• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEREJA YANG BERDAMPAK BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 2:41-47 TERHADAP PERTUMBUHAN GEREJA. Disusun Oleh : Prihatin Ningrum T.S.K. Horoni, M.Th.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GEREJA YANG BERDAMPAK BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 2:41-47 TERHADAP PERTUMBUHAN GEREJA. Disusun Oleh : Prihatin Ningrum T.S.K. Horoni, M.Th."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GEREJA YANG BERDAMPAK

BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 2:41-47 TERHADAP PERTUMBUHAN GEREJA

Disusun Oleh :

Prihatin Ningrum T.S.K. Horoni, M.Th.

Abstract

The church is often referred to as a living organism, not dead. That is why, if a church is healthy, it naturally will experience growth. As an organism, the church is like a living creature that has life and has the ability to grow naturally. Natural church growth is the ability of the church as a living organism, which has the ability or potential to grow. This growth cannot be done by humans. The potential for church growth is a gift given by God to all His churches. The task of the believers is to remove the barriers which hinder the growth of the church. If the church is healthy then naturally the church will surely grow and have an impact out to be a blessing.

Keywords: Church, Organism, Impact, Growth

Abstrak

Gereja sering kali disebut sebagai organisme yang hidup, bukan mati. Itu sebabnya, jika sebuah gereja sehat, ia secara alami pasti mengalami pertumbuhan. Sebagai organisme, gereja ibarat makhluk hidup yang mempunyai kehidupan dan mempunyai kemampuan untuk pertumbuhan secara alamiah, Pertumbuhan gereja alamiah adalah kemampuan gereja sebagai organisme hidup, yang mempuinyai kemampuan atau potensi untuk bertumbuh. Pertumbuhan ini tidak dapat dilakukan oleh manusia. Potensi partumbuhan gereja adalah anugerah yang diberikan oleh Allah bagi semua gereja-Nya. Tugas orang-orang percaya adalah menyingkirkan penghalang yang merintangi pertumbuhan gereja. Jika gereja sehat maka secara alamiah gereja pasti bertumbuh dan berdampak keluar menjadi berkat.

Kata Kunci : Gereja, Organisme, Berdampak, Pertumbuhan

Pendahuluan

Pertumbuhan gereja-gereja di Indonesia secara kuantitas dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah gereja. Dalam Kisah Para Rasul dapat dilihat bagaimana jemaat mula-mula bertumbuh dengan pesat baik secara kuantitas maupun kualitas. Pertumbuhan dalam jemaat mula-mula ini tidak terlepas dari pada peranan Roh Kudus dan kesatuan tubuh Kristus yang merupakan inisiatif Allah. Kitab Kisah Para Rasul adalah salah satu kitab yang cukup banyak memuat sejarah pertumbuhan gereja mula-mula, oleh sebab itu diimplementasikan oleh gereja-gereja masa kini.

Chris Marantika mengatakan “Pertumbuhan gereja adalah pekerjaan Allah Tritunggal. Allah Bapa merencanakan dan membentuk gereja di kekekalan masa lampau. Allah menebus dan menyucikan gereja dalam kematian dan kebangkitan-Nya (Ef. 1:4-13). Peranan Bapa dan Anak telah selesai, kini tinggal peranan Roh kudus dalam penyelesaian program Allah di masa kini menuju era dunia adil dan makmur. Jadi pribadi yang merupakan dinamika sentral dalam pertumbuhan gereja masa kini adalah Roh Kudus.11 Gereja sering kali disebut seperti sebuah organisme yang hidup, bukan mati. Itu sebabnya, jika sebuah gereja sehat, ia secara alami pasti mengalami pertumbuhan.

1

(2)

Sebagai organisme, gereja ibarat makhluk hidup yang mempunyai kehidupan dan mempunyai kemampuan untuk pertumbuhan secara alamiah, bahkan pertumbuhan alamiah ini bukan sesuatu upaya pertumbuhan yang dapat dilakukan oleh kemampuan manusia. Gereja-gereja yang sehat tidak memerlukan taktik untuk bertumbuh, mereka bertumbuh secara wajar. Pertumbuhan ini tidak dapat dilakukan oleh manusia. Potensi pertumbuhan gereja adalah anugerah, diberikan oleh Allah bagi semua gereja-Nya. Tugas kita (manusia dan segala strateginya) adalah menyingkirkan penghalang yang merintangi pertumbuhan gereja. Jika gereja sehat maka secara alamiah gereja pasti bertumbuh dan berdampak keluar menjadi berkat.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia akan membangun gereja-Nya (Mat. 16:18). Hal ini dimulai dari 12 Rasul menjadi 70 orang kemudian 120 orang (yang disebut sebagai gereja mula–mula) dan berkembang menjadi 3.000 orang (Kis. 2:41). Gereja haruslah bertumbuh, hal ini tidaklah bisa ditawar-tawar. Mengapa gereja harus bertumbuh? Gereja tidak saja dipanggil untuk mengikuti Yesus, tetapi juga mengikuti panggilan-Nya, yaitu menjangkau jiwa-jiwa. Jika gereja menjalankan panggilan-Nya, maka tidak mungkin gereja-gereja Tuhan tidak bertumbuh. Matius 28:19; “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” adalah Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang percaya untuk pergi memberitakan kabar keselamatan.

Berbeda dengan agama pada umumnya, yang berdiam diri dan orang lainlah yang mencari. Di sisi lain, Amanat Agung membongkar paradigma agama yang ekslusif menjadi inklusif. Jika beberapa agama Yahudi menganggap orang Yahudi saja yang berhak menjadi umat pilihan Allah, tidak demikian yang diperintahkan Yesus. Yesus tidak saja memberikan misi bagi gereja-gereja-Nya untuk menjangkau semua bangsa, tapi itu perintah. Bukankah gereja semestinya bertumbuh saat mau pergi dan menjadikan dirinya inklusif?

