• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pemberian Transfusi Darah Dalam Jangka Panjang Pada Penderita Thalassemia (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Pemberian Transfusi Darah Dalam Jangka Panjang Pada Penderita Thalassemia (Studi Pustaka)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DAMPAK PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH DALAM JANGKA PANJANG

PADA PENDERITA THALASSEMIA

Ferry D. M. Sihombing, 2002. Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS

Latar belakang : Thalassemia merupakan penyakit kelainan genetik yang paling banyak di dunia, berupa ketidaknormalan karakter genetik pembentuk hemoglobin

normal. Kelainan ini bersifat autosom dominan dengan manifestasi klinik berupa anemia berat, pembesaran limpa dan destruksi tulang. Penyakit ini juga merupakan penyakit darah dengan angka kejadian yang cukup tinggi di Indonesia. Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hidupnya, sampai saat ini transfusi darah merupakan pengobatan yang utama, untuk mempertahankan kadar

Hb?:: 109/dl.

Tujuan : Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untukl mengetahui dampak transfusi darah dalam jangka waktu lama pada penderita thalassemia dan untuk mengetahui bagaimana terjadinya gangguan pada faal organ yang mengalami penimbunan zat besi yang berlebihan serta bagaimana cara untuk mengurangi terjadinya gangguan ini.

Kesimpulan : Akibat d<:.ri pemberian transIusi carah ini ak:m timbul bt"rbagai permasalahan dikemudian hari di mana akan terjadi penumpukan zat besi dalam tubuh yang akan menimbulkan berbagai mitcam komplikasi. Penimbunan zat besi ini tcrdapat di herLagai jaringan atau organ seperti kulit, sel-sel RES, hati, limpa, otot jantung, ginjal, thyroid dan lain-lain

Saran : Oleh karena itu perlunya pemahaman mengenai gejala-gejala awal thalassemia sehingga dapat dicegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh penimbunan zat besi akibat pemberian transfusi jangka panjang.

(2)

ABSTRACT

EFFECT OF LONG TERM BLOOD TRANSFUSION IN THALASSEMIA

PA TIENT

Ferry

D. M.

Sihombing, 2002. Tutor: Dr. Iwan Budiman, dr., MS

Background : Thalassemia is considered the most common genetic disorder world wide. Thalassemia is the of abnormal genetic character that is responsible for normal hemoglobin synthesis. The Hereditary character of thalassemia is dominant autosom with major clinical man~festasions such as severe anemia, splenomegaly, and bone destruction. Thalassemia is also as a blood disease with high incidence rate in Indonesia. Up till now the best w~v to increase the length and quality of life is by giving blood transfilsion to maintain Hb concentration of ~ 10 g/dl.

O~jectives : Purpose of this writing is to know what effect of giving long term blood tran.~fusion in thalassemia patient and to know haw patofiology of organ which over loaded by iron and hot'.' to decrease the w~ this intrusion.

Conclusions: Consequence by giving blood transfusion will make some trouble later, its cause by iron overload in the body and this condition will make some complication. We can see the iron overload i11many organ in tissue, like in the skin, RE system, live!, heart muscle, renal, thyroid, etc.

Recomme..,datirJl/s' Because of that, it is need to understand about early symptoms of thalassemia so we can prevent diseases cause by iron overload due 10giving lung term blood transfusion.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SURA T PERNY AT AAN .

ABSTRAK

.d.'

... ... d'" 111

... ... IV

...

ABSTRACT ....

PARAKATA

DAFT AR IS1.. DAFT AR T ABEL. DAFT AR GAMBARd

DAFTAR GRAFIK. DAFT AR BAGAN

BAB I PENDAHULUAt""J.

V

...

VI ...

. . . ... ... Vl1

x

XI

. . . ... Xl1

. . . ... Xlll

,... d

I

. . . .

1 2

1

.

1 Latar Belakang

. . . .

12 Identifikasi Masalah ..' 13 Maksud dan Tujuan d

1.4 Kegunaan..

... . . . .

. . . 3

3

BAB II TINJAUAN PUST AKA ... ... 4

2. 1 Konsep Dasar Thalassemia 4

2. 1. 1 Sejarah dan Definisi Thalassemia 4

2.1.2 Klasifikasi Thalasst:mia ...

5

2. 1.3

Struktur Hb Normal dan Hb r ada Penderita Thalassemia

9

2.1.4

Patogenesis Penurunan Kadar Hemoglobin Pada

Thalassemia.. . . .. .. .. . . .. ... . . .. . . . .. ..

