• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh NURBIA Nim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh NURBIA Nim"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universtas Muhammadiyah Makassar

Oleh NURBIA Nim 105451 1007 17

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

ii

“Masa lalu sudah lewat dan masa depan belum tentu ada maka hiduplah hari ini dengan sebaik-baiknya.”

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Hasan dg sila dan ibu Nurhayati dg sangki yang senantiasa menyebut namaku dalam setiap bait doanya mendidik, memberikan semangat dan dukungan

2. Almamater Biruku Universitas Muhammadiyah Makassar

(13)

iii

Kelompok B di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Tasrif Akib dan Pembimbing II Nur Alim Amri.

Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimana Metode Outdoor Learning dapat meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas anak kelompok B di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan menggunakan Metode Outdoor Learning anak kelompok B di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru TK. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar yang berjumlah 10 anak berusia 5 sampai 6 tahun terdiri dari 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Instrument yang digunakan berupa daftar check list.

Tekhnik analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif dan mencari nilai rata-rata. Indikator keberhasilan dalam penelitian manakala kretaivitas menggambar anak dimiliki oleh minimal 80 (persen) dari keseluruhan jumlah anak kelompok B.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas menggambar bebas dapat mengembangkan kreativitas anak pada kelompok B RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar. Dari keseluruhan penilaian dari jumlah anak dan seluruh indikator terjadi peningkatan pada siklus I meningkat menjadi 45% dengan kategori MB atau Mulai Berkembang, dan pada siklus II meningkat menjadi mencapai 87% dengan kategori BSB atau Berkembang Sangat Baik. Langkah- langkah penelitian yang dapat meningkatkan kreativitas menggambar anak adalah dengan pemberian aktivitas menggambar, memberikan stimulasi ide-ide kreatif, peneliti serta guru tidaka lupa untuk memberikan dorongan motivasi, reward, dan dengan diberikannya aktivitas menggambar secara bertahap dan berlanjut maka kreativitas anak dapat berkembang optimal.

Kata kunci : kreativitas menggambar, aktivitas menggambar, Outdoor Learning

(14)

iv

Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugrah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian dengan tulisan ini, selesai dengan baik dan semoga bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Hasan Dg. Sila tercinta yang selama hidupnya senantiasa memberikan cinta, segala pengorbanan, membiayai, dan motivasi untuk selalu optimis dalam berprestasi dan berlembaga. Ucapan yang sama kepada Ibunda Nurhayati Dg. Sangki atas segala pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang tulus serta ucapan terima kasih yang mungkin tak dapat tergantikan oleh apapun kepada kedua orang tua penulis.

Penulis juga hendak menghanturkan ucapan terima kasih, penghargaan dan penghormatan yang tulus kepada pembimbing bapak Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Nur Alim Amri, S.Pd.,M.Pd selaku

(15)

v

kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr.H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan bapak Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Makassar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada ibu kepala sekolah RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar yang telah memberi izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan angkatan 2017 PG-PAUD kelas 17A terkhusus Nurul Ilaliah, Andi Suchi Cahyani Pananrangi, Kasmawati, S.Pd dan Ariani yang senantiasa memberikan dukungan dan bimbingan, teman-teman Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang selalu menemani dan memberi saran, motivasi serta bantuan kepada penulis. Ucapan yang sama kepada saudara-saudariku Nurbaya, S.Kep, Ramli dan Rahmat, kepada sahabat ku yang penulis sudah anggap sebagai saudara, Annisa, S.Pt, Reski Aulia Putri dan Fatma Sari mustamin, S.Keb serta

(16)

vi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penelitian lanjutan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam Dunia Pendidikan terkhusus dalam Pendidikan Anak Usia Dini.

Makassar, 01 Desember 2021

Nurbia

(17)

vii

ABSTRAK ... iii

KATA PEGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

B. Kerangka Pikir ... 14

C. Hipotesi Tindakan ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A. Jenis Penelitian ... 16

B. Lokasi Subjek Penelitian ... 16

C. Variabel yang diamati ... 16

D. Faktor Yang diselidi ... 17

E. Prosedur Penelitian... 18

F. Instrumen Penelitian... 21

G. Teknik Pengumpulan Data ... 23

(18)

viii

A. Hasil Penelitian ... 27

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 28

1. Tahap Pratindakan ... 28

2. Data Hasil Penelitian Siklus I ... 30

3. Data Hasil Penelitian Siklus II... 36

C. Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(19)

ix

3.2 Kriteria Persentase Kreativitas Anak ...26

4.1 Tabel Perkembangan Kretaivitas Anak Pratindakan ...28

4.2 Hasil Observasi Guru Siklus 1 ...33

4.3 Tabel Perkembangan Kretaivitas Siklus 1 Pertemuan 1 ...35

4.4 Tabel Perkembangan Kretaivitas Siklus 1 Pertemuan 2 ...35

4.5 Tabel Perkembangan Kretaivitas Siklus 1 ...36

4.6 Hasil Observasi Guru Siklus 2 ...40

4.7 Tabel Perkembangan Kretaivitas Siklus 1 Pertemuan 1 ...41

4.8 Tabel Perkembangan Kretaivitas Siklus 1 Pertemuan 2 ...42

4.9 Tabel Perkembangan Kreativitas Siklus 2 ...42

(20)

x

3.3 Prosedur Penelitian...19 4.1 Gambar Grafik Siklus 1 ...36 4.2 Gambar Grafik Siklus 2 ...43

DAFTAR LAMPIRAN

(21)

xi 4. Lampiran 4 Jadwal Penelitian

5. Lampiran 5 Kisi-kisi Kegiatan Penelitian 6. Lampiran 6 Lembar Observasi Anak 7. Lampiran 7 Instrumen Penilaian Guru 8. Lembar 8 Hasil Penelitian Obsrvasi 9. Lampiran 9 Hasil Observasi Guru 10. Lampiran 10 RPPH

11. Lampiran 11 Dokumentasi 12. Lampiran 12 Persuratan

(22)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

Pengertian pendidikan adalah bimbingan sadar atau peran pendidik kea rah perkembangan fisik dan mental orang terpelajar kea rah pembentukan kepribadian utama. Masa bayi adalah sekelompok orang yang berusia 6 tahun. (Marimba:

Pendidikan anak usia dini) pernertian pendidikan anak usia dini yang tercantum dalam pasal 1 ayat 14 undang-undang pendidikan Nasional Tahun 2003 adalah sebagai berikut pembelajaran lebih lanjut.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan yang mendahului pendidikan dasar, yaitu pelatihan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun Pelatihan lebih lanjut disiapkan melalui jalur informasi (Ramadani, 2021).

Pendidikan anak usia dini adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan yakni perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (motik kasar dan halus). Kecerdasan/kognisi (berpikir, kreatifitas), dan perkembangan social, perkembangan emosi (Hubungan dan emosi) Bahasa dan komunikasi menurut usia dan tahap perkembangan melalui masa bayi (Unita, 2020).

