• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta sasaran penelitian, ruang lingkup, originalitas penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, konseptualisasi dan operasionalisasi penelitian, kerangka pemikiran, serta sistematika pembahasan.

1.1 Latar Belakang

Pengembangan ekonomi lokal (PEL) adalah konsep pengembangan wilayah yang dirumuskan sebagai penyempurna dari konsep teori pengembangan dari atas (development from above) dan konsep teori pengembangan dari bawah (development from below). Pengembangan ekonomi lokal sebagai upaya menjaga dan meningkatkan standar kehidupan individu maupun kelompok melalui proses pengembangan kapasitas manusia dengan tujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal berdasarkan prinsip keadilan dan keberlanjutan (Leigh

& Blakely, E.J.,2013). Sedangkan, menurut International Labour Organization (ILO), pengembangan ekonomi lokal merupakan proses partisipatif untuk mendorong kemitraan antara dunia usaha, pemerintah, serta masyarakat pada suatu wilayah tertentu dengan memanfaatkan sumber daya lokal guna menciptakan lapangan pekerjaan serta merangsang tumbuhnya kegiatan perekenomian. PEL sebagai salah satu upaya antara pemerintah lokal, masyarakat dan sektor swasta guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dengan pengelolaan sumber daya lokal sehingga kualitas hidup masyarakatnya dapat meningkat dengan tujuan agar meningkatkan jenis dan jumlah kesempatan kerja yang tersedia bagi masyarakat dengan menyesuaikan kemauan dan kemampuan serta ketrampilan SDM dengan jenis pekerjaannya.

Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa kegiatan ekonomi, pariwisata dapat memperbaiki pertumbuhan ekonomi secara cepat dan merata, khususnya ekonomi masyarakat lokal. Terdapat beberapa keuntungan pengembangan pariwisata yakni meningkatkan kesempatan usaha, kesempatan kerja,

(2)

meningkatkan penerimaan pajak, percepatan proses pemerataan pendapatan, serta meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan (Dorodjatun, 2008).

Banyaknya kegiatan di sektor ekonomi yang muncul karena adanya sektor pariwisata diharapkan mampu memberikan nilai lebih baik dalam segi ekonomi, sosial, dan budaya untuk masyarakat lokal sebagai sumber daya manusia terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan tujuan PEL yakni memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat lokal dan membangun basis perekonomian serta pekerjaan yang bermacam-macam. Ekonomi lokal dan pariwisata saling berpengaruh dan bersinergi jika dikelola dengan baik. Tiga faktor yang berkaitan antar keduanya yakni something to see berkaitan dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do berkaitan dengan aktivitas wisatawan di daerah tujuan wisata, dan something to buy berkaitan sesuatu yang dapat dibeli atau dinikmati wisatawan sebagai suatu pengalaman pribadi wisatawan. Potensi PEL sebagai penggerak sektor ekonomi pariwisata masih belum sepenuhnya optimal sehingga masyarakat sebagai SDM lokal memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan di suatu wilayah, karena SDM merupakan aktor dan subjek utama dalam pengembangan ekonomi pada suatu wilayah.

Provinsi Lampung adalah salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alam, budaya dan pariwisata. Sektor pariwisata di Provinsi Lampung merupakan satu dari beberapa sektor ekonomi yang sangat penting dan diharapkan dapat menjadi penyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Sektor Pariwisata merupakan instrumen yang cukup efektif dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan pemberdayaan masyarakat, serta dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Apabila sektor pariwisata berkembang, selain sebagai penghasil devisa negara, membuka kesempatan kerja, pariwisata juga memberikan Multiplayer effect (efek ganda) kepada masyarakat yakni sebagai penggerak di sektor ekonomi dan sektor- sektor lainnya karena pariwisata memiliki peranan penting dalam mendukung pengembangan dan peningkatan ekonomi suatu wilayah. Salah satu wilayah di Provinsi lampung yang kaya akan wisata bahari yakni Kabupaten Lampung Selatan, wisata bahari menjadi tujuan wisata yang cukup banyak diminati masyarakat baik lokal maupun antar regional. Salah satu jenis wisata bahari di

(3)

Kabupaten Lampung Selatan yaitu wisata Pantai Sebalang yang terletak di Kecamatan Katibung merupakan salah satu pantai favorit diberbagai kalangan masyarakat, selain karena akses yang mudah dijangkau wisata pantai sebalang juga merupakan salah satu pantai yang menjadi perhatian pemerintah kabupaten untuk dikembangkan sebagai kawasan strategis pariwisata pantai pesisir utara sehingga dalam hal ini perlu adanya kesiapan dari masyarakatnya melalui identifikasi sejauh mana kapasitas SDM yang menjadi subjek utama dalam penggerak ekonomi di lokasi tersebut.

Sesuai peruntukannya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan No. 15 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pasal 38 ayat (2) huruf L kawasan peruntukan pariwisata sebagai obyek wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yakni Pantai Sebalang di Kecamatan Katibung serta pada Kajian RIPPDA Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020 paragraf 2 huruf (a) poin (3) bahwa kawasan strategis pengembangan pariwisata kabupaten bagian pantai pesisir utara salah satunya adalah Pantai Sebalang.