Kisah para rasul 1:8; “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Ada dua kemungkinan mengapa orang harus bersaksi, pertama karena dia didakwa atau disalahkan dan harus membenarkan dirinya maka dia bersaksi. Kedua, karena dia tahu ada sesuatu yang baik dan benar, maka dia berusaha orang lain tahu itu, maka dia bersaksi. Nah, maksud Yesus dengan ayat di atas adalah bersaksi karena mengetahui ada hal yang baik dan benar yang perlu diketahui oleh orang lain. Apalagi kesaksian ini menyangkut hidup masa kini dan masa depan. Gereja yang suka bersaksi tidak mungkin tidak mengalami pertumbuhan.

Ada apa dengan gereja di kitab Kisah Para Rasul? Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia). Gereja di kitab Kisah Para Rasul layak dijadikan model pertumbuhan gereja, karena gereja di kitab Kisah Para Rasul adalah gereja yang langsung didirikan oleh para rasul, yang nota bene adalah orang-orang yang hidup bergaul secara langsung dengan Yesus Kristus. Selain itu gereja di kitab Kisah Para Rasul lebih murni karena terjadi secara alamiah, tanpa dipaksakan dan tidak ada model gereja seperti apa yang mereka ikuti. French L. Arrington dalam bukunya Doktrin Kristen Perspektif Pentakosta menyebutkan bahwa “gereja adalah ciptaan Ilahi dengan misi Ilahi untuk menyaksikan kepada dunia bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Juru selamat.”22

Defenisi gereja

Gereja adalah persekutuan orang-orang terpanggil dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Persekutuan merupakan segenap orang yang mempunyai pengakuan yang sama. Yang menjadi pengakuan dalam gereja adalah Tuhan Yesus yang adalah kepala, kepala persekutuan itu sendiri. Menurut French L. Arrington, gereja adalah kumpulan orang percaya; di mana Firman Allah diberitakan dan diterima oleh iman, di situ

2

(3)

adalah gereja.33

Kata “gereja” berasal dari bahasa Portugis “Igreya” dan dalam bahasa Yunani “ekklesia” yang berarti jemaat yang dipanggil keluar dari dunia menjadi milik Tuhan. Kata “ekklesia” diambil dari kebudayaan Yunani waktu itu yang berarti suatu sidang warga kota untuk membicarakan dan mengambil keputusan selaku “Sidang Rakyat yang syah” (Kis. 19:39).

Pengertian gereja secara theologis Alkitabiah ialah bahwa gereja (ekklesia) itu adalah tubuh Kristus (Ef. 1:22-23) di mana Kristus adalah kepala. Kristus yang memanggil, maka gereja berasal dari Kristus sendiri. Gereja bukanlah kelompok manusia yang berdiri atas inisitif sendiri, tetapi Kristuslah yang dengan perantara Firman dan Roh mengumpulkan bagi-Nya jemaat itu.

Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dikumpulkan oleh Kristus. Hari Pentakosta ketika Roh Kudus dicurahkan menjadi hari lahirnya gereja (Kis. 2). Elton Trueblood mengatakan bahwa gereja yang benar sebagai kumpulan orang percaya yang mempunyai penyerahan diri.44 Oleh karena gereja adalah jemaat Allah, maka pertumbuhan gereja baik secara kualitatif maupun kuantitatif adalah karya Allah. Tuhan Yesus secara tegas menyatakan kebenaran ini ketika pertama kali menyebut tentang gereja dalam Perjanjian Baru; (Mat. 16:18) ketika itu Tuhan Yesus berkata “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya;” gereja adalah “jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran;” gereja “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru.” (1 Tim.3:15;1 Kor.3:16,17 Ef.2:20).55

Gereja Dalam Alkitab

Kata “gereja” yang berarti Ekklesia adalah kata yang biasa saja pada zaman para rasul; bagaimana jemaat perdana memahami diri dan merumuskan karya keselamatan Tuhan di antara mereka, gereja adalah persekutuan orang –orang percaya yang beribadah, kadang-kadang mereka berkata “Gereja Allah” atau juga “jemaat Allah” (1 Kor. 15:9). Maksud sebutan itu dapat menjadi sangat jelas dalam 1 Kor. 11:17-22, di mana Paulus berbicara mengenai jemaat yang berkumpul untuk perjamuan Kudus, mereka menjadi “jemaat” atau “gereja” karena iman mereka akan Yesus Kristus, khususnya akan kematian dan kebangkitan-Nya. Gereja adalah “jemaat Allah yang dikuduskan dalam Kristus Yesus” (1 Kor. 1:2). Jadi, sebetulnya ada tiga nama yang dipakai untuk gereja dalam Perjanjian Baru, yaitu : “umat Allah”, “tubuh Kristus”, dan “bait Roh Kudus”. Ketiga-tiganya berkaitan satu sama lain.

Bagi yang mengikuti pembelajaran sejarah Gereja; sejarah umat Allah bukan dimulai dari kedatangan Kristus yang pertama, tetapi dimulai sejak Taman Eden yaitu saat Allah menjanjikan bahwa keturunan dari perempuan itu akan meremukkan kepala ular. Janji Allah ini diteruskan dari generasi ke generasi. Semakin lama janji Allah ini semakin jelas dan utuh. Panggilan Allah kepada Abraham untuk keluar dari Urkasdim dan berjanji untuk menjadikannya bangsa yang besar, di mana melalui bangsa ini berkat Tuhan akan diberikan bagi dunia. Bangsa inilah yang dinamakan bangsa Israel, pada masa perjanjian lama umat Allah menyadari akan janji janji Allah, dan mereka dikenal sebagai anak-anak perjanjian.66

Melalui Yakub, Tuhan menjadikan bangsa ini besar di tanah Mesir dan memanggil mereka keluar dari perbudakan dan penindasan di Mesir yang di pimpin oleh Nabi Musa, lalu di Sinai Tuhan membuat perjanjian dengan bangsa Israel (umat Allah) dan memberikan 10 hukum kepada mereka. Tuhan juga menyediakan tanah perjanjian bagi bangsa tersebut di mana kerajaan Israel terbentuk dan Tuhan membangkitkan Daud menjadi raja

3

Ibid, 489.

4

Elton Trueblood, The Company Of The Commited, Dalam Teologi Pertumbuhan Gereja, (New York: Harper & Row, 1961)

5

French L. Arrington, Op.cit, 493.

