• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ANTARA BELAJAR KELOMPOK DAN BELAJAR INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBANDINGAN ANTARA BELAJAR KELOMPOK DAN BELAJAR INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

IRMAYANTI 105 19 01213 10

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/2014 M

(2)

BELAJAR INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

Nama Penulis : IRMAYANTI Stambuk/NIM : 105190121310

Fak/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan menulis, maka proposal penelitian ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji Seminar Proposal Penelitian Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

26 Ramadhan 1435 H Makassar,

---

24 Juli 2014 M

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Rahim Razak M.Pd.I Drs.H.Mawardi Pewangi M.pd.I

Mengetahui,

Ketua jurusan pendidikan agama islam

Dra.MustahidangUsman, M.Si NMB: 623 184

(3)

Pendidikan Agama Islam Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa”.

(H.Mawardi Pembimbing Rahim Razaq, dan Pewangi)`.

Skripsi ini membahas perbandingan perbandingan antara belajar kelompok dan belajar individu dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam siswa sma negeri 2 sungguminasa kecamatan sombaopu kabupaten gowa dan langkah-langkah yang ditempuh dalam pencapaian Prestasi Belajar Kelompok dan Belajar Individu Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sma Negeri 2 Sungguminasa .

Penelitian ini menjelaskan tantang gambaran pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran tentang pembelajaran secara kelompok dengan pembelajaran secara individu dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam kelas XII SMA Negeri 2 Sungguminasa. Data peneliti ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Dengan menyajikan populasi sejumlah 146 orang siswa dengan sampel yang di ambil 24 siswa. Peneliti dianalisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar kelompok sangat tinggi dibandingkan dengan belajar individu di mana dibuktikan dari distribusi frekuensi hasil test kelompok 13 orang (48%) yang menyatakan bahwa belajar kelompok sangat tinggi prestasi belajarnya dari pada hasil belajar individu di mana dibuktikan dari hasil distribusi frekuensi hasil test individu memiliki kategori cukup baik dengan melihat dari 12 orang (44%) menyatakan bahwa tingkat prestasi yang belajar individu cukup baik. Maka dapat di ambil kesimpulan bahwa tingkat prestasi siswa yang belajar kelompok SMA Negeri 2 Sungguminasa sangat tinggi hal ini terbukti bahwa dengan belajar kelompok prestasi siswa menjadi meningkat.

v

(4)

segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta shalawat dan salam atas junjungan Nabiullah Muhammad Saw.

Gagasan yang melatari tajuk permasalahan ini timbul dari hasil pengamatan penulis terhadap kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa.

Banyak siswa yang belum menemukan metode belajar yang cocok dengan kemampuannya, sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya, Melihat fenomena tersebut, penulis berniat membahas perbandingan prestasi belajar, terutama prestasi belajar individu dan prestasi belajar kelompok Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sma Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.

Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini, tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat penulis selesaikan pada waktunya. Dalam kesepakatan ini penulis menyampaikan terimah kasih yang ikhlas kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua penulis yang telah mengasuh dan memberikan dukungan baik moril maupun material sejak kecil sampai sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak kecil.

2. Sahabat tercinta yang selalu sabar mendampingi dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya.

vi

(5)

4. Ibu Ketua Jurusan Pendidika Agama Islam yang senantiasa memotivasi penulis sehingga skripsi ini selesai.

5. Bapak Dr. Abd.Rahim Razak,M.Pd., dan Dra. H.Mawardi Pewangi.M.Pd.I, selaku pembimbing yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak / Ibu para dosen yang telah mentranfer ilmunya kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.

7. Bapak Kepala perpustakaan Unismuh Makassar dan Perpustakaan Wilayah Sul-Sel beserta seluruh stafnya yang membantu penulis dalam menyediakan literatur sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Dan yang terakhir ucapan terimah kasih juga disampaikan kepada siswa-siswa di Sma Negeri 2 Sungguminasa yang mempermudah penulis melakukan penelitian dan mereka yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah Swt kami memohon, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh balasan disisi-Nya, amin.

vii

(6)

tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis / peneliti sendiri, Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuat atau dibantu secara langsung orang lain baik keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

24 Dzulhijjah 1430H Makassar,--- Penulis / Peneliti

Irmayanti 105190121310

(7)

Belajar Individu Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sma Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa”. telah diujikan pada hari Kamis, 19 Jumadil Akhir 1430 H, Bertepatan dengan 15 April 2014 M di hadapan tim penguji dan ditanyakan telah dapat diterimah dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

17 Jumadil akhir Makassar,--- 15 April 2014 M DEWAN PENGUJI:

1. Ketua : Drs.H.Mawardi Pewangi. M.Pd.I (...) 2. Sekretaris :

3. Munaqisy I : 4. Munaqisy II : 5. Pembimbing I : 6. Pembimbing II :

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Agama Islam

(8)

(9)

viii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Individu dan Belajar Kelompok ... 12

1. Pengertian Belajar ... 12

2. Pengertian Prestasi Belajar Siswa ... 14

3. Ciri-Ciri Belajar ... 16

4. Tujuan Belajar ... 17

5. Belajar Individu dan Belajar Kelompok... 18

B. Hasil Belajar Siswa 1. Hasil Belajar ... 21

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 22

C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 26

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 27

(10)

ix

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 32

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional Variabel ... 33

E. Populasi dan Sampel ... 34

F. Insturmen Penelitian ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Teknik Analisis Data. ... 39

BAB IV HASIL PENELITIA A. Kondisi Obyektif Lokasi penelitian ... 41

B. Prestasi belajar Individu dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sma Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa ... 48

C. Prestasi Belajar Kelompok Dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sma Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa………. ... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 52

B. Saran-saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 56 iv

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya prosese pembelajaran. dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk menghafal informasi; otak mereka dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Akibatnya ketika peserta didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritas, akan tetapi miskin mereka miskin aplikasi.

Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara indonesia, berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan saman yang selalu berubah (penjelasan UU No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan visi tersebut, maka salah satu misi yang diemban dalam pendidikan nasional adalah meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan

ssebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.

