”.
Dari penjelasan di atas penulis lihat bahwa keberadaan kelompok
sosiallah yang menentukan terjadinya konflik karena suatu kelompok sosial ini
ingin menunjukan bahwa kelompoknya yang dianggap kuat dan layak untuk
menguasai daerah yang mereka tinggal. Apabila ada kelompok sosial lain yang
menentang dan ingin menguasai daerahnya maka disitulah akan terjadi konflik
sosial antar berbagai kelompok.
.
1.8 Struktur Penulisan Skripsi
Sitematika hasil penelitian akan disusun kedalam lima bab yang terdiri
dari:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti,
membahas mengenai masalah-masalah yang melatarbelakanginya dengan
mengungkapkan kesenjangan, antara harapan dan kenyataan. Selanjutnya
dikemukakan mengenai perumusan masalah yang merupakan persolan-persoalan
penting yang memerlukan pemecahan. Dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat
penelitian yang memuat maksud dari pemilihan masalah tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan metode dan teknik penelitian, dimana dalam penelitian ini
menggunakan studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. selanjutnya yang
terakhir dalam bab ini dituliskan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Kepustakaan
Bab ini berisi mengenai pemaparan terhadap beberapa sumber
kepustakaan yang dijadikan sebagai bahan bagi penulis dalam mengkaji
permasalahan yang diangkat yaitu tentang “Perang Koalisi: Suatu Kajian
Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)”.
Perang Napoleon itu sendiri. Selain membahas mengenai sumber-sumber literatur
yang relevan dengan kajian penulis, pada bab ini juga berisi mengenai tinjauan
teori yang digunakan.
Bab III Metodologi dan Teknik Penelitian
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan
dalam penulisan yaitu Heuristik yang merupakan proses pengumpulan data-data
yang dibutuhkan dalam penulisan, Kritik yaitu proses pengolahan data sejarah
sehingga menjadi fakta yang asli dan dapat dipertanggungjawabkan, interpretasi
yaitu penafsiran sejarawan terhadap fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan
serta metode penafsiran tertentu, dan Historiografi yaitu proses penulisan
fakta-fakta sejarah agar dapat disampaikan pada orang banyak.
Bab IV Pembahasan
Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh
hasil penelitian yang diperoleh Perang Napoleon, serta merupakan isi utama dari
tulisan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan
masalah. Pada bab ini membahas secara garis besar dari hasil penelitian disertai
dengan analisis-analisisnya yang dibagi kedalam beberapa sub-bab dimulai dari
menjelaskan sebab dan latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia (1812),
menjelaskan strategi militer Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812),
menjelaskan penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812),
dan menjelaskan dampak pertempuran yang terjadi di Rusia terhadap
perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812).
Bab V Kesimpulan
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan
dilapangan. Bab ini juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjelasan mengenai metodologi penelitian yang
digunakan oleh penulis, mulai dari pelaksanaan dan persiapan penelitian hingga
laporan penelitian. Penulis mengkaji skripsi dengan judul “Perang Koalisi VI:
Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Di Rusia (1812)”.
Penelitian pada penulisan skripsi ini menggunakan metode historis dengan studi
literatur. Sedangkan untuk pendekatannya penulis menggunakan pendekatan
interdispliner. Metode historis digunakan dalam penulisan skripsi ini terdapat
keterkaitan dengan objek kajian yang diteliti yakni mengenai perang Koalisi VI 1.
3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam
melalkukan penyidikan disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan bahan-bahan
(objek) yang diteliti. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya berupa
rekonstruksi imajinatif dan historiografi (Gottschalk, 1986: 32).
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh penulis dalam penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Heuristik
Heuristik yaitu mencari, menemukan, dan mengumpulkan data dan fakta
dari berbagai sumber baik itu berupa buku-buku maupun artikel yang menjelaskan
mengenai perang Koalisi VI. Heuristik dalam bahasa Yunani disebut Heurishein
yang artinya yaitu memperoleh. Heuristik merupakan suatu kegiatan mencari
sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi
sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti
Renier dalam Abdurahman (2007: 64), menjelaskan bahwa Heuristik
adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh sebab itu heuristik
tidak mempunyai peraturan-peraturan umum. Namun, heuristik seringkali
merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan merinci
bibliografi atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.
Pada kegiatan pencarian dan mengumpulkan sumber-sumber mengenai
perang Koalisi VI, penulis mencari di beberapa toko buku yang ada di Kota
Bandung seperti di toko buku Palasari, Gramedia, dan Jalan Dewi Sartika
Bandung. Pencarian sumber juga penulis lakukan diberbagai perpustakaan, seperti
perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Daerah Jawa Barat,
Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dan Perpustakaan Universitas Indonesia
Depok. Selain ditempat-tempat yang penuliskan sebutkan, pencarian sumber ini
penulis lakukan dengan melakukan browsing internet sebagai tambahan
pengetahuan heuristik penulis mengenai penelitian yang dikaji.
