• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Fungsi Pemisah (Pms)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengertian dan Fungsi Pemisah (Pms)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Disconnecting switch atau pemisah (Pms) suatu peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban (memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana pembukaan atau penutupan Pms ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa beban.

Penempatan Pms terpasang di antara sumber tenaga listrik dan Pmt (Pms Bus) serta di antara Pmt dan beban (Pms Line / Kabel) dilengkapi dengan Pms Tanah (Earthing Switch). Untuk tujuan tertentu Pms Line / Kabel dilengkapi dengan Pms Tanah. Umumnya antara Pms Line/Kabel dan Pms Tanah terdapat alat yang disebut interlock.

1.1 Pengertian dan Fungsi Pemisah (Pms)

Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi Pms, yaitu:

1. Pemisah Peralatan ; Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.

2. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian) ; Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang bekerja pada peralatan instalasi.

Gambar 1.1 Pemisah

1.2 Penempatan Posisi Pemisah

Sesuai dengan penempatannya di daerah mana Pemisah tersebut dipasang, Pms dapat dibagi menjadi :

(2)

1. Pemisah Penghantar/Line

Pemisah yang terpasang di sisi penghantar 2. Pemisah Rel/Bus

Pemisah yang terpasang di sisi rel 3. Pemisah Kabel

Pemisah yang terpasang di sisi kabel 4. Pemisah Seksi

Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut dapat terpisah menjadi dua seksi

5. Pemisah Tanah

Pemisah yang terpasang pada penghantar/line/kabel untuk menghubungkan ke tanah.

1.3 Komponen dan Fungsi Pemisah

Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai fungsinya adalah sebagai berikut :

1.3.1 Struktur Mekanik

Terdiri dari struktur baja/besi atau beton serta pondasi sebagai dudukan/penopang struktur peralatan pemisah.

1.3.1.1. Struktur baja/besi atau struktur beton

Adalah rangkaian besi/baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan dipasang. Struktur baja/besi atau beton berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan pemisah.

1.3.1.2. Pondasi

Struktur pondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang mempunyai fungsi untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya sendiri yang pada akhirnya didistribusikan dan disebarkan pada lapisan tanah dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi.

Struktur beton Struktur beton

Struktur Baja/besi

Pondasi

(3)

Gambar 1.2 Struktur mekanik 1.3.2 Isolasi ( Insulation )

Komponen Sub sistem pada peralatan pemisah adalah Isolator . Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis dari perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial. Jika isolator gagal dalam kegunaannya memisahkan antara dua saluran maupun saluran dengan pentanahan maka penyaluran energi tersebut akan gagal atau tidak optimal. Isolator berbentuk piringan- piringan yang terbuat dari bahan porselin atau komposit yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran penghantar ,kekuatan mekanis dan konstruksi penopangnya.

Gambar 1.3 Isolator

1.3.3 Penghantar Arus Listrik ( Electrical Current Carrying )

(4)

Penghantar Arus Listrik ( Electrical Current Carrying ) merupakan bagian dari PMS yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan / mengalirkan arus listrik. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying) terdiri dari beberapa bagian, antara lain : Terdiri dari Pisau-pisau/Kontak Pms dan terminal utama.

1.3.3.1 Pisau-pisau/Kontak Pms

Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan. Macam- macam pisau pemisah berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya antara lain :

1. Pemisah Engsel

Dimana pemisah tersebut gerakannya seperti engsel

Gambar 1.4 Pemisah engsel (6).

2. Pemisah Putar

Dimana terdapat 2(dua) buah kontak diam dan 2(dua) buah kontak gerak yang dapat berputar pada sumbunya.

(5)

Gambar 1.5 Pemisah Putar(1).

3. Pemisah Siku.

Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 (dua) kontak gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90 .

(6)

Gambar 1.6 Pemisah Siku

(3).

4. Pemisah Luncur

Pms ini gerakan kontaknya ke atas – ke bawah (vertikal) atau ke samping (horisontal). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 kV. Pada Pmt 20 KV type draw-out setelah posisi Off dan dilepas/dikeluarkan dari Cubicle maka pisau kontaktor penghubung dengan Busbar adalah berfungsi sebagai Pms.

Gambar 1.7 Pmt 20 KV draw-out.

5. Pemisah Pantograph.

Pms ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak yang terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak dioperasikan pada sistem tegangan 500 KV.

Untuk keperluan pemeliharaan, Pmt ini dapat dikeluarkan dari kubikel/sel 20 KV dengan cara menarik keluar secara manual (draw-out).

Selesai pemeliharaan, Pmt dapat dimasukkan kem-bali ( draw-in ) dan pada posisi tertentu kontaktor (berfungsi PMS) akan berhubungan langsung dengan Busbar 20 KV. Namun harus dipastikan terlebih dulu sebelumnya bahwa Pmt dalam posisi Off.

(7)

Gambar 1.8 Pemisah pantograph(7)

1.3.3.2 Terminal Utama (Klem)

Bagian dari Pms yang merupakan titik sambungan antara Pms dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar 1.9 Terminal utama / Klem

1.3.4 Grounding

(8)

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Fungsi pentanahan peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan /instalasi.

Gambar 1.10 Grounding(8). 1.3.5 Mekanik Penggerak

Memposisikan pisau/kontak Pms untuk membuka dan menutup yang terdiri dari Stang/Tuas Penggerak dan Tenaga Penggerak.Jenis tenaga penggerak Pms dapat dibedakan :

1. Secara Manual

Pengoperasian Pms ini (membuka /menutup) secara manual dengan memutar/ menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas mekanik

Gambar 1.11 Pms Penggerak manual(8).

2. Tenaga penggerak dengan motor Kabel grounding

(9)

Pengoperasian Pms ini (membuka /menutup) dengan memutar/

menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas penggerak dengan motor

Gambar 1.12 Mekanik PMS dengan penggerak motor(8).

3. Tenaga penggerak pneumatik (tekanan udara)

Pengoperasian Pms ini (membuka / menutup) dengan memutar / menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas penggerak dengan pneumatik (tekanan udara).

Gambar 1.13 Mekanik Pms tekanan udara(1).

(10)

1.3.6 Control / Auxiliary Circuit

Terdiri dari Lemari mekanik dan Terminal dan wiring kontrol.