1

(12)

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan lembaga stategis dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Dengan demikian, sekolah telah menjadi pusat perhatian oleh seluruh elemen bangsa yang perlu dikaji kembali baik perencanaannya, pelaksanaannya, dan pengawasannya. Hal ini, dikarenakan segala kebijakan yang menyangkut pendidikan formal bermuara pada pelaksanaannya yang berada di sekolah, sehingga maju mundurnya kualitas pendidikan tergantung dari sejauhmana pengelolaan sekolah dilakukan dengan baik, yang menyangkut sarana dan prasarana, seperti gedung, kurikulum, guru, dan lingkungan sekitarnya.

Pendidikan islam kiranya dapat menjadi dasar dari Pendidikan konvensional, seperti harapan yang diungkapkan oleh (Abdul Majid 2004: Hal 1) sebagai berikut:

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam, seharusnya pendidikan Agama Islam (PAI) mendasari. pendidikan-pendidikan lain, serta menjadi pedoman bagi masyarakat, orang tua dan peserta didik. PAI juga seharusnya mendapat waktu yang profesional, tidak saja di madrasah atau sekolah-sekolah yang bernuansa islam, tetapi di sekolah-sekolah umum. Demikian hanya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAIharus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik serta membangun bangsa.

(13)

Pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yang melibatkan dua pihak yaitu guru dan murid. Namun dalam keseluruha proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasiltidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami peserta didik.

(Ridwan, 2005 :190) “Pendidikan adalah interaksi yang bertujuan.

Secara umum pendidikan merupakan suatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan (Damayanti dan Mudjiono, 2002:7)

“Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar”pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna. Belajar dalam proses pendidikan tidak akan efektif jika siswa tidak memiliki minat belajar, seperti ungkapan berikut ini :

(Usma.M, 1999:27) Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian murid dalam belajar. Keterlibatan murid dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat efektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalnya yaitu dengan cara mengefesienkan metode dalam proses pendidikan.

(14)

Pandangan tentang proses pendidikan yang berlangsung secara efektif dapat dijadikan sistem nilai sebagai parameter. sebab, sistem nilai pada dasarnya merupakan aspek kepribadian manusia, yang bagi sistem dan tujuan pendidikan di Barat dinafikan. Bagi pendidikan islam, sistem nilai, ditempatkan sebagai “jembatan merismatis’ (jalan bagi semua prinsip, sikap, sifat dasar, ekspresitingkah laku dan sebagianya, melewatinya). Oleh karena sistem nilai itu, pendidikan islam relatifantogonistik dalam merumuskan kerangka pendidikan. Prinsipnya, tidak menafikan aspek-aspek realitas.

Dalam pendidikan islam, manusia difahami sebagai “zat theomorfism”. Ia berorientasi untuk menjadi pribadi yang bergerak di antara titik esktrim “Allah- Setan”. Tuhan menciptakan potensi dan daya-daya yang ada dalam diri manusia sendiri, sebagaimana dikatakan al-jubbai bahwa manusialah yang menciptakan perbuatan-perbuatanya. Daya-daya untuk mewujudkan kehendak itu telah ada dalam diri manusia sebelum adanya perbuatan.

Manusia mempunyai kehendak bebas, ai berpeluang untuk menjadi orang jahat bagaikan syaitan, dan menjadi orang shaleh yang amat dekat dengan Tuhan.

Tentu saja, teori pendidikan Islam berbeda dengan “konsep tabularasa” dari John Locke dalam (1632-1740), yang memandang jiwa manusia dilahirkan sebagai kertas bersih yang kemudian sepenuhnya tergantung kepada kepribadian macam apa yang ingin dikembangkan oleh pendidik dan masyarakat.

(15)

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia bearada.

pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk meningkatkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

Berbagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di dalam era globalisasi dan era informasi ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan bahkan dalam upaya peningkatan bangsa.

Adanya perubahan sistem pendidikan nasional secara terus menerus mulai dari CBSA, KBK, dan KTSP dapat menyebabkan munculnya kesulitan siswa dalam menyesuaikan diri dengan sistem yang baru.

Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia adalah pendidikan. Sebab melalui perolehan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaanya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang, juga untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik serta sejarterah.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang didalamnya mengandung komponen belajar dan mengajar. Pendidikan hanya menyangkut satu orang saja melainkan banyak orang yang berperan serta dalam pendidikan tersebut. Belajar dalam kegiatan pendidikan adalah suatu

(16)

yang perlu diperhatikan karena belajar merupakan komponen utama dalam pendidikan.

Anak didik merupakan individu yang berada satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut sehingga pembelajaran benar-benar dapat mengubah kondisi anak yang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.

Kondisi anak seperti ini kurang mendapat perhatian di kalangan para pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian para pendidik-atau pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian.

Belajar dapat di lakukan dengan cara individu ataupun berkelompok, baik di kelas maupun di lur kelas sesuai dengan situasi dan kondisi dimana individu itu berada dan mau belajar sungguh-sungguh.

Realitasnya, di lingkungan sekolah masih banyak siswa yang malas untuk belajar. Ini disebabkan karena siswa tidak menyadari betapa pentingnya belajar untuk memperoleh pengetahuan. Belajar dapat ditempuh dengan cara inividu maupun kelompok agar siswa tidak bosan dalam menerima pelajaran.

(17)

Belajar individu maupun belajar kelompok itu sendiri memiliki perbedaan yang tujuannya masing-masing dapat memberikan efek pada pencapaian tujuan hasil belajar siswa. Adapun belajar individu merupakan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa secara individu dalam proses belajar mengajar sedangkan belajar kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk mencari satu tujuan pelajaran dengan cara bergotong royong.

