8 Pokja Sanitasi Kutai Timur
2.1 Gambaran Wilayah
Wilayah administrasi Kabupaten Kutai Timur Terletak pada posisi 1150 58’ 37”
Bujur Timur sampai dengan 1180 59’31.37” Bujur Timur dan 000’32” Lintang Selatan sampai dengan 10 50’ 42” Lintang Utara. Kabupaten Kutai Timur Merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kutai, berdasarkan Undang-undang No. 47 tahun 1999. Pada awal Kabupaten Kutai Timur terdiri dari 5 kecamatan dan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 1999 beberapa kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Timur dimekarkan menjadi 11 kecamatan dan pada tahun 2007 dimekarkan kembali menjadi 18 kecamatan, serta 133 desa dan 2 Kelurahan.
Kabupaten Kutai Timur mempunyai wilayah seluas 35.747 km², secara administratif berbatasan di :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Kelay, Kecamatan Tabalar, Kecamatan Biatan, Kecamatan Talisayan, Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Biduk-biduk (Kabupaten Berau).
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bontang Utara danKecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara).
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makasar.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang (Kabupaten Kutai Kartanegara) serta Kabupaten Malinau.
Berdasarkan aspek geografis, wilayah kabupaten dengan ibukota Sangatta ini mempunyai posisi yang strategis baik di tingkat Propinsi Kalimantan Timur maupun regional Kalimantan yang didasari pada beberapa hal yaitu :
1. Terletak pada poros regional lintas trans Kalimatan yang menghubungkan wilayah Kalimantan Utara dengan jalur Kabupaten Nunukan – Malinau –
Bab 2 Profil Sanitasi Saat Ini
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015 - 2019
9 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Bulungan (Kota Tanjung Selor) – Berau (Kota Tanjung Redeb) ke kota Samarinda langsung ke Balikpapan serta ke Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat;
2. Terletak pada poros pertumbuhan kawasan ekonomi terpadu SASAMBA (Samarinda-Samboja-Balikpapan) dan kawasan segitiga pertumbuhan Bontang-Sangatta-Muara Wahau dan Sangkulirang;
3. Terletak di sepanjang Selat Makassar yang merupakan alur pelayaran nasional, regional dan internasional. Posisi strategis ini juga didukung dengan berbagai faktor internal yang ada di Kabupaten Kutai Timur antara lain : a. Kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, meliputi sumberdaya
alam batubara, minyak bumi dan sumberdaya mineral industri (granit, pasir kuarsa, lempung, batu gamping dsb);
b. Kekayaan sumberdaya kehutanan dan keanekaragaman hayati;
c. Kekayaan sumberdaya kelautan (perikanan, dsb).
Topografi Kabupaten Kutai Timur bervariasi berupa dataran landai, bergelombang hingga berbukit-bukit dan pegunungan serta pantai dengan ketinggian tanah bervariasi antara 0 - 7 m hingga lebih dari 1000 meter dari permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai kelerengan diatas 15%, dengan total luas wilayah 2.516.233 Ha (76.37% dari total luas lahan). Wilayah dengan kelerengan di atas 40% mempunyai areal yang cukup luas, tersebar diseluruh wilayah, khususnya terkonsentrasi di bagian barat laut dengan ketinggian lebih 500 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan karakteristik topografi seperti ini termasuk dalam kategori lahan kritis yang sangat potensial mengalami degradasi lingkungan berupa erosi tanah.
Wilayah dengan kelerengan dibawah 15% (< 2 s/d 15) merupakan Kawasan yang relatif datar dan landai, dengan luas 778.686 Ha (23,63%). Kawasan ini hanya terdapat di Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagian Muara Wahau dan Sangkulirang. Daerah yang berbatasaan dengan Kabupaten Berau pada Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau dan Muara Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur. Wilayah dengan daerah pegunungan dan perbukitan mempunyai areal paling luas yaitu 1.608.915 Ha dan 1.429.9222,5 Ha.
10 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Peta 2.1.1 Administrasi dan Cakupan Wilayah Kajian Kabupaten Kutai Timur
11 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Tabel 2.1.1 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta Jumlah Desa
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan
/Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
(Ha)
(%) thd total administ
rasi
(Ha) (%) thd luas administrasi
Kecamatan Sangatta Utara 4 126.259 3,5% 9.294 7,3%
Kecamatan Sangatta Selatan 4 166.085 4,6% 2.019 1,2%
Kecamatan Bengalon 11 319.624 8,9% 6.598 2,1%
Kecamatan Teluk Pandan 6 83.100 2,3% 2.617 3,1%
Kecamatan Kaubun 8 25.745 0,7% 10.138 39,4%
Kecamatan Kaliorang 7 43.891 1,2% 8.582 19,6%
Kecamatan Karangan 7 306.436 8,6% 2.354 0,8%
Kecamatan Sangkulirang 15 332.280 9,3% 2.358 0,7%
Kecamatan Sandaran 7 341.930 9,6% 949 0,3%
Kecamatan Batu Ampar 6 20.450 0,6% 1.145 5,6%
Kecamatan Muara Bengkal 7 152.280 4,3% 381 0,3%
Kecamatan Muara Ancalong 8 273.930 7,7% 1.807 0,7%
Kecamatan Long Mesangat 7 52.698 1,5% 6.270 11,9%
Kecamatan Busang 6 372.161 10,4% 887 0,2%
Kecamatan Muara Wahau 10 572.432 16,0% 5.987 1,0%
Kecamatan Kongbeng 7 58.127 1,6% 7.675 13,2%
Kecamatan Telen 7 312.961 8,8% 1.593 0,5%
Kecamatan Rantau Pulung 8 14.382 0,4% 2.233 15,5%
T O T A L 135 3.574771 72.797
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Jumlah gunung yang terdapat di wilayah Kutai Timur sebanyak 9 buah.
