• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA

BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d. 2016

Khairiah

(Universitas Lambung Mangkurat)

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengetahui pelaksanaan pemungutan PBB- P2 dan mengetahui hambatan - hambatan dalam pemungutan PBB-P2 serta memberi solusi Untuk mengatasi hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pemungutan PBB-P2 pada Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin.

Metode yang digunakan adalah metode deskriftif yaitu berupa informasi mengenai penerimaan , hambatan , solusi dan data lainnya yang berhubungan dengan PBB-P2.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin yang beralamat di Jalan Kelayan B GG Balai Desa RT 11 Kecamatan Banjarmasin Selatan pada bulan Januari 2017.

Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mempelajari dokumen terkait masalah yang diteliti dan wawancara dengan aparat kelurahan.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu (1) Kantor Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin diantara fungsi dan tugasnya merupakan penyalur Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT). Kelurahan sebagai perantara yang data-data ataupun hal yang mengenai PBB-P2 selebihnya dilaksanakan oleh Badan Keuangan Daerah, sehingga Kantor Kelurahan Kelayan Timur sebagai penyalur SPPT yang diberikan kepada ketua RT ataupun RW dalam ruang lingkup Kelurahan Kelayan Timur tersebut. (2) Dalam hal pelaksanaan pemungutan PBB-P2 kurangnya sosialisasi kepada wajib pajak dalam hal membayar PBB-P2 , selain itu yang mengakibatkan terhambatnya pemungutan PBB-P2 adalah karena tidak adanya pembenahan kembali atas SPPT di daerah Kelurahan Kelayan Timur tersebut. (3) Faktor- faktor penyebab ketidaktercapaian penerimaan PBB-P2 untuk Kelurahan Kelayan Timur adalah rumah kosong atau rumah yang tidak berpenghuni ; Rumah kontrakan atau rumah sewaan ; SPPT yang double penetapannya dan kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak.

Kata kunci : Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Penerimaan PBB-P2, Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP).

(2)

2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Salah satu sumber penerimaan pajak daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) termasuk pemasukan yang relatif kecil, namun PBB-P2 merupakan sumber penerimaan yang sangat potensial bagi daerah.

Hanya saja pemungutan PBB-P2 sering kali mendapatkan kendala, mulai dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar PBB-P2, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat , dan dalam hal penyampaian SPPT PBB-P2 yang seringkali timbul kendala dikarenakan tidak semua wajib pajak menempati objek pajaknya / bangunannya , seperti rumah kosong atau rumah yang tidak berpenghuni yang pemiliknya pindah / mutasi tetapi tidak melapor. Jadi akan menyulitkan aparat kelurahan dalam penyampaian SPPT PBB-P2 nya sehingga memerlukan banyak waktu, keterlibatan aparat kelurahan dan ketua RT tersebut sangat dibutuhkan karena lebih mengetahui asal-usul objek pajak yang ada di daerahnya.

Bagi masyarakat sebagai wajib pajak, hendaknya mendukung pemerintah daerah dalam pengelolaan PBB-P2 dengan cara membayar tagihan dengan tepat waktu sehingga penerimaan PBB-P2 meningkat setiap tahunnya. Semakin banyaknya lahan yang dibuka untuk pemukiman penduduk dan banyaknya bangunan-bangunan yang baru setiap tahunnya serta subjek pajak memperoleh manfaat atas bangunan tersebut maka diwajibkan untuk membayar PBB-P2. Tetapi dengan adanya perkembangan pembangunan tersebut berbanding terbalik dalam hal pembayaran PBB-P2 yang sebenarnya telah diwajibkan untuk membayarnya, seperti yang telah didapatkan informasinya di Kelurahan Kelayan Timur bahwa penerimaan PBB-P2 tersebut tidak mencapai target yang diharapkan.

Tabel 1.1

Data Target dan Realisasi penerimaan PBB-P2

Kelurahan Kelayan Timur Kota Banjarmasin Tahun 2013 s.d. 2016.

No Tahun Target Realisasi Persentase %

1. 2013 Rp 94.783.928 Rp 29.224.696 30,83%

2. 2014 Rp 96.408.484 Rp 20.026.513 20,77%

3. 2015 Rp 98.951.359 Rp 34.995.574 35,37%

4. 2016 Rp 211.236.833 Rp 66.178.236 31,33%

(sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin)

Pada tabel 1.1 penerimaan PBB-P2 di Kelurahan Kelayan Timur Kota Banjarmasin cenderung berfluktuasi pada periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2016, maka diperlukan kerjasama dengan pihak terkait yaitu Badan Keuangan Daerah, serta partisipasi dan kesadaran dari masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai subjek pajak untuk membayar PBB-P2 sehingga akan membawa dampak bagi pemerintah Kota Banjarmasin dalam meningkatkan penerimaannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka saya memutuskan untuk menentukan judul tugas akhir

“ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d. 2016”.