Melihat betapa pentingnya belajar bagi setiap individu sehingga mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai masalah- masalah yang berhubungan dengan belajar, dalam hal ini belajar individu dengan kelompok. Dengan jalan meneliti masalah-masalah yang berkaitan dengan hal tersebut. Pada penyelesainnya studi kali ini mengenai belajar, dalam hal ini belajar individu dan belajar kelompok.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengangkat permasalahan-permasalahan sebagai pokok-pokok pembahasan mengenai belajar individu dengan belajar kelompok terhadap pencapaian hasil belajar kelompok terhadap pencapaian hasil belajar, yaitu:

1. Bagaimana cara belajar siswa pada bidang Studi Pendidikan Agama Islam kelas XI SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan

(18)

Somba Opu Kabupaten Gowa yang belajar individu dan kelompok.

2. Bagaimana perbandinganhasil belajar siswa yang belajar secara inividu dengan siswa yang belajar kelompok terhadap bidang studi pendidikan Agama Islam kelas XI SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan pengertian judul dan ruang lingkup pembahasan serta metode yang digunakan dalam penulisan, maka pada bagian ini penulis akan membahas tujuan dan kegunaan penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara belajar siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam kelas XI SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa yang individu dan kelompok.

2. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar antara peserta didik yang menggunakan metode belajar secara individu dengan peserta didik yang menggunakan metode belajar kelompok dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam kelas XI SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi kepada pengelola di SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.

2. Kegunaan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui belajar individu dan kelompok.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan atau bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berminat pada kajian tentang hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui belajar individu.

4. Penelitian ini diharapkan agar peneliti memperoleh pengalaman sehingga dapat memperluas wawasan kailmuwan dan berfikirnya serta melatih penulis dalam mengambil suatu kesimpulan berdasarkan metode ilmiah.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar Individu dan Belajar Kelompok

1. Pengertian Belajar

Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut.

Dalam aktifitas kehidupan manusia hampir tidak pernah dapat telepas dari kegiatan belajar, baik dalam melaksanakan aktifitas sendiri maupun di dalam suatu kelompok. Dengan demikian kegiatan belajar tidak dibatasi usia karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar pun tidak akan pernah berhenti. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan di bidang akademik, tetapi juga menyangkut perkembangan kepribadian.

Belajar adalah perubahan yang relatif pemanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengembangan atau latihan yang diperkuat. Jadi, tanpa perilaku dan latihan yang rajin, kita tentu akan mengalami kesulitann dalam belajar dan memahami pelajaran yang di berikan di sekolah.

12

(21)

Belajar merupakan sesuatu yang bersifat kompleks sekali. Karena brelajar merupakan proses yang dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak factor dan meliputi perbagai aspek, baik yang timbul dari dalam individu (internal) maupun dari luar (eksternal). Kalau kita membaca buku tentang psikologi pendidikan dan psikologi beajar atau buku lain yang berkaitan dengan pendidikan dan belajar, maka di sana kita akan banyak menemukan rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda antara yang satu dengan yang lain, akan teetapi masing-masing menganut teori yang berbeda-beda.

Menurut Ratna Wilis Dahar (2001 : 11):”Belajar dapat di definisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunnya sebagai akibat pengalaman”.

Ngalim Purwanto (2004 : 86), mengemukakan bahwa” Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang terdiri sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap, kepandaian dan suatu pengertian."

Hasbullah (2009 : 61) mengatakan: “Belajar adalah suatu proses aktif, yang aktif di sini ialah bukan hanya aktifitas yang tampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktifitas-aktifitas mental seperti berfikir, mengingat, dan sebagainya”.

Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui prosedur latihan dan pengalaman, yang mana perubahan itu sendiri terjadi beranggsur-angsur dimulai dari suatu yang tidak diketahui atau dikenallinya, untuk kemudian dikuasai dan dimilikinya dann dipergunakan

(22)

sampai pada suatu saat untuk dievakuasi oleh yang melakukan proses belajar itu.

2. Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam menapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur melalui proses pengajaran.

Oemar Hamalik (2004 :209) mengemukakan bahwa

Pada suatu kata prestasi adalah aktivitas sedangkan belajar adalah

“suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baik berkat pengalaman dan keahlian.

Sejalan dengan itu, Poerwadarminta (2007 : 341) memberikan pengertian bahwa: “Prestasi belajar adalah hasil nyata dicapai seseorang dari hasil aktivitas belajarnya”.

Aktivitas siswa selamanya didasarkan atas asumsi-asumsi dasar yang mereka buat, hal ini menyebabkan pentingnya untuk mengembangkan suatu falsafah sebagai pedoman dalam manejemen lembaga pendidikan. Masalah prestasi belajar sangat besar artinya bagi suatu lembaga pendidikan, sebab masalah tersebut menentukan bermutu tidaknya lembaga pendidikan.

Dilihat dari sudut ilmu pendidikan, belajar berarti perbaikan-perbaikan tingkah laku dan kecakapan-kecakapan (manusia), atau memperoleh

(23)

kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baik. jadi, perubahan/perbaikan dari fungsi-fungsi psikis yang menjadi syarat dan mendasari perbaikan tingkah laku dan kecakapan-kecakapan, termasuk di dalamnya perubahan di dalam pengetahuan, minat dan perhatian yang dibentuk oleh tenaga-tenaga fungsi psikis dalam pribadi manusia.

Karena prestasi belajar begitu pentingnya, sehingga anak didik atau siswa selalu berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Terlebih bila oleh pihak penentu dan pengambil kebijaksanaan lembaga pendidikan memberikan motivasi berupa penghargaan-penghargaan bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

Dengan demikian prestasi yang dimaksud disini adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan yang menyenangi hati. Diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang kediatan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas berarti prestasi yang dimaksud adalah suatu kemampuan maksimal yang dicapai siswa sebagai hasil dari perjuangan belajarnya. Prestasi yang dimaksud di sini adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati.

Diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar, hasil

(24)

tersebut merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar.

3. Ciri-ciri belajar

William Burton dalam Oemar Hamalik (2001 : 31-32) menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang ciri-ciri belajar sebagai berikut.

1. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going).