Dari proses pencarian sumber-sumber di berbagai tempat yang penulis
sebutkan diatas, penulis mendapatkan bermacam-macam sumber yang
memberikan banyak informasi seperti buku yang berjudul A Political and
Cultural History of Modern Europe, Russia in The Age of Reaction and Reform
1801-1881, Napoleon “The Myth of The Saviour”, Perang Perang Paling Fenomenal “Dari Klasik Sampai Modern”, Rusia Baru Menuju Demokrasi “Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya”, Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang Muslim, Hubungan Internasional di Kawasan Eropa “Antara Konflik, Kerjasama, dana Integrasi”, dan buku-buku lainnya.
2. Kritik Sumber
Setelah penulis mendapatkan berbagai sumber, tahap selanjutnya adalah
penulis melakukan penilaian dan mengkritik sumber-sumber yang telah
ditemukan tersebut baik itu dari buku, sumber tertulis browsing internet, dan hasil
dari penelitian dalam pencarian sumber lainya. Penulis sependapat dengan
menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber yang
diperoleh. Melainkan ia harus menyaringnya secara kritis terutama terhadap
sumber pertama agar terjaring fakta-fakta yang menjadi pilihannya, sehingga dari
penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa tidak semua sumber yang ditemukan
dalam tahap heuristik dapat menjadi sumber yang digunakan penulis, tetapi harus
disaring dan dikritisi terlebih dahulu keotentikan sumber tersebut.
Ismaun (2005: 48) menjelaskan bahwa dalam tahap ini timbul kesulitan
yang sangat besar dalam penelitian sejarah, karena kebenaran sejarah itu sendiri
tidak dapat didekati secara langsung dan karena sifat sumber sejarah juga tidak
lengkap serta kesulitan menemukan sumber-sumber yang dapat dipercaya, relevan
dan otentik, maka penulis harus melakukan kritik internal dan kritik eksternal
terhadap sumber-sumber yang penulis dapatkan.
Kritik eksternal yaitu cara melakukan verifikasi atau cara pengujian
terhadap aspek-aspek luar sumber-sumber sejarah. Aspek-aspek luar itu dapat
diuji dengan perntayaan-pernyataan kapan sumber itu dibuat?, dimana sumber itu
dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan apa sumber itu dibuat?, dan apakah
sumber itu dalam bentuk asli atau tidak? Sedangkan kritik Internal Ismaun (2005:
50) mengemukakan bahwa kritik internal adalah kritik yang bertujuan untuk
menilai kredibilitas sumber yang mempersoalkan isinya, kemampuan
pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan
membandingkan kesaksian di dalam sumber dengan
kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana
dapat dipercaya) diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan
mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipungutlah fakta-fahta sejarah
melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap
evidensi-evidensi dalam sumber.
3. Interpretasi
Interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah
merupakan tahap dimana peneliti melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang
dalam Abdurahman, 2007: 73). Dalam interpretasi atau penafsiran sejarah itu
memiliki tiga aspek penting yaitu: pertama, analisis-kritis yaitu menganalisis
struktur intern dan pola-pola hubungan antar fakta-fakta. Kedua,
historis-substantif yaitu menyajikan suatu uraian prosesual dengan dukungan fakta-fakta
yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan. Sedangkan ketiga,
sosial-budaya yaitu memperhatikan manifestasi insani dalam interaksi dalam interrelasi
sosial-budaya (Gottschalk dalam Ismaun, 2005: 56).
4. Historiografi
Ismaun (2005: 28) mengemukakan bahwa historiografi adalah usaha
untuk mensintesiskan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang
jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sama halnya menurut Sjamsuddin
(2007: 156) juga mengemukakan bahwa historiografi adalah usaha mensintesiskan
seluruh hasil penelitian atau penemuan yang berupa data-data dan fakta-fakta
sejarah menjadi suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar ataupun
hanya berupa makalah kecil. Tahap historiografi yang penulis lakukan adalah
dalam berupa tulisan setelah penulis melewati tahap pengumpulan dan penafsiran
sumber-sumber sejarah. Penulis memperoleh fakta-fakta disajikan menjadi satu
kesatuan dalam skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai
Kekalahan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia”.
3.1.2 Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan
penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi liteartur, yakni dengan cara
mengumpulkan sumber-sumber yang mendukung serta relevan bagi penulis.
Sumber-sumber tersebut dikaji oleh penulis baik itu berasal dari sumber buku,
browsing internet, maupun sumber-sumber tertulis lainya yang relevan dengan
fokus kajian yang penulis teliti.
Sumber-sumber yang telah ditemukan oleh penulis maka sumber tersebut
akan dikritik secara eksternal maupun internal, serta penulis kemudian
menggunakan sistem dengan aturan dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
yang ditetapkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
3.2 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian merupakan titik awal pada tahapan penelitian yang
harus dipersiapkan dengan matang. Tahap ini dilakukan dengan langkah-langkah
yang isinya yaitu pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian
serta bimbingan. Adapun tahapnya sebagai berikut.
