53 3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang hubungan kualifikasi akademik dan program studi dengan penguasaan kompetensi profesional dikalangan guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga adalah metode penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono “penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar 2 variabel atau lebih.
81Penelitian asosiatif di penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan kualifikasi akademik dan program studi dengan penguasaan kompetensi profesional dikalangan guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga.
3.2. Seting Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga, waktu penelitian diawali dengan tahap persiapan sampai laporan, dimulai dari jenjang waktu saat melakukan penelitian di lapangan.
Tempat penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga, Jawa Tengah yang kseluruhan
81 Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administratif, Alfabeta, Bandung, hal. 11.
berjumlah 23 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta. Sekolah tersebut terdiri dari SMP Negeri 1 Salatiga, SMP Negeri 2 Salatiga, SMP Negeri 3 Salatiga, SMP Negeri 4 Salatiga, SMP Negeri 5 Salatiga, SMP Negeri 6 Salatiga, SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 8 Salatiga, SMP Negeri 9 Salatiga, SMP Negeri 10 Salatiga, MTs Negeri Salatiga SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, SMP Kristen 1 Salatiga, SMP Kristen 2 Salatiga, SMP Kristen 4 Salatiga, SMP Pangudi Luhur Salatiga, SMP Stella Matutina Salatiga, SMP Muhammadiyah Salatiga, SMP Islam Sudirman Salatiga, SMP Al Azhar Salatiga, SMP Islam Sultan Fattah Salatiga, SMP Dharma Lestari Salatiga, MTs Nu Salatiga.
3.3. Populasi dan Sampel
”Populasi adalah wilayah generalisiasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
82Sedangkan pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
83Berdasarkan pengertian tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga yang berjumlah 91 orang guru.
Sampel dalam penelitian ini dikehendaki kepercayaan sampel terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5% yang faktor pengalinya adalah 1,195 . Penarikan
82 Sugiyono, 2010, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, hal. 61.
83 Ibid. hal. 62.
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Nomogram Harry King yaitu dengan rumus :
s = 0,58 × 91 × 1,195 = 63,0721
s = 63 orang guru enentukan pembagian sampel seiap sekolah = Sampel = 63
Populasi 91
= 0,692 = 0,7
Tabel 3.3.1 Populasi dan Sampel Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga, Jawa Tengah, Tahun 2011
No. Nama Sekolah Populasi Sampel
1. SMP Negeri 1 Salatiga 5 0,7 × 5 = 3,5 = 4 2. SMP Negeri 2 Salatiga 6 0,7 × 6 = 4,2 = 4 3. SMP Negeri 3 Salatiga 4 0,7 × 4 = 2,8 = 3 4. SMP Negeri 4 Salatiga 7 0,7 × 7 = 4,9 = 5 5. SMP Negeri 5 Salatiga 5 0,7 × 5 = 3,5 = 4 6. SMP Negeri 6 Salatiga 9 0,7 × 9 = 6,3 = 6 7. SMP Negeri 7 Salatiga 9 0,7 × 9 = 6,3 = 6 8. SMP Negeri 8 Salatiga 6 0,7 × 6 = 4,2 = 4 9. SMP Negeri 9 Salatiga 6 0,7 × 6 = 4,2 = 4 10. SMP Negeri 10 Salatiga 5 0,7 × 5 = 3,5 = 4 11. SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga
3 0,7 × 3 = 2,1 = 2
12. SMP Kristen 1 Salatiga 2 0,7 × 2 = 1,4 = 1
13. SMP Kriten 2 Salatiga 2 0,7 × 2 = 1,4 = 1
14. SMP Kristen 4 Salatiga 1 0,7 × 1 = 0,7 = 1
15. SMP Pangudi Luhur Salatiga
3 0,7 × 3 = 2,1 = 2
16. SMP Stella Matutina Salatiga
3 0,7 × 3 = 2,1 = 2
17. SMP Muhammadiyah Salatiga
4 0,7 × 4 = 2,8 = 3
18. SMP Islam Sudirman Salatiga
1 0,7 × 1 = 0,7 = 1
19. SMP Al Azhar Salatiga 1 0,7 × 1 = 0,7 = 1 20. SMP Islam Sultan
Fattah Salatiga
1 0,7 × 1 = 0,7 = 1
21. SMP Dharma Lestari Salatiga
1 0,7 × 1 = 0,7 = 1
22. MTs Negeri Salatiga 3 0,7 × 3 = 2,1 = 2 23. M Ts Nu Salatiga 1 0,7 × 1 = 0,7 = 1 Jumlah 63
3.4. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek.”