6

(4)

bagi kerajaan Israel. Keberdosaan bangsa tersebut membuat Tuhan marah dan Tuhan pecahkan bangsa Israel menjadi dua dan keduanya Tuhan buang ke tangan bangsa kafir (Babel) yang tidak mengenal Allah. Meskipun di dalam pembuangan, Tuhan tetap memelihara bangsa tersebut dengan membangkitkan nabi demi nabi yang menjadi perantara Allah dan umat-Nya, yang membawa teguran Allah atas dosa-dosa umat-Nya dan menubuatkan akan pemulihan dan pembaruan bangsa tersebut. Janji ini diteruskan hingga titik di mana Kristus yang adalah Allah itu sendiri, berinkarnasi turun ke dalam ciptaan dan menggenapkan janji Allah. Melalui Kristus, perjanjian antara Allah dengan umat-Nya memasuki suatu level yang baru di mana perjanjian ini berlaku bukan hanya untuk bangsa Israel saja tetapi bagi seluruh bangsa di dunia.

Di sini dapat dilihat dinamika kisah umat Allah di dalam Perjanjian Lama; dinamika yang secara umum memiliki pola yang sama dan berulang (“Berdosa – Dibuang – Pemulihan”) di sepanjang kisah Perjanjian Lama. Tetapi di dalam pola inilah dapat dilihat bagaimana Tuhan berbelaskasihan dan memberikan anugerah-Nya dengan memelihara umat-Nya. Umat Allah adalah milik Allah yang dikasihi-Nya, inilah yang menjadi dinamika relasi antara Allah dengan umat-Nya berkembang secara progresif. Alkitab menggunakan berbagai bentuk dalam menggambarkan relasi antara Allah dengan umat-Nya.

Pandangan gereja dalam Perjanjian Baru muncul pada Mat. 16:18 dengan kata-kata ini Kristus berjanji untuk mendirikan gereja-Nya berlandaskan kebenaran dari pengakuan Petrus dan murid lain bahwa (Mat. 16:16-19) Yesus Kristus menyebut murid-Nya itu "Petrus" yang artinya sebuah batu, namun Ia melanjutkan dengan mengatakan "di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku," maksudnya Ia akan mendirikan gereja (jemaat-Nya) di atas pengakuan Petrus yang kokoh.

Yesus Kristus sendirilah yang menjadi Batu Karang itu, yaitu landasan utama atau dasar utama dan pertama dari gereja (1 Kor. 3:11). Di dalam surat kirimannya yang pertama, Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah "batu yang hidup ... batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal ... batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan" (1 Ptr. 2:4,6-7). Pada saat yang bersamaan, Petrus dan semua orang percaya lainnya merupakan batu-batu hidup yang digunakan dalam mendirikan rumah rohani yang sedang dibangun oleh Allah (1 Ptr. 2:5). Dalam Perjanjian Baru, gereja adalah suatu lembaga yang bebas, tetapi kebebasan mereka berdasarkan kesetiaan kepada Kristus. Maka gereja merupakan suatu tubuh, di mana anggota-anggota-Nya disatukan melalui kasih mereka terhadap Kristus dan ketaatan kepada gereja adalah wujud pemberian Kristus bagi umat Allah di bumi, namun gereja harus memiliki pesan dan gereja adalah pesan itu sendiri.Bagi Paulus, gereja adalah selalu jemaat setempat, tetapi sekaligus juga mempunyai arti universal (gereja terdiri atas semua orang). Dengan kata lain menegaskan bahwa gereja juga merupakan tempat kediaman Allah.

Fungsi Gereja

Untuk mengerti Fungsi gereja sebagai Tubuh Kristus maka ada beberapa hal yang harus dipahami tentang fungsi gereja sebagai berikut:

a. Fungsi Gereja sebagai Tubuh Kristus

Mungkin gambaran paling popular mengenai gereja adalah tubuh Kristus, di mana Tuhan sebagai Kepala (Rom. 12:5; 1 Kor. 12:12; Ef. 1:22-23; Kol. 1:24) dan Paulus menekankan baik kesatuan tubuh dan individu setiap anggota. Bahwa Kristus sebagai Kepala, tubuh menyatakan Tuhanlah yang mengarahkan dan membimbing tubuh, dan kesatuan datang dari Kepala tubuh, yang mengkoordinasi dan mengarahkan setiap bagian.

b. Fungsi Gereja sebagai Bait Allah

(5)

Tuhan berdiam, sehingga gereja merupakan tempat Tuhan berdiam. Tuhan tidak hanya berdiam dalam setiap orang Kristen, tapi dalam kekristenan secara keseluruhan. Sebagai Batu Penjuru, Tuhan adalah yang mengikat semua jadi satu, sehingga bait di mana kedua tembok dari Yahudi dan non-Yahudi, selamanya bersatu dalam Yesus Kristus (Ef. 2:14-22). Bait tidak hanya tempat Tuhan berdiam, tapi juga tempat ibadah, di mana pujian dinaikan pada Tuhan.

c. Fungsi Gereja sebagai Pengantin Kristus

Gambaran lain akan gereja adalah pengantin Kristus (2 Kor. 11:2; Ef. 5:22-33; Why. 19:7; 22:17). Di sini menekankan kasih Kristus pada gereja-Nya, dan pemeliharaan penuhnya bagi pengantin-Nya. Gereja sebagai pengantin-Nya memilik tanggung jawab untuk menjaga diri agar tetap murni dan tidak bercela bagi pengantin prianya, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

d. Fungsi Gereja sebagai Kawanan Domba Allah

Gereja juga digambarkan sebagai kawanan domba Allah (Yoh. 10:26-27; Kis. 20:28; 1 Ptr. 5:2). Tuhan Yesus Kristus adalah Gembalanya. Di sini dapat dilihat kasih dan pemeliharaan-Nya bagi gereja-Nya dalam memberi makan, memimpin, dan melindungi dari bahaya. Hal ini juga mengingatkan bahwa gereja memiliki ketergantungan kepada Dia, dan tidak akan berdaya jika di luar pemeliharaan-Nya.

e. Fungsi Gereja sebagai Ranting-Nya.