2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

4. Pengalaman belajar secara maksimun bermakna bagi kehidupan siswa.

5. Proses belajar yang terbaik apabila siswa mengetahui status dan kemajuan.

6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individu di kalangan siswa.

7. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian

dengan kecepatan yang berbeda-beda.

8. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.

4. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan

(25)

dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha pencapaian sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terjadi atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan salingg meliputi.

Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.

Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenrnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang ekspilsit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan.

Dari uaraian di atas, jika dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan b. Penanaman konsep dan keterampilan c. Pembentukan sikap

5. Balajar Mandiri dan Belajar Kelompok

Dalam proses belajar ada beberapa metode atau cara yang diaplikasikan diantaranya belajar individu dan kelompok. Ada hal-hal yang

(26)

dapat dilakukan oleh siswa dalam belajar individu, baik itu dalam kelas ataupun di luar kelas.

Menurut Hamzah B.Uno (2008 :53) “Belajar dapat ditempuh dengan beberapa cara. Dalam hal ini bisa dengan cara individu ataupun dengan cara kelompok”.

a. Belajar individu

Belajar individu mempunyai beberapa kebaikan yaitu: pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini akan menambahkan dan kecepatan pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa mudah mengerti pelajaran.

Belajar individu adalah adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya merencanakan proses belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Belajar individu adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, pertemuan tatap muka di kelas, atau dengan kehadiran teman sekolah.

(27)

Hamzah B.Uno (2008 :51) engemukakan kelebihan dari belajar individu yaitu:

1) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar individu akan lebih meresap dan tahan lama.

2) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif.

3) Siswa dapat bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

Sedangkan kelemahan belajar individu yaitu:

1) anak didik akan mengalami kesulitan karena sukar menyelesaikan tugasnya tanpa bantuan orang lain.

2) anak didik cenderung meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar.

3) adakalanya tugas tersebut dikerjakan orang lain tanpa adanya pegawasan.

Belajar Individu merupakan belajar dalam pengembangkan diri, keterampilan dengan cara tersendiri. Peran guru fasilitator dan konsultan guru bukan satu-satunya sumber dan media untuk belajar. Belajar mandiri membutuhkan motivasi, keuletan, kedisiplinan, tanggung jawab, kemauan, dan keingintahuan untuk berkembang dan maju dalam pengetahuan.

Dari kebaikan di atas, belajar individu juga memiliki kekurangan yaitu:

metode ini dapat menghambat bakat dan tidak ada interaksi antara siswa.

Menurut Hamzah B.Uno (2008 :50)

belajar secara individual yaitu belajar yang dilakukan oleh siswa secara individu atau hanya sendiri yang dilakukan siswa dala proses belajar mengajar. Cara ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan, ksesmpatan dan keterampilan.

(28)

1. Manfaat belajar individu

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh siswa baik di dalam ataupun di luar ruangan, di antaranya:

a. Menghayal

Melalui menghayal visual, peserta didik dapat menciptakan ide- idenya sendiri. Khayalan merupakan suatu batu loncatan bagi peserta didik karena dengan jalan mengkhayal anak-anak bisa berfikir secara ilmiah.

Khayalan bersifat membangun serta merangsang bagi siswa.

Seseorang bisa saja memberikan contoh mengenai contoh angan- angan siswa agar bisa maju kedepanya. sehingga dapat memotivasi siswa dalam segala mata pelajaran, khususnya pendidikan agama islam.

b. Menulis

Menulis membantu peserta didik merefleksikan pengalaman- pengalaman yang telah mereka alami. Dengan cara menulis siswa dapat merenungkan segala yang diketahui baik itu pelajaran sains, sastra, maupun pendidikan agama islam.

b. belajar kelompok

Belajar kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk mencari satu tujuan pelajaran dengan cara bergotong royong. Adapun kebaikan dari belajar kelompok yaitu membiasakan siswa untuk bekerja sama, dan melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab

Menurut Hamzah (2008 :56)” kelemahan dari belajar kelompok yaitu sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik dalam intelegensi,

(29)

bakat, dan minat siswa. Siswa terkadang merasa tidak cocok dengan kelompok kadang berbeda-beda”.

Menurut Hamzah B.Uno (2008 :53) belajar kelompok jiga memiliki beberapa kelebihan, antara lain yaitu:

1. membiasakan siswa bekerja sama

2. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap musyawarah dan bertanggung jawab.

3. kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif yang sehat.

Sedangkan kelemahann dari belajar kelompok yaitu:

1) sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik dalam intelegensi bakat dan minat siswa.

2) siswa terkadang merasa tidak cocok dengan anggota kelompoknya.

3) pengetahuan guru terhadap kelompok kadang berbeda-beda.

B. Hasil Belajar Siswa 1. Hasil Belajar

Menurut Dimyanti dan Mudjiono (1999 :50) bahwa :

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisis siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental terwujud pada jenis- jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

(30)

Menurut Oemar Khamalik (2001 :30) bahwa:

“hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti”.

Sedangkan bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir yang diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi kecakapan setelah melalui proses belajar. Intelegensi dan bakat sangat berpengaruh dalam proses belajar anak karena orang yang mempunyai bakat dan intelegensi yang tinggi maka akan melahirkan pribadi yang mempunyai kompotensi dibidangnya.

2. Faktor Yang Memperngaruhi Hasil Belajar a. Faktor Internal

Faktor internal siswa Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yang berasal dari dalam diri orang yang belajar (intern) dan yang berasal dari luar dirinya (ekstern) Kedua faktor ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga sangat mempengaruhi proses balajar.

Menurut Dalyono (2001 :55) faktor internal yang mempengaruhi dalam proses belajar yang penulis simpulkan adalah:

(31)

1. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar seseorang. Bila seseorang selalu sakit maka akan sangat susah dalam menjalankan aktivitas belajarnya. Demikian pula halnya dalam kesehatan rohani, ketika seseorang mengalami gangguan dalam berfikir maka akan mengurangi semangat dalam proses belajar.

