• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANG KOALISI VI: SUATU KAJIAN MENGENAI KEKALAHAN PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANG KOALISI VI: SUATU KAJIAN MENGENAI KEKALAHAN PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812)."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PASUKAN NAPOLEON DALAM PERTEMPURAN DI RUSIA (1812) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

Disusun oleh : Ario Trissusilo

0901763

DEFARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Ario Trissusilo

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ario Trissusilo

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PERANG KOALISI VI:

Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna M.Ed. NIP. . 196110141986011001

Pembimbing II

Drs. R. H. Achmad Iriyadi

NIP. 196112191988031002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

(4)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan sejarah dunia di dalamnya selalu berkaitan dengan

suatu peristiwa peperangan, penaklukan, kekuasaan, ekspansi dan invasi suatu

negara terhadap negara lain. Negara-negara yang mempunyai kekuatan akan

memungkinkan untuk menaklukan wilayah negara lain untuk kepentingan politik,

ekonomi, maupun sosial.

Terjadinya Perang Koalisi bukan merupakan suatu hal yang terjadi secara

tiba-tiba, namun itu merupakan akhir dari suatu proses pengangkatan Napoleon

menjadi kaisar Perancis. Perkembangan negara Perancis yang dipimpin oleh

Kaisar Napoleon membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin memanas

dengan diwarnai ketegangan yang mendorong terjadinya perang koalisi. Perancis

bergerak di hampir seluruh kawasan Eropa melawan negara-negara yang dianggap

penting dan strategis. Hal ini diakibatkan adanya ambisi Napoleon untuk

menaklukan Kawasan Eropa dan menjadikan Perancis sebagai negara yang paling

kuat di Eropa.

Kekuatan Napoleon dibidang militer tidak diragukan lagi, bahkan

menjadi yang terkuat setelah pasukan Inggris. Selama masa hidupnya terutama

setelah ia berkuasa di Perancis, tiada hari yang dilakukannya tanpa menyusun

strategi perang dan berperang. Akibat dikobarkanya peperangan oleh Napoleon,

banyak terjadi perubahan besar pada sistem militer di Eropa, terutama pada

artileri dan organisasi militer. Salah satunya adalah diadakannya metode wajib

militer secara resmi (levee en masse), terutama yang dilakukan oleh Napoleon

sehingga jumlah tentaranya menjadi berlipat ganda (Cahyo. 2012:142).

Pada masa menjadi kaisar Perancis antara tahun (1804-1814), Napoleon

telah membuktikan cita-cita yang ingin dicapainya, Napoleon yang semakin

(5)

kampanye militer. Seperti yang dikemukakan oleh Schoom dalam Surya, 2009

bahwa:

“Napoleon yang semakin agresif mulai mengusik negara-negara kawasan Eropa lainya yang dinilai strategis seperti Austria, Spanyol, Belanda, Prusia, Swiss,dan Rusia sehingga kemudian terjadi Perang Koalisi. Dimulai dengan Perang Koalisi pertama tahun tahun 1805 yang dimana Austria bergabung dengan aliansi Inggris dan Rusia. Perang Koalisi ini terjadi di benua Eropa tetapi juga dibeberapa tempat dibenua lainya dan merupakan kelanjutan dari yang dipicu oleh Revolusi Perancis ditahun 1789.”

Serangan yang dilancarkan pasukan Napoleon sangat cepat,

wilayah-wilayah yang dianggap penting oleh Napoleon telah ditaklukan. Kekuatan

Napoleon yang begitu superior di Eropa saat itu dan strategi militernya yang

bagus saat itu bisa mengalahkan serta menguasai daerah-daerah yang strategis.

Negara-negara di kawasan Eropa yang saat itu menjadi daerah taklukan Napoleon

seperti Austria, Prusia, Spanyol, Italia, Belanda, sebagian Polandia, dan sampai

perbatasan Rusia semuanya takluk oleh Napoleon. Kemenangan pasukan

Napoleon atas negara-negara tersebut telah mengubah peta Eropa, juga Napoleon

telah merusak batas-batas internasional yang sudah diatur sebelum perang terjadi.

Pada tahun 1808 daerah kekuasaan Napoleon membentang dari Spanyol sampai

perbatasan Rusia. Napoleon melakukan penaklukan-penaklukan daerah

kekuasaanya melalui serangkaian perang yang juga disebut Peperangan Napoleon

(Fauzi, 2011: 1).

Dari beberapa daerah yang sudah ditaklukanya tersebut, Rusia menjadi

daerah yang selanjutnya ingin ditaklukan Napoleon. Di daerah Rusia ini adalah

menjadi ajang pertempuran yang paling menentukan dalam peperangan Napoleon

di Eropa. Hal tersebut menyebabkan perang berlangsung sangat unik dan

merupakan perang yang paling menarik dalam peperangan Napoleon yang terjadi

di Eropa. Rusia berada di sebelah timur Kawasan Eropa yang memiliki wilayah

terluas di Eropa dan pusat pemerintahnya berada di St Petersburg. Napoleon

sangat serius ingin menaklukan Rusia, bahkan ratusan ribu pasukan Napoleon

(6)

Sebenarnya apa yang menarik dari Rusia ini sehingga Napoleon sangat

serius ingin menyerangnya? Napoleon yang sangat superior serta sulit untuk

dikalahkan ternyata saat memasuki Rusia sangat sulit untuk meraih kemenangan.

Berbagai cara dilakukan oleh Napoleon untuk mulai menambah para

prajurit-prajuritnya, tetapi itu tidak menjamin kemenangan bagi Napoleon. Kekuatan

Napoleon seakan-akan luntur saat memasuki Rusia.

Lanza (2010:133) dalam buku yang berjudul Napoleon and Modern War,

His Military Maxims: Napoleon dan Strategi Perang Modern menjelaskan bahwa,

“Napoleon menyerang Rusia pada tahun 1812 dengan maksud memaksa Kaisar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan

memperkecil kemungiknan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia”. Serangan-serangan Napoleon yang bisa menaklukan sebagian Kawasan Eropa,

ternyata tidak berhasil ketika ingin menguasai Rusia. Strategi Napoleon yang

cemerlang, ternyata juga tidak mampu untuk mengalahkan Rusia. Ratusan ribu

prajurit Napoleon yang dikerahkan untuk menyerang Rusia banyak yang tewas

dan sebagian ada juga yang ditawan.

Memang wilayah Rusia sangat berbeda dengan wilayah lain di Kawasan

Eropa. Pada musim dingin iklim di wilayah Perancis memang suhunya dingin,

berbeda dengan iklim di Rusia yang beriklim “Continental” (bila musim panas

suhunya panas sekali, bila musim dingin suhunya dingin sekali) dan rata-rata

suhunya dibawah nol derajat celcius. Keadaan alamnya juga sangat tidak biasa

bagi pasukan Perancis dan cuaca dingin inilah kekuatan pasukan Napoleon

seakan-akan luntur, cuaca dingin ini juga merupakan musuh pasukan Perancis

selain pasukan Rusia.

Pertempuran di Rusia menjadi titik balik kekalahan Napoleon dalam

Perang Koalisi. Misi untuk menaklukan Eropa inilah yang menjadikan titik

lemahnya Napoleon yang pada tahun 1812 telah mengalami kekalahan dari Rusia.

Meski Napoleon hanya memerintah Perancis kurang dari dua puluh tahun,

kecerdikannya dalam menyusun peperangan telah membuatnya menjadi penakluk

(7)

Perang Koalisi secara keseluruhan membawa perubahan besar di Eropa.

Meskipun hampir semua Kawasan Eropa dibawah kekuasaan Napoleon (Prestasi

ini hanya bisa dibandingkan dengan kekaisaran Romawi tempo dulu), peperangan

antara Perancis pimpinan Napoleon dengan kekuatan lain di Eropa selama lebih

dari dua dekade akhirnya sampai pada titik penghabisan setelah kalah dalam

pertempuran di Rusia. Setelah peperangan Napoleon berakhir, dominasi Perancis

di Eropa praktis lenyap dan kembali lagi seperti pada masa Raja Louis XIV

(Fauzi, 2011: 3).