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian
Skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai
Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran di Rusia 1812”. Ini merupakan suatu kajan sejarah perang suatu negara. Penentuan judul dan tema
skripsi ini dipengaruhi oleh ketertarikan penulis terhadap mata kuliah Sejarah
Peradaban Barat yang terutama mengenai bahasan perang Koalisi yang
merupakan salah satu mata kuliah kesukaan penulis. Akibatnya dari ketertarikan
tersebut penulis berniat untuk menulis sebuah skripsi yang bertemakan tentang
Perang Koalisi VI di Rusia.
Terlepas pada ketertarikan pada mata kuliah tersebut, ketika penulis
sedang mencari judul penelitian untuk mata kuliah Seminar Penulisan Karya
Ilmiah, penulis mendapatkan buku mengenai peperangan di dunia dan di
dalamnya menceritakan mengenai beberapa peperangan dahsyat yang terjadi di
dunia dari zaman kuno hingga zaman modern. Setelah baca buku tersebut ada sub
judul yang membuat penulis merasa tertarik untuk diteliti yaitu mengenai
peperangan Napoleon (Koalisi). Pada dasarnya penulis memang tertarik dengan
sejarah kawasan terutama yang berkaitan dengan peperangan. Akhirnya dengan
ketertarikan tersebut penulis tuangkan dalam sebuah judul proposal skripsi.
Setelah melakukan konsultasi dengan sekertaris TPPS (Tim
Pertimbangan Penulisan Skripsi) beliau mengingatkan kepada penulis bahwa
Judul Perang Napoleon di Eropa sebelumnya pernah dikaji oleh mahasiswa
terlebih dahulu dengan dosen yang mengajarkan matakuliah Sejarah Peradaban
Barat. Setelah berkonsultasi dengan dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Barat
beliau membolehkan judul yang penulis angkat yaitu Perang Koalisi VI di Rusia
untuk dilanjutkan menjadi skripsi dengan judul Perang Koalisi VI di Rusia: Suatu
Kajian Mengenai kekalahan Pasukan Napoleon Di Moscow. Judul tersebut boleh
dilanjutkan namun judulnya diubah sedikit menjadi “Perang Koalisi VI: Suatu
Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon di Rusia”.
Setelah penulis mendapakan judul yang sesuai maka penulis
memperbaiki proposal dan mengajukan rancangan judul penelitian kepada dewan
TPPS di jurusan Pendidikan Sejarah. Judul penulis ajukan adalah “Perang Koalisi
VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon di Rusia”.
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Setelah penulis menentukan judul dan tema penelitian, penulis selanjunya
melanjutkan ketahap penyusunan rancangan penelitian. Dalam tahap ini, penulis
mulai mengumpulkan berbagai data mengenai Peperangan Napoleon (Koalisi)
serta Pertempuran di Rusia. Penulis melakukan pengumpulan data dengan
pencarian sumber tertulis ke berbagai toko buku, perpustakaan, dan juga lewat
browsing internet.
Setelah data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, penulis
selanjutnya menyusun rancangan penelitian tersebut dalam sebuah proposal
skripsi yang sistematikanya sebagai berikut:
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
6. Tinjauan Kepustakaan
7. Metode dan Teknik Penelitian
Pada rancangan proposal penelitian yang sudah selesai disusun
selanjutnya diajukan kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan
Pendidikan Sejarah. Proposal penelitan tersebut kemudian dikoreksi dan penulis
mendapatkan beberapa pertanyaan dari dosen TPPS mengenai permasalahan
penelitian yang penulis kaji. Setelah TPPS mengkoreksinya kemudian penulis
melakukan revisi terhadap rancangan proposal penelitian yang penulis ajukan.
Setelah proposalnya direvisi, penulis menyerahkan kembali rancangan proposal
penelitian tersebut kepada TPPS. Selanjutnya TPPs memberikan izin kepada
penulis untuk mengikuti kegiatan seminar proposal skripsi.
Proposal tersebut kemudian dipresentasikan pada seminar proposal
tanggal 7 Desember 2013 di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah. Dalam
seminar proposal tersebut, penulis mendapatkan berbagai saran dan masukan
terkait masalah judul, rumusan pertanyaan penelitian, serta tinjauan kepustakaan.
Selain itu juga, penulis mendapatkan masukan dari calon dosen pembimbing
mengenai rumusan pertanyaan penelitian yang harus diubah dan ditambah satu
pertanyaan lagi.
Rancangan proposal penelitian tersebut kemudian disetujui oleh calon
pembimbing I dan II serta siap untuk membimbing penulis dalam melakukan
penelitian. Pengesaha penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari TPPS
Jurusan Pendidikan Seajarah No: 013/TPPS/JPS/PEM/2013. Setelah disetujui,
pengesahan untuk penulisan skripsi dikeluarkan melalui surat keputusan Ketua
Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, dan sekaligus penentuan pembimbing
skripsi yaitu Bapak Dr. Nana Spriatna, M, Ed sebagai pembimbing I dan Bapak
Drs. H.R. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing II.