84Jadi yang menjadi variabel di penelitian ini adalah obyek pengamatan yang diamati oleh peneliti, yaitu semua guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga.
84 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal . 66.
3.4.1. Jenis Variabel Penelitian
Ada dua variabel yang dalam peneltian ini, yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. “Variabel Independen/bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”.
85Terdapat dua variabel yang menjadi variabel independen di penelitian ini, yaitu kualifikasi akademik guru IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga (X
1), dan program studi (X
2) b. “Variabel Dependen / Terikat adalah merupakan variabel yang di
pengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”
86Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah penguasaan kompetensi profesional IPS Terpadu di kalangan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga (Y).
3.4.2. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel dalam penelitian. Penelitian tentang hubungan antara kualifikasi akademik, dan program studi dengan penguasaan kompetensi profesional IPS Terpadu dikalangan guru SMP Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga, Jawa Tengah ini mempunyai tiga
85 Bambang Suwarno, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistik, Alfabeta, Bandung, hal. 24.
86 Ibid. hal. 24
variabel yaitu Kualifikasi akademik pendidikan guru SMP dan MTs (X1), Program Studi Guru (X2) dan Penguasaan kompetensi profesional IPS Terpadu (Y).
Kualifikasi akademik guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) antara lain adalah tingkat pendidikan terahir yang dicapai guru SMP dan MTs. Selain itu harus sesuai dengan Program Studi yang diajarkan/diampu yang terdiri dari Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan IPS, dan Non pendidikan IPS (X
2). Penguasaan kompetensi profesional IPS Terpadu adalah kesuaian deskripsi oleh guru tentang membedakan struktur Ilmu- Ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Y
1), Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Y
2) dan menunjukan manfaat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu (Y
3). Penilaian yang di gunakan penulis atas hasil wawancara kepada 63 responden adalah sesuai dan tidak sesuai dengan sesuai bernilai satu (1) dan tidak sesuai bernilai nol (0). Jumlah yang sesuai Y
1diperoleh dari penjumlahan antara indikator – indikator pertanyaan Y
1yang dijawab guru dengan sesuai atau bernilai satu yang terdiri dari Y
1.
1, Y
1.
2, Y
1.
3, Y
1.
4, Y
1.
5, Y
1.
6, Y
1.
7. Sedangkan Jumlah yang sesuai Y
2diperoleh dari penjumlahan antara indikator – indikator pertanyaan Y
2yang dijawab guru dengan sesuai atau bernilai satu Y
1yang terdiri dari Y
2.
1, Y
2.2, Y
2.
3, Y
2.
4. Begitu juga Jumlah yang sesuai Y
3diperoleh dari penjumlahan antara indikator – indikator pertanyaan Y
3yang dijawab guru dengan sesuai atau bernilai satu, dengan indikator –
indikator pertanyaan yang terdiri dari Y
3.
1, Y
3.
2, Y
3.
3. Sedangkan nilai variabel Y adalah penjumlahan dari Y
1, Y
2, dan Y
3,dengan rumus
- Y
1= Y
1.1+ Y
1.2+ Y
1.3+ ...Y
1.7- Y
2= Y
2.1+ Y
2.2+ Y
2.3+ Y
2.4 -Y
3= Y
3.1+ Y
3.2+ Y
3.3Nilai persen variabel penguasaan kompetensi profesional guru (Y) diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
% Y = 100%
3.5. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer. Menurut Sugiyono ”sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
87Berdasarkan pengertian di atas yang merupakan data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara. “Wawancara adalah komunikasi langsung atau tatap muka antara peneliti dan responden.”
88Wawancara dalam penelitian ini bersifat terbuka. “Wawancara bersifat terbuka digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden.”