Gereja digambarkan sebagai ranting dari Pokok Anggur yang adalah Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 15:5). Tuhan Yesus sebagai sumber hidup dan kekuatan bagi gereja-Nya. Orang Kristen (gereja) harus berdiam dalam Kristus sebagai pokok anggur agar dapat berbuah.

Kesimpulannya adalah gereja bukan hanya gedung bangunan tempat orang Kristen beribadah dan kumpulan orang percaya tetapi yang utama gereja merupakan setiap orang yang percaya kepada Kristus, yang terpanggil untuk keluar memberi dampak kepada dunia. Gereja adalah rahasia yang tersembunyi berabad-abad yang lalu, namun kini oleh Roh Kudus telah dinyatakan oleh para Nabi-Nya dan Rasul-Nya untuk memberitakan berbagai ragam hikmat Allah dengan maksud abadi yang telah dilaksanakannya dalam Kristus Yesus supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang Mulia (Ef. 3:5,10,11; 1:6). Gereja adalah milik Allah dan hanya bertumbuh melalui suasana yang Ilahi. Secara seragam menyakinkan dan tidak ragu-ragu Alkitab menyatakan bahwa gereja berasal dari Allah. Allah sendiri yang memegang hak milik atas gereja oleh karena gereja adalah kepunyaan Allah. Yesus sendiri yang merencanakan, membentuk, mengadakan dan menentukan. Yesus tidak pernah menyerahkan hak-Nya sebagai pemilik dan empunya gereja. Gereja adalah perhimpunan orang percaya yang sudah dibaptis; gereja adalah satu kesatuan tubuh yang beranggotakan orang-orang percaya; gereja adalah suatu persaudaraan beranggotakan orang-orang percaya; gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya yang menerapkan disiplin; gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang memberikan kesaksian; gereja adalah persekutuan orang yang percaya yang beribadah.77

Dasar Pertumbuhan Gereja

Untuk memahami dengan jelas pengertian dari pertumbuhan gereja maka terlebih dahulu harus mengetahui apa dasar dari pertumbuhan gereja itu sendiri. Menurut Piter Wongso dasar pertumbuhan gereja adalah:88

Pertama: Pertumbuhan hidup rohani orang kristen secara pribadi. Pertumbuhan dan kedewasaan hidup rohani orang kristen secara pribadi adalah dasar pertumbuhan gereja. Pada saat orang kristen dilahirkan kembali maka ia memiliki hidup Kristus, hidup rohani ini menerima kebenaran Alkitab sebagai makanannya, disertai penuntunan pribadi di bawah bimbingan Roh Kudus, ia semakin hari bertumbuh dan mencapai kedewasaan

7

Peter Wagner, Biblical Theologi Of Mission, (Harvest Publikation Hause), 202-203.

8

(6)

penuh dengan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:13). Pertumbuhan gereja harus dimulai dari kualitas hidup rohani, apabila kualitasnya berisi dan bertumbuh, maka dengan sendirinya akan bertumbuh secara kuantitas.

Kedua: Pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah yang kekal. Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia megumumkan kehendak-Nya yang kekal kepada mereka supaya mereka beranak cucu bertambah banyak dan memenuhi seluruh bumi (Kej. 1: 26:28). Sifat asal atau esensi hidup yang Tuhan karuniakan kepada manusia adalah agar dapat bertumbuh; dari hidup yang kekanak-kanakan bertumbuh menjadi hidup yang dewasa, dari hidup secara individu bertumbuh menjadi hidup secara masal, dari hidup yang kecil dan lemah bertumbuh menjadi hidup yang besar dan kuat. Hidup rohani seorang Kristen bertumbuh atau tidak dapat dilihat dari apakah ia sungguh- sungguh melihat kehendak Allah.99 Jadi setiap organisasi gereja pasti mempunyai keinginan untuk mengalami pertumbuhan baik secara kuantitas maupun kualitas.

Ketiga: Pertumbuhan hidup merupakan tuntunan dasar dari eksistensi hidup. Eksistensi hidup bukan hanya mempertahankan eksistensi tubuh semula itu saja melainkan harus terus menerus berkembang dan berjuang dengan lingkungan sekitarnya. Makin bersar lingkungan perkembangannya makin kuat pula sifat kestabilan hidupnya. Eksistensi hidup rohani orang Kristen dan eksistensi gereja di dalam dunia harus selalu dipertahankan.

Keempat: Pertumbuhan hidup rohani harus bersantapkan firman Tuhan. Tuhan Yesus sendiri berkata manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4). Oleh sebab itu bila hidup rohani orang percaya hendak dewasa, bila gereja hendak bertumbuh, orang percaya harus membaca Alkitab dengan baik, dengan segala hikmat menyimpan firman Tuhan secara penuh di dalam hati dan dengan bersandar pada pertolongan Roh Kebenaran. Jadi dasar pertumbuhan gereja sesungguhnya dimulai dari pertumbuhan rohani orang percaya.

Standar pertumbuhan hidup rohani adalah mengetahui dan melakukan kehendak Allah. Dari pengalaman pertumbuhan hidup rohani orang kristen secara pribadi maka dapat dipelajari bahwa pada saat orang kristen secara pribadi atau gereja mengalami tekanan yang lebih besar dari luar maka pada saat itu pertumbuhan hidupnya makin cepat dan kuat; gereja dapat tetap berdiri teguh di tengah-tengah gelombang, badai, hujan lebat, angin ribut bahkan dapat terus bertumbuh menjadi besar.

Pertumbuhan gereja ialah segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang-orang yang tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab. Pertumbuhan gereja ialah kenaikan yang seimbang dalam kualitas, kuantitas dan kompleksitas organisasi gereja local. Pertumbuhan gereja ialah berkurangnya penduduk neraka dan bertambahnya penduduk Surga.