10

2.1.5 Gambaran YJinis d d 15

2.16 Gambaran Hematologis 17

2.1.6.1 Darah Tepi d 17

2.16.2 Sumsum Tulang 18

2.1.7 Gambaran Radiologis 18

(4)

2.1.8 Perjalanan Penyakit dan Komplikasi 20

2.2 Metabolisme Besi 22

2.2.1 Distribusi Besi 22

2.2.2 Kebutuhan Besi 23

2.2.3 Penyerapan Besi 25

2.2.4 Mekanisme penyerapan Besi.. 26

2.2.5 Pengangkutan Besi 27

2.2.6 Penyimpanan Besi 28

2.3

Metabolisme Besi

Pada

Thalassemia

29

2.3.1

2.3.2

Penyerapan Besi ... ... .30

Pengaruh T ransfusi Darah... . . . .30

2.3.3 Transferin, Kadar Besi Serum dan Ferritin Serum 31

2.3.4 Akibat penimbunan Besi Dalam Tubuh 33

2.3.5 Efek Pemberian "Iron Chelating Agent" 34

BAB III RINGKASAN 38

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 42

4.1 Kesimpulan ... ... 42

4.2 Saran ... ... ... ." ...42

DAFT AR PUST AKA 43

RlW AY AT HlDUP 46

IX

(5)

--~-DAFT AR T ABEL

Halaman

Tabel 2.2 Pembagian Thalassemia

~

Homozigote...

.6

.7 Tabel 2.1 Pembagian Thalassemia Heterozigote dan Variannya .

...

x

(6)

--DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambaran apus darah tepi dari penderita thalassemia 17 Gambar 2.2 Gambaran "Hair standing on end appearance" pada foto rontgen

Tu1ang kepala ... ... ...-.... ... 19

Xl

(7)

---DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1 Kebutuan besi setiap hari pada berbagai usia 24 Grafik 2.2 Perbandingan kadar feritin serumdengan jumlah transfusi darah

pada 23 anak penderita thalassemia 32

Grafik 2.3 Hubungan kadar feritin serum dengan kadar besi hati dari 18 anak

Penderita thalassemia. ... 32

XlI

(8)

~-DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan eritrosit

Thalassemia mayor... --... . . . ]4

Bagan 2.2 Gambaran skematik Patofisiologik dari thalassemia mayor 15 Bagan 2.3 Jalur metabolisme besi dan persentase setiap proses dari

pergantian besi plasma dalam ] hari .... ...28

(9)

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Thalassemia merupakan suatu kelompok kelainan bersifat keturunan yang heterogen dengan karakteristik anemia hipokromik yang disebabkan kekurangan sintesis satu atau lebih rantai polipeptida hemoglobin. Penyakit ini dibagi dalam beberapa tipe yang berbeda secara klinis dan biokimia, dihubungkan dengan kelainan pada tiap-tiap rantai polipeptida (a,(3,y,cS) (Weatherall, 1981). Selain itu thalassemia dibagi dalam bentuk homozigot dan heterozigot, bentuk homozigot biasanya mudah dikenal oleh karena memperlihatkan gejala-gejala klinis yang jelas.

Secara epidemiologis, thalassemia terdapat banyak di negara di dunia, dan khususnya pada orang-orang yang berasal dari daerah Laut Tengah, Timur Tengah dan Timur jauh, serta Asia Tenggara, dengan angka kejadian berkisar antara 5 -20 % (Giardina,1992). Namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada kelompok bangsa yang lain. Di Indonesia hingga saat ini belum ada data yang baik mengenai insidens, meskipun demikiao penyakit thalassemia major iTIerupakan penyakit terbdIlyak diantara golongan anemi hemolitik dengan penyebab intrakorpuskular.

Thalassemia banyak terjadi pada anak-an?k i<hususnya thalassemia major, dimana awalnya anak lahir dengan sehat tanpa gejala, dan baru pada tahun pertama

atau kedua tampak gejala pucat dan keletihan

,

tetapi gejala ini bisa juga tampak pada

anak-anak usia 6 bulan.

Hingga saat ini pengobatan terhadap penyakit thalassemia major hanya bersifat simptomatis dan satu-satunya pengobatan utama ialah memberikan transfusi darah. Banyak para peneliti terdahulu berpendapat pentingnya mempertahankan kadar

(10)

2

hemoglobin di atas 10 g/dl (Gabutti dkk, 1982), dengan demikian diharapkan seorang anak dengan thalassemia major dapat bertahan hidup. Transfusi darah diberikan secara teratur biasanya sekali dalam empat minggu. Namun pemberian transfusi yang terus menerus seumur hidup akan menyebabkan bertambah banyak zat besi dalam tubuh sehingga ditimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limp a, kulit, dan jantung. Hal ini dapa~ mengakibatkan gangguan fungsi organ tersebut.