Di lembaga prasekolah, anak-anak mempelajari dasar-dasar pendidikan. Tentu saja, mereka mempelajari dasar-dasarnya sejak usia dini. Di taman kanak-kanan yang baik, anak cepat beradaptasi dan belajar secara spontan. Masa kanak-kanak, maka pembentukan kejiwaan dan kepribadian berlangsung pada masa kanak-kanak atau pada usia 0-5 tahun, sebelum memasuki kelas satu sekolah dasar (SD). Inilah yang

(23)

disebut masa kemasan anak-anak. Denngan pendidikan prasekolah seperti itu, selain dipersiapkan secara mental, anak juga dipersiapkan secara matang untuk kompetisi, memiliki keterampilan, menjadi pemimpin yang terpecaya, dan berani tampil di tengah masyarakat (Ningrum, 2018).

Pendidikan prasekolah memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak karena merupakan pondasi utama kepribadian anak seorang anak berusia 5-6 tahun memilikki masa perkembangan kecerdasan yang sangat pesat, yang dikenal dengan masa kkeemasan. Masa ini merupakan masa dasar pertama perkembangan berbagai kegiatan dalam rangka pengembangan potensi anak sejak masa bayi potensi yang kurang penting bagi perkembangan intelektual anak adalah kreativitas verbal anak (Jaya, 2018).

Dalam dunia pendidikan pengajaran langsung dikelas juga mempengaruhi efektivitas pengajaran yang pada akhirnya menentukan pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap program, materi, dan metode harus didasarkan pada manfaat yang dapat diperoleh guru dari penggunaan metode tertentu. Oleh karena itu guru harus memperhatikan setiap komponen pembelajaran dikelas agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien (Nugraha, 2018). Berdasarkan pengamatan dan percakapan dengan seorang guru di Nur Mitsna Iksani RA, Kecamatan Takalar.

Per 1 juli 2021, anak-anak kelompok B menunjukkan kemampuan kreativitas yang jauh lebih rendah melalui menggambar tangan, dan anak-anak saya terbiasa menunggu intruksi atau menunggu untuk contoh gambar yang digambar oleh guru saya. Hal ini dikarenakan anak kurang bersemangat dalam kegiatan belajar, ragu- ragu untuk mengungkapkan pikirannya, dan kurang percaya diri dengan ide-idenya.

(24)

Hal ini disebabkan karena metode pengajaran yang selalu menggunakan pendekatan teacher-focused, anak tidak terlalu aktif dalam kegiatan belajar, sehingga anak cepat bosan dan lebih suka bermain atau mengganggu teman sekelasnya.

Berdasarkan permasalah tersebut, peneliti harus mengambil langkah nyata agar kreativitas menggambar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam menggambar, anda harus berusaha untuk menciptakan kegiatan belajar yang merangsang dan mengoptimalkan kreativitas anak.

Upaya yang bias dilakukan buat mengatasi kelemahan tadi merupakan pemilihan metode pedagogi yang sempurna. Sebagai akibatnya metode yang sempurna dipakai merupakan metode yang sanggup menaruh solusi pada pengajar bagaimana memanfaatkan lingkungan kurang lebih buat bias ikut menaruh efek terhadap perkembangan siswa supaya mereka menerima pengalaman lebih menurut umumnya pada sistem pembelajaran yang galat satunya merupakan penerapan metode Outdoor Learning (Sartika, 2020).

Outdoor Learning merupakan metode yang dimana pengajar mengajak anak belajar pada luar kelas buat melihat insiden pribadi dilapangan menggunakan tujuan buat mengakbrakkan murid menggunakan lingkungannya. Outdoor Learning dilakukan menggunakan memanfaatkan lingkungan sekolah menjadi asal belajar.

Peran pengajar disini merupakan menjadi motivator, ialah pengajar menjadi pemandu supaya anak belajar aktif, kreatif dan akrab menggunakan lingkungan (Rohmah, 2020).

Outdoor learning sejalan menggunakan pendapat Paulo Freire yang menggunakan bahwa setiap otang merupakan pengajar, pengajar sanggup siaja saja,

(25)

dimana saja, dan hadir kapan saja, tanpa batas ruang, waktu, syarat apapun. Dengan demikian siapa saja bias sebagai pengajar dan pembelajaran wajib berlangsung didalam kelas, karena setiap lokasi bias sebagai lokasi buat belajar (Tafonao, 2018).

Proses pembelajaran dilapangan merupakan proses pembelajaran yang dibuat supaya murid memeriksa pribadi bahan ajar dalam objek yang sebenarnya, menggunakan demikian pembelajaran akan semakin nyata. Misalnya, buat mencapai tujuan pembelajaran yaitu supaya anak mempunyai kemampuan buat mendemostrasikan gaya renang kupu-kupu, mungkinmengajar mendesain pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah .( Trisiana, 2020).

Berdasarkan lata belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “’Meningkatkan Kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan

Metode Outdoor Learning di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana meningkatkan kemampuan kreartivitas anak melalui kegiatan

menggambar bebas dengan menggunakan metode Outdoor Learning di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kemampuan kreartivitas anak melalui kegiatan menggambar bebas dengan menggunakan metode Outdoor Learning di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar

D. Manfaat Penelitian

(26)

Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini yaitu : 1. Bagi Siswa

Meningkatkan motivasi belajar murid dan membangun suasa yang menyenangkan pada pembelajaran.

2. Bagi Guru

Sebagai masukan pengajar pada mempertinggi mutu pendidikan pada kelas dan kualitas mengajar pada kelas pada proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi pada proses belajar mengajar pada sekolah supaya mempertinggi mutu pendidikan pada sekolah

4. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman pribadi pada penerapan metode Outdoor Learning

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Metode Outdoor Learning

Outdoor learning merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan, pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Juliyati, dkk.

2020).

Imaniah, dkk, 2021 mengemukakan Outdoor Learning adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar diluar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Outdoor Learning dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. Jadi, mengajar di luar kelas (outdoor learning) lebih melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga, pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan para siswa.

Menurut (Tri Utami, 2020) menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang

(28)

kegiatan belajar siswa bias tidak terkendali, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yakni langkah persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut (Mulianingsih, 2017) yaitu :

1. Langkah persiapan

Prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, antara lain:

1) Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan bisa diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar. Misalnya, siswa dapat menjelaskan proses menanam bunga.

2) Tentukan objek yang harus dipelajari. Proses pelaksanaannya dilaksanakan di halaman sekolah, selain mudah menjangkaunya, tidak memerlukan waktu yang lama dan lebih aman bagi siswa.

3) Menentukan cara belajar siswa pada saat kegiatan dilakukan. Misalnya, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberi tugas dalam kegiatan belajarnya.

4) Persiapan yang diperlukan untuk kegiatan menggambar, seperti buku gambar, crayon, pensil, dan penghapus.

2. Langkah Pelaksanaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan apa yang akan dilakukan di luar kelas yaitu melakukan kegiatan menggambar dengan obyek yang telah ditentukan pada saat proses pembelajaran di luar kelas.

(29)

Selanjutnya, siswa dalam kelompoknya di arahkan untuk menggambar sesuai dengan apa yang ada di lingkungan sekitarnya. Misalnya, menggmbar tumbuhan atau hewan yang ada di sekitar halaman sekolah.

3. Langkah Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari kegiatan belajar diatas adalah kegiatan belajar dikelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama.