Strategi Pertumbuhan Gereja

Jika seorang pendeta atau penginjil menghendaki gerejanya bertumbuh dengan nyata, maka harus memiliki strategi pertumbuhan gereja yang benar. Strategi pertumbuhan gereja tersebut antara lain, yaitu :

- Memiliki visi yang jelas

John C. Maxwell mengatakan: “Saya berkeyakinan bahwa visi datang lebih dulu. Saya kenal banyak pemimpin yang kehilangan visi, karenanya kehilangan daya untuk memimpin.”1010

Jadi, mau dibawa ke mana gereja yang digembalakannya itu diibaratkan seperti orang yang sedang berjalan tahu ke mana arahnya dan untuk apa tujuannya; punya arah yang jelas dan iman yang matang.

- Memiliki perencanaan jangka panjang dan pendek

9

George W. Peter, Teologi Pertumbuhan Gereja, (Jawa Timur: Gandum Mas 2002), 165.

10

(7)

Rencana-rencana yang strategis meliputi suatu periode waktu yang panjang dapat disebut rencana jangka panjang. Rencana-rencana jangka panjang mempunyai cakupan yang luas dan pada dasarnya menjawab pertanyaan bagaimana suatu organisasi harus menggunakan sumber dayanya selama lima hingga sepuluh tahun berikutnya. Rencana-rencana strategis tersebut tidak terlalu sering diubah demi merefleksikan perubahan-perubahan dalam lingkungan atau keseluruhan arah pelayanan.

- Memiliki manajemen yang baik

Kebanyakan pendeta mempunyai pendidikan dan pengalaman manajemen yang kurang memadai sebelum memasuki kegiatan pelayanan dan mereka menghabiskan waktu melakukan fungsi pastoral karena dalam bidang itulah mereka terlatih. Selanjutnya, sedikit gereja yang dapat mengumpulkan sekelompok warga jemaat yang berpendidikan atau memiliki keterampilan menajemen. Dengan demikian, perencanaan, penetapan tujuan (sasaran), dan fungsi manajemen lainnya sebagaian besar justru diabaikan.

- Mengevaluasi semua kegiatan berkala

Mengevaluasi setiap pekerjaan yang dikerjakan setiap periode sehingga dapat mengerti di mana letak kekurangan dan kelebihan pekerjaan yang sudah dikerjakan tersebut. “Putuskan apa yang akan dilakukan dan lakukanlah; putuskan apa yang tak akan dilakukan dan janganlah lakukan itu.”1111

Kemudian, bagaimana mencari jalan keluarnya atau mencari solusinya untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul sehingga bisa berjalan dengan baik dan menjadi dampak perkembangan gereja? Gereja Tuhan harus mengalami pertumbuhan, mengapa? Karena ini adalah tanda gereja Tuhan yang sehat.1212 Gereja yang kuat bertumbuh sehat mempunyai keluarga yang: a). kuat beribadah (Yos. 24:15), b). kuat persekutuannya (Yos. 2:12), c). kuat bagian tiang-tiang soko guru (Ams. 9:1), d). kuat dalam pelayanan Firman Tuhan (Maz. 144:13a).

Jenis-Jenis Pertumbuhan Gereja

Dalam pertumbuhan gereja ada tiga komponen pertumbuhan yang diharapkan dapat tercapai, yaitu: pertumbuhan secara kuantitas, pertumbuhan secara kualitas dan pertumbuhan secara organisasi:

- Pertumbuhan Kuantitatif (Kis. 1:15; 2:41; 4:4; 6:7; 11:21; 21:20).

- Pertumbuhan Kualitatif (Kis. 2:42-47; 4:32-37). Adanya perubahan tingkah laku dan karakter, di mana mereka hidup dalam ”ketakutan” (ayat 43), ”kesatuan” (ayat 44), dan ”kasih” (ayat 45). Adanya ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam doa, dan dalam ibadah bersama (ayat 42,47).1313 - Pertumbuhan Organik (gereja secara organik dicerminkan dalam perkembangan organisasi dan

struktural).

Pandangan Pertumbuhan Gereja Menurut Para Ahli

Pandangan pertumbuhan gereja menurut bapa-bapa gereja dengan tegas menyatakan bahwa pertumbuhan gereja itu bukan hanya baik tetapi itu juga kehendak Allah yang maha Tinggi. Beberapa pandangan tersebut, antara lain:

1. Pandangan pertumbuhan gereja menurut Eli Zalukhu:

Pertumbuhan gereja adalah sebuah perubahan. Gereja dirombak sedemikian rupa secara progresif dan sistematis untuk melakuan langkah-langkah perubahan dalam mengejar pertumbuhan. Banyak sekali sekmen

11

Ibid, 25.

12

A.H. Mandei, M.D Wakkary, Pertumbuhan Gereja, (Jakarta: Balibang-GpdI, 1999), 7-10.

13

(8)

yang mengalami sentuhan dalam perubahan. Pola lama mulai ditinggalkan dan hal-hal yang baru yang diinovasikan sebagai bagian dari kebutuhan.1414

2. Pandangan pertumbuhan gereja menurut Peter Wagner:

Pertumbuhan gereja adalah sebagai ilmu pertumbuhan untuk menolong gereja untuk memaksimalkan penggunaan tenaga dan kekayaan lainnya bagi kemuliaan Allah. Kekurangan pertumbuhan gereja adalah penyakit yang serius, tetapi kebanyakan dapat diselamatkan.1515

3. Pandangan pertumbuhan gereja menurut Mc. Gavran:

Pertumbuhan gereja berarti segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang-orang yang tidak memiliki “hubungan pribadi dengan Yesus ke dalam persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab.1616 Keyakinan terhadap pertumbuhan gereja dan membuatnya menjadi kenyataan adalah dua hal yang berbeda. Pertumbuhan gereja biasanya tidak terjadi secara otomatis harus ada yang melakukannya.