2. Intelegensi dan bakat

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif. mengetahui atau menggunakan konsep- konsep secara efektif mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. jadi, intelegensi adalah kesanggupan seseoarang untuk beradaptasi dalam berbagai situasi.

3. Minat belajar

Minat belajar seseorang dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga dari dalam. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai sesuatu yang diminati. Timbulnya minat seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adalah keinginan yang kuat untuk menaikkan harkat dan martabatnya. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah

(32)

4. Motivasi

Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan, yang berasal dari dalam dan dari luar diri. Motivasi yang berasal dalam diri yaitu dorongan yang datang dari sanubari yang didasari karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi adalah dorongan yang datang dari luar misalnya motivasi dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi kebergahasilanya.

5. Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tehnik belajar maka akan sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Tehnik dalam belajar harus diperhatikan sehingga menghasilkan prestasi yang baik.

b. Faktor Eksternal

Lebih lanjut Dalyono (2001 :59) mengemukakan bahwa faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

1. Keluarga

Adalah lingkungan pertama bagi seorang anak memperoleh pendidikan, dalam keluarga hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

(33)

a. Cara mendidik sangat berpengaruh dalam perkembangan fisik mental anak

b. Suasana keluarga, hubungan keluarga yang kurang harmonis, menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar.

c. Pengertian orang tua, anak dalam belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga, anak dalam belajar kadang- kadang memerlukan seranayang terkadang mahal jika keadaan keluarga tidak mencukupi maka akan jadi penghambat.

e. Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga, mempengaruhi sikap anak dalam belajar.

Dari beberapa faktor yang penulis kemukakan di atas dapat dipahami bahwa keluarga sangat berpengaruh besar dalam prestasi belajar anak terutama orangtua juga berfungsi juga sebagai motivator, evaluator, dan fasilitator terhadap perkembangan prestasi anaknya.

2. Sekolah

Sekolah sangat berpengaruh dalam pengembangan prestasi belajar anak didik. Dalam proses belajar di sekolah hal-hal yang turut mempengaruhi adalah sebagai berikut:

a. Interaksi guru dengan murid sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang kurang berinteraksi dengan murid menyebabkan proses belajar menjadi kurang lancar.

b. Cara penyajian juga mempengaruhi proses belajar.

Pengembangan metode akan membangkitkan minat siswa untuk belajar.

c. Hubungan antara murid akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

d. Media pendidikan

e. Metode belajar sangat mempengaruhi proses belajar

(34)

Dari beberapa faktor di yang penulis kemukakan di atas dapat dipahami bahwa sekolah sangat mempengaruhi belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar dengan adanya interaksi antara guru dengan murid.

3. Masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah tempat bagi anak dalam mengaktualisasikan pelajaran yang didapatkan di rumah dan di sekolah, adapun hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar terdapat dalam lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Media massa, kadang anak membaca buku selain buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan di seleksi.

b. Teman bergaul, untuk menggembangkan sosialisasinya, anka perlu bergaul dengan anak lain, tetapi perlu diawasi agar jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang kurang baik pengaruhnya.

c. Cara hidup lingkungan, cara ini besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak.

Dari beberapa faktor yang penulis kemukakan di atas dapat dipahami bahwa keluarga sangat berpengaruh besar dalam prestasi belajar anak terutama orangtua juga berfungsi juga sebagai motivator, evaluator, dan fasilitator terhadap perkembangan prestasi anaknya.

(35)

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam menyimpulkan pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology.

W.J.S Poerwadarminto, (2007 :250) mengemukakan bahwa:

Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik”

yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam ahlak dan kecerdasan berpikir.

Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan yang dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, nemun belum juga menemukan formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan belajar terus tanpa menatikan keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.

(36)

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam a. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu.

Dalam hubunganya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al- Qur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat islam yang tentunya terpelihara keasliannya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab. dan tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al- Qur’an yaitu Q.S Al-Baqarah (2) : sebagai berikut:



Terjemahnya:

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. ,( Kementrian Agama RI, 2010: 2)

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama islam, karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan.

(37)

Denagn demikian Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.

Zakiah Daradjad (2007 : 174) dalam Metode Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dala rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, serta meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga menjadi manusia Muslim, berahlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi, bermasyrakat dan berbangsa dan menjadi insan kanwil yang beriman hingga mati dalam keadaan Islam.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt, serta sebagai mahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

(38)

Zakiyah Daradjad (2007 : 175) berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa:

Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan aakhlak yang mulia, dan ketiga, menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah Swt kepada manusia.

Dari pendapat di atas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah Swt yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.

b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.

c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaiakan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.

d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.

Disamping fungsi-fungsi yang tersebut di atas, hal yang sangat perlu diingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang di dunia dan akhirat.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meli[puti keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah

(39)

Swt, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta sehubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek- aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Apabila dilihat dari segi pembahasanya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah:

a. Pengajaran keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun islam.

b. pengajaran akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupanya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berahklak baik.

c. Pengajaran ibadah

Pengajaran ibadah adalah pengamatan tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar.

Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.

d. Pengajaran sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei (lapangan) dengan pendekatan dianalisis deskriptif bersifat kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran secara rinci tentang objek yang akan diteliti, Penelitian kualitatif pada hakekatnya merupakan penelitian yang mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka berusaha memahami apa yang mereka pahami tentang dunia yang ada disekitarnya, Penelitian kualitatif berpedoman pada prinsip penggambaran apa adanya.

Dengan demikian, Penelitian kuantitatif adalah upaya untuk mengetahui sesuatu hal dengan cara mengungkapkan atau menganalisis hal- hal yang ada di lapangan secara fundamental dan tergantung pada pengamatan yang rasional.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaupo Kabupaten Gowa karena letaknya yang strategis dan objek sebagai pelengkap informasi penelitian siswa kelas XI yang berjumlah 255 orang siswa dan guru 2 orang.

