• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBEDAAN WARNA UMPAN BUATAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PERBEDAAN WARNA UMPAN BUATAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBEDAAN WARNA UMPAN BUATAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR (VERTICAL LINE)

DI PERAIRAN KABUPATEN MOROWALI

SKRIPSI

LM.Soekma Prianantha L231 06 003

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN

PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

(2)

PENGARUH PERBEDAAN WARNA UMPAN BUATAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR (VERTICAL LINE)

DI PERAIRAN KABUPATEN MOROWALI

S K R I P S I

Oleh

LM. Soekma Prianantha L231 06 003

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN

PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

(3)

Judul Skripsi : Pengaruh perbedaan warna umpan buatan terhadap hasil tangkapan pada alat tangkap pancing ulur (Vertical line) di perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka

Nama Mahasiswa : LM. Soekma Prianantha Nomor Stambuk : L231 06 003

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Skripsi telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Prof. Dr.Ir. Sudirman, MP Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc NIP. 19641212 198903 1004 NIP.1960070 119860 1001

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Ketua Program Studi,

Prof.Dr.Ir.Jamaluddin Jompa, M.Sc Dr. Ir. Aisjah Farhum, M. Sc NIP.196703081990031001 NIP. 1970102 9199503 1001

Tanggal Lulus: ... 2013

(4)

ABSTRAK

LM.Soekma Prianantha, Pengaruh perbedaan warna umpan buatan terhadap hasil tangkapan pada alat tangkap pancing ulur (Vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka Dibawah bimbingan Sudirman sebagai pembimbing utama dan Najamuddin, sebagaii pembimbing anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah hasil tangkapan pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan buatan dengan warna yang di gunakan adalah merah, hijau dan biru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan terdiri dari 3 spesies ikan yang tergolong ikan ekonomis penting dan spesies ikan yang banyak dan paling sering tertangkap adalah ikan kwe yaitu masing-masing 289 ekor atau 129,2 kg dengan menggunakan umpan berwarna Merah, 183 ekor atau 85,1 kg untuk umpan berwarna Biru dan 198 ekor atau 138,2 kg untuk umpan berwarna Hijau.

Sedangkan jenis ikan yang sedikit tertangkap adalah ikan Pisang-pisang yaitu masing-masing 257 ekor atau 21,5 kg untuk umpan berwarna Merah, 179 ekor atau 18,4 kg untuk umpan berwarna Biru dan 198 ekor atau 30,6 kg untuk umpan berwarna Hijau. Umpan berwarna merah mempunyai hasil tangkapan lebih tinggi di bandingkan umpan warna Hijau dan Biru sebab warna merah mempunyai daya tarik yang baik dibandingkan dua warna lainnya. Dalam hal ini umpan merah lebih efektif di gunakan dibandingkan umpan yang berwarna kuning dan hijau.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 April 1988 di Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Ayah bernama LM.Hasim Spd dan ibu Andi Husnah Sos dan merupakan anak Pertama dari Tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Bau-Bau Tahun 2000, SMP Negeri 2 Bau-Bau Tahun 2003 dan sekolah Menengah atas di SMA Negeri 1 Bau-Bau tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis berhasil diterima di Universitas Hasanuddin melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Ilmu Kelautan pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP).

Selama menjalani studi sebagai mahasiswa penulis aktif organisasi kemahasiswaan sebagai penggurus fisheries diving club Universitas Hasanuddin.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Perbedaan Warna Umpan Buatan Terhadap Hasil Tangkapan Pada Alat Tangkap Pancing Ulur (Vertical Line) di Perairan Kab Morowali Sulawesi Tengah „‟ yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda “LM Hasim Spd dan ibunda Andi Husnah Sos ” atas cinta dan kasih sayang yang dicurahkan serta segala pengorbanannya dan iringan doa yang tak henti diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dapat menyelesaikan tugas akhir ini serta saudara saya, Andi Popi Hamdana dan LM Satria Wirakusuma terima kasih atas doa, dukungan moril maupun material dan motivasi yang senantiasa diberikan selama menjalani kuliah hingga penyelesaian tugas akhir ini.

(7)

Terlepas dari keterbatasan sebagai mahkluk yang lemah penulis mengemukakan bahwa penyelesain tugas akhir ini tidak mungkin tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Sudirman,MP, M.Sc selaku pembimbing utama yang telah memberikan dukungan dan sumbangan fikiran yang sangat berharga bagi penulis.

2. Bapak Prof.Dr.Ir.H.Najamuddin selaku pembimbing Anggota yang telah memberikan dukungan dan sumbangan fikiran yang sangat berharga bagi penulis.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, M.P. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

4. Ibu Dr.Ir.St.Aisyah Fachrum M.Si selaku Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

5. Seluruh staf dan pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan khususnya para dosen Program Studi Pemanfaan Sumberdaya Perikanan.

6. Seluruh teman-teman PSP-UH 06 yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya.

7. Ahriani S.Kep yang selalu memberikan semangat dan bantuannya kepada saya.

(8)

8. Teman seperjuangan dilokasi penelitian khususnya Kasmuddin, yang selalu bersama baik suka maupun duka dan Ahmad Edhen Ishal dalam penyusunan laporan menjelang ujian hasil dan ujian skripsi.

9. Semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya mulai dari awal sampai akhir baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif demi penyempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam hal pengelolaan dan pelestarian sumberdaya perikanan.

Penulis

L.M. Soekma. Prianantha

(9)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Kegunaan……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pancing Ulur ... 5

B. Deskripsi Alat Tangkap ... 6

C. Umpan ... 7

D. Mata Pancing... 9

E. Kapal ... 11

BAB III METODE PENELITIAN A. . Waktu dan Tempat ... 13

B. Alat dan Bahan ... 14

C. Materi Kegiatan Penelitian ... 14

(10)

D. Metode Penelitian ... 14

E. Parameter Pengamatan ... 16

F. Analisis Data... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. . Deskripsi Alat Tangkap ... 17

1. Penggulung Tali Pancing ... 18

2. Tali Pancing ... 19

3. Mata Pancing ... 20

4. Umpan buatan ... 21

5. Kili-kili ... 22

6. Pemberat... 22

B. Alat Bantu Pengoperasian ... 23

1. Perahu penangkapan ... 23

2. Tenaga Kerja……….. 24

3. GPS……… ... 25

C. Daerah Operasi Dan Waktu Penangkapan ... 26

D. Pengoperasian Alat Tangkap ... 26

E. Jenis Hasil Tangkapan……… ... 28

F. Jumlah Dan Berat Hasil Tangkapan………. ... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Kontruksi pancing ulur (vertcal line) beserta bagian-bagiannya . 6 2. Jenis dan ukuran mata pancing (hook) ... 9 3. Bagian-bagian mata pancing (hook) ... 10 4. Peta lokas penelitian ... 13 5. Sketsa penelitian dengan warna umpan yang

berbeda... 15

6. Deskripsi alat tangkap pancing ulur (vertical line) di Perairan

Kabupaten Morowali kepulauan salabangka ... 18 7. Penggulung tali pada alat tangkap pancing ulur (vertical line)

di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka ... 19 8. Sketsa Tali Pancing Ulur (vertical line) Kabupaten Morowali

Kepulauan Salabangka... 20 9. Mata Pancing yang di gunakan pada alat tangkap pancing ulur

(Vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan

Salabangka ... 21 10. Umpan Buatan yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur

(vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan

Salabangka . ... 21 11. Kili-kili (Swivel) yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur

(vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan

Salabangka . ... 22 12. Pemberat yang di gunakan pada alat tangkap pancing ulur

(vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali

Kepulauan Salabangka ... 23 13. Perahu Penangkap yang digunakan selama Penelitian ... 24

(12)

14. GPS Penentu Titik Lokasi fishing ground Penelitian ... 25 15. Proses setting dan hauling alat tangkap pancing ulur

(vertical line) di perairan Kabupaten Morowali………. 27 16. Hubungan antara jumlah dan berat hasil tangkapan untuk

tiap jenis ikan dengan alat tangkap pancing ulur (vertica line)... 29

17. Hubungan antar warna umpan dan jenis hasil tangkapan

(Ekor) perekor ikan ... 31 18. Hubungan antara warna umpan dan jenis hasil tangkapan

(kg) perekor ikan………... 31 19. Hubungan antara warna umpan dan total hasil tangkapan

(kg)……… 32 20. Hubungan antara warna umpan dan total hasil tangkapan

(ekor)……… 33 21. Hubungan antara jumlah hasil tangkapan (ekor) dan jenis

ikan yang tertangkap setiap trip……….. 34 22. Diagram persentasi rata-rata hasil tangkapan (Kg) pertrip

Berdasarkan warna umpan……… 36 23. Diagram persentasi rata-rata hasil tangkapan (ekor) pertrip

berdasarkan warna umpan ... 36

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Jenis-jenis ikan tangkapan dengan pancing ulur

(vertical line)………. 28

Tabel.2 Jumlah dan Berat Hasil Tangkapan Untuk tiap Jenis Ikan Dengan alat Tangkap Pancing Ulur (Vertical Line)……. 28

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Lampiran 1. Tabel Jumlah Hasil Tangkapan Dengan Penggunaan

Umpan Yang Berbeda Warna Selama Penelitian.

Lampiran 2. Tabel jumlah (ekor) dan komposisi ikan yang tertangkap setiap Trip dengan pancing ulur (vertical line) selama penelitian

Lampiran 3. Jumlah dan Berat Hasil Tangkapan Pancing Ulur

(Vertical Line) Untuk tiap trip berdasarkan perbedaan warna umpan

Lampiran 4. Tabel uji normalitas hasil tangkapan (Kg) dengan alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan warna kuning

Lampiran 5. Tabel uji normalitas hasil tangkapan (Kg) dengan alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan warna hijau

Lampiran 6. Tabel uji normalitas hasil tangkapan (Kg) dengan alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan warna biru

Lampiran 7. Tabel uji normalitas hasil tangkapan (Kg) dengan alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan warna merah

Lampiran 8. Tabel uji normalitas jumlah (ekor) dengan alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan

(15)

Lampiran 9. Tabel uji normalitas jumlah (ekor) dengan alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang menggunakan umpan Warna biru

Lampiran 10. Uji t-student jumlah berat hasil tangkapan antara

pancing ulur yang menggunakan umpan warna Merah dengan umpan warna hijau

Lampiran 11. Uji t-student jumlah berat hasil tangkapan antara

pancing ulur yang menggunakan umpan warna Merah dengan umpan warna Biru

Lampiran 12. Uji t-student jumlah berat hasil tangkapan antara pancing ulur yang menggunakan umpan warna hijau dengan umpan warna Biru

Lampiran 13. Uji t-student jumlah berat hasil tangkapan antara

pancing ulur yang menggunakan umpan warna Merah dengan umpan warna Hijau

Lampiran 14. Uji t-student jumlah berat hasil tangkapan antara pancing ulur yang menggunakan umpan warna merah dengan umpan warna Biru

Lampiran 15. Uji t-student jumlah berat hasil tangkapan antara

pancing ulur yang menggunakan umpan warna merah dengan umpan warna Biru

Lampiran 16. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Morowali adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Bungku, Kabupaten ini memiliki luas wilayah 14.489,62 km² dan berpenduduk sebanyak 179.649 jiwa (2009). Adapun luas Lautannya adalah 29.962,88 km2 atau sekitar 22,776% dari luas Sulawesi Tengah (68.33,00 Km2 ). Panjang garis pantai Kabupaten Morowali mencapai 804,7 Km . Diantara 14 kecamatan yang ada di kabupaten Morowali hanya tiga kecamatan yang tidak memiliki garis pantai (bukan termsuk wilayah pesisir). Sehingga hampir 80% wilayah Morowali berpotensi untuk perikanan,khususnya perikanan tangkap itu sendiri (DKP Morowali 2010).

Potensi dan produksi sumberdaya perikanan Morowali bertumpuh pada perairan Teluk Tolo. Ditahun 2009 jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Morowali mencapai 52.936,48 ton dengan nilai produksi perikanan tangkap 278,371 juta rupiah (BPS, 2010). LPPL tahun 2007 perikanan tangkap Kabupaten Morowali belum sepenuhnya diperhatiakan, ketersediaan sumberdaya perikanan yang cenderung konstan. Dengan demikian, jumlah produksi perikanan Kabupaten Morowali baru mencapai 11,34% dari potensi yang ada dan masih tersedia sekitar 88.66% yang belum termanfaatkan.

(17)

Selain produksi perikanan tangkap, Produksi perikanan budidaya juga memiliki potensi yang sangat tinggi, bahkan Kabupaten Morowali menepati urutan kedua setelah banggai kepulauan (278.324,70 ton) sebagai penghasil produksi budidaya terbesar sesulawesi tengah ditahun 2007.jumlah produksi budidaya Kabupaten Morowali mencapai 221.643,80 ton dengan rincian 3.703,10 ton tambak (Brackish water pond), budidaya laut (marine culture) 216.960,00 ton kolam (fresh Water pond) 890,20 ton dan jaring apung dan sawah (Floating cage net and paddy field) sebesar 90,50 ton, dengan nilai produksi perikanan budidaya kabupaten morowali sebesar 557.649 Juta rupiah (Potensi Kab.Morowali, 2007).

Adapun jenis-jenis alat tangkap yang umumnya di gunakan masyarakat nelayan Morowali untuk menangakap ikan yaitu Payang, Bagan rambo, pole and line serta alat tangkap hand line ( pancing tangan), dimana di perairan Morowali lebih dikenal dengan sebutan pancing kokabi, merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang di sekitar perairan Morowali letaknya yaitu wilayah Bungku Tengah, Kepulauan Salabangka.