Setelah melaksanakan seminar proposal, penulis kemudian melakukan
revisi proposal penelitian yang telah diseminarkan. Perbaikan terhadap proposal
penelitian dilakukan sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan oleh calon
dari segi rumusan pertanyaan penelitian, tinjauan kepustakaan, dan landasan
teori-teori yang masih kurang fokus terhadap judul kajian yang diambil.
3.2.3 Proses Bimbingan
Bimbingan merupakan kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh penulis
dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II untuk menyelesaikan
permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan kegiatan seminar proposal penelitian
pada 7 Desember 2013, ditetapkan bahwa Bapak Dr. Nana Supriatna, M,Ed
sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. H.R. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing
II dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oelh penulis. Kegiatan bimbingan
harus dilakukan oleh penulis selama penyusunan skripsi. Melalui proses
bimbingan, saran, arahan, dan perbaikan selalu didapatkan penulis dalam
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.
Dalam pelaksanaan bimbingan dengan melakukan diskusi dan
komunikasi dengan dosen pembimbing I dan II, penulis dapat melakukan proses
penelitian dan penyusunan penelitian dengan baik. Selama proses penyusunan
skripsi itu penulis melakukan proses bimbingan dengan pembimbing I dan
pembimbing II sesuai dengan waktu bimbingan yang telah disepakati bersama.
Sehingga bimbingan ini bisa berjalan lancar dan penyusunan skripsi ini dapat
memberikan hasil sesuai dengan ketentuan.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Tahapan berikutnya penulis melakukan pelaksanaan penelitian setelah
penulis merancang dan mempersiapkan penelitian. Dalam penelitian skripsi ini,
penulis melakukan empat tahapan penelitian diantaranya sebagai berikut:
3.3.1 Heuristik
Heuristik merupakan proses mengumpulkan fakta-fakta dan
sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis. Kegiatan
mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau
Proses pencarian sumber-sumber ini, penulis mendatangi berbagai toko
buku yang ada di Kota Bandung seperti toko buku Gramedia, toko buku Palasari,
toko buku Togamas, dan toko buku di Jalan Dewi Sartika. Selain itu juga penulis
mengunjung ke berbagai perpustakaan seperti Perpustakaan Universitas Indonesia
Bandung, Perpustakaan Universitas Indonesia Depok, Perpustakaan Daerah
Bandung, dan Perpustakaan Batu Api Jatinangor. Untuk menambah
sumber-sumber ini, penulis tidak lupa mencari sumber-sumber-sumber-sumber yang ada di internet dan
ebook untuk mendapatkan sumber mengenai Perang Koalisi VI.
Dari berbagai toko buku, perpustakaan dan lain-lain, penulis
mendapatkan sumber yang cukup relevan dengan penelitian yang penulis kaji
yaitu mengenai Perang Koalisi. Penjelasan mengenai penemuan sumber-sumber
tersebut penulis paparkan sebagai berikut:
1. Toko Buku Gramedia Bandung, dari toko buku ini penulis mendapatkan
buku sumber yang berjudul Perang-perang paling Fenomenal yang
isinya mengenai sejarah peperangan dari zaman klasik hingga modern
dan buku berjudul Hubungan Internasional di Kawasan Eropa yang
menjelaskan bahwa Kawasan Eropa selalu menjadi tempat hal-hal besar
termasuk peperangan Napoleon (Koalisi).
2. Toko Buku Togamas Bandung, dari toko buku ini penulis mendapatkan
buku sumber yang berjudul Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang
Muslim, buku Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah,
dan buku .
3. Toko Buku Jalan Dewi Sartika, dari toko buku ini penulis tidak
mendapatkan satu pun buku yang mengkaji tentang peperangan
Napoleon (Koalisi).
4. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, dari perpustakaan ini
penulis mendapatkan berbagai buku sumber yaitu buku yang berjudul
Learn World History: The Easy War karya Hoaglind, buku Hukum
Internasional Bagian Perang karya Djatikoesoemo, buku Conservatism
Revolution”, dan berbagai buku lainya mengenai metodologi penelitian sejarah.
5. Perpustakaan Universitas Indonesia, dari perpustakaan ini penulis
mendapatkan berbagai buku sumber yaitu buku yang berjudul The
Western Heritage Vol. II Since 1648, buku Napoleon and Modern War “
His Military Maxims”, buku A Political and Cultural History of Modern
Europe, buku Russia In The Age of Reaction and Reform 1801-1881,
dan buku Napoleon “The Myth of The Saviour.
6. Perpustakaan Daerah Bandung, dari perpustakaan ini penulis
mendapatkan beberapa buku sumber yang digunakan untuk bab II
mengenai teori-teori yang dipakai oleh penulis.
7. Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dari perpustakaan ini penulis
mendapatkan beberapa buku sumber yaitu buku Rusia Baru Menuju
Demokrasi, buku Revolusi Prancis, buku Pengantar Sosiologi Konflik
dan Isu-isu Kontemporer, dan buku Napoleon: Sang Manusia Hebat
Pencipta Sejarah.
8. Situs Ebook, dari situs ebook ini penulis juga mendapatkan berbagai
sumber yang berjudul The Persuit of Glory: Europe 1648-1815, Moscow 1812: Napoleon’s Fatal March, dan 1812: Napoleon's Russian campaign.
