• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT PENGHITUNG BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK DILENGKAPI DENGAN PENDETEKSI PENCURIAN LISTRIK BERBASIS TELEMETRI RF (RADIO FREQUENCY).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT PENGHITUNG BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK DILENGKAPI DENGAN PENDETEKSI PENCURIAN LISTRIK BERBASIS TELEMETRI RF (RADIO FREQUENCY)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pada penelitian ini dirancang sebuah alat yang dapat menghitung biaya pemakaian listrik yang dilengkapi dengan pendeteksi pencurian listrik berbasis telemetri RF (Radio Frekuensi). Sistem kerja alat ini adalah menghitung penggunaan listrik setiap ruangan menggunakan sensor arus ACS 712 kemudian dengan menggunakan mikrokontroller akan mengubah data dari sensor arus kedalam bentuk jumlah kWh yang dipakai serta kalkulasi harga yang harus dibayarkan dalam 1 hari sampai dengan 1 bulan dan menampilkanya pada LCD. Selain itu, alat ini juga bisa mengindikasikan pencurian listrik dengan cara membandingkan nilai arus yang masuk pada kWh meter dengan arus yang keluar dari kWh meter. Apabila terjadi ketidaksamaan antara arus masuk dengan arus keluar maka alat tersebut akan melaporkanya pada PC (Personal Computer) dan menampilkanya pada GUI (Graphic User Interface) melalui wireless module KYL 1020L untuk kemudian menunggu perintah memutuskan aliran listrik pada beban.

Keywords : Listrik, kWh meter, Mikrokontroller ATMEGA 128, Sensor arus ACS 712

GUI (Graphic User Interface), wireless Module KYL 1020L

ABSTRACT

In this research was designed a device that able to calculate electrical consumption cost and equiped by electrical thief detection based on Radio Frequency Telemetry. This device working system is calculates power consumption of each room using ACS 712 current sensor then by using feature of microcontroller, the data of the current sensor will change into the number of kWh used and calculating the price to be paid within 1 day up to 1 month and to showing it on the LCD. In addition, this tool can also indicate theft of electricity by comparing the current value that entered kWh meter with the current out of kWh meter. If there is inequality between inflows with outflows then this device will report to the PC (Personal Computer) and show it in a GUI (Graphic User Interface) through a wireless module KYL-1020 L for waiting the command shut down power at the load.

(2)
(3)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN . . .

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat modern,

hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya alat penunjang aktifitas

manusia yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Hal tersebut

juga sesuai dengan sifat manusia yang memiliki pemikiran untuk membuat

seluruh aktifitas hidupnya menjadi mudah dan praktis dengan cara terus

belajar dan berinovasi (Ghulsyani, 1993, hlm.70). Dengan semakin bertambah

majunya teknologi dan populasi penduduk, pasokan energi listrik yang

memadai mutlak diperlukan.

Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan industri, permintaan

kebutuhan listrik akan terus meningkat. PLN sebagai satu-satunya lembaga

pemerintah yang menangani bidang kelistrikan, dituntut untuk dapat

menjamin ketercukupan pasokan listrik yang dibutuhkan, terutama yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan terdapat kaitan yang

erat antara angka pertumbuhan penduduk dengan kebutuhan energi listrik.

Menurut pendapat Hari Kristijo (2012 : hlm.6) menyatakan bahwa :

Pertambahan jumlah penduduk memiliki peranan besar terhadap pertumbuhan listrik, laju kenaikan jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan pemakaian energi , harga listrik dan pendapatan. Hal tersebut dapat diformulasikan ke dalam persamaan berikut :

ETot

Listrik = ETot Listrik –1 { 1 + elastisitas x g PDB }...(1-1).

Energi Rumah tangga (ERT):

ERT Listrik = 391,381 - 11,994 HListrik RT per KWh + 0,009 PDB + 1,072 ERT Listrik ...(1-2).