Mengingat pemberian transfusi darah yang berulang-ulang dalam jangka lama dapat mengakibatkan timbunan zat besi (iron overload) dengan berbagai komplikasi maka perlu dilakukan suatu langkah pencegahannya, yaitu dengan memberikan iron chelating agent yang dapat mengurangi timbunan zat besi dari dalam tubuh. Komplikasi apa saja yang dapat ditimbulkan oleh penimbunan zat besi dan bagaimana cara kerja dari iron chelating agent ini akan dibahas lebih lanjut dalam karya tulis ini.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana dampak pemberian transfusi darah dalam jangka waktu yang lama pada penderita thalassemia

2. Bagaimana terjadi gangguan faal organ-organ yang mengalarni penimbunan zat besi yang berlebihan')

(11)

3

1.3 Maksud dan Tuj uan

Maksud dari penulisan Karya Tulis ini adalah:

1. Untuk mengetahui dampak transfusi darah dalam jangka waktu yang lama pada penderita thalassemia

2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya gangguan pada faal organ-organ yang mengalami penimbunan zat besi yang berlebihan.

3. Untuk mengetahui bagaimana mengurangi efek sampmg pemberian transfusi darah dalam waktu yang lama itu.

Sedangkan tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar masyarakat dapat lebih memahami dan menyadari bahwa terdapat bahaya yang mengancam dibalik pengobatan yang masih dilakukan sampai saat ini pada penderita thalassemia.

1.4 Kegunaan

Mencegah penyakit yang akan ditimbulkan akibat penimbunan besi pada penderita thalassemia yang diberikan transfusi jangka panjang

(12)

----BABIV

KES~PULANDANSARAN

4.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah disebutkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan pemberian transfusi darah dalam jangka waktu yang lama maka jumlah zat besi di dalam tubuh akan bertambah oleh karena kemampuan

tubuh untuk mengeluarkan besi terbatas.

2. Pemberian transfusi darah dalam jangka mengakibatkan terjadinya penimbunan besi di berbagai jaringan atau organ tubuh seperti kulit, sel-sel RE, hat~ limp a, sumsum tulang, otot jantung, ginjal, tiroid, dan lain-lain. Bila penimbunan ini banyak maka mengganggu fungsi organ yang terkena.

3. Dengan penggunaan "iron chelating Agent" dapat mengikat besi yang tertimbun di dalam tubuh dan mengeluarkannya melalui urine dan feses. Gbat yang sekarang ini banyak dipakai adalah desferioksamine, dimana dengan pemberian obat ltti maka komplikasi yang ditimbulkan oleh penumpukan zat besi dalam organ atau jaringan dapat dikurangi.

4.2 Saran

1.

Lebih

memperdalam

pemahaman

mengenal

gejala

awal

thalassemia

sehingga

dapat

dicegah

penyakit-penyakit

yang

disebabkan

oleh

penimbunan zat besi.

2.

Dalam pengobatan thalassemia dengan cara pemberian transfusi darah

maka perlu diperhatikan komplikasi-komplikasi yang dapat ditimbulkan.

(13)

43

DAFT AR PUST AKA

Bank, A1978. The Thalassemia Syndromes. Blood. 51,369-384.

Behrman, R.E. & Vaughan, v.c.

1987. Disease of the blood: Nelson Textbook of

Pediatrics. 13th edition. Philadelpia-London- Toronto-Montreal-Sidney- Tokyo

Saunders Company, 1052-1054.

Benz, E.I. Jr. & Schwartz 1987. Thalassemia Syndromes. Dalam Miller, D.R Baehner, R.L, E. Blood Diseases of infancy and Childhood. 6th edition. St. Louis-Philadelphia-Washington D C.-Toronto: The C.V. Mosby Company, 428-458.

Bothwell, T.H.dkk 1979. Iron Metabolism in Man. Blackwell, London.

Cavill, 1. 1978. Erythropoesis and the effect of transfusion in homozygous

~

-thalassemia. New England. 1. Med. 298, 776-778.

Cecil, RL. & Loeb, R.F. 1960. Thalassemia and associated Hemoglobinopaties Intrinsic Causes of Erytrocyte Destruction. Disease of Blood. A Text Book of Medicine. 3rd edition. Philadelphia, London: W.B Saunders Company,

1125-1129.

Cohen., A & Schwartz, E. 1986. Thalassemia Syndrome, Practice of Pediatrics. Vol

5. Revised ed Philadelphia: Harper and Row Publisher, 1-23.

Fink, H. 1964. Transfusional hemochromatcsis III Cooley's aneffila. Ann.N.Y.Acad.Sci. 119,680-685.

Friedman., dkk. 1972. Bone marrow and peripheral blood globin shyr.tesis in an American Black Family with ~-:halassemia. Blood 29. 785-792.

Girot, R. 1993. Apakah Thalassemia itu, Bagaimana menanganinya. Jakarta. Yayasan Thalassemia Indonesia.

Gama., H. dkk. Pedoman T erapi Ilmu Kesehatan Anak. Bandung. Penerbit Bina Budhaya Bandung, 209-211.

