- - - - -
- - - -
- - - - --
-Pikiran
Rakyat
.
Selasa0
Rabu0
Kamis0
Jumat4 5 6 7 8 9 10 11
20 21 22 23 24 25 26
o
Mar OApr OMei OJun OJul 0 Agso
Sabtu
0
Mlnggu
12 13 14 15 16
27 28 29 30 31
OSep .Old ONov ODes
Performa
SBY
Oleh GUN GUN HERYANTO
sources), posisi SBYdi awal pe-riode kedua ini sungguh kuat. Hal ini bisa kita simak dari berbagai indikator. Pertama, dia telah mengantongi kekua-saan yang sah(legitimate
pow-er) sebagai produk dari pemilu presiden langsung. Dengan modal kemenangan melalui pemilu satu putaran, menjadi sinyal kuat bahwa rakyat masih memberikan kepercayaan kepada SBY.
Kedua, SBY akan ditopang oleh kekuatan besar di DPR. Perkembangan terakhir, lima pimpinan partai politik dad PKS, PPP, PAN, Partai Demo-krat, dan PKB, resmi menan-datangani kontrak politik untuk mendukung pemerintahan SBY. Partai Golkar juga sudah secara resmi menyatakan berkoalisi dengan pemerintahan SBY. Dengan demikian, langkah SBY ke depan menjadi ringan kare-na 423 suara di DPR akan bera-da di belakangnya. Jika pun PDIP, Gerindra, dan Hanura menyatu dalam barisan oposisi, mereka hanya 137 suara. Ironis-nya lagi, mereka yang berpoten-si menjadi barisan opoberpoten-siberpoten-si pun kian menunjukkan orientasi akomodasi politik dan belum menjadi kekuatan oposisi yang konsolidatif.
Ketiga, SBY didukung oleh barisan teknokrat terutama bidang ekonomi yang tentunya dipimpin oleh Boediono. Situa-si matahari kembar di pemerin-tahan seperti pemah dialami saat SBYbersanding dengan JK Sumber daya politik tak akan dialaminya lagi. Dilihat dari perspektif sum- Bahkan, di b~berapa peristiwa, ber d~ya politik (political
- - ---
re- tampak---~ ----
policy JK lebihdomi-S
ISI lain yang menarik
kita perbincangkan di
luar hiruk-pikuk
pem-bentukan kabinet baru adalah
sosok SBYsendiri, terkait
de-ngan performa
(performance)
pemerintahannya ke depan.
Pelantikan presiden dan wakil
presiden pada 20 Oktober,
menjadi penanda paling nyata
bahwa Indonesia kini secara
faktual maupun legal telah
memiliki kembali pemimpin
nasional. Inilah produk dari
suatu mekanisme demokrasi
prosedural yang disepakatidan
beIjalan di negeri ini. SBYkini
tampak lebih
percayadiri,kare-na memilikisumber daya
poli-tik yang jauh lebih memadai.
Inilah momentum politik SBY
jilid dua yang
sekaligusmenja-di pembuktian apakah SBY
mampu mencatatkan dirinya
sebagaipresidenyangsuksesdi
republik ini.
Kllplng
Hum as
Un pod
2009
nan.
Sementara
Boediono
adalah ekonom yang memiliki
pengalaman dalam mendesain
kebijakan ekonomi, bidang
yang Ihemang menjadi
kebu-tuhan sekaligus titik lemah
SBY.Hal ini bisa terlihat dari
tugas pertama yang diberikan
SBYkepada Boediono, yakni
menyusun program 100 hari
pemerintahannya.
Boediono
dan teknokrat lainnya dalam
pemerintahan ke depan tentu
akan menjadi kekuatan politik
tersendiri bagi SBY.
Keempat, dukungan
dan
pengakuan luar negeri
teruta-ma'AS yang memadai. Nyaris
tak ada resistensi
negara-ne-gara lain, terhadap sosok dan
kiprah SBYsetelah terpilih
se-bagai presiden untuk periode
ke dua. Bahkan, Obama dalam
kapasitasnya sebagai Presiden
AS telah memberi selamat
kepada SBY,jauh-jauh hari
se-belum pengumuman
resmi
KPU. Ini menjadi sinyal kuat,
SBYditerima AS dan juga
ko-munitas intemasional
pada
umumnya.
Citra clan agenda
Dalam menjaga performa
tentu saja terkait dengan dua
aspek yang tak bisa
dipi-sahkan, yakni citra dan agenda
keIja. Citra terkait dengan cara
pan dang masyarakat atas
so-sok SBYdengan segala macam
atributnya, sementara agenda
. terkait dengan program keIja
nyata SBYke depan.
Paca-nowsky dan O'Donnell dalam
Communication and
Organi-zational Culture
(1982),
men-detinisikan performa sebagai
metafora yang
menggambar-kan proses simbolik dari
pe-mahaman akan perilaku
ma----~...
- -.-nusia dalam organisasi. Becermin pada periode pe-merintahannya yang pertama, kita melihat kecenderungan ci-tra SBY yang dari tahun ke tahun menUI1IQ.Meskipun, un-tuk persoalan elektabilitas, SBY tetap unggul dibandingkan de-ngan kandidat lain yang ber-tarung di Pemilu 2009. Memin-jam Data dari hasil riset Lemba-ga Survey Indonesia (LSI), pada 2004 atau awal-awal pemerin-tahannya, persentase kepuasan publik atas duet SBY-JK itu 80 persen. Dua tahun kemudian, kepuasan masyarakat atas ki-nerja presiden masih 61>Ai, se-mentara untuk JK 62 %. Mema-suki tahun ketiga, popularitas SBY menurun lagi tepatnya 49,7% sementaraJK46,9%. Di penghujung pemerintahannya, SBYterbantu dengan proses pe-masaran politik yang sangat in-tensif oleh dirinya sendiri, tim sukses, dan konsultan kampa-nye, hingga popularitasnya kembali meningkat dan meme-nangi pemilu.
Hal lain yang menentukan performa SBY ke depan me-nyangkut agenda 'kerja. Terda-pat sejumlah masalah krusial
, yang mesti diprioritaskan SBY. Pertama, masalah kemiskinan. Menurut Data BPS Maret 2008, angka kemiskinan In-donesia mencapai 35jutajiwa atau 15,4%. SBY-Boediono ten-tunya harus memiliki formula yang tepat agar 35 juta jiwa ta-di dapat hidup layak.
Kedua, persoalan akut me-nyangkut pengangguran. Data BPS menunjukkan jumlah pen-duduk yang mengganggur di Indonesia pada 2008 adalah 8,4%. Ini berarti ada sekitar ..:e~bil~Ma "p!:ng~
Ketiga, harus menunjukkan kepada publik bahwa program-program SBY tidaklah identik dengan neoliberal yang selama ini dialamatkan kepada mereka. Tiga program pokok ekonomi neolib yakni privatisasi BUMN, liberalisasi di berbagai sektor penting, dan menggantungkan pembangunan pada utang luar negeri harus dijawab melalui berbagai kebijakan nyata.
Keempat, memprioritaskan penanganan kasus HAM, kasus korupsi, dan reformasi biro-krasi. Selamat bekerja
SBY-Boediono!***
Penulis,
Direktur Eksekutif
The
PoliticalLiteracy Institute
dan Kandidat Doktor