Gunung yang tertinggi adalah gunung menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m. Selain pergunungan dan perbukitan, wilayah ini juga memiliki dataran/landai seluas 536.212,5 Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan umum (sungai dan danau). Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat diseluruh kecamatan, sedangkan danau hanya di Kecamatan Muara Bengkal yaitu danau
12 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Ngayau dengan luas 1.900 Ha dan Danau Karang, dengan luas 750 Ha. Wilayah pantai berada disebelah timur Kabupaten, yang mempunyai ketinggian antara 0-7 m diatas permukaan laut. Kawasan pantai yang memilki potensi wisata bahari adalah Pantai Teluk Lombok dan Pantai Sekerat. Selama ini, wilayah Pantai Teluk Lombok dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai media perairan marikultur komoditi perikanan seperti tambak ikan dan udang, budidaya rumput laut dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA).
Penduduk di Kabupaten Kutai Timur dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup berarti. Jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 213.759 jiwa, meningkat menjadi 302.100 jiwa pada tahun 2013.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kutai Timur sebenarnya tidak merata sepanjang tahun. Sebagai contoh, pertumbuhan penduduk periode 2008-2009 sebesar 15 persen, periode 2009-2010 sebesar 4 persen, periode 2010- 2011 sebesar 5,72 persen, sedangkan periode 2011-2012 sebesar 5,72 persen.
Sebagaimana pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk di Kabupaten Kutai Timur juga tidak merata. Pada tahun 2013 porsi terbesar penduduk Kutai Timur berada di kecamatan Sangatta Utara (28,23%), yang merupakan ibu kota Kabupaten Kutai Timur. Selebihnya berada di kecamatan Bengalon (8,88%) dan tersebar di kecamatan lain berkisar 1-7 persen.
Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki- laki di Kabupaten Kutai Timur masih lebih banyak dibanding perempuan. Ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100.
Tabel 2.1.2 Jumlah Penduduk dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Wilayah Perkotaan.
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perkotaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Kecamatan Sangatta Utara 85.270 90.151 95.312 100.768 106.537 112.635 119.083 125.900 Kecamatan Sangatta Selatan 21.501 22.732 24.033 25.409 26.863 28.401 30.027 31.746 Kecamatan Bengalon 26.823 28.358 29.982 31.698 33.513 35.431 37.459 39.604 Kecamatan Sangkulirang 19.122 20.217 21.374 22.697 23.891 25.259 26.705 28.233 Kecamatan Muara Bengkal 13.390 14.157 14.967 15.824 16.730 17.687 18.700 19.770
13 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Kecamatan Muara Wahau 18.594 19.658 20.784 21.974 23.231 24.561 25.967 27.454 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 2.1.3 Jumlah Penduduk dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Wilayah Pedesaan.
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Pedesaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Kecamatan Teluk Pandan 14.427 15.253 16.126 17.049 18.025 19.057 20.148 21.301 Kecamatan Kaubun 11.371 12.022 12.710 13.438 14.207 15.020 15.880 16.789 Kecamatan Kaliorang 9.452 9.993 10.565 11.170 11.809 12.485 13.200 13.956 Kecamatan Karangan 10.793 11.411 12.064 12.755 13.485 14.257 1 5.073 15.936 Kecamatan Sandaran 7,674 8.113 8.578 9.069 9.588 10.137 10.717 11.331 Kecamatan Batu Ampar 4.965 5.249 5.550 5.867 6.203 6.558 6.934 7.331 Kecamatan Muara Ancalong 14.785 15.631 16.526 17.472 18.472 19.530 20.648 21.830 Kecamatan Long Mesangat 5.023 5.311 5.615 5.936 6.276 6.635 7.015 7.416
Kecamatan Busang 5.112 5.405 5.714 6.041 6.387 6.753 7.139 7.548
Kecamatan Kongbeng 18.472 19.529 20.647 21.829 23.079 24.400 25.797 27.274
Kecamatan Telen 6.814 7.204 7.616 8.052 8.513 9.001 9.516 10.061
Kecamatan Rantau Pulung 8.512 8.999 9.514 10.059 10.635 11.244 11.887 12.568
Tabel 2.1.4 Jumlah Kepala Keluarga dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Wilayah Perkotaan.
Nama Kecamatan
Jumlah KK Wilayah Perkotaan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Kecamatan Sangatta Utara 21.318 22.538 23.828 25.192 26.634 28.159 29..771 31.475 Kecamatan Sangatta Selatan 5.375 5.683 6.008 6.352 6.716 7.100 7.507 7.936 Kecamatan Bengalon 6.706 7.090 7.495 7.925 8.378 8.858 9.365 9.901 Kecamatan Sangkulirang 4.781 5.050 5.343 5.649 5.973 6.315 6.676 7.058
14 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Kecamatan Muara Bengkal 3.348 3.539 3.742 3.956 4.182 4.422 4.675 4.943 Kecamatan Muara Wahau 4.649 4.915 5.196 5.493 5.808 6.140 6.492 6.863 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 2.1.5 Jumlah Kepala Keluarga dan Proyeksinya untuk 5 Tahun Wilayah Pedesaan.