Keterangan : E Tot = Konsumsi energi listrik total

PDB = Laju pertumbuhan PDB

(5)

Dari persamaan (1-2) tersebut dapat disimpulkan bahwa pertambahan

penduduk sebanding dengan pemakaian Energi Rumah Tangga (ERT).

Pemakaian listrik di Indonesia secara total masih didominasi oleh pemakaian

rumah tangga. Dari total 34,25 GW suplai energi yang disediakan oleh PLN,

41,17% terpakai oleh kalangan rumah tangga (lihat gambar 1.1 dan gambar

1.2). Pencurian listrik bisa menjadi masalah yang besar apabila pencurian

listrik pada pengguna listrik skala rumah tangga semakin marak terjadi.

Pencurian listrik pada pengguna listrik skala rumah tangga lebih sulit untuk

ditemukan dibandingkan dengan pencurian listrik skala industri. Hal tersebut

dikarenakan pengguna listrik skala rumah tangga lebih banyak dan tersebar,

kurang intensifnya pengecekan rutin yang khusus mengawasi pencurian listrik,

sanksi hukum belum begitu kuat dan belum banyak beredarnya kWh meter

yang dapat mendeteksi pencurian listrik. Sedangkan pada skala industri

pengecekan berkala terhadap pencurian listrik lebih rutin dan khusus,

peraturan hukum tentang pencurian listrik lebih tegas bahkan sudah ada alat

khusus yang dapat mendeteksi pencurian listrik.

Dengan pengguna listrik skala rumah tangga yang mencapai lebih dari

40 % dari total pemakaian listrik nasional, apabila ada 5 % dari total pengguna

listrik skala rumah tangga saja yang melakukan pencurian listrik, maka akan

terjadi kerugian yang besar pada PLN dan Negara. Agar pengguna listrik skala

rumah tangga bisa terdeteksi apabila melakukan tindakan pencurian listrik,

maka alat pendeteksi tersebut harus dipasang pada kWh meter. Hal tersebut

bertujuan apabila terjadi pencurian, bukti pencurian dapat terekam dan

terawasi. Dikarenakan belum banyak beredarnya alat pendeteksi pencurian

listrik yang terintegrasi dalam kWh meter, maka penulis mengajukan

penelitian skripsi dengan judul “Rancang Bangun Alat Penghitung Biaya

Pemakaian Listrik dilengkapi dengan Pendeteksi Pencurian Listrik

(6)

3

Gambar 1.1 Data PLN tentang penjualan energi per kelompok

pelanggan listrik

(7)

Gambar 1.2 Data PLN tentang kapasitas listrik terpasang dalam

satuan MW

(8)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dapat diidentifikasi

adalah :

1. Angka pertumbuhan penduduk yang meningkat akan

mempengaruhi kebutuhan listrik nasional.

2. Pencurian listrik yang marak terjadi pada skala rumah tangga

sangat merugikan PLN karena 41 % pengguna suplai listrik PLN

adalah pengguna listrik skala rumah tangga.

3. Pencurian listrik skala rumah tangga lebih sulit dideteksi salah

satunya karena belum banyak beredarnya alat yang bisa

mendeteksi pencurian listrik.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penulisan skripsi pembuatan alat ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat alat pendeteksi pencurian listrik yang bisa

terpasang pada KWh meter pengguna listrik skala rumah ?

2. Bagaimana membuat alat yang bisa menghitung penggunaan

KWH mendeteksi serta melaporkan pencurian listrik ?

3. Bagaimana membuat alat pendeteksi pencurian listrik yang

(9)

D. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut, dalam penelitian ini penulis membatasi

masalah sebagai berikut :

1. Pencurian listrik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

pencurian listrik Tipe P3, yaitu dengan cara mengambil daya

listrik atau menyambung kabel tanpa melalui kWh meter terlebih

dahulu.

2. Pencurian listrik yang dapat terdeteksi hanya pencurian sebelum

kWh meter bukan pencurian setelah kWh meter.

3. Daya yang mengalir pada kWh meter yang akan dibuat adalah

900VA.

