• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

(1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun

international;

(2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan lainnya;

(3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi;

(4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi.

(5) Penghasil devisa;

(6) Pemicu perdagangan international;

(7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun, dan

(8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka- ragam produk terus berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi.

(3)

Gambar 1.1

Pertumbuhan Wisatawan Internasional Tahun 1950 – 2020

Sumber: International tourism, number of arrivals World Bank, 2013)

(4)

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 World 786.290.623 832.133.303 876.402.085 939.044.143 956.486.698 916.716.749 977.971.563 1.025.343.606 1 France 74.433.000 74.988.000 77.916.000 80.853.000 79.218.000 76.764.000 77.648.000 81.411.000 2 United States 46.086.000 49.206.000 50.977.000 55.978.000 57.942.000 54.962.000 59.796.000 62.711.000 3 China 41.761.000 46.809.000 49.913.000 54.720.000 53.049.000 50.875.000 55.664.000 57.581.000 4 Spain 52.430.000 55.914.000 58.004.000 58.666.000 57.192.000 52.178.000 52.677.000 56.694.000 5 Italy 37.071.000 36.513.000 41.058.000 43.654.000 42.734.000 43.239.000 43.626.000 46.119.000 6 Turkey 16.826.000 20.273.000 18.916.000 26.122.000 29.637.000 30.435.000 31.396.000 34.038.000 7 United Kingdom 25.678.000 28.039.000 30.654.000 30.870.000 30.142.000 28.199.000 28.295.000 29.306.000 8 Germany 20.137.000 21.500.000 23.569.000 24.421.000 24.884.000 24.220.000 26.875.000 28.374.000 9 Malaysia 15.703.000 16.431.000 17.547.000 20.973.000 22.052.000 23.646.000 24.577.000 24.714.000 10 Mexico 20.618.000 21.915.000 21.353.000 21.606.000 22.931.000 22.346.000 23.290.000 23.403.000 38 Indonesia 5.321.000 5.002.000 4.871.000 5.506.000 6.234.000 6.324.000 7.003.000 7.650.000

Sumber: International tourism, number of arrivals (World Bank, 2013)

(5)

Tabel 2.1 Kesepakatan Arus Bebas Tenaga Kerja Pada 32 Job Titles Bidang Perhotelan dan Agen Perjalanan MEA Sektor Pariwisata Tahun 2016.

Sumber: Rakor Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Pariwisata Indonesia Jakarta, 24 November 2015

(6)

Gambar 7.1 Indeks Daya Saing Travel & Tourism Indonesia Sumber: Travel and Tourism Competitiveness Report WEF, 2015

(7)

Gambar 9.1 Pariwisata sebaga Sektor Unggulan Sumber: UNWTO Tourism Highlights, 2015 Edition

(8)

Gambar 9.2 Perbandingan PDB Langsung Menurut Lapangan Usaha Sumber: WTTC, 2015

(9)

Gambar 9.3 Dampak Industri Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja Sumber: WTTC, 2015

(10)

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan

terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni, 1) ontologi yang menunjukkan objek atau

focus of interest yang dikaji; 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan

untuk memperoleh pengetahuan; dan 3)

aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan

ilmu tersebut (Suriasumantri, 2007).

(11)

Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya

menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata, gejala-gejalan pariwisata,

karakteristik wisatawan, prasarana dan sarana wisata, tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi,

sistem dan organisasi, dan kegiatan bisnis terkait, serta komponen

pendukung di daerah asal maupun

pada sebuah destinasi wisata.

(12)

1)pergerakan wisatawan;

2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan

wisatawan; dan

3)implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap

kehidupan masyarakat secara

luas.

(13)

Aspek epistemologi ilmu

pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata

memperoleh kebenaran ilmiah.

Objek ilmu pariwisata telah

didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji

secara empirik.

Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui

beberapa pendekatan

(14)

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan, aktivitas

masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan

yang saling berhubungan “ linked system dan saling mempengaruhi.

Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan

menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologi, bahkan politik.

Sehingga, pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika

sub-sistemnya, seperti pasar, produk, dan

pemasaran.

(15)

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan

melibatkan wisatawan sebagai

konsumen, penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi, jasa akomodasi, kemasan atraksi atau daya tarik wisata.

Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang

menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata, dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka

kegiatan perjalanan tidak akan

berlangsung.

(16)

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan

pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat

dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat.

Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas

dari empat aspek dasar (4A)

(17)

Attractions (daya tarik); Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik

wisatawan, yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya.

Accesability (transportasi); tersedianya alat-alat

transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata.

Amenities (fasilitas); tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa; akomodasi, restoran, fasilitas penukaran valas, pusat oleh-oleh, dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi.

Ancillary (kelembagaan); adanya lembaga

penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung, aspek ini dapat berupa,

pemandu wisata, biro perjalanan, pemesanan tiket, dan ketersediaan informasi tentang destinasi.

