PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEN6ANGGARAN (SP4) PADA IKIP
BANDUNG
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis IKIP Bandung untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Program
Pasca Sarjana (S2) dalam Bidang Sludi Administrasi Pendidikan
O 1 e h :
PUPUNG UMAR HASAN
No. Pokok : 405/A/XV1-8
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PBNDIDIKAN
Prof. Dr. Achmad Sanusi, SH MPA Pembimbing I
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
f e w
4?
Ha laman
KATA PENGANTAR i
UCAPAN SYUKUR DAN PENGHARGAAN iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vi*i
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan 5
1. Latar Belakang Masalah 5
2. Identifikasi Masalah 15
3. Rumusan Masalah 2k
B. Tujuan dan Pentingnya Penelitian
26
1. Tujuan 26
2. Pentingnya Penelitian 27
C. Paradigma Penelitian 27
D. Lokasi Penelitian 28
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teoritik/Konsep-konsep Sehubungan
Dengan Permasalahan
Kepentingan Studi dan Evaluasi 31
1. Konsep SPlf 35
2. Konsep Sistem
^
3. Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pen
didikan 67
k, Manajemen Perencanaan 72
5. Penerapan Sistem dalam Manajemen SPk . %
B. Kesimpulan Studi Kepustakaan Sehubungan
dengan Permasalahan 97
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Asumsi-Asumsi Yang Digunakan 99
B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan
Data 100
C. Populasi Penelitian 10*+
D. Prosedur Pengumpulan Data 106
E. Kriteria Pengukuran 109
BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Proses Penyusunan SPk 11^
2. Pelaksanaan SPk 117
3. Pengelolaan Dana SPJ+ 119
If. Pengawasan SPlf 121
5. Pertanggungjawaban SPk 122
BAB V DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Diskusi 125
B. Kesimpulan 136
C. Rekomendasi 139
DAFTAR KEPUSTAKAAN 143
ABSTRAKSI 1Z+7
CURRICULUM VITAE 150
Halaman
Tabel 1 : Kaitan antara Konsep Manajemen, Perenca
naan dan Manajemen Perencanaan 77
[image:6.595.157.439.285.558.2]Tabel 2 : Managing The Planning Process 78
Tabel 3 : PERT-CPM Comparison 9k
Tabel k : Rincian UP dan DIP Berdasarkan KPU Tahun
1984/1985 118
Gambar 1 : Paradigma Proses Implementasi SPk dalam SPT atau dalam SPk YDK
Ha la man
, 16 19 19 29 30 48 52 60 63 81 86 98 108 Gambar 2 Gambar 3 Gambar k Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13
: Siklus SPk •
: Kegiatan Pejabat/Lembaga yang terlibat
SPk
Paradigma Studi Evaluatif Manajemen SPk Perkembangan Perluasan Lahan Kampus .... Tahapan-tahapan Rekayasa Sistem
Ragam Jenis Sistem Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan Menggunakan
Anali-sis Keputusan
: Desain Manajemen Perencanaan Strategik . : Penataan Manajemen Perencanaan
Operasi-onal t
: Hubungan Konsep/teori dengan Permasala
han
: Paradigma Alur Penelitian
Menjelang dekade terakhir abad ke XX, dunia ini
ditandai oleh berbagai perubahan besar. Dunia sekarang ini berada di tengah-tengah munculnya kemajuan-kemajuan,
seperti robotisasi, sistem informasi, sistem komunikasi, sistem transportasi, sistem komputerisasi sampai sistem
perang bintang.
Kemajuan-kemajuan itu demikian pesat, sehingga membawa banyak perubahan besar. Hal itu terjadi, karena
perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan dan
perkemba-ngan itu membawa akibat yang sangat luas, sehingga
dam-paknya mempengaruhi sistem nilai dan pola-pola hidup dan
kehidupan, hampir pada setiap individu, keluarga, masya-rakat, bangsa dan negara. Pengaruhnya membawa dampak pu
la pada berbagai segi tata-cara kehidupan ekonomi,
poli-tik, sosial dan budaya. Dengan timbulnya berbagai peru bahan, yang raencakup segi sedemikian luas dan kompleks,
menjadi banyak hal yang baru dan asing, sehingga muncul
sebutan istilah modern.