4. Pembuatan alat ini menggunakan sensor ACS 712 sebagai

pendeteksi pencurian listrik dan penghitung penggunaan kWh.

5. Alat ini menggunakan ATMEGA 128 sebagai mikrokontroler

pengolah data dan KYL 1020L sebagai telemetri Radio

Frekuensi komunikasi data antara alat dengan komputer apabila

terjadi pencurian listrik.

6. Alat ini menggunakan GUI (Graphic User Interface) sebagai

antarmuka pengguna alat yang dibuat dengan bantuan software

Borland Delphi 7.0.

E. Tujuan Pembuatan Skripsi

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Dihasilkanya alat yang mampu menghitung biaya pemakaian

listrik.

2. Dihasilkanya alat yang mampu mendeteksi Pencurian Listrik

Berbasis Telemetri RF (Radio Frekuensi).

3. Dihasilkanya GUI (Graphic User Interface) pada komputer yang

dapat mengontrol aliran arus listrik apabila terjadi pencurian

(10)

7

F. Manfaat

Manfaat dari penelitian skripsi ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi tentang perancangan suatu alat yang bisa

menghitung pemakaian listrik.

2. Memberikan informasi tentang bagaimana membuat suatu alat yang

bisa mendeteksi pencurian listrik dan melaporkanya pada PLN yang

disimulasikan melalui GUI pada komputer.

3. Memberikan informasi tentang bagaimana membuat suatu alat yang

bisa mengirim data indikasi pencurian listrik menggunakan Radio

Frekuensi .

G. Metode Perancangan

Dalam penulisan proyek akhir ini, metode yang digunakan dalam

perancangan alat adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji beberapa buku atau

sumber lainnya yang mendukung dalam pemecahan masalah yang

diteliti untuk kelengkapan proyek akhir skripsi ini.

2. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan atas dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan pembahasan masalah pada proyek akhir skripsi

ini.

3. Studi Pengukuran dan Pengujian

Yaitu dengan melakukan pengetesan dan uji coba alat dalam

(11)

H. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun pembahasan pada sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari

lima pokok bahasan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan,

manfaat sistem, batasan masalah, metode perancangan, dan struktur

organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang kajian pustaka dan teori dalam pembuatan

Sistem Rancang Bangun Alat Penghitung Biaya Pemakaian Listrik

dilengkapi dengan Pendeteksi Pencurian Listrik Berbasis Telemetri RF

(Radio Frekuensi).

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian, langkah-langkah

pembuatan dan rancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat

lunak (program) untuk Sistem Rancang Bangun Alat Penghitung Biaya

Pemakaian Listrik dilengkapi dengan Pendeteksi Pencurian Listrik

Berbasis Telemetri RF (Radio Frekuensi).

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang temuan dan pembahasan terhadap

pemrograman dan hardware disertai dengan data dan analisisnya.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba).

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang

dapat menghitung biaya pemakaian listrik yang dilengkapi dengan pendeteksi

pencurian listrik. Penelitian eksperimen ini dilakukan pada perancangan

sistem, baik pada perancangan perangkat keras (hardware) maupun

perancangan perangkat lunak (software) dari alat ini.

A. Diagram Blok Alat

Alat ini terdiri dari satu buah komputer, minimum sistem hardware,

relay, sensor arus ACS 712 dan sepasang KYL 1020L wireless module.

Sensor arus ACS 712 berfungsi sebagai pengukur arus yang mengalir pada

beban serta pendeteksi pencurian listrik. Komputer berfungsi sebagai

pengatur mengalir atau tidaknya aliran listrik pada beban melalui GUI

(Graphic User Interface). Apabila terjadi pencurian listrik yang telah

dideteksi oleh sensor arus, pengguna alat dapat memutuskan aliran listrik

pada beban melalui komputer. Komputer mengatur aliran listrik pada

beban melalui perintah yang akan diberikan pada mikrokontroler dengan

menggunakan komunikasi serial. Komunikasi serial antara komputer

dengan mikrokontroler dapat terhubung menggunakan sepasang KYL

1020L wireless module. KYL 1020L wireless module berfungsi sebagai

pengganti kabel receiver dan transmitter. Relay berfungsi sebagai

interface antara mikrokontroler dengan aliran listrik AC (Alternating

Current).

