• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

man

1

Kantor Balai Kota Banjarbaru

Bab 2

Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat Gubernur Dr. Murdjani memimpin apel di halaman Kantor Gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman gubernuran menjadi “calap” (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani memerintahkanuntuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota Banjarbaru berdiri sendiri sebagai daerah otonom.

(2)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

2

2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK

2.1.2 GEOGRAFIS

Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25’ 40”-3º 28’ 37’’

Lintang Selatan dan 114º 41’ 22’’-114º 54’ 25’’ Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan.

Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2000 memiliki wilayah hanya seluas ±371,38 Km2 atau 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)

Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara.

Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan Permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta 2.1 posisi Kota banjarbaru dalam konteks provinsi Kalimantan Selatan dan Posisi dan batas wilayah administrasi Kota Banjarbaru dapat dilihat pada Peta 2.2

2.1.2 ADMINISTRATIF

Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota Administratif dengan tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Cempaka; berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No.

26/1975 yang diperkuat dengan Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No.

24/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975.

(3)

POSISI

KOTA BANJARBARU

(4)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

(5)

man

5

Banjarbaru mengadakan pemekaran wilayah, yaitu bertambah sebanyak 2 kecamatan dan 8 kelurahan; berdasarkan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun 2007 tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang; sedangkan Kecamatan Banjarbaru menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan.

Jadi secara administratif pemerintahan, Kota Banjarbaru dibagi menjadi 5 kecamatan dan 20 (dua puluh) Kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka. Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi sebagai pusat perkantoran juga merupakan pusat-pusat pertumbuhan di Kota Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat adalah Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial, transportasi regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer;

Kecamatan Landasan Ulin (Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat pelayanan transportasi regional, pusat pengembangan industri, pengembangan permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan Cempaka sebagai pusat pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan cadangan dan konservasi.

Secara administratif pemerintahan, Kota Banjarbaru dibagi menjadi 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka.

A. KECAMATAN BANJARBARU UTARA

Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 2.444 Ha atau 6,58% dari luas wilayah Kota Banjarbaru. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Selatan : Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;

 Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.

Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada

(6)

BUKU PUTIH SANITASI

II

(7)
(8)

BUKU PUTIH SANITASI

II

halaman

8

TABEL 2.1

LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANJARBARU UTARA

NO. KECAMATAN

BANJARBARU UTARA

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Loktabat Utara 1.424,00 58,27 47 9

2 Kelurahan Mentaos 162,00 6,63 28 6

3 Kelurahan Komet 244,00 9,98 19 6

4 Kelurahan Sungai Ulin 614,00 25,12 28 7

TOTAL 2.444,00 100,00 122 28

Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 2011

B. KECAMATAN BANJARBARU SELATAN

Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3°

27' 5" LS dan 114° 45' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Banjarbaru Utara;

 Sebelah Timur : Kecamatan Banjarbaru Utara;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Cempaka;

 Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.

Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman. Kecamatan Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas ± 2.196 Ha (5,91% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 127 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.17.

TABEL 2.2

LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANJARBARU SELATAN

NO. KECAMATAN

BANJARBARU SELATAN

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Loktabat Selatan 858,00 39,07 27 6

2 Kelurahan Kemuning 361,00 16,44 25 5

3 Kelurahan Guntung Paikat 247,00 11,25 29 5

4 Kelurahan Sungai Besar 730,00 33,24 46 7

TOTAL 2.196,00 100,00 127 23

Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 2011

C. KECAMATAN LANDASAN ULIN

Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3° 27' 5"

LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

(9)

man

9

 Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kec. Banjarbaru (Banjarbaru Utara & Selatan) dan Kec. Cempaka;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kecamatan Liang Anggang.

Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman.

Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun Tetangga (RT).

TABEL 2.3

LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN LANDASAN ULIN

NO. KECAMATAN

LANDASAN ULIN

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Landasan Ulin Timur 1.876,00 20,30 44 9

2 Kelurahan Guntung Payung 1.525,00 16,50 13 3

3 Kelurahan Syamsuddin Noor 1.867,00 20,20 38 9

4 Kelurahan Guntung Manggis 3.974,00 43,00 46 6

TOTAL 9.242,00 100,00 141 27

Sumber: Kecamatan Landasan Ulin dalam Angka, 2011

D. KECAMATAN LIANG ANGGANG

Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3° 27' 5"

LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Timur : Kecamatan Landasan Ulin;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar).

Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman. Kecamatan Liang Anggang memiliki wilayah seluas ± 8.586 Ha (23,12% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT).

Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada berikut

(10)

BUKU PUTIH SANITASI

II

(11)
(12)

BUKU PUTIH SANITASI

II

(13)

man

1 3

TABEL 2.4

LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN LIANG ANGGANG

NO. KECAMATAN

LIANG ANGGANG

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Landasan Ulin Barat 1.615,00 18,81 14 - 2 Kelurahan Landasan Ulin Selatan 2.635,00 30,69 12 - 3 Kelurahan Landasan Ulin Tengah 2.386,00 27,79 14 - 4 Kelurahan Landasan Ulin Utara 1.950,00 22,71 26 -

TOTAL 8.586,00 100,00 66 0

Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 2011

E. KECAMATAN CEMPAKA

Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 233° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kec. Banjarbaru (Banjarbaru Utara & Selatan) &

Kec. Landasan Ulin;

 Sebelah Timur : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);

 Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);

 Sebelah Barat : Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut)

Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman.

