• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakekat Perencanaan. Model Perencanaan. Proses Perencanaan Program 5/24/2017. Community Development Program. Prinsip community development program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hakekat Perencanaan. Model Perencanaan. Proses Perencanaan Program 5/24/2017. Community Development Program. Prinsip community development program"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Community Development Program

Minggu ke 8

Prinsip community development program

1. Perencanaan

2. Evaluasi dan monitoring (Minggu ke 9)

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial (social well-being)

masyarakat

Hakekat Perencanaan

usaha secara sadar terorganisir dan terus- menerus dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu

“If we fail to plan, we plan to fail”

Model Perencanaan

1. Rasional Komprehensif (fundamental)

Suatu proses yang teratur dan logis sejak diagnosis masalah sampai pelaksanaan kegiatan

2. Inkremental

Tidak perlu menentukan tujuan-tujuan dan menetapkan kebijakan- kebijakan, tetapi menentukan pilihan atau turunan terhadap kebijakan-kebijakan komprehensif secara umum 3. Pengamatan Terpadu

 Menjajagi alternatif-alternatif utama yang terhubung dengan tujuan, namun hal-hal detail/spesifik dan keputusan yang bersifat tambahan dibuat dalam konteks yang ditentukan oleh keputusan fundamental 4. Transaksi

Melibatkan proses interaksi dan komunikasi antara perencana dan layanan

Proses Perencanaan Program

1. Identifikasi Masalah

 Penentuan besarnya atau luasnya suatu populasi yang ingin dipebaiki atau penentuan kekurangan dalam kondisi yang ingin direalisasikan

 Erat kaitannya dengan asesmen kebutuhan

Lima jenis kebutuhan:

1. Kebutuhan absolut,

 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi manusia untuk mempertahankan hidup

2. Kebutuhan normatif,

 kebutuhan yang didefinisikan oleh ahli atau tenaga profesional yang didasarkan pada standar tertentu

3. Kebutuhan yang dirasakan

 dianggap/dirasakan orang sebagai kebutuhannya, berbeda pada tiap individu

4. Kebutuhan yang dinyatakan

 dirasakan yang diubah menjadi kebutuhan berdasarkan jumlah permintaan

5. Kebutuhan komparatif

 kesenjangan antara tingkat pelayanan yang ada di wilayah-wilayah

(2)

2. Penentuan Tujuan

 Penentuan kondisi masa depan yang ingin dicapai

 Jenis tujuan

 Tujuan umum, yaitu dirumuskan secara luas sehingga pencapaiannya tidak dapat diukur

 Tujuan khusus, yaitu pernyataan spesifik dan terukur mengenai jumlah yang menunjukkan kemajuann ke arah pencapaian tujuan umum

 Rumusan tujuan khusus yang baik memiliki ciri:

 SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-Bound)

3. Penyusunan dan Pengembangan Rencana Program

 Penyusunan pola rencana intervensi yang komprehensif (tujuan khusus, strategi, tugas-tugas, dan prosedur) untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah

 Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses perumusan program

1. Identifikasi program alternatif 2. Penentuan hasil program 3. Penentuan biaya 4. Kriteria pemilihan program

4. Pelaksanaan Program

 Merinci prosedur operasional operasional untuk melaksanakan program

 Merinci prosedur agar kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana (monitoring)

5. Evaluasi Program

 Menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai

 Evaluasi menjadikan perencanaan sebagai suatu proses yang berkesinambungan.

Community Development Program

Minggu ke 9

Monitoring dan Evaluasi

Monitoring

 pemantauan secara terus-menerus pada proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

 proses pengumpulan informasi mengenai yang sebenarnya terjadi selama proses implementasi atau penerapan program

 Pemantauan yang dilaksanakan pada saat kegiatan tersebut sedang berlangsung

(3)

 Tujuan monitoring:

1. Mengetahui bagaimana inputsumber rencana digunakan

2. Bagaimana kegiatanimplementasi dilaksanakan 3. Mengetahui apakah rentang waktu

implementasi terpenuhi secara tepat atau tidak 4. Mengetahui apakah aspek dalam perencanaan dan implementasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Evaluasi

 pengidentifikasian keberhasilan dan/atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau program

 Tipe evaluasi:

1. On-going evaluatian (evaluasi terus menerus), evaluasi yang dilaksanakan pada interval periode tertentu selama proses implementasi.