Proses modernisasi berjalan terus di mana-mana, i-ni terjadi di berbagai belahan bumi, dan merupakan
feno-mena yang universal. Manusia ataupun bangsa-bangsa di
dunia pada zaman sekarang ini dihadapkan pada keharusan
menentukan sikap hidup di dalam kancah kehidupan dunia
Pembangunan Indonesia pada hakekatnya adalah
mem-bangun manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Salah
satu faktor penting ialah pembangunan di bidang pendidik an. Di dalam pendidikan itu terdapat istilah-istilah pen
didikan informal, pendidikan nonformal dan pendidikan
formal. Pendidikan informal seperti terdapat di
rumah-rumah dalam keluarga. Pendidikan nonformal dan formal
bentuknya berbagai jenis dan jenjang, dalam kursus-kursus
dan sekolah-sekolah. Jenis-jenis pendidikan nonformal
dan formal bersifat umum dan kejuruan atau
keterampil-an. Jenjang pendidikan formal ialah dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Dari jenjang - jenjang pendidikan ini yang menjadi fokus perhatian adalah pada
pendidikan tinggi. Karena pada pendidikan tinggi inilah
yang menjadi pusat tumpuan dan harapan munculnya
kemaju-an dkemaju-an modernisasi melalui pengembkemaju-angkemaju-an ilmu dkemaju-an
tekno-logi.
Pendidikan adalah aerupakan hakekat manusia. Manu
sia adalah produk daripada proses pendidikan. Bagi bang
sa Indonesia, pendidikan merupakan usaha sadar mempenga
ruhi pengembangan dan pembentukan manusia modern, menge
nai perubahan-perubahan nilai dan sikap, yang berdasarkan
pada budaya bangsa, aspirasi atau cita-cita masyarakat,
dern, seperti yang disebut di atas itu menjadi idaman dan tujuan utama pembangunan pendidikan di Indonesia, yang pa da dasarnya pendidikan itu menjadi tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan manusia Indonesia modern memerlukan kri-teria. Usaha menemukan kriteria harus kembali pada
sumber-nya, ialah yang tercantum dalam GBHN. Penjabarannya dalam Pelita dan dengan berbagai cara serta metoda pelaksanaan-nya. Sebagai realisasinya berlangsung pada operasional pro gram dan kurikulum. Kriteria yang dimaksud ialah yang me-menuhi ciri-ciri ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ke-cerdasan, kepribadian, keterampilan, berdemokrasi, cinta tanah air, rasa tanggungjawab, lebih dapat menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan yang positif
dan meninggalkan hal-hal yang negatif, lebih mampu mengu-tarakan pendapat dengan substansi yang benar dengan cara yang baik, berorientasi ke masa depan yang lebih baik,
ke-sadaran akan makna dan waktu, organisasi, teknologi dan ilmu pengetahuan.
Gambaran di atas menunjukkan kompleksitas dunia pen
didikan dan bertumpu pada keterkaitan berbagai unsur yang
harus terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan, membentuk
jang cita-cita pembangunan Indonesia. Di dalam konteks i-ni arti perguruan tinggi menjadi penting. Lembaga ini diharapkan dapat menciptakan para ilmuwan yang
berkepriba-dian, memiliki sikap hidup dalam kehidupan dan
berkembang-nya ilmu dan teknologi, yang pada giliranberkembang-nya menjadi
pe-nunjang dalam memacu dinamika kemajuan bagi proses
moder-nisasi. Hal ini mengingat fenomena, bahwa yang mendasari
perubahan-perubahan besar sekarang ini, pada waktu
menje-lang berakhirnya abad ke XX, terutama adalah ilmu dan tek
nologi. Demikian tugas besar yang diemban lembaga pendidi
kan tinggi merupakan komponen pembangunan, yang harus
i-kut serta mempersiapkan kondisi tinggal landas.