(18)

Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang

meliputi jasa hotel dan motel, pusat liburan dan home holiday service , jasa penyewaan furniture untuk akomodasi, youth hostel

service , jasa training anak-anak dan pelayanan kemping,

pelayanan kemping dan caravan,

sleeping car service, time-share,

bed and breakfast dan pelayanan

sejenis.

(19)

Jasa Penyediaan Makanan dan

Minuman (Food and beverage-

serving services) termasuk ke

dalam industri ini adalah full-

restoran dan rumah makan,

kedai nasi, catering service,

inflight catering, café, coffee

shop, bar dan sejenis yang

menyediakan makanan dan

minuman bagi wisatawan.

(20)

Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services). Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa

angkutan darat seperti bis, kereta api, taxi, mobil carteran; jasa angkutan

perairan baik laut, danau, maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan, cruise ship dan

sejenisnya.

Dan terakhir adalah jasa angkutan

udara melalui perusahan-perusahaan airlines.

Di samping itu, sector pendukung

antara lain navigation and aid service, stasion bis, jasa pelayanan parker

penumpang, dan lainnya.

(21)

Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency, tour operator and tourist guide services).

Yang termasuk kepada

kelompok ini antara lain, agen perjalanan, konsultan

perjalanan, biro perjalanan

wisata, pemimpin perjalanan

dan yang sejenis.

(22)

Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services). Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian, biro

pelayanan penari dan sejenisnya.

Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah, pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah, botanical and

zoological garden service,

pelayanan pada perlindungan

alam termasuk suaka margasatwa.

(23)

Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other

entertainment services). Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi, pelayanan golf course, ski, sirkuit balapan, taman rekreasi dan pelayanan pantai. Pelayanan taman

bertema, taman-taman hiburan, pelayanan pameran dan

sejenisnya.

(24)

Jasa Keuangan Pariwisata

(Miscellaneous

tourism services).

Yang temasuk

kelompok ini adalah jasa keuangan,

asuransi, tempat

penukaran mata uang

dan yang sejenis.

(25)

Objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan

wisatawan, aktivitas masyarakat yang

memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat

pergerakan wisatawan

serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya

terhadap kehidupan

masyarakat secara luas

(26)

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang

strategi, metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung

kelancaran perjalanan wisata.

Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa, seperti fasilitas akomodasi, atraksi,

akses dan amenitas, serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya.

Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas, maka cabang ini

mempelajari dan mengembangkan ilmu- ilmu yang dalam klasifikasi sebagai

ranting.

(27)

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang

memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan

sumberdaya pariwisata.

Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata,

pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip

kerberlanjutan.

Di samping itu, ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO, 2005).

(28)

Cabang ini menitikberatkan

perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial,

ekonomi, budaya, psikologi perjalanan wisata bagi

masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan

pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana.

Termasuk dalam hal ini adalah

perencanaan kebijakan dan

pengembangan pariwisata.

(29)

Pariwisata telah memenuhi syarat

sebagai ilmu mandiri

karena telah memenuhi unsur-unsur ilmu pada aspek ontologis (wujud), Epistemologis

(cara/metode), dan

Aksiologis (kegunaan)

Gambar

Tabel 2.1 Kesepakatan Arus Bebas Tenaga Kerja Pada 32 Job Titles Bidang  Perhotelan dan Agen Perjalanan MEA Sektor Pariwisata Tahun 2016
Gambar 7.1 Indeks Daya Saing Travel & Tourism Indonesia  Sumber: Travel and Tourism Competitiveness Report WEF, 2015
Gambar 9.1 Pariwisata sebaga Sektor Unggulan  Sumber: UNWTO Tourism Highlights, 2015 Edition
Gambar 9.2 Perbandingan PDB Langsung Menurut Lapangan Usaha  Sumber: WTTC, 2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

bahasa-bahasa lain atau non-verbal atau sarana komunikasi lainnya, maka persyaratan bahasa yang merugikan orang-orang dari suatu kelompok ras mungkin merupakan diskriminasi tidak

Bentuk dan sistem kinetik dari jenis-jenis teritisan tersebut adalah sebagai berikut: Sistem overhang dengan bentuk bidang external horizontal yang bergantung jepit pada bagian

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam tanaman akumulasi Pb terutama terdapat di akar.Pada tanaman kangkung yang berumur 6 minggu Pb terdapat dalam

• Manusia, materi atau kejadian yang mengkondisikan siswa dalam memper- oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap (Gerlach & Ely, 1971).... • Lebih khusus: alat-alat grafis,

(3) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang mutasi dari luar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, tambahan penghasilan diberikan pada bulan ketiga terhitung mulai Pegawai

Provinsi Kab./Kota Bidang Unit Organisasi Tahun Pem- belian Nomor Sub Unit Organisasi. U P

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas ekstrak kloroform dan etanol dari biji pacar air ( Impatiens balsamina L) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode

Pembelajaran di Taman Kanak-kanak perlu didesain agar menarik dan memenuhi fungsinya sebagai sarana untuk bermain dan belajar bagi anak. Kegiatan pembelajaran di TK perlu