Penghalang-penghalang terbesar penanaman gereja ada dalam pikiran. Begitu orang percaya dan hamba Tuhan memutuskan untuk melakukannya, maka penanaman gereja akan terjadi.1717 Dengan adanya fenomena di dalam gereja, sebagian gereja mundur sementara yang lain berkembang, Sebagian besar berpengaruh kecil terhadap lingkungan sekitarnya sementara yang lain bergerak keluar dan melayani orang-orang yang belum percaya dengan kuasa yang hebat. Gereja yang sehat tentu bertumbuh setiap hari, Tuhan menambahkan orang-orang yang diselamatkan (Kis.2: 41-47). Pertumbuhan gereja tidak terjadi begitu saja, pasti ada penyebabnya dan ini adalah masalah yang tidak mudah. Tuhan Yesus menuntun seluruh keberadaan jemaat-Nya, semua yang dimiliki dan semua yang direncanakan. Kristus telah menyatakan bahwa alam maut tidak mampu melawannya.

Gereja Yang Berdampak Menurut Kisah Para Rasul 2:41-47

Ayat ini menjelaskan apa yang dilakukan murid-murid Yesus dan jemaat mula-mula pada saat itu, mereka melakukan apa yang Tuhan Yesus ajarkan dan di saat itu mereka menjadi dampak yang luar bisa baik dalam kalangan mereka maupun di luar, mereka bertumbuh secara kualitas dan kuantitas. Berikut ini adalah hal-hal yang mereka lakukan:

Berdampak Bagi Tubuh Kristus

a. Mereka semakin bertekun dalam pengajaran Firman Allah.

Jemaat mula-mula bergairah, bertekun dalam pengajaran para rasul yaitu dalam pengajaran Firman Allah bahkan dikatakan bahwa mereka semua bertekun tiap-tiap hari (Kis. 2:42,46). Apa yang mereka tekuni tidak lain adalah belajar tentang firman Allah dari pemimpin mereka yaitu para rasul. Mereka juga mengadakan pertemuan di rumah-rumah mereka masing-masing secara bergilir (Kis. 2:46). Di samping memecahkan roti dan makan bersama-sama, rasul-rasul memandang pelayanan Firman Tuhan sebagai hal yang penting dalam jemaat untuk pertumbuhan jemaat secara rohani, mereka tidak saja belajar Firman Tuhan secara teori tapi juga secara praktis atau pada tingkat pengalaman. John Stott mengatakan, “Semua orang Kristen terpanggil sama seperti Yesus Kristus, supaya memberi kesaksian tentang kebenaran,”1818

b. Mereka selalu dalam persekutuan dan selalu berbagi

Gereja dalam Kisah Para Rasul ditandai oleh “persekutuan”. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” (Kis. 2:42).

14

Sonny Eli Zalukhu, Pemimpin Pertumbuhan Gereja, (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 8.

15

C. Peter Wagner, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh. (Malang: Gandum Mas, 2003), 40.

16

Ibid, 11.

17

C. Peter Wagner, Penanaman Gereja Untuk Tuaian Yang Lebih Besar, (Harvest Publication House).

18

(9)

Persekutuan berarti saling berbagi satu sama lain.1919 Dalam persekutuan itu anggota jemaat mula-mula saling memberi. Dalam persekutuan yang kekurangan dicukupi sehingga tak kekurangan. Dalam persekutuan mereka saling dikuatkan, saling dihiburkan. Mengadakan persekutuan bagi orang-orang percaya adalah hal yang sangat penting. George Eldon Ladd mengatakan, “Persekutuan adalah orang yang terpilih tanpa melihat status sosial, pendidikan, kekayaan atau warna kulit dengan sederhana disebut orang pilihan Allah. Gereja adalah persekutuan orang kudus atau orang yang disucikan yang lazim digunakan oleh Paulus untuk menjelaskan orang-orang Kristen.”2020

Dalam persekutuan atau perkumpulan orang-orang percaya bukanlah sekedar berkumpul, namun di dalam perkumpulan ibadah itulah setiap umat saling menasehati, menguatkan dan menghibur serta mendoakan, di tempat itulah mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati supaya mereka bertekun dalam iman (Kis. 14:22). “Persekutuan merupakan langkah penguatan dan peneguhan dari Allah bagi kehidupan umat-Nya yang dibangun di atas Firman-Nya. Dari persekutuan umat Tuhan inilah tugas pekabaran Injil dapat dilakukan secara bertanggung jawab.”2121

c. Mereka selalu bertekun, bergairah dalam doa

Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47, orang percaya mula-mula bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan dan dalam doa (ayat 41,43). B.J. Boland mengatakan “Berdoa“ atau “meminta“ doa berarti menghadap Allah sambil membuka isi hati dan berkata-kata kepada-Nya selaku anak-Nya.”2222

Mereka hidup dalam persatuan dan kasih (ayat 42), di mana mereka memecahkan roti bersama-sama, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, mereka saling menolong dalam kekurangan (ayat 44-46; Kis. 2:32-37), bahkan mereka disukai semua orang tentunya karena kesaksian hidup mereka yang menjadi berkat bagi lingkungannya atau orang tidak percaya lainnya (Kis. 2:47) sehingga tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Di sini nyata bagaimana kualitas yang baik dari jemaat mula-mula yang menghasilkan pertumbuhan kualitatif. Allah yang memberi pertumbuhan, oleh karena itu haruslah berdoa kepada-Nya (1 Kor. 3:6). Orang-orang percaya bertekun dalam doa (Kis. 2:42;4:27-31) karena doa jemaat inilah rasul-rasul diperlengkapi dengan keberanian untuk menyampaikan Firman Tuhan, (Kis. 4:5-22; 5:26-42; 13:46-48; 14:17; 16:19,34) dan kuasa untuk mengadakan mukjizat. Dengan demikian Firman Tuhan diberitakan, walau mendapat tantangan tetapi semakin nyata kuasa-Nya sehingga semakin banyak orang yang menjadi percaya. “Kunci untuk pelayanan yang berkemenangan adalah doa,”23

Melalui doa, Allah menolong rasul-rasul yang berada dalam kesulitan. Jemaat mendoakan Petrus yang dipenjarakan (Kis. 12:4-9) dan dibebaskan oleh malaikat. Paulus dan Silas berdoa sehingga mereka dibebaskan dari penjara melalui gempa (Kis. 16:25-34), dengan demikian mereka dapat melanjutkan pemberitaan.