Strategi yang digunakan Napoleon tidak dapat menolong Perancis dari

kekalahannya di Rusia. Mengapa Napoleon yang begitu superior dalam Perang

Koalisi di Eropa kalah saat menuju Rusia? Melihat permasalahan tersebut, penulis

tertarik untuk mengkaji hal tersebut yang akan dituangkan dalam penulisan

skripsi. Hal-hal yang telah disampaikan oleh penulis di atas, kemudian dijadikan

dasar oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai kekalahan Napoleon

di Rusia akibat ambisi cita-citanya untuk menguasai Eropa. Dengan demikian

penulis memilih untuk mengangkat judul "Perang Koalisi VI: Suatu Kajian

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas penulis akan memfokuskan

permasalahan pada pertanyaan sebagai berikut "Mengapa Napoleon gagal dalam

melakukan pertempuran di Rusia tahun 1812?". Fokus permasalahan di atas akan

diuraikan dalam pertanyaan pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia tahun

(1812)?

2. Bagaimana strategi militer Napoleon dalam pertempuran di Rusia tahun

(1812)?

3. Apa yang menyebabkan Napoleon kalah dalam pertempuran di Rusia

tahun (1812)?

4. Bagaimana dampak pertempuran yang terjadi di Rusia terhadap

perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia (1812).

2. Menjelaskan mengenai strategi militer Napoleon dalam pertempuran di

Rusia (1812).

3. Menjelaskan penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia

(1812).

4. Menjelaskan dampak pertempuran yang terjadi di Moscow terhadap

perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya penulisan Sejarah terutama sejarah kawasan Eropa

(9)

2. Untuk menambah pengetahuan peneliti dan juga para pembaca mengenai

peristiwa sejarah Perang Koalisi (Perang Napoleon). Sehingga

pengetahuan kita bertambah dan dapat mengambil pelajaran dari sejarah

perang tersebut.

3. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian sejarah

mengenai Pertempuran Napoleon di Rusia.

4. Dapat diambil suatu makna bahwa peperangan selalu menimbulkan

kerugian baik yang menang maupun kalah. Sehingga untuk kedepanya

diharapkan tidak terjadi peperangan lagi terutama di negeri kita sendiri.

5. Sebagai perluasan materi pelajaran Sejarah yang berkaitan dengan

kurikulum di sekolah menegah atas yang membahas mengenai

Revolusi-revolusi di berbagai Negara terkait materi kelas XI semester 2.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

metode historis yang merupakan suatu metode yang lazim dipergunakan dalam

penelitian sejarah. Metode historis yaitu, suatu proses pengkajian, penjelasan, dan

penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau

(Sjamsuddin, 2007: 17-19).

Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan

penelitian sejarah ini sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50) sebagai

berikut:

1. Heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber yang relevan dengan

masalah yang akan diangkat oleh penulis. Cara yang dilakukan adalah

mencari dan mengumpulkan sumber, buku-buku, dan artikel-artikel yang

berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Sumber penelitian sejarah

terbagi menjadi tiga yaitu sumber benda, sumber tertulis, dan sumber

lisan. Topik yang penulis pilih berbentuk studi literatur sehingga sumber

(10)

2. Kritik, yaitu memilah dan menyaring keotentikan sumber-sumber yang

telah ditemukan. Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian terhadap

sumber-sumber yang didapat untuk mendapatkan kebenaran sumber.

3. Interpretasi, yaitu memaknai atau memberikan penafsiran terhadap

fakta-fakta yang diperoleh dengan cara menghubungkan satu sama lainnya.

Pada tahapan ini penulis mencoba menafsirkan fakta-fakta yang

diperoleh dari hasil penelitian.

4. Historiografi yaitu tahap akhir dalam penulisan sejarah. Pada tahapan ini

penulis menyajikan hasil temuan pada tiga tahapan sebelumnya dengan

cara menyusun dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang sederhana

dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.

Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penulisan karya

ilmiah ini, penulis melakukan teknik penelitian dengan menggunakan studi

literatur, teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat menunjang

penelitian.

1.6 Penjelasan Istilah

Untuk mendapatkan kejelasan makna yang tersirat dalam judul tersebut,

penulis akan mencoba menguraikan istilah-istilah yang dianggap perlu, antara lain

adalah sebagai berikut:

1.6.1 Perang

Perang diartikan sebagai permusuhan, pertempuran, dan sebagainya antar

Negara, bangsa, tentara dengan Negara bangsa atau tentara. Perjuangan,

perkelahian, mengadu tenaga, dan sebagainya. dan juga bisa dikatakan bahwa

perang konflik akan melibatkan kekuatan Militer. Prof. Guilmartin juga

mendefinisikan perang dapat didefinsikan dalam arti luas, bahwa perang tidak

hanya dalam hal militer tetapi juga dapat berwujud tekanan sosial dan ekonomi

guna mencapai tujuan-tujuan tertentu, perang telah menjadi sifat dasar manusia

(11)

1.6.2 Napoleon

Dalam buku "The Rise Of Napoleon Bonaparte” Karya Aspey.

“Napoleon adalah kaisar Perancis sejak bulan November 1799 sampai 18 mei 1814. Napoleon berasal dari keluarga miskin dengan nama Napoleone

Bounaparte. Keluarga Bounaparte berasal dari Pulau Corsica (pulau yang

penduduknya bangsa Italia). Napoleon merupakan anak kedua dari tujuh

bersaudara. Napoleon lahir di Kota Ajjacio, Pulau Corsica, pada tanggal 15

Agustus 1769, satu tahun setelah kepulauan itu diserahkan dari Kerajaan Genoa

kepada Perancis. Ayahnya adalah Nobile Carlo Bounaparte, yaitu seorang

pengacara yang pernah menjadi perwakilan Corsica saat Louis XVI berkuasa di

tahun 1777. Ibunya bernama Maria Letizia Morolino. Napoleon mempunyai

kakak yang bernama Joseph, dan Lima adiknya yang bernama Louis, Pauline,

Caroline, Lucien, dan Elisa”.

Dalam buku “Napoleon The Myth of The Savour” karya Jean Tulard

(1985) menjelaskan Pada tahun 1779 tepatnya bulan Januari, Napoleon

didaftarkan pada sebuah sekolah agama di Autun, Perancis untuk belajar bahasa

Perancis, dan pada bulan Mei ia mendaftar disebuah akademi militer di Briene le

Chateau. Saat disekolah ia sering dicemooh oleh teman-temanya, karena ia sering

menggunakan bahasa Corsika yang sangat kental. Di sekolahnya Napoleon sangat

pintar dalam pelajaran Matematika, dan cukup memahami pada pelajaran Sejarah

dan Geografi. Setelah ia lulus pada tahun 1774, Napoleon mendaftar di sekolah

elit Ecole Militaire di Kota Paris. Disana ia dilatih menjadi perwira Artileri. Saat

ia sekolah disana, ayahnya meninggal dunia, Napoleon pun dipaksa

menyelesaikan sekolah yang normalnya memakan waktu dua tahun menjadi satu

tahun. Napoleon diuji oleh Pierre Simon Laplace yang merupakan seorang ilmuan

terkenal. Kecerdasannya membuat Napoleon lulus diusia 15 tahun. Berbagai

(12)

1.6.3 Rusia

Rusia pada tahun 1812 merupakan negara dengan sistem pemerintahan

kerajaan yang dipimpin oleh Tsar Aleksander 1. Keberadaan Rusia menurut data

arkeologi terletak disebelah timur Jerman yakni dari Sungai Oder disebelah barat,

membentang sampai ke pegunungan Karpatian disebelah Timur, dan disini telah

lama hidup bangsa nenek moyang Rusia yang dikenal dengan bangsa Slavia

(Orlov dalam Fahrurodji, 2000:15).

Tsar Aleksander I naik tahta setelah terjadi kudeta dan pembunhan

ayahnya, Paul 1. Aleksander tumbuh dewasa dalam didikan yang sangat

dipengaruhi oleh neneknya, Katerina II “The Great”. Setelah naik tahta juga,

Rusia dibawah pimpinan Aleksander I menghukum orang-orang yang terlibat

konspirasi yang mengakibatkan kematian ayahnya. Pada paruh pertama

pemerintahannya Aleksander I dikenal sebagai seorang yang liberal, periode ini

ia menggelar reformasi liberal, yang dibidani ia sendiri dan beberapa teman – teman dekatnya. Dengan teman-teman dekatnya inilah ia membentuk “Komite

Rahasia” atau “komite penyelamatan umum” (Fahrurodji, 2005: 84).