32

(41)

C. Variabel Penelitian.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

a. Perbandingan antara belajar individu dengan belajar kelompok (variabel bebas). dengan simbol x

b. Meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (variabel terikat). dengan simbol y

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan presepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan defenisi variabel penelitian agar tidak terjadi penafsiran yang keliru.

1. Pebandingan Antara Belajar Kelompok dan Belajar Individu tujuanya adalah masing-masing dapat memberikan efek pada pencapaian tujuan hasil belajar siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa di SMA Negeri 2 Sungguminasa.

2. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran islam agar kelak dapat berguna untuk mencapai suatu tujuan hidup, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan Perbandingan Antara Belajar Kelompok Dan Belajar Individu

(42)

Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam adalah seorang pendidik dapat mengarahkan anak didiknya bagaimana kecerdasan emosional sangat penting dalam kehidupan daripada kemampuan intelektual yang dimilikisehingga mereka dapat mengatur emosional dengan intelegensi dan dapat mengungkapkanya dengan keterampilan.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Penentuan jumlah populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu langkah penting karena dalam populasi diharapkan diperoleh data yang diperlukan. Untuk mengetahui secara jelas populasi yang akan dijadikan objek penelitian, terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian populasi.

SuharsimiArikunto (2010:173) mengatakan bahwa:

Populasi adalah keseluruhan subjek elemen atau karateristik objek yang ingin di teliti dalam wilayah penelitian.Karna populasi merupakan objek penelitian yang merupakan sumber pengambilan dan pengumpulan data oleh peneliti yang kemudian akan di olah dan di analisis.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik penelitian yang terdapat di lokasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhSiswaXI di SMA Negeri 2 SungguminasaTahun pelajaran 2014/2015. Jumlah Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2

(43)

Sungguminasa 255 orang yang terdiri dari 6 kelas, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada table berikut:

Tabel I

Keadaan Populasi No. Guru dan Siswa Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Kelas X 10 17 27

2. Siswa XII 11 13 24

3. Siswa XII 10 13 23

4. IPA 7 11 18

5 IPS 10 19 29

6 BAHASA 10 14 24

Jumlah Keseluruhan 146

Sumber ini: Dari Tata Usaha SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa

2. Sampel

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan proses pengumpulan data, maka peneliti perlu membatasi jumlah subjek penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mengacu kepada prinsip penentuan sampel penelitian yang dikemukakan oleh SuharsimiArikunto, 2010.

“Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau beberapa saja, tergantung dari kemampuan peneliti di lihat dari segi waktu,

(44)

tenaga, dana, dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.”

Berdasarkan pernyataan SuharsimArikuntodi atas, karena jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka teknik sampling yang digunakan adalah sampling classter. Dari 6 kelas , yang dipilih hanya 1 kelas dan semua siswa yang ada dalam kelas tersebut menjadi anggota sampel, sampel yang terpilih adalah kelas XI dengan jumlah sampel 27 orang.

Untuk lebih jelasnya liat tabel berikut:

Tabel II Keadaan Sampel

No. Guru dan Siswa Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Guru PAI 1 1 2

2. Kelas XI 11 13 25

Jumlah 27

Sumber ini : Dari Tata Usaha SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabupaten gowa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alatbantu menelitiyang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dikelola.

(45)

Adapun instrumen yang penulis akan pergunakan dalam penelitian untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Sungguminasa stersebut terdiri atas:

1. Pedoman wawancara, yaitu sejumlah pertanyaan yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan wawancara dengan responden.

Untuk memperjelas masalah yang diangkat sebagai variabel penelitian.

2. Catatan observasi, yaitu beberapa hal yang perlu dicatat setelah mengadakan pengamatan dilapangan, yang berhubungan dengan masalah penelitian ini dengan tujuan mempermudah dalam pengumpul data.

3. Dokumentasi, yaitu menurut Sumadi Suryabrata (1983:86)

“dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian, yaitu berupa tulisan maupun dalam bentuk gambar selama dalam proses penelitian”.

4. Angket, yaitu menurut Suharsimi Arikunto (2002: 124) “metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

(46)

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengancara mengamati dan mencatat secara saksama dan sistematis mengenai gejala-gejala yang akan diteliti.

2. Angket

pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan memberikan pertanyaan-pertayaan tertulis yang berupa pilihan jawaban kepada sampel penelitian.

3. Wawancara

Menurut Suharsimin Arikunto (2002: 126) “metode pedoman wawancara adalah sebuah dialog langsung yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.

4. Dokumentasi

Menurut Sumadi Suryabrata ( 1983: 86) “ dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian, yaitu berupa tulisan maupun dalam bentuk gambar selama dalam proses penelitian.”

(47)

H. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif yang akan menggambarkan data yang terkumpul dengan cara penggambaran melalui tabel-tabel sederhana dan dalam sistem penggambaran persen.

Untuk analisis deskriptif kualitatif menggunakan tabel-tabel sederhana dengan menggunakan rumus persentase yakni :

P =

Keterangan:

P = Presentase Jawaban F = Frekuensi Nilai Jawaban

N = Jumlah Seluruh Nilai (Anas Sudjono, 2000 :76)

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Sungguminasa

Perkembangan SMAN 2 Sungguminasa tidak berbeda jauh dengan perkembangan SMA lain yang ada di Sulawesi Selatan, tentunya dalam konteks sebagai suatu lembaga pendidikan menengah umum. Sebagaimana diketahui bahwa SMA Negeri yang baru didirikan di Sulawesi Selatan adalah SMA Negeri Makassar (sekarang SMAN 2 Sungguminasa) pada tahun 2006.

Selama sewindu perkembangan penduduk kota Makassar ketika itu, maka sebagai akibatnya terjadi urbanisasi penduduk dari desa ke kota. Seiring pula perkembangan Sekolah Menengah Atas di Sulawesi Selatan ini, maka pada tahun 2006 didirikan lagi SMA 2 Sungguminasa (sekarang SMAN 2 Sungguminasa), sebagai tempat untuk menampung para pelajar yang jumlahnya semakin banyak.