89Responden yang dapat memberikan informasi yang lebih mendalam dan khusus mengenai seluk beluk permasalahan yang ingin ditanya dan diteliti oleh peneliti. Saat melakukan wawancara terhadap responden, peneliti menggunakan pedoman pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya berdasarkan masalah penelitian agar informasi
87 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal . 308.
88 W. Gulo, 2010, Metode Penelitian, Grasindo, Jakarta, hal. 119.
89 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, hal . 198.
yang ingin diperoleh dapat tercapai. Peneliti menggunakan metode wawancara terbuka pada waktu melakukan penelitian kepada 63 guru IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis pendahuluan yang dilanjutkan dengan analisis inferensial. Analisis pendahuluan mempunyai tahap-tahap antara lain adalah Distribusi Frekuensi, Tendensi Pusat, Dispersi, Grafik, dan Estimasi.
“Distribusi Frekwensi merupakan suatu susunan data dimana semua data dibagi dalam beberapa kelompok atau kategori sedemikian sehingga setiap data dari objek pengamatan termasuk dalam salah satu kelompok atau kategori. Tendensi Pusat dipergunakan untuk menyederhanakan data-data sampel suatu variabel. Secara statistik ukuran tendensi pusat terdiri dari modus, median dan mean atau rata-rata. Pengukuran Dispersi bermaksud untuk mengungkapkan karakteristik sekelompok data variabel dari suatu sampel, sedangkan untuk Estimasi adalah suatu proses pendugaan parameter suatu populasi berdasarkan statistik dari sampel yang ditarik dari populasi itu.”
90Selain itu penelitian ini menggunakan analisis statistika inferensial.
Menurut W. Gulo “Analisis statistika inferensial bertugas menarik kesimpulan yang berlaku umum bagi seluruh populasi berdasarkan hasil analisis dari statistika deskriptif”.
91Analisis statistika inferensial untuk menguji variabel Y menggunakan Z hitung dan Z tabel, sedangkan untuk menguji hipotesis X
1dengan Y menggunakan analisis Beda Mean. W.Gulo mengatakan “analisa beda mean digunakan untuk mengetahui apakah variasi nilai pada variabel interval mempunyai hubungan nyata dengan perbedaan kategori pada variabel
90 Ibid. hal. 33, 48, dan 94.
91 W. Gulo, 1999, Dasar-Dasar Statistik Sosial, Yayasan Badan Koordinasi Lembaga pendidikan Kristen di Indonesia (Bakor LPKI), Salatiga, hal. 3.
nominal”.
92Analisis inferensial selanjutnya untuk menguji X
2dengan Y menggunakan analisa variance sederhana. “Analisa variance sederhana menggunakan data – data yang terdiri dari dua variabel interval dan nominal.”
933.7. Instrumentasi
“Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpul data”, sedangkan “instrumentasi adalah proses pengumpulan data”.
94. Instrumen oleh penelitian ini adalah pedoman tertulis tentang wawancara atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Instrumen yang digunakan sebagai pedoman wawancara adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8. Instrumen Penelitian Hubungan Latar Belakang Pendidikan Dengan Penguasaan Kompetensi Profesional Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kalangan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Salatiga, Jawa Tengah
Variabel Indikator Deskriptor Pertanyaan X = Latar
Belakang
pendidikan Guru yaitu kualifikasi akademik
pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu.
X
1= Kualifikasi akademik guru SMP dan MTs minimum Diploma IV (D-IV)/Sarjana (S1)
X
2=Kualifikasi akademik guru SMP dan MTs sesuai dengan Program Studi yang diampu (Kependidikan
dan Non
Kependidikan) .
Latar Belakang pendidikan Diploma IV (D-IV)/Sarjana (S1)
Latar belakang Pendidikan antara lain program studi pendidikan Ekonomi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sejarah,
1.1. Apakah latar belakang
pendidikan tertinggi Bapak/Ibu sebelum mengampu Mata Pelajaran IPS?
1.2. Berasal dari Program
Studi/Jurusan apakah Bapak/Ibu sebelum mengampu Mata Pelajaran IPS?
92 Ibid. hal. 123.
93 Ibid. hal. 162.
94 Saifuddi Azwar, 2001, Metode Penelitia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 151.