1.6.4 Koalisi

Menurut (Heywood dalam Jansen, 1981) mengemukakan “koalisi adalah pengelompokan aktor politik saingan yang dibawa bersama-sama melalui persepsi

ancaman bersama, atau pengakuan bahwa tujuan mereka tidak dapat tercapai

dengan bekerja secara terpisah”.

Koalisi juga untuk memperkuat barisan dalam menjalankan

program-program yang telah disusun, koalisi itu merupakan gabungan dari berbagai elemen

untuk melaksanakan program politik. Koalisi itu di perlukan jika merasa kekuatan

(13)

tidak ada batasannya, semakin banyak anggota koalisi maka semakin sukses

dalam menjalankan program-programnya. Dengan catatan seluruh anggota koalisi

harus sepaham dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan

program-program (Jansen, 1981: 1).

1.7 Tinjauan Kepustakaan dan Landasan Teori 1.7.1. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan para ahli terdahulu dan penelitian sejenis akan

menjadikan acuan dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, oleh karena

itu sember-sumber yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

menggunakan sumber-sumber yang dihasilkan dalam penelitian oleh para ahli

terdahulu. Adapun beberapa sumber yang digunakan oleh peneliti diantaranya

adalah:

1) Buku karya Hoaglin (1960) dalam bukunya yang berjudul Learn World

History "The Easy War", menjelaskan mengenai masa kekaisaran

Napoleon Bonaparte. Selama Napoleon berkuasa kurang lebih 10 tahun,

ia banyak melakukan perubahan-perubahan penting.

Perubahan-perubahan tersebut adalah Perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi, dalam

bidang hukum, bidang pendidikan, bidang pemerintahan, bidang agama,

bidang sosial, pekerjaan publik, dan usaha kolonial.

2) Buku karya A. N. Cahyo (2012) yang berjudul Perang-perang Paling

Fenomenal : Dari Klasik sampai Modern. Buku ini menjelaskan

mengenai Perang-perang yang terjadi sejak awal peradaban manusia

hingga zaman modern baik dalam skala kecil maupun besar. Dalam buku

ini oleh penulis akan disorot mengenai Perang Zaman Pike and Shot yang

didalam bahasanya terdapat bahasan mengenai Invasi Napoleon ke Rusia.

3) Buku karya Weiss (1977) yang berjudul Conservatism In Europe

1770-1945 "Tradisionalism, Reaction, and Counter Revolution". Buku ini

menjelaskan bahwa imperialisme Perancis dibawah Napoleon merupakan

(14)

struktur sosial. Selama pemerintahanya, Napoleon berhasil

mengumpulkan sejumlah masa yang mendukungnya, dan membentuk

sebuah pasukan bersenjata.

4) Buku karya Zamoyski (2005) yang berjudul Moscow 1812: Napoleon’s

Fatal March. Buku ini menceritakan tentang invasi Napoleon ke Rusia

dan mundur akibat kekalahannya di Moskow.

5) Buku karya Lanza (1949) yang berjudul Napoleon and Modern War, His

Military maxims yang diterjemahkan oleh Gatot Triwira. Buku ini

menjelaskan kejeniusan taktik milter Napoleon. Taktik militer Napoleon

disebut sering disebut salah satu Jendral terbesar sepanjamg zaman itu

diperinci, dan dijelaskan secara lebih teknis.

Selain kelima buku yang telah disebutkan, masih ada beberapa buku lain

yang juga menunjang terhadap penelitian, diantaranya adalah buku Seratus Tokoh

Yang Paling Berpengaruh Di Dunia karya M. H. Hart, buku Hubungan

Internasional di Kawasan Eropa (Antara Konflik, Kerjasama, dan Integrasi)

karya Aelina Surya, buku Lintasan Sejarah Dunia karya J. Nehru, buku Sun Tzu

The Art of Warfare karya Ames, buku Napoleon: Sang Manusia Hebat Pencipta

Sejarah karya Felix Markham, dan masih banyak pula buku-buku yang masih

dalam proses pencarian untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan.

1.7.2 Landasan teori 1.7.2.1 Teori Perang

Dalam bukunya Sun Tzu The Art of Warfare karya Ames (2002: 93)

“Perang adalah urusan Negara bagian yang penting, medan dimana hidup mati ditentukan jalan yang membawa kepada keselamatan atau kehancuran, dan harus

diperiksa secara seksama”. Oleh sebab itu, kita harus mengukur hasil perang

dengan menilai situasi perang berdasarkan lima kriteria dan membandingkan

(15)

Sun Tzu mengungkapkan teori pertempuran bahwa dalam memasuki

pertempuran, carilah kemenangan yang cepat, kalau pertempuran berkepanjangan,

senjata anda akan tumpul dan pasukan anda akan merosot moralnya. kalau

pasukan anda lama didiamkan dilapangan, cadangan nasional anda tidak akan

cukup (Ames, 2002: 97).

Menurut Clausewitz dalam bukunya yang berjudul “On War

menjelaskan bahwa:

“Perang hanyalah duel dalam skala luas. Jika kita memahami, perang hanya sebagai unit jumlah tak terhitung dalam duel yang membuat terjadinya perang. Kita harus melakukan yang terbaik untuk diri kita sendiri seperti dua pegulat yang masing-masing berusaha dengan menggunakan kekuatan fisik untuk memaksa lawanya tunduk kepada kehendaknya, setiap upaya untuk melemparkan lawanya, dan membuat dia mampu memberikan perlawanan lebih lanjut”.

Jika perang berakhir untuk menghanguskan, maka secara alami segala

persiapan untuk hal yang sama akan memiliki kecenderungan yang ekstrim.

Untuk kelalaian dengan cara apapun tidak bisa diperbaiki, kemudian yang paling

realitas dunia bisa memberikan panduan bagi kita mengenai persiapan musuh,

sejauh mereka kita kenali, dan semua sisanya akan jatuh ke dalam wilayah lain

dengan memisahkan pasukan musuh (Clausewitz, 2006: 16).

1.7.2.2 Teori Strategi

Sun Tzu dalam tulisanya yang terkeknal yaitu “The art of Warfare” mengungkapkan “dalam konsep strategi Sun Tzu telah mempengaruhi pemikiran-pemikiran tentang strategi pda masa-masa berikutnya dihampir seluruh penjuru

dunia, bahkan dinegara-negara barat sekalipun sampai sekarang.” Pada tataran strategi Sun Tzu sangat fokus pada kepentingam-kepentingan suatu negara dalam

penggunaan kekuatan militer. Salah satu kalimat yang dituliskan dalam hal ini

adalah. “Jika bukan karena kepentingan negara, jangan bertindak. Jika tidak yakin

akan berhasil, jangan menggunakan kekuatan militer. Jika bukan karena dalam

(16)

Selain Sun Tzu, Clausewitz juga menjelaskan “bahwa strategi adalah aksi pertempuran untuk mencapai akhir dari perang, oleh karena itu harus memberikan

tujuan untuk aksi militer secara keseluruhan, yang harus sesuai dengan objek

perang”. Dengan kata lain strategi merupakan rencana perang, untuk tujuan bersama dalam rangkaian tindakan yang mengarah pada keputusan akhir. Strategi

juga merupakan untuk membuat rencana kampanye terpisah dan mengatur

pertempuran untuk diperjuangkan dalam setiap lokasi pertempuran (Clausewitz,

2006: 77).

1.7.2.3 Teori Geopolitik

Dalam teori ini Hayati (2007: 161) menjelaskan bahwa:

“Geopolitik adalah pemanfaatan ilmu dari Geografi untuk maksud politik praktis. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan dalam wujud kebijakan dan strategi nasional yang didorong aspirasi nasional Geografik”.

Suatu negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak

langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu secara

langsung akan berdampak kepada geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik

bertumpu pada geografi sosial (hukum geografi), situasi, kondisi, atau konstelasi

geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi

suatu negara.