Giardina., PJ.& Hilgartner, M.W.1992. Update on Thalassemia. Pediatrics in Review, Volume 13. No.2, February. Nerw York: Pediatrics Review and educations Program, 55-63.

Harper, H.A 1977. Iron: in Review of Physiological Chemistry. 16th edition., 531-534

(14)

~-44

Hardjoyuwono, S. 1994. Pengelolaan Mutakhir Thalassemia. Genetika Klinik Mutakhir dan Thalassemia. Simposium pra raker IDA!. Y ogyakarta : Ikatan Dokter Indonesia.

Hoffman, IF. dkk.1956. Ultrastructure of Erytrhocyte Membranes in Thalassemia Major and Minor. Blood 11, 946-956

Ingram, V.M. & Stretton, O.W. 1959. Genetic basis of the thalassemia disease. Nature 184, 1903-1909.

Jacobs, A 1980. The Pathology of Iron Overload; in Iron biochemistryan Medicine. Academic Press, London and New York, 428-456.

Let sky, E.A dkk. 1974. Serum Ferritin in Children With Thalassemia Regularly Transfused. J. Clin.Path. 27, 652-655.

Lichtman, H.C. dkk. 1953. Studies on thalassemia: An Extracorpuscular defect in talasemia mayor. Clinic Invest 32. 1229-1235.

Metaxotou-Mavromati, AD; Antanopoulau, H.K: Laskari, S.S.; Tsiarta, H.K; Ladis, V. A; Kattamis, C.A 1982. Developmental changes in hemoglobin F level during the first two years of life in normal and heterozygous p-thalassemia infants. Pediatrics 69,734-738.

Knox-Macaulay, dkk. 1972. The clinical and biosynthetic characterization of

p-thalassemia children. Archs. Dis. Childh. 54, 963-965.

Nelson. 1995. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC, 1708-1713.

Sturgeon, P. dkk. 1963. The relation of alkali-resistant haemoglobin in thalassemia and abnormal haemoglobin in syndromes to foetal haemoglobin. l Haematologi 9,23-27

Ruswandi, R. 1987. Thalassemia Al-Iakah ltu. Mengapa terjadi. Bagairnana Mencegahnya. Pengurus Perhirnpunan Orang Tua Penderita Thalassemia dan Yayasan Thalassemia Indonessia. Jakarta : Offset Printing Bumi Prakarsa Cipta, 1-14.

Sunarto. 1994. Keanekaragaman Fenotip dan Genotip Beta Thalassemia. Genetika Klinik Mutakhir dan Thalassemia. Simposiurn pra raker IDA!. Y ogyakarta,:

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 11-20.

(15)

45

Walters, G.O, dkk. 1973. Serum ferritin Conentration and iron strores in normal subject. 1. Clin. Path. 26, 770-772.

Weatherall, D.J & Cleeg, 1.B. 1981. The Thalassemias: in the Thalassemias Syndromes. 3rd edition. Scientific Publication, Oxford-London-Edinburg-Boston-Melbourne, 148-319

William JW. 1995. Hematologi. 5th edition. New York. Mc Graw Hill Book Inc.

Wintrobe, M.M. 1967. Sickle Cell Disease. Thalassemia and the Abnormal Hemoglobin Syndromes. Clinical Hematology. 6th edition. Pholadelphia : Lea and Febiger. Igaku Shoin LTD, 725-737.

Wolman, 1.1. 1964. Transfusion therapy in Cooley's anemia; growtg and health a related to long-range hemoglobins levels. A progres report. Ann.N.Y.Acad.Sci. 119,738-747.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengembangan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan pengembangan, yaitu (1) menghasilkan produk berupa buku penunjang materi kuliah apresiasi cerpen

Saat ini ikan nila memiliki banyak strain, oleh karena itu penelitian ini dilakukan guna melihat pertumbuhan mana yang paling baik dari dua strain ikan nila yang

Metoda penetapan prioritas masalah kesehatan beradasarkan pencapaian program tahunan yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara target yang ditetapkan dari

Dalam bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai prosedur pemberian  pembiayaan mudharabah di BMT Baitussalam dan BMT At-Taqwayang meliputi  persyaratan pengajuan

1) Pondok pesantren sudah saatnya menyadari untuk membentengi dari stigma negatif yang mungkin akan muncul.. di kemudian hari, tanpa merusak kultur, keunikan dan

Alamat asal : Semolowaru Elok Blok Q no.3 Kel.Semolowaru Kec.Sukolilo Surabaya Kode Pos 60119. Nama : Yefta Kornelius Sasiang Prodi : Ilmu

Saya telah berusaha untuk itu, akan tetapi saya tidak

siswa mampu memahami kombinasi gerakan dasar passing bawah d an passing atas an passing atas untuk memperoleh poin pada permainan bola voly mini dengan baik.. untuk memperoleh poin