Berdasarkan langkah-langkah metode Outdoor Learning di atas, dapat di simpulkan bahwa metode ini lebih melibatkan siswa secara langsung, dan membuat siswa mengalami langsung, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi gaya.

2. Kelebihan dan kekurangan metode Outdoor Learning:

Kelebihan dan kekurangan metode Outdoor Learning menurut (Siahaan, 2020), Yaitu:

a. Pembelajaran dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat

b. Pembelajaran dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung

c. Pembelajaran dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif d. Informasi bahan pembelajaran lebih luas dan actual

e. Pembelajaran terbiasa mencari dan mengelolah materi sendiri f. Pembelajaran dan siswa bisa merasa lebih senang

g. Memperbesar minat dan keaktifan

(30)

h. Menghilangkan rasa bosan Kelemahan:

a. Metode pembelajaran outdoor learning memerlukan pengelolahan yang prima mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga guru harus berkoordinasi dengan berbagai pihak antara lain sekitar sekolah.

b. Metode pembelajaran outdoor learning tidak hanya dipimpin oleh salah satu guru akan tetapi melibatkan guru lain sebagai pembimbing

c. Metode pembelajaran outdoor learning memerlukan pengawasan yang ketat dari unsur guru, kepala sekolah dan orang tua siswa

d. Metode pembelajaran outdoor learning memerlukan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah sehingga sekolah harus menyediakan fasilitas sekolah yang kompeten

e. Metode pembelajaran outdoor learning cenderung hanya berorientasi pada kegiatan rekreatif tidak menekankan pada aspek keterampilan motorik belaka 3. Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya (Mutiah & Srikandi, 2021).

(Maghfiroh,dkk., 2020) mendefenisikan kreatif sebagai suatu yang beragam diikuti dengan logika serta pengertian yang bersifat intuitif untuk menciptakan suatu keadaan atau benda yang mengungkapkan secara operasional kreatif dapat di rumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisianilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.

Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru berupa kegiatan imajinatif atau

(31)

sintesis pemikiran yang hasilnya bukan rangkuman, namun merupakan pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru (M. P. S. Sari & Putro, 2021).

Kreativitas merupakan komponen individu dan dahulu. Tumbuhnya kreativitas dapat dicapai melalui lingkungan keluarga dan sekolah. Anak memerlukan lingkungan yang kondusif untuk dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Kreativitas sangat diperlukan dalam perkembangan anak karena akan mempengaruhi kerja otak kanan dan otak kiri (Hidayat dkk., 2021)

Pengembangan kreativitas sejalan dengan pengembangan kepribadian anak.

Jika kreativitas anak berkembang dengan baik, maka anak akan mengalami perkembangan kepribadian yang sehat. Anak akan dapat mengembangkan kepribadian yang mandiri, percaya diri, dan produktif. Sebaliknya, jika kreativitas anak kurang dapat berkembang dengan baik, maka anak akan mengalami pertumbuhan kepribadian yang tergantung, kurang percaya diri, mudah putus asa, tidk memiliki keberanian dan tidak produktif (Mariani dkk., 2020).

Harun dkk.,(2021)menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara karakteristik latar belakang keluarga dengan kreativitas anak-anak. Orang tua dengan anak-anak yang kreatif cenderung membangun rasa hormat dan kebebasan antara mereka dan anak-anaknya sejak dini. Kreativitas anak tidak dipengaruhi gender/jenis kelamin. Oleh karena itu, orang tua bisa melakukan pengembangan kreativitas dirumah tanpa membedakan antara anak laki-laki maupun perempuan.

Menurut Kau,(2017) menyebutkan ciri-ciri anak kreatif adalah : 1. Selalu ingi tahu

2. Memiliki minat yang luas

3. Menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif 4. Berani mengambil resiko dengan perhitungan

5. Tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat

(32)

Kita juga dapat mengetahui aktivitas anak itu dikatakan kreatif atau tidak, jika memiliki indikator sebagai berikut:

a. Aktivitas anak lebih menekankan proses daripada hasil akhir

b. Mengarah kepenciptaan sesuatu yang baru, berbeda, dan karenanya unik bagi orang itu

c. Timbul dari pemikiran divergent dan konvergent d. Menjurus ke beberapa bentuk prestasi

e. Aktif mencipta sesuatu yang baru seiring dengan perolehan pengetahuan yang diterimanya

4. Menggambar

Menggambar memiliki peran yang tidak kalah penting dalam perkembangan anak usia dini, sebab pada anak usia dini, menggambar dan keterampilan tangan merupakan salah satu kegiatan yang lebih banyak digemari. Kegiatan menggambar anak penting untuk dikembangkan agar lebih menunjang kemampuan berfikirnya dan memancing kreativitas dengan kata akan memperlancar proses kreasi anak kelak dibidang apapun mereka berkipra. Begitu mengagumkan ekspresi anak yang ia tuangkan melalui gambar (S. S. I. Putri & Trisakti, 2019).

Anak-anak terutama usia dini dimana pun senang kepada menggambar atau membentuk dengan bahan lunak (tanah liat dan lilin), menggunting, melipat atau menyusun kertas bekas. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan bermain.

Menggambar adalah kegiatan seni rupa yang cenderung paling digemari oleh anak usia dini (Loita, 2017).

(33)

Anak yang tidak senang menggambar tergolong kepada berkelainan (anomali).

Mereka bisa menghabiskan waktu yang banyak untuk kegiatan ini. Anak menggambar berdasarkan apa yang diketahuinya bukan apa yang tampak secara visual dari suatu sudut pandang atau persfektif tertentu. Persepsi visual anak menyerupai persepsi orang-orang primitive (Putri, 2019).

B. Penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang relevan yaitu:

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Febriyanty Dwi Tita dkk (2021) dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Menggambar Anak dengan Menerapkan

Metode Outdoor Learning pada Kelompok B di RA AL MUBAROK” bahwa dengan menerapkan metode Outdoor Learning kemampuan menggambar anak pada kelompok B di RA AL Mubarok dapat meningkat.

b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ratnasari Mei Eka (2020:2) dengan judul

“Outdoor Learning terhadap Literasi Numerasi Anak Usia Dini” hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap literasi Numerasi anak melalui kegiatan Outdoor Learning.

C. Kerangka pikir

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah yaitu mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka. Selain itu, kegiatan belajarnya di alam terbuka. Selain itu, kegiatan belajar mengajar di luar kelas juga bertujuan memberikan ruang kepada mereka untuk mengembangkan inisiatif personal mereka.

(34)

Metode pembelajaran alternatif yang dapat mendukung hal tersebut salah satunya adalah dengan metode outdoor learning. Metode ini merupakan upaya untuk mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat membawa mereka mengamati lingkungan sekitar, sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dengan mengimplementasikan pembelajaran pembelajaran outdoor learning pembelajaran yang dialami oleh siswa akan lebih bermakna dan menjadi pengalaman yang tidak mudah untuk dilupakan karena siswa dapat secara mudah mengetahui hubungan antara teori dengan dunia rill melalui belajar kepada lingkungan. Hal itu dilakukan agar terciptanya sistem pendidikan yang menyenangkan dan lebih mempengaruhi mental peserta didik sehingga pembelajaran yang mereka alami melekat dan tidak mudah untuk dilupakan.