2. Ex-post evaluatian (evaluasi akhir), evaluasi yang dilaksanakan setelah implementasi suatu program atau rencana

 Tujuan evaluasi:

1. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

3. Mengukur dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar rencana.

 Prinsip-prinsip Evaluasi

1. merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program

2. Harus memenuhi persyaratan

 Obyektif

 Menggunakan pedoman tertentu yang baku

 Metode pengumpulan data harus tepat dan teliti

 Menggunakan alat ukur yang tepat dan dapat dipercaya 3. Menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan

yang berbeda

4. Dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif dan uraian kualitatif 5. Harus efektif dan efisien

 Kualifikasi Evaluasi 1. Tujuan jelas dan spesifik 2. Instrumen tepat dan teliti

3. Perubahan perilaku sasaran harus jelas 4. Harus praktis

5. Obyektif

 Indikator Evaluasi

1. Indikator kinerja, yang mengindikasikan keadaan masukan dan proses sosial yang dilakukan lembaga dan aktor terkait 2. Indikator keluaran, yang menunjukkan hasil langsung (output)

KEMISKINAN

Minggu ke 10

(4)

Definisi Kemiskinan

• Suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

• Miskin adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami sesorang atau rumahtangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/yang layak bagi kehidupannya (BPS)

Ciri-ciri Kemiskinan

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, papan).

2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun masal.

5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.

6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).

Ukuran Kemiskinan

Kemiskinan Absolut

 didasarkan atas perkiraan kebutuhan dasar minimum

 Kebutuhan dasar menurut UNRISD (United Nation Research Institute for Social Development)

o Fisik primer: gizi, perumahan, dan kesehatan

o Kultural: pendidikan, waktu luang, rekreasi, ketenangan hidup o Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan yang tinggi

 Kebutuhan dasar menurut ILO (International Labour Organization)

o Tuntutan minimum dari satu keluarga sebagai konsumsi pribadi seperti makanan yang cukup, tempat tinggal, pakaian, peralatan dan perlengkapan rumah tangga.

o Pelayanan sosial yang diberikan oleh dan untuk masyarakat seperti air minum yang bersih, pendidikan dan cultural.

Kemiskinan Relatif

Merefleksikan posisi relatif dalam suatu distribusi seperti pendapatan, pengeluaran, atau lainnya

Dilihat dari aspek ketimpangan sosial golongan ekonomi atas dan bawah (Kincaid)

 Bank Dunia : jika 40% penduduk terendah menerima o < 12% pendapatan nasional  sangat timpang o 12% - 17% pendapatan nasional  ketimpangan

sedang

o >17% pendapatan nasional  ketimpangan rendah

Kemiskinan Struktural

masyarakat karena stuktur sosial masyarakat tersebut tidak ikut menggunakan sumber- sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka (Selo Sumarjan, 1980)

Dimensi Kemiskinan

Kesehatan : angka kesakitan dan kematian

Sosial dan budaya : kekurangan jaringan dan struktur yang mendukung untuk mendapatkan kesempatan agar produktivitas meningkat, kondisi lingkungan yang serba miskin dan diturunkan dari generasi ke generasi

Sosial politik : derajat akses terhadap kekuatan yang mencakup tatanan sistem sosial politik yang dapat menentukan alokasi sumberdaya

Pendidikan, agama, dan budi pekerti

(5)

Kebutuhan Dasar Contoh Indikator 1. Konsumsi a. Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan

b. Indeks kedalaman kemiskinan

c. Persentase penduduk dengan konsumsi energi <

2100 kkal perkapita perhari d. Persentase balita kurang gizi

2. Kesehatan a. Persentase penduduk meninggal sebelum 40 tahun b. Angka kematian bayi

3. Pendidikan dasar a. Persentase penduduk usia 7-15 tahun tidak sekolah b. Persentase penduduk dewasa buta huruf

4. Ketenagakerjaan a. Persentase penduduk penganggur terbuka b. Persentase penduduk setengah penganggur

5. Perumahan a. persentase rumahtangga tanpa akses pada listrik b. persentase rumahtangga dengan lantai tanah

6. Air dan sanitasi a. persentase penduduk tanpa akses pada air bersih b. persentase penduduk tanpa jamban sendiri

DIMENSI DAN INDIKATOR KEMISKINAN

Strategi Mengurangi Kemiskinan

1. Membuka kesempatan ekonomi untuk golongan miskin, antara lain padat karya, UMKM, dan pembangunan pertanian

2. Pengembangan sumber daya manusia, melalui bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan 3. Jaringan pengaman untuk melindungi mata

pencaharian, misalkan dengan peranan LSM

Penanggulangan kemiskinan

1. Menciptakan kesempatan 2. Pemberdayaan 3. Peningkatan kapasitan 4. Perlindungan sosial

1. diagnosa kemiskinan 2. analisa kebijakan dan program

3. tindakan prioritas untuk penanggulangan 4. Kerangka pemantauan dan evaluasi

ANALISIS GENDER

Minggu ke 11

Pengertian Gender

• Melihat perbedaan laki-laki dan perempuan darisegi karakteristik, sikap, dan perilakumasing-masing dalam konteks sosial budaya, berbeda dengan seks yang hanya melihat perbedaan tersebut dari sudut jenis kelamin saja

