• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K P4 A0 DENGAN POST OP SECTIO CAESAREA HARI KE-4 ATAS INDIKASI GEMELI DI RUANG ENDANG GEULIS RSUD GUNUNG JATI CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K P4 A0 DENGAN POST OP SECTIO CAESAREA HARI KE-4 ATAS INDIKASI GEMELI DI RUANG ENDANG GEULIS RSUD GUNUNG JATI CIREBON"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K P4 A0 DENGAN POST OP SECTIO CAESAREA HARI KE-4 ATAS INDIKASI GEMELI DI RUANG ENDANG

GEULIS RSUD GUNUNG JATI CIREBON

Eni Haryati dan Nur Karomah

Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon

Email: [email protected] dan [email protected]

Abstract

Based on the medical record data of Gunung Jati Hospital Cirebon, in the last 6 months (October-March), the number of clients who performed sectio caesarean section on various indications amounted to 276 clients. Where the number of clients on the indications gemeli, numbered 20 people with a percentage of 6.6

%. Given the impact of high-risk pregnancy on maternal and fetal mortality. So the author considers the need to raise the problem to be used as a Scientific Paper. Twin Pregnancy is one indication of sectio caesarean section. Where Sectio Caesarea is an act to give birth to a baby weighing more than 500 grams, through an incision in the uterine wall that is still intact. Multiple pregnancies are pregnancies with two or more types of fetuses intra-uterine. The purpose of the preparation of this paper is to carry out nursing care on Mrs. K P4A0 with post op Sectio Caesarea day 4 on the indication of Gemeli in the Room Endang Geulis Gunung Jati Hospital Cirebon. In this preparation are used descriptive methods consisting of interviews, observations, physical examinations, documentation studies, and literature studies. Problems that arise in case studies include: pain comfort disorders, rest and sleep disorders, lack of knowledge of exclusive breastfeeding methods, resti infections. All issues can be resolved. The family must continue to motivate the client so that the client recovers quickly and the goal of nursing care is achieved.

Keywords: Nursing Care; P4 A0; Post Op Sectio Caesarea

Abstrak

Berdasarkan data medical record RSUD Gunung Jati Cirebon, dalam kurun 6 bulan terakhir (Oktober - Maret), jumlah klien yang dilakukan tindakan sectio caesarea atas berbagai indikasi berjumlah 276 klien. Dimana jumlah klien atas indikasi gemeli, berjumlah 20 orang dengan presentase 6,6 %. Mengingat dampak dari kehamilan gemeli beresiko tinggi pada kematian ibu dan janin. Maka penulis memandang perlu diangkatnya masalah untuk dijadikan Karya Tulis Ilmiah.

Kehamilan Kembar merupakan salah satu indikasi dilakukannya sectio caesarea.

Dimana Sectio Caesarea merupakan suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.

Kehamilan ganda merupakan Kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih intra uteri. Tujuan dari penyusunan Karya tulis ini adalah untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. K P4A0 dengan post op Sectio Caesarea hari ke-4 atas indikasi Gemeli di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon. Dalam penyusunan ini digunakan metode deskriptif yang terdiri dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Permasalahan yang muncul pada studi kasus diantaranya: gangguan rasa nyaman

(2)

nyeri, gangguan istirahat dan tidur, kurang pengetahuan cara pemberian asi esklusif, resti infeksi. Semua masalah dapat teratasi. Keluarga harus tetap memberi motivasi kepada klien agar klien cepat sembuh dan tujuan asuhan keperawatan tercapai.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan; P4 A0; Post Op Sectio Caesarea

Pendahuluan

Menurut (Organization, 2014), bahwa Angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup. Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut (Kemenkes, 2011), berdasarkan Data tersebut, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI Indonesia menurun dari 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 pada tahun 2007. Sedangkan target yang diharapkan berdasarkan Melenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa AKI di Indonesia jauh di atas target yang di tetapkan WHO atau hampir dua kali lebih besar dari target WHO.

Menurut BKKBN (2008), hal tersebut dapat terjadi karena adanya kelompok kehamilan beresiko, kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada tahun 2007 sekitar 34%. Kategori dengan resiko tinggi tunggal mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu >34 tahun sebesar 3,8%, jarak kelahiran

<24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%.