Permasalahan dalam Sekolah

Outdoor Learning

Evaluasi Outdoor Learning Pelaksanaan Outdoor

Learning Perencanaan Outdoor

Learning

Implikasi Outdoor Learning

Faktor Pendukung dan Penghambat Outdoor

Learning

(35)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah metode Outdoor Learning dapat meningkatkan Kreativitas anak kelas B di RA Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kurt Lewin (Kunandar, 2012:42). Sesuai dengan jenis

penelitian ini, maka penelitian ini memiliki tahap-tahap penelitian berupa siklus yaitu siklus I dan siklus II, Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahap, yaitu adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA NUR MITSNA IHSANI Kabupaten Takalar.

2. Subjek penelitian ini adalah 1 orang guru dan 10 siswa kelas B yang aktif dan terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari 5 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki.

C. Faktor yang diselidiki

Pada penelitian ini faktor yang akan diselidiki adalah:

1. Faktor input, yaitu melihat kreativitas dan hasil belajar siswa sebelum menerapkan metode Outdoor Learning.

2. Faktor proses yaitu mengamati kegiatan anak didik pada proses pembelajaran selama pernerapan metode Outdoor Learning. Proses yang dimaksud adalah : a. Siswa yang hadir dalam ketika proses pembelajaran

b. Siswa yang aktif ketika kerja kelompok

(37)

3. Faktor Output, yaitu memiliki output belajar anak didik yang diperoleh dalam setiap alur dan respon anak didik sehabis metode outdoor learning diterapkan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 yang dimana siklus 1 sebanyak dua pertemuan dan siklus dua terdapat dua pertemuan yang terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksaan, observasi dan refleksi yang dapat dilihat pada gambar berikut :

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

?

3.1 Gambar Prosedur Penelitian

(38)

Siklus I

Perencanaan Siklus I dilaksanakan selama 2 kali tatap muka dan dilaksanakan evaluasi dalam 4 pertemuan tersebut :

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah :

a. Membuat scenario pembelajaran berdasarkan metode Outdoor Learning setiap kali pertemuan

b. Mempelajari bahan yang akan diajarkan

c. Mempersiapkan kelas yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

d. Membuat lembar observasi kehadiran dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan pembelajaran dikelas.

e. Siapkan alat, bahan dan tempat yang akan digunakan untuk pelatihan f. Buat alat penilaian untuk memeriksa hasil belajar siswa

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP yang telah disusun 3. Observasi dan Evaluasi

a. Observasi proses belajar anak dan proses pembelajaran oleh guru

Tahap ini dilaksanakan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hal-hal yang dicatat dalam observasi yaitu:

1. Absen kehadiran anak saat setiap kali pertemuan 2. Perhatian siswa saat proses kegiatan pembelajaran 3. Interaksi antara teman dan anak

4. Kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

(39)

5. Keaktifan anak saat proses pembelajaran 6. Siswa yang masih perlu di bimbing

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Outdoor Learning untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas pada anak. Hasil dari pelaksanaan tindakan akan dievaluasi dengan memberikan tes akhir siklus.

b. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilakukan untuk meninjau kembali seluruh kegiatan yang dilakukan pada siklus I dan apa yang masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan pada siklus berikutnya :

Fase refleksi dari siklus pertama digunakan sebagai acuan untuk rencana perbaikan lebih lanjut yang dikembangkan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Secara umum kegiatan yang dilakukan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pada siklus I dan hanya dilakukan perbaikan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan pada siklus I. pelaksaan siklus II secara rinci sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I dan meperbaiki kekurangan siklus I pada siklus II

(40)

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Melaksanakan RPP yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I 3. Tahap Observasi dan Penilaian

Peneliti mengamati aktivitas pembelajaran dan menilai siswa pada akhir pelaksanaan siklus II

4. Tahap Refleksi

Peneliti mengamati aktivitas pembelajaran dan menilai siswa pada akhir pelaksanaan siklus II

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini lembar observasi (checklist) idigunakan sebagai alat penelitian untuk menilai kemampuan menggambar anak dan memungkinkan peneliti untuk focus pada penagamatan sehingga data yang diperoleh dapat dengan mudah diolah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah upaya untuk mendapatkan data yang memenuhi standard data yang telah ditentukan (M. Sari dan Asmendri, 2020).

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Observasi

Peneliti menggunakan metode observasi, pengamatan dilakukan untuk mengukur kreativitas anak dalam kaitannya dengan kelancaran menghasilkan gambar atau jumlah gambar yang dihasilkan anak dibandingkan dengangambar kelompok lain dan keaslian hasil gambar anak kelompok. Pengamatan dilakukan pada anak RA brusia 5-6 tahun di Ra Nur

(41)

Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar dengan cara mengamati dan merekam selama menggambar tanpa mengganggu kegiatan belajar anak. Observasi dilakukan oleh guru dengan bantuan rekan penulis dan guru pendamping.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode mengukur keluwesan atau kelancaran penjelasan gambar yang diambil oleh anak dan untuk mengukur. Ide dan perkembangan anak. Wawancara dilakukan sedemikian rupa sehingga guru menanyakan apa yang sedang digambar anak atau apa yang sedang dilakukan anak saat menggambar. Wawancara bertujuan untuk memperjelas keluwesan anak dalam menalar dan mengembangkan ide tentang gambar yang dibuatnya

G. Metode Analisi Data

Metode pengumpulan data yang berkaitan dengan kreativitas anak dikumpulkan melalui analisis dengan metode analisis deskriptif dan metode rata- rata untuk data yang dikumpulkan melalui setiap pengamatan berkala dan bertahap dalam penelitian. Kemudian rumus perhitungan berikut untuk mencari persentase hasil capaian kreativitas anak.

P = 𝑓/𝑁 × 100%

Keterangan:

P = Hasil pengamatan

f = Skor mentah yang diperoleh siswa N = Skor maksimum

(42)

Hasil dari data tersebut dapat di interpretasikan ke dalam empat tingkatan dalam prosedur penilaian di TK/RA, yaitu :

Tabel 3.3 Kriteria Persentase Kreativitas Anak Yoni (Fratya Puspita Devi, 2014:56)

Kriteria Persentase

BSB (Berkembang Sangat Baik) 87% − 100%

BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 73% − 86%

MB (Mulai Berkembang) 69% − 72%

BB (Belum Berkembang) 55% − 68%

H. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini kemampuan anak dinyatakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terjadi peningkatan kemampuan pada anak dari jumlah anak didik di dalam kelas pada siklus I sampai ke siklus II dengan kriteria 87% . Kemampuan anak dinyatakan meningkat apabila anak terlihat terjadi peningkatan pada tingkat perkembangan yaitu berkembang sangat baik dengan kategori perkembangan BSB dan anak mampu mencapai indikator Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreartif, Mengenal benda-benda disekitarnya dan mengenal berbagai aktivitas seni, dan Menunjukkan karya dan aktivitas dengan menggunakan berbagai macam media

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA NurMitsna Ihsani, dengan alamat Desa Massamaturu Kecamatan Polong Bangkeng Utara Kabupaten Takalar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2021/2022. Lokasi RA cukup stategis, dekat dengan jalan poros sehingga mudah dijangkau kendaraan. Lokasi RA juga langsung terlihat dari arah jalan poros karena letaknya yang tidak tersembunyi. RA Nur Mitsna Ihsani juga terletak pada perkampungan yang mana banyak terdapat anak-anak usia 5-6 tahun yang membutuhkan pendidikan sehingga banyak anak yang disekolahkan di sekolah tersebut.