Berbagai penelitian tentang pancing telah di lakukan diantaranya yaitu, efek warna umpan pada proses tersangkut ikan pada pancing rawai, Menurut Hsieh, 2001 dari hasil yang di peroleh dalam penelitian ini yaitu urutan pemasangan dari berbagai warna memikat yaitu merah, hitam, kuning, hijau, orange, putih, biru dan

(18)

transparan. Umpan transparan, ungu dan biru memiliki tingkat mengaitkan terkecil dan menunjukkan uji perbedaan yang signifikan dari umpan berwarna lainnya, seperti merah, hitam,kuning, hijau, orange, dan putih. Selain itu dari sembilan warna umpan berbeda, abu-abu yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Hsieh, 2001).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka kajian ini di anggap penting untuk mengetahui perbandingan hasil tangkapan pancing ulur (vertcal line) yang menggunakan umpan buatan dengan warna berbeda di perairan Kepulauan Salabangka.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu belum ada penelitian tentang pengaruh perbedaan warna umpan buatan terhadap hasil tangkapan alat tangkap pancing ulur (vertcal line) secara spesifik di Kabupaten Morowali. Maka dengan demikian perlu dilakukan penelitian lanjutan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh perubahan “Warna Umpan Buatan (Sifound) Terhadap Hasil Tangkapan Pada Alat Tangkap Pancing Ulur (Vertical Line) di Perairan Kabupaten Morowali”

(19)

C. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil tangkapan ikan yang tertangkap oleh alat tangkap (vertical line), berdasarkan perbedaan warna umpan sifound / bulu Sutra (Merah, Biru dan Hijau ) pada alat tangkap (vertical line).

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu untuk menambah informasi kepada nelayan Morowali dalam menentukan warna umpan yang efektif dalam penangkapan ikan pada alat tangkap (vertical line).

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pancing Ulur (Vertical line)

Jenis-jenis teknik penangkapan ikan yang menggunakan pancing biasa di sebut dengan line fishing. Istilah lain biasa juga disebut dengan hook and line atau angling yaitu alat penangkap ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing. Semua alat tangkap tersebut dalam teknik penangkapannya menggunakan pancing. Umumnya pada mata pancingnya dipasang umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan yang berfungsi untuk menarik perhatian ikan (Sudirman dan Mallawa, 2004).

Pancing merupakan alat tangkap yang sangat sederhana.

Alat ini hanya terdiri dari pancing, tali pancing, pemberat, dan umpan.

Operasional alat ini sangat sederhana karena bisa dilakukan dengan seorang pemancing. Jumlah mata pancing bisa satu buah, bias juga lebih, bias menggunakan umpan asli dan buatan (palsu) (Sudirman dan Mallawa, 2004).

Prinsip penangkapan pancing sangat sederhana yakni hanya meletakkan umpan pada mata pancing, lalu pancing diberi tali.

Setelah umpan di makan ikan maka mata pancing juga akan termakan oleh ikan dan dengan tali, pemancing menarik ikan ke atas kapal atau ke darat (Ayodhyoa, 1981).

(21)

Ukuran pancing dan besarnya tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan, sehingga struktur pancing juga akan berbeda dan variasi alat pancing ini banyak sekali.

Sehubungan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara yang akan dilakukan akan berbeda pula (Sudirman dan Mallawa, 2004).

B. Deskripsi Alat Tangkap

Pancing ulur (vertcal line) adalah alat penangkap ikan yang terdiri atas seutas tali panjang, mata pancing dan umpan. Pancing dioperasikan diatas perahu motor atau kapal yang sedang berlabuh.

Umpan yang dipakai adalah umpan buatan (Ayodhya, 1981)

Gambar 1. Kontruksi pancing ulur (vertcal line) beserta bagian- bagiannya (Dinas Kelautan dan Perikanan Morowali, 2004).

(22)

Keterangan :

A. Penggulung tali yang terbuat dari plastik B. Tali utama pancing terbuat dari monofilamen C. Besi agar tali tidak terbelit

D. Jarak tali dari pemberat yaitu 2 meter E. Tali mata pancing

F. Mata pancing/ kail G. Pemberat dari timah

Pemasangan bagian-bagian pancing dimulai dengan memasukkan umpan ke tali pancing. Setelah itu mata pancing diikatkan ke tali pancing sehinngga lengkaplah satu unit pancing ulur (vertcal line) yang dioprasikan.

C. Umpan

Salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam usaha penangkapan adalah masalah umpan termasuk jenis umpan dan cara pemasangannya (Sadhori, 1985).

Penggunaan umpan dalam penangkapan ikan adalah untuk memikat ikan atau hewan lainnya sebagai mangsanya. Menarik perhatian ikan dengan umpan dapat dianggap sebagai salah satu cara yang digunakan dalam penangkapan ikan. Umpan merangsang penglihatan, indera penciuman, dan rasa pada ikan terutama dari gerakan, bentuk, aroma dan warna umpan (refleksi cahaya) (Brandt, 1984).

(23)

Umpan seringkali didasarkan pada sumber makanan yang tersedia pada hewan target. Hal ini dapat item mangsa kelimpahan tertinggi dalam suatu wilayah dan dapat bervariasi (Hamilton, 2004)

Umpan merupakan faktor yang sangat penting di dalam usaha penangkapan ikan menggunakan alat tangkap pancing ulur (vertcal line), sebab umpanlah satu-satunya alat perangsang agar ikan dapat mencapai mata pancing (Ayodhyoa, 1981).

Umumnya ikan mendeteksi adanya umpan melalui reseptor yang dimilikinya dan hal ini bergantung pada jenis reseptor tertentu yang mendominasi pada jenis ikan tersebut. Oleh karena itu, memilih umpan disesuaikan dengan kesukaan makan ikan sasaran, dengan mempertimbangkan kemampuan ikan mendeteksi makanan (Gunarso, 1998).

Menurut Juwito (2009) umpan dapat dibagi dalam 2 kategori besar, yaitu umpan alami dan umpan tiruan di antaranya yaitu; Umpan alami (bait) adalah umpan yang sama atau secara kimiawi mirip dengan makanan ikan tersebut di habitat aslinya. Umpan alami dapat berupa cacing, udang, ikan, cumi, pelet, umpan esence dan sebagainya. Sedangkan umpan tiruan (lure) adalah umpan khusus untuk ikan-ikan predator baik air tawar maupun air laut yang dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk dan gerakannya menyerupai makanan alami ikan tersebut di habitat aslinya.

(24)

Wibowo (2009) mengatakan umpan adalah salah satu faktor penting dalam memancing system trolling. Umpan yang baik adalah umpan yang berwarna terang, mengkilat dan kuat. Umumnya umpan yang digunakan untuk trolling adalah umpan buatan yang terbuat dari logam yang mengkilat, atau metal dibentuk menyerupai ikan supaya bisa mengecoh ikan yang menyambarnya. Bentuk ikan yang terbuat dari metal akan memantulkan sinar matahari dan akan menarik ikan sehingga mau mengejar umpan yang terus bergerak.

D. Mata pancing

Gambar 2. Jenis dan ukuran mata pancing (hook) mulai dari nomor 1 sampai nomor 20 (Larson, 2007).

(25)

Gambar 3. Bagian-bagian mata pancing (hook) (Larson, 2007) Pancing terdiri dari atas dua komponen, yaitu (line) dan mata pancing (hook). Mata pancing biasanya dibuat dari kawat baja, kuningan atau bahan lain yang anti karat. Umumnya ujung mata pancing tersebut berkait balik, namun ada juga yang dibuat tanpa kait balik. Jumlah mata pancing yang terdapat pada setiap perangkap pancing bisa tunggal atau ganda, tergantung jenis pancingnya. Ukuran mata pancing umumnya bervariasi dan disesuaikan dengan ukuran ikan sasaran (Subani dan Barus, 1989).

Menurut Ayodhyoa (1981), prinsip penggunaan pancing adalah dengan meletakkan umpan pada mata pancing, lalu pancing di beri tali.

Setelah umpan dimakan ikan, maka mata pancing akan ikut termakan juga, dan dengan menggunakan tali, nelayan menarik ikan itu ke perahu.