1.7.2.4 Teori Konflik Dalam Sosiologi

Teori konflik dalam perkembanganya lebih dibahas secara spesifik

dengan lahirnya cabang baru sosiologi yang membahas mengenai konflik yaitu

sosiologi konflik. Istilah tersebut pertama kali disebutkan dalam artikelnya yang

berjudul “The Sociology of Conflict” oleh George Simmel tahun 1903. Ia juga dikenal sebagai bapak sosiologi konflik. Ibnu Khaldun dalam Susan (2009:41),

juga menjelaskan:

(17)

dan tribal. Kelompok sosial dalam struktur sosial manapun dalam masyarakat didunia ini selalu memberi kontribusi terhadap berbagai

konflik”.

Dari penjelasan di atas penulis lihat bahwa keberadaan kelompok

sosiallah yang menentukan terjadinya konflik karena suatu kelompok sosial ini

ingin menunjukan bahwa kelompoknya yang dianggap kuat dan layak untuk

menguasai daerah yang mereka tinggal. Apabila ada kelompok sosial lain yang

menentang dan ingin menguasai daerahnya maka disitulah akan terjadi konflik

sosial antar berbagai kelompok.

.

1.8 Struktur Penulisan Skripsi

Sitematika hasil penelitian akan disusun kedalam lima bab yang terdiri

dari:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti,

membahas mengenai masalah-masalah yang melatarbelakanginya dengan

mengungkapkan kesenjangan, antara harapan dan kenyataan. Selanjutnya

dikemukakan mengenai perumusan masalah yang merupakan persolan-persoalan

penting yang memerlukan pemecahan. Dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat

penelitian yang memuat maksud dari pemilihan masalah tersebut. Kemudian

dilanjutkan dengan metode dan teknik penelitian, dimana dalam penelitian ini

menggunakan studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. selanjutnya yang

terakhir dalam bab ini dituliskan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Kepustakaan

Bab ini berisi mengenai pemaparan terhadap beberapa sumber

kepustakaan yang dijadikan sebagai bahan bagi penulis dalam mengkaji

permasalahan yang diangkat yaitu tentang “Perang Koalisi: Suatu Kajian

Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)”.

(18)

Perang Napoleon itu sendiri. Selain membahas mengenai sumber-sumber literatur

yang relevan dengan kajian penulis, pada bab ini juga berisi mengenai tinjauan

teori yang digunakan.

Bab III Metodologi dan Teknik Penelitian

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan

dalam penulisan yaitu Heuristik yang merupakan proses pengumpulan data-data

yang dibutuhkan dalam penulisan, Kritik yaitu proses pengolahan data sejarah

sehingga menjadi fakta yang asli dan dapat dipertanggungjawabkan, interpretasi

yaitu penafsiran sejarawan terhadap fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan

serta metode penafsiran tertentu, dan Historiografi yaitu proses penulisan

fakta-fakta sejarah agar dapat disampaikan pada orang banyak.

Bab IV Pembahasan

Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh

hasil penelitian yang diperoleh Perang Napoleon, serta merupakan isi utama dari

tulisan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan

masalah. Pada bab ini membahas secara garis besar dari hasil penelitian disertai

dengan analisis-analisisnya yang dibagi kedalam beberapa sub-bab dimulai dari

menjelaskan sebab dan latar belakang terjadinya pertempuran di Rusia (1812),

menjelaskan strategi militer Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812),

menjelaskan penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Rusia (1812),

dan menjelaskan dampak pertempuran yang terjadi di Rusia terhadap

perkembangan politik kekuasaan Napoleon di Eropa (1812).

Bab V Kesimpulan

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan

dilapangan. Bab ini juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara

(19)
(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metodologi penelitian yang

digunakan oleh penulis, mulai dari pelaksanaan dan persiapan penelitian hingga

laporan penelitian. Penulis mengkaji skripsi dengan judul “Perang Koalisi VI:

Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon Di Rusia (1812)”.

Penelitian pada penulisan skripsi ini menggunakan metode historis dengan studi

literatur. Sedangkan untuk pendekatannya penulis menggunakan pendekatan

interdispliner. Metode historis digunakan dalam penulisan skripsi ini terdapat

keterkaitan dengan objek kajian yang diteliti yakni mengenai perang Koalisi VI 1.

3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam

melalkukan penyidikan disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan bahan-bahan

(objek) yang diteliti. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa

secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya berupa

rekonstruksi imajinatif dan historiografi (Gottschalk, 1986: 32).

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh penulis dalam penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik yaitu mencari, menemukan, dan mengumpulkan data dan fakta

dari berbagai sumber baik itu berupa buku-buku maupun artikel yang menjelaskan

mengenai perang Koalisi VI. Heuristik dalam bahasa Yunani disebut Heurishein

yang artinya yaitu memperoleh. Heuristik merupakan suatu kegiatan mencari

sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi

sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti

(21)

Renier dalam Abdurahman (2007: 64), menjelaskan bahwa Heuristik

adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh sebab itu heuristik

tidak mempunyai peraturan-peraturan umum. Namun, heuristik seringkali

merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan merinci

bibliografi atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.

Pada kegiatan pencarian dan mengumpulkan sumber-sumber mengenai

perang Koalisi VI, penulis mencari di beberapa toko buku yang ada di Kota

Bandung seperti di toko buku Palasari, Gramedia, dan Jalan Dewi Sartika

Bandung. Pencarian sumber juga penulis lakukan diberbagai perpustakaan, seperti

perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Daerah Jawa Barat,

Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dan Perpustakaan Universitas Indonesia

Depok. Selain ditempat-tempat yang penuliskan sebutkan, pencarian sumber ini

penulis lakukan dengan melakukan browsing internet sebagai tambahan

pengetahuan heuristik penulis mengenai penelitian yang dikaji.

Dari proses pencarian sumber-sumber di berbagai tempat yang penulis

sebutkan diatas, penulis mendapatkan bermacam-macam sumber yang

memberikan banyak informasi seperti buku yang berjudul A Political and

Cultural History of Modern Europe, Russia in The Age of Reaction and Reform

1801-1881, Napoleon “The Myth of The Saviour”, Perang Perang Paling Fenomenal “Dari Klasik Sampai Modern”, Rusia Baru Menuju Demokrasi “Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya”, Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang Muslim, Hubungan Internasional di Kawasan Eropa “Antara Konflik, Kerjasama, dana Integrasi”, dan buku-buku lainnya.

2. Kritik Sumber

Setelah penulis mendapatkan berbagai sumber, tahap selanjutnya adalah

penulis melakukan penilaian dan mengkritik sumber-sumber yang telah

ditemukan tersebut baik itu dari buku, sumber tertulis browsing internet, dan hasil

dari penelitian dalam pencarian sumber lainya. Penulis sependapat dengan

(22)

menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber yang

diperoleh. Melainkan ia harus menyaringnya secara kritis terutama terhadap

sumber pertama agar terjaring fakta-fakta yang menjadi pilihannya, sehingga dari

penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa tidak semua sumber yang ditemukan

dalam tahap heuristik dapat menjadi sumber yang digunakan penulis, tetapi harus

disaring dan dikritisi terlebih dahulu keotentikan sumber tersebut.

Ismaun (2005: 48) menjelaskan bahwa dalam tahap ini timbul kesulitan

yang sangat besar dalam penelitian sejarah, karena kebenaran sejarah itu sendiri

tidak dapat didekati secara langsung dan karena sifat sumber sejarah juga tidak

lengkap serta kesulitan menemukan sumber-sumber yang dapat dipercaya, relevan

dan otentik, maka penulis harus melakukan kritik internal dan kritik eksternal

terhadap sumber-sumber yang penulis dapatkan.

Kritik eksternal yaitu cara melakukan verifikasi atau cara pengujian

terhadap aspek-aspek luar sumber-sumber sejarah. Aspek-aspek luar itu dapat

diuji dengan perntayaan-pernyataan kapan sumber itu dibuat?, dimana sumber itu

dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan apa sumber itu dibuat?, dan apakah

sumber itu dalam bentuk asli atau tidak? Sedangkan kritik Internal Ismaun (2005:

50) mengemukakan bahwa kritik internal adalah kritik yang bertujuan untuk

menilai kredibilitas sumber yang mempersoalkan isinya, kemampuan

pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan

membandingkan kesaksian di dalam sumber dengan

kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana

dapat dipercaya) diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan

mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipungutlah fakta-fahta sejarah

melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap

evidensi-evidensi dalam sumber.