Berdasarkan garabaran tersebut, perguruan tinggi se
bagai lembaga pendidikan formal pada peringkat tertinggi,
harus membenahi diri agar dapat mewujudkan harapan dan
menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang bisa diandalkan. Un
tuk itu ia harus menjalin fungsi-fungsi manajemen, serta memadukan unsur-unsurnya dan melakukan kegiatan-kegiatan terhadap program-program utama. Dalam konteks itulah per guruan tinggi perlu menata penanganan manajemen, dalam
hal ini manajemen sistem perencanaan, penyusunan program
dan penganggaran (SP4), yang telah tertuang dalam pola
Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi (KDPPT)
terletak pada tingkat kemampuan mengimplementasikan mana
jemen SP4, secara efisien dan efektif, yang khusus menja
di kasus yang menarik untuk dijadikan penelitian.
A. Permasalahan
1. Latar Belakang Masalah
Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang melaksanakan
pendidikan tinggi formal, raerupakan salah satu sub sistem
pendidikan, yang menempati posisi penting dalam pembangu
nan bangsa dan negara Indonesia. Peranan penting yang
di-embannya dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan. Per
guruan Tinggi dapat dilihat sebagai lembaga
pendidikan
tinggi bagi investasi sumber daya manusia, yang karyanya
kelak akan menunjang dinamisasi kemajuan proses
moderni-sasi untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pandangan ini
menjanjikan harapan, bahwa lembaga pendidikan tinggi,
a-kan berperan menghasila-kan tenaga-tenaga yang cerdas,
ung-gul, ampuh dan berkualitas akademik, yang pada gilirannya mampu menghadapi perubahan-perubahan yang berkembang ser
ta turut menyertai masyarakat menyongsong masa depan yang dinamis dan lebih baik. Sehingga akhirnya dapat meningkat kan kesejahteraan individu, keluarga, masyarakat dan ne
gara.
Perguruan Tinggi adalah wadah tempat mengasuh dan
tanggungjawab yang dipikulnya, yang bersifat ilmiah dan
profesional.
Sisi lain dapat dilihat dari pandangan bahwa pergu ruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi mempunyai peranan dan fungsi penting, mengembangkan ilmu, teori, pe-ngetahuan dan menemukan hal-hal yang baru. Pandangan ini menaruh harapan pada perguruan tinggi menjadi pusat pe
ngembangan ilmu dan teknologi serta budaya. Dengan perka-taan lain perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan ting
gi menjadi tumpuan harapan mendinamisasikan masyarakat dan
menjadi pelopor dalam pengembangan penemuan-penemuan baru
dan merealisasikan hasilnya guna kesejahteraan umat manu
sia.
Pandangan lain melihat pendidikan tinggi itu dapat berperan bahwa, ia mengemban tugas mengembangkan budaya dan moralitas umat. Banyak umat manusia di berbagai tempat belahan dunia dilanda gejolak hidup dan kehidupan yang ti dak menentu, serta berkelanjutan menjurus pada hal-hal yang tidak etis. Keberadaan negara maju di tengah - tengah
banyak bangsa yang merana, sehingga menimbulkan berbagai
penderitaan dan kelaparan, disamping itu perang tidak
res-mi berkepanjangan dengan menggunakan berbagai alat
persen-jataan, yang memerosotkan peradaban. Banyak kontradiksi
rain dan pelajaran, sekaligus tantangan untuk tidak
surut
mundur ke belakang, melainkan terus maju memantapkan diri
dengan kerangka dasar tinggal landas, dalam proses
moder-nisasi bangsa yang sedang membangun, yang pada gilirannya
lebih berjaya dan turut serta mewujudkan perdamaian dunia.
Dalam hal itu pendidikan tinggi menjadi katalisator
dan dinamisator, yang harus mampu mengantarkan perjalanan
masyarakat sekarang ke kehidupan masa depan yang lebih ba
ik. Dapat meneruslanjutkan arahan modernises! lebih mantap,
yang bagi
bangsa Indonesia terbangunnya
masyarakat
yang patriotik, cerdas dan sejahtera.
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa pendidikan
tinggi mempunyai fungsi ganda, yakni memberikan pengajaran,
pelatihan dan pendidikan, serta menemukan hal-hal baru da
ripada hasil penelitian, pengembangan ilmu, teknologi
dan
budaya dengan memberikan sumbangan berupa pengabdian kepa
da masyarakat sejalan dengan kemajuan modernisasi zaman.