d. Mereka selalu bersatu (unity)

Dalam Kis. 2:44 dijelaskan bahwa mereka semua yang menjadi percaya tetap bersatu. Ini menjadi kekuatan jemaat mula-mula pada waktu itu. Mengapa? Karena mereka tetap bersatu menjadi keluarga yang kuat dan jemaat yang kuat. Mereka bersatu tidak bisa dipisahkan sehingga dengan adanya persaudaraan yang rukun mereka menjadi dampak, berkat bagi banyak orang sehingga tidak heran jumlah mereka ditambahkan Tuhan semakin banyak orang yang diselamatkan.

e. Mereka mau dimuridkan dan memuridkan

Kisah Para Rasul menjelaskan bahwa dengan bertambahnya orang-orang percaya maka bertambah pula yang menjadi murid-murid Kristus. Kis. 11:26, “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun

19

Ralph H. Elliott, Churh Growth That Counts, (Vally Forge: Judson Press,1982 ), 105.

20

George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid II, (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 335.

21

Yakob Tomatala, Teologi Misi, (Jakarta: Leadersiph Foundation, 2003), 213

22

B.J. Boland, Intisari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995 ), 81.s

23

(10)

lamanya, sambil mengajar banyak orang.” (Kis. 6:1-7) “Rasul-rasul memandang pelayanan Firman Tuhan sebagai hal yang penting dalam jemaat untuk pertumbuhan secara rohani.”24

Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pemuridan mereka untuk menjadi murid dilakukan sepanjang setahun itu dengan pengajaran para rasul. Allah yang merencanakan supaya orang yang mendengar panggilan-Nya itu bertumbuh sehingga menjadi serupa dengan anak-Nya (Rom. 8:18-20). Allah yang menghendaki supaya semua anggota jemaat mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:12-13). Allah menghendaki supaya semua bangsa dijadikan murid-Nya (Mat. 28:18 20). Jemaat harus dimuridkan. Tanggung jawab gereja ialah membina orang-orang mencapai kedewasaan rohani. Inilah kehendak Allah untuk setiap orang percaya. Rasul Paulus menulis, “bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:12b-13).”25

f. Mereka saling melayani kepedulian (Diakonia)

Diakonia artinya pelayanan. Dalam Perjanjian Baru sering dipakai buat pelayanan dalam gereja, pelayanan dalam gereja disebut diakonos (1 Kor. 3:5; 2 Kor. 6:4; 11:23). Gereja akan kehilangan kesempatan yang sangat mulia dan indah jika gereja mengabaikan tugas yaitu diakonia, koinonia, marturia.26 Kristus sendiri disebut pelayan, yang berkenan adalah pelayanan dengan Roh Kudus sebagaimana pernah dilakukan ketika Ia ada di bumi yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus, dengan kuat dan kuasa-Nya, Dia yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Roh Kudus menolong seorang Kristen untuk melayani karena kasih Kristus telah mendiami hati orang percaya dan berkewajiban memikul kuk yang diberikan oleh Tuhan untuk mengasihi sesama manusia. Kata “pelayanan” mencakup seluruh dimensi tugas Kristen (Ef. 4:8,12). “Diakonia bertujuan agar hak dan martabat sesama manusia ditegakkan, serta kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan, pengobatan, pendidikan, dll terjamin,”27

Semua murid Kristus terpanggil kepada tugas pelayanan ini. Ketika setiap anggota tubuh “bekerja dengan benar”, Tubuh Kristus bertumbuh dalam ukuran, dalam kedalaman rohani dan dalam jangkauan (ayat 16). “Pelayanan” internal mencakup pelayanan jemaat setempat kepada Tuhan adalah ibadah (melalui doa, pujian, sakramen, dan mendengar Firman-Nya), pelayanan anggota satu sama lain untuk kepentingan bersama (1 Kor. 12:7; 2 Kor. 8:4), pelayanan mengajar yang melaluinya jemaat yang percaya itu ditanami norma-norma tradisi rasuli (Kis. 6:4; Rom. 12:7). Ketiga hal ini:ibadah, berbagi, dan mengajar sangat penting bagi vitalitas kehidupan batin setiap jemaat-koinonia umat Allah.

Kristen bekerja demi kerukunan antara manusia dan demi keadilan sosial dalam masyarakat (2 Kor. 5:18-21). Dan pelayanan tertinggi mereka adalah membawa orang bukan Kristen kepada Hamba itu sendiri.28 g. Mereka bergairah memberitakan Injil dan menuai jiwa-jiwa.

Yesus menghendaki semua orang percaya, semua gereja Tuhan terlibat dalam penginjilan. Hal ini terlihat ketika Yesus memanggil para murid pertama kali, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mrk. 1). “Gereja merupakan sebuah badan di bawah pimpinan Kristus untuk memberitakan Injil keseluruh dunia.”29

Melalui amanat agung Yesus Kristus sesaat sebelum Ia naik ke sorga, Yesus meminta para murid untuk

24

I Ketut Enoh, Prinsip-prinsip Pertumbuhan Gereja Dalam Kisah Para-Rasul, (Ujung Pandang: Tesis Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 1991), 63.

25

Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 1999), 112.

26

A.H. Mandei, Pertumbuhan Gereja, ( Jakarta : Balitbang GpdI,1999), 152.

27

R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi , (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994), 19.

28

Arthur F. Glasser, Rasul Paulus dan Tugas Penginjilan dalam misi Menurut Persepektif Alkitab, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007 ), 145-146.

29

(11)

menjadikan sekalian bangsa murid Kristus (Mat. 28:19-20); di mana para murid harus menjadi saksi Kristus dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8). Hal ini juga nampak melalui surat Petrus bahwa orang percaya (gereja Tuhan) “dipanggil dari kegelapan kepada terang Kristus untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah kepada dunia ini (1 Ptr. 2:9,10).