Lokasi ini dipilih karena Pantai Sebalang merupakan salah satu kawasan strategis pengembangan pariwisata Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki potensi yang sangat berbeda dengan pantai lain, potensi yang dimiliki Pantai Sebalang antara lain, pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah, potensi terumbu karang yang kini dikembangkan oleh pihak dinas pariwisata dan pengelola pantai, berkembangnya kegiatan Snorkling dan free diving sehingga mampu menjadi nilai jual wisata itu sendiri. Dalam hal ini sangat berpotensi dalam penyediaan lapangan pekerjaan baru bagi SDM lokal, berbeda dengan wisata pantai yang lain di Kabupaten Lampung Selatan yang ramai hanya di hari-hari besar tertentu seperti tahun baru, hari raya umat beragama, dan hari libur sekolah. Adapun atraksi wisata yang ditawarkan Pantai Sebalang berupa pemandangan matahari tenggelam serta adanya dua pohon api-api di tengah laut dangkal, sehingga menambah daya tarik dan nilai keunikan tersendiri di pantai tersebut. Pantai Sebalang memiliki pasir pantai berwarna putih dan air laut yang biru. Sejalan dengan konsep pengembangan wilayah, guna memperkecil adanya ketimpangan kesejahteraan antar wilayah maka dirasa perlu melakukan pendekatan PEL yakni pengembangan ekonomi melalui penguatan tingkat kemampuan pelaku

(4)

(masyarakat) dan kelembagaan daerah dengan menempatkan masyarakat serta institusinya sebagai pelaku utama dalam pembangunan wilayah, adapun pelaku atau kelembagaan yang terlibat antara lain sebagian kecil masyarakat lokal itu sendiri, pihak pemerintah daerah sebagai pengambil keputusan dalam pengembangan pariwisata pantai, pihak PLTU Sebalang sebagai pemberi modal usaha dan pelatihan pada masyarakat setempat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 06 tahun 2011 tentang kepariwisataan pasal 4 huruf (a) bahwa kepariwisataan sebagai lokomotif pembangunan ekonomi melalui peningkatan kemampuan dan kemandirian perekonomian daerah serta peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, dimana masyarakat sebagai SDM memiliki kesempatan untuk berperan dalam proses pengembangan dan pengawasan dibidang kepariwisataan. Dijadikannya pariwisata sebagai lokomotif baru dalam pertumbuhan ekonomi daerah menjadi pilihan utama kebijakan strategis yang memiliki peranan penting dalam sektor pariwisata bagi pembangunan berkelanjutan, mendorong peningkatan pertumbuhan PDB, serta intensitas perdagangan, berperan dalam mengangkat daerah berpendapatan rendah tetapi juga menjadi sektor potensial untuk dikembangkan.

PEL dirasa mampu mengatasi kurang optimalnya pengembangan sektor ekonomi pariwisata karena sifat pendekatannya yang menyeluruh. Sehingga PEL dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat, hubungan kerja sama antar pemerintah, sektor swasta dan masyarakat untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya yang ada guna merangsang dan menciptakan sektor ekonomi lokal yang kuat, mandiri dan berkelanjutan. PEL sebagai usaha peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal, namun harus selaras juga dengan SDM yang harus memiliki kapasitas dalam upaya PEL di wilayahnya. Menurut Danim (1996), indikator kapasitas SDM ditinjau dari kemampuan dalam mengerjakan suatu kegiatan dan memiliki kemauan untuk bekerja pada sektor tertentu. SDM sebagai salah satu pelaku utama dalam suatu sektor, memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata yang berpotensi dalam mengembangkan ekonomi lokal karena SDM menjadi pelaku utama dalam menjalankan segala aktivitas atau kegiatan di suatu wilayah tertentu, jika tidak ada

(5)

keterlibatan SDM, maka semua aktivitas apapun tidak akan terlaksana dengan baik. Hal tersebut menunjukan bahwa SDM yang berkapasitas dibidangnya sangat menentukan maju mundurnya perekonomian pada suatu wilayah. PEL dalam bidang kepariwisataan perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat sehingga memaksimalkan SDM lokal sebagai salah satu unsur yang menjadi motor penggerak perekonomian. PEL diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat lokal, melalui pengembangan potensi dan SDM secara optimal.

Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi ranah kajian keilmuan yang perlu direncanakan atau dikembangkan sesuai pedoman Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPPAR) maupun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang didalamnya juga memuat mengenai rencana pengembangan ekonomi pariwisata dan SDM. Sejalan dengan konsep PEL di sektor pariwisata harus memiliki kemampuan dalam menyediakan lapangan kerja kepada SDM lokal sehingga diperlukan pengembangan SDM yang menjadi salah satu strategi dari konsep PEL. Hal tersebut dilakukan guna menghindari banyaknya pekerja non- lokal yang bekerja di Pantai Sebalang serta memaksimalkan peran SDM lokal yang memiliki kapasitas sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas, maka penelitian ini dirasa sangat penting sehingga peneliti ingin mengidentifikasi mengenai kapasitas sumber daya manusia sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata pantai sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, Pantai Sebalang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai ekonomi lokal, hal ini tentu menjadi peluang bagi masyarakat di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung guna meningkatkan kesejahteraannya melalui PEL di kawasan wisata Pantai Sebalang, karena konsep PEL akan menyerap tenaga kerja lokal dalam suatu pasar kegiatan pariwisata. Sektor wisata Pantai Sebalang tersebut hingga saat ini sudah mulai berkembang tetapi belum mampu menyerap tenaga kerja lokal, sehingga sampai

(6)

saat ini mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian dan kelautan (nelayan), pada sektor pariwisata hanya sebagian kecil saja. Namun untuk mencapai PEL tersebut, diperlukan SDM yang berkapasitas guna mengembangkan wisata pantai dan ekonomi lokal tersebut, sehingga diperlukan penelitian yang dapat mengidentifikasi kapasitas SDM pariwisata yang diukur melalui kemauan masyarakat lokal untuk turut serta dalam proses PEL di kawasan wisata Pantai Sebalang dan kemampuan SDM pariwisata dalam PEL guna memenuhi kualifikasi tenaga kerja di sektor pariwisata Pantai Sebalang tersebut. Untuk mengetahui hal-hal tersebut, penelitian ini dilakukan berdasarkan atas pertanyaan penelitian sebagai berikut :

“Bagaimana Kapasitas Sumber Daya Manusia Sektor Pariwisata Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Kawasan Wisata Pantai Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan?”