Komputer Transmitter /

Receiver Mikrokontroler Relay

Sensor arus ACS 712

Beban listrik Aliran listrik

AC

(13)

B. Diagram Alir (flowchart) Perancangan Sistem

Pembuatan alat ini diawali dengan perancangan rangkaian. Perancangan

rangkaian yang dimaksud adalah merancang sistem hardware dari alat ini.

Setelah perancangan selesai, langkah selanjutya adalah pembelian

komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat sistem hardware. Setelah semua

komponen ditentukan, kemudian rangkaikan komponen – komponen tersebut

sesuai dengan rangkaian yang telah dirancang. Apabila rangkaian tersebut

telah berjalan baik dan sesuai dengan keinginan, tahap selanjutnya yang harus

dikerjakan adalah pembuatan layout PCB. Layout PCB dibuat menggunakan

bantuan software Orcad 9.2.3.

Setelah PCB selesai dibuat, dilakukan pengetesan jalur agar tidak

terjadinya hubung singkat ataupun tidak terhubungnya antar jalur pada PCB

yang seharusnya terhubung. Setelah dipastikan bahwa jalur telah sesuai

dengan yang diinginkan, kemudian pasanglah komponen-komponen yang

telah dirancang pada PCB. Langkah selanjutnya adalah pembuatan program

mikrokontroler dengan menggunakan software CVAVR dengan bahasa C

sebagai bahasa pemrogramannya. Pengisian program mikro pada

mikrokontroler menggunakan downloader ISP MKII yang dihubungkan ke

PC. Setelah mikrokontroler terisi program dan sesuai dengan yang diinginkan,

kemudian proses pembuatan tampilan interface PC dilakukan. Pembuatan

tampilan ini menggunakan bahasa Pascal dengan software Borland Delphi 7.

Setelah selesai dan terjadi sinkonisasi antara perangkat lunak dengan

perangkat keras dari alat ini, maka tahap selanjutnya adalah analisis. Analisis

(14)

31

Mulai

Perancangan Rangkaian

Penentuan Komponen

Pengecekan Rangkaian

Pembuatan Layout PCB

Pengecekan jalur PCB

Pemasangan dan penyolderan Komponen

Pembuatan Program untuk Mikrokontroler

Pembuatan tampilan GUI

Pengujian seluruh sistem

Analisis keseluruhan alat dan sistem Apakah sudah berfungsi ?

Apakah sudah sesuai ?

Apakah sudah sesuai ?

Selesai Ya Tidak

Ya Ya

Tidak Tidak

Gambar 3.2 Diagram alir perancangan Alat

C. Deskripsi Kerja

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip Hukum 1 Kirchoff dengan cara

membandingkan nilai arus yang terukur oleh 3 buah sensor arus. Tiga buah

sensor arus digunakan untuk mendeteksi pencurian listrik dan menghitung

nilai arus yang mengalir pada beban untuk mendapatkan nilai kWh yang

terpakai. Nilai kWh didapatkan dengan cara mengalikan data nilai arus yang

diterima oleh mikrokontroler melalui ADC dengan nilai tegangan yang

diinisialisasikan pada mikrokontroler. Pada alat ini 3 buah sensor arus disusun

(15)

kemudian keduanya dihubungkan secara seri dengan 1 buah sensor arus (lihat

gambar 3.3.2). Data hasil pengukuran nilai arus oleh sensor arus 2 dan 3 akan

ditambahkan kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran nilai arus oleh

sensor arus 1 oleh mikrokontroler. Pembandingan data hasil pengukuran oleh

masing-masing sensor tersebut digunakan sebagai pendeteksi pencurian listrik.