Menurut Ayodhyoa (1981), yang harus diperhatikan agar hasil tangkapan maksimum adalah :

(26)

1) Ukuran dan tipe mata pancing, serta cara dan waktu pengoprasian agar produktivitas tinggi

2) Tipe atau bentuk mata pancing harus sesuai dengan tipe dasar perairan

3) Ukuran mata pancing harus sesuai dengan spesies sasaran E. Kapal

Pengoprasian pancing ulur (vertcal line) memerlukan perahu atau kapal yang selalu berlabuh di daerah fishing ground. Ukuran perahu/kapal yang dipakai berkisar antara 0,5-10 GT. Untuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya harus lebih besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali (Sudirman dan Mallawa, 2004).

Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal laut, karena itu syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal laut juga diperlukan kapal ikan. Namun demikian berbeda dengan jenis kapal umum lainnya seperti kapal penampung atau kapal barang, kapal ikan mempunyai fungsi oprasional yang lebih rumit dan berat. Kapal ikan dipakai untuk menangkap, menyimpan dan mengangkut ikan serta kegiatan lain yang berhubungan dengan tujuan usaha perikanan (Monintja dkk, 1986).

Kapal ikan mempunyai jenis dan bentuk yang beraneka ragam, dikarenakan tujuan usaha keadaan perairan dan lain sebagainya, yang dengan demikian bentuk usaha itu akan menentukan bentuk dari kapal ikan. Ukuran utama kapal terdiri dari panjang kapal (L), lebar kapal (B),

(27)

tingggi kapal (D) dan draft (d). Besar kecilnya ukuran utama kapal berpegaruh pada kemampuan (ability) suatu kapal dalam melakukan pelayaran atau aperasi penangkapan

Usaha perikanan laut khususnya penangakapan ikan dapat dikembangkan dengan membagi wilayah, yang salah satu diantaranya adalah pengembangan perikanan pantai melalui motorisasi dan modernisasi alat tangkap yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya yang ada dengan menggunakan jenis alat tangkap rinta, gillnet, pukat pantai, dogol, dan kapal motor yang ukurannya kurang dari 10 GT (Patalle, 1993).

(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2012 di perairan Kabupaten Morowali. Dengan lokasi fishing base terletak di Pulau Salabangka dan lokasi fishing ground di sekitar Perairan Pulau Salabangka. (Gambar 4)

.

Gambar 4. Peta Sulawesi dan Kabupaten Morowali serta titik Fishing ground wilayah penelitian di Perairan Kepulauan Salabangka

(29)

B. Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan pada penelitian ini adalah : 1. Satu unit alat tangkap pancing ulur (vertcal line)

2. Timbangan untuk mengetahui berat hasil tangkapan yang diperoleh 3. Alat tulis menulis

4. Kamera digital untuk dokumentasi.

C. Materi kegiatan Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian adalah satu unit alat tangkap pancing ulur (vertcal line) dengan menggunakan beberapa mata pancing dan umpan yang berbeda warna. Dimana jumlah mata pancing yang digunakan sebanyak 9 buah dengan menggunakan 3 warna umpan buatan, dengan 3 buah mata pancing dengan umpan bewarna merah, 3 yang berwarna biru serta 3 yang berwarna hijau.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah uji coba dengan melakukan pengamatan langsung pada pengoperasian alat tangkap pancing ulur (vertcal line) yang ada dilokasi penelitian, kemudian melakukan pengamatan langsung terhadap jenis dan warna umpan yang digunakan, berat hasil tangkapan serta melakukan wawancara langsung dengan nelayan pancing ulur (vertcal line) yang dioperasikan diperairan kepulauan Morowali

(30)

Gambar 5. Sketsa penilitian dengan warna umpan yang berbeda

Metode yang di gunakan dalam pemilihan warna yaitu sesuai dengan kondisi dilapangan kebanyakan nelayan menggunakan warna yang lebih terang seperti warna merah, hijau dan kuning. Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hsieh (2001), bahwa selain umpan berwarna transparan, ungu dan biru itu memiliki tingkat mengaitkan yang signifikan. Oleh karena itu umpan yang berwarna merah, hijau dan biru di pilih dalam penelitian ini.

Metode dalam pemilihan nelayan yang di pilih yaitu salah satu nelayan alat tangkap permukaan yang menggunakan pancing ulur (vertcal line). Sedangkan metode pengambilan sampel yaitu diambil dari 30 (trip)

(31)

E. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati adalah deskripsi alat tangkap, metode pengoperasian, dan daerah penangkapan. Jumlah hasil tangkapan pancing ulur (vertcal line) perhauling pada masing-masing warna umpan.

F. Analisis Data

Untuk mengetahui perbedaan jumlah hasil tangkapan dengan warna umpan yang berbeda maka di gunakan uji-t_Student (Sudjana, 1992) dengan rumusan sebagai berikut :

t =

Dimana:

X1 = Rata-rata hsil tangkapan warna umpan 1 X2 = Rata-rata hsil tangkapan warna umpan 2 S = Standar Deviasi

Sebelum data diolah, terlebih dahulu di uji kenormalan data apakah data menyebar normal atau tidak dengan menggunakan uji kenormalan lillifors (Nasution dan Barizi, 1987).

(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Alat Tangkap

Alat tangkap pancing ulur (vertical line) yang digunakan oleh nelayan di Perairan Kabupaten Morowali terbagi atas beberapa bagian yaitu penggulung tali pancing, tali pancing, mata pancing, kili-kili (swivel), dan pemberat atau pada nelayan setempat disebut ladung.

Pada pancing ulur (vertical line) mata pancing yang digunakan yaitu mata pancing bernomor 16, dan terdiri dari beberapa mata pancing (3 mata pancing). Pancing ulur (vertical line) ini disebut sivon oleh nelayan setempat. Jenis pancing ini dilengkapi dengan rumbai-rumbai atau biasa disebut oleh nelayan setempat bulu-bulu yaitu alat bantu penangkapan yang terbuat dari serat kain sutra berwarna warni untuk menarik perhatian ikan. ( gambar 6).

(33)

10 cm

Pemberat Tali cabang : 10 cm Tali utama : 75 m

Swivel Penggulung

Gambar 6. Deskripsi alat tangkap pancing ulur (vertical line) di perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka

Bagian-bagian alat tangkap pancing (vertical line) yang digunakan oleh nelayan di perairan Kabupaten Morowali adalah terdiri dari :

1. Penggulung Tali Pancing

Penggulung tali pancing yang digunakan oleh nelayan di perairan Kaupaten Morowali kepulauan Salabangka berbentuk bundar, ada yang terbuat dari gabus dan ada pula yang terbuat dari plastik yang berukuran 15 cm. Pada penggulung tali inilah tali dililitkan untuk memudahkan pengoperasian dari alat tangkap pancing ulur (vertical line).Ukuran penggulung tali pancing tergantung nomor dan panjang tali pancing. ( Gambar 7)

57 meter

(34)

Diameter dalam 7 cm

Diameter luar 15 cm

Gambar 7. Penggulung tali pada alat tangkap pancing ulur (vertical line) di perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka.