Berdasarkan uraian diatas, urgensi dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa besar kapasitas SDM pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang dengan cara mengidentifikasi kemauan dan kemampuan SDM dalam memenuhi kualifikasi tenaga kerja di kawasan pariwisata tersebut. Selain itu, penelitian ini menjadi penting karena belum adanya penelitian serupa yang membahas mengenai kapasitas SDM pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang, di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran dari penelitian ini yakni sebagai berikut : 1.3.1 Tujuan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kapasitas SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

(7)

1.3.2 Sasaran

Sasaran penelitian yang dilakukan guna mencapai tujuan meliputi :

1. Mengidentifikasi kemauan SDM lokal untuk berperan dalam pengembangan ekonomi lokal pada subsektor bidang usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Sebalang.

2. Mengidentifikasi kemampuan SDM lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada subsektor bidang usaha pariwisata Pantai Sebalang.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yakni sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada bidang keilmuan mengenai hubungan antara pariwisata dan pengembangan ekonomi lokal khususnya bidang kapasitas sumber daya manusia di kawasan wisata Pantai Sebalang.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah daerah, khususnya di Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan sebagai arahan kebijakan dalam peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM lokal guna mendukung pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang.

b. Bagi masyarakat lokal, penelitian ini diharapkan menjadi arahan dalam meningkatkan dan mengembangkan kapasitas SDM lokal agar memiliki kemauan dan kemampuan dalam menumbuhkembangkan perekonomian di kawasan wisata Pantai Sebalang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian yang dilakukan meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup substansi.

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah orientasi pada penelitian ini berada di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

(8)

Sumber: Pengolahan Data Melalui ArcGIS, 2021

Gambar 1. 1 Peta Administrasi Desa Tarahan, Kecamatan Katibung

1.5.2 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansional dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi bagaimana kapasitas SDM sektor pariwisata dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan untuk arahan kebijakan dalam peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM lokal guna mendukung pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang. Berikut batasan substansi pada penelitian ini, yaitu :

1. Mengidentifikasi kemauan SDM lokal sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang berupa motivasi yang memperkuat keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Nasution (2016), Kemauan tiap individu untuk bekerja dilihat dari konsep motivasi kerja. Konsep ini membahas mengenai pengaruh- pengaruh dalam motivasi kerja antara lain, tingkat kepuasan dalam pekerjaan,

(9)

tingkah upah kerja, apresiasi kinerja, lingkungan kerja dan banyaknya jam kerja dalam sehari. Sehingga hasil yang akan dicapai yakni teridentifikasinya kemauan SDM lokal Desa Tarahan untuk bekerja di subsektor bidang usaha pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang.

2. Mengidentifikasi kemampuan SDM pariwisata dalam upaya pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang. Kemampuan tiap individu dilihat melalui kompetensi pada SDM itu sendiri. Berdasarkan SKKNI No.125/MEN/V/2011 bidang kuliner, SKKNI No. 285/MEN/XI/2011 bidang penyedia jasa/penyewaan fasilitas, dan SKKNI No.57/MEN/2009 bidang kepemanduan wisata sesuai dengan kebutuhan pasar dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang. Kompetensi yaitu hal yang sangat mendasari kualitas kinerja tiap individu dalam memenuhi syarat dalam suatu pekerjaan. Peningkatan kompetensi dilakukan melalui program pelatihan kerja, sehingga menghasilkan SDM yang terlatih dan terampil dengan hasil akhir yang akan dicapai yakni teridentifikasinya kemampuan, keahlian maupun ketrampilan SDM lokal Desa Tarahan pada subsektor bidang tertentu dalam upaya pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang berdasarkan standar kompetensi yang menjadi parameter pengukuran.

1.6 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian disusun berdasarkan penelitian sebelumnya yang memiliki karekteristik yang relatif sama dalam hal tema, namun berbeda dalam hal studi kasus dan variabel yang diambil. Penelitian terkait dengan kapasitas sumber daya manusia sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Berikut merupakan tabel keaslian penelitian :

(10)

Tabel I. 1 Keaslian Penelitian No Penelitian Judul Penelitian Lokasi

Penelitian

Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Nadia Putri Aulia

Nasution (2016)

Kesiapan sumber daya manusia lokal dalam pengembangan kawasan pariwisata kota sabang untuk menghadapi

masyarakat ekonomi asean (MEA)

Kota Sabang Provinsi Aceh.

Untuk mengidentifikasi kesiapan sumber daya manusia lokal dalam pengembangan pariwisata Kota Sabang untuk menghadapi pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

Pendekatan Kuantitatif dan metode analisis statistik deskriptif

Masyarakat Kota Sabang sudah memiliki kesiapan sebagai tenaga kerja di industri pariwisata perhotelan dalam menghadapi pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Kesiapan ini dilihat dari kemampuan dan kemauan masyarakat yang disesuaikan dengan kualifikasi kebutuhan tenaga kerja.