Pada tahun 2007-2008, jumlah siswa SMA Negeri 2 Sungguminasa makin bertambah jumlahnya dari hanya 3 kelas sudah menjadi 10 kelas.

Secara lebih spesifik, SMAN 2 Sungguminasa berdiri pada tanggal 24 Juni 2006.

40

(49)

Berikut ini adalah nama Kepala sekolah yang menjabat sekarang sebagai Kepala Sekolah SMAN 2 Sungguminasa dan Wakilnya:

1.Dra. Fauzih (Kepala Sekolah )

2. Dra. Khamaruddin( wakilkepala sekolah) 2. Keadaan Guru dan siswa

Guru dan siswa merupakan faktor yang paling penting dalam sebuah lembaga pendidikan formal termasuk SMA Negeri 2 Sungguminasa. Guru dan siswa merupakan faktor yang mempengaruhi berdirinya sekolah, tanpa kedua hal tersebut maka sekolah tidak dapat berdirir sebagaimana mestinya. Di sisi lain, guru memegang peranan paling penting dalam perkembangan suatu sekolah, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Guru yang jumlahnya banyak dan mempunyai kualitas yang bermutu akan mampu meningkatkan kualitas outputnya.

SMA Negeri 2 Sungguminasa sekarang dipimpin oleh Dra Fauziah yang mempunyai tenaga pendidik sebanyak 47 orang dimana terdiri dari 14 orang laki-laki dan 33 orang peremspuan. Sementara jumlah siswa di Sma Negeri 2 Sungguminasa seluruhnya sebanyak 267 orang, dengan perincian sebagai berikut.

(50)

TABEL III

Keadaan Guru Di SMA Negeri 2 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

No Nama Jabatan Status

1. Dra. Fauziah Kepala Sekolah PNS

2. Dra.Kamaruddin Wakil Kepala Sekolah PNS

3. St. NurliahS.pd Guru PNS

4. Drs. Imran Khalid

Guru PNS

5. Drs. M. Tahir. K Guru PNS

6. Drs. AbdRazak Guru PNS

7. Drs. Jawaruddin Guru PNS

8. Drs. H AbdRahman Guru BP PNS

9. Dra. Hj Syamsiar Guru PNS

10. Dra. Miming Salma Guru PNS

11. Dra. Asnawi Guru PNS

12. SaliminS.pd Guru PNS

13. Dra. Hasniah Guru _

14. Nikhrawati Said S. pd Guru _

15. Abd. WalidSofyanS.pd Guru _

16. Drs. Imran Khalid

Guru PNS

17. Drs. M. Tahir. K Guru PNS

18. Drs. Jawaluddin Guru PNS

19 Fitriyah, S.Ag. Guru _

Sumber Data: Papan potensi Guru Tahun 2013/2014

(51)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru yang ada pada Sma Negeri 2 Sungguminasa sebanyak 47 orang yang terdiri dari: 1 orang kepala sekolah, 46 tenaga pengajar/ Guru dan ditambah 2 orang tata usaha.

TABEL IV

Data Guru Pendidikan Agama Islam di SMANegeri 2 Sungguminasa

NO Nama guru Jenjang pendidikan Bidang studi 1. Drs. Jawaluddin Sarjana strata satu PAI 2. Fityati. S.ag Sarjana Strata Satu PAI Sumber Data: papan potensi guru tahun 2013/2014

3. Keadaan Siswa

Siswa merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena siswa menjadi objek pendidikan dan pengajaran. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah merubah anak didik ke arah kematangan kepribadian.

siswa yang belajar di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga dan pekerjaan orang tua yang bermacam-macam, dari PNS, pedagang sampai buruh bangunan. Untuk mengetahui keadaan siswa SMA Negeri 2 Sungguminasa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(52)

TABEL V

DATA SISWA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA TAHUN 2013/2014

No Kelas JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Kelas X 10 15 25

2 Kelas XI 11 13 24

3 Kelas XII 10 13 23

4. IPA 7 11 18

5 IPS 10 19 29

6 BAHASA 10 14 24

JUMLAH 146

Sumber Data : Data Siswa Tahun 2014

Dari tabel V tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa SMA Negeri 2 Sungguminasa sebanyak 146 orang, dengan rincian sebagai berikut: jumlah siswa kelas 1 sebanyak 25 orang, kelas 2 sebanyak 24 orang dan kelas 3 sebanyak 23 orang. Kelas IPA sebanyak 18, Kelas IPS 29, dan Bahasa sebanyak 24.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar.

dengan kata lain bahwa keberhasilan pengajaran bukanlah semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa menerima pelajaran dan

(53)

kepiawaian guru selaku sutradara dalam proses pengajaran, namun ada faktor lain yang tidak bisa diabaikan, yakni fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada pada sekolah tersebut.

Fasilitas yang dimiliki SMA Negeri 2 Sungguminasa sudah cukup memadai untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan kondusif. Hal ini dapat dilihat adanya fasilitas laborataturium, perpustakaan, aula dan fasilitas pendukung lainnya yang dapat mendukung kualitas pembelajaran.

TABEL VI

DATA SARANA DAN PRASARANA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

TAHUN AJARAN 2013/2014

No SARANA DAN PRASARANA KETERANGAN

Jumlah BAIK RUSAK

1. RUANG KEPALA SEKOLAH 1 _ 1

2 RUANG GURU 1 _ 1

3 RUANG KELAS 11 _ 11

4 MUSHOLLAH 1 _ 1

5 PERPUSTAKAAN 1 _ 1

6 RUANG OSIS 1 _ 1

7 RUANG ORGANISASI 3 _ 3

8 KANTIN 2 _ 2

9 Lep 1 _ 1

Sumber Data: Dokumen Sma Negeri 2 Sungguminasa Tahun 2013/2014

(54)

Dari tabel VI tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki Sma Negeri 2 Sungguminasa sudah memadai yaitu:

Ruang kepala sekolah1 buah, Ruang guru 1 buah, Ruang kelas 11 buah, Mushollah 1 buah dan ruangan perpustakaan 1 buah, ruangan organisasi 3 buah, ruangan osis 1 buah, dan kantin 2, dan ruangan Lep 1 buah. sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah memadai dan maksimal untuk tercapainya kondisi akademik yang ideal sebagai penunjang kualitas pendidikan.

B. Cara Belajar siswa pada bidang study Pendidikan Agama Islam Kelas XII SMA Negri 2 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang Belajar Individu dan Kelompok.

Sebagaimana yang telah penulis paparkan pada pembahasan terdahulu, Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok di dalam mengerjakan sesuatu dalam bidang tertentu. Dalam pembahasan ini prestasi yang dimaksud adalah prestasi belajar, maka kegiatan yang dikerjakan adalah yang menyangkut belajar mengajar.

Belajar individu adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara perorangan untuk meningkatkan efektivitas yang ia miliki dalam memecahkan masalah yang ia dihadapi agar bisa mencapai titik temu.

(55)

Ciri-ciri dan karakteristik belajar individu antara lain:

1. Susah beradaptasi dengan orang lain

2. Membutuhkan waktu dan suasana yang hening dan tenang 3. Lamban dalam mencapai pemahaman yang maksimal

4. Hanya dapat dilakukan oleh siswa yang mempunyai motivasi, kreavitas dan semangat belajar yang tinggi.

TABEL VII

DATA SISWA YANG BELAJAR SECARA INDIVIDU DI SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

No Nis Nama Siswa Nilai Kelas 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

141571 141572 141573 141574 141575 141576 141577 141578 141579 141580

Muhammad Akbar Amaliah

Andi Muhammad Andra Andri Ramadhani Anrian Yasri Arief Anggun Pertiwi

Arnita Fhariani Syardi Devi Nirmala Sari Dewinta Nurlitasari Dhela Afriani Dwi Putri

70

70

70

75

70

76

70

75

76

75

XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII

Sumber Data : Dari SMA Negeri 2 Sungguminasa. 24 April 2014

(56)

Untuk mengetahui prestasi belajar individu dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam bagi siswa sma negeri 2 sungguminasa, berikut penulis paparkan hasil test siswa yang memilik belajar individu berdasarkan fakta-fakta di lapangan sebagai berikut:

TABEL VIII

DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TEST BELAJAR INDIVIDU SISWA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

No Nilai Presentase Frekuensi

1 61-70 12 44%

2 71-80 6 22%

3 81-80 4 15%

4 91-100 5 19%

27 100%

sumbera data: data siswa semester genap tahun 2014

Dari tabel VIII di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang mendapat nilai 61-70 dalam ujian akhir semester genap sebanyak 44%, nilai 71-80 sebanyak 22%, nilai 81-80 sebanyak 15%, nilai 91-100 sebanyak 19%.

Dapat disimpulkan bahwa dengan belajar individu prestasi belajar siswa biasa-biasa saja, dengan melihat distribusi frekuensi hasil test belajar individu siswa SMA Negeri 2 sungguminasa diatas.

(57)

C. Prestasi Belajar Kelompok dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sma Negeri 2 Sungguminasa Kacamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.

Metode belajar yang dipilih oleh siswa sangatlah beragaam, semua itu disesuaikan dengan kecenderungan dan kemampuan masing-masing.

Belajar kelompok adalah salah satu upaya atau cara yang dilakukan oleh sekelompok siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan efektivitas dan pertisipatif yang mereka miliki didalam memecahkan sustu masalah atau problem yang sedang mereka hadapi agar bisa terselesaikan dengan baik.

Ciri-ciri dan karakteristik belajar kelompok antara lain:

1. Mementingkan kerjasama dengan orang lain 2. Anggota kelompok menjadi komunatif

3. Pencapaian pemahaman relatif singkat.

4. Suasana menjadi ramai

5. Kemampuan antar anggota kelompok relatif sama.

(58)

TABEL IX

DATA SISWA YANG BELAJAR SECARA KELOMPOK DI SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

No Nis Nama Siswa Nilai Kelas 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9 10 11.

12.

13.

141581 141582 141583 141584 141585 141586 141587 141588 141589 141590 141591 141592 141593

Siti Mutmainnah Dhian Aprilia Pratiwi Erika Putri Nirmana Henro Kartiko Iffah Inayah Syam Inra Resky Setiawan Irsandi

Jihan Shabrina. A Karmila Madani M Kemal Hidayat Khalil Jibran Lutfiyah Ulfah Muh. Adhe Cahya Poetry

85 85 80 85 95 90 80 80 95 85 85 85 85

XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII XI-XII

Sumber Data: SMA Negeri 2 Sungguminasa. 24 April 2014

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah kebiasaan yang baik pada umumnya membentuk sistem nilai, kemudian diturunkan dan diwariskan melalui agama dan kebudayaan dalam bentuk peraturan atau norma yang

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa tugas akhir penulisan skripsi dengan judul PENERAPAN AKAD MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH (Studi lapangan di Bank Muamalat

Lingkar pinggang merupakan antropometri yang mempunyai hubungan paling banyak dengan faktor risiko PKV ( 4 faktor ) yaitu gula darah puasa, apoB, ratio Kol/HDL dan ratio

Perbedaan Dukungan Sosial yang Dibutuhkan Pasien Hemodialisa dan Dukungan Sosial yang Diberikan oleh Sumber Dukungan Sosial Dilihat Dari Sudut Pandang Sumber Dukungan Sosial.

Jika ia merasa bahwa alam semesta yang pada perkiraannya merupakan tempat ia hidup, dunia ini, tubuhnya sendiri, orang lain, para filsuf materialisme lain yang

Dalam   masalah   ini   yang   lebih   kuat   menurut   saya adalah pendapat bahwa penghasilan yang mencapai nisab wajib diambil zakatnya,   sebagaimana yang dikatakan

Pada peringkat kedua pengutipan data N=816 (M=512, Cina =267 dan India =17) tidak terdapat perbezaan signifikan antara pelajar bagi ketiga-tiga kumpulan etnik dalam

[r]