Menurut (DepKes, 2010), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran. Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan lain-lain 27%.

Menurut (Barat, 2013), di provinsi Jawa Barat, pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 73,9 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka kematian bayi (AKB) sebesar 5,0 per 100.000 kelahiran hidup. Proporsi penyebab kematian ibu maternal akibat perdarahan 33,1%, hipertensi 28,6%, infeksi 6,1% dan abortus 0,1%, persentasi persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 sebesar 89,3 namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 85,6% dan di non tenaga kesehatan 14,4%.

Menurut penelitian Greulich (1930), pada 121 juta persalinan didapat angka kejadian kehamilan ganda, yaitu gemeli 1 : 85, triplet 1 : 7.629, quadruplet 1 : 670.743, dan quintriplet 1 : 41.600.000 (Sofian, 2013).

Menurut Rustam (2012), insiden kehamilan kembar tergolong kecil sehingga tidak cukup data yang didapatkan. Badan perhitungan statistika mengatakan bahwa angka

(3)

kehamilan kembar tahun 2009 di Indonesia adalah 33% penyebab nya di antaranya yaitu faktor umur makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan menurun lagi setelah berumur 40 tahun. Selain di pengaruhi oleh faktor umur, kehamilan gemeli juga dapat di pengaruhi oleh faktor paritas. Pada primpira 9,8% per 1000 dan pada multipara (okipara) baik jadi 18,9 per 1000 persalinan. Keturunan keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya di turunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal.

Menurut Manuaba (2008), bila di jumpai kehamilan ganda dengan penyulit seperti : ketuban pecah tetapi pembukaan masih kecil, kehamilan ganda dengan kelainan (sungsang, lintang). Pada kasus dengan kelainan tersebut besar kemungkinan akan segera dilakukan operasi persalinan sectio caesarea.

Sectio caesarea di definisikan sebagai suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.

(Jitowiono dan Kristiyanasari, 2010)

Menurut Rasjidi (2009), jumlah operasi sectio caesarea di dunia telah meningkat pada 30 tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan dengan bedah sectio caesarea sekarang perbandingan ini adalah 1 dari 3 persalinan. Untuk beberapa perempuan operasi sectio caesarea secara global menunjukan kenaikan. Kelayakan kenaikan angka bedah masih di perdebatkan, WHO/UNFPA/Uicef dengan angka 5%. Di banyak negara angka di atas 15% tidak mengurangi angka kematian ibu dan perinatal. Jumlah bedah sectio caesarea tahun 2001 adalah 5.185 dan pada tahun 2006 adalah 6.775, angka section caesarea tahun 2001 adalah 17,0% tahun 2006 adalah 27,3%. Kenaikan 60,6% dan untuk tahun 2006 angka ini cenderung naik.

Berdasarkan Data di ruang Endang Geulis Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon di dapatkan data statistik selama 6 bulan terakhir dari mulai bulan Oktober tahun 2017 sampai dengan Bulan Maret tahun 2018, sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1

Data Persalinan Sectio Caesarea Di Ruang Endang Geulis Periode bulan Oktober 2017 sampai dengan bulan Maret 2018 Di RSUD Gunung Jati Cirebon

No. Jenis Jumlah Presentase

Sc atas indikasi ketuban pecah dini 78 28,3 % Sc atas indikasi CPD (Chepalo

pelviks Disproportion)

60 25,5 %

Sc atas indikasi pre Eklamsia berat

Sc atas indikasi letak janin 57 19,6%

Sc atas indikasi bayi kembar 45 16,4%

Sc atas indikasi plasenta previa 20 6,6%

Sc atas indikasi ketuban pecah dini 15 3,9%

Jumlah 276 100%

Sumber: Medical Record Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon (2018)

(4)

Berdasarkan tabel data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon berjumlah 276 adapun kasus sectio caesarea atas indikasi gemeli berjumlah 20 orang dengan presentase 6,6%.