2. I Wayan Pantiyasa (2018)

Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat (studi kasus di desa bedulu, blah batuh, gianyar)

Desa bedulu, blah batuh, gianyar, Bali

Untuk mengetahui bentuk Partisipasi /dukungan serta peran masyarakat dalam pengembangan Pariwisata berbasis masyarakat

Menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif

Dalam pengembangan Pariwisata berbasis masyarakat di desa Bedulu adalah Masyarakat secara bersama- sama menjaga keamanan, kebersihan lingkungan desa,Selalu bersikap sopan dan ramah kepada wisatawan yang berkunjung, menjaga kelestarian budaya yang dimiliki.

3. Nanda Effrinatasya Sandria (2018)

Tingkat kemampuan SDM dalam

Mendukung PEL Berbasis Pariwisata (Studi Kasus: Desa Pulau Pahawang)

Pulau Pahawang, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Lampung

Mengidentifikasi tingkat kemampuan SDM lokal dalam mendukung PEL berbasis pariwisata melalui penyerapan tenaga kerja dilihat dari kesesuaian antara kemampuan dan Kualifikasi tenanga kerja di industri pariwisata, kemauan SDM lokal untuk bekerja di bidang industri pariwisata, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Menggunakan metode statistik deskriptif

SDM lokal Desa Pulau Pahawang belum mampu memenuhi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan bidang industri pariwisata, khususnya pada kompetensi inti dan kompetensi pendukung. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah tingkat pendidikan, pengalaman, akses informasi, dan lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa SDM lokal belum mampu mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata.

(11)

No Penelitian Judul Penelitian Lokasi Penelitian

Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Sehingga dibutuhkan upaya dalam meningkatkan tingkat kemampuan SDM lokal melalui pelaksanaan pelatihan secara khusus dan

berkelanjutan guna mengoptimalkan keterlibatan SDM lokal dalam penyerapan tenaga kerja di bidang industri pariwisata.

4. Shofia Ahmad (2020)

Kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja

Agrowidya wisata (Studi kasus: Desa Sinar Harapan)

Desa Sinar Harapan, Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung.

Mengidentifikasi kesiapan sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja agrowidya wisata.

Menggunakan pendekatan Kuantitatif dan metode analisis statistik deskriptif

Masyarakat Desa Sinar Harapan sudah memiliki kesiapan sebagai tenaga kerja bidang agrowidya wisata, namun terbatas pada beberapa komponen saja yang dikuasai secara penuh.

5. Vicky Rizky Fayatul Hidayati (2020)

Kapasitas sumber daya manusia sektor pariwisata dalam Pengembangan Ekonomi Lokal kawasan wisata Pantai Sebalang (studi kasus:

Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan)

Pantai Sebalang , Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan

Untuk mengidentifikasi kapasitas sumber daya manusia sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

Pendekatan kuantitatif dan metode analisis statistik inferensial dan analisis estimasi proporsi

Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi kapasitas sumber daya manusia sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

Sumber: Analisis Peneliti, 2020

(12)

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan tersebut terletak pada pembaruan fokus penelitian dan lokasi penelitian yaitu berfokus pada kapasitas SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata bahari serta dengan lokasi penelitian di Pantai Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan. Terdapat perbedaan karakteristik dalam penelitian sebelumnya, sehingga variabel-variabel penelitian yang akan digunakan pun menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan penelitian yang sekarang.

1.7 Pendekatan dan Metodologi Penelitian

Pendekatan penelitian guna mengidentifikasi kapasitas SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang, melalui identifikasi kemauan dan kemampuan SDM dalam pengembangan ekonomi lokal menggunakan pendekatan deduktif. Pendekatan ini relevan dengan kajian teori yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Syarifudin Anwar, (2003) dalam Azizah, (2013) pendekatan deduktif yakni data yang digunakan untuk menganalisa data yang sudah terkumpul melalui penguraian atau penginterpretasian yang bersifat umum mengenai suatu fenomena (teori) kemudian membandingkannya di lapangan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk menguji hubungan antar variabel dengan teori obyektif, variabel-variabel terdiri dari angka-angka yang dapat terukur dan dianalisis dengan prosedur statistika (Creswell, 2014). Pendekatan kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kapasitas SDM sektor pariwisata dalam PEL di kawasan wisata Pantai Sebalang yang mencakup kemauan dan kemampuan SDM lokal dalam memenuhi kualifikasi tenaga kerja di industri pariwisata pantai. Data yang dibutuhkan dalam pendekatan kuantitatif ini yakni data-data yang terkait dengan kualifikasi kompetensi dan keahlian tenaga kerja di subsektor bidang pariwisata dalam PEL di kawasan wisata Pantai Sebalang, serta kemauan dan kemampuan SDM lokal dalam bekerja di industri pariwisata pantai.