• Kontruksi sosial yang membedakan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam suatu masyarakat yang dilatarbelakangi kondisisosial budaya

• Konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan yang terjadi dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial budaya

Perbedaan Gender dan Seks

Gender

• Karena sosial

• Tidak universal

• Tidak sama dimana saja

• Dapat dipertukarkan

• Dinamis

• Bergantung waktu dan budaya setempat

Seks

• Karena beda biologis

• Universal

• Sama dimana saja

• Tidak dapat dipertukarkan

• Statis

• Tidak tergantung masa, berlaku sepanjang zaman

(6)

Identifikasi Seks

Laki-laki

• Memiliki penis

• Memiliki jakala (kalamenjing)

• Memproduksi sperma

• Membuahi sel telur wanita

Perempuan

• Memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan

• Memproduksi sel telur

• Memiliki vagina

• Mempunyai alat untuk menyusui

• Menstruasi, Mengandung, Melahirkan, Menyusui, Menopouse

Idenfitikasi Gender

Laki-laki

• Dianggap kuat

• Rasional

• Jantan dan perkasa

• Cekatan

• Tidak sabar

• Tidak telaten

Perempuan

• Lemah lembut

• Cantik

• Emosional /perasa

• Keibuan

• Sopan

• Penakut

• cengeng

Kondisi Gender Tidak Jadi Masalah

1. Dilakukan secara adil

2. Menguntungkan kedua belah pihak

Contoh gender tidak jadi masalah

1. Terjadi kesepakatan kedua belah pihak (laki- laki dan perempuan) di dalam pembagian tugas.

2. Perempuan memiliki kesempatan untuk kegiatan lain di luar rumah, bersosialisasi, dan mengembangkan diri

3. Laki-laki membantu perempuan apabila tugas di rumah cukup berat

Kondisi Gender Jadi Masalah

1. Ketimpangan terjadi 2. Salah satu pihak dirugikan

3. Salah satu pihak dibedakan derajatnya 4. Salah satu pihak dianggap tidak mampu 5. Salah satu pihak diperlakukan lebih rendah 6. Ketidakadilan gender

Contoh gender jadi masalah

1. Anak-anak perempuan tidak mendapat pendidikan seperti anak laki-laki karena dianggap tidak perlu

2. Perempuan bergantung pada nafkah suami sehingga jika suami meninggal perempuan sulit menghidupi anak-anaknya karena tidak ada ketrampilan dan pengalaman

3. Laki-laki tidak mau tahu pekerjaan rumah karena merasa tidak pantas melakukan ‘pekerjaan perempuan’

(7)

Contoh kaitan keyakinan gender dengan ketidakadilan gender

Keyakinan Gender Bentuk Ketidakadilan Gender Perempuan : lembut dan

bersifat emosional

Tidak boleh menjadi manajer atau pemimpin sebuah institusi Perempuan : pekerjaan

utamanya di rumah dan kalau bekerja hanya membantu suami (tambahan)

Dibayar lebih rendah dan tidak perlu kedudukan yang tinggi/penting

Lelaki : berwatak tegas dan rasional

Cocok menjadi pemimpin dan tidak pantas kerja di rumah dan memasak

Diskriminasi gender dalam pendidikan

Perempuan Laki-laki

• Lebih cocok untuk pilihan bahasa, pendidikan atau pendidikan rumah tangga.

• Lebih sesuai dengan bidang teknik, ingat STM/ SMK.

• Kesempatan lebih besar untuk menempuh pendidikan tinggi.

Diskriminasi gender dalam pekerjaan

Perempuan Laki-laki

• Lebih banyak bekerja di bidang pelayanan jasa, administrasi, perawat, pelayan toko dan sedikit sebagai pengambil keputusan/manajer.

• Upah yang lebih rendah meski dgn pekerjaan yang sama.

• Posisi pekerjaan sangat beragam, termasuk sebagai leader.

Penyebab Kesenjangan Gender

1. Budaya (perkawinan, pencari nafkah) 2. Rendahnya komitmen

3. Sensitivitas gender pada pengambil kebijakan 4. Lemahnya civil society

5. Kebijakan 6. Ekonomi-kemiskinan 7. Interpretasi agama 8. Keyakinan gender (kepantasan) 9. Sarana dan prasarana 10. Geografis 11. Beban ganda

12. Pendidikan tidak menjanjikan

Ketidakadilan Gender dapat terjadi di

1. Negara 2. Masyarakat 3. Budaya/keyakinan 4. Tempat kerja 5. Rumah tangga 6. Keyakinan pribadi

Referensi

Dokumen terkait