Dari Data tersebut dapat disimpulkan bahwa hal tersebut menunjukan masih cukup tingginya Persalinan dengan Sectio Caesarea atas indikasi Gemeli di RSUD Gunung Jati Cirebon. Mengingat permasalahan tersebut maka penulis melakukan keperawatan secara komprehensif dan mengangkat kasus tersebut sebagai Laporan Study Kasus dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. K P4ao Dengan Post Operasi Sectio Caesarea Hari Ke-4 Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis Rsud Gunung Jati Cirebon”

Metode Penelitian

Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan diagnostik (Asmadi, 2008).

1. Wawancara

Menurut (Asmadi, 2008), wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data secara langsung antara perawat dan klien. Disini perawat (pewawancara) mendapatkan respon langsung melalui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan. Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan-termasuk keluarga, teman dan orang terdekat klien.

2. Observasi

Menurut (Asmadi, 2008), observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan menggunakan panca-indra. Kemampuan melakukan observasi merupakn keterampilan tingkat tinggi yang memerlukan banyak latihan. Unsur terpenting dalam observasi adalah mempertahankan objektivitas penilaian.Mencatat hasilobservasi secara khusus tentangapa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan di kecakapan lebih akurat di banding kan mencacat interpretasi seseorang tentang hal tersebut.

3. Pemeriksaan Fisik

Menurut (Asmadi, 2008), pemeriksaan fisik adalah proses inspeksi tubuh dan system tubuh guna menentukan ada/tidak nya penyakit yang didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik dan labolatorium. Pemeriksaan fisik berfokus pada respon klien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya. Cara pendekatan sistematis yang dapat digunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan empat metode yakni inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Setelah terkumpul, data kemudian dikelompokan kedalam data objektif dan data subjektif.

Setelah data hasil pengkajian dikelompokan, kita dapat mulai melakukan validasi data, yaitu membandingkan data subjektif dan objektif dengan standar atau nilai normal yang baku. Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis untuk membantu menentukan masalah klien. Proses analisis inimerupakan proses intelektual yang

(5)

mencakup interpretasi data dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan (diagnosa keperawatan).

4. Studi Dokumentasi

Menurut (Ali, 2010), studi dokumentasi adalah pengumpulan data melalui penelitian. Riwayat penyakit/keperawatan yang lalu guna mendapat diagnosis keperawatan yang tepat. Studi dokumentasi bertujuan mendapatkan data yang akurat dengan meneliti riwayat kesehatan yang lalu.

5. Studi Kepustakaan

Menurut (Nursalam, 2014), untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literature yang berhubungan dengan masalah klien. Membaca literature sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.

Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

Tabel 2 Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

(1) (2) (3) (4)

1 DS

a. Klien mengeluh nyeri pada luka post op sc

b Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk jarum dan ngilu

DO

a. Klien tampak meringis kesakitan

b. Skala nyeri 7 (0-10)

c. Panjang luka jahitan +15 cm d. Arah luka horizontal e. Luka operasi sedikit kering

Luka post op sc

Terputusnya kontinuitas jaringan

Merangsang pengeluaran BHSP (Bradikinin, serotonim, histamine dan

prostaglandin) sebagai stimulus nyeri

Di tangkap oleh reseptor nyeri (medulla spinalis di

bagian posterior)

Di hantarkan ke thalamus (sebagai pusat sensorik

otak)

Di kirim ke korteks cerebri

Gangguan rasa nyaman nyeri

2 DS:

a. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri pada luka post sc

Luka post op SC

↓ Nyeri

Gangguan istirahat Tidur

(6)

b. Klien mengatakan badan nya terasa sakit

c. Klien mengatakan kalau tidur siang + 1-2 jam

d. Klien mengatakan kalau tidur malam + 4 jam tapi terkadang sering terbangun karena nyeri e. Klien mengatakan lemas DO:

a. Klien tampak lemas b. Klien tampak gelisah

Di bawah mata klien terlihat adanya kehitaman

Merangsang syaraf simpatis

Medulla Oblongata

Aktivasi non epinephrine Mengaktivasi ras akibat

nyeri penurunan kerja organ tubuh

↓ REM menurun

↓ Klien gelisah 3 DS:

a. Klien mengatakan belum tahu tentang Asi esklusif

DO:

a. Puting susu klien kotor b. Asi keluar sedikit

c.Saat di palpasi payudara klien teraba keras adanya bendungan

Kurang informasi tentang Asi esklusif

Kurang motivasi diri

Ketidaktahuan cara pemberian Asi esklusif

Asi keluar sedikit

Kurang pengetahuan tentang cara pemberian asi

esklusif

Kurang Pengetahu an tentang Asi

esklusif

4 DS:

a. Klien mengatakan nyeri pada abdomen terutama pada luka operasi

DO:

a. Luka tampak sudah sedikit kering

b. Klien tampak meringis kesakitan

c. Panjang luka jahitan + 15 cm d. Arah luka Horizontal

Terdapat Luka post op SC

Rusaknya kontinuitas jaringan

Port de entry pada luka yang belum kering

Media bakteri berkembang biak

Pengeluaran lochea rubra

Resiko tinggi terjadinya infeksi

Resiko Infeksi

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op SC di tandai dengan klien mengeluh nyeri pada luka post op SC klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk jarum skala nyeri 7 (0-10) Panjang luka jahitan +15cm, arah luka horizontal

(7)

b. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri akibat luka post op SC di tandai dengan klien mengatakan susah tidur karena nyeri, klien mengatakan susah tidur siang + 1-2 jam, klien mengatakan tidur malam + 4 jam tapi terkadang terbangun klien tampak lemas, klien tampak gelisah, pada bawah mata terlihat hitam.

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Asi esklusif kurang nya informasi tentang cara pemberian asi esklusif di tandai dengan klien mengatakan belum tahu tentang cara pemberian asi esklusif, payudara terlihat kotor, ASI keluar sedikit saat di palpasi payudara klien terasa lembek karena adanya bendungan.

d. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan adanya luka post op SC hari ke-4 di tandai dengan luka sudah sedikit kering, panjang luka jahitan +15 cm, dan arah luka Horizontal

3. Perencanaan

Tabel 3 Perencanaan

No Tanggal Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

12-03- 2018

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op SC di tandai dengan :

DS:

a. Klien mengatakan nyeri pada luka post op SC b.klien mengatakan nyeri nya seperti tertusuk-tusuk jarum dan ngilu

DO :

a.skala nyeri 7 ( 0-10 ) bklien tampak meringis kesakitan

c.Panjang luka jahitan +15cm

d.Arah luka Horizontal e.Luka operasi sedikit kering

Tupan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi

Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit di harapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan criteria hasil : a.Nyeri di daerah luka operasi

berkurang b.Skala nyeri 6 (0-10)

a. Kaji skala nyeri b. Observasi TTV TD; 120 /90 mmHg Nadi : 80 x/menit Respirasi:20x/menit Temperatur : 370C c.Anjurkan distraksi dan

(5) relaksasi

d.Atur posisi senyaman mungkin dan ubah posisi pada saat nyeri di rasakan.

e.Memberikan pemberian obat analgetik sesuai indikasi dokter.

a. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas serta skala nyeri klien

sehingga dapat

menentukan intervensi selanjutnya

b.Nyeri dapat

meningkatkan Tekanan darah dan nadi untuk mengetahui terjadinya komplikasi

c.Untuk mengalihkan perhatian nyeri agar klien tidak terfokus pada nyeri dengan

(6)

d.cara berkomunikasi dan tarik napas dalam

untuk mencegah

kekakuan dalam

bergerak, mengurangi resiko decubitus dan meningkatkan

kenyamanan.

e.Obat Analgetik dapat menekan pusat nyeri di hipotalamus sehingga respon terhadap nyeri berkurang

(8)

2 12-03- 2018

Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan adanya nyeri akibat luka post op SC di tandai dengan :