(13)

1.7.1 Konseptualisasi Penelitian

Penelitian ini berawal dari adanya wisata pantai baru di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung yang sedang trending di sosial media sehingga begitu banyak menarik minat wisatawan lokal maupun regional, hal tersebut berpotensi dalam penyediaan lapangan pekerjaan baru untuk SDM lokal serta meningkatkan PAD. Selanjutnya ditinjau dari Perda Kabupaten Lampung Selatan No. 15 tahun 2012 tentang RTRW Pasal 38 ayat (2) huruf L yakni kawasan peruntukan pariwisata sebagai obyek wisata alam yaitu Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung serta berdasarkan Kajian RIPPDA Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020 paragraf 2 huruf (a) poin (3) bahwa adanya kawasan strategis pengembangan pariwisata kabupaten bagian pantai pesisir utara salah satunya adalah Pantai Sebalang. Selain itu pembangunan ekonomi daerah melalui pembangunan SDM dirasa sangat penting karena SDM sebagai pelaku utama pada sektor pariwisata tersebut yang memiliki peranan penting dalam pengembangan pariwisata yang berpotensi dalam mengembangkan ekonomi lokal serta segala aktivitas atau kegiatan didalamnya, jika tidak melibatkan SDM, maka aktivitas apapun tidak akan terlaksana dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah dengan mempersiapkan kapasitas SDM yang memiliki kemauan serta kemampuan dalam ikut serta berperan pada pengembangan ekonomi lokal.

Dengan adanya PEL tersebut, diharapkan dapat memperoleh lebih banyak peluang serta lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal melalui berbagai usaha-usaha di bidang wisata Pantai Sebalang.

Tercapainya PEL tidak serta merta dilihat dari adanya lapangan kerja baru maupun peluang usaha baru, tetapi juga memfokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal melalui penyerapan tenaga kerja. Namun, penyerapan tenaga kerja tidak terjadi begitu saja, melainkan diperlukan SDM yang mampu memenuhi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, SDM pariwisata yang dimaksud ialah masyarakat lokal yang ada di lokasi wilayah studi, yaitu Desa Tarahan, Kecamatan Katibung. Kemampuan masyarakat lokal tersebut nantinya disesuaikan dengan standar kompetensi kerja berupa kompetensi umum, kompetensi inti, serta kompetensi pendukung pada bidang wisata Pantai Sebalang.

(14)

Selain itu, penyerapan tenaga kerja tidak akan terjadi jika tidak adanya kemauan dari masyarakat lokalnya, sehingga penelitian ini juga akan melihat seberapa besar tingkat kemauan SDM lokal untuk bekerja di kawasan pariwisata tersebut. Tujuan akhir dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi kapasitas sumber daya manusia pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan sehingga dapat mengetahui kemauan dan kemampuan SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal di bidang pariwisata Pantai Sebalang. Berikut merupakan konseptualisasi penelitian :

Bagan I. 2 Konseptual Penelitian

Konsep Pengembangan ekonomi Lokal Pariwisata sebagai basis Pengembangan Ekonomi Lokal

Penyediaan Lapangan Kerja Penyerapan Tenaga Kerja

Penyediaan Tenaga Kerja

Kapasitas Masyarakat

Permintaan Tenaga Kerja

Kapasitas SDM Sektor Pariwisata Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Kawasan Wisata Pantai Sebalang, Di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung,

Lampung Selatan

Sumber : Analisis Peneliti, 2020 Kemauan SDM Lokal

(Motivasi Kerja) - Jenis Pekerjaan - Pendapatan/Upah Kerja - Pelatihan

- Kesediaan Masyarakat -

Kemampuan SDM Lokal (Kompetensi Kerja) - Kompetensi Umum - Kompetensi Inti - Kompetensi Pendukung

(15)

1.7.2 Operasionalisasi Penelitian

Operasionalisasi penelitian yakni suatu kegiatan untuk mengidentifikasi sasaran penelitian yang sudah disusun serta akan dicapai. Operasionalisasi penelitian disusun berdasarkan sintesis literatur yang kemudian memilih variabel yang akan dipakai dalam proses penelitian. Variabel yang telah dipilih akan dijadikan dasar dalam rancangan perangkat survei wawancara maupun observasi lapangan sesuai dengan sasaran yang telah disusun sebelumnya guna mendapatkan data yang dibutuhkan. Operasionalisasi penelitian dari dua sasaran menjadi tolak ukur dan menjadi indikator dalam pencapaian tujuan penelitian sebagai berikut :

A. Sasaran 1

Mengidentifikasi kemauan SDM lokal untuk berperan dalam pengembangan ekonomi lokal pada subsektor bidang usaha pariwisata di kawasan wisata Pantai Sebalang.

Pada sasaran pertama mengenai identifikasi kemauan SDM lokal untuk berperan dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang.

Penyerapan tenaga kerja tidak hanya dipengaruhi oleh adanya kesesuaian antara kualifikasi tenaga kerja dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja, namun dibutuhkan juga kemauan dari masing-masing individu tersebut untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, setiap tingkah laku manusia didasari oleh berbagai motif, tidak terkecuali dalam hal bekerja (Nasution, 2016 dalam Sandria, 2018). Kemauan adalah suatu bentuk dorongan yang terdiri atas dua komponen, yakni arah perilaku kerja dan kekuatan dalam bekerja. Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa Kemauan adalah dorongan untuk memperkuat suatu keinginan seseorang baik individu maupun kelompok guna mencapai tujuan tertentu. Analisis ini dilakukan guna mengidentifikasi seberapa besar kemauan tiap individu masyarakat yang turut berperan dalam pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

(16)

Tabel I. 2 Operasionalisasi Penelitian Kemauan SDM Pariwisata dalam PEL Kawasan Wisata Pantai Sebalang

Komponen Keterangan

Jenis pekerjaan Memiliki kesediaan untuk bekerja sebagai tenaga kerja di bidang industri pariwisata pantai

Pendapatan / upah kerja Memiliki kesediaan untuk diberikan upah kerja atau pendapatan yang berlaku saat ini.