Selama ini kegiatan-kegiatan pembelajaraan yang telah dilaksanakan di RA Nur Mitsna Ihsani lebih menitik beratkan pada pengembangan kognitif saja sementara pada perkembangan kreativitas dalam menggambar masih kurang optimal.

Oleh karenanya pada penelitian ini akan membahas tentang pengembangan kreativitas pada pendidikan anak usia dini, khususnya kreativitas anak dalam berkesenian, yakni kreativitas Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B dengan jumlah anak yang diteliti adalah 10 anak yang berusia 5 sampai 6 tahun yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.

(44)

b. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Hasil Tindakan Siklus I Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas Dengan Menggunakan Metode Outdoor Learning

Penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perncanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi, Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dengan rincian siklus I pada 22 dan November 24 November Berikut ini deskripsi pelaksanaan pada penelitian Siklus I :

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan kegiatan yang antara lain:

Melaksanakan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini dikonsultasikan terlebih dahulu kepada kolabolator/guru kelas yang kemudian mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah. Adupun perencanaan yang dilakukan peneliti adalah:

1) Menyusun RPPH sebagai acuan peneliti dan kolaborator dalam pelaksanaan kegiatan menggambar.

2) Mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan menggambar.

3) Menyusun lembar observasi tentang kegiatan menggambar yang berisi indikator penelitian meliputi: lancar/kelancaran dalam menguraikan goresan beragam bentuk pada kegiatan menggambar, dan asli/keaslian dalam membuat karya sebuah gambar.

4) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan yang akan berlangsung alat tersebut adalah kamera.

(45)

Selanjutnya penelitian menyusun perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan siklus I dengan memberikan tindakan mengembangkan kreativitas menggambar pada anak melalui kegiatan menggambar. Pelaksanaan Siklus 1 dilaksanakan pada 22 dan 24 November 2021 dengan tema pembelajaran yaitu Tema Lingkunganku Adapun yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menentukan tema serta sub tema pembelajaran, yang selanjutnya dituangkan ke dalam RPPH.

2. Tahap Tindakan a. Siklus 1 Pertemuan 1

Pada siklus 1 Pertemuan 1 dan 2, tindakan dilaksanakan pada senin 22 dan Rabu 24 November 2021 adapun waktu pelaksanaan kegiatan di sekolah dimulai pukul 08.00s/d 10.00 WITA, dengan tema Rekreasi, sub tema kendaranRekreasi, perserta didik yang hadir sebanyak 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Pelaksanaan ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Sebelum dilakukannya pembelajaran peneliti dan guru mendiskusikan terlebih dahulu tentang pelaksanaan, materi, peralatan, dan perlengkapan yang diperlukan dalam pembelajaran agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini adalah deskripsi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung:

1) Pembukaan

Pembukaan diawali dengan guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam, guru menanyakan apakah anak sudah sarapan, mandi, gosok gigi dan menyarankan untuk menyampohi kepala jika kotor setelah itu anak diberitahukan bahwa peneliti akan membantu guru dalam proses dan kegiatan pembelajaran, sebelum belajar anak membaca doa dengan melakukan tepuk doa, anak membaca

(46)

doa sebelum belajar, surah Al Fatihah, doa kedua orang tua, anak diajarkan mengucapkan huruf hijaiyah, menyebutkan huruf A-Z dan angka 1-20.

2) Kegiatan Inti

Memasukin kegitan inti dimulai dengan peserta didik yang ditanyai tentang pengalamannya, kendaraan apa saja yang digunakan anak ketika pergi ketenpat rekreasi, guru menulis kata Mobil pada papan selanjutnya guru memberikan buku tugas dan menyuruh anak untuk menebalkan kata Mobil didalam buku tugas selanjutnya anak dibagikan buku gambar, pensil dan krayon dan dibiarkan menggambar apa saja yang ia lihat dan ia inginkan sesuai dengan kreativitas anak.

3) Istirahat

Kegiatan istirahat anak-anak di arahkan untuk membuka bekal tapi sebelumnya membaca doa sebelum makan, anak yang tidak membawa bekal berbelanja diwarung dekat sekolah dan anak-anak makan bersama teman-temannya dan sambil guru mengingatkan untuk membuang sampah pada tempat sampah.

4) Penutup

Pada tahap ini anak kembali duduk seperti semula dan membaca doa sesudah makan dan bersiap untuk pulang, melakukan tepuk-tepuk dan bernyanyi gelang sipaku gelang, sayonara dan Syair pulang sekolah.

b. Siklus I Pertemuan 2

1) Pembukaan

Pembukaan diawali dengan guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam, guru menanyakan apakah anak sudah sarapan, mandi, gosok gigi dan menyarankan untuk menyampohi kepala jika kotor sebelum belajar anak membaca

(47)

doa dengan melakukan tepuk doa, anak membaca doa sebelum belajar, surah Al Fatihah, doa kedua orang tua, anak diajarkan menyebutkan angka 1-30, menyebutkan huruf A-Z dan menyebutkan huruf-huruf hijaiyah dituntun oleh guru

2) Kegiatan Inti

Memasukin kegitan inti dimulai dengan peserta didik yang ditanyai tentang pengalamannya naik delman dan nama panggilan untuk orang yang mengendarai delman, delman digerakkan oleh kuda, selanjutnya anak mengeja dan menuliskan kata kuda dibawah gambar kuda, selanjutnya anak diminta menggambar dari bentuk geometri lingkaran setelah itu anak mewarnai menggunakan krayon.

3) Istirahat

Kegiatan istirahat anak-anak di arahkan untuk membuka bekal tapi sebelumnya membaca doa sebelum makan, anak yang tidak membawa bekal berbelanja diwarung dekat sekolah dan anak-anak makan bersama teman-temannya dan sambil guru mengingatkan untuk membuang sampah pada tempat sampah dan mencuci tangan sebelum makan.

4) Penutup

Pada tahap ini anak kembali duduk seperti semula dan membaca doa sesudah makan, guru bertanya tentang kegiatan yang dilakukan tadi dan melakukan Tanya jawab terkait tema yang baru saja di pelajari setelah itu guru memberitahukan tentang tema yang akan dilakukan esoknya dan bersiap untuk pulang, melakukan tepuk-tepuk dan bernyanyi gelang sipaku gelang, sayonara dan Syair pulang sekolah.

(48)

3. Tahap Pengamatan (Observasi) a. Observasi Anak

Selama proses pembelajaran siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 22, dan 24 November 2021 menunjukkan peningkatan yang baik sesuai dengan yang telah direncakan. Observasi dilakukan selama pengembang kreativitas melalui kegiatan menggambar berlangsung dan mencatat pada lembar observasi. Hal-hal yang diamati disesuaikan dengan panduan observasi yang ada, berupa instrumen penelitian dengan indikator yang dinilai yaitu menggambar bebas dengan pensil, menggambar bebas dari bentuk dasar geometri, dan menggambar dengan tematik (menggambar bebas dengan berbagai media) terjadi peningkatan dari dari tahap pratindakan dalam kategori BB atau belum berkembang dengan persentase 20% meningkat menjadi 45%

b. Observasi Guru

Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Siklus 1

Pertemuan Skor

1 3.1

2 3.1

Jumlah 6.2

Rata-Rata 3.1

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan guru dari hasil observasi yang telah dilakukan berada pada kategori B atau Baik dengan skor 3.1.