Apabila total arus yang terukur oleh sensor arus 2 dan 3 berbeda dengan hasil

pengukuran nilai arus oleh sensor arus 1, telah terjadi indikasi pencurian

listrik. Prinsip kerja alat ini juga secara matematis dapat dirumuskan ke dalam

gambar sebagai berikut :

I1 I2

I3

Z3

Z2

Z1

A B C

D E

F

Gambar 3.3.1 Rangkaian pengganti alat

Berdasarkan Hukum II Kirchoff nilai arus yang berada pada titik B

adalah nol. Dikarenakan setiap arus yang mengalir melalui titik B bernilai nol

dengan demikian nilai I1 + I2 + I3 juga bernilai nol (lihat persamaan 3-1).

Arus yang masuk pada sebuah titik bernilai positif sedangkan arus yang

keluar dari sebuah titik bernilai negatif. Apabila nilai arus pada I1 tidak sama

dengan penjumlahan I2 dengan I3 ataupun hasil pertambahan dari I1 + I2 + I3

tidak sama dengan nol maka hal tersebut dapat terindikasi pencurian listrik

(lihat persamaan 3-4).

I1 + I2 + I3 =0 . . . (3-1)

I =V − VZ

;

I =V − V

Z ; I =

V − V�

(16)

33

Jika terdapat pencurian listrik maka nilai arus pada I1 akan

bertambah atau berkurang sehingga nilai I1 + I2 + I3 bukan sama dengan

nol. Hal tersebut dikarenakan pencurian listrik akan menambah jumlah

percabangan dan akan merubah penjumlahan nilai arus menjadi I1 + I2 +

I3 + Ipencurian = 0.

V − V Z +

V − V Z +

V − V�

Z ≠ 0 . . . (3-4)

(Sumber : Modul Rangkaian listrik, Tanpa Nama, 2010)

Sumber Listrik

Kamar 1

Kamar 2 Sensor Arus 1

Sensor Arus 2

Sensor Arus 3

Mikrokontroler

Gambar 3.3.2 Konfigurasi sensor arus pada alat yang dibuat. Garis

merah menandakan aliran data ADC sedangkan garis hitam menandakan

aliran arus listrik

Setelah terindikasi pencurian listrik, mikrokontroler akan menyalakan

buzzer sebagai peringatan awal serta mengirimkan data berupa karakter “P”

pada PC melalui wireless. Setelah data diterima oleh PC, GUI akan

menampilkan pemberitahuan pencurian kemudian kita dapat memutus aliran

listrik dengan cara mengklik tombol “OFF”. Apabila tombol “OFF” diklik maka PC akan mengirim karakter “O” melalui wireless pada mikrokontroler. Setelah menerima karakter “O” maka mikrokontroler akan memerintahkan relay untuk membuka/trip sehingga aliran arus listrik pada beban terputus.

Apabila ingin mengalirkan kembali arus listrik, pengguna harus mengklik

(17)

karakter “R” pada mikrokontroler. Setelah karakter “R” diterima, mikrokontroler akan mengatur relay untuk mengontak kembali.

Mulai

Membaca nilai arus dari sensor

Apakah terjadi pencurian

Menampilkan jumlah rupiah pemakaian

Kwh

Mengirim data pencurian pada Komputer

Selesai

Apakah ingin memutus aliran

arus listrik

Aliran arus listrik terputus Ya

Tidak

Ya Tidak

Gambar 3.3.3 Diagram alir deskripsi kerja alat

D. Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)

Pembuatan layout perangkat keras pada alat ini menggunakan bantuan

software Orcad 9.2.3. Hardware terbagi menjadi minimum system, modul

common-ground USART, serta modul LCD dan tombol.

1. Rangkaian minimum system

Rangkaian minimum system ini terdiri dari dua rangkaian.

Rangkaian–rangkaian tersebut adalah rangkaian mikrokontroler dan

rangkaian USART RS-232.