Kesediaan masyarakat Memiliki kesediaan untuk bekerja selama 8 jam/hari dan adanya apresiasi kinerja

Pelatihan Memiliki kemauan untuk mengikuti pelatihan atau program yang diadakan oleh pemerintah maupun kelompok sadar wisata

Sumber: Analisis Peneliti, 2020

B. Sasaran 2

Mengidentifikasi kemampuan SDM lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada subsektor bidang usaha pariwisata Pantai Sebalang.

Dalam analisis sasaran kedua, yaitu kemampuan SDM lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor pariwisata Pantai Sebalang. Kemampuan SDM lokal diukur melalui kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya. Kompetensi adalah kumpulan perilaku yang dapat diamati dan dibutuhkan oleh tiap individu untuk sukses dalam melakukan perannya dan mencapai suatu tujuan (Manopo, 2011 dalam Sejati, 2018). Kompetensi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan, keterampilan, keahlian, pengetahuan, serta pola pikir yang diperlukan sehingga mampu melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tertentu Pada sasaran kedua perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi pada bagian tingkatan mana masyarakat lokal yang memiliki kemampuan dalam pengembangan ekonomi lokal Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung.

Tabel I. 3 Operasionalisasi Penelitian Kemampuan SDM Pariwisata dalam Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja di Sektor Wisata Pantai Sebalang

Jenis Kompetensi Komponen Indikator Keterangan

Kompetensi Umum

Jenis dan bentuk pelayanan

 Penyedia jasa penyewaan fasilitas

 Penyedia kuliner

 Pemandu wisata

Memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan dan bentuk fasilitas layanan dari

pemerintah / masyarakat lokal Pendidikan

Tingkat pendidikan SDM lokal di kawasan Pantai Sebalang

Memiliki tingkat pendidikan minimal SMP

Kekuatan bekerja

 Riwayat penyakit

 Kesehatan

 Asupan

Memiliki kekuatan fisik dalam melaksanakan kegiatan bekerja di lingkungan

(17)

Jenis Kompetensi Komponen Indikator Keterangan pariwisata Pantai Sebalang.

Kerja sama

Kerja sama antara Mitra Kerja dan Wisatawan

Memiliki kesediaan untuk bekerja sama melalui gotong royong tanpa

mempertimbangan hubungan relasi pekerjaan.

Jenis ketrampilan / keahlian

 Penyedia jasa/

penyewaan fasilitas

 Penyedia kuliner

 Pemandu wisata

Mempunyai kemampuan dalam ketrampilan dibidang subsektor pariwisata

Perbedaan Lingkungan kerja

Kemampuan bekerja dalam Lingkungan Sosial yang berbeda

Mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya, bahasa serta kebiasaan yang dimiliki oleh rekan kerja.

Pelaksanaan Prosedur K3 dan 3M

Mengikuti Prosedur Kesehatan,

Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja serta memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak

Mampu melaksanakan tugas berdasarkan prosedur yang telah ditentukan.

Kompetensi Pendukung

Komunikasi melalui telepon

Mampu

berkomunikasi secara efektif melalui telepon

Memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik melalui telepon Sumber: Analisis Peneliti, 2020

1.8 Unit Amatan dan Unit Analisis

Menurut Ihalauw (2016), unit amatan merupakan sesuatu yang dijadikan sumber guna mendapatkan data untuk menggambarkan maupun menjelaskan mengenai satuan analisis. Sedangkan menurut Hamidi (2005), unit analisis merupakan satuan yang diteliti dapat berupa individu maupun kelompok seperti aktivitas sebagai subjek penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unit amatan dapat diartikan sebagai apa yang akan diamati oleh peneliti, lalu unit analisis yaitu apa yang akan dianalisis dalam penelitian.

1. Unit Amatan

Unit amatan dalam penelitian ini yakni kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

2. Unit Analisis

Unit analisis berupa SDM lokal dengan rentang usia masyarakat 15-64 tahun (usia produktif) di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

Kompetensi Inti

(18)

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu suatu faktor yang penting dalam proses pengumpulan data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Metode pengumpulan data biasanya disebut teknik pengumpulan data yang terbagi atas dua jenis, yakni :

a. Data Primer

Data primer adalah suatu informasi berupa data yang didapatkan berdasarkan pada sumber di lapangan, data tersebut didapatkan melalui narasumber atau responden yang menjadi objek penelitian yang dijadikan sebagai sarana dalam mengumpulkan data (Narimawati, 2008).

Pengumpulan data primer bertujuan agara suatu tingkat objektivitas penelitian dapat terjaga, jadi pada output penelitian dihasilkan data yang akurat. Pengumpulan data primer dilakukan melalui :

1) Kuesioner

Pengumpulan data berupa kuesioner adalah proses untuk memperoleh data melalui penyusunan beberapa daftar pertanyaan yang ditujukan untuk para responden dalam penelitian. Untuk responden sendiri ditujukan kepada masyarakat lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang. Kuesioner ini digunakan untuk mengidentifikasi, mengonfirmasi, dan memperkuat data dan analisis untuk menjawab sasaran 1 dan 2 yaitu kemauan dan kemampuan SDM pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung. Perlengkapan yang perlu dibawa saat penyebaran kuesioner adalah perangkat survei berupa formulir kuesioner, alat tulis, dan lain-lain menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

2) Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah salah satu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data yang diperoleh merupakan data yang faktual dan aktual. Metode ini digunakan untuk

(19)

memperoleh gambaran secara langsung mengenai kapasitas SDM sektor pariwisata dalam PEL kawasan wisata Pantai Sebalang.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu suatu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang didapat melalui sumber terpercaya berupa dokumen atau catatan yang tersedia pada publikasi media, instansi pemerintah, dan lain-lain (Sekaran, 2011). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yakni data yang berasal dari instansi terkait, penelitian terdahulu, kebijakan daerah, serta data lain yang didapat berdasarkan sumber terkait pada daftar kebutuhan data.