DS :

a.klien mengatakan susahtidur karena Klien mengatakan badannya terasa sakitKlien mengatakan

tidur siang hanya + 1-2 jam c.Klien mengatakan tidur malam + 4 jam

DO :

a.Klien tampak gelisah b.Klien tampak lemas

Tupan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan sealam 3x24 jam

gangguan istirahat tidur teratasi

Tupen : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 30

menit di

harapkan gangguan istirahat tidur teratasi dengan criteria hasil :

a.Klien tampak segar

b.Istirahat klien cukup

c.Tidak gelisah pada saat tidur d.Badan tidak terasa sakit

a.Kaji kualitas tidur klien

b.Batasi pengunjung a.Ciptakan

lingkungan senyaman mungkin

b.Beri minum susu

a.Untuk mengetahui seberapa jauh gangguan istirahat tidur klien b.Bisa membuat klien lebih tenang dan rileks c. Dengan

lingkungan yang nyaman, bisa membuat klien lebih tenang dan rileks

d.Untuk menambah energy klien

3 12-03- 2018

Kurang pengetahuan berhubungan dengan asi esklusif di tandai dengan : DS :

a.Klien mengatakan belum tahu tentang cara pemberian asi esklusif DO :

a.Puting susu klien kotor b.ASI keluar hanya sedikit c.Palpasi payudara terasa lembek

Tupan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam kurang pengetahuan Asi esklusif dapat teratasi

Tupen :

Setelah di lakukan

tindakan asuhan keperawatan selama 30 menit kurang

pengetahuan Asi esklusif teratasi

a.Kaji pengetahuan klien tentang Asi esklusif

b.Berikan HE tentang asi esklusif

c.Lakukan cara pemberian asi esklusif

a.Untuk mengkaji tingkat pengetahuan klien dapat mengetahui seberapa jauh pengetahuan klien tentang cara perawatan payudara.

b.Dengan memberikan informasi tentang Asi esklusif dapat menambah pengetahuan klien.

c.Membersihkan

payudara, melancarkan produksi ASI

(9)

dengan criteria hasil :

a.Klien paham tentang asi esklusif

4 12-08- 2018

Resiko Tinggi infeksi berhubunga dengan adanya luka post op SC di tandai dengan :

DS :

a.klien mengatakan nyeri pada luka post op SC DO :

a.luka sudah sedikit kering b.luka post op + 15 cm c.skala nyeri 7 ( 0-10 )

Tupan :

Setelah di lakukan asuhan keperawatan 3x24 jam resiko infeksi dapat teratasi

Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit resiko tinggi infeksi dapat teratasi dengan criteria hasil : a.Nyeri pada luka operasi b.Luka tampak kering

a.Kaji Tanda-tanda infeksi

b.GP (Ganti balutan) setiap 2 hari sekali c.Pertahankan septic dan aseptic

d.Anjurkan untuk makan-makanan TKTP (Tinggi e.kalori, Tinggi protein)

a.Untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh yang merupakan salah satu cirri terjadinya infeksi.

b.Mengetahui munculnya infeksi pada luka

sehingga dapat

menentukan intervensi selanjutnya

c.Agar luka tidak sembuh dan tidak terinfeksi.

d.Protein bisa

menggantikan sel-sel yang rusak atau mati

B. Pembahasan

Penulis membahas mengenai Asuhan Keperawatan Pada Ny. K dengan Post Op Sectio Caesarea atas Indikasi Gemeli Hari Ke-4 di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon pada tanggal 12 Maret 2018 sampai tanggal 17 Maret 2018.

Penulis menggunakan metode pendekatan proses keperawatan sebagai alat untuk pemberian asuhan keperawatan guna menyelesaikan masalah, yang meliputi tahapan:

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Pembahasan ini mengacu pada sectio caesarea atas indikasi gemeli, serta membahas perbandingan antara teori BAB II dan kasus nyata di BAB III. Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan penulis akan berpedoman pada langkah- langkah proses keperawatan yang terdiri dari:

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data dan melalui wawancara dengan klien dan keluarga. Keluarga klien merespon baik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan perawat sehingga terjalin dan membina hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga klien. Dengan terbina nya hubungan saling percaya antara klien dan keluarga klien mau memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perawat guna memberikan asuhan keperawatan.

(10)

Setelah penulis melaksanakan pengkajian pada Ny. K maka di lanjutkan pada pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya masalah, atau tidak pada fisik klien yang menyeluruh pada semua sistem dengan lebih focus pada sistem reproduksi.