Nama Kecamatan
Jumlah KK
Wilayah Pedesaan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Kecamatan Teluk Pandan 3.607 3.813 4.032 4.262 4.506 4.764 5.037 5.325 Kecamatan Kaubun 2.850 3.005 3.178 3.359 3.552 3.755 3.970 4.197 Kecamatan Kaliorang 2.363 2.498 2.641 2.792 2.952 3.121 3.300 3.489 Kecamatan Karangan 2.698 2.853 3.016 3.189 3.371 3.564 3.768 3.984 Kecamatan Sandaran 1.919 2.028 2.144 2.267 2.397 2.534 2.679 2.833 Kecamatan Batu Ampar 1.241 1.312 1.387 1.467 1.551 1.640 1.733 1.833 Kecamatan Muara Ancalong 3.696 3.908 4.132 4.368 4.618 4.882 5.162 5.457 Kecamatan Long Mesangat 1.256 1.328 1.404 1.484 1.569 1.659 1.754 1.854 Kecamatan Busang 1.278 1.351 1.429 1.510 1.597 1.688 1.785 1.887 Kecamatan Kongbeng 4.618 4.882 5.162 5.457 5.770 6.100 6.449 6.818 Kecamatan Telen 1.704 1.801 1.904 2.013 2.128 2.250 2.379 2.515 Kecamatan Rantau Pulung 2.128 2.250 2.379 2.515 2.659 2.811 2.972 3.142 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 2.1.6 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%)
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kecamatan Sangatta Utara 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Sangatta Selatan 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Bengalon 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Teluk Pandan 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Kaubun 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
15 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 2.1.7 Tingkat Kepadatan Penduduk dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Nama Kecamatan
Kepadatan Penduduk (orang/Ha)
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kecamatan Sangatta Utara 9 10 10 11 12 12 13 14
Kecamatan Sangatta Selatan 11 11 12 13 13 14 15 16
Kecamatan Bengalon 4 4 5 5 5 5 6 6
Kecamatan Teluk Pandan 6 6 6 7 7 7 8 8
Kecamatan Kaubun 1 1 1 1 1 1 2 2
Kecamatan Kaliorang 1 1 1 1 1 1 2 2
Kecamatan Karangan 5 5 5 5 6 6 6 7
Kecamatan Sangkulirang 8 9 9 10 10 11 11 12
Kecamatan Sandaran 8 9 9 10 10 11 11 12
Kecamatan Batu Ampar 4 5 5 5 5 6 6 6
Kecamatan Muara Bengkal 35 37 39 42 44 46 49 52
Kecamatan Muara Ancalong 8 9 9 10 10 11 11 12
Kecamatan Long Mesangat 1 1 1 1 1 1 1 1
Kecamatan Kaliorang 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Karangan 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Sangkulirang 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Sandaran 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Batu Ampar 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Muara Bengkal 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Muara Ancalong 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Long Mesangat 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Busang 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Muara Wahau 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Kongbeng 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Telen 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
Kecamatan Rantau Pulung 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72 5,72
16 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Kecamatan Busang 6 6 6 7 7 8 8 9
Kecamatan Muara Wahau 2 2 2 2 2 2 2 2
Kecamatan Kongbeng 2 3 3 3 3 3 3 4
Kecamatan Telen 4 5 5 5 5 6 6 6
Kecamatan Rantau Pulung 4 4 4 5 5 5 5 6
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 2.1.8 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
Kecamatan Sangatta Utara 1.906
Kecamatan Sangatta Selatan 1.666
Kecamatan Bengalon 1.699
Kecamatan Teluk Pandan 1.480
Kecamatan Kaubun 782
Kecamatan Kaliorang 831
Kecamatan Karangan 185
Kecamatan Sangkulirang 475
Kecamatan Sandaran 660
Kecamatan Batu Ampar 1.024
Kecamatan Muara Bengkal 1.136
Kecamatan Muara Ancalong 2.376
Kecamatan Long Mesangat 1.089
Kecamatan Busang 668
Kecamatan Muara Wahau 820
Kecamatan Kongbeng 766
Kecamatan Telen 448
Kecamatan Rantau Pulung 1.047
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Fungsi penataan ruang Pemerintah Daerah Kabupaten adalah menyusun arahan, tujuan dan kebijakan penataan ruang; merumuskan struktur dan proses- proses penataan ruang, mengkaji dan mengesahkan rencana tata ruang kawasan- kawasan, membuat sistem implementasi rencana tata ruang, dan membentuk dukungan informasi untuk penataan ruang yang dilakukan oleh masyarakat maupun institusi pemerintah. Pemerintah daerah kabupaten juga perlu melakukan koordinasi untuk memadukan rencana-rencana tata ruang dan kebijakan
17 Pokja Sanitasi Kutai Timur
pengelolaan sektor-sektor SDA, berhubungan institusi lain (internasional, pusat, Propinsi, Kabupaten/kota lain, lokal, penduduk asli, dan lain-lainnya), mengkordinasi hasil-hasil penataan ruang, dengan program-program sosial ekonomi. Hubungan dengan pemerintah daerah kabupaten dan dengan Propinsi juga mungkin perlu dibentuk untuk menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan ruang yang terjadi.
18 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Peta 2.1.2 Rencana Struktur Ruang RTRW Kabupaten Kutai Timur Tahun 2013 - 2032
19 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Kawasan resapan air (recharge area) adalah daerah tempat meresapnya air hujan ke dalam tanah yang selanjutnya akan menjadi air tanah. Kawasan resapan air ini meresapkan air hujan dan akan mensuplai air tanah ke daerah di sekitarnya, baik lokal maupun regional. Kawasan resapan air di Kabupaten Kutai Timur tersebar di 4 (empat) kecamatan dengan total luas kawasan resapan air lebih kurang 3.049,79 ha.
Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran/irigasi primer yang memiliki manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan ini berguna untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai dengan aturan sebagai berikut:
1. Sempadan sungai pada kawasan perkotaan tanpa bahaya banjir:
3 meter untuk sungai bertanggul
10 meter untuk kedalaman lebih dari 3 meter
15 meter untuk kedalaman 3 sampai 20 meter
30 meter untuk kedalaman lebih dari 20 meter 2. Pada kawasan perkotaan dengan bahaya banjir
3 meter untuk sungai bertanggul
25 meter untuk banjir ringan
50 meter untuk banjir sedang
100 meter untuk banjir besar
3. Pada kawasan perdesaan tanpa bahaya banjir
3 meter untuk sungai bertanggul
10 meter untuk kedalaman lebih dari 3 meter
15 meter untuk kedalaman 3 sampai 20 meter
30 meter untuk kedalaman lebih dari 20 meter 4. Pada kawasan perdesaan dengan bahaya banjir
5 meter untuk sungai bertanggul
50 meter untuk banjir ringan
100 meter untuk banjir sedang
150 meter untuk banjir besar
Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai meliputi:
1. Pada kawasan sempadan sungai dilarang membuang sampah, limbah padat dan atau cair, serta dilarang mendirikan bangunan permanen untuk hunian
20 Pokja Sanitasi Kutai Timur
atau tempat usaha yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya.