1. Survei Instansi

Survei instansi adalah suatu proses mencari data atau informasi yang memiliki kaitan dengan kebutuhan data dalam penelitian.

Penelitian ini membahas mengenai kapasitas SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang.

Data tersebut didapatkan melalui instansi-instansi terkait antara lain Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan, BPS Kabupaten Lampung Selatan, Kantor Kecamatan Katibung, Kantor Kepala Desa Tarahan, serta Pokdarwis.

2. Kajian Dokumen dan Literatur

Data yang diperoleh dari tinjauan literatur yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang digunakan dalam mendukung kebutuhan data penelitian. Kajian dokumen digunakan untuk mendapatkan dan memperoleh dasar teori yang akan digunakan. Dokumen tersebut yang berkaitan dengan penelitian yaitu kapasitas SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang.

Dokumen tersebut dapat diperoleh dari jurnal, internet, dan buku-buku.

(20)

1.8.2 Teknik Sampling dan Metode Analisis Data

Teknik sampling terdiri atas probability sampling dan non-probability sampling (Sugiyono, 2013 dalam Azwar, 2015). Definisi probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non-probability sampling yaitu teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

A. Teknik Pengambilan Sampel Kuesioner

Teknik sampling yang dipakai yakni probability sampling dengan teknik yang diambil yaitu cluster random sampling. Pemilihan metode ini karena terdapat pembagian populasi ke dalam beberapa kelompok lalu sampel yang dipilih secara random atau acak. Penentuan sampel pada penelitian ini didasarkan pada kelompok masyarakat dengan rentang usia 15-64 tahun yang tersebar di 10 dusun di Desa Tarahan dengan tujuan agar dapat menyerap sebanyak-banyaknya SDM lokal yang terlibat dalam PEL pada subsektor bidang usaha pariwisata di Pantai Sebalang. Untuk menghitung besarnya sampel dalam penelitian ini dibutuhkan ketelitian dan dihitung menggunakan rumus Issac &

Michael sebagai berikut :

Keterangan:

s = jumlah sampel

= harga lamda dengan tingkat error 10% = 2,70 N = jumlah populasi

P = peluang benar (0,5) Q = peluang salah (0,5)

d = perbedaan antara sampel yang diharapkan dengan yang terjadi. Perbedaan bisa 1%, 5% dan 10 %.

Dalam penentuan jumlah sampel penelitian, menggunakan tingkat error sebesar 10%, karena setiap penelitian tidak mungkin hasilnya sempurna 100%.

(21)

Jumlah populasi sebagai dasar perhitungan yakni menggunakan data jumlah penduduk berdasarkan jumlah KK di Desa Tarahan yaitu 1.758 KK, dengan rumusan sebagai berikut:

s = (2,70)2 x 1758 x 0,5 x 0,5

(0,1)2 x (1758-1) + (2,70)2 x 0,5 x 0,5 s = 1.758

17,57

s = 100 orang responden

Dari perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka populasi yang diambil sebagai sampel adalah dengan tingkat error 10% yaitu sebanyak 100 orang responden. Pada penelitian ini pemilihan sampel yakni berupa data kuesioner dari seluruh sampel yang ditetapkan. Berikut merupakan pembagian sampel berdasarkan cluster di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung :

Tabel I. 4 Jumlah Sampel Berdasrkan Cluster RT di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung

No Dusun RT Jumlah

Penduduk

Jumlah KK

Jumlah Responden

1 Gerabak 1 236 67 5

2 288 73 5

2 Gubuk Garam 1 248 69 5

2 222 68 5

3 Sebalang I

1 173 50 5

2 150 51 5

3 211 80 5

4 Sebalang II

1 236 70 5

2 282 60 5

3 223 56 5

5 Sinar Laut 1 178 63 5

2 195 52 5

6 Surung Batang 1 194 59 5

2 154 44 4

7 Cinta Maya 1 335 90 4

2 283 54 4

8 Suka Banjar

1 404 117 4

3 172 47 4

4 109 31 3

(22)

No Dusun RT Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Jumlah Responden

9 Tarahan 1 231 58 4

2 132 34 3

10 Batu Payung 1 252 54 3

2 362 73 3

Jumlah Responden 100

Sumber : Arsip Kelurahan Desa Tarahan, 2021

B. Metode Analisis

Metode analisis adalah cara untuk mengolah data primer atau sekunder yang telah diperoleh. Metode ini digunakan untuk merepresentasikan semua data yang telah didapat dalam bentuk yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

Metode analisis statistik inferensial adalah metode yang digunakan untuk membantu dalam membuat suatu kesimpulan umum tentang karakteristik populasi berdasarkan sampel yang diperoleh dari populasi tersebut, dalam hal ini sampel sebanyak 100 responden dengan karakteristik masyarakat dengan rentang usia 15- 64 tahun (usia produktif) yang tersebar di 10 dusun di Desa Tarahan. Sasaran penelitian ini yakni kemauan dan kemampuan SDM lokal dalam Pengembangan Ekonomi Lokal kawasan wisata Pantai Sebalang. Analisis yang dipakai yakni analisis estimasi proporsi untuk melihat persentase rentang kemauan dan kemampuan SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

CI = Ps ± Z √𝑃𝜘(1−𝑃𝜘)