3. Interpretasi

Interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah

merupakan tahap dimana peneliti melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang

(23)

dalam Abdurahman, 2007: 73). Dalam interpretasi atau penafsiran sejarah itu

memiliki tiga aspek penting yaitu: pertama, analisis-kritis yaitu menganalisis

struktur intern dan pola-pola hubungan antar fakta-fakta. Kedua,

historis-substantif yaitu menyajikan suatu uraian prosesual dengan dukungan fakta-fakta

yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan. Sedangkan ketiga,

sosial-budaya yaitu memperhatikan manifestasi insani dalam interaksi dalam interrelasi

sosial-budaya (Gottschalk dalam Ismaun, 2005: 56).

4. Historiografi

Ismaun (2005: 28) mengemukakan bahwa historiografi adalah usaha

untuk mensintesiskan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang

jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sama halnya menurut Sjamsuddin

(2007: 156) juga mengemukakan bahwa historiografi adalah usaha mensintesiskan

seluruh hasil penelitian atau penemuan yang berupa data-data dan fakta-fakta

sejarah menjadi suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar ataupun

hanya berupa makalah kecil. Tahap historiografi yang penulis lakukan adalah

dalam berupa tulisan setelah penulis melewati tahap pengumpulan dan penafsiran

sumber-sumber sejarah. Penulis memperoleh fakta-fakta disajikan menjadi satu

kesatuan dalam skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai

Kekalahan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia”.

3.1.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi liteartur, yakni dengan cara

mengumpulkan sumber-sumber yang mendukung serta relevan bagi penulis.

Sumber-sumber tersebut dikaji oleh penulis baik itu berasal dari sumber buku,

browsing internet, maupun sumber-sumber tertulis lainya yang relevan dengan

fokus kajian yang penulis teliti.

Sumber-sumber yang telah ditemukan oleh penulis maka sumber tersebut

akan dikritik secara eksternal maupun internal, serta penulis kemudian

(24)

menggunakan sistem dengan aturan dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

yang ditetapkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan titik awal pada tahapan penelitian yang

harus dipersiapkan dengan matang. Tahap ini dilakukan dengan langkah-langkah

yang isinya yaitu pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian

serta bimbingan. Adapun tahapnya sebagai berikut.

3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian

Skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai

Kekalahan Pasukan Napoleon Dalam Pertempuran di Rusia 1812”. Ini merupakan suatu kajan sejarah perang suatu negara. Penentuan judul dan tema

skripsi ini dipengaruhi oleh ketertarikan penulis terhadap mata kuliah Sejarah

Peradaban Barat yang terutama mengenai bahasan perang Koalisi yang

merupakan salah satu mata kuliah kesukaan penulis. Akibatnya dari ketertarikan

tersebut penulis berniat untuk menulis sebuah skripsi yang bertemakan tentang

Perang Koalisi VI di Rusia.

Terlepas pada ketertarikan pada mata kuliah tersebut, ketika penulis

sedang mencari judul penelitian untuk mata kuliah Seminar Penulisan Karya

Ilmiah, penulis mendapatkan buku mengenai peperangan di dunia dan di

dalamnya menceritakan mengenai beberapa peperangan dahsyat yang terjadi di

dunia dari zaman kuno hingga zaman modern. Setelah baca buku tersebut ada sub

judul yang membuat penulis merasa tertarik untuk diteliti yaitu mengenai

peperangan Napoleon (Koalisi). Pada dasarnya penulis memang tertarik dengan

sejarah kawasan terutama yang berkaitan dengan peperangan. Akhirnya dengan

ketertarikan tersebut penulis tuangkan dalam sebuah judul proposal skripsi.

Setelah melakukan konsultasi dengan sekertaris TPPS (Tim

Pertimbangan Penulisan Skripsi) beliau mengingatkan kepada penulis bahwa

Judul Perang Napoleon di Eropa sebelumnya pernah dikaji oleh mahasiswa

(25)

terlebih dahulu dengan dosen yang mengajarkan matakuliah Sejarah Peradaban

Barat. Setelah berkonsultasi dengan dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Barat

beliau membolehkan judul yang penulis angkat yaitu Perang Koalisi VI di Rusia

untuk dilanjutkan menjadi skripsi dengan judul Perang Koalisi VI di Rusia: Suatu

Kajian Mengenai kekalahan Pasukan Napoleon Di Moscow. Judul tersebut boleh

dilanjutkan namun judulnya diubah sedikit menjadi “Perang Koalisi VI: Suatu

Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon di Rusia”.

Setelah penulis mendapakan judul yang sesuai maka penulis

memperbaiki proposal dan mengajukan rancangan judul penelitian kepada dewan

TPPS di jurusan Pendidikan Sejarah. Judul penulis ajukan adalah “Perang Koalisi

VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan Napoleon di Rusia”.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah penulis menentukan judul dan tema penelitian, penulis selanjunya

melanjutkan ketahap penyusunan rancangan penelitian. Dalam tahap ini, penulis

mulai mengumpulkan berbagai data mengenai Peperangan Napoleon (Koalisi)

serta Pertempuran di Rusia. Penulis melakukan pengumpulan data dengan

pencarian sumber tertulis ke berbagai toko buku, perpustakaan, dan juga lewat

browsing internet.

Setelah data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, penulis

selanjutnya menyusun rancangan penelitian tersebut dalam sebuah proposal

skripsi yang sistematikanya sebagai berikut:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah

3. Rumusan Masalah

4. Tujuan Penelitian

5. Manfaat Penelitian

6. Tinjauan Kepustakaan

7. Metode dan Teknik Penelitian

(26)

Pada rancangan proposal penelitian yang sudah selesai disusun

selanjutnya diajukan kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan

Pendidikan Sejarah. Proposal penelitan tersebut kemudian dikoreksi dan penulis

mendapatkan beberapa pertanyaan dari dosen TPPS mengenai permasalahan

penelitian yang penulis kaji. Setelah TPPS mengkoreksinya kemudian penulis

melakukan revisi terhadap rancangan proposal penelitian yang penulis ajukan.

Setelah proposalnya direvisi, penulis menyerahkan kembali rancangan proposal

penelitian tersebut kepada TPPS. Selanjutnya TPPs memberikan izin kepada

penulis untuk mengikuti kegiatan seminar proposal skripsi.

Proposal tersebut kemudian dipresentasikan pada seminar proposal

tanggal 7 Desember 2013 di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah. Dalam

seminar proposal tersebut, penulis mendapatkan berbagai saran dan masukan

terkait masalah judul, rumusan pertanyaan penelitian, serta tinjauan kepustakaan.

Selain itu juga, penulis mendapatkan masukan dari calon dosen pembimbing

mengenai rumusan pertanyaan penelitian yang harus diubah dan ditambah satu

pertanyaan lagi.

Rancangan proposal penelitian tersebut kemudian disetujui oleh calon

pembimbing I dan II serta siap untuk membimbing penulis dalam melakukan

penelitian. Pengesaha penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari TPPS

Jurusan Pendidikan Seajarah No: 013/TPPS/JPS/PEM/2013. Setelah disetujui,

pengesahan untuk penulisan skripsi dikeluarkan melalui surat keputusan Ketua

Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, dan sekaligus penentuan pembimbing

skripsi yaitu Bapak Dr. Nana Spriatna, M, Ed sebagai pembimbing I dan Bapak

Drs. H.R. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing II.

Setelah melaksanakan seminar proposal, penulis kemudian melakukan

revisi proposal penelitian yang telah diseminarkan. Perbaikan terhadap proposal

penelitian dilakukan sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan oleh calon

(27)

dari segi rumusan pertanyaan penelitian, tinjauan kepustakaan, dan landasan

teori-teori yang masih kurang fokus terhadap judul kajian yang diambil.

3.2.3 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh penulis

dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II untuk menyelesaikan

permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan kegiatan seminar proposal penelitian

pada 7 Desember 2013, ditetapkan bahwa Bapak Dr. Nana Supriatna, M,Ed

sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. H.R. Achmad Iriyadi sebagai pembimbing

II dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oelh penulis. Kegiatan bimbingan

harus dilakukan oleh penulis selama penyusunan skripsi. Melalui proses

bimbingan, saran, arahan, dan perbaikan selalu didapatkan penulis dalam

melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

Dalam pelaksanaan bimbingan dengan melakukan diskusi dan

komunikasi dengan dosen pembimbing I dan II, penulis dapat melakukan proses

penelitian dan penyusunan penelitian dengan baik. Selama proses penyusunan

skripsi itu penulis melakukan proses bimbingan dengan pembimbing I dan

pembimbing II sesuai dengan waktu bimbingan yang telah disepakati bersama.

Sehingga bimbingan ini bisa berjalan lancar dan penyusunan skripsi ini dapat

memberikan hasil sesuai dengan ketentuan.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Tahapan berikutnya penulis melakukan pelaksanaan penelitian setelah

penulis merancang dan mempersiapkan penelitian. Dalam penelitian skripsi ini,

penulis melakukan empat tahapan penelitian diantaranya sebagai berikut:

3.3.1 Heuristik

Heuristik merupakan proses mengumpulkan fakta-fakta dan

sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis. Kegiatan

mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau

(28)

Proses pencarian sumber-sumber ini, penulis mendatangi berbagai toko

buku yang ada di Kota Bandung seperti toko buku Gramedia, toko buku Palasari,

toko buku Togamas, dan toko buku di Jalan Dewi Sartika. Selain itu juga penulis

mengunjung ke berbagai perpustakaan seperti Perpustakaan Universitas Indonesia

Bandung, Perpustakaan Universitas Indonesia Depok, Perpustakaan Daerah

Bandung, dan Perpustakaan Batu Api Jatinangor. Untuk menambah

sumber-sumber ini, penulis tidak lupa mencari sumber-sumber-sumber-sumber yang ada di internet dan

ebook untuk mendapatkan sumber mengenai Perang Koalisi VI.

Dari berbagai toko buku, perpustakaan dan lain-lain, penulis

mendapatkan sumber yang cukup relevan dengan penelitian yang penulis kaji

yaitu mengenai Perang Koalisi. Penjelasan mengenai penemuan sumber-sumber

tersebut penulis paparkan sebagai berikut:

1. Toko Buku Gramedia Bandung, dari toko buku ini penulis mendapatkan

buku sumber yang berjudul Perang-perang paling Fenomenal yang

isinya mengenai sejarah peperangan dari zaman klasik hingga modern

dan buku berjudul Hubungan Internasional di Kawasan Eropa yang

menjelaskan bahwa Kawasan Eropa selalu menjadi tempat hal-hal besar

termasuk peperangan Napoleon (Koalisi).

2. Toko Buku Togamas Bandung, dari toko buku ini penulis mendapatkan

buku sumber yang berjudul Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang

Muslim, buku Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah,

dan buku .

3. Toko Buku Jalan Dewi Sartika, dari toko buku ini penulis tidak

mendapatkan satu pun buku yang mengkaji tentang peperangan

Napoleon (Koalisi).

4. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, dari perpustakaan ini

penulis mendapatkan berbagai buku sumber yaitu buku yang berjudul

Learn World History: The Easy War karya Hoaglind, buku Hukum

Internasional Bagian Perang karya Djatikoesoemo, buku Conservatism

(29)

Revolution”, dan berbagai buku lainya mengenai metodologi penelitian sejarah.

5. Perpustakaan Universitas Indonesia, dari perpustakaan ini penulis

mendapatkan berbagai buku sumber yaitu buku yang berjudul The

Western Heritage Vol. II Since 1648, buku Napoleon and Modern War “

His Military Maxims”, buku A Political and Cultural History of Modern

Europe, buku Russia In The Age of Reaction and Reform 1801-1881,

dan buku Napoleon “The Myth of The Saviour.

6. Perpustakaan Daerah Bandung, dari perpustakaan ini penulis

mendapatkan beberapa buku sumber yang digunakan untuk bab II

mengenai teori-teori yang dipakai oleh penulis.

7. Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dari perpustakaan ini penulis

mendapatkan beberapa buku sumber yaitu buku Rusia Baru Menuju

Demokrasi, buku Revolusi Prancis, buku Pengantar Sosiologi Konflik

dan Isu-isu Kontemporer, dan buku Napoleon: Sang Manusia Hebat

Pencipta Sejarah.

8. Situs Ebook, dari situs ebook ini penulis juga mendapatkan berbagai

sumber yang berjudul The Persuit of Glory: Europe 1648-1815, Moscow 1812: Napoleon’s Fatal March, dan 1812: Napoleon's Russian campaign.

Semua sumber liteartur yang diperoleh penulis, sebagian ada yang

menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sumber yang menggunakan

bahasa Inggris, penulis terlebih dahulu menterjemahkan ke bahasa Indonesia

supaya lebih mudah dalam memahami isi sumbernya. Setelah diterjemahkan,

penulis mengkaji antara sumber yang satu dengan yang lainya sehingga diperloeh

pemahaman yang telah teruji. Pemahan mengenai sumber-sumber yang sekunder

dapat membantu peneliti dalam menguji permasalahan dalam penulisan skripsi ini

akibatnya diperoleh perubahan yang optimal melalui penelitian ini dan hasilnya

(30)

3.3.2 Krtitk Sumber

Tahap kedua adalah tahap kritik sumber setelah peneliti mendapatkan

sumber-sumber yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis kaji pada

tahap heuristik. Abdurahman (2007:68) menjelaskan bahwa:

“Verifikasi atau kritik sumber ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini, dilakukan uji keabsahan tentang keaslian (autentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang

kesahihan sumber (kredibilitas) yang dilalui melalui kritik intern”.

Sama halnya dengan pendapat di atas, penulis sependapat dengan

Sjamsuddin (2007: 105) yang menjelaskan bahwa “fungsi kritik sumber bagi

sejarawan erat kaitanya untuk mencari kebenaran”. Memang para sejarawan

dalam tahap ini dihadapkan pada benar dan salah, keraguan dan kemungkinan.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kritik sumber dikelompokkan pada dua

bagian yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Pada kritik eksternal telah

menitikberatkan pada aspek-aspek luar sumber sejarah, sedangkan untuk kritik

internal maka lebih menekankan pada isi dari sumber sejarah. Dalam aspek

eksternal ditujukan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber. Penulis juga

sependapat dengan Abdurahman (2007: 68-69) yang mengemukakan bahwa

aspek-aspek luar tersebut bisa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: kapan

sumber itu dibuat?, dimana sumber itu dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan

apa sumber itu dibuat?, dan apakah sumber itu dalam bentuk asli?.

Ketika melakukan kritik eksternal terhadap beberapa sumber tertulis

yang berbentuk buku, penulis hanya mengklasifikasinya dari aspek latar belakang

penulis buku tersebut. Itu dilakukan penulis untuk melihat ke otentisitas yang

berhubungan dengan skripsi penulis. Selain itu, penulis juga memperhitungkan

kepopuleran dari penerbit supaya tingkat kepercayaan penulis semakin tinggi

kepada isi buku tersebut.

Kritik internal bertujuan untuk menguji kredibilitas dan reliabilitas

sumber. Sjamsuddin (2007: 143) mengemukakan bahwa “kritik internal

(31)

tanggung jawab dan moralnya, serta kemampuan pembuatanya. Penulis menilai

isinya dengan membandingkan kesaksian-kesaksian didalam sumber dengan

kesaksian-kesaksian didalam sumber lain. Untuk menguji sejauh manakah sumber

tersebut dapat dipercaya, maka diadakan penilaian terhadap sumber dengan

mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian didapatkanlah fakta-fakta sejarah

melalui perumusan data yang diapat terhadap evidensi-evidensi dalam sumber

setelah diadakan penelitian.

Berhubungan dengan tahap kritik sumber ini, dalam penelitian ini penulis

berusaha untuk menyaring dan mengkritik beberapa sumber yang telah penulis

dapatkan pada proses heuristik. Kritik internal yang penulis lakukan terhadap

buku yang berjudul “Conservatism In Europe 1770-1945 “Tradisiolism, Reaction, and Counter Revolution” karya John Weiss. Buku ini banyak menjelaskan mengenai imperialisme Perancis era Napoleon yang merupakan

suatu ancaman terhadap nilai-nilai ekonomi, sosial, dan tradisional politik di

Kawasan Eropa. Selama masa kepemimpinannya, Napoleon berhasil

mengumpulkan sejumlah massa untuk mendukungnya dan membentuk beberapa

pasukan bersenjata. Napoleon banyak melakukan beberapa perubahan reformasi

bersama pendukungnya, yang menyebabkan masyarakat Perancis saat itu tunduk

pada pemerintahan Napoleon. Setelah penulis seleksi, isi buku ini sesuai dengan

kajian penulis mengenai keadaan Eropa saat peperangan Napoleon (Koalisi).