4. Refleksi

(49)

Data yang diperoleh peneliti dan kolaborator digunakan sebagai pedoman untuk melakukan refleksi terhadap permasalahan yang muncul dan mencari solusi terhadap masalah yang ada. Dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas menggambar anak melalui kegiatan menggambar. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan ditemukan beberapa kendala yang perlu dicari dan dikaji jalan keluarnya. Beberapa kendala yang ada selama dilakukannya tindakan, di antaranya sebagai berikut:

1) Dalam kegiatan menggambar terdapat anak yang tidak dapat berkonsentrasi dengan penuh karena anak tersebut senang malamun.

2) Terdapat beberapa anak yang masih ragu-ragu untuk menggambar dan cenderung kurang aktif dalam menggambar

3) Terdapat beberapa anak yang enggan dan tidak mau untuk menyelesaikan hasil gambarnya.

Dari beberapa kendala yang ada peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk menemukan solusi dari kendala-kendala yang ada. Solusi dari kendala yang ada, antara lain:

1) Untuk anak yang senang melamun dan masih ragu-ragu menggambar diberikan perlakuan khusus dan diberikan pembimbingan secara individu.

2) Guru memberikan pengertian dan memberikan motivasi pada anak agar anak tidak ragu dalam menggambar. Guru juga selalu memberi dorongan pada anak ketika proses kegiatan berlangsung. Dan cara guru dalam menyampaikan kegiatan menggambar tersebut dirancang lebih menarik.

(50)

3) Anak diberikan pujian setelah anak menyelesaikan hasil gambarnya. Anak juga diberikan penghargaan berupa tanda bintang pada hasil gambarnya, anak juga di beri hadiah berupa sticker yang disematkan di dada anak.

Penelitian membandingkan data yang diperoleh pada siklus I dengan data yang diperoleh sebelum dilaksanakan penelitian tindakan. Hasil dari pengamatan dan perbandingan tersebut menunjukkan perubahan pada perkembangan kreativitas anak.

Kreativitas pada anak berkembang dengan cukup setelah dilaksanakannya tindakan pada siklus I. berdasarkan refleksi yang dilakukan, peneliti merencanakan kembali tindakan agar upaya pengembangan kreativitas menggambar anak melalui aktivitas menggambar dapat berkembang lebih optimal. Perencanaan tersebut disusun dan dilaksanakan pada siklus II.

Untuk mengetahui persentase dari hasil observasi Siklus 1 maka peneliti menggunakan rumus persentase :

Keterangan :

P = Angka Persentase

f : Jumlah Anak Mengalami Perubahan n : Jumlah Seluruh Anak

Kegiatan pembelajaran meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan Outdoor Learning Siklus I yang sesuai indikator yang telah ditentukan untuk

mengetahui perkembangan kreativitas anak dengan pencapaian belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik dapat dilihat pada tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 berikut :

(51)

Tabel 4.3

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning Pertemuan I

NO Indikator BB MB BSH BSB

1 Menggambar bebas dengan pensil

2 4 2 2

20% 40% 20% 20%

2 Menggambar bebas dari bentuk dasar geometri

2 4 3 1

20% 40% 30% 10%

3 Menggambar dengan tematik (menggambar bebas dengan berbagai

media)

1 5 4 0

10% 50% 40% 0%

Rata-Rata 17% 43% 30% 10%

Tabel 4.4

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning Pertemuan 2

NO Indikator BB MB BSH BSB

1 Menggambar bebas dengan pensil

2 3 3 2

20% 30% 30% 20%

2 Menggambar bebas dari bentuk dasar geometri

2 3 4 1

20% 30% 40% 10%

3 Menggambar dengan tematik (menggambar bebas dengan berbagai

media)

1 4 4 1

10% 40% 40% 10%

Rata-Rata 17% 33% 37% 13%

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning pada kategori berkembang dari pertemuan 1 dan 2 dapat disimpulkan pada tabel 4.4 berikut :

(52)

4.5 Tabel Perkembangan Anak Siklus I

NO Kegiatan BB MB BSH BSB

1

Pertemuan 1 17% 43% 30% 10%

2

Pertemuan 2 17% 33% 37% 13%

Rata-rata 17% 38% 33% 12%

Perkembangan

Kreativitas Anak 45% ( Mulai Berkembang )

Berdasarkan kemampuan Kreativitas Anak melalui kegiatan Outdoor Learning, dapat diketahu bahwa 17% anak berada pada kategori BB atau Belum

Berkembang, 38% anak berada pada kategori MB atau Mulai Berkembang, 33%

anak berada pada kategori BSH atau Berkembang Sesuai Harapan dan 12% anak berada pada kategori Berkembang Sangat Baik. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan perkembangan anak berada pada persentase 45% atau berada pada kategori MB atau Mulai Berkembang.

(53)

Grafik 4.1

Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas Dengan Menggunakan Metode Outdoor Learning

2. Data Hasil Tindakan Siklus II Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas Dengan Metode Outdoor Learning

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus II terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan Refleksi. siklus II dilakukan pada 29 November 2021 dan 01 Desember 2021, Berikut ini merupakan deskripsi pelaksanaan pada penelitian Siklus II yaitu :

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan pada siklus II, peneliti melakukan kegiatan antara lain melaksanakan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran pengembangan kreativitas anak melalui aktovitas menggambar bebas dengan guru

0 5 10 15 20 25 30 35 40

BB MB BSH BSB

Siklus I

(54)

kelas sekaligus kolaborator dan dikonsultasikan untuk mendapat persetujuan kepala sekolah. Pada tahap perencanaan, yang dilakukan peneliti adalah:

a. Menyusun Rencana Pembelajaran Harian (RPPH) sebagai acuan peneliti dan kolaborator dalam pelaksanaan kegiatan menggambar.

b. Mempersiapkan perlengkapan serta sarana prasarana yang akan digunakan pada kegiatan tersebut.

c. Menyusun lembar observasi tentang kegiatan menggambar yang berisi aspek- aspek penilaian meliputi, kelancaran dalam menuangkan ide-idenya pada kegiatan menggambar, kerincian anak dalam menguraikan beragam bentuk pada kegiatan menggambar, dan keaslian dalam membuat karya sebuah gambar.

d. Menyiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan yang akan berlangsung.

Misalnya kamera.

Pada tahap perencanaan pelaksanaan siklis II yaitu pelaksanaan perbaikan terhadap beberapa masalah yang ada pada saat pelaksanaan siklus I, dilakukan perbaikan dengan cara:

a) Guru memberikan perlakuan khusus dan diberikan pembimbingan secara individu bagi anak yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menggambar. Sebagai contoh bagi anak uang mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dibimbing secara individu.

b) Guru memberikan pengertian dan memberikan motivasi pada anak agar anak tidak ragu dalam menggambar. Guru juga senantiasa memberi dorongan pada anak kegiatan proses kegiatan berlangsung. Pada masalah ini peneliti memberikan kegiatan ini dengan menarik.