(3)

3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di kelurahan Kelayan Timur kota Banjarmasin ?

2. Apa saja faktor yang menyebabkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan tidak mencapai target penerimaan?

3. Bagaimanakah solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang menyebabkan tidak mencapai target?

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin

Berdasarkan proses penyaluran SPPT PBB-P2 yang awal dicetak oleh Badan Keuangan Daerah (BAKEUDA) Banjarmasin , beserta Surat Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) beserta SPPT untuk Sekota Banjarmasin, BAKEUDA membagikan ke Kecamatan-Kecamatan yang berada di Kota Banjarmasin, dan pihak Kecamatan tersebut membagikan lagi ke Kelurahan-Kelurahan salah satunya adalah Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin. Setelah di proses di Kelurahan, Kelurahan akan membagikan ke RT/RW yang berada di wilayah Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin. Dalam penyaluran Surat Pemberitahuan Pajak Terutang tersebut, Kelurahan hanya sebagai perantara untuk mendistribusikan ke masyarakat yang berada diruang lingkup kelurahan tersebut.

Dalam pelaksanaan pemungutan PBB-P2 di Kelurahan Kelayan Timur telah menerapkan Sistem Official Assessment. Pada Kelurahan Kelayan Timur pelaksanaan pemungutan PBB-P2 mengalami banyak hambatan yang mengakibatkan tidak tercapainya target penerimaan pajak yang sudah ditentukan. Dalam hal pelaksanaan pemungutan PBB-P2 kurangnya sosialisasi kepada wajib pajak sehingga perlu adanya sosialisasi dari pihak BAKEUDA Kota Banjarmasin kepada wajib pajak sehingga wajib pajak memahami dan sadar akan kewajibannya dalam hal membayar pajak khususnya PBB-P2, selain itu yang mengakibatkan terhambatnya pemungutan PBB-P2 adalah karena tidak adanya pendataan ulang atas tanah dan bangunan serta peninjauan kembali tentang SPPT sehingga perlu adanya pembenahan kembali dari pihak BAKEUDA Kota Banjarmasin untuk SPPT di daerah Kelurahan Kelayan Timur.

(4)

4

Ada 4 (empat) daftar DHKP PBB-P2 yang diperoleh dari Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin untuk tahun 2013 s.d. 2016. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2013

Buku Jumlah Objek

Luas Tanah

Luas Bangunan

Pokok Ketetapan

1. 3.043 2.237.574 100.891 54.204.310 2. 166 1.802.315 3.108 27.781.055

3. 2 22.301 0 1.139.243

4. 1 20.703 196 2.030.992

5. 1 7.613 649 9.628.328

Jumlah 3.213 4.090.506 104.844 94.783.928 (sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin)

Jumlah SPPT pada Tahun 2013 di Kelurahan Kelayan Timur adalah sebanyak 3.213 lembar dengan pokok ketetapan pajak sebesar Rp 94.783.928 , sedangkan pada tahun 2013 hanya mencapai Rp 29.224.696 sebanyak 1.010 lembar, jadi tidak bisa memenuhi target yang ingin dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 94.783.928.

Tabel 4.2

Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2014

Buku Jumlah Objek Luas Tanah Luas Bangunan

Pokok Ketetapan 1. 3.091 2.264.098 102.320 55.187.411

2. 169 1.826.182 3.108 28.422.510

3. 2 22.301 0 1.139.243

4. 1 20.703 196 2.030.992

5. 1 7.613 649 9.628.328

Jumlah 3.264 4.140.897 106.273 96.408.484 (sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin)

Jumlah SPPT pada Tahun 2014 di Kelurahan Kelayan Timur adalah sebanyak 3.264 lembar dengan pokok ketetapan pajak sebesar Rp 96.408.484 , sedangkan pada tahun 2014 hanya mencapai Rp 20.026.513 sebanyak 939 lembar, jadi tidak bisa memenuhi target yang ingin dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp 96.408.484.