Pada saat melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. K ternyata banyak kesesuaian antara teori BAB II dan kasus nyata BAB III, walaupun dalam proses laktasi di temukan air susu keluar sedikit, colostrum sudah keluar sedikit pada hari ke-3 pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 12 maret 2018. Hal ini tidak menjadi masalah karena sesuai fisiologi di teori bahwa proses laktasi setelah persalinan akan ada pengaruh hormon, sehingga perlu waktu untuk mengeluarkan ASI maksimal 3 hari pasca persalinan. Selain data pemeriksaan fisik, penulis juga dapat memperoleh data objektif lain serta data dari keluhan klien.

Hasil dari pengkajian secara teoritis pada klien dengan post op Sectio caesarea penulis menemukan beberapa kesamaan yaitu: nyeri pada luka post op dan resiko tanda-tanda infeksi. Tanda-tanda infeksi seperti kalor, dolor, tumor, rubor, fungsiolaesa, tidak terjadi pada Ny. K. Hal ini di karenakan Ny. K mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan minum obat antibiotik secara teratur.

Klien dan keluarga merupakan fakta penting dalam pengkajian keperawatan sehingga data yang diperoleh dapat bermanfaat bagi penulis dalam mengumpukan data mengenai pengkajian dan pemeriksaan fisik penulis tidak menemukan kesulitan karena di dukung oleh sikap klien dan keluarga klien yang komunikatif, serta di dukung oleh seluruh staff rumah sakit terutama di Ruang Endang geulis yang ikut membantu dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010) diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan teoritis diantaranya sebagai berikut:

a.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang prosedur dan perawatan sebelum melahirkan sectio caesarea.

b. Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi.

c. Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang berhubungan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.

d. Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan konstipasi yang berhubungan dengan manipulasi dan trauma sekunder terhadap sectio caesarea.

e.Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan prosedur pembedahan.

f. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan melahirkan sectio caesarea.

Adapun diagnosa keperawatan yang mucul oleh tinjauan kasus pada Ny. K adalah sebagai berikut:

a.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op Sc hari ke-4.

(11)

b. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan adanya nyeri akibat luka post op SC hari ke-4.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka post op SC hari ke-4.

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara perawatan payudara.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. K sesuai dengan keluhan dan data penunjang lainnya dari tinjauan kasus, namun terdapat diagnosa dari teori dengan diagnosa keperawatan yang tidak tercantum di kasus nyata. Dikarenakan melihat kondisi klien yang sudah tidak mengalami lagi gangguan tersebut. Kedua diagnosa yang tercantum didalam teori, namun tidak terdapat dikasus nyata yaitu:

a. Kerusakan perfusi jaringan kardio pulmoner dan perifer yang berhubungan dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.

b. Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan atau konstipasi yang berhubungan dengan manipulasi atau trauma sekunder terhadap sectio caesarea. Intervensi.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dalam menyusun rencana tindakan disesuaikan dengan permasalahan klien, serta adanya sarana dan pra sarana yang mendukung intervensi yang diberikan berdasarkan kebutuhan klien, sehingga setiap intervensi yang dilakukan sesuai dengan teori dan didukung oleh rasional yang jelas sebagai bukti ilmiah.

4. Implementasi

Pada tahap implementasi terdapat kesenjangan yang terjadi dalam tinjauan teoritis dan tinjauan kasus. Dalam tinjauan kasus, implementasi yang dilakukan belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tindakan, karena penulis mengalami hambatan yaitu tidak dapat melaksanakan rencana tindakan sampai selesai dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Implementasi yang dilakukan penulis berhasil, dari 4 diagnosa 3 teratasi dan 1 diagnosa rencana tindakan yang belum teratasi dilanjutkan oleh keluarga. Dengan memberi motivasi kepada klien agar klien cepat sembuh dan tujuan keperawatan tercapai.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian terakhir dari proses keperawatan dan merupakan tolak ukur keberhasilan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien pada tahap ini masalah yang dapat penulis tangani, ada 3 diagnosa yaitu : gangguan istirahat dan tidur, resiko infeksi, kurang pengetahuan cara perawatan payudara. Sedangkan masalah yang belum teratasi yaitu : gangguan rasa nyaman nyeri dan resti infeksi dimana untuk mengevaluasi keadaan klien dilanjutkan oleh keluarga.