2. Tali Pancing

Nelayan di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka menggunakan tali pancing yang terdiri dari dua jenis yaitu tali utama dan tali alas (tali cabang). Tali alas merupakan tali penghubung antara tali utama dengan mata pancing. Tali utama pancing adalah 100 meter dalam satu gulungan, dimana ukuran tali yaitu sebesar 0,33 mm, tali pancing yang digunakan umumnya terbuat dari bahan monofilament. Ukuran tali alas agak kecil dan lebih halus dari tali utama yaitu 0,25 mm, dimaksudkan agar tidak terlalu jelas dilihat oleh ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyono (1994) bahwa tali pancing terdiri dari dua bagian yaitu tali utama dan tali alas, dimana tali utama ukurannya lebih besar sedangkan tali alas lebih kecil. ( Gambar 8)

(35)

Gambar 8. Sketsa tali pancing ulur (vertical line) di perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka

3. Mata Pancing

Umumnya mata pancing ulur (vertical line) di Kabupaten Morowali dengan target ikan pelagis kecil seperti ikan kwe dan pisang-pisang menggunakan nomor 16. Ukuran mata pancing yang di pakai tergantung pada target tangkapan di mana ukuran mata pancing harus disesuaikan dengan ukuran ikan target hasil tangkapan. Jika ikan target ukurannya kecil maka ukuran mata pancing yang digunakan juga harus kecil. Mata pancing yang di gunakan umumnya terbuat dari bahan besi anti karat. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyono (1994) bahwa mata pancing terbuat dari kawat baja, kuningan, atau bahan lain yang tahan karat.

(Gambar 9)

Panjang 75 meter

(36)

Ukuran No.10

3 cm

1.4 cm

Gambar 9. Mata pancing yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur (vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka.

4. Umpan buatan

Umpan buatan yang di gunakan saat penelitian yaitu umpan yang menyerupai bulu-bulu atau rumbai-rumbai yang terbuat dari serat kain sutera yang berwarna warni, ini di maksudkan agar umpan dapat menarik perhatian ikan. (Gambar 10)

Gambar 10. Umpan buatan yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur (vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka.

(37)

3 cm

5. Kili-kili (Swivel)

Kili-kili (Swivel) adalah bagian dari satu unit pancing ulur yang berfungsi agar tali pancing tidak saling mengikat. Pancing ulur (Vertical line) yang di gunakan pada saat penelitian, menggunakan satu buah kili-kili (Swivel) yang terbuat dari besi ataupun kuningan.

Kili-kili (Swivel) dipasang antara tali utama dengan tali alas dengan panjang 3 cm. (Gambar 11)

Gambar 11 Kili-kili (Swivel) yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur (vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka.

6. Pemberat

Pemberat yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur (vertical line) selama penelitian bertujuan untuk memberikan daya tenggelam pada saat alat tangkap dioperasikan. Pemberat ini ditempatkan pada ujung tali bagian bawah dengan berat 40 gram dan panjang 7 cm. (Gambar 12)

(38)

4 cm

7 cm

Gambar 12. Pemberat yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur (vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka

B. Alat Bantu Pengoperasian

Beberapa jenis alat bantu yang digunakan selama penelitian yaitu seperti perahu, tenaga kerja dan alat penentu titik fishing ground atau GPS.

1. Perahu penangkapan

Umumnya nama kapal yang digunakan khususnya di wilayah perairan Morowali yaitu nama lokal Kating-ting. Nelayan Morowali menggunakan kapal kanting-ting ini selain sebagai kapal penangkapan ikan juga sebagai alat transportasi untuk menyebrang dari pulau satu ke pulau yang lain.

Perahu yang digunakan dalam penangkapan ikan adalah perahu dengan ukuran kecil dengan kapasitas 3 – 4 orang, dengan tenaga penggerak yaitu mesin tempel dengan kekuatan 40 Pk dan dilengkapi dengan sepasang dayung. Adapun ukuran dari perahu yang digunakan selama pengoprasian yaitu panjang total 4,5 m,

(39)

dengan lebar yaitu 125 cm dan tinggi 85 cm. Adapun gambar perahu yang digunakan selama pengoprasian dapat dilihat seperti dibawah ini : (Gambar 13)

Gambar 13 . Perahu Penangkap yang digunakan selama Penelitian

2. Tenaga kerja

Pada penelitian ini digunakan 3 orang nelayan pemancing, yang masing-masing nelayan menggunakan pancing yang berukuran seragam dengan kemampuan skill dan teknik yang sama, perbedaan dari ketiga nelayan ini yang membedakan hanya pada warna umpan saja, yang masing-masing nelayan menggunakan satu jenis umpan buatan yang telah ditentukan, yaitu

Panjang 6.5 m

Tinggi 1meter Lebar 1,5 m

(40)

warna Merah, Biru dan Hijau. Dimana Nelayan satu yaitu menggunakan umpan berwarna Merah, Nelayan dua menggunakan umpan berwarna Biru dan Nelayan tiga menggunakan umpan berwarn Hijau. Begitulah seterusnya hingga akhir penelitian.

3. GPS

Penentuan wilayah fishing ground pada penelitian ini dengan menggunakan GPS dengan merek Garmin dengan type. yang diambil dari titik fishing base hingga ke titik fishing ground dimana nelayan menurunkan atraktor cumi yang berada didasar perairan, pada penelitian kali ini penentuan daerah penangkapan atau daerah fishing ground diambil 2 titik penangkapan, yang mana nelayan sering melakukan oprasi penangkapan setiap malamnya.

Adapun gambar GPS yang digunakan pada pengambilan titik fishing ground di Kepulauan Salabangka dapat dilihat seperti gambar 14.

Gambar 14. GPS Penentu Titik Lokasi fishing ground Penelitian

(41)

C. Daerah Operasi Dan Waktu Penangkapan

Daerah operasi pancing ulur (vertical line) di perairan Kabupaten Morowali yaitu di bagian barat dari daerah fishing base dengan jarak sekitar 2 mill laut dan lama perjalanan sekitar 15 menit.

Pengoperasian pancing ulur (vertical line) yang di lakukan oleh nelayan umumnya di mulai pada pukul 14.00-16.00 siang. Pancing ulur ini dioperasikan pada kedalaman 20-30 meter. Waktu penangkapan dilakukan pada waktu ikan sedang mencari makan yaitu saat menjelang sore. Gunarso (1985) mengatakan bahwa cara makan ikan di pengaruhi oleh keadaan suhu. Suhu yang terlalu tinggi, tidak normal, dan tidak stabil akan mengurangi kecepatan makan ikan.

D. Pengoperasian Alat Tangkap 1. Persiapan

Dari fishing base semua kebutuhan darat sudah di persiapkan, bekal maupun bahan bakar serta alat-alat pancing.

Perahu kemudian di dayung terlebih dahulu ketempat yang agak dalam lalu dinyalakan mesinnya agar tidak kandas dan kemudian bergerak menuju fishing ground. Setelah itu perahu kemudian di gerakkan mencari gerombolan ikan di fishing ground dengan melihat ikan yang melompat-lompat ke permukaan laut.