(55)

c) Anak diberikan pujian setelah anak menyelesaikan hasil gambarnya. Anak juga diberikan penghargaan berupa tanda bintang pada hasil gambarnya, anak juga diberi hadiah berupa sticker yang disematkan di dada anak.

Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. seperti pada siklus I, siklus II juga dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari observasi dan refleksi pada siklus I, penelitian dan kolaborasi berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan waktu 60 menit dalam setiap kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 29 November 2021 dan 01 Desember 2021. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan metode yang dilakukan dalam pembelajaran kelompok dengan metode pembelajaran Outdoor Learning.

2. Tahap Tindakan a. Siklus 2 Pertemuan 1

Pada siklus 2 Pertemuan 1 dan 2, tindakan dilaksanakan pada senin 01 November 2021 dan Rabu 01 Desember 2021 adapun waktu pelaksanaan kegiatan di sekolah dimulai pukul 08.00s/d 10.00 WITA, dengan tema Rekreasi, sub tema Peralatan Rekreasi, perserta didik yang hadir sebanyak 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Pelaksanaan ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru.

Sebelum dilakukannya pembelajaran peneliti dan guru mendiskusikan terlebih dahulu tentang pelaksanaan, materi, peralatan, dan perlengkapan yang diperlukan

(56)

dalam pembelajaran agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini adalah deskripsi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung:

1) Pembukaan

Pembukaan diawali dengan guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam, guru menanyakan apakah anak sudah sarapan, mandi, gosok gigi dan menyarankan untuk menyampohi kepala jika kotor setelah itu anak diberitahukan bahwa peneliti akan membantu guru dalam proses dan kegiatan pembelajaran, sebelum belajar anak membaca doa dengan melakukan tepuk doa, anak membaca doa sebelum belajar, surah Al Fatihah, doa kedua orang tua, anak diajarkan mengucapkan huruf hijaiyah, menyebutkan huruf A-Z dan angka 1-30.

2) Kegiatan Inti

Memasukin kegitan inti dimulai dengan peserta didik yang ditanyai tentang apa saja yang dibawa ketika pergi rekreasi, selanjutnya guru menunjukkan gambar- gambar peralatan apa saja yang digunakan ketika berekreasi, anak menyebutkan tas dan menyebutkan kegunaan tas, selanjutnya anak di ajarkan untuk menyambung garis pada gambar tas yang garisnya terputus-putus, selanjutnya guru menyuruh anak menggambar bebas dengan menggunakan pensil dan dasar bentuk geometri dan angka.

3) Istirahat

Kegiatan istirahat anak-anak di arahkan untuk membuka bekal tapi sebelumnya membaca doa sebelum makan, anak yang tidak membawa bekal berbelanja diwarung dekat sekolah dan anak-anak makan bersama teman-temannya dan sambil guru mengingatkan untuk membuang sampah pada tempat sampah.

(57)

4) Penutup

Pada tahap ini anak kembali duduk seperti semula dan membaca doa sesudah makan dan bersiap untuk pulang, melakukan tepuk-tepuk dan bernyanyi gelang sipaku gelang, sayonara dan Syair pulang sekolah.

b. Siklus 2 Pertemuan 2

1) Pembukaan

Pembukaan diawali dengan guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam, guru menanyakan apakah anak sudah sarapan, mandi, gosok gigi dan menyarankan untuk menyampohi kepala jika kotor setelah itu anak diberitahukan bahwa peneliti akan membantu guru dalam proses dan kegiatan pembelajaran, sebelum belajar anak membaca doa dengan melakukan tepuk doa, anak membaca doa sebelum belajar, surah Al Fatihah, doa kedua orang tua, anak diajarkan mengucapkan huruf hijaiyah, menyebutkan huruf A-Z dan angka 1-50.

2) Kegiatan Inti

Memasukin kegitan inti dimulai dengan peserta didik yang ditanyai tentang apa saja yang dibawa ketika pergi rekreasi, selanjutnya guru menunjukkan gambar- gambar peralatan apa saja yang digunakan ketika berekreasi, anak menyebutkan topi dan menyebutkan kegunaan topi, selanjutnya anak di ajarkan untuk menyambung angka dengan banyaknya topi pada gambar kemudian anak diarahkan untuk menggambar bebas sesuai dengan kreativitasnya.

3) Istirahat

(58)

Kegiatan istirahat anak-anak di arahkan untuk membuka bekal tapi sebelumnya membaca doa sebelum makan, anak yang tidak membawa bekal berbelanja diwarung dekat sekolah dan anak-anak makan bersama teman-temannya dan sambil guru mengingatkan untuk membuang sampah pada tempat sampah.

4) Penutup

Pada tahap ini anak kembali duduk seperti semula dan membaca doa sesudah makan dan bersiap untuk pulang, melakukan tepuk-tepuk dan bernyanyi gelang sipaku gelang, sayonara dan Syair pulang sekolah.

3. Tahap Pengamatan (Observasi) c. Observasi Anak

Selama kegiatan menggambar berlangsung peneliti bersama kolaborator melakukan pengamatan dan pencatatan pada perkembangan anak yang telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam siklus II menunjukkan peningkatan hasil yang sangat baik. Sesuai dengan harapan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan, yakni kreativitas menggambar anak dapat berkembang dengan baik melalui kegiatan menggambar bebas dengan metode Outdoor Learning.

d. Observasi Guru

Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru

Pertemuan Skor

1 3.3

2 3.8

Jumlah 7.1

Rata-Rata 3.5

(59)

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan guru dari hasil observasi yang telah dilakukan berada pada kategori A atau Sangat Baik 3.5.

4. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator atau guru kelas pada akhir tindakan siklus II. Dalam refleksi ini membahas tentang pembelajaran yang telah dilakukan selama penelitian. Anak terlihat lebih antusias mengitu pembelajaran pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru melibatkan anak pada aktivitas menggambar, memberikan motivasi seta penghargaan dari hasil karya gambar yang telah anak buat sehingga tidak langsung aktivitas menggambar tersebut dapat meningkatkan kreativitas menggambar pada anak siklus II. Pemberian stimulasi yang tepat melalui gambar-gambar yang diunduh melalui internet serta kemenarikan guru dalam dalam menyampaikan, serta didukung oleh media-media dan fasilitas anak dalam menggambar, mengakibatkan kreativitas menggambar pada anak meningkat. Krativitas menggambar pada anak telah masuk dalam kriteria baik.

Oleh karenanya penelitian tindakan kelas ini dihentikan pada siklus II. Kreativitas menggambar pada siswa RA NurMitsna Ihsani telah meningkat dan memenuhi kriteria indikator keberhasilan penelitian yakni 87% dari 10 jumlah anak telah mencapai indikator kreativitas menggambar.