(5)

5

Tabel 4.3

Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2015

Buku Jumlah Objek Luas Tanah Luas Bangunan

Pokok Ketetapan 1. 3.154 2.343.727 103.337 57.186.404

2. 173 1.833.308 3.329 28.966.392

3. 2 22.301 0 1.139.243

4. 1 20.301 196 2.030.992

5. 1 7.613 649 9.628.328

Jumlah 3.331 4.227.652 107.511 98.951.359 (sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin)

Jumlah SPPT pada Tahun 2015 di Kelurahan Kelayan Timur adalah sebanyak 3.331 lembar dengan pokok ketetapan pajak sebesar Rp 98.951.359 , sedangkan pada tahun 2015 hanya mencapai Rp 34.995.574 sebanyak 1.227 lembar, jadi tidak bisa memenuhi target yang ingin dicapai pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp 98.951.359.

Tabel 4.4

Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Pembayaran (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2016

Buku Jumlah Objek

Luas Tanah Luas Bangunan

Pokok Ketetapan 1. 2.924 1.053.789 103.141 57.963.425 2. 437 2.268.407 4.619 86.114.280

3. 56 877.842 1.286 44.743.051

4. 5 102.624 196 13.116.482

5. 1 7.613 649 9.299.595

Jumlah 3.423 4.310.275 109.891 211.236.833 (sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin)

Jumlah SPPT pada Tahun 2016 di Kelurahan Kelayan Timur adalah sebanyak 3.423 lembar dengan pokok ketetapan pajak sebesar Rp 211.236.833 , sedangkan pada tahun 2016 hanya mencapai Rp 66.178.236 sebanyak 1.134 lembar, jadi tidak bisa memenuhi target yang ingin dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 211.236.833.

Dari 4 daftar DHKP diatas sudah terlihat bahwa penerimaan PBB-P2 di Kelurahan Kelayan Timur Kota Banjarmasin tidak tercapai 100%.

Laporan realisasi penerimaan PBB-P2 berdasarkan DHKP

1. Untuk Tahun 2013 penerimaan PBB-P2 berdasarkan DHKP buku yang paling banyak tidak membayar adalah buku 1,2 dan 3 yaitu sebesar Rp 52.492.359. yang membayar pajak beserta denda nya hanya sebesar Rp 35.117.805. Sedangkan untuk buku 4 dan 5 yang tidak membayar pajak adalah sebesar Rp 2.030.992 dan yang membayar pajak beserta dendanya adalah Rp 9.820.895.

2. Untuk Tahun 2014 penerimaan PBB-P2 berdasarkan DHKP buku yang paling banyak tidak membayar adalah buku 1,2 dan 3 yaitu sebesar Rp 56.548.236. yang membayar

(6)

6

pajak beserta denda nya hanya sebesar Rp 31.397.780. Sedangkan untuk buku 4 dan 5 yang tidak membayar pajak adalah sebesar Rp 2.030.992 dan yang membayar pajak beserta dendanya adalah Rp 12.901.960.

3. Untuk Tahun 2015 penerimaan PBB-P2 berdasarkan DHKP buku yang paling banyak tidak membayar adalah buku 1,2 dan 3 yaitu sebesar Rp 58.269.226. yang membayar pajak beserta denda nya hanya sebesar Rp 31.134.622. Sedangkan untuk buku 4 dan 5 yang tidak membayar pajak adalah sebesar Rp 2.030.992 dan yang membayar pajak beserta dendanya adalah Rp 10.398.594.

4. Untuk Tahun 2016 penerimaan PBB-P2 berdasarkan DHKP buku yang paling banyak tidak membayar adalah buku 1,2 dan 3 yaitu sebesar Rp 143.668.817. yang membayar pajak beserta denda nya hanya sebesar Rp 46.076.015. Sedangkan untuk buku 4 dan 5 yang tidak membayar pajak adalah sebesar Rp 10.831.202 dan yang membayar pajak adalah Rp 10.831.202.

Dari laporan realisasi penerimaan PBB-P2 berdasarkan DHKP di atas untuk periode tahun 2013 s.d. 2016 maka buku yang paling banyak tidak membayarkan PBB-P2 nya adalah buku 1,2 dan 3.