(42)

2. Setting dan Hauling a. Setting

Setelah melihat ikan melompat-lompat ke permukaan laut maka mesin di matikan dan jangkar diturunkan lalu pancing kemudian di turunkan, untuk memancing ikan pelagis kecil di gunakan umpan buatan yaitu rumbai-rumbai dari kain sutera untuk menarik perhatian ikan. Proses penurunan pancing itu dimulai dari pemberat dan di sertai dengan tali cabang dengan umpan umpan buatan yaitu rumbai-rumbai dari kain sutera, dan penggulung tali yang terbuat dari plastik lalu di letakkan di perahu kemudian tali utamanya di tarik-tarik atau di ukur.

b. Hauling

Hauling di lakukan setelah ikan memakan umpan dan mata kail telah tersangkut pada mulut ikan. Ikan kemudian di tarik ke atas lalu satu persatu dilepas dari mata pancing kemudian di masukkan ke dalam bak penampungan (Gambar 15)

Gambar 15. Proses setting dan hauling alat tangkap pancing ulur (vertical line) di Perairan Kabupaten Morowali

(43)

E. Jenis Hasil Tangkapan

Pada umumnya jenis ikan yang tertangkap pancing ulur (vertical line) adalah ikan pelagis kecil, ikan dasar dan ikan karang. Jenis dan jumlah hasil tangkapan pancing ulur berdasarkan perbedaan warna umpan buatan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Ikan Tangkapan Dengan Pancing Ulur (vertical line)

Jenis Ikan

No Nama Latin Nama

Indonesia

Nama Daerah (Lokal) 1

2 3

Caranx ignobilis Nemipterus japonicas (Plectropomus leopardus)

Kuwe Pisang-pisang

Kerapu sunu

Copa Sinrili

Tabel 2. Jumlah Dan Berat Hasil Tangkapan Untuk Tiap Jenis Ikan Dengan Alat Tangkap Pancing Ulur (Vertical Line)

JENIS IKAN

Merah Biru Hijau

Ekor Kg Ekor Kg Ekor Kg

Kuwe 289 195,2 183 113,2 250 179,6

Pisang-Pisang 257 155,1 179 110 198 121

Kerapu 6 6,1 3 5,7 5 6,4

(44)

Gambar 16. Hubungan antara Jumlah dan Berat Hasil Tangkapan Untuk tiap Jenis Ikan Dengan alat Tangkap Pancing Ulur (Vertical Line)

Jumlah hasil tangkapan dengan menggunakan umpan berwarna Merah, hijau dan Biru terdiri dari 3 spesies ikan yang tergolong ikan ekonomis penting. Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa spesies ikan yang banyak dan paling sering tertangkap adalah ikan kwe yaitu masing-masing 289 ekor dengan menggunakan umpan berwarna Merah, 250 ekor untuk umpan berwarna hijau dan 183 ekor untuk umpan berwarna Biru.

Ikan yang banyak dan paling sering tertangkap ke 2 adalah ikan pisang-pisang yaitu masing-masing 257 ekor dengan menggunakan umpan berwarna Merah, 198 ekor untuk umpan berwarna hijau dan 179 ekor untuk umpan berwarna Biru, Sedangkan jenis ikan yang sedikit tertangkap adalah ikan kerapu yaitu masing-masing 6 ekor untuk umpan berwarna Merah, 5 ekor untuk umpan berwarna hijau dan 3 untuk umpan warna Biru.

0 50 100 150 200 250 300

Ekor Kg Ekor Kg Ekor Kg

Merah Biru Hijau 289

195.2 183

113.2

250

179.6 257

155.1 179

110

198

121

6 6.1 3 5.7 5 6.4

Jumlah Hasil dan Berat Tangkapan

Warna Umpan Buatan Pancing Ulur

Kuwe Pisang-Pisang Kerapu

(45)

Jenis-jenis ikan yang tertangkap selama penelitian dengan alat tangkap pancing ulur yang menggunakan umpan yang berbeda warna relatif jenis hasil tangkapan sama. Dimana semua jenis ikan yang tertangkap dengan menggunakan umpan berwarna merah, juga tertangkap pada umpan berwarna hijau dan biru.

Berdasarkan (Gambar 16), memperlihatkan bahwa ketersediaan sumberdaya perikanan dari jenis ikan kwe diduga relatif banyak, jika dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, ini terlihat dari seringnya ditemukan pada setiap trip penangkpan. Hal ini didukung dari tingkah laku dan kebiasaan makan ikan tersebut diatas yang mempunyai sifat memburu makanan pada sore hari atau dini hari (Gunarso, 1985).

Gambar 17. Hubungan antara warna umpan dan jenis hasil tangkapan(ekor) perekor ikan .

0 50 100 150 200 250 300

Merah Biru Hijau

289

183 257 250

179 198

6 3 5

Jumlah Hasil Tangkapan (Ekor)

Warna Umpan Buatan Pancing Ulur

Kwe Pisang2 Kerapu

(46)

Gambar 18 . Hubungan antara warna umpan dan jenis hasil tangkapan (kg) perekor ikan

Jenis-jenis ikan yang tertangkap selama penelitian dengan alat tangkap pancing ulur yang menggunakan umpan yang berbeda warna relatif dengan jenis hasil tangkapan sama. Dimana semua jenis ikan yang tertangkap dengan menggunakan umpan berwarna merah, juga tertangkap pada umpan berwarna biru dan hijau.

Berdasarkan grafik di atas, memperlihatkan bahwa ketersediaan sumberdaya perikanan dari jenis ikan kwe diduga relatif banyak, jika dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, ini terlihat dari seringnya ditemukan pada setiap trip penangkpan. Hal ini didukung dari tingkah laku dan kebiasaan makan ikan tersebut diatas yang mempunyai sifat memburu makanan pada sore hari atau dini hari (Gunarso, 1985).

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Merah Biru Hijau

195.2

113.2

179.6 155.1

110 121

6.1 5.7 6.4

Berat Hasil Tangkapan (kg)

Warna Umpan Buatan Pancing Ulur

Kwe Pisang2 Kerapu

(47)

F. Jumlah dan Berat Hasil Tangkapan

Total dan berat hasil tangkapan untuk setiap jenis umpan buatan yang di gunakan. (Seperti di tunjukkan pada gambar 19 dan 20)

Gambar 19 . Hubungan antar warna umpan dengan total hasil tangkapan (Kg)

Gambar 20 . Hubungan antar warna umpan dengan jumlah ekor hasil tangkapan (Ekor)

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Merah Biru Hijau

356.4

228.9

307

Berat (Kg)

Warna Umpan

Merah Biru Hijau

0 100 200 300 400 500 600

Merah Biru Hijau

552

366

453

Jumlah (Ekor)

Warna Umpan

Merah Biru Hijau

(48)

Grafik diatas menunjukkan bahwa total tangkapan masing- masing warna umpan yaitu 552 ekor atau 356,4 kg dengan menggunakan umpan berwarna merah, 453 ekor atau 307 kg untuk umpan berwarna hijau dan 366 ekor atau 228,9 dengan umpan warna biru. Total tangkapan tertinggi terdapat pada umpan berwarna merah baik pada jumlah ekor maupun kilo gramnya.

Gambar 21 . Hubungan antara jumlah hasil tangkapan (ekor) dan jenis ikan yang tertangkap setiap trip.

Gambar 21 menunjukkan bahwa hasil tangkapan terbanyak pada setiap warna umpan yang berbeda yaitu terdapat pada umpan berwarna merah dan pada trip ke 28 umpan berwarna merah relatif lebih tinggi tangkapannya yaitu sebesar 552 ekor dibandingkan dengan jenis warna umpan yang lain seperti umpan berwarna biru dan umpan berwarna hijau. Grafik ini untuk melihat jumlah ekor ikan yang tertangkap setiap kali dilakukan trip penangkapan dan perbedaannya setiap jenis umpan yang di gunakan.