Hal tersebut juga diperkuat dengan beberapa buku seperti The Western

Heritage Vol. II Since 1648 karya Donal Kagan yang menjelaskan mengenai

keadaan masyarakat Eropa dalam bidang sosial ketika Napoleon berkuasa.

Napoleon mengeluarkan sebuah undan-undang yang dikenal dengan “Kode

Napoleon” yang diberlakukan sejak tanggal 21 Maret 1804. Undang-undang tersebut diberlakukan di hampir seluruh kawasan Eropa terutama diwilayah

taklukannya. Kode Napoleon tersebut berisikan beberapa peraturan yang telah

ditentukannya. Napoleon juga mengahapuskan serikat kerja yang telah

(32)

budak, pengrajin, dan pekerja. Buku ini menggambarkan spesifikasi mengenai apa

saja yang diterapkan oleh Napoleon di kawasan Eropa.

Dalam kritik eksternal, Penulis menemukan perbedaan dari kedua buku

tersebut yang sama-sama membahas mengenai Eropa pada masa kekuasaan

Napoleon. Weiss memang berasal dari Eropa, dia bisa sedikit banyak mengetahui

peristiwa di Eropa pada masa Napoleon, berbeda dengan Kagan yang berasal dari

luar Eropa yaitu Amerika Serikat. Kagan menulis keadaan Eropa lebih luas lagi

jauh sebelum terjadinya Revolusi Perancis yaitu tahun 1648. Buku yang ditulis

Weiss, pembahasanya berawal dari Revolusi Perancis sehungga yang dibahas

dalam buku ini memang bermula dari adanya Revolusi Perancis hingga kekuasaan

Napoleon berakhir di kawasan Eropa.

Berdasarkan hasil dari melakukan kritik Eksternal, penulis mendapatkan

perbedaan pendapat dari berbagai penulis. Itu karena setiap latar belakang penulis

berbeda. Perbedaan pendapat dari satu sumber dengan sumber lainya ialah

kemungkinan yang dapat diperoleh dari tindakan kritik internal. Kemungkinan

lainya adalah sumber-sumber yang berbeda dan sumber-sumber yang tidak

menyebutkan apa-apa (Sjamsuddin, 2007: 116).

3.3.3 Interpretasi

Interpretasi merupakan tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh penulis

setelah melakukan kritik sumber. Dalam tahapan ini, penulis melakukan

penafsiran terhadap beberapa fakta yang diperoleh dari sumber tertulis.

Fakta-fakta yang diperoleh penulis yaitu terlebih dahulu melalui tahapan kritik sumber

kemudian disusun, ditafsirkan, dan dihubungkan satu sama lain untuk

menghasilkan suatu penjelasan mengenai Perang Koalisi VI.

Interpretasi merupakan analisis-kritis yang merupakan kegiatan yang

tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainya, karena analisis dan sintesis

dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi

(Kuntowijoyo, 2003: 1003-104). Terutama dalam menggunakan pikiran-pikiran

(33)

suatu sintesis dari hasil penelitiannya dan penemuannya itu dalam suatu penulisan

utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007: 156).

Fakta-fakta yang telah disusun dan ditafsirkan pada akhirnya diharapkan

dapat menunjukan suatu keterhubungan antara satu dengan yang lainya. Sehingga

dapat menghasilkan suatu rangkaian peristiwa yang logis dan kronologis yang

didapatkan dalam penelitian berdasarkan fakta-fakta. Dalam hal ini ada dua

metode yang digunakan yaitu analisis dan sintesis. Analisis yang artinya

menguraikan sedangkan sintetis artinya menyatukan. Kedua hal tersebut

dipandang sebagai metode utama dalam interpretasi.

Dalam kaitanya dengan penelitian skripsi yang berjudul “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia (1812)”, interpretasi yang dilakukan penulis yaitu terhadap data-data dan fakta-fakta yang telah diperoleh kemudian ditafsirkan berdasarkan beberapa fakta-fakta yang

ditemukan penulis. Penafsiran tersebut berakibat bisa dipertanggungjawabkan

oleh penulis. Penulis menafsirkan arti penting dari Perang Koalisi VI bagi strategi

Perancis era Napoleon ini terletak dari segi Geopolitik.

Penulis memberikan contoh dalam interpretasi ini yaitu mengenai

pentingnya wilayah strategis dalam pertempuran. Wilayah Rusia merupakan

wilayah yang strategis untuk dijadikan gerbang utama menuju kawasan Asia,

maka wilayah tersebut sangat penting bagi Napoleon sebagai pendukung untuk

menaklukan seluruh kawasan Eropa. Jika Napoleon menguasai wilayah tersebut,

maka kemungkinan besar hasil serangkaian peperangan yang dilakukan Napoleon

dapat dimenangkan semuanya.

3.3.4 Historiografi

Dalam tahapan ini penulis memaparkan dan melaporkan seluruh hasil

penelitian dalam bentuk tertulis setelah melalui tahafan interpretasi fakta. Pada

tahap ini penulis mengerahkan seluruh daya pikiran bukan saja keterampilan

teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Yang paling utama

penulis harus menggunakan pikiran-pikiran kritis-analitis sehingga mengahsilkan

(34)

“historiografi merupakan cara penulisan, pemafaran atau pelaporan hasil

penelitian sejarah yang telah dilakukan. Layaknya laporan penelitian ilmiah,

penulisan hasil penelitian sejarah hendaknya dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai proses penelitian dari awal (fase perencanaan) sampai dengan

akhir (penarikan kesimpulan)”.

Historiografi adalah usaha mengsintesiskan seluruh hasil penelitian atau

penemuan berupa data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu penulisan yang

utuh, baik itu berupa karya besar atau hanya berupa makalah kecil (Sjamsudin,

2007: 156). Hubungannya penelitian yang dilakukan penulis, bahwa historiografi

ini merupakan tahapan terakhir dari tahap penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh penulis yaitu dari mulai tahap heuristik, kritik, interpretasi,

sampai dengan historiografi.

Setelah penulis melakukan heuristik/mengumpulkan data maupun buku

sumber, penulis melakukan kritik sumber ekstern maupun intern dan mengolah

data-data yang relevan dan sudah dikritik terlebih dahulu sesuai dengan judul

penelitian yaitu “Perang Koalisi VI: Suatu Kajian Mengenai Kekalahan Pasukan

Napoleon Dalam Pertempuran Di Rusia”. Penulis melakukan historiografi

berdasarkan data-data yang penulis temukan oleh penulis dituangkan pada bab IV

skripsi ini, dengan megemukakan kontroversi yang ada pada permasalahan yang

penulis kaji, serta berusaha mengutarakannya dalam berbagai sudut pandang yang

ada pada permasalahan yang penulis kaji. Gaya penulisan sejarah yang penulis

tuangkan pada bab IV ini disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik

dan benar (eyd) dan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku

di Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk

memenuhi kebutuhan studi akademis tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan

(35)

Berdasarkan ketentuan penulisan karya ilmiah dilingkungan UPI

tersebut, maka sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang yang memuat penjelasan mengapa

masalah yang diteliti muncul dan penting serta mengenai alasan dan ketertarikan

penulis memilih permasalahan itu diangkat atau yang selama ini menjadi

keresahan penulis. Dalam bab ini juga berisikan rumusan dan batasan masalah

yang disajikan berbentuk beberapa pertanyaan untuk mempermudah penulis

mengkaji dan mengarahkan pembahasan, tujuan penelitian, metode dan teknik

penelitian, penjelasan istilah dalam judul, tinjauan pustaka dan landasan teori dan

sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab II ini penulis memaparkan berbagai sumber literatur yang

dianggap memiliki keterkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji. Sumber

tertulis tersebut berbentuk buku dan dokumen yang relevan. Dalam kajian pustaka

ini, penulis membandingkan, memposisikan, dan mengkontraskan kedudukan

masing-masing penelitian yang dikaji kemudian dengan masalah yang sedang

penulis teliti. Hal tersebut dimaksudkan supaya adanya keterkaitan antara

permasalahan dilapangan dengan buku-buku, agar keduanya dapat saling

mendukung, dimana dari teori yang sedang dikaji dengan permasalahan yang

penulis teliti bisa saling berkaitan. Fungsi dari kajian pustaka ini adalah sebagai

landasan teoritis dalam analisin berbagai penemuan.