Semua sumber liteartur yang diperoleh penulis, sebagian ada yang
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sumber yang menggunakan
bahasa Inggris, penulis terlebih dahulu menterjemahkan ke bahasa Indonesia
supaya lebih mudah dalam memahami isi sumbernya. Setelah diterjemahkan,
penulis mengkaji antara sumber yang satu dengan yang lainya sehingga diperloeh
pemahaman yang telah teruji. Pemahan mengenai sumber-sumber yang sekunder
dapat membantu peneliti dalam menguji permasalahan dalam penulisan skripsi ini
akibatnya diperoleh perubahan yang optimal melalui penelitian ini dan hasilnya
3.3.2 Krtitk Sumber
Tahap kedua adalah tahap kritik sumber setelah peneliti mendapatkan
sumber-sumber yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis kaji pada
tahap heuristik. Abdurahman (2007:68) menjelaskan bahwa:
“Verifikasi atau kritik sumber ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini, dilakukan uji keabsahan tentang keaslian (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang
kesahihan sumber (kredibilitas) yang dilalui melalui kritik intern”.
Sama halnya dengan pendapat di atas, penulis sependapat dengan
Sjamsuddin (2007: 105) yang menjelaskan bahwa “fungsi kritik sumber bagi
sejarawan erat kaitanya untuk mencari kebenaran”. Memang para sejarawan
dalam tahap ini dihadapkan pada benar dan salah, keraguan dan kemungkinan.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kritik sumber dikelompokkan pada dua
bagian yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Pada kritik eksternal telah
menitikberatkan pada aspek-aspek luar sumber sejarah, sedangkan untuk kritik
internal maka lebih menekankan pada isi dari sumber sejarah. Dalam aspek
eksternal ditujukan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber. Penulis juga
sependapat dengan Abdurahman (2007: 68-69) yang mengemukakan bahwa
aspek-aspek luar tersebut bisa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: kapan
sumber itu dibuat?, dimana sumber itu dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan
apa sumber itu dibuat?, dan apakah sumber itu dalam bentuk asli?.
Ketika melakukan kritik eksternal terhadap beberapa sumber tertulis
yang berbentuk buku, penulis hanya mengklasifikasinya dari aspek latar belakang
penulis buku tersebut. Itu dilakukan penulis untuk melihat ke otentisitas yang
berhubungan dengan skripsi penulis. Selain itu, penulis juga memperhitungkan
kepopuleran dari penerbit supaya tingkat kepercayaan penulis semakin tinggi
kepada isi buku tersebut.
Kritik internal bertujuan untuk menguji kredibilitas dan reliabilitas
sumber. Sjamsuddin (2007: 143) mengemukakan bahwa “kritik internal
tanggung jawab dan moralnya, serta kemampuan pembuatanya. Penulis menilai
isinya dengan membandingkan kesaksian-kesaksian didalam sumber dengan
kesaksian-kesaksian didalam sumber lain. Untuk menguji sejauh manakah sumber
tersebut dapat dipercaya, maka diadakan penilaian terhadap sumber dengan
mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian didapatkanlah fakta-fakta sejarah
melalui perumusan data yang diapat terhadap evidensi-evidensi dalam sumber
setelah diadakan penelitian.
Berhubungan dengan tahap kritik sumber ini, dalam penelitian ini penulis
berusaha untuk menyaring dan mengkritik beberapa sumber yang telah penulis
dapatkan pada proses heuristik. Kritik internal yang penulis lakukan terhadap
buku yang berjudul “Conservatism In Europe 1770-1945 “Tradisiolism, Reaction, and Counter Revolution” karya John Weiss. Buku ini banyak menjelaskan mengenai imperialisme Perancis era Napoleon yang merupakan
suatu ancaman terhadap nilai-nilai ekonomi, sosial, dan tradisional politik di
Kawasan Eropa. Selama masa kepemimpinannya, Napoleon berhasil
mengumpulkan sejumlah massa untuk mendukungnya dan membentuk beberapa
pasukan bersenjata. Napoleon banyak melakukan beberapa perubahan reformasi
bersama pendukungnya, yang menyebabkan masyarakat Perancis saat itu tunduk
pada pemerintahan Napoleon. Setelah penulis seleksi, isi buku ini sesuai dengan
kajian penulis mengenai keadaan Eropa saat peperangan Napoleon (Koalisi).
Hal tersebut juga diperkuat dengan beberapa buku seperti The Western
Heritage Vol. II Since 1648 karya Donal Kagan yang menjelaskan mengenai
keadaan masyarakat Eropa dalam bidang sosial ketika Napoleon berkuasa.
Napoleon mengeluarkan sebuah undan-undang yang dikenal dengan “Kode
Napoleon” yang diberlakukan sejak tanggal 21 Maret 1804. Undang-undang tersebut diberlakukan di hampir seluruh kawasan Eropa terutama diwilayah
taklukannya. Kode Napoleon tersebut berisikan beberapa peraturan yang telah
ditentukannya. Napoleon juga mengahapuskan serikat kerja yang telah
budak, pengrajin, dan pekerja. Buku ini menggambarkan spesifikasi mengenai apa
saja yang diterapkan oleh Napoleon di kawasan Eropa.