0 5 10 15 20 25 30 35

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Jumlah Hasil Tangkapan (Ekor)

Trip ke - i

Biru Merah Hijau

(49)

Gambar 22 . Hubungan antara jumlah hasil tangkapan (kg) dengan trip penangkapan untuk semua jenis ikan.

Grafik di atas menunjukkan bahwa berat hasil tangkapan pada setiap jenis ikan tiap kali trip itu berbeda-beda. Dimana berat hasil tangkapan tertinggi berada pada umpan berwarna hijau trip ke 26 yaitu sebesar 20,4 kg dan pada trip ke 3 ini merupakan trip yang berat hasil tangkapannya paling rendah dibandingkan trip yang lain, pada trip ini berat tangkapannya sebesar 2,5 kg. Dari garis tren line dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tangkapan pertrip berkisar antara 29 kg.

0 5 10 15 20 25

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Jumlah Berat Hasil Tangkapan (Kg)

Trip ke - i

Biru Merah Hijau

(50)

Gambar 23 . Diagram rata-rata hasil tangkapan (Kg) pertrip berdasarkan warna umpan.

Gambar 24 . Diagram rata-rata hasil tangkapan (ekor) pertrip berdasarkan warna umpan.

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

Merah Biru Hijau

11.88

7.63

10.23

Rata-Rata Berat Hasil Tangkapan (Kg)

Warna Umpan

Merah Biru Hijau

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00

Merah Biru Hijau

18.40

12.20

15.10

Rata-Rata Jumlah Hasil Tangkapan (Ekor)

Warna Umpan

Merah Biru Hijau

(51)

Diagram di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil tangkapan pada tiap warna umpan yaitu berbeda setiap kali trip, di mana rata-rata jumlah hasil tangkapan pada umpan hijau yaitu sebesar 12,20 ekor atau 7,63 kg untuk smua jenis ikan yang tertangkap, dan pada umpan warna biru rata-rata hasil tangkapannya sebesar 15,10 ekor atau 10,23 kg setiap tripnya, sedangkan pada umpan berwarna merah yaitu rata- rata hasil tangkapannya sebesar 18,40 ekor atau 11,88 kg pertrip.

Dari diagram juga dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tangkapan tertinggi yaitu terdapat pada umpan berwarna merah, baik dari rata- rata ekor maupun rata-rata kg. Menurut pengalaman nelayan, diduga bahwa umpan merah memiliki kelebihan yaitu warnanya lebih terang dibandingkan umpan yang berwarna hijau dan biru sehingga pada waktu digunakan sebagai umpan hasilnya relatif banyak dibanding umpan berwarna hijau dan biru.

Hal ini didukung oleh Brand (1984), bahwa dalam rangka mengoptimalkan hasil tangkapan pacing maka pengetahuan tentang umpan cukup memegang peranan penting karena fungsi umpan pada alat tangkap pancing ulur (kelompok perikanan pancing) adalah untuk merangsang penglihatan, indera penciuman dan rasa akibat gerakan, bentuk, aroma dan warna atau refleksi cahaya umpan.

Hasil tangkapan dengan menggunakan warna merah memberikan respon yang berbeda nyata terhadap hasil tangkapan yang menggunakan umpan yang berwarna hijau. Sedangkan hasil

(52)

tangkapan umpan warna merah terhadap hasil tangkapan umpan warna biru tidak menunjukkan perbedaan secara nyata. Namun jika dikaji perbandingan berat total hasil tangkapan yang dirinci menurut warna umpan, ternyata hasil tangkapan dengan menggunakan warna merah cenderung lebih berhasil. Keberhasilan umpan berwarna merah ini mungkin sebagai akibat dari jenis ikan yang senang atau tertarik pada warna umpan yang berwarna merah, yang mempunyai daya penetrasi yang lebih rendah di banding dengan kedua warna umpan lainnya (Kusaka, 1965).

Penelitian yang sama di lakukan oleh Hamzah (1990) di Tanjung Nusanive, Teluk Ambon dengan mempergunakan sinar yang berwarna merah, kuning dan hijau (sebagai perlakuan). Hasil dari penelitian tersebut di peroleh bahwa jumlah dan berat total hasil tangkapan dengan mempergunakan warna merah cenderung lebih berhasil di banding dengan hasil tangkapan pada warna lainnya.

Untuk melihat lebih jauh dari perbedaan hasil tangkapan secara rinci di lakukan analisis statistik dengan uji T-Student, yang memperlihatkan bahwa hasil tangkapan pancing ulur yang menggunakan umpan merah sangat berbeda nyata (taraf kepercayaan 95%) terhadap hasil tangkapan pancing ulur (Vertical line) yang menggunakan umpan berwarna hijau dan warna biru. Berbeda dengan umpan yang lain, umpan merah merupakan umpan yang paling evektif di gunakan di bandingkan dengan umpan berwarna hijau dan biru. Hal

(53)

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamzah dan Wenno (1989) bahwa warna merah menghasilkan hasil tangkapan yang lebih baik.

Dari hasil penelitian ini juga terlihat kecenderungan bahwa jenis- jenis ikan memiliki kecenderungan untuk tertarik pada warna cahaya tertentu. Kecenderungan ikan-ikan tertangkap memiliki kecenderungan tertarik pada warna merah. Hal ini terlihat bahwa ikan kwe dan pisang- pisang lebih banyak tertangkap pada pancing yang menggunakan warna merah, ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Went (1970), bahwa ada jenis ikan yang menyukai warna tertentu lebih dari pada warna lainnya, misalnya jenis ikan trout yang mampu membeda- bedakan warna yang beraneka ragam.

Dengan demikian terlihat pula bahwa umpan berwarna hijau dan biru mempunyai hasil tangkapan yang lebih rendah di bandingkan umpan berwarna merah, ini disebabkan karena umpan berwarna hijau dan biru mempunyai daya tarik lebih rendah dibandingkan umpan yang berwarna merah. Menurut Mahsun dan Soeyoeti (1976) Sesudah warna merah, warna biru pun menghasilkan jumlah tangkapan yang baik. Hasil tangkapan dengan mempergunakan sinar merah adalah efektif dan kemudian disusul oleh hasil tangkapan sinar biru dan hijau (Hamzah, 1990).

Hasil penelitian lainnya yang di jadikan bahan perbandingan adalah penelitian yang dilakukan Kuwanto (1959) dalam Gunarso

(54)

(1985) mengatakan bahwa warna cahaya yang paling efektif adalah cahaya biru dan kuning. Sedangkan hasil penelitian Indra (2005) justru menunjukkan warna putih, merah dan kuninglah yang paling efektif.

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Umpan berwarna merah memiliki hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan umpan yang berwarna biru dan hijau.

2. Hasil uji-t menunjukan bahwa jumlah hasil tangkapan berbeda nyata dengan masing-masing warna umpan, dimana umpan berwarna Jijau berbeda nyata dengan Umpan berwarna Biru

3. Penggunaan umpan yang berbeda warna (Merah, Biru dan Hijau) tidak terlihat adanya perbedaan jenis tangkapan.

B. Saran

Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang objek yang sama dengan kombinasi jenis umpan yang berbeda, baik umpan hidup maupun umpan alami, serta efisiensi teknis dan ekonomis mengenai jenis umpan yang telah diaplikasian.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Penerbit Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Barus, HR, Badruddin, Naamin N. 1991. Prosiding Forum II Perikanan;

Sukabumi 18-21 juni 1991. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan Departemen Pertanian.