Tampak fungsi pendidikan tinggi dalam pembangunan bangsa,
posisinya sangat penting. Berbagai aspek meluas kaitannya
dalam lembaga pendidikan tinggi. Dimensi administrasi pen
didikan membuka cakupannya, ia memadukan fungsi-fungsi dan
unsur-unsur dalam manajemen bagi pengembangan dan pembang
unan. Dengan perkataan lain pengelolaan pendidikan
tinggi
pe-ngawasan dipadukan dengan unsur-unsur manusia, fasilitas/
sarana dan dana, demikian pula dengan alam budaya.
Semua itu menunjukkan gambaran perguruan tinggi se
bagai lembaga pendidikan tinggi formal, perlu penanganan
yang seksama, pembinaan yang terarah, sistematis dan
ber-kelanjutan. Untuk itu perlu melakukan penanganan dengan cara pendekatan sistem, oleh karena itu pula perlu
pema-haman dan penguasaan berbagai konsep dan operasionalisasi
secara profesional. Hal ini sehubungan dengan berbagai
kegiatan program-program lembaga dengan sasaran dan tuju
an yang telah ditetapkan. Pembangunan pendidikan yang ba
ik adalah yang memenuhi kriteria sesuai dengan TAP MPR/
GBHN, yang dijabarkan dalam pelita, antara lain yaitu
se-perti yang dikemukakan oleh Tilaar (1970:53): "Jadi, pen
didikan yang baik dapat dirumuskan sebagai suatu sistem
pendidikan yang mempunyai keseimbangan antara aspek
kua-litas dan kuantitas". Tentu rumusan itu cukup padat, ka rena didalamnya tersirat hal-hal yang menyangkut produk-tivitas pendidikan. Upaya untuk mencapai produktivitas pendidikan adalah hal yang tidak berdiri sendiri, ia mem
punyai interelasi dengan banyak faktor dan variabel, kai
tan produktivitas erat dengan organisasi, proses dan
in-dividu pelaksana. Produktivitas adalah kombinasi
efisien-si dan efektivitas. Efiefisien-sienefisien-si adalah sebagai proses,
men-cakup unsur-unsur kegairahan, semangat, kepercayaan diri,
hasil yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat lu
as, penempatan kerja, dan pendapatannya yang layak. Menge
nai efektivitas menunjukkan keberhasilan. Faktor lain yang turut berpengaruh ialah pengawasan. Pengawasan sangat mem
pengaruhi produktivitas, sehingga dampaknya akan nampak pa
da proses dan hasilnya. Pengawasan adalah mencakup berbagai
hal mengenai edukatif, personil dan materiil. Pelaksanaan pengawasan dalam bentuk supervisi, inspeksi dan kontrol dalam rangka pembinaan, pengembangan dan peningkatan pro duktivitas pendidikan. Pengelolaan tidak lepas daripada
pertanggungjawaban. Hal itu semua menyangkut permasalahan
yang erat kaitannya dengan implementasi manajemen. Dalam
hal ini yang dimaksud manajemen SP4 pada IKIP Bandung. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, M. Makagiansar
dalam Memorandum Akhir Jabatannya, mengingatkan para
peja-bat dan pengelola pendidikan pada KDPPT dengan
mengemukakan perlunya konsepkonsep utama yang jelas. Ditunjukmengemukakan -nya bahwa konsep dasar itu memerlukan filsafat yang kon-krit dan pengembangan program-program yang jelas. Maka de ngan demikian, kedua unsur itu, yakni filsafat dan program memberi kemungkinan pelaksanaan tugas-tugas pokok yang ba
ik.
Kedudukan dan tugas perguruan tinggi sebagai lemba
za-man dalam proses modernisasi yang melanda dunia, khusus
bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun, maka perguru an tinggi harus bergerak dinamis dalam proses modernisasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi M. Makagiansar (1980 : 10) mengingatkan pada pidato Menteri Pendidikan dan
Kebu-dayaan sebagai berikut :
Pendidikan Tinggi harus dapat menghubungkan keadaan
sekarang dan masa depan, harus dapat mengusahakan
di-temukannya arah modernisasi yang dituju, yaitu menuju
kepada pembangunan masyarakat dikemudian hari. Jelas-lah bahwa fungsi pendidikan tinggi tidaklah terletak dalam hanya memberi pengajaran, akan tetapi dalam
hal-hal baru yang kiranya dapat memberi sumbangan nyata kepada pengarahan azas modernisasi.