Kesimpulan

Asuhan keperawatan yang telah penulis berikan pada Ny. K dengan post op section caesarea hari ke-4 atas indikasi gemeli di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung jati Cirebon di ruang Endang geulis. Yang di laksanakan pada tanggal 12-13 Maret

(12)

2018. Dimana tanggal 12-13 maret 2018 penulis melaksanakan asuhan keperawatan di Ruang Endang Geulis Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon. Sedangkan tanggal 17-19 Maret 2018 asuhan keperawatan dilaksanakan di rumah klien, yakni di Jln. Grenjeng Harjamukti Rt 06 Rw 06 Kec.Harjamukti Kab.Cirebon. dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan metode pendekatan keperawatan berupa pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. K akhirnya permasalahan yang muncul dapat teratasi dan tercapai peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Dari hasil tinjauan kasus penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1) Berdasarkan data yang di peroleh dari medical record, dalam kurun waktu 6 bulan terakhir ( dari bulan Oktober – Maret 2018 ) ternyata yang menjalani sectio caesarea atas berbagai indikasi berjumlah 276 klien. Kasus sectio caesarea atas indikasi gemeli mencapai angka revalensi yang tidak terlalu tinggi, yaitu berjumlah 20 klien. Namun kasus ini harus segera ditangani karena jika tidak segera ditangani meningkatan resiko kematian bagi ibu dan janin. 2) Sectio Caesarea merupakan suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. kehamilan kembar merupakan kehamilan dengan dua janin atau lebih kehamilan tersebut yang multipikasi dari risiko kehamilan dan persalinan selain dari tenaga ibu, besar nya bayi dan faktor jalan lahir, letak dan presentasi bayi, menjadi faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan penanganan kehamilan ganda.

Dalam studi kasus pada Ny. K di temukan beberapa masalah keperawatan diantaranya: 1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op SC hari ke-4. 2) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri akibat luka post op SC hari ke-4. 3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara perawatan payudara. 4) Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan adanya luka post op SC hari ke-4.

Dari beberapa masalah diatas penulis membuat sebuah rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Permasalahan yang muncul pada tinjauan teori tidak semua muncul pada permasalahan yang ada dilapangan. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini penulis mengalami hambatan tapi itu semua penulis menganggap sebagai sebuah pengalaman.

(13)

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. (2010). Dasar-Dasar Kepemimpinan Dalam Keperawatan. CV Trans Info Media, Jakarta.

Asmadi, N. S. (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC.

Barat, Dinkes Jawa. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinas Kesehatan Bandung.

DepKes, R. I. (2010). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Dep Kes RI.

Dinas kesehatan jawa barat (2013), AKI dan AKB Di Jawa Barat. Di Unduh pada tanggal 13 April 2018 dari http://eprints.ums.ac.id/37845/2/BAB%201.pdf

Kemenkes, R. I. (2011). Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela, Data Dan Informasi Kesehatan: Epidemiologi Malaria Di Indonesia. Jakarta: Bhakti Husada.

Nursalam, Dr. (2014). Manajemen Keperawatan" Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika.

Organization, World Health. (2014). Global status report on noncommunicable diseases 2014. World Health Organization.

Sofian. (2013). Synopsis obstetric. Edisi Ketiga. Jilid 1. EGC: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Atas karunia yang Allah berikan penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul: “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.Y DENGAN POST SECTIO CAESAREA INDIKASI

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.B DENGAN POST SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PRE- EKLAMSIA RINGAN DI RUANG ANYELIR RSUD

Tujuan karya tulis ilmiah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang asuhan keperawatan pada pasien pre, intra, post operasi sectio caesarea di RSUD

Dari permasalahan yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre, intra dan post operasi sectio caesarea

Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesarea dengan indikasi partus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.Y POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI FETALDISTRES.. DI BANGSAL MAWAR 3 RSUD dr.MOEWARDI

keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan indikasi. eklampsia.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN POST SECTIO CAESARIA DENGAN INDIKASI GEMELI DI RUANG MAWAR 1