Brandt. A, V. 1984. Fish Catching of The Wordl, Edisi III. Fishing News Book. Ltd. Fanham, Surry, Inggris.

Dinas Kelautan danPerikanan Kabupaten Selayar 2010. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten Selayar. Kabupaten Selayar.Sulawesi Selatan.

Gunarso, W. 1998. Tingkah laku Ikan dan Perikanan Pancing Bahan Kuliah (tidak dipublikasikan). Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian, Bogor. Bogor

_______, 1985. Tingkah Laku Ikan. Dalam Hubungannya Dengan Alat, Metode dan Teknik Penangkapan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.

Hamilton, B. 2004. Ecological Networks Limited, 10 Coughtrey Street, St Clair, Dunedin[Online] http://jurnal science.com//jenis-umpan- mancing.html diakses tanggal 08 juli 2010

Hamzah, M. S dan Wenno, L. S, 1989. Pengaruh Warna Umpan Buatan Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Kawaliya (Selar Sp) dengan Alat Tangkap Hand Line. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ambon.

HAMZAH,M.S. 1990. Pengaruh warna cahaya lampu terhadap hasil tangkapan cumi-cumi (LOLIGINIDAE) dengan alat tangkapan

"jigs" di Tanjung Nusanive, Teluk Ambon. Dalam : Peraiaran Maluku dan sekitarnya. (SUDJOKO, P. PRASENO dkk. eds.) Balitbang Sumberdaya Laut Puslitbang Oseanologi – LlPI Ambon: 68 - 72

Hsieh, K-Y, Huang, B-Q, Wu, R-L, and Chen, C-T. 2001.Color Effects of Lures on The Hooking Rates of Mackeler Long line Fishing.

(57)

Fisheries Science 64 408-419. http://jurnal science.com//jenis- umpan-mancing.html diakses tanggal 08 juli 2010

Indra, G, Y. 2005. Pengaruh Warna Pemikat Cahaya (Light Attractor) Berkedip terhadap Jenis dan Jumlah Ikan Hasil Tangkapan Bubu Karang (Coral Trap) Di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan. http://jurnal fakultas perikanan .com//jenis- umpan-mancing.html diakses tanggal 09 juli 2010

Juwito, R, 2009. Jenis-jenis Umpan Mancing [Online]

http://pemancinganku .blogspot .com/2009/07/jenis-umpan- mancing.html diakses tanggal 03 juni 2010

Kusaka, T. 1985. Gathering and Submarine illumination of fluorescent discharge lamps. Bulletion of The Japanese Society of Scientific Fisheries 31: 187-196.

Larson, Dr, EA, Todd. 2007,. The History of Ikan Hook di Amerika Volume 1: Dari Forge untuk Mesin. http:// The Whitefish Press .com/2009/07/jenis-umpan-mancing.html diakses tanggal 12 juli 2010.

Mahsun, I dan Z, Soeyoeti. 1976. Proyek Pemanfaatan Satelit tele deteksi sumber alam proyek telsa Lapan, Jakarta.

Nasution, AH dan Barizi, 1978. Metode Statistik Untuk Penarikan Kesimpulan. PT Gramedia, Jakarta

Pattale. A.M. 2001. Studi Perikanan Jaring Insang Cakalang di Perairan Pantai Disekitar Kabupaten Dati II Polmas Sul-Sel, Skiripsi.

Jurusan Perikanan Universitas Hasanudin.(tidak dipublikasikan) Sadhori. N, 1982. Teknik Penangkapan Ikan. Penerbit Angkasa.

Bandung

Subani, W. Dan H.R. Barus. 1985. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Lembaga Penelitian Perikanan laut.

Sudirman dan Mallawa, 2004 Teknik Penangkapan Ikan. Penerbit Rineka Cipta Jakarta.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke 5. Penerbit Tarsito Bandung.

508 Hal.

(58)

Trihendradi.C, 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Munggunakan SPSS 17, Penerbit C.V Andi Offset , Yogyakarta Wahyono. 1994. Konstruksi Alat Pancing. Online] http://pemancinganku

.blogspot .com/2009/07/konstruksi pancing.html

Went, F. W. 1970. Ikan. Pustaka Alam Life, Tirta Pustaka Jakarta.

Wibowo, H. 2009. Nikmatnya Memancing Laut Perairan Dasar. [online]

http://pema ncing.com/category/mancing-laut/page/2 di akses tanggal 10 Juni 2010

(59)

Lampiran 1. Tabel Jumlah Hasil Tangkapan Dengan Penggunaan Umpan Yang Berbeda Warna Selama Penelitian

Trip

JUMLAH HASIL TANGKAPAN/ SPESIES Jenis Ikan Jumlah

Merah

Berat (kg)

Jumlah Biru

Berat (kg)

Jumlah Hijau

Berat (kg)

1 Kwe 5 10.4 3 2.4 5 3.1

Pisang2 8 4.5 11 10.0 10 6.5

Kerapu 1 0,2 - - - -

Jumlah 14 14.11 14 12.4 15 9.6

2 Kwe 6 3.5 3 0.9 11 10.4

Pisang2 12 8.2 7 3.4 10 6.5

Jumlah 18 11.7 10 4.3 21 16.9

3 Kwe 9 6.3 3 2.3 3 0.5

Pisang2 12 8.1 6 3.1 5 2.0

Jumlah 21 14.2 9 5.4 8 2.5

4 Kwe 9 6.3 2 0.7 10 10.5

Pisang2 8 5.2 7 3.1 5 2.3

Jumlah 12 11.5 9 3.8 15 12.8

5 Kwe 12 8.2 4 2 11 10.9

Pisang2 10 8.9 3 2.3 9 6.5

kerapu - - - - 2 1,5

Jumlah 22 17.1 7 4.3 22 18.9

6 Kwe 11 10 9 6.4 11 10.3

Pisang2 8 4.3 11 10.1 2 1.0

Jumlah 19 14.3 20 16.5 13 11.3

7 Kwe 13 7.8 8 5.1 6 3.3

Pisang2 5 2.7 10 6.4 12 8.7

Jumlah 18 10.5 18 11.5 18 11.3

8 Kwe 6 3.2 7 3.3 8 5.2

Pisang2 12 8.4 3 2.2 12 8.3

Jumlah 18 11.6 10 5.5 20 13.3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji bagi Allah, mata kuliah Dasar-dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang berjudul “ Redesain Pasar

Karena keduanya menyediakan berbagai macam produk sehari-hari dengan harga yang sudah ditempelkan dengan jelas dalam produknya dengan layanan 24 jam, tempat

KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul

Temuan mengenai pola sebaran penjualan industri kreatif pada kawasan atau destinasi pariwisata yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, aksesibilitas,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, sehingga laporan Tugas Akhir dengan judul “Pengembangan Sistem Human

Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu keberhasilan budidaya ikan, salah satu cara untuk menekan biaya pakan adalah dengan penggunaan pakan

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perkotaan Kabupaten Batang Hari dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, sebagai konsekwensilogis dari

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Course Review Horay yang berbantuan media roulette soal dapat