𝑛

Dimana :

CI : Estimasi Proporsi

Ps : n/p (Jumlah sampel variabel dibagi jumlah sampel yang memiliki kemauan)

Z : Distribusi Sampling = a/2 (ZHitung = 0,05/2 = 0,025 dengan nilai ZTabel = 1,96) probabilitas error (a) = 5% (0,05)

P𝜘 : Diestimasikan Ps

n : Jumlah sampel variabel pada dusun tertentu

(23)

Setelah didapatkan kesimpulan mengenai seberapa tinggi SDM lokal memenuhi setiap komponen kemauan dan kemampuan, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan kemauan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dengan menggunakan reduksi gradasi warna menurut Nasution (2016) dengan kategori sebagai berikut:

a. Estimasi proporsi 100% - 75% berarti masyarakat memenuhi komponen kemauan dan kemampuan dengan gradasi warna gelap.

b. Estimasi proporsi 74% - 56% berarti sebagian besar masyarakat memenuhi komponen kemauan dan kemampuan dengan gradasi warna samar menuju gelap.

c. Estimasi proporsi 55% - 1% berarti sebagian kesil masyarakat memenuhi komponen kemauan dan kemampuan dengan gradasi warna pudar menuju samar.

d. Proporsi 0% berarti masyarakat tidak memenuhi kemauan dan kemampuan dengan gradasi warna putih.

Berikut uraian mengenai kesimpulan berdasarkan gradasi warna :

75% - 100% Memenuhi Kualifikasi Komponen kemauan/kemampuan Tinggi 56% - 74% Memenuhi Kualifikasi Komponen kemauan/kemampuan Sedang 1% - 55% Memenuhi Kualifikasi Komponen kemauan/kemampuan Rendah 0% Tidak Memenuhi Kualifikasi Komponen kemauan/kemampuan

(24)

1.9 Kerangka Penelitian

Bagan I.2 Kerangka Analisis

INPUT PROSES OUTPUT

Kemauan SDM lokal untuk berperan dalam

pengembangan ekonomi lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung. (Analisis Statistik Inferensial & Analisis Estimasi Proporsi)

Kemauan SDM lokal untuk berperan dalam pengembangan ekonomi

lokal di kawasan wisata Pantai Sebalang, Desa

Tarahan, Kecamatan Katibung

 Jenis pekerjaan

 Pendapatan

 Pelatihan

 Kesediaan masyarakat

Kemampuan SDM lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri pariwisata Pantai Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung. (Analisis Statistik Inferensial & Analisis Estimasi Proporsi)

Kemampuan SDM lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri pariwisata Pantai Sebalang, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung.

 Pendidikan

 Jenis dan bentuk pelayanan

 Jenis ketrampilan / keahlian

 Kekuatan bekerja

 Pelaksanaan prosedur K3 dan 3M

 Kerjasama antar mitra kerja

 Perbedaan lingkungan kerja

Kesimpulan

Teridentifikasinya kemauan dan kemampuan SDM sektor pariwisata dalam pengembangan ekonomi lokal kawasan wisata Pantai Sebalang

di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan.

Sumber : Analisis Peneliti, 2020

(25)

1.10 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini dituliskan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan menjelasakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang relevan dengan studi yang dikaji, yang berasal dari jurnal, studi-studi terdahulu dan lainnya. Materi yang terdapat di dalamnya berupa teori mengenai penjelasan SDM dalam PEL, pariwisata dalam PEL, SDM dalam pariwisata, pengembangan ekonomi lokal, dan kapasitas SDM pariwisata.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA TARAHAN, KECAMATAN KATIBUNG

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum kondisi Desa tarahan, Kecamatan Katibung baik dari segi fisik maupun sosial, potensi perekonomian Pantai Sebalang dan gambaran pariwisata Pantai Sebalang.

BAB IV ANALISIS KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAWASAN WISATA PANTAI SEBALANG

Pada bagian ini akan dijabarkan analisis kapasitas SDM sektor Pariwisata dalam PEL kawasan wisata Pantai Sebalang. Analisis ini terkait dengan kemauan SDM Lokal dan kemampuan masyarakat lokal dalam memenuhi kualifikasi tenaga kerja di sektor pariwisata pantai melalui analisis estimasi proporsi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagian ini akan dijabarkan temuan studi penelitian, kesimpulan dari hasil studi penelitian yang telah dilakukan, rekomendasi dan saran bagi studi lanjutan.

Gambar

Gambar 1. 1 Peta Administrasi Desa Tarahan, Kecamatan Katibung
Tabel I. 1 Keaslian Penelitian No  Penelitian  Judul Penelitian  Lokasi
Tabel I. 3 Operasionalisasi Penelitian Kemampuan SDM Pariwisata dalam Memenuhi  Kebutuhan Tenaga Kerja di Sektor Wisata Pantai Sebalang
Tabel I. 4 Jumlah Sampel Berdasrkan Cluster RT di Desa Tarahan, Kecamatan Katibung

Referensi

Dokumen terkait

Bab IV merupakan laporan hasil penelitian dan analisis data di mana proses mendiskripsikan dan menganalisis produk bank syariah selama ini dan prospek

Untuk keterangan lain mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permainan bekel dan permainan tradisional lain dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Rancang Bangun Aplikasi Doremi sebagai Pengenalan Alat Musik Berbasis Android dengan Metode User Centered Design.. Lia Ayu Kusumaningrum 1 ,Febrian Murti Dewanto 2 , Aris tri

“Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media audio visual pada