Untuk mengetahui persentase dari hasil observasi Siklus II maka peneliti menggunakan rumus persentase :

Keterangan :

P = Angka Persentase

(60)

f : Jumlah Anak Mengalami Perubahan n : Jumlah Seluruh Anak

Kegiatan pembelajaran meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan Outdoor Learning Siklus II yang sesuai indikator yang telah ditentukan untuk

mengetahui perkembangan kreativitas anak dengan pencapaian belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik dapat dilihat pada tabel 4.7, 4.8, dan 4.9 berikut :

Tabel 4.7 Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning Pertemuan I

NO Indikator BB MB BSH BSB

1 Menggambar bebas dengan pensil

0 1 4 5

0% 10% 40% 50%

2 Menggambar bebas dari bentuk dasar geometri

0 2 2 6

0% 20% 20% 60%

3 Menggambar dengan tematik (menggambar bebas dengan berbagai

media)

0 1 5 4

0% 10% 50% 40%

Rata-Rata 0% 13%% 37% 50%

Tabel 4.8

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning Pertemuan II

NO Indikator BB MB BSH BSB

1 Menggambar bebas dengan pensil

0 1 3 6

0% 10% 30% 60%

2 Menggambar bebas dari bentuk dasar geometri

0 2 2 6

0% 20% 20% 60%

3 Menggambar dengan tematik (menggambar bebas dengan berbagai

media)

0 1 4 5

0% 10% 40% 50%

Rata-Rata 0% 13% 30% 57%

(61)

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning pada kategori berkembang dari pertemuan 1 dan 2 dapat disimpulkan pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Metode Outdoor Learning Siklus II

NO Kegiatan BB MB BSH BSB

1

Pertemuan 1 0% 13%% 37% 50%

2

Pertemuan 2 0% 13% 30% 57%

Rata-rata 0% 13% 33,5% 53,5%

Perkembangan

Kreativitas Anak 87% (Berkembang Sangat Baik)

Berdasarkan kemampuan Kreativitas Anak melalui kegiatan Outdoor Learning, dapat diketahu bahwa 0% anak berada pada kategori BB atau Belum

Berkembang, 13% anak berada pada kategori MB atau Mulai Berkembang, 33,5%

anak berada pada kategori BSH atau Berkembang Sesuai Harapan dan 53,5% anak berada pada kategori Berkembang Sangat Baik. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan perkembangan anak berada pada persentase 87% atau berada pada kategori BSB atau Berkembang Sangat Baik.

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus II didapatkan peningkatan kreativitas anak berkembang dengan sesuai harapan dan berkembang sangat baik dengan persentase rata-rata meningkat menjadi 87% Deksripsi indikator dapat digambar dengan grafik sebagai berikut :

(62)

Grafik 4.2

Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas Dengan Menggunakan Metode Outdoor Learning

B. Pembahasan

Subjek dalam penelitian ini adalah Kelompok B di TK Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar dengan jumlah 10 anak dengan 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dilakukannya penelitian tindakan kelas didasarkan pada hasil observasi awal bahwa kreativitas anak belum berkembang secara optimal. Kemudian setelah dilakukannya observasi, evaluasi, dan diskusi pada dua siklus.

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat dikatakan meningkat dalam kreativitas menggambar anak yang sudah memenuhi harapan bagi peneliti jika kita bandingkan dengan pembelajaran sebelum dilakukan penelitian tindakan. Hasil pelaksanaan pembelajaran dan hasil refleksi yang dilakukan selama pembelajaran Siklus I dan Siklus II, penerapan pembelajaran pengembangan kreativitas menggambar melalui aktivitas menggambar bebas secara Outdoor Learning memberikan imbas baik terhadap peningkatan kreativitas menggambar anak pada

0 10 20 30 40 50 60

BB MB BSH BSB

(63)

kelompok B di TK Nur Mitsna Ihsani Kabupaten Takalar. Hal ini diperoleh dari data yang menunjukkan peningkatan selama dilakukannya proses tindakan pada kegiatan pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Diah Sukrisnawati dan Syamsuri Jaya (1993:38) yang menyatakan bahwa bila kegiatan seni rupa termasuk menggambar digunakan dengan baik-baiknya, sangat bermanfaat untuk mempermudah dan mempercepat anak dalam menyerap bahan pelajaran, memfokuskan perhatian mereka terhadap pengajaran, dan lebih dari itu adalah dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Setelah beberapa hari diadakannya dan diberikannya aktivitas menggambar ini, anak-anak menjadi lebih aktif, senang dengan kegiatan yang berhubungan dengan kreativitas, dan anak-anak lebih percaya diri dalam mengungkapkan ekspresi serta ide-ide atau gagasannya ke dalam sebuah gambar yang anak buat.

Hal ini sejalan dengan pendapat Anik Pamilu (2007: 69) yang menyatakan bahwa aktivitas menggambar merupakan sarana yang tepat dan sesuai untuk anak usia Taman Kanak-kanak dalam rangka mengaktualisasikan, mengekspresikan diri dan membantu anak untuk mengembangkan dan meningkatkan imajinasi dan kreativitasnya melalui kegiatan mengeksplorasi warna, tekstur, dan bentuk dengan media menggambar yang dituangkan sesuka hatinya, bebas, spontan, kreatif, unik, dan bersifat individual.

Penelitian ini sejalan juga dengan pandangan dari teori belajar.

menurut menurut pandangan teori Behavioristik (Budiningsih, 2008: 20) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi stimulus dan respon.

Mengandung makna bahwa belajar atau latihan merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Dalam hal ini, dari berbagai stimulasi-stimulasi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru/kolaborator dari aktivitas menggambar yang telah dilakukan, serta motivasi, penghargaan, pujian pada anak berhasil merubah hasil belajar anak menjadi jauh lebih baik yang mana pada awalnya anak tidak tertarik dengan kegiatan menggambar dan anak cenderung

Gambar

Tabel 3.3 Kriteria Persentase Kreativitas Anak Yoni (Fratya  Puspita Devi, 2014:56)
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Siklus 1
Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru
Tabel 4.7 Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak  Metode Outdoor Learning Pertemuan I

Referensi

Dokumen terkait

Baterai Zn-Ag 2 O dapat digunakan sebagai sumber energi listrik pada arloji yang dibuat berdasarkan reaksi-reaksi setengah sel berikut.. Copperas merupakan mineral

Berdasarkan riwayat kontak, gejala klinis dan foto Rontgen toraks, ternyata limfadenitis tuberkulosis yang didiagnosis berdasarkan FNAB pada pembesaran kelenjar limfe, tidak

15 Keahlian dan pengalaman merupakan dua kualifikasi yang selalu diperhatikan dalam proses pemilihan pegawai, umumnya perusahaan-perusahaan lebih condong memilih tenaga

Untuk semua ukuran butir lapisan paling atas limbah uranium yang terserap lebih besar dibanding lapisan di bawahnya, semakin tinggi limbah uranium yang terserap semakin tinggi

Terkait dengan masalah tentang tugas dan kewajiban guru untuk mengembangkan profesionalisme dalam proses pembelajaran sesusai Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk

% efektivitas analgetik berguna untuk mengetahui keefektifan ekstrak kulit batang dan ekstrak daun turi merah dalam dosis 1,5g/20gBB yang diduga dapat bermanfaat

Dari tabel komunitas inilah dapat dicari pengguna dari sistem knowldege management yang ditemukan berdasarkan karakteristik Community of practices yang telah