1.3.6.1 Lemari Mekanik

Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment. Jenis lemari mekanik ada dua yaitu lemari dan box .

Gambar 1.14 Lemari mekanik dan Box mekanik(8)

1.3.6.2 Terminal dan wiring kontrol

Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol. Memberikan trigger pada subsystem mekanik penggerak untuk membuka dan menutup pisau/kontak Pms.

Gambar 1.15 Terminal dan Wiring control(8).

(11)

1.3.7 Pisau Pentahan

Berfungsi untuk mentanahkan/ membumikan tegangan induksi atau tegangan sisa sesudah jaringan diputus dari sumber tegangan. Pemisah tanah atau Earth Switch mempunyai sistem interlock dengan pemisah penghantar dimana jika pemisah dalam posisi masuk maka pemisah tanah posisi keluar , begitu pula sebaliknya.

Gambar 1.16 Pisa

u pentanahan(4&5).

1.4 Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Pemisah yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan, gangguan/kerusakan. Penyebab dari kerusakan tersebut memiliki banyak kemungkinan. Setiap komponen pemisah memiliki potensi kerusakan/kegagalan fungsi yang akan mengarah kepada kerusakan/kegagalan dari seluruh sistem pemisah tersebut. Pola kerusakan pun memiliki banyak kemungkinan. Untuk mengetahui peluang kerusakan dari setiap komponen dan seperti apa jalur kerusakannya digunakanlah metoda Failure mode Effect Analysis (FMEA).

Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen pemisah berdasarkan fungsinya, tiap kelompok ini disebut Sub-Sistem, antara lain :

 Struktur mekanik

Isolasi (Insulation)

Penghantar arus listrik (Electrical Current Carrying)

Grounding

Control / Auxiliary Circuit

 Mekanik Penggerak

 Pisau Pentanahan

(12)
(13)

1.5 Spesifikasi Teknik

Tabel 1.1. Spesifikasi Teknik(10).

No DESCRIPTION UNIT

Based on Standard : IEC 62271-102 : 2001-12

1 Manufacturer -

2 Type of designation -

3 Frequency Hz

4 Rated Voltage kV

5 Maximum Voltage kV

6 Rated Normal Current A

7 Number of phases -

8 Number of pole per complete unit -

9 Lightning Impulse Withstand Voltage

- Common value kVp

- Across the isolating distance kVp

10 Power frequency withstand voltage

- Common value kVrms

- Across the isolating distance kVrms

11 Rated short time current (1S) kA

12 Type of operating mechanism -

13 Motor operating voltage VAC

14 Type of operating mechanism -

15 Motor operating voltage VAC

16 Power at normal voltage required for :

- operating coil W

- motor W

17 Operating characteristic :

1. Total time from initiation of opening operation to isolator in fully open position S 2. Time from contact separation to extinct of cavacitive arc S 3. Total time from initiation of operation to time when isolator gap can withstand

phase voltage

S

18 Minimum clearence between line parts and earth mm

19 Total weight of 3-phase isolator kg

20 Type of earthing switch -

21 Type of operating mechanism for earthing switch -

22 Creepage distance to earth (IEC 815-1986) mm/kV

23 Minimum clearence in air :

- Distance between terminals of open isolator mm

- Phase to earth covering distance mm

- Phase to phase distance in open position mm

24 Radio interference voltage level, measured at 1.1 Us/√3 mV 25 Maximum capacitive current that can be interrupted by the isolator A

26 Accessories -

27 Quantity -

(14)

BAB.I PEDOMAN PEMELIHARAAN PEMISAH BAB.II

2.1 In Service/ Visual Inspection

BAB.III In service inspection merupakan inspeksi/pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera dengan pelaksanaan periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan. Inspeksi / pengecekan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi komponen peralatan.Untuk periode pelaksanaan inspeksi pada pemisah adalah mingguan, bulanan dan tahunan. In Service / Visual Inspection dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo Gun) oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu induk (untuk Tragi/UPT PLN P3B Sumatera/Wilayah) atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu induk (untuk UPT/Region PLN P3B JB).

BAB.IV Adapun komponen – komponen dari pemisah yang harus diperhatikan untuk in service/ visual inspection adalah :

I. Struktur Mekanik

1. Struktur baja/besi atau beton 2. Pondasi

II. Insulation ( Isolasi ) a. Isolator pemisah III. Electrical Current Carrying

a. Pisau/kontak PMS

b. Terminal utama (klem) PMS IV. Aksesoris Pemisah

a. Isolasi engkol pemisah b. Sistem lock mekanik pemisah V. Lemari mekanik

1. Lemari

a. Pintu lemari mekanik b. Lampu penerangan c. Door Sealent d. Heater (Pemanas) e. Lubang kabel f. Terminal Wiring g. Kabel kontrol h. Sekring/MCB i. Bau

BAB.V

2. Box

a. Tutup Box mekanik VI. Grounding

a. Grounding pemisah

b. Grounding lemari/box mekanik c. Grounding pemisah tanah VII. PMS Tanah

(15)

a. Pisau pentanahan b. Lock pin

c. Kontak diam pisau pentanahan

BAB.VI

Tabel 2.1. Jadwal Pemeliharaan Mingguan BAB.VII KEADAAN : OPERASI

BAB.VIII

BAB.IX NoBAB.X PERALATAN

YANG DIPERIKSA BAB.XI SASARAN PEMERIKSAAN BAB.XII IBAB.XIII INSULATION / ISOLASI

BAB.XIV 1BAB.XV Isolator Periksa kondisi piring isolator apakah normal, pecah, atau kotor secara visual atau dengan menggunakan teropong BAB.XVI IIBAB.XVII ELECTRICAL CURRENT CARRYING

BAB.XVIII1BAB.XIX Terminal Utama

Periksa apakah benda asing (binatang, benang, layang- layang, balon, sampah) ada atau tersangkut di terminal utama

BAB.XX IIIBAB.XXI LEMARI MEKANIK BAB.XXII ABAB.XXIII Lemari

BAB.XXIV

BAB.XXV 1BAB.XXVI Lampu penerangan

Periksa kondisi lampu pada lemari apakah normal, tidak terpasang, redup, tidak berfungsi atau hilang.

BAB.XXVII

2.BAB.XXVIII Heater Periksa kondisi heater apakah normal, tidak terpasang, rusak atau hilang.