(7)

Berdasarkan informasi yang didapat dari Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin penerimaan PBB-P2 untuk Kelurahan Kelayan Timur Kota Banjarmasin selama 2013 s.d. 2016 tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

Tabel 4.5

Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2 Kelayan Timur Banjarmasin Tahun 2013 s.d 2016

TAHUN

POKOK

KETETAPAN

REALISASI POKOK

KETETAPAN

PERSENTASE %

KETETAPAN REALISASI

SSPD NILAI (Rp) SSPD NILAI (Rp)

SSPD NILAI SSPD NILAI 2013 3.213 94.783.928 1.010 29.224.696 31,43% 30,83% 2.203 65.559.232 2014 3.264 96.408.484 939 20.026.513 28,77% 20.77% 2.325 76.381.971 2015 3.331 98.951.359 1.227 34.995.547 36,84% 35,37% 2.104 63.955.785 2016 3.423 211.236.833 1.134 66.178.236 33,13% 31,33% 2.289 145.058.597

(Sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin)

(8)

Faktor-faktor penyebab ketidaktercapaian penerimaan PBB P2 Kelayan Timur Banjarmasin

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan seringkali menemui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Begitu pula halnya dengan Kantor Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin dalam fungsinya untuk melaksanakan realisasi ketercapaian juga menemui hambatan-hambatan.

Faktor-faktor penyebab ketidaktercapaian penerimaan tersebut yaitu:

a. Subjek pajak tidak ada ditempat, seperti rumah kosong atau rumah yang tidak berpenghuni.

b. Rumah kontrakan atau rumah sewaan, yang pemilik rumah jauh dikarenakan luas wilayah yang sangat luas.

c. Masih banyaknya SPPT yang double penetapannya d. Kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak.

e. Wajib pajak tidak mampu bayar PBB-P2 nya karena berpenghasilan rendah.

Pemecahan Masalah

Dari faktor-faktor penghambat ketidaktercapaian penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Kelurahan tidak diam begitu saja, karena sebagai subjek Pajak berkewajiban untuk membayar pajak tersebut sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan.

Faktor dan pemecahan bagi Kelurahan Kelayan Timur tersebut yaitu:

a. Subjek pajak tidak ada ditempat, seperti rumah kosong atau rumah yang tidak berpenghuni, karena kelurahan sulit untuk menjangkau keberadaan subjek pajak tersebut, jadi salah satu caranya yaitu atas kesadaran wajib pajak sendiri, bagaimanapun juga subjek pajak wajib untuk membayar PBB-P2 nya dan juga ketua RT tempat tinggal wajib pajak tersebut harus mengetahui apakah wajib pajak tersebut masih menjadi warga di lingkungan RT tersebut atau sudah tidak lagi.

b. Dikarenakan rumah wajib pajak dikontrakkan, jadi yang diwajibkan untuk membayar adalah yang mengontrak rumah tersebut ataupun juga yang pemilik rumah nya, dalam hal ini tergantung atas kesepakatan pemilik dengan yang mengontrak rumah tersebut..

c. Kurangnya tingkat kesadaran dari wajib pajak, yaitu peningkatan jumlah ketidaktercapaiannya penerimaan Pajak Kelayan Timur Banjarmasin karena kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pembayaran perpajakannya. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan penagihan pajak yang seringkali menemui hambatan-hambatan yang membuat penagihan pajak tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar misalnya wajib pajak tersebut menghindar dari tindakan penagihan. Hambatan dalam upaya mencairkan permasalahan ini, menunjukan masih rendahnya tingkat kesadaran dari wajib pajak. Oleh karena itu dalam pelaksanaan penerimaan PBB P2 tidak selalu berhasil mencapai tujuan, sehingga ketidaktercapaian penerimaan akan selalu menjadi masalah yang dipecahkan. Salah satu cara untuk memecahkan masalah ini adalah pihak kantor pemerintah lebih ketat lagi dalam administrasi surat menyurat , misalnya setiap pembuatan surat menyurat di kantor pemerintahan syarat nya harus memperlihatkan bukti lunas pembayaran PBB-P2, misalnya dalam pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, dan lain-lain. Sehingga masyarakat lebih memperhatikan lagi untuk membayar PBB-P2 nya tepat waktu karena apabila wajib pajak tidak membayar PBB- P2 tersebut maka wajib pajak tersebut tidak bisa berurusan dengan kantor pemerintahan.

d. Masih banyaknya SPPT yang double penetapannya,karena terdapat satu bangunan atau bumi yang memiliki SPPT ganda. Cara mengatasinya adalah pendataan ulang dan juga pembenahan SPPT dari Badan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin. Apabila

(9)

9

pihak Badan Keuangan Daerah telah melakukan pendataan ulang dan pembenahan SPPT maka kemungkinan besar penerimaan PBB-P2 untuk kelurahan kelayan timur meningkat.

e. Ada wajib pajak yang tidak mampu membayar PBB-P2 nya karena berpenghasilan rendah maka wajib pajak tersebut bisa mengajukan keringanan biaya PBB-P2 nya.