Dalam posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Syarif Thayeb mengemukakan di depan Rapat Kerja tahunan an
tara Direktorat Jenderal dan para Rektor Uhiversitas/Insti-tut Negeri bulan Februari 1975, yang kemudian inti
pidato-nya itu dikukuhkan pada bulan Juli 1975, dengan Surat Ke
putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0140/U/1975,
tentang Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi (KDPPT), yang isinya seperti tersebut di atas.
Pengarahan pelaksanaan yang ditetapkan KDPPT
ter-cantum dalam Memorandum Akhir Jabatan M. Makagiansar (1980 :30) mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Penjiwaan atau penghayatan tugas pendidikan tinggi.
2. Kedudukan pendidikan tinggi sebagai lembaga masya
rakat .
3. Cara-cara pelaksanaan pendidikan tinggi. 4. Keharusan berpartisipasi dalam pengembangan. 5. Mencapai tujuan pendidikan.
pengara-nan bagi pegangan untuk perencanaan dan pelaksanaan pengem
bangan dan pembangunan perguruan tinggi. Menyinggung
hal-hal yang mencakup perguruan tinggi, adalah meliputi
naung-an terhadap struktur kelembaganaung-an pendidiknaung-an tinggi
nasio-nal dan formal, sebagai suatu sistem baik lembaga pendidi
kan tinggi negeri maupun swasta harus berlindung dalam sa
tu pola yang sama. Upaya-upaya seperti tercantum dalam Me
morandum Akhir Jabatan Direktur Jenderal, M. Makagiansar (1980:30) sebagai berikut :
1. Pengembangan Ianjut dari pemantapan peranan lem baga perguruan tinggi sebagai suatu sarana nasi-onal (Natinasi-onal Instrument) yang menjamin pemben-tukan manusia seutuhnya serta tercapainya secara efektif persatuan bangsa dan negara.
2. Konsolidasi lembaga pendidikan tinggi secara re gional di dalam daerah-daerah tertentu yang
mem-punyai potensi untuk menjadi pusat-pusat
pemba
ngunan dalam rangka pengembangan
wilayah
untuk
kepentingan nasional.
3. Pembinaan sistem pendidikan tinggi yang memung-kinkan kerjasama yang luas dan intensif antara berbagai lembaga pendidikan tinggi sebagai unsur unsur sistem yang saling berkaitan dan saling
mengisi.
Unsur-unsur pokok dalam butir-butir itu menandai
ka-idah-kaidah, yang merupakan ciri-ciri bagi lembaga pendidi
kan tinggi melaksanakan missi dengan arahan yang harus
di-tuju, nampak jelas diwarnai makna konsep
manajemen. Seba
gai contoh mengenai implementasi manajecen dalam
Memoran
dum Akhir Jabatan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ,
M. Makagiansar (1980:15), tentang evaluasi pendidikan ting
gi pada tahun 1975, yang hasilnya diungkapkan sebagai
1. Adanya ketidakseimbangan yang beear/menyolok an
tara lembaga-lembaga pendidikan tinggi kita, ba ik ditinjau dari segi potensi, hasil usaha
ma-pun peminat (permintaan masuk calon mahasiswa).
2. Produktivitas yang sudah atau kekuranglancaran
pendidikan.
3. Komposisi dan struktur pembidangan ilmu yang ku-rang meyakinkan, terutama untuk perkembangan ke
depan.
Zf. Menghadapi permintaan masuk yang besar.
5. Kemampuan yang sangat terbatas untuk tumbuh
(ber-kembang) melalui kekuatan sendiri.
6. Belum adanya ketenangan yang mantap dikalangan masyarakat belajar.
Butir-butir tersebut merupakan hasil penelaahan
a-tau evaluasi yang dilakukan dalam rapat tersebut. Bukan bermaksud untuk membicarakan isinya, namun dalam melihat
pokok-pokok masalahnya, nampak kumpulan butir-butir itu
rae-nunjukkan adanya unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pe
ngawasan atau evaluasi serta pertanggungjawaban. Dangan
ka-ta lain , hal itu berarti mengungkapkan penilaian terhadap
operasional manajemen yang sudah berjalan.