(18)

35

1.1Rangkaian mikrokontroler

Rangkaian ini menggunakan menggunakan mikrokontroler

ATMega 128 yang memiliki 7 Port. Port A digunakan apabila

komunikasi paralel dibutuhkan antara alat ini dengan mikrokontroler

lain. Port B digunakan sebagai I/O (Input/output) dari

mikrokontroler. I/O yang dimaksud adalah tombol (PINB.2 –

PINB.6) dan indikator LED (PORTB.0). Port C digunakan untuk

LCD sedangkan Port D digunakan untuk komunikasi I2C (PIND.0

dan PIND.1 ) apabila dibutuhkan serta Buzzer (PORTD.7). Port E

digunakan untuk Relay (PORTE.3PORTE.5). Port F digunakan

sebagai PIN ADC yang terhubung ke setiap sensor arus sedangkan

Port G tidak digunakan. Pada rangkaian ini terdapat dua jenis suplai

tegangan. Pertama adalah suplai 5 V untuk mencatu sensor,

mikrokontroler, Buzzer, LED dan sistem komunikasi antarmuka.

Kedua adalah suplai 12 V untuk mencatu antarmuka relay.

(19)

1.2Rangkaian USART RS-232

Rangkaian USART RS-232 ini menggunakan IC MAX 232

sebagai antarmuka antara mikrokontroler yang bekerja dengan level

tegangan 0-5 volt dengan PC yang memiliki level tegangan -15-15

volt. Rangkaian ini disiapkan untuk mengantisipasi kegagalan

komunikasi data serial menggunakan wireless.

Gambar 3.4.1.2 Rangkaian USART RS-232

2. Rangkaian modul wireless common-ground USART

Rangkaian modul wireless common-ground USART adalah salah satu

cara untuk menyamakan level tegangan antara modul wireless dengan

komputer (PC). Rangkaian ini digunakan sebagai interface data antara

wireless dengan PC sekaligus digunakan sebagai suplai tegangan agar

wireless dapat bekerja.

(a) (b)

Gambar 3.4.2 (a ) Rangkaian modul wireless common-ground

(20)

37

3. Rangkaian modul LCD dan tombol

Rangkaian LCD dan tombol ini berfungsi sebagai interface antara

pengguna dengan alat ini. Tombol digunakan sebagai pemberi perintah

pada mikrokontroler untuk memilih menu yang akan digunakan. Menu

yang dapat dipilih menggunakan tombol adalah menu untuk mengaktifkan

GUI (Graphic User Interface) atau pengaktifan manual. Apabila memilih

GUI maka secara otomatis mikrokontroler akan terhubung dengan

komputer melalui GUI. Apabila memilih pengaktifan manual maka LCD

akan menampilkan nilai kWh kamar 1 dan kamar 2 serta mengkalibrasi

harga per-kWh. LCD berfungsi untuk menampilkan pilihan menu dan

prosedur yang sedang atau akan diproses oleh mikrokontroler.

(a) (b)

Gambar 3.4.3 (a) Rangkaian modul LCD dan tombol serta (b) layout

PCB rangkaian

E. Pembuatan Perangkat Lunak (Software)

Proses pembuatan perangkat lunak ini terdiri dari dua jenis, yaitu

pembuatan perangkat lunak untuk memprogram mikrokontroler ATmega 128

dan pembuatan perangkat lunak untuk interface PC.

1. Pembuatan Perangkat Lunak Mikrokontroler

Pembuatan perangkat lunak ini bertujuan untuk mengatur cara

(21)

beberapa rangkaian sehingga terjadi sinkronisasi sistem. Pada

pembuatan perangkat lunak untuk mikrokontroler digunakan software

CVAVR dengan menggunakan bahasa C. Interface yang digunakan

adalah LCD karakter yang diperuntukan memilih menu dan

menampilkan nilai kWh serta biaya yang harus dibayarkan. Pada

pemrograman tombol digunakan port B.2 sampai B.6, dimana

pemrogramanya diberi logic 0 maka tombol akan memberikan input

pada mikrokontroler. Pemrograman tombol digunakan untuk memilih

menu yang tampil pada LCD.Port D.2 diaktifkan sebagai Receiver (Rx)

sedangkan D.3 diaktifkan sebagai Tranceiver (Tx) yang digunakan

untuk berlangsungya komunikasi serial mikrokontroler – wireless

module – PC.