Syarat – syarat untuk mengajukan keringanan tersebut adalah menerahkan fotocopi KTP dan fotocopi kartu keluarga; surat pernyataan wajib pajak dari tempat bekerja yang menyatakan bahwa penghasilan rendah. apabila wajib pajak tidak berpenghasilan, maka lengkapi dengan surat keterangan RT/RW dengan diketahui oleh lurah setempat; dan Fotokopi bukti pelunasan PBB-P2 tahun sebelumnya. Jika sudah melengkapi syarat syarat tersebut maka wajib pajak bisa langsung datang ke Badan Keuangan Daerah. Lalu selanjutnya , petugas akan mengecek semua persyaratan wajib pajak sebagai pemohon. Jika disetujui, maka PBB-P2 nya dapat diturunkan hingga maksimal 75% dari tarif sebelumnya. Permohonan keringanan ini akan diputuskan paling lama 6 bulan setelah tanggal diterimanya permohonan pengurangan

KESIMPULAN

1. Kantor Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin diantara fungsi dan tugasnya merupakan penyalur Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT). Kelurahan sebagai perantara yang data-data ataupun mengenai hal yang mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan selebihnya dilaksanakan oleh Badan Keuangan Daerah, sehingga Kantor Kelurahan Kelayan Timur sebagai penyalur Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang diberikan kepada ketua RT ataupun RW dalam ruang lingkup Kelurahan Kelayan Timur tersebut.

2. Dalam hal pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan kurangnya sosialisasi kepada wajib pajak dalam hal membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, selain itu yang mengakibatkan terhambatnya pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah karena tidak adanya pembenahan kembali atas Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) di daerah Kelurahan Kelayan Timur tersebut.

3. Faktor-faktor penyebab ketidaktercapaian penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan untuk Kelurahan Kelayan Timur adalah Subjek pajak tidak ada ditempat, seperti rumah kosong atau rumah yang tidak berpenghuni ; Rumah kontrakan atau rumah sewaan, yang pemilik rumah jauh dikarenakan luas wilayah yang sangat luas ; Masih banyaknya SPPT yang double penetapannya dan kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul, dkk, 2014, Perpajakan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

_______________, 2016, Perpajakan edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

(10)

10

Suandy, Erly, 2014, Hukum Pajak, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi, Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

________________, 1994, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994, Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

________________, 2009, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

________________, 2014, Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

________________, 1997, Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.6/1997, Tentang Pengadministrasian Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan.

________________, 2002, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2002, Tentang penetapan besarnya NJKP untuk penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan.

________________, 2011, Kmk Nomor 67/KMK.03/2011, Tentang Penyesuaian Besarnya Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak Pajak Bumi dan Bangunan.

________________, 2000, Kmk Nomor 201/KMK.04/2000, Tentang Penyesuaian Besarnya Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak sebagai Dasar Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan.

http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-pendaftaran-dan-pendataan-objek-pajak bumi-dan-bangunan

http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-pbb-dalam-uu-pajak-daerah-dan-retribusi-daerah https:www.google.co.id/amp/s/eddiwahyudi.com/2012/07/19/memahami-pengelolaan-pbb-

p2-dan-menyiapkan-peraturan-pendukungnya/amp

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pengelolaan gulma berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 3,6 dan 9 MST dan Bobot 100 biji namun berpengaruh nyata terhadap

Participation learning strategy will create and lead students into good and conducive learning atmosphere because the students will make themselves more involved,

Metode pengendalian tikus juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap pengamatan tinggi tanaman hal ini disebabkan karena adanya sistem tanam yang tidak serentak pada

fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari satu kesatuan ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan –

adalah jumlah kata,

Dalam hal ini berlakulah kaidah usul Al-Fiqh yang biasa disebut dengan Urf (al-urf). Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku di negara kita sekarang ini bersifat mengikat bagi

Pedoman penyelenggaraan praktik kerja industri (Prakerin) bagi siswa SMK diatur dalam pedoman penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (Depdikbut, 1994c)

Panitera Pengganti memanggil saksi untuk masuk ke ruang sidang dari keluarga penggugat yang bernama: Anshori bin Abdul Syukur (Ayah penggugat), agama Islam, pekerjaan tani,