BAB.XXIX3BAB.XXX Terminal wiring

Periksa terminal wiring apakah normal atau korosi

Periksa dengan thermogun kondisi terminal apakah terjadi pemanasan pada terminal atau tidak.

BAB.XXXI4BAB.XXXII Kabel kontrol Periksa apakah dalam keaadan baik atau terkelupas.

BAB.XXXIII

BAB.XXXIV Sekring/MCB Periksa kondisi sekring/MCB apakah normal, tidak terpasang atau putus.

BAB.XXXV

B BAB.XXXVI Box Tidak ada bagian yang diperiksa

(16)

Tabel 2.2. Jadwal Pemeliharaan Bulanan BAB.XXXVII KEADAAN : OPERASI

BAB.XXXVIII

BAB.XXXIX NO

BAB.XL PERALATAN

YANG DIPERIKSA BAB.XLI SASARAN PEMERIKSAAN BAB.XLII

I BAB.XLIII AKSESORIS BAB.XLIV

1 BAB.XLV Isolasi engkol Periksa kondisi isolasi engkol apakah normal, tidak terpasang atau tidak normal

BAB.XLVI 2

BAB.XLVII Sistem lock mekanik

Periksa kondisi system lock mekanik apakah normal, tidak terpasang atau tidak normal

BAB.XLVIII

II. BAB.XLIX LEMARI MEKANIK BAB.L

A BAB.LI Lemari

BAB.LII

BAB.LIII

1 BAB.LIV Pintu lemari Periksa kondisi pintu lemari apakah normal, korosi, kendor, tidak bisa dikunci atau hilang

BAB.LV 2

BAB.LVI Kondisi dalam

lemari Periksa kondisi dalam lemari apakah normal, kotor atau lembab BAB.LVII

3 BAB.LVIII Door Sealent

Periksa door sealent apakah normal keras, rusak atau hilang

Periksa dengan thermogun kondisi terminal apakah terjadi pemanasan pada terminal atau tidak.

BAB.LIX

4 BAB.LX Lubang kabel Periksa apakah lubang kabel apakah normal, tidak rapat atau glenn kabel tidak ada

BAB.LXI

B BAB.LXII Box

BAB.LXIII

BAB.LXIV 1

BAB.LXV Tutup Box lemari

Periksa kondisi tutup box lemari apakah normal, korosi, kendor, tidak bisa dikunci atau hilang

BAB.LXVI

III BAB.LXVII GROUNDING BAB.LXVIII

1

BAB.LXIX Grounding pemisah

Periksa kondisi grounding lemari apakah normal, korosi, rantas, kendor, putus atau hilang

BAB.LXX 2

BAB.LXXI Grounding lemari mekanik

Periksa kondisi grounding lemari apakah normal, tidak terpasang, korosi, rantas, kendor, putus atau hilang BAB.LXXII

3

BAB.LXXIII Grounding pemisah tanah

Periksa kondisi pemisah tanah apakah normal, korosi, rantas, kendor, putus atau hilang

BAB.LXXIV

IV BAB.LXXV PEMISAH TANAH BAB.LXXVI

1BAB.LXXVII Lock-Pin Periksa lock-pin pada pemisah tanah apakah normal, tidak terpasang ataukah tidak normal

BAB.LXXVIII

2 BAB.LXXIX Kontak diam Periksa kondisi kontak diam apakah normal atau tidak normal.

(17)

Tabel 2.3. Jadwal Pemeliharaan Tahunan BAB.LXXX KEADAAN : OPERASI

BAB.LXXXI No

BAB.LXXXII PERALATAN

YANG DIPERIKSA BAB.LXXXIII SASARAN PEMERIKSAAN BAB.LXXXIV

I.BAB.LXXXV STRUKTUR MEKANIK

BAB.LXXXVI I.1.

BAB.LXXXVII A. Struktur besi/baja

Periksa kondisi struktur baja/besi apakah baik, korosi, kendor, bengkok atau hilang.

BAB.LXXXIX B. Struktur beton

Periksa kondisi struktur beton apakah baik, retak atau miring

BAB.XC

I.2.BAB.XCI Pondasi Periksa kondisi pondasi apakah baik, retak, miring,amblas atau tertimbun

BAB.XCII

2.2 In Service Measurement

BAB.XCIII In service measurement merupakan pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image Thermovision) dengan pelaksaan periode triwulan yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan dalam keadaan peralatan bertegangan.

Untuk peralatan sistem 500 kV In Service Measurement dilaksanakan periode tiap 2 minggu.

2.2.1 Pengukuran Thermovisi

BAB.XCIV Metode thermographic monitoring pada pemisah bertujuan untuk memantau kondisi pemisah saat berbeban. Dimana akan dilihat pola temperatur pada bagian- bagian pemisah yang akan diukur.

BAB.XCV Dari pola temperatur tersebut, akan dilihat bagian mana pada pemisah yang diukur tersebut yang terdapat ketidaknormalan. Dari hasil pengukuran tersebut akan dievalusi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian yang terindentifikasi mengalami ketidaknormalan tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindarkan.

BAB.XCVI Adapun bagian-bagian pada pemisah tersebut adalah : 1. Pisau/kontak pemisah

2. Terminal utama/klem pemisah

BAB.XCVII BAB.XCVIII

BAB.XCIX

BAB.C

(18)

BAB.CI BAB.CII

Gambar 2.1. Alat Ukur Thermovisi(9).

BAB.CIII

BAB.CIV

BAB.CV

Gambar 2.2. Contoh pengukuran Thermovisi(9).

BAB.CVI BAB.CVII

2.3 Shutdown Measurement

BAB.CVIII Shutdown measurement merupakan pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur dengan periode 2 tahunan. Umumnya peralatan Pms yang baru selesai pemasangan sebelum dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo pemeliharaan, perlu dilakukan pengujian – pengujian untuk mendapatkan unjuk kerja dari peralatan tersebut.

dalam keadaan peralatan tidak beroperasi.

BAB.CIX Macam-macam pengujian Shutdown measurement pada pemisah : 2.3.1 Pengukuran Tahanan Kontak

BAB.CX Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara pisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti.

(19)

BAB.CXI Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

BAB.CXII BAB.CXIII

BAB.CXIV BAB.CXV BAB.CXVI BAB.CXVII BAB.CXVIII

BAB.CXIX BAB.CXX

Gambar 2.3. Alat uji tahanan kontak(1).