3. Bab III Metodologi Penelitian

Mengenai metodologi penelitian, bab III ini berisikan mengenai

tahap-tahap, langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh

penulis meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Prosedur dalam

penelitian ini semuanya akan dibahas dalam bab II ini. Prosedur itu merupakan

langkah-langkah penulis melakukan penelitian seperti tahap perencanaan,

pengajuan judul penelitian, persiapan penelitian, proses bimbingan dan tahap

(36)

4. Bab IV Pembahasan

Pembahasan merupakan isi utama dari penulisan skripsi ini mengenai

permasalahan-permasalahan yang terdapat pada rumusan dan batasan masalah.

Selain hal tersebut terdapat penjelasan judul, memaparkan dengan rinci hasil

penelitian yang telah dilakukan dan memaparkannya dalam bab ini. Pada bab IV

ini juga pada dasarnya pembahasan ini merupakan hasil pengolahan dan analisis

terhadap beberapa fakta yang telah ditemukan dan diperoleh penulis selama

proses penelitian.

5. Bab V Kesimpulan

Sebagai bab yang terakhir yakni kesimpulan yang merupakan jawaban

dan analisi penulis terhadap masalah-masalah secara keseluruhan yang merupakan

hasil penelitian. Hasil tersebut merupakan pandangan dan interpretasi penulis

mengenai inti dari bab IV tersebut. Selain itu dalam bab V ini disajikan penafsiran

penulis terhadap hasil analisi dan temuan, hasilnya disajikan dalam berbentuk

kesimpulan penelitian. Dalam bab ini, peulis mengemukakan beberapa

kesimpulan yang didapatkan setelah mengkaji permasalahan yang telah diajukan

sebelumnya.

Pada bab V ini, penulis membuat laporan dan dilampirkan dalam

berbentuk uraian padat atau dengan cara butir demi butir, tetapi akan lebih baik

lagi jika bentuk yang telah disajikan penulis adalah berbentuk uraian padat

daripada butir demi butir. Bab ini juga penulis biasanya mengharapakan saran

serta kritik pembaca atas penelitian yang telah penulis lakukan sebagai bahan

masukan supaya penelitian yang akan datang dapat lebih baik lagi.

Untuk penulisan skripsi ini, data yang dipakai penulis dalam setiap bab

terdapat perbedaan sesuai dengan titik berat pembahasan. Tahap penulisan

terakhir akan dilakukan setelah materi atau bahan telah tersusun dan kerangka

tulisan dibuat. Tulisan akhirnya dilakukan bab demi bab sesuai dengan proses

penelitian yang dilakukan oleh penulis secara bertahap. Penulisan dimulai setelah

seminar proposal penulisan skripsi pada bulan Desember 2013, dan proses ini

(37)

ini. Bab ini juga membahas mengenai kesimpulan dari hasil-hasil temuan

dilapangan, dan juga merupakan jawaban terhadap masalah-masalah secara

(38)

Pada bab ini akan dirumuskan hal-hal penting yang menjadi kesimpulan

penulisan skripsi sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Rumusan tersebut

didasarkan pada temuan penulis mengenai fakta-fakta dan analisis yang telah

dikaji dan dipaparkan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya. Beberapa hal pokok

yang akan penulis paparkan merupakan kesimpulan dari skripsi ini.

Setelah pasukan Perancis pimpinan Napoleon kalah dalam pertempuran

di Rusia, Napoleon merencanakan akan membentuk pasukan baru sebesar

pasukan yang ia kirimkan ke Rusia. Tujuan dari pembentukan pasukan tersebut

untuk menyiapkan pertahanan maupun serangan dari Pasukan koalisi VI. Sebelum

Napoleon kalah di Rusia, memang Rusia merupakan wilayah strategis bila

dihadapkan dengan kepentingan Napoleon dalam mewujudkan cita-citanya

maupun tujuannya. Menyadari adanya ancaman dari serangan Perancis, Rusia

berusaha untuk mempertahankan wilayahnya sehingga terjadilah pertempuran

antara pasukan Perancis dan pasukan Rusia di wilayah Rusia yang mengakibatkan

kekalahan Pasukan Napoleon saat invasi ke Rusia.

Napoleon kalah dalam hal strategi saat menghadapi Rusia. Strategi yang

telah dipersiapkan sebelumnya oleh Napoleon ternyata sulit untuk meraih

kemenangan. Meskipun pada awal pertempuran Napoleon beberapa kali meraih

kemenangan, namun pada akhirnya Napoleon memutuskan untuk mundur dari

wilayah Rusia. Strategi yang dilakukan Napoleon tidak dipersiapkan dalam

pertempuran yang berlangsung lama. Oleh sebab itu, strategi yang digunakan

Napoleon dalam pertempuran di Rusia tidak berhasil mengingat pertempuran di

(39)

Ada beberapa penyebab kekalahan Napoleon dalam pertempuran di

Rusia. Meskipun menggunakan strategi yang terencana dalam setiap

pertempurannya, namun serangan-serangan yang dilakukan pasukan Perancis

tidak didukung oleh keunggulan strategis, tidak terfokus pada satu titik tujuan

utama, sehingga kekuatan pasukan Perancis dibagi-bagi semata-mata untuk

mencapai serangan yang mendadak bagi pihak musuh. Musuhnya sendiri dalam

menghadapi situasi tersebut memang tidak mau mengambil resiko dengan

bertempur langsung menghadapi pasukan Perancis, mereka berpikir bahwa

mungkin akan kalah apabila berhadapan langsung melawan Grandee Armee, jadi

mereka memilih untuk menggunakan strategi mundur untuk memancing pasukan

Perancis ke dalam wilayah tengah Rusia sambil sesekali menahan serangannya.

Napoleon juga beberapa kali berusaha untuk bertempur langsung dengan pasukan

Rusia, tetapi pasukan Perancis tidak mempunyai variasi lain selain berhadapan

langsung dengan musuhnya, sehingga pergerakan pasukan Perancis dapat dengan

mudah dibaca oleh pasukan Rusia.

Hal yang membuat Napoleon akhirnya kalah adalah cuaca dan iklim

yang ada di Rusia yang menurut penulis dapat dikatakan ganas atau ekstrem.

Rusia memiliki cuaca dan iklim Continental yaitu apabila musim panas suhunya

sangat panas, dan apabila musim dingin suhunya sangat dingin. Pada saat

pertempuran di Rusia ini, wilayah Rusia saat itu telah memasuki musim dingin,

jadi suhu pada saat itu sangatlah dingin. Seperti yang diketahui, pasukan Perancis

tidak dipersiapkan untuk pertempuran musim dingin, apa lagi musim dingin Rusia

dengan musim dingin di negaranya sendiri suhunya sangatlah berbeda, jadi

pasukan Perancis belum terbiasa dengan iklim dan cuaca dingin Rusia. Saat itu

banyak pasukan yang tidak dapat beradaptasi dengan baik, sehingga banyak

pasukan yang kedinginan dan hipotermia. Cuaca yang dingin tersebut membuat

pasukan Perancis tidak dapat berbuat banyak, jangankan melakukan pertempuran,

untuk mencari alat-alat dan tempat untuk dapat menghangatkan badanpun

(40)

Untuk menjalankan proses penyerangan, di sini sangat diperlukan

informasi. Sebenarnya kurangnya informasi mengenai Rusia merupakan salah

satu alasan mengapa ia kehilangan kampanye di Rusia dan akhirnya ia kalah.

Kampanye tersebut hilang begitu cepat, pertempuran di Rusia ini disiapkan

dengan peta kuno sebelum tahun 1812 yang sepenuhnya keluar dari tanggal pada

saat ia mulai invasi ke Rusia, dan kesalahpahaman antara orang-orang yang ada di

Perancis yang saat itu telah menunjukan jalan ke Moscow sebagai ibukota agama,

bukan ke St Petersburg sebagai ibukota administratif Rusia. Oleh karena itu

Napoleon dengan keterampilan berperangnya, dalam memenangkan pertempuran

di Rusia ia

Referensi

Dokumen terkait