Kecamatan Cempaka memiliki wilayah seluas ± 14.670 Ha (39,50% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 102 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada berikut

TABEL 2.5

Luas Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Cempaka

NO. KECAMATAN

CEMPAKA

LUAS JUMLAH

Ha % RT RW

1 Kelurahan Palam 1.475,00 10,05 12 -

2 Kelurahan Bangkal 2.980,00 20,31 13 -

3 Kelurahan Sungai Tiung 2.150,00 14,66 34 -

4 Kelurahan Cempaka 8.065,00 54,98 43 -

TOTAL 14.670,00 100,00 102 0

Sumber: Kecamatan Cempaka dalam angka 2011

(14)

BUKU PUTIH SANITASI

II

(15)

man

1 5

2.1.3 KONDISI FISIK

Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi kondisi topografi dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi.

Paparan rona fisik ini diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi bentang alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola pembangunan di Kota Banjarbaru.

A. Topografi Dan Kelerengan

Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara ± 0 m – 500 m dari permukaan air laut (dpl); dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 – 25 m dpl yaitu sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman.

TABEL 2.6 KELAS KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT KOTA BANJARBARU No

. Kecamatan

Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha) Luas 0-7 m >7-25

m

>25- 100 m

>100 -500

m

>50

0 Ha %

1 Landasan Ulin

6.526,0 0

2.790,5

0 - - - 9.317 29,16 2 Liang Anggang

5.250,0

0 1.540 - - - 6.790 21,25

3 Cempaka 30,00

2.218,0

0 7.840 1.121 - 11.209 35,09 4 Banjarbaru Utara -

2.240,0 0

283,0

0 - - 2.523 7,90 5

Banjarbaru

Selatan -

1.827,0 0

280,0

0 - - 2.107 6,60 TOTAL

11.806 10.615 8.403 1.121 0

31.945,0 0

100,0 0

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011

Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah bervariasi antara 0-15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah; semakin tinggi/terjal, semakin peka terhadap erosi.

 Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 0–2% (± 59,35%).

Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan;

(16)

BUKU PUTIH SANITASI

II

halaman

1 6

 Kelerengan antara 2–8% (± 25,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah;

 Kelerengan antara 8–15% (± 12,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka.

Kelas lereng ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan jenis tanaman yang berakar dalam.

TABEL 2.7 KELAS LERENG/KEMIRINGAN KOTA BANJARBARU No. Kecamatan

Kelas Lereng/Kemiringan/Slope Class (Ha) Luas 0-2 % >2-8 % >8-15

% >15 %

Ha %

1 Landasan Ulin 9.316,50 - - - 9.317 29,16 2 Liang Anggang 6.789,50 - - - 6.790 21,25 3 Cempaka 7.734,00 2.242,00 112,00 1.121,00 11.209 35,09 4 Banjarbaru Utara 2.352,00 171,00 - - 2.523 7,90 5 Banjarbaru Selatan 1.937,00 170,00 - - 2.107 6,60 TOTAL 28.129,00 2.583,00 112,00 1.121,00 31.945,00 100,00

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011

Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi relatif kecil, kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal ini sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi topografi yang relatif datar tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi lambat dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara periodik.

B. KLIMATOLOGI

Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid dengan suhu udara bulanan rata-rata berkisar antara 26,4 °C sampai dengan 28,1°C dengan sedikit variasi musiman. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0°C). Rata-rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2009 berkisar antara 1.010,60 mb sampai dengan 1012,70 mb sedangkan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,3 knots.

Curah hujan tahunan rata-rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2 hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas –

(17)

man

1 7

terutama aktivitas di luar ruangan – serta tingkat pelayanan supplai air bersih dari PDAM.

GAMBAR 2.1. RATA-RATA CURAH HUJAN KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009 (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)

Penyinaran matahari rata-rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 47% – 97%. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata tertinggi jatuh pada bulan Januari yaitu ± 89% – 94% dan terendah pada bulan September yaitu

± 47% – 74%. Evaporasi dari permukaan air bebas karena penyinaran matahari dan pengaruh angin rata-rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi fisik tersebut, kenyamanan bangunan di Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.

GAMBAR 2.2. RATA-RATA KELEMBABAN UDARA KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009 (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)

C. KONDISI FISIK TANAH

(18)

BUKU PUTIH SANITASI

II

halaman

1 8

Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik (63,82%), organosol (29,82%) dan lathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisols) tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru;

sedangkan Aluvial (Entisols dan Inceptisols), Gambut (Histosols) dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanah podsolik mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah dan peka terhadap erosi.

Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru tetap dapat dikembangkan budidaya pertanian (padi, palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat. Sedangkan jenis tanah organosol mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura).

Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru memiliki 3 (tiga) tekstur tanah, yaitu halus, sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah bagian tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari luas keseluruhan). Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.

Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru memiliki tingkat drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah ini sangat cocok sebagai kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan perkebunan, karena tidak memerlukan kondisi tanah yang jenuh air. Namun, terdapat daerah yang tergenang periodik – tergenang kurang dari 6 bulan – yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.

D. HIDROLOGI

Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah.

Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS (Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di sepanjang hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik.

(19)

man

1 9

TABEL 2.8 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI WILAYAH KOTA BANJARBARU

NAMA DAS LUAS (HA) DEBIT 9M3/DTK)

DAS RIAM KANAN 113.445

DAS TABONIO 338.083

Balai Wilayah Sungai Kalimantan Ii

TABEL 2.9 LUAS WILAYAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANJARBARU

NO. KOTA BANJARBARU LUAS

KECAMATAN KELURAHAN Ha %

1 Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 1.876,00 5,05

Guntung Payung 1.525,00 4,11

Syamsuddin Noor 1.867,00 5,03

Guntung Manggis 3.974,00 10,70

LANDASAN ULIN 9.242,00 24,89

2 Liang Anggang Landasan Ulin Barat 1.615,00 4,35

Landasan Ulin Selatan 2.635,00 7,10

Landasan Ulin Tengah 2.386,00 6,42

Landasan Ulin Utara 1.950,00 5,25

LIANG ANGGANG 8.586,00 23,12

3 Cempaka Palam 1.475,00 3,97

Bangkal 2.980,00 8,02

Sungai Tiung 2.150,00 5,79

Cempaka 8.065,00 21,72

CEMPAKA 14.670,00 39,50

4 Banjarbaru Utara Loktabat Utara 1.424,00 3,83

Mentaos 162,00 0,44

Komet 244,00 0,66

Sungai Ulin 614,00 1,65

BANJARBARU UTARA 2.444,00 6,58

5 Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan 858,00 2,31

Kemuning 361,00 0,97

Guntung Paikat 247,00 0,67

Sungai Besar 730,00 1,97

BANJARBARU SELATAN 2.196,00 5,91

TOTAL KESELURUHAN 37.138,00 100,00

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011

(20)

BUKU PUTIH SANITASI

II

halaman

2 0

GAMBAR 2.2. PROPORSI LUAS WILAYAH KOTA BANJARBARU

2.3 DEMOGRAFI

2.3.1 JUMLAH PENDUDUK

Selama tahun 2006 – 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 4,87% per tahun atau meningkat sebanyak 13.589 jiwa penduduk selama 6 tahun terakhir, hal ini disebabkan karena terjadi arus migrasi penduduk khususnya dari kota Banjarmasin disebabkan Kota Banjarbaru akan menjadi Ibukota Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan. Bila dilihat dari kecamatan, laju pertumbuhan tertinggi terjadi di Kecamatan Liang Anggang (6,46% per tahun), diikuti Kecamatan Landasan Ulin (6,15% per tahun). Laju pertumbuhan penduduk paling rendah terdapat di Kecamatan Cempaka (3,03% per tahun). Pada tahun 2010, Kecamatan Banjarbaru telah terbagi menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan. Jika dibandingkan tahun 2006, laju pertumbuhan penduduk di kedua kecamatan tersebut adalah sebesar 4,25% per tahun.

(21)

TABEL 2.10

JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2006 – 2011

Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2006 sampai dengan 2010 Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011

KECAMATAN KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

1 Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 1,876.00 5,777 5,516 11,293 6,009 5,771 11,780 6,162 5,922 12,084 6,349 6,271 12,620 7,200 6,978 14,178 8,762 8,248 17,010

Guntung Payung 1,525.00 2,889 2,645 5,534 3,006 2,767 5,773 3,083 2,839 5,922 3,176 3,006 6,182 3,363 3,111 6,474 3,968 3,724 7,692

Syamsuddin Noor 1,867.00 4,179 3,951 8,130 4,348 4,134 8,482 4,459 4,243 8,702 4,594 4,493 9,087 5,579 5,309 10,888 7,026 6,527 13,553

Guntung Manggis 3,974.00 5,477 5,331 10,808 5,698 5,578 11,276 5,842 5,724 11,566 6,019 6,062 12,081 10,372 9,598 19,970 13,661 12,345 26,006

9,242.00 18,322 17,443 35,765 19,061 18,250 37,311 19,546 18,728 38,274 20,138 19,832 39,970 26,514 24,996 51,510 33,417 30,844 64,261

2 Liang Anggang Landasan Ulin Barat 1,615.00 2,485 2,248 4,733 2,560 2,381 4,941 3,363 2,960 6,323 3,262 3,047 6,309

Landasan Ulin Selatan 2,635.00 3,549 3,041 6,590 3,656 3,220 6,876 2,927 2,765 5,692 3,562 3,539 7,101

Landasan Ulin Tengah 2,386.00 3,660 3,699 7,359 3,808 3,871 7,679 3,905 3,972 7,877 4,023 4,206 8,229 4,616 4,614 9,230 4,456 3,954 8,410

Landasan Ulin Utara 1,950.00 3,143 2,968 6,111 3,270 3,105 6,375 3,353 3,186 6,539 3,455 3,374 6,829 6,819 6,484 13,303 7,871 7,175 15,046

8,586.00 12,459 11,593 24,052 12,962 12,130 25,092 13,292 12,447 25,739 13,694 13,181 26,875 17,725 16,823 34,548 19,151 17,715 36,866

3 Cempaka Palam 1,475.00 1,465 1,408 2,873 1,494 1,452 2,946 1,577 1,538 3,115 1,625 1,629 3,254 1,563 1,538 3,101 2,720 2,580 5,300

Bangkal 2,980.00 1,902 1,799 3,701 1,940 1,856 3,796 2,048 1,967 4,015 2,110 2,083 4,193 2,135 2,082 4,217 3,188 3,083 6,271

Sungai Tiung 2,150.00 3,921 3,757 7,678 3,999 3,875 7,874 4,222 4,105 8,327 4,350 4,347 8,697 4,084 3,902 7,986 6,412 6,021 12,433

Cempaka 8,065.00 5,807 5,298 11,105 5,923 5,464 11,387 6,253 5,788 12,041 6,442 6,129 12,571 6,863 6,152 13,015 9,038 8,470 17,508

14,670.00 13,095 12,262 25,357 13,356 12,647 26,003 14,100 13,398 27,498 14,527 14,188 28,715 14,645 13,674 28,319 21,358 20,154 41,512

4 B anjarbaru Utara Loktabat Utara 1,424.00 6,443 6,212 12,655 6,673 6,511 13,184 6,855 6,678 13,533 7,062 7,073 14,135 8,924 8,656 17,580 10,612 10,133 20,745

Mentaos 162.00 1,860 1,842 3,702 3,912 4,131 8,043 4,772 4,659 9,431 5,267 5,155 10,422

Kom et 244.00 3,779 3,894 7,673 1,766 1,930 3,696 1,895 2,124 4,019 2,342 2,301 4,643

Sungai Ulin 614.00 5,348 5,237 10,585 5,539 5,489 11,028 5,689 5,631 11,320 5,993 5,975 11,968 6,212 5,563 11,775 6,984 6,643 13,627

2,444.00 17,090 16,783 33,873 17,701 17,591 35,292 18,183 18,045 36,228 18,733 19,109 37,842 21,803 21,002 42,805 25,205 24,232 49,437

5 B anjarbaru Selatan Loktabat Selatan 858.00 3,672 3,457 7,129 3,803 3,623 7,426 3,907 3,717 7,624 4,025 3,936 7,961 4,333 4,027 8,360 5,232 4,888 10,120

Kemuning 361.00 3,676 3,497 7,173 3,788 3,703 7,491 4,322 4,173 8,495 5,014 4,958 9,972

Guntung Paikat 247.00 4,552 4,310 8,862 4,690 4,564 9,254 4,031 3,944 7,975 4,904 4,667 9,571

Sungai B esar 730.00 6,089 5,896 11,985 6,307 6,179 12,486 6,479 6,339 12,818 6,675 6,713 13,388 8,912 8,703 17,615 9,196 8,838 18,034

2,196.00 17,494 16,614 34,108 18,120 17,412 35,532 18,614 17,863 36,477 19,178 18,916 38,094 21,598 20,847 42,445 24,346 23,351 47,697

37,138.00 78,460 74,695 153,155 81,200 78,030 159,230 83,735 80,481 164,216 86,270 85,226 171,496 102,285 97,342 199,627 123,477 116,296 239,773 37,138.00

2011

6.46

4.42 4.62 5.38

TOTAL KESELURUHAN

KEPADATAN PENDUDUK 4.12 4.29

14,994 8,010 7,610 15,620

BANJARBARU SELATAN

5,489 5,591 11,080

BANJARBARU UTARA

7,733 7,261 5,299 5,334 10,633

5,884 5,154 11,038

LIANG ANGGANG

CEMPAKA

5,656 4,926 10,582

2007 2008 2009 2010

LANDASAN ULIN NO.

KOTA BANJARBARU

LUAS (Ha)

2006

(22)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

hala

man

2 2

GAMBAR 2.4. PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2006-2011

(Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011 )

GAMBAR 2.5. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU (Sumber: www.Banjarbaru.net, 2011)

2.2.2 KEPADATAN PENDUDUK

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota Banjarbaru pada tahun 2011 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan (angka sex ratio 106). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi Kota Banjarbaru. Sex ratio yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang

(23)

man

2 3

Anggang sebesar 108, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104.

Dari tahun 2005 – 2011, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah sebesar 6,46 jiwa per kilometer persegi. Dibanding dengan daerah lain di Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk kota Banjarbaru dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :

 Kepadatan < 25 jiwa/Ha disebut Kawsan pedesaan (rural)

 Kepadatan 25 – 100 jiwa/Ha disebut kawasan peri urban

 Kepadatan 100 -175 jiwa/Ha disebut kawasan Urban Low

 Kepadatan 175-250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban medium

 Kepadatan > 250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban high

Berdasarkan kriteria tersebut kecamatan-kecamatan di kota Banjarbaru didominasi olah terbangun dengan kecamatan yang termasuk kawasan rural adalah kecamatan landasan Ulin, Lianganggang dan Cempaka, sedangkan yang termasuk kawasan peri urban adalah kecamatan Banjarbaru Utara dan kecamatan Banjarbaru Selata, Lihat berikut ini.

TABEL 2.6 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2011

KECAMATAN KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

1 Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 1,876.00 8,762 8,248 17,010 1.06 9.07

Guntung Payung 1,525.00 3,968 3,724 7,692 1.07 5.04

Syamsuddi n Noor 1,867.00 7,026 6,527 13,553 1.08 7.26

Guntung Manggis 3,974.00 13,661 12,345 26,006 1.11 6.54

9,242.00 33,417 30,844 64,261 1.08 6.95

2 Liang Anggang Landasan Ulin Barat 1,615.00 3,262 3,047 6,309 1.07 3.91

Landasan Ulin Selatan 2,635.00 3,562 3,539 7,101 1.01 2.69

Landasan Ulin Tengah 2,386.00 4,456 3,954 8,410 1.13 3.52

Landasan Ulin Utara 1,950.00 7,871 7,175 15,046 1.10 7.72

8,586.00 19,151 17,715 36,866 1.08 4.29

3 Cempaka Palam 1,475.00 2,720 2,580 5,300 1.05 3.59

Bangkal 2,980.00 3,188 3,083 6,271 1.03 2.10

Sungai Tiung 2,150.00 6,412 6,021 12,433 1.06 5.78

Cempaka 8,065.00 9,038 8,470 17,508 1.07 2.17

14,670.00 21,358 20,154 41,512 1.06 2.83

4 Banjarbaru Utara Loktabat Utara 1,424.00 10,612 10,133 20,745 1.05 14.57

Mentaos 162.00 5,267 5,155 10,422 1.02 64.33

Komet 244.00 2,342 2,301 4,643 1.02 19.03

Sungai Ulin 614.00 6,984 6,643 13,627 1.05 22.19

2,444.00 25,205 24,232 49,437 1.04 20.23

5 Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan 858.00 5,232 4,888 10,120 1.07 11.79

Kemuning 361.00 5,014 4,958 9,972 1.01 27.62

Guntung Paikat 247.00 4,904 4,667 9,571 1.05 38.75

Sungai Besar 730.00 9,196 8,838 18,034 1.04 24.70

2,196.00 24,346 23,351 47,697 1.04 21.72

37,138.00 123,477 116,296 239,773 1.06 6.46 TOTAL KESELURUHAN

KEPADATAN (JIWA/HA)

LANDASAN ULIN

LIANG ANGGANG

CEMPAKA

BANJARBARU UTARA

BANJARBARU SELATAN

NO. KOTA BANJARBARU

LUAS (Ha) PENDUDUK 2011

SEX RATIO

(24)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

hala

man

2 4

GAMBAR 2.6. KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 (Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru adalah 239.773 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 123.477 orang dan perempuan 116.296 jiwa dengan kepadatan sebesar 6,46 jiwa/km2. Penduduk Kota Banjarbaru paling banyak terkonsentrasi di Kecamatan Landasan Ulin sebesar 64.261 jiwa (26,80% dari total penduduk Kota Banjarbaru) jumlah penduduk terendah di kecamatan Liang Anggang sebesar 36.866 jiwa (15,38% dari total penduduk Kota Banjarbaru). Secara umum, sex rasio Kota Banjarbaru sebesar 1,06, artinya penduduk laki-laki Kota Banjarbaru lebih banyak dibanding penduduk perempuan atau sebesar 51,50 % dan penduduk perempuan sebesar 48,50 %.

Berdasarkan Junlah penduduk Kota Banjarbaru tahun 2006 sampai tahun 2011, dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 4,87 %, maka analisis yang dipergunakan untuk proyeksi jumlah penduduk 5 tahun kedepan adalah analisis bunga berganda/exponensial.

(25)

man

2 5

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Landasan Ulin 74,780 87,021 101,265 117,841 137,130 159,577 185,698 216,095 251,468 292,630 340,531

Liang Anggang 40,973 45,538 50,612 56,250 62,517 69,482 77,224 85,827 95,389 106,017 117,828

Cempaka 48,006 55,517 64,202 74,247 85,863 99,296 114,830 132,795 153,571 177,597 205,381

Banjarbaru Utara 54,054 59,103 64,623 70,658 77,258 84,473 92,363 100,989 110,422 120,735 132,011

Banjarbaru Selatan 39,722 43,048 46,652 50,557 54,789 59,376 64,347 69,733 75,571 81,897 88,753

Kota Banjarbaru 257,536 290,226 327,353 369,554 417,557 472,205 534,462 605,440 686,420 778,876 884,504

Kecamatan Proyeksi (Jiwa)

TABEL 2.11

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN/ KOTA….

TAHUN 2012 – 2022

Sumber : BPS Kota Banjarbaru, Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011dan Hasil Analisis

GAMBAR 2.6. KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU TAHUN 2011 (Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)

(26)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

(27)

man

2 7

2.4 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selama tahun 2010, perekonomian Kota Banjarbaru mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 1.887.724.660.000,00 (atas dasar harga berlaku). PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa memperhatikan adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai harga dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran kontribusi suatu sektor yang sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh faktor inflasi. Data pada table berikut memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga konstan dengan menggunakan harga tahun 2000 sebagai satuan dasar.

TABEL 2.12

PDRB KOTA BANJARBARU TAHUN 2007 – 2010

ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (RIBUAN RUPIAH)

S e k t o r 2007 2008 2009*) 2010**)

1 Pertanian 43,052,318 45,547,479 47,098,963 49,066,346 2 Pertambangan

&Penggalian 68,566,872 68,373,154 68,430,720 70,246,125 3 Industri Pengolahan 125,048,344 126,329,796 128,019,687 132,337,740 4 Listrik dan Air Minum 14,905,880 15,827,170 16,675,715 17,353,691 5 Bangunan 119,601,525 133,063,485 147,294,660 156,362,077 6 Perdag, Resto &

Perhotelan 191,186,996 202,929,224 215,881,900 230,335,607 7 Pengangkutan & Kom. 62,390,356 63,967,724 68,254,031 73,584,296 8 Bank & Lembaga

Keuangan 31,162,410 35,836,932 39,086,096 40,451,272 9 Jasa-jasa 148,357,503 159,407,865 170,749,364 184,514,360 PDRB/GDRP 804,272,204 851,192,829 901,491,135 954,251,514

Ket : *) : Angka Perbaikan

**) : Angka Sementara

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS

(28)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

2 8

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa perekonomian Kota Banjarbaru pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel 2.7 tersebut juga terlihat bahwa sektor pengangkutan dan telekomunikasi memberikan kontribusi terbesar dalam akselerasi perekonomian di Kota Banjarbaru, dimana pada tahun 2010 sektor ini tumbuh sekitar 7,81% dibandingkan kondisi tahun 2009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor bangunan.

2.4.1. STRUKTUR EKONOMI

Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 2010 relatif masih sama dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang utama dengan share sebesar 24,14%, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi tahun 2009 yang memberi sumbangan sebesar 23,95% dari total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan share-nya, mak sektor yang peranannya mengalami peningkatan cukup signifikan dalam perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4%

dibandingkan struktur ekonomi tahun 2009.

TABEL 2.13

STRUKTUR EKONOMI KOTA BANJARBARU TAHUN 2007 – 2010 ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (RIBUAN RUPIAH)

S e k t o r 2007 2008 2009*) 2010**)

1 Pertanian 5.35 5.35 5.22 5.14

2 Pertambangan &Penggalian 8.53 8.03 7.59 7.36 3 Industri Pengolahan 15.55 14.84 14.20 13.87

4 Listrik dan Air Minum 1.85 1.86 1.85 1.82

5 Bangunan 14.87 15.63 16.34 16.39

6 Perdag, Resto & Perhotelan 23.77 23.84 23.95 24.14 7 Pengangkutan & Kom. 7.76 7.52 7.57 7.71 8 Bank & Lembaga Keuangan 3.87 4.21 4.34 4.24

9 Jasa-jasa 18.45 18.73 18.94 19.34

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)

(29)

man

2 9

GAMBAR 2.7. STRUKTUR EKONOMI KOTA BANJARBARU TAHUN 2010

2.4.2. PENDAPATAN PERKAPITA

Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.9.456.259,00. Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun sebesar -4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konstan (ADHK Tahun 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun sebesar -9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar Rp.5.256.631,00.

TABEL 2.9 PDRB PERKAPITA KOTA BANJARBARU TAHUN 2009–2010

PDRB Perkapita

Tahun Atas Dasar Growth Atas Dasar Growth

Harga Berlaku (%) Harga Kostan (%)

2007 8,118,764 7.88 5,051,009 1.63 2008 9,116,073 12.28 5,182,269 2.60 2009 9,893,016 8.52 5,256,631 1.43 2010*) 9,456,259

-

4.41 4,780,173

- 9.06

Ket : *) : Angka Sementara

5.14 7.36

13.87

16.39 24.14

7.71

4.24 19.34

Pertanian

Pertambangan &Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan

Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom.

Bank & Lembaga Keuangan Jasa-jasa

(30)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

3 0

2.5 RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2012-2032

Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Metropolitan Banjarbakula (meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala.

Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi : 1. sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota; dan

2. sistem jaringan prasarana wilayah kota.

2.5.1. RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN KOTA BANJARBARU

Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi:

a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;

b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota; dan c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota.

F. (PPK) PUSAT PELAYANAN KOTA

Pusat-Pusat Pelayanan Kota (PPK) di Kota Banjarbaru terdiri atas:

a. PPK I: pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet Kecamatan Banjarbaru Utara

b. PPK II: pusat pelayanan ekonomi di simpang tiga Liang Anggang Kelurahan Landasan Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang.

Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kota tersebut akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata ruang Kota.

G. SUB PUSAT PELAYANAN KOTA (SUB PPK)

Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan kota yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR Kota dan meliputi:

a. Sub PPK I: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka; dan

b. Sub PPK II: sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor

(31)

man

3 1

Kecamatan Landasan Ulin; dan

c. Sub PPK III: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin.

H. PUSAT LINGKUNGAN (PL)

Pusat Lingkungan (PL) melayani skala lingkungan wilayah kota. Pusat Lingkungan (PL)di Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.

Rencana struktur ruang wilayah kota Banjarbaru berdasarakan RTRW tahun 2012-2032 merupakan kerangka tata ruang wilayah kota Banjarbaru yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota Banjarbaru terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah kota Banjarbaru merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kota Banjarbaru.

TABEL 2.14

STRUKTUR RUANG WILAYAH KAB/KOTA

No Fungsi Nama

Kec/Kel

Fungsi

Primer Sekunder 1 PPK I Kec. Banjarbaru

Utara, Kel. Komet

Pusat Pemerintahan

- 2 PPK II Kec. Liang Anggang,

kel. Landasan Ulin

Pusat Pelayanan Ekoomi

- 3 SUB PPK I Kec. Cempaka, Kel

Sungai Tiung

sub pusat pelayanan pemerintahan

-

4 SUB PPK II Kec. Landasan Ulin , Kel Syamsudin Noor

sub pusat pelayanan ekonomi

-

5 SUB PPK III Kec. Landasan Ulin , Kel Guntung Manggis

sub pusat pelayanan pemerintahan

-

Sumber : RTRW kota Banjarbaru Tahun 2012-2032

2.5.2 RENCANA POLA RUANG KOTA BANJARBARU

Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang yang disusun tersebut berfungsi :

(32)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

3 2

a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;

b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka panjang menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan

d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota.

Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. Rencana pola ruang kawasan lindung meliputi :

a. Kawasan hutan Lindung;

b. kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang meliputi kawasan resapan air;

c. Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai;

d. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota; dan

e. Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.

Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas:

a. Kawasan permukiman

b. Kawasan perdagangan dan jasa;

c. Kawasan perkantoran;

d. Kawasan industri;

e. Kawasan pariwisata;

f. Kawasan ruang terbuka non hijau;

g. Kawasan ruang evakuasi bencana;

h. Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal;

i. Kawasan peruntukan lainnya.

(33)

man

3 3

A. RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG

1. KAWASAN HUTAN LINDUNG

Kawasan hutan lindung, meliputi hutan lindung yang terletak di Kecamatan Liang Anggang dengan luas total kurang lebih 1261 Ha terbagi menjadi Blok I yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara dengan luas 960 Ha dan Blok II yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas 301 Ha yang berfungsi sebagai kawasan resapan air.

Penetapan kawasan hutan lindung menggunakan beberapa kriteria antara lain:

a. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;

b. kawasan hutan yang berfungsi sebagai resapan air;

c. kawasan hutan yang berfungsi sebagai ekosistem satwa langka yang belum teridentifikasi; dan

d. kawasan hutan yang berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem

Rencana pengelolaan pada kawasan hutan lindung meliputi upaya untuk : a. Mempertahankan fungsi hutan lindung yang berfungsi sebagai pengatur

iklim mikro, tata air, pencegahan banjir dan erosi;

b. Merehabilitasi kawasan lindung yang telah mengalami kerusakan;

c. Penyelesaian kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung melalui pembebasan atau pencabutan hak atas tanah, konversi atau rehabilitasi tanah, pembatasan kegiatan serta pemindahan kegiatan permukiman penduduk yang mengganggu secara bertahap keluar kawasan lindung dengan persetujuan masyarakat setempat dan bersifat melindungi hak-hak masyarakat;

2. KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN PADA KAWASAN BAWAHANNYA

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri atas:

a. Kawasan bergambut yang berada di Kecamatan Liang Anggang, dan

(34)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

3 4

b. Kawasan resapan air yang berada di Kecamatan Cempaka.

3. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai yang ditetapkan dengan kriteria :

a. Sempadan Sungai Kemuning, dengan panjang 7000 meter dan lebar 5 - 12 meter;

b. Sempadan Sungai Paring, dengan panjang 500 meter dan lebar 5 - 12 meter;

c. Sempadan Sungai Ulin, dengan panjang 1500 meter dan lebar 7 - 10 meter;

d. Sempadan Sungai Lurus, dengan panjang 2100 meter dan lebar 6 – 8 meter;

e. Sempadan Sungai Lukudat, dengan panjang 7000 meter dan lebar 12 meter;

f. Sempadan Sungai Pinang, dengan panjang 4200 meter dan lebar 2 – 4 meter;

g. Sempadan Sungai Batulicin, dengan panjang 3600 meter dan lebar 2 – 3 meter h. Sempadan Sungai Ujung Murung Hula, dengan panjang 2500 meter dan lebar 6

– 8 meter

i. Sempadan Sungai Batu Kapur, dengan panjang 4100 meter dan lebar 1 – 4 meter

j. Sempadan Sungai Mangguruh, dengan panjang 800 meter dan lebar 1 – 3 meter k. Sempadan Sungai Sambangan, dengan panjang 3200 meter dan lebar 1 – 2

meter

l. Sempadan Sungai Tiung, dengan panjang 3300 meter dan lebar 1 – 2 meter m. Sempadan Sungai Apukan, dengan panjang 20400 meter dan lebar 5 – 12 meter n. Sempadan Sungai Basung, dengan panjang 3100 meter dan lebar 1 – 2 meter o. Sempadan Sungai Lukas, dengan panjang 2800 meter dan lebar 1 – 2 meter p. Sempadan Sungai Banyu Irang, dengan panjang 18000 meter dan lebar 10 – 12

meter

q. Sempadan Sungai Salak, dengan panjang 6800 meter dan lebar 2 – 4 meter r. Sempadan Sungai Guntung Payung, dengan panjang 5300 meter dan lebar 3 – 6

meter

(35)

man

3 5

s. Sempadan Handil Kerokan, dengan panjang 7000 meter dan lebar 10 – 12 meter

t. Sempadan Sungai Ampayo, dengan panjang 5500 meter dan lebar 3 – 4 meter u. Sempadan Handil Berkat Karya, dengan panjang 4300 meter dan lebar 1 – 3

meter

v. Sempadan Handil Papikul, dengan panjang 7000 meter dan lebar 2 – 6 meter w. Sempadan Handil Hanyar, dengan panjang 4300 meter dan lebar 3 – 5 meter x. Sempadan Sungai Peramuan, dengan panjang 8500 meter dan lebar 6 – 8

meter.

4. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA

Kawasan Ruang Terbuka Hijau seluas 9.651,07 hektar (30,036 %), terdiri atas RTH privat seluas ± 3.430,44 hektar (10,031 %) dan RTH publik seluas ± 6.427,97 hektar (20,005 %) meliputi:

1. RTH eksisting seluas ± 2.638,83 Ha (8,213 %):

a. RTH privat seluas ± 288,44 Ha (0,898 %) meliputi:

1. Pekarangan rumah tinggal seluas ± 1,70 Ha (0,005 %)

2. Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 286,73 Ha (0,893 %)

b. RTH Publik seluas ± 2.350,40 Ha (7,315 %) meliputi:

1. Taman RT seluas ± 0,22 Ha (0,001%);

2. Taman RW seluas ± 5,31 Ha (0,017%);

3. Taman kelurahan ± 6,62 Ha (0,021%);

4. Taman kecamatan ± 9,36 Ha (0,029%); yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, dan Kecamatan Cempaka;

5. Taman kota seluas ± 46,82 Ha (0,140%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Landasan Ulin;

6. Hutan kota seluas ± 1.483,77 Ha (4,443%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Cempaka;

7. Sabuk hijau (green belt) seluas ± 241,34 Ha (0,723%) yang terletak di Kecamatan Cempaka;

8. Pulau jalan dan median jalan dengan luas ± 395,81 Ha (1,185%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;

(36)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

II

ha

laman

3 6

9. Jalur pejalan kaki dengan luas ± 2,17 Ha (0,006%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan;

10. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi dengan luas ± 129,87 Ha (0,389%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;

11. RTH sempadan sungai seluas ± 0,19 Ha (0,001%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;

12. Pemakaman dengan luas ± 28,92 Ha (0,087%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka.

2. Rencana pengembangan RTH, terdiri atas:

a. RTH Privat seluas ± 2.934,67 hektar (9,133 %), meliputi:

1. RTH privat pekarangan rumah tinggal seluas ± 2.699,03 hektar (8,4

%); dan

2. RTH halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 235,64 hektar (0,733%).

b. RTH Publik seluas ± 4.077,57 Ha (12,690 %) meliputi:

1. Taman RT di lima kecamatan seluas ± 590,80 Ha (1,839%);

2. Taman RW di lima kecamatan seluas ± 250,89 Ha (0,781%);

3. Taman kelurahan di lima kecamatan seluas ± 20,63 Ha (0,064% );

4. Taman kecamatan di lima kecamatan seluas ± 28,97 Ha (0,090%);

5. Taman kota seluas ± 442,53 Ha (1,377 %) terdiri atas:

a) Rencana pembangunan taman Kehati (keanekaragaman hayati) seluas ± 50 Ha (0,156 %) di Kecamatan Cempaka;

b) Rencana pembangunan kebun raya di kawasan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan seluas ± 123 Ha (0,383%);

c) Taman Masjid Agung Banjarbaru seluas ± 3 Ha (0,009%);

d) Taman skala kota seluas ± 266,53 Ha (0,829%);

6. Hutan kota seluas seluas ± 80 Ha (0,249%);

7. Pulau jalan dan median jalan seluas ± 72,50 Ha (0,226%);

8. Jalur pejalan kaki seluas ± 80,60 Ha (0,251%);

9. RTH sempadan rel kereta api seluas ± 72 Ha (0,224%);

10. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi seluas ± 191,21 Ha (0,595%);

11. RTH sempadan sungai seluas ± 1.856,90 Ha (5,579%)

Gambar

TABEL 2.6  KELAS KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT KOTA BANJARBARU   No
GAMBAR 2.2. RATA-RATA KELEMBABAN UDARA KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009   (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
TABEL 2.8 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI WILAYAH KOTA BANJARBARU
GAMBAR 2.2. PROPORSI LUAS WILAYAH KOTA BANJARBARU
+6

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme reaksi pembentukan FFA melalui hidrolisis minyak jarak pagar menggunakan katalis CaO hampir sama dengan mekanisme reaksi pada pemakaian katalis CaO pada

Aplikasi ini menyediakan fitur yang membantu pegawai dalam mengelola kegiatan yang ada di CV.KUPJ TRAVEL mulai dari pemesanan, pengelolaan pegawai, pengelolaan

Didalam tiap siklusnya peneliti selalu melaksanakan tahapan-tahapan berikut ini: (1) perencanaan, di dalam perencanaan ini peneliti dan guru melakukan kegiatan

Bila ingin mengatur posisi cursor agar berada pada baris ke-2 kolom ke-5, maka setelah mengirimkan command Locate DDRAM diikuti dengan data kolom bernilai “04h” kemudian data

b) Ngaji subuh, Masyarakat muslim membutuhkan bimbingan seorang ulama yang paham tentang ilmu agama. Untuk mendapatkan bimbingan tentang ilmu agama pihak YAMUSPA

saja yang masih bertahan. Ada pula yang mencoba meningkatkan outlet mereka dengan cara lebih mengembangkan produk-produk batik yang mereka jual. Pemilihan lokasi

Politeknik Sains &amp; Teknologi Wiratama Maluku Utara merupakan salah satu instansi yang bergerak di bidang pendidikan yang menerapkan teknologi informasi dalam membantu

Hasil akhir pada salinitas 30% hanya 55 ekor ikan Guppy yang hidup, hal ini menjelaskan bahwa ikan Guppy mampu beradaptasi dengan kondisi air laut sesuai hasil