2. Pemanfaatan lahan di daerah sempadan sungai yang dapat direkomendasikan.
Kegiatan pertanian dengan tanaman yang diijinkan.
Pemasangan reklame dan rambu-rambu untuk kepentingan umum.
Pembangunan prasarana lalu lintas dan bangunan pengambilan dan pembuangan air, serta bangunan lain yang terkait pengelolaan sungai.
Pemanfaatan lahan tersebut terlebih dahulu harus mendapat ijin dari Pemerintah Kabupaten/kota terkait.
3. Sempadan sungai dapat lebih kecil dari ketentuan diatas hanya bagi bangunan yang terkait langsung dengan pengelolaan sungai dan tidak mengganggu aliran sungai.
4. Pada sungai yang memiliki jurang, pengelolaannya disesuaikan dengan aturan sempadan jurang.
21 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Peta 2.1.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Timur 2013 - 20
22 Pokja Sanitasi Kutai Timur
2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK
a. Air limbah domestik
Fasilitas sanitasi rumah tangga, sebagian besar keluarga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri, tapi untuk daerah-daerah pedesaan yang masih sangat bergantung pada keberadaan sungai, sebagian besar belum memiliki fasilitas tempat buang air besar. Pada tahun 2010, juga tercatat sekitar 10.175 keluarga yang tidak memiliki fasilitas septic tank. Sebagai besar masyarakat yang bermukim di pinggir sungai menggunakan sungai sebagai fasilitas tempat MCK.
Limbah B3 jika tidak dikelola dengan baik dapat berakibat buruk bagi kesehatan manusia Limbah B3 dapat dihasilkan oleh berbagai jenis usaha, baik di bidang pertambangan, industri, perkebunan maupun rumah sakit.Di Kabupaten Kutai Timur kegiatan pertambangan batubara merupakan penyumbang terbesar terhadap produksi limbah B3. Limbah B3 dari kegiatan limbah batubara berupa;
a. Hydrogen Perioksida b. Aki Bekas
c. Oli Bekas
d. Limbah medis yang berasal dari kegiatan poliklinik
e. Limbah dari kegiatan perkantoran seperti Tone fotocopy f. Material lainnya yang terkontaminasi Hidrokarbon.
Tabel 2.2.1 kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik
SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2015 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Penanganan air limbah domestik Kabupaten Kutai Timur melalui pengelolaan air limbah secara terpadu
Pengembangan teknis pengelolaan air limbah domestik dengan sistem setempat (on site sanitation) dan sistem terpusat (of site sanitation) yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan target
Ehra 2012 Ehra 2015
23 Pokja Sanitasi Kutai Timur
pelayanan sesuai standar nasional
Pembentukan institusi khusus dan peraturan yang mengatur serta mengelola air limbah
Seksi
Perumahan, Penyehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya DPU
Seksi
Perumahan, Penyehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya DPU Penanganan air
limbah non
domestik melalui sistem pengelolaan
limbah non
domestik yang tidak mencemari lingkungan
Penerapan sistem pengelolaan air limbah non domestik yang tidak mencemari lingkungan disesuaikan dengan karakteristik industri yang ada
Data BLH Sistem
pengolahann ya belum ada
Sudah ada
Pengendalian dan monitoring dalam pengelolaan air limbah non domestik
Sudah ada pengolahan air limbah cair non domestik untuk
tambang, sawit, dan migas
Sudah ada + Hotel dan rumah sakit
b. Pengelolaan persampahan
Pada saat ini pengelolaan sampah di Kabupaten Kutai Timur dikelola oleh DKPP. Tapi sebagian besar sampah masih dibuang secara langsung ke sungai- sungai, ditanam maupun dibakar. Untuk penanganan sampah baru mencakup 2 kecamatan yang terdekat dari kabupaten yaitu Kecamatan Sangata Utara, jumlah TPS yang ada sebanyak 30 buah dengan volume 1 m³, 14 buah dengan volume 4-5 m³ dan Sedangkan Kecamatan Sangata Selatan, Jumlah TPS 13m³ sebanyak 1 buah. Pengelolaan sampah di Kabupaten Kutai Timur, dilakukan dengan proses berikut :
24 Pokja Sanitasi Kutai Timur
1. Proses pengumpulan sampah
Proses pengumpulan sampah dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang di sediakan di setiap unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan perkantoran. Proses pengumpulan sampah ini dapat dilakukan dengan sistem door to door dengan menggunakan gerobak sampah yang selanjutnya dikumpulkan di bak-bak penampungan yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh masing-masing unit lingkungan.
Proses ini telah berjalan dengan baik, khususnya di lingkungan perumahan seperti Kompleks Perumahan Pemerintah Kabapten, Kompleks Perumahan Kabupaten Kutai Timur Baru, Perumahan Korpri, dan lain-lain.
2. Proses pengangkutan sampah ke TPS/TPA
Proses pengangkutan sampah dilakukan dari bak-bak penampungan ke TPS atau Transfer Depo, selanjutnya diangkut dengan menggunakan truck/dump truck menuju TPA. TPA yang masih layak digunakan untuk menampung sampah buangan rumah tangga di Kabupaten Kutai Timur berada di Kecamatan Sangata Utara dan Kecamatan Sangata Selatan.
Secara umum sarana dan prasarana penanganan sampah dikelompokkan sesuai prosedurnya, dimulai dari tahap pengumpulan, pengangkutan (transportasi), pembuangan akhir, pendaur ulangan (recycling).
Tabel 2.2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan
SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2015 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Penanganan persampahan
Kabupaten Kutai Timur melalui pengelolaan
sampah secara terpadu
Pengaturan pengelolaan
sampah dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas
Sudah ada Perda
Pembentukan UPT KPP
Sudah ada Perda Pembentukan UPT KPP
Teknik operasional sampah dilakukan secara terpadu
Open Dumping Control Landpil
25 Pokja Sanitasi Kutai Timur melalui pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir sampah
Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
persampahan kawasan
Kampung Bersemi (bersih, Sehat dan mandiri)
Masih ada
Perlakuan hukum untuk menunjang keberhasilan dalam pengelolaan
sampah
Perda Sampah No. 7 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah
Perda Sampah No. 7 Tahun 2012 tentang
pengelolaan sampah
Penanganan sistem pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari
lingkungan
sekitarnya dengan upaya efisiensi
lahan dan
pemanfaatan sisa sampah agar lebih berguna dengan metode yang tepat guna
Pengolahan
sampah yang dapat mereduksi timbulan sampah sebesar 30% serta pemanfaatan sisa sampah untuk memperbaiki
struktur serta kinerja tanah pada lahan- lahan pertanian dan perkebunan yang kurang subur serta kegiatan penghijauan
Bank Sampah baik sampah organik
maupun non organik
Bank Sampah baik sampah organik maupun non organik
Penetapan lokasi dan kebutuhan lahan pembuangan akhir sampah sesuai
Belum ada Dalam tahap pembangunan
26 Pokja Sanitasi Kutai Timur
dengan kriteria dan dilakukan proteksi terhadap lechate (air sampah) dan
gas dengan
metode yang tepat Pembuatan Buffer Zone kawasan TPA selebar 500 meter
Belum ada Ada
Penetapan
kawasan 10 km dari TPA sebagai Kawasan Rawan Pencemaran TPA
Belum ada Belum ada
Pembatasan
budidaya dan atau permukiman ( yang sudah ada ) di kawasan Garis Sempadan TPA untuk menghindari dampak
pencemaran sampah
Belum ada Belum ada
Pembatasan untuk pengembangan kawasan budidaya
dan atau
permukiman baru pada kawasan Rawan Pencemaran TPA
Belum ada Belum ada
27 Pokja Sanitasi Kutai Timur c. Drainase perkotaan
Sistem jaringan drainase yang dapat diterapkan pada wilayah Kabupaten kutai Timur untuk pemakaian lahan dan permukiman padat, perlu dilakukan penahanan bagian air “run off” di beberapa titik dengan pembuatan kolam penampungan dan dapat berfungsi sebagai sumber air irigasi.
Dengan saluran drainase primer berupa aliran sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Kutai Timur antara lain:
1. Sungai Kedang Kepala, melalui Kecamatan Muara Bengkal dan Kecamatan Muara Ancalong;
2. Sungai Telen, melalui Kecamatan Telen;
3. Sungai Atan, melalui Kecamatan Busang;
4. Sungai Wahau, melalui Kecamatan Muara wahau dan Kombeng;
5. Sungai Sangatta dan kenyamukan, melalui Kecamatan Sangatta;
6. Sungai Bengalon, melalui Kecamatan Bengalon;
7. Sungai Karangan melalui Kecamatan Sangkulirang.
Saluran sekunder, berupa saluran penghubung saluran drainase jalan dengan saluran primer sedangkan saluran tersier yang berupa saluran drainase yang ada di sepanjang jalan utama Kota Sangatta dan Kota Sangkulirang serta jalan kolektor primer dan lokal primer lainnya yang tersebar di seluruh kecamatan.
Kondisi umum saluran/sungai yang ada di Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut :
1. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Kutai Timur difungsikan sebagai pembuangan akhir sistem drainase, sebagai saluran primer atau saluran sekunder.
2. Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem drainase Kabapten belum memadai ditinjau dari segi jumlah (panjang) saluran yang dibutuhkan, kapasitas saluran dan kondisi salurannya.
3. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anak-anak sungai dari drainase primer.
4. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di lingkungan pemukiman maupun perKabaptenan.
5. Wilayah perumahan, perkantoran atau pertokoan belum semuanya memiliki sistem drainase tersier yang baik dan mencukupi untuk menampung dan mengalirkan limpasan hujan.
28 Pokja Sanitasi Kutai Timur
6. Pemeliharaan saluran kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya pasir dan sampah yang mengurangi fungsi saluran.
Tabel 2.2.3 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan
SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2015 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Mengembangkan Das Sebagai Daerah Tangkapan Air Hujan dan Rawa- Rawa Serta Pesisir Laut
Konservasi kawasan sungai di perbukitan (hulu sungai) dari masing-masing DAS Sungai melalui pengamanan sekitar DAS
Belum ada Sudah ada sekitar DAS
Penataan/Penanganan kawasan dataran sungai (hilir sungai) dari masing- masing DAS Sungai dan memaksimalkan fungsi rawa terhadap ekologi daratan, melalui normalisasi penampang sungai dan penyediaan drainase, untuk mengatasi banjir dan mengatasi ekologi rawa- rawa daratan
Sudah ada Sudah ada
Penataan/penanganan terhadap kawasan pesisir sungai (outlet sungai) melalui konservasi kawasan pesisir dan penyediaan fasilitas bangunan pesisir
pantai untuk
Belum ada
Sudah ada sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir
29 Pokja Sanitasi Kutai Timur
pengendalian pasang surut dan ekologi pantai
Meningkatkan kondisi hutan lindung sebagai daerah resapan air
Konservasi hutan lindung dengan meningkatkan fungsi hutan lindung
Belum ada
Diakomodir dalam Pola Ruang RTRW Kutai Timur Tahun 2013- 2032
Pencegahan
penebangan/peramba han hutan lindung
Sudah ada Sudah ada
Mengendalikan
eksplorasi tambang dikawasan hutan lindung
Tidak bisa
Tidak bisa (Menjadi
kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Penataan potensi sistem
tata air Belum ada Baru mulai
disusun Penataan kawasan
hunian sebagai daerah resapan dengan pengaturan Koefisien Dasar Bangunan
Belum ada Mulai disusun RDTR
Pengendalian
terhadap bahaya banjir
Penataan/penanganan sistem drainase berdasarkan fungsi dari nomenklatur
Mengendalikan
sedimentasi yang cukup tinggi dengan membuat check dam di beberapa wilayah aliran sungai
Sudah ada Sudah ada
Penataan/penanganan Sudah ada Sudah ada
30 Pokja Sanitasi Kutai Timur
sistem drainase
Pengembangan daerah kawasan permukiman dengan sistem resapan
Belum ada Belum ada
2.3 Profil Sanitasi Saat Ini
a. Air Limbah Domestik
Kondisi pengolahan air limbah domestik di kabupaten Kutai Timur dapat di ilustrasikan demikian keadaan septik tank di kabupaten Kutai Timur sebanyak 29,1% tidak aman sedangkan 70,9% dikategorikan aman. Dari isi tangki tangki septik untuk tingkat pencemaranya mencapai 94,3% tidak aman sedangkan 5,7%
dikategorikan aman. Pencemaran oleh SPAL dari hasil data di dapat data sebanyak 57,3% tidak mengakibatkan pencemaran sedangkan 42,7%
mengakibatkan pencemaran.
(1) Sistem dan infrastruktur
Untuk sementara belum ada sarana maupun prasarana untuk penanganan air limbah di Kabupaten Kutai Timur dan pada tahun 2015 ini baru ada pembangunan IPLT dan IPAL Kawasan.
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan &
Penampungan / Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan /
Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan
Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan/atau
Pembuangan Akhir Diagram Sistem Sanitasi: AIR LIMBAH DOMESTIK
Sungai
AIR LIMBAH DOMESTIK
BLACK + GREY
WATER lumpur
lumpur
Truk tinja
Drainase lingkungan Tangki Septik
(individual / komunal)
31 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Tabel 2.3.1 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan
No
Nama Kecamatan
Sanita si tidak layak
Sanitasi Layak
BABS*
Sistem Onsite Sistem Offsite
Sistem Berbasis Komunal
Skala Kawasa
n / terpusat
(KK)
Cublu k***, jamb an tidak aman
**
(KK)
Cubluk aman/
Jamba n keluarg
a dgn tangki septik aman (KK)
MCK /Jamb an Bersa
ma (KK)
MCK Komu nal***
* (KK)
Tangki Septik Komun al > 10 KK (KK)
IPAL Kom unal (KK)
Sambun gan Rumah
yg berfungs
i (KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1. Wilayah Perdesaan
Kec. Teluk Pandan 542 1349 1605 96 17
Kec. Kaubun 226 877 1468 272
Kec. Kaliorang 328 648 1207 151 28
Kec. Karangan 652 1032 845 172
Kec. Sandaran 170 815 714 221
Kec. Batu Ampar 390 519 242 88
Kec.Muara calong 182 1436 1819 260
Kec.Long Mesanga 77 439 689 50
Kec. Busang 59 461 697 61
Kec. Kongbeng 781 1153 2606 78
Kec. Telen 215 611 748 131
Kec. Rantau Pulung 72 731 1027 240 56
32 Pokja Sanitasi Kutai Timur 2. Wilayah Perkotaan
Kec.Sangatta Utara 721 1387 18784 427 Kec.Sangatta
Selatan
677 1276 3071 304 50
Kec. Bengalon 764 1896 3923 122
Kec. Sangkulirang 1204 1530 1735 288
Kec.Muara Bengkal 498 1417 1066 365
Kec. Muara Wahau 854 1372 2247 177
Tabel 2.3.2 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Jenis
Satuan Jumlah/
Kapasitas
Kondisi Keterangan
Berfungsi Tdk berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit Belum ada
2. Truk Tinja unit Belum ada
3 IPLT : kapasitas M3/hari Belum ada SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1 Berbasis komunal - Tangki septik
komunal >10KK
unit Belum ada
- IPAL Komunal unit Belum ada 2 IPAL
Kawasan/Terpusat
- kapasitas M3/hari Belum ada
- sistem Belum ada
33 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Peta 2.3.1 Air Limbah Domestik
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembangaan yang menangani air limbah domestik yaitu Badan Lingkungan Hidup dan sudah ada aturan pengolahan air limbah cair non domestik untuk perusahaan (tambang, sawit dan migas), hotel dan rumah sakit di Kabupaten Kutai Timur.
b. Persampahan
Kondisi persampahan di kabupaten Kutai Timur untuk pengolahan sampah meliputi pemilahan sampah, pengangkutan sampah, dan sarana persampahan.
Dari data survey EHRA dihasilkan data sebanyak 95,5% pengelolaan persampahan tidak memadai sedangkan 4,5 memadai. Frekuensi pengangkutan sampai dari data di dapat 13,7% tidak memadai, ketetapan pengangkutan sampah 86,3%
memadai. Keberadaan pengolahan sampah di tingkat masyarakat yang menjadi barometer dasar pengolahan didapati sebanyak 88,9% masyarakat tidak mengolah sampah dan sisanya 11,1% mengolah sampah sendiri.
Berdasarkan data sekunder yang ada penanganan oleh UPT KPP persampahan baru mencakup di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, sedangkan di Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau dan Kongbeng masih dikelola pihak Bumdes maupun swasta. Untuk penangan di dua kecamatan tersebut diatas mencapai 88% dari 85.270 jiwa untuk di Kecamatan Sangatta Utara dan 50% dari 21.501 jiwa untuk Sangatta Selatan.
34 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Jumlah keseluruhan dari kedua kecamatan tersebut yang hampir mencapai 30%
jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur artinya pengelolaan persampahan yang memadai mencapai 30% yang di buang atau dikelola di TPA.
(1) Sistem dan infrastruktur
Saat ini baru 2 (dua) Kecamatan yang terlayani yaitu Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, sistem melalui motor sampah yang berkeliling disetiap RT kemudian disalurkan ke TPS-TPS yang ada dibeberapa tempat maupun masyarakat sendiri yang membuang ke TPS yang kemudian diangkut ke TPA dengan truck sampah serta ada pula masyarakat yang melakukan 3R.
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Tabel 2.3.3 Timbulan Sampah per Kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah Wilayah
perdesaan
Wilayah
perkotaan Wilayah orang orang (%) (M³/hari)
Kecamatan Sangatta Utara 85.270 88 450
35 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Kecamatan Sangatta Selatan 21.501 50 250
Kecamatan Bengalon 26.823
Kecamatan Teluk Pandan 14.427
Kecamatan Kaubun 11.401
Kecamatan Kaliorang 9.452
Kecamatan Karangan 10.793
Kecamatan Sangkulirang 19.122 20 50
Kecamatan Sandaran 7.674
Kecamatan Batu Ampar 4.965
Kecamatan Muara Bengkal 13.390
Kecamatan Muara Ancalong 14.785 Kecamatan Long Mesangat 5.023
Kecamatan Busang 5.112
Kecamatan Muara Wahau 18.594 35 98
Kecamatan Kongbeng 18.472 15 49
Kecamatan Telen 6.814
Kecamatan Rantau Pulung 8.512
Tabel 2.3.4 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan
Nama Kecamatan
3R Volume
sampah yg terangkut
ke TPA Wilayah
perdesaan
Wilayah perkotaan
Total Wilayah Perkotaan
Total
(%) (M³) (%) (M³) (%) (M³) (%) (M³) (%) (M³) Kec. Sangatta Utara
Kec. Sangatta Selatan - -
Kec. Bengalon - -
36 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Kec. Teluk Pandan - -
Kec. Kaubun - -
Kec. Kaliorang - -
Kec. Karangan - -
Kec. Sangkulirang - -
Kec. Sandaran - -
Kec. Batu Ampar - -
Kec. Muara Bengkal - -
Kec. Muara Ancalong - -
Kec. Long Mesangat - -
Kec. Busang - -
Kec. Muara Wahau - -
Kec. Kongbeng - -
Kec. Telen - -
Kec. Rantau Pulung - -
Tabel 2.3.5 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
N o
Jenis Prasarana / Sarana
Satu an
Jumlah / luas total terpaka
i
Kapasitas / daya tampung*
Ritasi /hari
Kondisi
Keter anga n**
M3 Baik Rusak
ringan
Rusak Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak unit - Becak/Becak
Motor
unit 9 2 2 √
- Kendaraan Pick
Up unit
2 Tempat
Penampungan
37 Pokja Sanitasi Kutai Timur N
o
Jenis Prasarana / Sarana
Satu an
Jumlah / luas total terpaka
i
Kapasitas / daya
tampung* Ritasi /hari
Kondisi
Keter anga n**
M3 Baik Rusak
ringan
Rusak Berat
Sementara (TPS) - Bak sampah
(beton/kayu/fib er)
unit 30 -
- Container unit 14 -
- Transfer Stasiun unit -
- SPA (Stasiun Peralihan Antara)
unit -
3. Pengangkutan
- Dump Truck 2 12 4 √
- Dump Truck unit 2 12 2 √
- Dump Truck unit 5 9 2 √
- Arm Roll Truck 3 6 2 √
- Compactor
Truck unit 2 6 1 √
4 Pengolahan Sampah
- Sistem 3R unit -
- Incinerator unit 5 TPA/TPA Regional
Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/
penimbunan terbuka
Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/
penimbunan terbuka
38 Pokja Sanitasi Kutai Timur N
o
Jenis Prasarana / Sarana
Satu an
Jumlah / luas total terpaka
i
Kapasitas / daya
tampung* Ritasi /hari
Kondisi
Keter anga n**
M3 Baik Rusak
ringan
Rusak Berat
- Luas total TPA yg terpakai
Ha 4 -
- Luas sel Landfill Ha 4 -
- Daya tampung TPA
(M3/
hari)
-
6 Alat Berat
- Bulldozer unit 2 -
- Whell/truck
loader unit - √ √
- Excavator / backhoe
unit 2 - √
- Truk tanah unit 7 IPL: Sistem
kolam/aerasi/…..
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD):
- Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
39 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Peta 2.3.2 Persampahan
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Untuk penanganan/pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai Timur diatur melalui berdasarkan Peraturan Bupati No 30/02/88.3/HK/VI/2001 kelembagaan masih di bawah Dinas Pekerjaan Umum yaitu Unit Pelaksana Teknis Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman, Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang reribusi jasa umum.
c. Drainase Perkotaan
Hasil study yang didapati dari area berisiko EHRA Kabupaten Kutai Timur adalah sebanyak 60,2% daerah di Kabupaten Kutai Timur mengalami genangan air sedangkan sisanya 39,8% tidak mengalami genangan atau banjir.
Tabel 2.3.6 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan
No
Lokasi Genang
an
Wilayah Genangan Infrastruktur*
Luas Keting
gian Lama Frekue
nsi Penyeb ab***
Jenis Keterangan**
(Ha) (M) (jam/
hari)
(kali/ta hun)
40 Pokja Sanitasi Kutai Timur Lokasi
1) Sistem dan Infrastruktur
Berisi informasi terkait jenis dan jumlah infrastruktur drainase yang telah dibangun dan disajikan dalam bentuk tabulasi.
Tabel 2.3.7 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan
No
Jenis Prasarana /
Sarana
Satu an
Bentuk Penam- pang Saluran*
Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeli- haraan (kali/tahun) B** H*** Ber-
fungsi
Tdk berfung
si
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Saluran
1 - S. Primer A m - Saluran
Sekunder A1 m - Saluran
Sekunder A2 m Bangunan
Pelengkap
- Kolam retensi unit - Trash rack/
saringan sampah
unit
2 - S. Primer B m - Saluran
Sekunder B1 m . Bangunan
Pelengkap
- Kolam retensi unit - Trash rack/
saringan sampah
unit
Peta 2.3.3 Masterplan Drainase
41 Pokja Sanitasi Kutai Timur
(4) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan yang berwenang berada pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya untuk drainase sekunder dan Bidang Sumber Daya Air untuk drainase Primer. Belum ada peraturan yang mengatur tentang drainase di Kabupaten Kutai Timur.
42 Pokja Sanitasi Kutai Timur
SUB DAS- MURUNG
KETERANGAN
SUB DAS-DAYUNG SUB DAS - PENDIDIKAN
SUB DAS- ERY SUPARJAN -KENYAMUKAN SUB DAS - APT PRANOTO SUB DAS - IA. MUIS
Gambar
LAY OUT JARINGAN DRAINASE
43 Pokja Sanitasi Kutai Timur
2.4 Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi
Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik
Area berisiko air limbah dari instrumen profil sanitasi didapatkan area beresiko sangat tinggi berada pada Kecamatan Muara bengkal Desa Muara Bengkal Ulu dan area beresiko tinggi berada pada Kecamatan Muara Bengkal (Desa Senambah, Ngayau, Muara Bengkal Ilir dan Benua Baru).
Penanganan yang dipakai yaitu On site individual (tangki septik, pit latrine/cubluk) jumlah sistem yang dibutuhkan 448.875 perkiraan jangka waktu implementasi untuk memenuhi target adalah 5 tahun dan diperlukan pembangunan IPLT untuk pembuangan akhir untuk sistem On site.
Peta 2.4 1 Area Beresiko Air Limbah Domesik.
44 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Tabel 2.4.1 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik
No Area Berisiko*) Wilayah prioritas Air Limbah 1. Risiko 4 Desa Muara Bengkal Ulu
2. Risiko 3 Desa Senambah Desa Ngayau
Desa Muara Bengkal Ilir Desa Benua Baru
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir- pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
BABS sebesar 11% (8.412 KK)
Akses terhadap jamban yang tidak layak sebesar 25% (18.949 KK)
Akses terhadap jamban bersama layak sebesar 5% (3.503 KK)
Praktek pengurasan tinja sangat rendah pertahun (hampir tidak pernah)
Perlu adanya pembangunan IPLT dibeberapa tempat
Belum mempuyai truck tinja
Belum memiliki Masterplan Pengelolaan Air Limbah
No Permasalahan Mendesak
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang- undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah domestik
45 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Area berisiko dan permasalahan persampahan
Area berisiko persampahan dari instrumen profil sanitasi didapatkan area beresiko sangat tinggi berada pada Kecamatan Muara Bengkal (Desa Muara Bengkal Ulu, Muara bengkal Ilir dan Benua Baru) dan area berisiko tinggi berada di tiga Kecamatan (Kecamatan Muara Bengkal, Long Mesangat dan Muara Ancalong) .
Jumlah total sampah rumah tangga yang harus diproses pada tahun ke-5 penanganan sebesar 88,6 ton/hari diperlukan 79 unit motor sampah, 56 unit TPS dan dunp trucks 13 unit. Pada tahun ke-20 penanganan sebesar 587 ton/hari diperlukan 522 unit motor sampah, 367 unit TPS dan dump trucks 82 unit.
Peta 2.4.2 Area Berisiko Persampahan.
Peran serta masyarakat dan swasta masalah air limbah kurang
Belum ada pendanaan untuk air limbah Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi masalah air limbah
46 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Tabel 2.4.2 Area Berisiko Sanitasi Persampahan
No Area Berisiko*) Wilayah prioritas
Persampahan 1. Risiko 4 Desa Muara Bengkal Ulu
Desa Muara Bengkal Ilir Desa Benua Baru 2. Risiko 3 Desa Senambah
Desa Batu Balai Desa Muar Dun Desa Long Nah Desa Kelinjau Ilir Desa Kelinjau Ulu Desa Senyiur
Desa Segoy Makmur Desa Tanah Abang
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir- pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
Mempunyai TPA tetapi baru melayani 2 kecamatan
Perlu adanya pembangunan TPA di beberapa Kecamatan
TPA yang ada belum maksimal
Jumlah motor sampah dan dump trucks belum mencukupi
Jumlah TPS belum mencukupi
Sudah ada Masterplan Persampahan
47 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan
Area berisiko drainase perkotaan dari instrumen profil sanitasi didapatkan area beresiko sangat tinggi berada di dua Kecamatan(Kecamatan Sangatta Utara dan Muara Bengkal) dan area berisiko tinggi berada di empat Kecamatan (Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Muara Bengkal dan Muara Ancalong).
Luas area yang membutuhkan pembangunan drainase baru 16.007 Ha persentase area yang ditangani sebesar 60% sehingga luas area genangan/banjir menjadi 6.403 Ha pada tahun ke-5 dan pada tahun ke- 10 sudah tertangani semua area genangan/banjir. Ifrastruktur baru yang dibutuhkan saluran primer 208.091 unit, saluran sekunder 672.294 unit dan saluran kwarter serta tersier (1.600.700 unit dan 544.238 unit).
No Permasalahan Mendesak
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang- undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Kelembangaan yang menangani persampahan masih UPT harus ditingkatkan menjadi kantor
Kurangnya pendanaan untuk persampahan
Peran serta masyarakat dan swasta masih kurang
Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi masalah persampahan
48 Pokja Sanitasi Kutai Timur
Peta 2.4.3 Area Berisiko Drainase Perkotaan.
Tabel 2.4.3 Area Berisiko Sanitasi Drainase Perkotaan
No Area Berisiko*) Wilayah prioritas Drainase Perkotaan 1. Risiko 4 Desa Sangatta Utara
Desa Benua Baru 2. Risiko 3 Desa Teluk Lingga
Desa Singa Geweh Desa Muara Bengkal Ilir Desa Muara Bengkal Ulu Desa Batu Balai
Desa Kelinjau Ulu Desa Kelinjau Ilir Desa Senyiur
49 Pokja Sanitasi Kutai Timur
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir- pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan
Teknis
Kurangnya infrastruktur drainase Primer, sekunder dan tersier Perlu studi dan design drainase
Perlu riview masterplan drainase
No Permasalahan Mendesak
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang- undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Peran serta masyarakat dan swasta masih kurang baik pembangunan maupun normalisasi dainase
Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi masalah drainase