Pikiran
Rakyat
o
Selasa
0
Rabu
456 7
20 21 22
o
Mar OApr .Meio Kamis .
JlJmat
8
9
10
11
23
24
25
26
OJun
OJul
0 Ags
o Sabtu () Minggu
12
13
14
@
1627
28
29
30
31
o
Sep OOkt
0 Nav 0 Des_
Dilema SHY
Oleh DEDE MARIANA
H
AMPIR dua minggu
terakhir pemberitaan
media cetak dan
elek-tronik diramaikan wacana dan
teka-teki soal siapa yang akan di-pilih SBYuntuk mendampingi-nya sebagai calon wakil presiden (cawapres) di dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Pre-siden (Pilpres) Juli 2009. Berba-gai analisis dan spekulasi ber-munculan ikhwal figur cawapres yang paling mendekati lima kri-teria yang diajukan SBYbebera-pa waktu yang lalu. Di samping lima kriteria, ada tambahan
pra-syarat lainnya, yakni memiliki antara Partai Demokrat dan
chemistry yang bagus, yang bisa PKS, PAN, dan PKB. Hal wajar, membllat nyaman bekerja di da- bila ketiga parpol mitra koalisi lam menjalankan pemerintahan PD berharap ada kademya jadi lima tahun ke depan. Siapa cawapres mendampingi SBY. orang nya dan dari mana orang Ada dua nama yang dil}ominasi-itu berasal, Partai Demokrat me- kan, yakni Hidayat Nur Wahid nyerahkan sepenuhnya kepada dari PKS dan Hatta Rajasa dari SBY untuk memlltuskannya PAN. Namun, wajar pula bila meski secara formal partai juga SBYmemiliki penilaian subjektif membentuk tim. terhadap calon-calon yang diaju-Sebagai antisipasi diperlukan- kan parpol mitra koalisi, misal-nya dukungan DPR di dalam nya menyangkut kemungkinan pembuatan dan implementasi konflik kepentingan dan ke-kebijakan pemerintah pascape- mungkinan kecemburuan antar-milu presiden, seandainya pa- parpol mitra koalisi seandainya sangan SBYmemenangi pilpres, dipilih salah satu dari calon yang digalanglah upaya mengusung diajukan.
pasangan SBY oleh beberapa Kekhawatiran tersebut seha-partai politik yang dianggap da- rusnya tidak perlu terjadi, sean-pat bekerja sama di DPR dan di dainya SBYdan timnya secara dalam kabinet yang akan diben- terbuka kepada publik dan par-tuk kelak. Langkah inilah sejati- pol mitra koalisi. Misalnya, ar-nya yang mengundang anaIisis gumen bahwa pemerintahan dan spekulasi tentang siapa ca- yang ingin dibangun pascapil-wapres yang paling cocok ~uai pres adalah sistem presidensiaI kriteria untuk mendampingi yang kuat, namun dikontrol SBY seandainya diambil dari DPR secara berimbang (check partai politik. and balances). Sayang argumen
_ Merebaklah. wa.?!l~_k2~s~ ini ti,?ak terlalu mengemuka
ke-Kllplng
Humos
Unpad
2009
--
-
---pada publik dari---pada soal bagi-bagi kekuasaan antarparpol pengusung.
Spekulasi kemungkinan SBY memilih figur nonparpol sebagai cawapres akhimya mengemuka. Dari sejumlah nama yang dise-bilt, mengerucut kepada Boedio-no, yang saat ini menjabat Gu-Demur Bank Indonesia. Boedio-no dianggap figur netral dari ka-langan teknokrat. Lagi-Iagi spe-kulasi dan analisis latar belakang dipilihnya Boediono, tampaknya lebih kepada pertimbangan ke-nyamanan bekerja karena dapat bebas dari conflict of interest, kemampuan koordinasi dalam menjalankan pemerintahan, dan kemungkinan efektivitas peme-rintahan pascapilpres:
Dalam konteks ini, SBY se-bagai figur dianggap menjadi faktor penentu utama di luar tawaran program dan mesin politik. Tentu sikap ini harus diwaspadai karena opini belum tentu sesuai dengan fakta pil-pres nanti. Memang fakta ob-jektifnya, elite politik di luar
SBYtelah gagaI di daIam meni-lai berbagai kelemahan
incum-bent untuk meningkatkan ci-tra mereka dan akhimya me-mengaruhi pilihan politik di dalam pilpres nanti. Misalnya, bahwa fakta kondisi ekonomi rata-rata rumah tangga masya-rakat yang relatif memburuk, langkanya lapangan kerja, dan gelombang pemutusan hu-bungan kerja akhir-akhir ini sebenamya akibat buruknya kinerja pemerintahan yang se-dang berjalan.
Sebaliknya, kubu SBY dan Partai Demokrat, tampaknya dapat meminimalkan kekurang-an pemerintahkekurang-annya dan me-maksimalkan capaian
kinerja-- kinerja--
-
--nya yang pas-pasan tersebut de-ngan bantuan konsultan media di dalam pencitraan kepada publik. Inkonsistensi publik pe-milih dan keterbatasan akses publik terhadap berbagai infor-masi yang sebenarnya tentang kineIja pemerintahan incum-bent merupakan faktor lain yang membantu peneitraan SBY jadi lebih baik.
Tentu kelemahan-kelemahan kineIja pemerintahan saat ini, sebenarnya, masih dapat didala-mi para penantang SBY. Pa-sangan Jusuf Kalla-Wiranto yang sudah lebih dahulu men-deklarasikan sebagai pasangan
capres-cawapres
.masih ada
waktu untuk melakukan upaya-upaya maksimalisasi informasi kepada publik tentang kineIja pemerintahan SBY. '
Memang bagi pemilih kritis berbasis ideologi, terutama ide-ologi ekonomi neoliberal, memi-lih JK-Wiranto atau SBY-Boe-diono adalah sarna saja. Tinggal pilihannya, mana di antara ke-duanya yang bisa memberi manfaat lebih besar bagi kemak-muran rakyat. Misalnya, komit-men pemberantasan!9(N, pe-nyelesaian utang luar negeri, strategi pengelolaan BUMN yang lebihbaik, dan berorienta-si kepada kepentirigan pereko-nomian nasional, serta skema-skema program ekonomi bagi pelaku usaha keeil dan mene-ngah. Muneulnya pasangan ca-pres/cawapres lain, umpamanya Megawati-Prabowo, bisajadi al-ternatiflain.
Deklarasi Partai Demokrat tentang pasangan capres/cawa-pres yang akan diusungnya akan dilakukan Jumat (Isis) ini di Bandung. Siapa pun akhirnya yang dipilih SBY,Boediono, Hi-
- --
---dayat Nurwahid, ataukah Hatta Rajasa, paling tidak keduanya harns bersiap-siap menjadi ne-garawan yang tidak lagi hanya memikirkan kepentingan partai politiknya masing-masing, na-mun lebih mementingkan dan memikirkan bangsa secara kese-luruhan dan mampu memberi harapan kepada publik bahwa kehadiran mereka seandainya terpiIih benar-benar dapat memberi harapan tereiptanya kehidupan bangsa lebih baik.
Semoga.***