BAB.CXXI

2.3.2 Pengukuran Tahanan Isolasi

BAB.CXXII Pengukuran tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi/isolator pemisah dan mengetahui nilai tahanan isolasi.

BAB.CXXIII Pengukuran tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur megger (insulation tester 5 kV, 10 kV). Dapat juga digunakan untuk pengukuran tahanan isolasi belitan motor penggerak pemisah.

BAB.CXXIV

BAB.CXXV BAB.CXXVI

BAB.CXXVII BAB.CXXVIII

BAB.CXXIX BAB.CXXX BAB.CXXXI BAB.CXXXII BAB.CXXXIII

Gambar 2.4. Alat uji Insulation tester (1).

BAB.CXXXIV

2.3.3 Pengukuran Tahanan Pentanahan

(20)

BAB.CXXXV Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk menentukan tahanan antara besi atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik terhadap gangguan petir dan hubung singkat. Dengan demikian pelat tersebut harus ditanam hingga mendapatkan tahanan terhadap tanah yang sekecil-kecilnya. Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur tahanan pentanahan (Earth Resistance Tester).

BAB.CXXXVI BAB.CXXXVII

BAB.CXXXVIII BAB.CXXXIX

BAB.CXL BAB.CXLI BAB.CXLII BAB.CXLIII BAB.CXLIV BAB.CXLV BAB.CXLVI BAB.CXLVII BAB.CXLVIII

Gambar 2.5. Alat uji tahanan pentanahan(1

BAB.CXLIX BAB.CL

BAB.CLI

Gambar 2.6. Pengujian tahanan pentanahan(1).

BAB.CLII

2.4 Shutdown Function Check

BAB.CLIII Merupakan pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).

BAB.I

(21)

BAB.CLIV Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

2.4.1 Pengujian Sistem mekanik penggerak 2.4.1.1 Motor penggerak

BAB.CLV Motor listrik yang dipergunakan bisa menggunakan sumber AC atau DC, yang merupakan tenaga penggerak untuk proses penutupan ataupun pembukaan pemisah.

Motor akan menggerakkan roda transmisi pada batang penggerak pemisah.

BAB.CLVI Berputarnya roda transmisi, mengakibatkan batang penggerak menutup atau membuka pisau pemisah .Pada saat pisau pemisah menutup atau membuka secara penuh , maka motor penggerak akan berhenti secara otomatis.

BAB.CLVII Pengujian fungsi pada motor penggerak antara lain :

 Pengujian fungsi buka dan tutup oleh motor penggerak

BAB.CLVIII Untuk mengetahui proses kerja menutup atau membuka pisau pemisah yang dilayani oleh motor penggerak secara lokal ataupun remote.

 Pengukuran tegangan dan arus AC atau DC

BAB.CLIX Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui tegangan dan arus beban pada motor listrik. Tegangan dan arus yang diukur dibandingkan dengan name plate motor listrik tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur volt meter dan tang ampere.

 Pengujian waktu kerja membuka dan menutup pisau pemisah

BAB.CLX Waktu kerja pada saat membuka dan menutup pisau pemisah untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam melakukan proses membuka maupun menutup pisau pemisah.

BAB.CLXI

2.4.1.2 Transmisi penggerak

BAB.CLXII Transmisi penggerak adalah bagian pemisah yang berfungsi menggerakan pisau pemisah oleh stang penggerak melalui roda gigi baik secara manual ataupun menggunakan motor.

BAB.CLXIII Untuk pengujian fungsi pada transmisi penggerak

(22)

 Kesempurnaan proses buka tutup pisau pemisah

BAB.CLXIV Kesempurnaan proses membuka dan menutup sangat penting untuk mengetahui posisi pisau pada saat membuka dan menutup, dikarenakan jika tidak sempurna dalam proses penutupan maka akan timbul lose contact pada pisau pemisah .Untuk proses buka tutup penutup ini juga dilakukan dengan cara motor penggerak dan manual dengan menggunakan engkol.

2.4.2 Pemeriksaan fungsi lemari mekanik

 Pengujian fungsi tombol close dan open (local dan remote )

BAB.CLXV Dilakukan uji fungsi tombol on/off pada saat kondisi local maupun remote. Dari uji fungsi tersebut dapat diketahui apakah tombol tersebut berfungsi normal atau tidak.

 Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC

BAB.CLXVI Pengukuran tegangan dan arus AC maupun DC dilakukan untuk mengetahui tegangan pada mcb/sekring. Tegangan yang diukur dibandingkan dengan tegangan sistem peralatan tersebut . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur volt meter .

 Pengujian fungsi status pemisah

BAB.CLXVII Pengujian fungsi status pemisah dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi pisau pemisah sesuai dengan status/indikator pada lemari mekanik. Pada status pemisah tersebut ada yang menggunakan lampu indikator atau bendera/semapur.

 Pengujian fungsi interlock

BAB.CLXVIII Pada Pms terdapat mekanisme interlocking yang befungsi untuk mengamankan pembukaan dan penutupan Pms. Mekanisme interlocking tersebut adalah :

 Pms tidak dapat ditutup/dibuka ketika Pmt dalam posisi tertutup

Pemisah tanah (Earthing Switch) dapat ditutup hanya ketika Pms dalam keadaan terbuka

 .Pms dapat ditutup hanya ketika Pmt dan ES terbuka.

BAB.CLXIX

2.5 Overhaull

BAB.CLXX Merupakan kegiatan pemeliharaan dengan melaksanakan pemeriksaan secara seksama serta penggantian dan perbaikan pada pada seluruh bagian Pms dalam keadaan offline. Overhaull dilaksanakan setiap 5 tahun sekali atau sesuai dengan condition assessment peralatan.