Rick Warren berkata, “Kapan saja Yesus menjumpai seseorang Ia pasti mulai berbicara tentang kesulitan mereka, kebutuhan dan minat mereka.”30

Dan metode ini juga diajarkan kepada para murid, di mana sebelum Yesus mengutus mereka, Yesus memberi pesan, “Sembuhkanlah orang sakit, bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma (Mat. 10:8). Penginjilan yang efektif adalah penginjilan yang berorientasi pada kebutuhan, karena orang-orang lebih terbuka untuk mendengar Injil ketika mereka mengetahui bahwa berita Injil memiliki hubungan yang langsung dengan kehidupan mereka. Tanggapan terhadap Injil terjadi ketika mereka merasa sebagai suatu kebutuhan.31

Hal itu juga dilakukan Paulus sebagai rasul dan hamba Allah yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul. Panggilan pengalaman Paulus yang memberikan baginya kekuatan untuk tetap menyaksikan Injil bagi bangsa Yahudi maupun bukan Yahudi. Berdasarkan semangat dan keyakinan yang kokoh serta tuntunan dan bimbingan Roh Kudus, Paulus memberitakan Injil Kristus dan bersaksi tentang perbuatan Tuhan kepada pribadi, kepada khalayak, sehingga jumlah jemaat mula-mula pada waktu itu bertumbuh dan berdampak luar biasa bertambah-tambahnya jemaat.

Berdampak Bagi Lingkungan

Berdampak bagi lingkungan berarti menjadi berkat bagi lingkungan sekitar dan menjadi garam dan terang dunia, sebagai sesama ciptaan Tuhan dan mengaku diri sebagai seorang Kristen, Manusia adalah makluk sosial dan ingin menjadi bagian integral dari lingkungannya.32

Dengan gereja menjadi saksi Kristus bagi lingkungan berarti gereja memberitakan injil. Untuk dapat melayani pekerjaan Tuhan, bukan ijazah suatu Sekolah Tinggi Teologia atau Gelar Sekolah Tinggi yang diperlukan melainkan kuasa dan karunia Roh Kudus.”33

Sehingga kehidupan orang percaya memancarkan buah-buah Kristus (Gal. 5 : 22-23) untuk mejadi berkat bukan hanya di dalam gereja tetapi juga di luar gereja, di lingkungan tempat tinggal. Yang harus dilakukan sebagai orang Kristen adalah panggilan untuk melayani orang miskin, janda, yatim, tahanan, tunawisma, dan lain-lain (Rom. 12:7, Gal. 6: 10a).

Sebagai orang Kristen harus menjadi teladan bagi lingkungan dalam hal apa saja karena orang percaya adalah Injil yang terbuka dibaca semua orang dan dilihat semua orang. Oleh sebab itu gereja menjadi teladan bagi lingkungan dalam segala hal, contohnya dalam hal perkataan, dalam hal kekudusan, dalam hal hidup benar dan ketaatan, dalam kesetiaan. Gereja harus menjadi “terang dunia” dan “garam dunia”.34 Mat. 5:13-14: “Kamu adalah

garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan diatas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam ruangan itu.”

Penutup

Gereja adalah orang-orang yang dipanggil dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib. Gereja adalah perkumpulan/persekutuan orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Orang-orang yang percaya kepada

30

Rick Warren, Op.cit, 204.

31

Ron Jenson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, (Malang: Gandum Mas, 1996 ), 247.

32

Yakub B. Susabda, Pastoral Konseling, ( Malang: Gandum Mas, 2012), 196.

33

H.L. Senduk, Kuasa Roh Kudus, (Jakarta: Yayasan Bethel, 2013), 106.

34

(12)

Tuhan dipanggil oleh Tuhan untuk melaksanakan Amanat Agung, yaitu membawa orang yang belum percaya Tuhan agar mereka mengenal Tuhan, percaya kepada-Nya dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Sebagaimana panggilan Tuhan bagi gereja-Nya, yakni orang-orang percaya, maka gereja-gereja Tuhan ada di dunia ini juga harus berdampak dan menjadi berkat bagi dunia ini.

Berdasarkan Kisah Para Rasul 2:41-47, apa yang dilakukan oleh gereja atau jemaat mula-mula pada waktu itu sangatlah menginspirasi atau menjadi teladan bagi gereja-gereja di masa kini. Mereka senantiasa bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan, bertekun dan bergairah dalam doa, senantiasa bersekutu bersama dengan saudara seiman dan saling berbagi satu dengan yang lain. Semuanya itu dilakukan oleh mereka secara bersama-sama sehingga ada kesatuan yang tercipta di antara mereka. Dan bukan hanya itu saja, mereka juga menjadi bergairah untuk memberitakan Injil, menuai jiwa-jiwa bagi Yesus Kristus, mereka bersedia untuk dimuridkan dan memuridkan yang lain. Sehingga pada akhirnya Tuhan menambahkan jiwa-jiwa bagi mereka, mereka semakin bertumbuh secara kuantitas maupun kualitas.

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan Daerah urusan bidang ideologi dan kewaspadaan, wawasan kebangsaan, politik dalam negeri, ketahanan

TPK berperan sebagai pengelola kegiatan, sedangkan TP bertugas untuk mengawasi pengelolaan TPK terhadap program KFCP. Selanjutnya, kedua tim berkewajiban melaporkan

Pasal 1 (satu) angka 1 KEPPRES Nomor 80 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan secara swakelola maupun

Pelaksanaan budaya korporat merupakan salah satu penanda aras kita untuk memberikan perkhidmatan yang terbaik dengan mengunakan tiga elemen yang penting iaitu perkhidmatan

ü Anggrek yang hidup dengan cara menempel pada pohon mangga tidak menyerap makanan dari inangnya karena anggrek dapat membuat makanan sendiri. ü Dalam hubungan

SIKLUS HIDUP BEBERAPA PARASIT Cacing Tambang .. )0acing de/asa *ada mukosa usus-. 0acing tambang de/asa melekat *ada villi usus halus dengan bucal ca*sulnya. Tam*ak cacing

Dengan memperhatikan kriteria tersebut, semua persamaan yang diperoleh, baik menggu- nakan peubah bebas tunggal (diameter) maupun peubah bebas berganda (diame- ter dan tinggi)

Fungsi merk bagi produsen diantaranya memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri masalah yang timbul, Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri