• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE BERMAIN TERHADAP HASIL PASSING BOLA FUTSAL PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 3 PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH METODE BERMAIN TERHADAP HASIL PASSING BOLA FUTSAL PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 3 PONTIANAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH METODE BERMAIN TERHADAP HASIL PASSING BOLA FUTSAL PADA EKSTRAKURIKULER

SMPN 3 PONTIANAK

Riki Asbanu, Kaswari, Andika Triansyah Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Untan Pontianak

Email : rickyasbanu@gmail.com

Abstract

The problems in this research is to know whether or not there is influence of the method of playing futsal to the ball passing results on the extracurricular at SMP Negeri 3 Pontianak. The purpose of this research is to know the effect of method of playing futsal to the ball passing on extracurricular. The method used in this research is experiment with one group pre-test post-test design. Population and sample in this study were students who followed extracurricular which were amounted to 21 students. The sampling technique used is purposive sample that is with some consideration. Data analysis with computerized system and analysis by using t-test.

The results showed pretest value of 0.050> 0.05 and posttest value of 0.011> 0.05.

Data analysis obtained ttest value that is equal to 13,873. The degrees of freedom db

= (N-1) is 21-1 = 20 and the significance level of 0.05 is obtained by the value of ttable = 2.086. Thus the value of ttest = 13.873 is greater than the value ttabel = 2.086. It means that the alternative hypothesis is accepted. In conclusion, there is influence of the method of playing futsal to the ball passing results.

Keyword: Playing Method, Passing Futsal Ball.

PENDAHULUAN

Aktifitas fisik salah satunya berolahraga saat ini menjadi prioritas utama dalam menjaga kesehatan maupun kebugaran jasmani. Olahraga menjadi sarana pelepas stress, penunjang kepercayaan diri dan acuan sebagai gaya hidup. Olahraga terbukti pula dapat meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran jasmani adalah

“derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan”

(Santosa, dkk 2007: 43). Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang prima akan dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan optimal dan tidak cepat mengalami lelah, serta masih memiliki cadangan energi untuk melakukan kegiatan lain. Olahraga ini bertujuan agar peserta didik lebih aktif dan

meningkatkan atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Santosa, dkk (2007: 31) mengemukakan empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga yaitu:”1).

Olahraga prestasi, 2). Olahraga rekreasi, 3).

Olahraga kesehatan, 4). Olahraga pendidikan”. Olahraga prestasi ialah mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk mencapai prestasi, olahraga rekreasi mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, jadi segalanya dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat maupun peraturannya, olahraga kesehatan mereka melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan dengan cara meningkatkan kebugaran jasmani dan olahraga pendidikan peserta didik yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan seperti misalnya peserta didik sekolah yang diasuh oleh guru penjas.

olahraga ini dapat dicontohkan pada

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

(2)

2 umumnya seperti bola voli, bola basket, sepak bola, futsal, atletik, sepak takraw, dan masih banyak lagi. Tentunya guna menunjang prestasi dari semua cabang olahraga tersebut di perlukannya program latihan.

Salah satu cabang olahraga prestasi atau olahraga ekstrkurikuler sekolah yaitu futsal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru penjas di SMP Negeri 3 Pontianak yang sekaligus melakukan pembinaan olahraga ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut menyatakan bahwa olahraga ekstrakurikuler yang sangat diminati kebanyakan peserta didik adalah olahraga futsal. Olahraga futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar pemain dengan menggunakan teknik dasar dalam permainan futsal. Teknik – teknik yang digunakan sangatlah mudah dilakukan.

Berbicara teknik – teknik ada beberapa macam teknik dasar dalam permainan futsal yaitu; kontrol bola, dribbling (menggiring bola), passing (mengumpan), menendang (shooting), mengumpan lambung (chipping).

Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam permaian futsal adalah passing. Menurut Justinus Lhaksana (2011:

30) passing merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan futsal yang sangat dibutuhkan setiap pemain. Di lapangan yang rata dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit pemain. Salah satu teknik dasar yang sering kali digunakan dalam permainan futsal adalah passing menggunakan kaki bagian dalam. Menurut Muhammad Asriady Mulyono (2014: 53) passing pada umumnya dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam. Selain itu, passing juga dilakukan dengan menggunakan kaki bagian luar, tumit, serta ujung kaki.

Berdasarkan undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pasal 18 ayat 2 (2007: 10) olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal

melalui kegiatan intrakurikuler dan atau ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler pendidikan jasmani di sekolah semata-semata hanya untuk menciptakan prestasi dibidang olahraga.

Padahal, antara pendidikan jasmani dan prestasi olahraga sama-sama memiliki keterkaitan yang erat dan terdapat unsur- unsur pembentukan karakter di antaranya melatih percaya diri, tanggung jawab, tenggang rasa dan kedisiplinan, namun metode dan targetnya sedikit berbeda. Meski begitu, proses pembelajaran bisa dijadikan sebagai awal dari mulanya metode atau proses penciptaan prestasi di sekolah, yang boleh jadi dilanjutkan menjadi sebuah proses penciptaan prestasi nasional.

Pada kenyataan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah tersebut belum berjalan dengan baik dikarenakan terlalu banyak kegiatan yang dilakukan peserta didik, sehingga waktu untuk bermain futsal sedikit. Dalam permainan futsal peserta didik langsung bermain tanpa ada pengajaran teknik dalam bermain futsal. 1) Program latihan yang tidak terstruktur, sehingga pada saat latihan lebih banyak kepada taknik bermain secara menyeluruh tanpa melakukan analisis perkembangan teknik dasar passing arah bola akibatnya dengan latihan yang tidak terprogram peserta didik lamban berkembang dalam bermain futsal sehingga tidak mampu bersaing dalam kompetisi. 2) Kurangnya kemampuan passing bola sehingga, arah bola kurang akurat, sering terjadi salah passing kepada teman, passing terlalu lemah, dan pada saat passing arah terlalu fokus melihat bola tanpa melihat pergerakan teman dan lawan. 3) Banyaknya kegiatan yang dilakukan peserta didik sehingga, kurangnya waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler.

Faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah kurangnya variasi dalam latihan, sehingga intensitas anak untuk mencoba sangat kurang, suatu keberhasilan seorang siswa dikatakan sukses dapat dilihat dari jumlah intensitas waktu berlatih, semakin tinggi intensitas waktu

(3)

3 berlatih maka semakin tinggi tingkat keberhasilannya. Selain itu faktor pendukung lainnya seperti ketersediaan alat untuk melakukan sebuah latihan yang diharpkan juga dapat menjadi penghambat karena berpengaruh langsung terhadap struktur latihan.

Faktor dari peserta didik itu sendiri juga bisa mempengaruhi, peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti latihan atau kegiatan ekstrakurikuler dan tidak melakukan latihan tambahan di luar sesi latihan atau ekstrakurikuler. Sehingga selama latihan tidak mengalami proses perkembangan yang signifikan untuk suatu teknik tertentu. Oleh sebab itu, seorang pelatih atau guru penjas dituntut mampu memberikan metode bermain dan variasi latihan untuk menghasilkan teknik atau latihan yang diberikan.

Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik tentang teknik dasar dalam passing bola futsal yang diberikan lewat metode bermain terjadi karena pada jenjang pendidikan SMP peserta didik masih bersemangat, masih suka bermain, masih ingin bersenang-bersenang. Maka pengajaran atau kegiatan latihan akan lebih efektif khususnya dalam ekstrakurikuler menggunakan metode bermain, karena peserta didik dilibatkan secara lebih aktif bermain dalam situasi yang nyata. Dengan begitu peserta didik tidak lebih cepat jenuh, tidak bosan, bahkan lebih bersemangat dalam menerima materi atau latihan yang diberikan.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka passing bola futsal dipilih sebagai variabel penelitian karena lebih banyak digunakan dalam permainan futsal, karena passing bola futsal peserta didik akan lebih mudah dalam mengarahkan bola kepada peserta didik lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “ pengaruh metode bermain terhadap hasil passing bola futsal pada ekstrakurikuler futsal SMP Negeri 03 Pontianak.

Futsal adalah “permainan sejenis sepak bola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Permainan ini dimainkan oleh 10 orang (masing-masing tim 5 orang) saja, serta menggunakan bola yang lebih kecil dan lebih ringan dari pada yang digunakan dalam sepak bola” (Sahda Halim, 2009: 6).

Muhammad Asriady Mulyono (2014: 1) futsal merupakan jenis permainan yang dimainkan dengan segala aspek yang lebih sederhana dibandingkan sepakbola. Futsal dapat dimainkan di lapangan yang ukurannya lebih kecil dari lapangan sepakbola,dan dengan jumlah pemain yang lebih sedikit dari masing-masing tim.

Ferdinansyah dan Abitur (2008: 55) futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri atas lima orang. Tidak seperti permainan bola dalam ruang lainnya, lapangan futsal dibatasi oleh garis,bukan net atau papan.

Mikanda Rahmani (2014: 100) Mengopor bola bertujuan untuk melakukan passing kepada teman satu tim yang kemudian dilanjutkan dengan berusaha memasukan bola kedalam gawang. Menurut Sahadi Anwarudin (2011: 43) Passing adalah suatu teknik dasar permainan futsal yang sangat dibutuhkan oleh setiap pemain, karena dengan lapangan yang rata dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit pemain.

Menurut Andri Setyawan (2010: 53) mengumpan adalah bagian yang sangat penting dalam permainan futsal. Permainan futsal memerlukan strategi dan ketepatan mengumpan. Sedangkan menurut Sukirno (2010: 7) kemampuan menendang bola yang sangat baik sangat dibutuhkan dalam permainan futsal karena dari hasil tendangan yang baik dan akurat inilah sebuah tim akan mencetak gol dan mendapatkan kemenangan.

Pada umumnya anak memiliki kecendrungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan segala potensi yang ada pada dirinya. Menurut Victor G. Simanjuntak, dkk (2008: 6-19)

(4)

4 bermain akan membawa anak dalam dunia aktivitas. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas fisik dan psikis. Menurut Patrick (dalam Kaswari, 2008: 28) anak bermain karena ia ingin bermain untuk mencari kesenangan dan melepaskan diri dari macam paksaan. Kegiatan bermain dan permaian merupakan kegiatan anak-anak. Kelompok bermain adalah dunia anak yang mereka lakukan setiap waktu dan dimanapun dengan penuh rasa kesenangan. Dengan bermain anak dapat bergerak bebas tanpa ada paksaan. Dengan kegiatan bermain anak dapat menguatkan seluruh tubuhnya serta dapat mengatualisasikan potensi aktivitasnya dalam bentuk pengetahuan, gerak dan perilaku. Dengan permainan yang sudah tertata dan terencana dapat meningkatkan perkembangan anak serta menumbuhkan rasa saling menghargai dalam menjalin hubungan antar sesama teman dilingkungan sosialnya.

METODE

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Sugiyono (2013: 107) menyatakan metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Sugiyono (2013: 108) menyatakan terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu : (1) Pre Eksperimental Design; (2) True Eksperimental Design; (3) Factorial Design; (4) Quasi Eksperimental Design.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Exsperimental designs rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design.

Ahmad Tanzeh dan Suyitno (2006: 51) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 3 Pontianak yang berjumlah 21 orang. Martono (2010: 121) sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 21 orang.

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang paling utama dalam suatu penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Penelitian ini diawali dengan pengambilan data awal atau pretest dan apabila eksperimen telah berhasil dilakukan maka diakhir dengan posttest, yang kemudian dilanjutkan dengan tabulasi.

Berikut teknik pengumpulan data dalam penelitian ini: Pretest Perlakuan, dan Posttest. Dalam analisis data, data meliputi Uji Normalitas, Uji homogenitas, dan Uji t- Test.

Pre-test adalah pengumpulan data peserta didik yang berbentuk tes pemahaman passing kaki pada permainan futsal. Tujuan dari pre-test ini untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada passing bola futsal sebelum masuk ketahap perlakuan (treatmen). Adapun cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik dibariskan dan melakukan warming up. 2.

Peserta didik dipanggil atau diabsen.3.

Peserta didik melakukan passing kaki bagian dalam. Hasil passing dicatat di tabel penilaian.

Dalam penelitian ini tahap perlakuan (treatmen) yang digunakan adalah menggunakan metode bermain pada passing bola futsal. Menurut Tite Juliantie, dkk (2007: 2, 28) adapun mesocycle adalah suatu silkus jangka mengengah yang lamanya antara 3-6 minggu. Adapun frekwensi latihan oleh Tite Juliantie, dkk (2007: 3,9) berpendapat bahwa para peneliti telah sepakat, bahwa latihan 3 kali seminggu akan meningkatkan kekuatan tanpa ada resiko

(5)

5 yang kronis. Dari pendapat para ahli diatas bahwa pemberian perlakuan (treatmen) dalam penelitian ini sebanyak 12 kali pertemuan (4 minggu). Adapun pemberian perlakuan atau latihan yang berbentuk kegiatan permainan yang diberikan kepada peserta didik sebanyak 3 kali pertemuan dalam seminggu.

Post-test yang merupakan kegiatan tes akhir dalam pengumpulan data, dimana tujuan dari post-test ini adalah untk mengetahui hasil passing kaki bagian dalam pada futsal setelah diberi perlakuan berupa metode bermain dalam proses latihan.

Adapun cara pelaksanaannya adalah: 1.

Peserta didik dibariskan dan melakukan warming up. 2. Peserta didik dipanggil atau diabsen. 3. Peserta didik melakukan passing kaki bagian dalam. Hasil passing dicatat di tabel penilaian.

Uji normalitas ini akan menggunakan SPSS versi 17. Dalam uji normalitas penghitungan digunakan uji lilliefors dengan melihat nilai pada kolmogrov-smirnov.

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak terdapat ketentuan nilai signifikansi. Data yang berdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05, begitu juga sebaliknya, jika signifikansinya lebih kecil <

0,05 maka data tersebut tidak normal. Uji

homogenitas digunakan untuk mengetahui beberapa varians populasi data adalah sama atau tidak. Sebagai kriteria penguji jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Jika kedua data tersebut berdistribusi normal dan homogen maka data penelitian akan dianalisis menggunakan uji t-Test. Bila pada uji hipotesis komparatif (perbedaan proporsi atau perbedaan terata) perhitungan nilai p

<0,05 (yang berarti secara statistik bermakna) dan bila pada uji hipotesis komparatif (perbedaan proporsi atau perbedaan rerata) perhitungan nilai p > 0,05 yang berarti secara statistik tidak bermakna.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Pontianak.

Tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil passing bola futsal. Pengolahan data hasil penelitian berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler.

Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, adapun data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 1

Deskripsi Data Pretest dan Posttest

Statistik Pretest Posttest

Rata-rata 7,23 8,38

Standar deviasi 0,83 0,80

Skor maksimal 8 9

Skor minimal 6 7

Median 7 8

Modus 8 9

Berdasarkan tabel 1 terlihat deskripsi hasil pretest dengan nilai rata-rata 7,23, nilai tertinggi (maximal) yang didapat sebesar 8, nilai terendah (minimal) sebesar 6, standar deviasi sebesar 0,83, nilai yang sering muncul (modus) sebesar 8 dan nilai tengah (median) sebesar 7.

Sedangkan posttest nilai rata-rata 8,38, nilai tertinggi 9, nilai terendah 7, nilai deviasi sebesar 0,80, nilai yang sering muncul 9, dan nilai tengah 8.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data pretest dan posttest pada tabel 4.1, maka dapat hasil sebagai berikut: Adapun rata-rata hasil passing futsal pretest adalah 7,23 sedangkan posttest adalah 8,38.

(6)

6

Grafik 1 Nilai Pretest dan Posttest

Analisis Data Penelitian

Syarat sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analiais. Adapun pengujian prasyarat analisis dilakukan sebagai berikut:

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data dalam penelitian.

Uji normalitas dilakukan dengan melihat perbandingan nilai signifikansi dari setiap variabel yang tertera dalam kolom Kolomogrov-Smirnov menggunakan SPSS versi (17.0). Berdasarkan analisi yang telah dilakukan dapat dilihat hasil data pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas

Kegiatan Signifikansi Keterangan

Pretest 0,050>0,05 Normal

Posttest 0,011>0,05 Normal

Berdasarkan hasil tabel 2 tersebut dapat dilihat nilai signifikansi pretest dan posttest lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistrbusi normal. Uji homogenitias dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya data dalam penelitian. Uji homogenitas dilakukan

dengan melihat perbandingan signifikansi dari setiap variabel yang tertera dalam kolom signifikan tes of homogenity menggunakan SPSS versi (17.0). adapun hasil uji homogenitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4. 3 sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Uji Homogenitas

Kegiatan Signifikansi Keterangan

Passing pada permainan

futsal 0,115>0,05 Homogen

Berdasarkan hasil tabel 4.3 tersebut terlihat nilai signifikansi 0,115 lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi homogen. Adapun uji pengaruh dilakukan untuk mengetahui

apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak yaitu dengan menggunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan melalui pengaplikasiakan rumus uji-t didapat data pada tabel sebagai berikut:

7,23

8,38

6.5 7 7.5 8 8.5

1

pretest posttest

(7)

7 Tabel 4

Hasil Uji-t antara Pretest dan Posttest

Uraian Rata-rata ttest Db ttabel Taraf signifikansi Pretest 7,23

13,873 20 2,086 0,05

Posttest 8,38

Berdasarkan data pada tabel 4 maka dapat disimpulkan rata-rata pretest yaitu 7,23 dan posttest yaitu 8,38. Nilai ttest yaitu sebesar 13,873. Dengan melihat tabel stastistika terdapat pada derajat kebebasan db—(N-1) adalah 21-1=20 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,086 (lihat lampiran 18 halaman 74). Dengan demikian nilai dari ttest = 13,873 lebih besar dari nilai ttabel = 2,086, artinya hipotesis diterima. Berarti terdapat pengaruh metode bermain terhadap hasil passing bola futsal pada ekstrakurikuler yang signifikan.

Pembahasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pontianak yang beralamat di jalan Kalimantan. No 123. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Pontianak tepatnya di lapangan olahraga dan dilaksanakan pada sore hari. Penelitian dilakukan dengan metode bermain, menganalisis uji pengaruh antara tes awal (pretest), perlakuan (traetment) dan tes akhir (posttest), adapun pelaksanaan tersebut dilakuan dengan rincian 1 kali pretest, 10 kali pertemuan treatment dan 1 kali posttest.

Penelitian ini dilakukan dengan model pre-experimental design. Pelaksanaan tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes sebelum dan sesudah yang diberikan treatment. Pelaksanaan tes pertama bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik (pretest), sebelum diberikan treatment pada peserta didik, sedangkan tes kedua atau tes akhir (posttest) bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan setelah diberikan treatment pada peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis uji normalitas, uji homogenitas, dan

uji-t dapat disimpulkan. Uji normalitas pretest dan posttest yaitu pretest 0,050 lebih besar dari 0,05 sedangkan posttest yaitu 0,011 lebih besar dari 0,05. Maka data pretest dan posttest dikatakan normal atau berdistribusi. Sedangkan uji homogenitas dilihat dari nilai signifikansi pretest dan posttest. Setelah melakukan uji homogenitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17.0, ternyata hasilnya signifikan dengan nilai 0,115 lebih besar dari 0,05 dikatakan homogen. Selanjutnya uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode bermain terhadap hasil passing bola futsal pada ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Pontianak. Skor rata-rata hasil passing bola futsal pada tes awal (pretest) adalah hasil pretest dengan nilai rata-rata 7,23, sedangkan skor rata-rata hasil passing tes akhir (posttest) adalah 8,38. Untuk persentase peningkatan hasil passing bola futsal adalah 15,79%

Peningkatan hasil passing bola futsal merupakan pengaruh yang terjadi karena pemberian perlakuan yang berupa metode bermain yang disampaikan lewat kegiatan latihan sebanyak 10 kali pertemuan. Setiap pertemuanmya materi latihan yang diberikan lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar passing. Yaitu berupa permainan kucing-kucingan, permainan adu penalti, permaian tembak kucing, dan permainan futsal mini.

Upaya dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki peserta didik secara umum berjalan dengan baik, namun dalam pelaksanaan di lapangan sedikit mengalami kendala atau keterbatasan diantaranya adalah penyesuaian suasana latihan yang setiap pertemuannya berbeda- beda karena setiap peserta didik tidak semuanya dalam kondisi yang baik, peserta

(8)

8 didik juga terkadang terlambat dikarenakan mengikuti les.

Namun beberapa kendala tersebut semaksimal mumgkin dioptimalkan oleh peneliti, untuk mengatasi hal tersebut dengan terus memberikan motivasi, semangat, serta mendorong mereka selalu bekerja sama tanpa harus memikirkan bahwa latihan tersebut sebagai beban yang sangat berat, menciptakan suasana yang humoris pada suasana latihan sehingga berjalan dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pontianak maka dapat disimpulkan, Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk mengetahui hasil passing bola futsal pada peserta didik dalam ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pontianak dengan menggunakan metode bermain. Perhitungan uji t, diperoleh nilai ttest adalah 13,873 lebih besar dari nilai t- tabel sebesar 2,086 dengan demikian, terdapat perbedaan nilai yang signifikan.

Rata-rata kemampuan passing bola futsal pada ekstrakirikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pontianak yang diraih peserta didik dari tes awal (pretest) diketahui rata-rata 7,23 dan tes akhir (posttest) diketahui rata-rata 8,38 mengalami peningkatan yaitu sebesar 13,873 dengan persentase peningkatan kemampuan passing bola futsal sebesar 15,79%.

Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, saran yang diajukan peneliti yaitu: (1) Penerapan metode bermain dalam proses latihan atau pada kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang sangat baik untuk peningkatan keterampilan passing bola futsal pada peserta didik. (2) Metode bermain dapat dijadikan suatu inisiatif untuk menentukan materi dalam kegiatan ekstrakurikuler, khususnya pada passing bola futsal karena yang sering digunakan pada permainan futsal yaitu passing. (3)

Metode bermain yang digunakan ini tentunya belum bisa dikatakan sebagai materi ekstrakurikuler yang sempurna, akan tetapi masih memiliki kekurangan yang perlu dikembangkan lagi. Misalnya bentuk- bentuk permainan yang menitik beratkan pada pemahaman teknik passing bola futsal, permainan tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan usia dan jenjang pendidikan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

DAFTAR RUJUKAN

Abitur, dan Ferdinansyah. 2008. Sepak Bola.

Jakarta: CV Utan Kayu Sejati.

Griwijoyo, Santosa, dkk. 2007. Ilmu Faal Olahraga Sports Physiology Edisi 7.

Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kaswari. 2008. Asas dan Falsafah Penjas.

Pontianak: Depdiknas – Universitas Tanjungpura – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Program S1 Penjaskes.

Lhaksana, Justinus. 2011. Taktik Dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion.

Martono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rinike Cipta.

Mulyono, Muhammad Asriady. 2014. Buku Pintar Panduan Futsal. Jakarta Timur:

Laskar Aksara

Rahmani, Mikanda. 2014. Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur: Dunia Cerdas..

Setyawan, Andri. 2010. Teknik Permainan Futsal. Jakarta Selatan: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Simanjuntak, Victor G, Kaswari, dan Eka, S.

2006. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi – Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Penekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno. 2010. Belajar Bermain Futsal.

Bogor: Arya Duta

(9)

9 Tanzeh, Ahmad, dan Suyitno. 2006. Dasar-

Dasar Penelitian. Surabaya: Elkaf.

Tite, Juliantine, dkk. 2007. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:

FPOK UPI. PB. IPSI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005. Sistem Keolahragaan Nasional, Bandung: Citra Umbara.

Gambar

Grafik 1 Nilai Pretest dan Posttest

Referensi

Dokumen terkait

Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit batang Tumbuhan Sala (Cynometra ramnifolia Linn) terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan shigella sp. Seminar Nasional Kimia Bahan

Berdasarkan uraian di atas makna gramatikal ditemuka n 36 (tiga puluh enam) afiksasi berjumlah 13 (tiga belas) pada 12 surat, komposisi berjumlah 20 (dua puluh) pada 12 surat,

Adapun peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu siswa mampu mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa secara

TRADISI HAJAT LEMBUR AMPIH PARE DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MEMBUAT MODEL PELESTARIAN TRADISI LISAN PADA MASYARAKAT Universitas

TRADISI HAJAT LEMBUR AMPIH PARE DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MEMBUAT MODEL PELESTARIAN TRADISI LISAN PADA MASYARAKAT.. Universitas

Penelitian lain yang erat kaitannya dengan penelitian tradisi hajat lembur ampih pare dilakukan oleh Isnendes (2013) yang mengupas struktur dan fungsi upacara ngalaksa

A thesis entitled ” An Analysis of Robert Langdon True Personality in Dan Brown’s The Da Vinci Code” approved and received by the Examination Committee

In this context, there are three basic questions: (1) What must teachers know and be able to do in order to effectively use technologies to improve learning?,