(23)

BAB.CLXXI Kegiatan Overhaull dilaksanakan dengan mempertimbangkan sebagai berikut :

1. Umur peralatan sesuai dengan manual instruction.

2. Berdasarkan kondisi Pms dari hasil pengujian / pengukuran (assesmen).

BAB.CLXXII BAB.CLXXIII BAB.CLXXIV BAB.CLXXV BAB.CLXXVI

2.6 Butir-butir Pemeliharaan Tabel 2.4. Butir-butir Pemeliharaan

BAB.CLXXVII

No. BAB.CLXXVIII Kegiatan

BAB.CLXXIX Periode pemeliharaan

BAB.CLXXX Peral atan Kerja

BAB.CLXXXIII Harian BAB.CLXXXIV Mingguan BAB.CLXXXV Bulanan BAB.CLXXXVI Triwulan BAB.CLXXXVII Tahunan BAB.CLXXXVIII 2 tahunan BAB.CLXXXIX 5 tahunan

BAB.CXC

BAB.CC

BAB.CCI

I BAB.CCII In Service Inspection

BAB.CCIII

BAB.CCIV 1

BAB.CCV Pemeriksaan isolator terhadap flek, keretakan atau pecah.

BAB.CCVI

BAB.CCVII

BAB.CCVIIIBAB.CCIXBAB.CCXBAB.CCXIBAB.CCXIIBAB.CCXIII Visual,

teropong BAB.CCXIV

2

BAB.CCXV Pemeriksaan terminal utama dan daerah bertegangan terhadap benda asing a.l. layang-layang.

BAB.CCXVI

BAB.CCXVII

BAB.CCXVIIIBAB.CCXIXBAB.CCXXBAB.CCXXIBAB.CCXXII

BAB.CCXXIII Visual.

BAB.CCXXIV 3

BAB.CCXXV Pemeriksaan lampu penerangan dan heater pada lemari dalam keadaaan berfungsi dengan baik.

BAB.CCXXVI

BAB.CCXXVII

BAB.CCXXVIIIBAB.CCXXIXBAB.CCXXXBAB.CCXXXIBAB.CCXXXII

BAB.CCXXXIII Visual.

BAB.CCXXXIV 4

BAB.CCXXXV Pemeriksaan terminal wiring terhadap korosi dan temperatur

BAB.CCXXXVI

BAB.CCXXXVII

BAB.CCXXXVIIIBAB.CCXXXIXBAB.CCXLBAB.CCXLIBAB.CCXLIIBAB.CCXLIII Visual, thermogun BAB.CCXLIV

5 BAB.CCXLV Pemeriksaan kabel kontrol BAB.CCXLVI

BAB.CCXLVII

BAB.CCXLVIIIBAB.CCXLIXBAB.CCLBAB.CCLIBAB.CCLII

BAB.CCLIII Visual.

BAB.CCLIV

6 BAB.CCLV Pemeriksaan MCB / sekring BAB.CCLVI

BAB.CCLVII

BAB.CCLVIIIBAB.CCLIXBAB.CCLXBAB.CCLXIBAB.CCLXII

BAB.CCLXIII Visual.

BAB.CCLXIV 7

BAB.CCLXV Pemeriksaan sistim interlock Pms (sudah terkunci sesuai posisi

BAB.CCLXVIBAB.CCLXVII

BAB.CCLXVIII

BAB.CCLXIXBAB.CCLXXBAB.CCLXXIBAB.CCLXXIIBAB.CCLXXIII Visual.

(24)

keluar atau masuk).

BAB.CCLXXIV 8

BAB.CCLXXV Pemeriksaan tangkai peng- gerak dalam keadaan tersambung dengan baik dan dalam keadaan terkunci.

BAB.CCLXXVIBAB.CCLXXVII

BAB.CCLXXVIII

BAB.CCLXXIXBAB.CCLXXXBAB.CCLXXXIBAB.CCLXXXII

BAB.CCLXXXIII Visual.

BAB.CCLXXXIV 9

BAB.CCLXXXV Pemeriksaan lemari / bok kontrol terhadap kotoran, binatang dan kemungkinan masuknya air hujan.

BAB.CCLXXXVIBAB.CCLXXXVII

BAB.CCLXXXVIII

BAB.CCLXXXIXBAB.CCXCBAB.CCXCIBAB.CCXCII

BAB.CCXCIII Visual.

BAB.CCXCIV 10

BAB.CCXCV Pemeriksaan pintu lemari/ tutup box terhadap korosi dan dalam keadaan terkunci

BAB.CCXCVIBAB.CCXCVII

BAB.CCXCVIII

BAB.CCXCIXBAB.CCCBAB.CCCIBAB.CCCII

BAB.CCCIII Visual.

BAB.CCCIV 11

BAB.CCCV Pemeriksaan door sealent dan lubang kabel

BAB.CCCVIBAB.CCCVII

BAB.CCCVIII

BAB.CCCIXBAB.CCCXBAB.CCCXIBAB.CCCXIIBAB.CCCXIII Visual.

BAB.CCCXIV 12

BAB.CCCXV Pemeriksaan lemari / bok kontrol terhadap bau terbakar atau bangkai binatang

BAB.CCCXVIBAB.CCCXVII

BAB.CCCXVIII

BAB.CCCXIXBAB.CCCXXBAB.CCCXXIBAB.CCCXXIIBAB.CCCXXIII Indra penciuman

BAB.CCCXXIV BAB.CCCXXV BAB.CCCXXVI BAB.CCCXXVII BAB.CCCXXVIII

BAB.CCCXXIX

BAB.CCCXXX

No. BAB.CCCXXXI Kegiatan

BAB.CCCXXXII Periode

pemeliharaan BAB.CCCXXXIII Peral atan Kerja

BAB.CCCXXXVI Harian BAB.CCCXXXVII Mingguan BAB.CCCXXXVIII Bulanan BAB.CCCXXXIX Triwulan BAB.CCCXL Tahunan BAB.CCCXLI 2 tahunan BAB.CCCXLII 5 tahunan

BAB.CCCXLIII BAB.CCCLIII

BAB.CCCLIV 13

BAB.CCCLV Pemeriksaan grounding pemisah,lemari mekanik dan pemisah tanah

BAB.CCCLVIBAB.CCCLVII

BAB.CCCLVIII

BAB.CCCLIXBAB.CCCLXBAB.CCCLXIBAB.CCCLXII

BAB.CCCLXIII Visual.

BAB.CCCLXIV 14

BAB.CCCLXV Pemeriksaan pisau pentanahan dan kontak diam

BAB.CCCLXVIBAB.CCCLXVII

BAB.CCCLXVIII

BAB.CCCLXIXBAB.CCCLXXBAB.CCCLXXIBAB.CCCLXXII

BAB.CCCLXXIII Visual.

BAB.CCCLXXIV

15BAB.CCCLXXV Pemeriksaan lock pin BAB.CCCLXXVIBAB.CCCLXXVII

BAB.CCCLXXVIII

BAB.CCCLXXIXBAB.CCCLXXXBAB.CCCLXXXIBAB.CCCLXXXIIBAB.CCCLXXXIII Visual.

BAB.CCCLXXXIV 16

BAB.CCCLXXXVPemeriksaan struktur mekanik (Pondasi dan Struktur baja atau beton)

BAB.CCCLXXXVIBAB.CCCLXXXVIIBAB.CCCLXXXVIIIBAB.CCCLXXXIX

BAB.CCCXC

BAB.CCCXCIBAB.CCCXCIIBAB.CCCXCIII Visual, Water Pass, BAB.CCCXCIV

17

BAB.CCCXCV Pemeriksaan pisau/kontak pemisah dalam keadaan masuk

sempurna BAB.CCCXCVI BAB.CCCXCVII BAB.CCCXCVIII BAB.CCCXCIX BAB.CD BAB.CDI BAB.CDII

BAB.CDIII *Visual pada saat

setelah BAB.CDIV

II BAB.CDV In Service Measurement

BAB.CDVI

(25)

BAB.CDVII 1

BAB.CDVIII Pengukuran hot spot terminal utama (klem) dan pisau pemisah dengan thermovision.

BAB.CDIXBAB.CDXBAB.CDXI

BAB.CDXII

BAB.CDXIIIBAB.CDXIVBAB.CDXVBAB.CDXVI Infra Red Thermovision.

BAB.CDXVII

IIIBAB.CDXVIII Shutdown Measurement

BAB.CDXIX BAB.CDXX

1 BAB.CDXXI Pengukuran Tahanan Kontak

BAB.CDXXIIBAB.CDXXIIIBAB.CDXXIVBAB.CDXXVBAB.CDXXVI

BAB.CDXXVII

BAB.CDXXVIII

BAB.CDXXIX

BAB.CDXXX 2

BAB.CDXXXI Pengukuran tahanan pentanahan.

BAB.CDXXXIIBAB.CDXXXIIIBAB.CDXXXIVBAB.CDXXXVBAB.CDXXXVI

BAB.CDXXXVII

BAB.CDXXXVIIIBAB.CDXXXIX Megger pentanahan

BAB.CDXL

3 BAB.CDXLI Pengukuran tahanan IsolasiBAB.CDXLIIBAB.CDXLIIIBAB.CDXLIVBAB.CDXLVBAB.CDXLVI

BAB.CDXLVII

BAB.CDXLVIIIBAB.CDXLIX Megger BAB.CDL

4

BAB.CDLI Pengukuran tegangan dan arus AC atau DC motor penggerak

BAB.CDLIIBAB.CDLIIIBAB.CDLIVBAB.CDLVBAB.CDLVI

BAB.CDLVII

BAB.CDLVIIIBAB.CDLIX Volt meter, tang

ampere BAB.CDLX

5

BAB.CDLXI Pengukuran tahanan isolasi motor

BAB.CDLXIIBAB.CDLXIIIBAB.CDLXIVBAB.CDLXVBAB.CDLXVI

BAB.CDLXVII

BAB.CDLXVIII

BAB.CDLXIX Megger

BAB.CDLXX BAB.CDLXXI BAB.CDLXXII BAB.CDLXXIII BAB.CDLXXIV BAB.CDLXXV BAB.CDLXXVI BAB.CDLXXVII BAB.CDLXXVIII

BAB.CDLXXIX BAB.CDLXXX

BAB.CDLXXXI

No.

BAB.CDLXXXII

Kegiatan

BAB.CDLXXXIII Periode

pemeliharaan BAB.CDLXXXIV Peral atan Kerja

BAB.CDLXXXVII Harian BAB.CDLXXXVIII Mingguan BAB.CDLXXXIX Bulanan BAB.CDXC Triwulan BAB.CDXCI Tahunan BAB.CDXCII 2 tahunan BAB.CDXCIII 5 tahunan

BAB.CDXCIV BAB.DIV

BAB.DV

IV BAB.DVI Shutdown Function Check / Treatment BAB.DVII

1

BAB.DVIII Pengujian fungsi interlock Pms dgn Pmt, Pms line dengan Pmt tanah.

BAB.DIXBAB.DXBAB.DXIBAB.DXIIBAB.DXIII

BAB.DXIV

BAB.DXV

BAB.DXVI Visual dan multi meter.

(26)

BAB.DXVII 2

BAB.DXVIII Pengujian keluar / masuk Pms secara remote dan lokal.

BAB.DXIXBAB.DXXBAB.DXXIBAB.DXXIIBAB.DXXIII

BAB.DXXIV

BAB.DXXVBAB.DXXVI Visual dan

multi meter.

BAB.DXXVII 3

BAB.DXXVIII Pengujian kerja motor penggerak dan kesesuaian status pemisah dalam percobaan masuk/keluar Pms

BAB.DXXIXBAB.DXXXBAB.DXXXIBAB.DXXXII

BAB.DXXXIII

BAB.DXXXIV

BAB.DXXXV

BAB.DXXXVI Visual dan multi meter.

BAB.DXXXVII 4

BAB.DXXXVIII Pembersihan pisau/kontak Pms dan pemberian silicon grase.

BAB.DXXXIXBAB.DXLBAB.DXLIBAB.DXLIIBAB.DXLIII

BAB.DXLIV

BAB.DXLVBAB.DXLVI Kertas

Gosok, Silicon grase.

BAB.DXLVII 5

BAB.DXLVIII Pengencangan baut-baut taerminal utama

BAB.DXLIXBAB.DLBAB.DLIBAB.DLIIBAB.DLIII

BAB.DLIV

BAB.DLVBAB.DLVI Kunci - Kunci.

BAB.DLVII

6 BAB.DLVIII Pembersihan isolator

BAB.DLIXBAB.DLXBAB.DLXIBAB.DLXIIBAB.DLXIII

BAB.DLXIV

BAB.DLXVBAB.DLXVI Majun,

kunci-pas/ring, megger tanah.

BAB.DLXVII 7

BAB.DLXVIII Pengencangan baut-baut tangkai penggerak

BAB.DLXIXBAB.DLXXBAB.DLXXIBAB.DLXXIIBAB.DLXXIII

BAB.DLXXIV

BAB.DLXXVBAB.DLXXVI Kunci - Kunci.

BAB.DLXXVII 8

BAB.DLXXVIII Pemeriksaan boks mekanik Pms, pemberian vaselin roda gigi dan motor penggerak.

BAB.DLXXIXBAB.DLXXXBAB.DLXXXIBAB.DLXXXIIBAB.DLXXXIII

BAB.DLXXXIV

BAB.DLXXXVBAB.DLXXXVI Kunci- kunci, vaseline,

multi tester

BAB.DLXXXVII

VBAB.DLXXXVIII OVERHAULL

BAB.DLXXXIXBAB.DXCBAB.DXCIBAB.DXCIIBAB.DXCIIIBAB.DXCIV

BAB.DXCVBAB.DXCVI *atau Berdasarkan

Condition Assesmen

BAB.DXCVII

BAB.DXCVIII BAB.DXCIX BAB.DC

BAB.DCI BAB.DCII BAB.DCIII BAB.DCIV BAB.DCV

EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN PEMISAH BAB.DCVI

BAB.DCVII

3.1 METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN PEMISAH

BAB.DCVIII BAB.DCIX BAB.DCX

BAB.DCXI BAB.DCXII

Tindak lanjut

(Life extension Program asset Development Plan)

Retrofit

Refurbish

Replacement

Reinvestment

Evaluasi Level 3 Evaluasi

Level 2 Evaluasi

Level 1

In Service / Visual Inspection

Shutdown Measurement Shutdown Function Check In Service

Measurement

(27)

BAB.DCXIII

BAB.DCXIV

Gambar 3.1Flow chart Metode Evaluasi

BAB.DCXV

BAB.DCXVI Metode evaluasi untuk pemeliharaan Pms mengacu pada flow chart / alur seperti pada gambar diatas. Secara umum meliputi 3 (tiga) tahapan evaluasi pemeliharaan, yaitu :

1. Evaluasi level – 1

BAB.DCXVII Pelaksanaan tahap awal ini berdasarkan pada hasil In Service / Visual inspection yang sifatnya berupa harian harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Tahapan ini menghasilkan kondisi awal (early warning) dari Pms.

2. Evaluasi level – 2

BAB.DCXVIII Hasil akhir serta rekomendasi pada tahap pertama menjadi inputan untuk dilakukannya evaluasi level – 2, ditambah dengan pelaksanaan in service measurement. Tahapan ini menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk justifikasi kondisi Pms, serta menentukan pemeliharaan lebih lanjut.

3. Evaluasi level – 3

BAB.DCXIX Merupakan tahap akhir pada metode evaluasi pemeliharaan. Hasil evaluasi level – 2 ditambah dengan hasil shutdown measurement dan shutdown function check, menghasilkan rekomendasi akhir tindak lanjut yang berupa Life extension program dan Asset development plan, seperti retrofit, refurbish, replacement atau reinvestment.

BAB.DCXX

3.2 STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN PEMISAH

BAB.DCXXI Standar adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan untuk dapat menentukan kondisi pemisah yang dipelihara. Standar yang ada berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standar-standar internasional maupun nasional ( IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dll ) dan pengalaman serta observasi / pengamatan operasi di lapangan.

3.2.1 Pengujian Tahanan Kontak

BAB.DCXXII Nilai hasil pengukuran tahanan kontak dibandingkan dengan Nilai tahanan kontak yang batasannya dapat diambil dengan instruction manual dari pabrikan seperti std G.E. ≤ 100 – 350 μΩ. , std ASEA ≤ 45 μΩ, std MG ≤ 35 μΩ atau dengan mengadop ketentuan tahanan kontak dari unit lain seperti P3B JB menggunakan standar R < 100 μΩ (P3B O&M PMT/001.01).

3.2.2 Pengujian Tahanan Isolasi

(28)

BAB.DCXXIII Nilai hasil pengukuran tahanan isolasi dibandingkan dengan batasan dari tahanan isolasi sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan SE.032/PST/1984 adalah: menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “. Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang diijinkan setiap kV = 1 mA.

3.2.3 Pengujian Tahanan Pentanahan

BAB.DCXXIV Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering, tanah cadas datau kapur.

BAB.DCXXV Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE STD 80- 2000 tentang guide for safety in ac substation grounding besarnya nilai tahanan pentanahan untuk switchgear adalah ≤ 1 ohm.

3.2.4 Pengukuran Thermovisi

BAB.DCXXVI Pengukuran suhu dengan thermography akan selalu memberikan nilai absolut dari objek terukur. Untuk menentukan dengan benar apakah suhu objek terlalu panas (overheating) . Terdapat 2 (dua) macam pelaksanaan thermovisi dengan masing – masing standar / pedoman yang dapat dipakai, yaitu :

 Pemeriksaan pada Terminal utama

BAB.DCXXVII Dilakukan dengan melihat perbedaan / selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan komponen / material yang berbeda. Contohnya Selisih suhu antara klem dan konduktor .

 Pemeriksaan pada Pisau pemisah

BAB.DCXXVIII Dilakukan dengan membandingkan suhu pisau pemisah antar phasa (dengan phasa lainnya).

BAB.DCXXIX

BAB.DCXXX Berdasarkan standar dari International Electrical Testing Association (NETA) Maintenance Testing Spesification (NETA MTS-1997) terdapat 2 (dua) macam T yang dapat dipakai sebagai acuan justifikasi kondisi, yaitu :

- T1 : merupakan perbedaan / selisih suhu antar phasa (dengan phasa lainnya).

o Kondisi I : 1oC < t ≤ 3oC o Kondisi II : 4oC < t ≤ 15oC o Kondisi III : t > 16oC

- T2 : merupakan perbedaan / selisih suhu diatas suhu lingkungan (over ambient temperature).

o Kondisi I : 1oC < t ≤ 3oC

(29)

o Kondisi II : 11oC < t ≤ 20oC o Kondisi III : 22oC < t ≤ 40oC o Kondisi IV : t > 16oC

BAB.DCXXXI BAB.DCXXXII

3.2.5 Pengujian fungsi Sistem Mekanik Penggerak 1. Motor penggerak

 Pengukuran tegangan dan arus AC atau DC motor penggerak

BAB.DCXXXIII Pengukuran tegangan dan arus ini untuk mengetahui kerja motor penggerak..

Untuk tegangan tidak boleh melebihi sebesar < 15 % dan > 10 % , SPLN 9c 1978.

Sedangkan arus starting dan arus running dibandingkan dengan name plate motor listrik atau motor tersebut.

BAB.DCXXXIV Batas nilai tegangan supply untuk motor penggerak mekanik Pms mengacu IEC std 56 - 2 klausal 17 (disertakan pula batasan sesuai dengan referensi pabrikan) adalah sebagai berikut :

BAB.DCXXXV BAB.DCXXXVI

Tabel 3.1. Tabel tegangan AC dan DC motor penggerak

BAB.DCXXXVII Referensi

BAB.DCXXXVIII Vnomin al

BAB.DCXXXIX AC / DC

BAB.DCXL V

minBAB.DCXLI V max

BAB.DCXLII IEC std 56-2 klausal 17

BAB.DCXLIII 110

/ 220 BAB.DCXLIV 85 % Vn

BAB.DCXLV 110

% Vn

BAB.DCXLVI SiemensBAB.DCXLVII 110 / 220

BAB.DCXLVIII 8 5 % Vn

BAB.DCXLIX 110

% Vn

BAB.DCL Areva BAB.DCLI 110 / 220BAB.DCLII 85 % VnBAB.DCLIII 110

(30)

% Vn

BAB.DCLIV BAB.DCLV

BAB.DCLVI Standar IEC 60694 ed.2.2 : 2002-01 (Common Spesifications for high-voltage switchgear and controlgear standards) pada bab Motor Charging : merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk supply tegangan AC dan DC yang diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 85% - 110% dari tegangan normal / rated, pada frequency rated (50Hz – untuk supply tegangan AC).

BAB.DCLVII Untuk supply tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peak-to- peak komponen AC dari tegangan supply pada beban normal / rated) dibatasi pada limit ≤ 5% dari komponen DC.

 Pengujian waktu kerja pisau pemisah

BAB.DCLVIII Hasil pengujian waktu kerja pisau pemisah saat membuka dan menutup dibandingkan dengan batasan yang umumnya dicantumkan pada instruction manual dari pabrikan atau pada name plate pemisah tersebut . Sebagai contoh dari buku instuction manual merk COELME disebutkan bahwa Operating time < 20 s .

BAB.DCLIX

2. Transmisi Penggerak

BAB.DCLX Ketahanan mekanis pemisah tergantung dari ketahanan mekanis pemisah tersebut yang diwujudkan dalam jumlah operasi penutupan-pembukaan yang bisa dilakukan pemisah tanpa kerusakan sehinggah menjamin kerja normal. Standar mensyaratkan jumlah minimal operasi sebagai berikut :

 Untuk PMS tegangan menengah sampai 35kV : 2000 kali operasi*

 Untuk PMS tegangan tinggi 110kV keatas : 1000 kali operasi *

BAB.DCLXI *Pemeliharaan peralatan utama Gardu Induk , PT PLN (Persero) Pusdiklat

BAB.DCLXII BAB.DCLXIII

3.2.6 Pemeriksaan fungsi lemari mekanik

 Pengukuran tegangan AC dan DC

(31)

BAB.DCLXIV Pengukuran tegangan dan arus ini untuk mengetahui kerja motor penggerak. Untuk tegangan tidak boleh melebihi sebesar < 15 % dan > 10 % , SPLN 9c 1978.

BAB.DCLXV Batas nilai tegangan supply untuk motor penggerak mekanik PMT mengacu IEC std 56 - 2 klausal 17 (disertakan pula batasan sesuai dengan referensi pabrikan) adalah sebagai berikut : Tabel 3.2.

Tabel

tegangan Ac dan DC sumber tegangan

BAB.DCLXVI Untuk supply tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peak-to- peak komponen AC dari tegangan supply pada beban normal / rated ) dibatasi pada limit ≤ 5%

dari komponen DC.

BAB.DCLXVII

BAB.II

Referensi

BAB.III

Vnomi nal

BAB.IV

AC /

DC

BAB.V

V min

BAB.VI

V

m ax

BAB.VII

IEC std 56-2 klausal 17

BAB.VIII

110 /

220

BAB.IX

85 %

Vn

BAB.X

11 0

% Vn

BAB.XI

Siemens

BAB.XII

110 / 220

BAB.XIII

85 % Vn

BAB.XIV

11

0

% Vn

BAB.XV

Areva

BAB.XVI

110 / 220

BAB.XVII

85 % Vn

BAB.XVIII

11 0

% Vn

Gambar

Gambar 1.1 Pemisah
Gambar 1.2 Struktur mekanik 1.3.2 Isolasi ( Insulation )
Gambar 1.4 Pemisah engsel  (6) .
Gambar 1.5 Pemisah Putar (1) .
+7

Referensi

Dokumen terkait

Robot manipulator telah direalisasikan menggunakan GUI pada Visual Basic untuk menggerakkan robot mencapai posisi objek dengan teori Kinematika Invers, membuka dan menutup

Sistem power window merupakan rangkaian dari electrical body yang berfungsi untuk membuka dan menutup kaca pintu dengan mengunakan saklar, dimana saklar power

Robot manipulator telah direalisasikan menggunakan GUI pada Visual Basic untuk menggerakkan robot mencapai posisi objek dengan teori Kinematika Invers, membuka dan menutup

Suatu aliran fluida proses pada katup control bekerja tidak hanya pada posisi menutup secara penuh ( fully closed ) atau membuka secara penuh ( fully opened )

Proses pemesanan adalah sistem proses transaksi yang penting untuk mengetahui proses permintaan pelanggan agar dapat menghasilkan data yang dibutuhkan bagi

Suatu proses aliran fluida pada control valve bekerja tidak hanya pada posisi menutup secara penuh (fully closed) atau membuka secara penuh (fully opened) tetapi dapat juga di

Positioner dalam suatu unit control valve memiliki fungsi yaitu untuk memastikan posisi yang benar sesuai input sinyal kontrol untuk mengirimkan permintaan membuka atau

Database ♠ NEW digunakan untuk membuat lembar kerja baru SPSS ♠ OPEN untuk membuka dokumen SPSS yang telah ada Secara umum ada 3 macam ekstensi dalam lembar kerja SPSS, yaitu : 