Dalam kritik eksternal, Penulis menemukan perbedaan dari kedua buku
tersebut yang sama-sama membahas mengenai Eropa pada masa kekuasaan
Napoleon. Weiss memang berasal dari Eropa, dia bisa sedikit banyak mengetahui
peristiwa di Eropa pada masa Napoleon, berbeda dengan Kagan yang berasal dari
luar Eropa yaitu Amerika Serikat. Kagan menulis keadaan Eropa lebih luas lagi
jauh sebelum terjadinya Revolusi Perancis yaitu tahun 1648. Buku yang ditulis
Weiss, pembahasanya berawal dari Revolusi Perancis sehungga yang dibahas
dalam buku ini memang bermula dari adanya Revolusi Perancis hingga kekuasaan
Napoleon berakhir di kawasan Eropa.
Berdasarkan hasil dari melakukan kritik Eksternal, penulis mendapatkan
perbedaan pendapat dari berbagai penulis. Itu karena setiap latar belakang penulis
berbeda. Perbedaan pendapat dari satu sumber dengan sumber lainya ialah
kemungkinan yang dapat diperoleh dari tindakan kritik internal. Kemungkinan
lainya adalah sumber-sumber yang berbeda dan sumber-sumber yang tidak
menyebutkan apa-apa (Sjamsuddin, 2007: 116).
3.3.3 Interpretasi
Interpretasi merupakan tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis
setelah melakukan kritik sumber. Dalam tahapan ini, penulis melakukan
penafsiran terhadap beberapa fakta yang diperoleh dari sumber tertulis.
Fakta-fakta yang diperoleh penulis yaitu terlebih dahulu melalui tahapan kritik sumber
kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain untuk
menghasilkan suatu penjelasan mengenai Perang Koalisi VI.
Interpretasi merupakan analisis-kritis yang merupakan kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainya, karena analisis dan sintesis
dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi
(Kuntowijoyo, 2003: 1003-104). Terutama dalam menggunakan pikiran-pikiran
suatu sintesis dari hasil penelitiannya dan penemuannya itu dalam suatu penulisan
utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156).
Fakta-fakta yang telah disusun dan ditafsirkan pada akhirnya diharapkan
dapat menunjukan suatu keterhubungan antara satu dengan yang lainya. Sehingga
dapat menghasilkan suatu rangkaian peristiwa yang logis dan kronologis yang
didapatkan dalam penelitian berdasarkan fakta-fakta. Dalam hal ini ada dua
metode yang digunakan yaitu analisis dan sintesis. Analisis yang artinya
menguraikan sedangkan sintetis artinya menyatukan. Kedua hal tersebut
dipandang sebagai metode utama dalam interpretasi.
Dalam kaitanya dengan penelitian skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)”, interpretasi yang dilakukan penulis yaitu terhadap data-data dan fakta-fakta yang telah diperoleh kemudian ditafsirkan berdasarkan beberapa fakta-fakta yang
ditemukan penulis. Penafsiran tersebut berakibat bisa dipertanggungjawabkan
oleh penulis. Penulis menafsirkan arti penting dari Perang Koalisi VI bagi strategi
Perancis era Napoleon ini terletak dari segi Geopolitik.
Penulis memberikan contoh dalam interpretasi ini yaitu mengenai
pentingnya wilayah strategis dalam pertempuran. Wilayah Rusia merupakan
wilayah yang strategis untuk dijadikan gerbang utama menuju kawasan Asia,
maka wilayah tersebut sangat penting bagi Napoleon sebagai pendukung untuk
menaklukan seluruh kawasan Eropa. Jika Napoleon menguasai wilayah tersebut,
maka kemungkinan besar hasil serangkaian peperangan yang dilakukan Napoleon
dapat dimenangkan semuanya.
3.3.4 Historiografi
Dalam tahapan ini penulis memaparkan dan melaporkan seluruh hasil
penelitian dalam bentuk tertulis setelah melalui tahafan interpretasi fakta. Pada
tahap ini penulis mengerahkan seluruh daya pikiran bukan saja keterampilan
teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Yang paling utama
penulis harus menggunakan pikiran-pikiran kritis-analitis sehingga mengahsilkan
“historiografi merupakan cara penulisan, pemafaran atau pelaporan hasil
penelitian sejarah yang telah dilakukan. Layaknya laporan penelitian ilmiah,
penulisan hasil penelitian sejarah hendaknya dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai proses penelitian dari awal (fase perencanaan) sampai dengan
akhir (penarikan kesimpulan)”.
Historiografi adalah usaha mengsintesiskan seluruh hasil penelitian atau
penemuan berupa data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu penulisan yang
utuh, baik itu berupa karya besar atau hanya berupa makalah kecil (Sjamsudin,
2007: 156). Hubungannya penelitian yang dilakukan penulis, bahwa historiografi
ini merupakan tahapan terakhir dari tahap penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh penulis yaitu dari mulai tahap heuristik, kritik, interpretasi,
sampai dengan historiografi.
Setelah penulis melakukan heuristik/mengumpulkan data maupun buku
sumber, penulis melakukan kritik sumber ekstern maupun intern dan mengolah
data-data yang relevan dan sudah dikritik terlebih dahulu sesuai dengan judul
penelitian yaitu “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan
Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia”. Penulis melakukan historiografi
berdasarkan data-data yang penulis temukan oleh penulis dituangkan pada bab IV
skripsi ini, dengan megemukakan kontroversi yang ada pada permasalahan yang
penulis kaji, serta berusaha mengutarakannya dalam berbagai sudut pandang yang
ada pada permasalahan yang penulis kaji. Gaya penulisan sejarah yang penulis
tuangkan pada bab IV ini disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar (eyd) dan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku
di Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan studi akademis tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan
Berdasarkan ketentuan penulisan karya ilmiah dilingkungan UPI
tersebut, maka sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang yang memuat penjelasan mengapa
masalah yang diteliti muncul dan penting serta mengenai alasan dan ketertarikan
penulis memilih permasalahan itu diangkat atau yang selama ini menjadi
keresahan penulis. Dalam bab ini juga berisikan rumusan dan batasan masalah
yang disajikan berbentuk beberapa pertanyaan untuk mempermudah penulis
mengkaji dan mengarahkan pembahasan, tujuan penelitian, metode dan teknik
penelitian, penjelasan istilah dalam judul, tinjauan pustaka dan landasan teori dan
sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam bab II ini penulis memaparkan berbagai sumber literatur yang
dianggap memiliki keterkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji. Sumber
tertulis tersebut berbentuk buku dan dokumen yang relevan. Dalam kajian pustaka
ini, penulis membandingkan, memposisikan, dan mengkontraskan kedudukan
masing-masing penelitian yang dikaji kemudian dengan masalah yang sedang
penulis teliti. Hal tersebut dimaksudkan supaya adanya keterkaitan antara
permasalahan dilapangan dengan buku-buku, agar keduanya dapat saling
mendukung, dimana dari teori yang sedang dikaji dengan permasalahan yang
penulis teliti bisa saling berkaitan. Fungsi dari kajian pustaka ini adalah sebagai
landasan teoritis dalam analisin berbagai penemuan.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Mengenai metodologi penelitian, bab III ini berisikan mengenai
tahap-tahap, langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh
penulis meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur dalam
penelitian ini semuanya akan dibahas dalam bab II ini. Prosedur itu merupakan
langkah-langkah penulis melakukan penelitian seperti tahap perencanaan,
pengajuan judul penelitian, persiapan penelitian, proses bimbingan dan tahap
4. Bab IV Pembahasan
Pembahasan merupakan isi utama dari penulisan skripsi ini mengenai
permasalahan-permasalahan yang terdapat pada rumusan dan batasan masalah.
Selain hal tersebut terdapat penjelasan judul, memaparkan dengan rinci hasil
penelitian yang telah dilakukan dan memaparkannya dalam bab ini. Pada bab IV
ini juga pada dasarnya pembahasan ini merupakan hasil pengolahan dan analisis
terhadap beberapa fakta yang telah ditemukan dan diperoleh penulis selama
proses penelitian.
5. Bab V Kesimpulan
Sebagai bab yang terakhir yakni kesimpulan yang merupakan jawaban
dan analisi penulis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan yang merupakan
hasil penelitian. Hasil tersebut merupakan pandangan dan interpretasi penulis
mengenai inti dari bab IV tersebut. Selain itu dalam bab V ini disajikan penafsiran
penulis terhadap hasil analisi dan temuan, hasilnya disajikan dalam berbentuk
kesimpulan penelitian. Dalam bab ini, peulis mengemukakan beberapa
kesimpulan yang didapatkan setelah mengkaji permasalahan yang telah diajukan
sebelumnya.
Pada bab V ini, penulis membuat laporan dan dilampirkan dalam
berbentuk uraian padat atau dengan cara butir demi butir, tetapi akan lebih baik
lagi jika bentuk yang telah disajikan penulis adalah berbentuk uraian padat
daripada butir demi butir. Bab ini juga penulis biasanya mengharapakan saran
serta kritik pembaca atas penelitian yang telah penulis lakukan sebagai bahan
masukan supaya penelitian yang akan datang dapat lebih baik lagi.
Untuk penulisan skripsi ini, data yang dipakai penulis dalam setiap bab
terdapat perbedaan sesuai dengan titik berat pembahasan. Tahap penulisan
terakhir akan dilakukan setelah materi atau bahan telah tersusun dan kerangka
tulisan dibuat. Tulisan akhirnya dilakukan bab demi bab sesuai dengan proses
penelitian yang dilakukan oleh penulis secara bertahap. Penulisan dimulai setelah
seminar proposal penulisan skripsi pada bulan Desember 2013, dan proses ini
ini. Bab ini juga membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan
dilapangan, dan juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara
Pada bab ini akan dirumuskan hal-hal penting yang menjadi kesimpulan
penulisan skripsi sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Rumusan tersebut
didasarkan pada temuan penulis mengenai fakta-fakta dan analisis yang telah
dikaji dan dipaparkan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya. Beberapa hal pokok
yang akan penulis paparkan merupakan kesimpulan dari skripsi ini.
Setelah pasukan Perancis pimpinan Napoleon kalah dalam pertempuran
di Rusia, Napoleon merencanakan akan membentuk pasukan baru sebesar
pasukan yang ia kirimkan ke Rusia. Tujuan dari pembentukan pasukan tersebut
untuk menyiapkan pertahanan maupun serangan dari Pasukan koalisi VI. Sebelum
Napoleon kalah di Rusia, memang Rusia merupakan wilayah strategis bila
dihadapkan dengan kepentingan Napoleon dalam mewujudkan cita-citanya
maupun tujuannya. Menyadari adanya ancaman dari serangan Perancis, Rusia
berusaha untuk mempertahankan wilayahnya sehingga terjadilah pertempuran
antara pasukan Perancis dan pasukan Rusia di wilayah Rusia yang mengakibatkan
kekalahan Pasukan Napoleon saat invasi ke Rusia.
Napoleon kalah dalam hal strategi saat menghadapi Rusia. Strategi yang
telah dipersiapkan sebelumnya oleh Napoleon ternyata sulit untuk meraih
kemenangan. Meskipun pada awal pertempuran Napoleon beberapa kali meraih
kemenangan, namun pada akhirnya Napoleon memutuskan untuk mundur dari
wilayah Rusia. Strategi yang dilakukan Napoleon tidak dipersiapkan dalam
pertempuran yang berlangsung lama. Oleh sebab itu, strategi yang digunakan
Napoleon dalam pertempuran di Rusia tidak berhasil mengingat pertempuran di
Ada beberapa penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di
Rusia. Meskipun menggunakan strategi yang terencana dalam setiap
pertempurannya, namun serangan-serangan yang dilakukan pasukan Perancis
tidak didukung oleh keunggulan strategis, tidak terfokus pada satu titik tujuan
utama, sehingga kekuatan pasukan Perancis dibagi-bagi semata-mata untuk
mencapai serangan yang mendadak bagi pihak musuh. Musuhnya sendiri dalam
menghadapi situasi tersebut memang tidak mau mengambil resiko dengan
bertempur langsung menghadapi pasukan Perancis, mereka berpikir bahwa
mungkin akan kalah apabila berhadapan langsung melawan Grandee Armee, jadi
mereka memilih untuk menggunakan strategi mundur untuk memancing pasukan
Perancis ke dalam wilayah tengah Rusia sambil sesekali menahan serangannya.
Napoleon juga beberapa kali berusaha untuk bertempur langsung dengan pasukan
Rusia, tetapi pasukan Perancis tidak mempunyai variasi lain selain berhadapan
langsung dengan musuhnya, sehingga pergerakan pasukan Perancis dapat dengan
mudah dibaca oleh pasukan Rusia.
Hal yang membuat Napoleon akhirnya kalah adalah cuaca dan iklim
yang ada di Rusia yang menurut penulis dapat dikatakan ganas atau ekstrem.
Rusia memiliki cuaca dan iklim Continental yaitu apabila musim panas suhunya
sangat panas, dan apabila musim dingin suhunya sangat dingin. Pada saat
pertempuran di Rusia ini, wilayah Rusia saat itu telah memasuki musim dingin,
jadi suhu pada saat itu sangatlah dingin. Seperti yang diketahui, pasukan Perancis
tidak dipersiapkan untuk pertempuran musim dingin, apa lagi musim dingin Rusia
dengan musim dingin di negaranya sendiri suhunya sangatlah berbeda, jadi
pasukan Perancis belum terbiasa dengan iklim dan cuaca dingin Rusia. Saat itu
banyak pasukan yang tidak dapat beradaptasi dengan baik, sehingga banyak
pasukan yang kedinginan dan hipotermia. Cuaca yang dingin tersebut membuat
pasukan Perancis tidak dapat berbuat banyak, jangankan melakukan pertempuran,
untuk mencari alat-alat dan tempat untuk dapat menghangatkan badanpun
Untuk menjalankan proses penyerangan, di sini sangat diperlukan
informasi. Sebenarnya kurangnya informasi mengenai Rusia merupakan salah
satu alasan mengapa ia kehilangan kampanye di Rusia dan akhirnya ia kalah.
Kampanye tersebut hilang begitu cepat, pertempuran di Rusia ini disiapkan
dengan peta kuno sebelum tahun 1812 yang sepenuhnya keluar dari tanggal pada
saat ia mulai invasi ke Rusia, dan kesalahpahaman antara orang-orang yang ada di
Perancis yang saat itu telah menunjukan jalan ke Moscow sebagai ibukota agama,
bukan ke St Petersburg sebagai ibukota administratif Rusia. Oleh karena itu
Napoleon dengan keterampilan berperangnya, dalam memenangkan pertempuran
di Rusia ia