Nilai Arus =

Untuk mendapatkan nilai pengukuran oleh sensor arus ACS 712,

diaktifkanlah fitur ADC yang berada pada port F. Tiga buah sensor arus

dihubungkan pada port F.0 sampai F.2. Dengan bantuan rumus daya

dan rekayasa matematika, nilai inputan ADC dapat diubah menjadi nilai

arus yang mengalir melewati sensor arus menuju beban listrik.

Perhitungan nilai arus didahului dengan membaca rata–rata tegangan

keluaran dari sensor ACS 712 kemudian disimpan dalam sebuah

variabel. Variabel tersebut kemudian dikalikan dengan nilai maksimum

dari input ADC yang mampu dibaca oleh mikrokontroler dibagi dengan

prescale. Sedangkan untuk mendapatkan nilai kWh yang terpakai,

implementasikan rumus daya listrik AC 1 fasa ke dalam listing program

(22)

39

Gambar 3.5.1.1 Pemrograman pada mikrokontroler menggunakan

CVAVR 2.05.3

Buzzer akan berbunyi dan mikrokontrol akan mengirim data indikasi pencurian

pada PC

Gambar 3.5.1.2 Diagram alir pemrograman pada mikrokontroler

2. Pembuatan Perangkat Lunak untuk Interface PC

Pembuatan perangkat lunak untuk GUI (Graphic user interface)

PC ini menggunakan software Borland Delphi 7 dengan bahasa Pascal

sebagai bahasa pemrogramannya. Pembuatan perangkat lunak ini

(23)

mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengirimkan data biaya

pemakaian listrik pada mikrokontroler. Kiriman data tersebut akan

ditampilkan dalam bentuk angka dan grafik pada GUI. Selain

menampilkan biaya pemakaian listrik, GUI juga dapat mengontrol

aliran arus listrik yang mengalir pada beban.

Gambar 3.5.2 Tampilan Graphic User Interface alat

PC akan menerima data pencurian listrik berupa karakter “P” dari mikrokontroler, apabila telah terjadi pencurian listrik. Setelah karakter

“P” diterima, kemudian akan tampil tanda berupa lingkaran merah yang

semula berwarna hijau pada tampilan GUI. Apabila tanda lingkaran

merah muncul pada GUI, pengguna alat dapat memutus aliran listrik

pada beban dengan cara mengklik tombol “OFF”. Ketika tombol “OFF”

pada GUI diklik, PC akan mengirimkan karakter “O” pada

mikrokontroler. Apabila pengguna alat ingin mengalirkan kembali arus

listrik pada beban, klik tombol “ON” pada GUI dengan demikian secara

otomatis PC akan mengirimkan karakter “R” pada mikrokontroler dan tanda lingkaran merah pada GUI akan menjadi hijau kembali.

Mikrokontroler akan mengontakan relay apabila menerima karakter “R”

dan akan mentripkan relay apabila menerima karakter “O”. Pada

gambar 3.5.2.2 menunjukan diagram alir pemrograman GUI sedangkan

(24)

41

Mulai

Input data serial dari mikrokontroler

Apakah terjadi pencurian data = “P”

Menampilkan biaya pemakaian listrik

pada GUI Input data

biaya pemakaian

listrik

Kirim data serial = “O” pada mikrokontroler

Kirim data serial = “R” pada mikrokontroler

Tanda lingkaran merah berganti menjadi hijau kembali pada GUI

Selesai Apakah ingin memutus aliran

listrik ? Tanda lingkaran

merah muncul pada GUI Tidak

Tidak Ya

Ya

(25)
(26)

43

A

Input data serial dari mikrokontroler

Apakah terjadi pencurian data = “P”

Menampilkan biaya pemakaian listrik

pada GUI Input data

biaya pemakaian

listrik

Kirim data serial = “O” pada mikrokontroler

Kirim data serial = “R” pada mikrokontroler

Tanda lingkaran merah berganti menjadi hijau kembali pada GUI dan buzzer pada

mikrokontroler berhenti berbunyi

Selesai Apakah ingin memutus aliran

listrik ? Tanda lingkaran merah muncul

pada GUI dan buzzer pada mikrokontroler berbunyi Tidak

Tidak Ya

Ya

(27)

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Alat yang mampu menghitung biaya pemakaian listrik yang dilengkapi

dapat mendeteksi pencurian listrik telah selesai dibuat. Alat tersebut

sudah bisa menghitung jumlah pemakaian kWh, namun persentase

error kepresisian pembacaan arus masih 5%.

2. Telemetri RF (Radio Frekuensi ) dapat teraplikasikan pada alat yang

telah selesai dibuat sebagai media komunikasi data, pelaporan indikasi

pencurian listrik dan pengontrolan jarak jauh, namun pada jarak 100 m

atau lebih pengiriman data sering terganggu apabila terhalang tembok.

3. GUI (Graphic User Interface) yang dapat mengontrol aliran arus listrik

sekaligus memonitor pemakaian kWh pada pengguna listrik skala

rumah tangga telah selesai dibuat, namun masih terjadi pembulatan

nilai dengan tipe data float.

B. Implikasi

1. Dengan adanya alat ini permasalahan pendeteksian pencurian listrik

pada pengguna listrik rumah tangga bisa lebih teratasi.

2. Dengan adanya alat ini pencurian listrik pada pengguna listrik rumah

tangga dapat lebih terawasi secara jarak jauh.

C. Rekomendasi

1. Mengingat pentingnya pembuatan alat yang berguna sebagai pemecah

masalah pencurian listrik, maka kepada pihak yang berkonsentrasi

dalam bidang ketenagalistrikan, diharapkan dapat mengembangkan alat

ini lebih jauh lagi baik dalam bentuk yang lebih dari prototype maupun

simulator.

2. Penulis menyarankan agar pembuatan syntax program bisa lebih

kompleks sehingga data hasil pembacaan sensor arus dapat lebih

presisi. Penggunaan telemetri RF (Radio Frekuensi) hanya dapat

(28)

Jefry Halim, 2015

selanjutnya untuk mencoba menggunakan telemetri berbasis

Gambar

Gambar  1.1 Data PLN tentang penjualan energi per kelompok
Gambar 1.2 Data PLN tentang kapasitas listrik terpasang dalam
Gambar 3.1 Diagram Blok Alat
Gambar 3.2 Diagram alir perancangan Alat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat karunia serta rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu penulisan skripsi dengan judul “

Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan dapat ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase yang sesuai

Berdasarkan hasil seleksi tertulis calon anggota PPK pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018, dengan ini diumumkan nama-nama yang lulus dalam seleksi

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Pendidikan IPS SD dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Program Studi

Simpulan ini didapat dari hasil analisis semua data yang telah diperoleh, mengenai wujud pemilihan bahasa pada masyarakat tutur di Kelurahan Sukapura dalam setiap

Hal yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Indonesia adalah bagaimana menyediakan ekosistem pasar yang sehat dan kondusif beserta regulasi yang tepat untuk

$iyadi dan Pur!anto (2'), menyatakan bah!a analisa dari kegiatan terapi okupasi, meliputi:  #enis kegiatan yang dilakukan seperti latihan gerak badan atau

Lantaran jika mengambil kesalahan bertindak maka akan mendapat konsekuensi yang berakibat pada pengurangan poin.. Sehingga calon mahasiswa bisa bertindak lebih