Dengan melakukan evaluasi, kita dapat melihat perma
salahan dalam pendidikan. Kemudian muncul upaya yang harus dilakukan untuk mengadakan perubahan atau perbaikan berupa "adjusment" dan "re-adjusment", atau "re-planning" dan se-teru8nya, yang pada gilirannya perlu didorong dengan mem
beri kemungkinan untuk mampu dan berani berinovasi. Yang jelas dalam hal ini, bahwa program dan penyusunan strategi
dalam melaksanakan manajemen pengembangan dan pembangunan
pendidikan tinggi sangat penting.
memegang tanggung jawab dalam kemajuan ilmu dan teknologi,
yang realisasinya dihadapkan pada keharusan melakukan
pe-ngelolaan yang terarah, sistematis, menyeluruh dan kontinu.
Usaha tersebut perlu didukung oleh konsep manajemen
mela-lui suatu model dengan pendekatan sistem. Pelaksanaan rea-lisasi pendidikan tinggi seperti diharapkan dapat
mewujud-kan produktivitas, dan relevans dengan program pendidimewujud-kan.
Dengan demikian pelaksanaan kegiatan program memerlukan ma
najemen perencanaan. Penampilan manajemen perencanaan da
lam arti luas dapat terjadi khusus di dalam unit perencana
an, tetapi juga terjadi di dalam semua unit suatu
orga-sasi.
Pelaksanaan KDPPT yang dikemukakan Dirjen Pendidik
an Tinggi di dalam Rapat Kerja Rektor Uhiversitas/Institut
Negeri seluruh Indonesia pada tanggal 17 Februari 1975
di
Jakarta ditawarkan acuan implementasi konsep operasional
"Planning, Programming, Budgeting System" (PPBS) untuk di
jadikan model pengelolaan Perguruan Tinggi di
Indonesia.
Akhirnya rapat itu raenetapkan sebagai keputusan dari pada
kesepakatan bersama, mensyahkan PPBS menjadi model dan se
cara bertahap gagasan itu diimplementasikan di Perguruan
Tinggi seluruh Indonesia, dan berkembang apa yang sekarang
disebut SP4.
Penerapan SP4 secara penuh telah diimplementasikan
dalam pengelolaan Perguruan Tinggi Negeri di seluruh
In
melaksanakan pengembangan dan pembangunan, yang
pengelola-annya menggunakan cara SP4, sesuai dengan kesepakatan
ber-sama dan ketentuan yang berlaku serta mengakomodasikan
po-la KDPPT.
Berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan pengelo
laan telah dilakukan guna peningkatan efisiensi dan efek
tivitas dalam rangka mencapai produktivitas pendidikan.
Berbagai kebijaksanaan,baik berdasarkan kebijaksanaan
na-sional
maupun institusional dengan mempertimbangkan
dan
memperhatikan berbagai perkembangan dan kemajuan IKIP Ban
dung sendiri, telah disusun Usulan Anggaran Rutin (UAR) dan
Proyeksi Anggaran Rutin (PAR) tiap tahun.
Berbagai macam masalah dan hambatan dicoba-pecahkan
dengan harapan memberi dampak positif guna peningkatan
ke-berhasilan mencapai tujuan dan sasaran. Pelaksanaan SP4 di
IKIP Bandung memadukan fungsi-fungsi manajemen dan
unsur-unsurnya dengan kegiatan gagasan-gagasan KPU. Adapun
gaga-san-gagasan KPU yang tercantum dalam Memo Rektor IKIP Ban
dung, ialah mengenai : Peningkatan produktivitas pendidik
an, Peningkatan daya tampung, Pendayagunaan potensi
pene
litian, Peningkatan kepekaan sosial melalui pengabdlan ke
pada masyarakat, Bidang kemahasiswaan, Kemampuan untuk ber
kembang, dan Kerumahtanggaan.
Berbagai upaya pengembangan dan pembinaan pendidik
an tinggi seperti dikemukakan di atas itu, menunjukkan
telah dilaksanakan di IKIP Bandung. Sejauh mana
implemen-tasi manajemen SP4 itu ? Hal ini merupakan hal yang
mena-rik untuk diteliti.
2. Identifikasi Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah yang
dikemu-kakan di atas, berulangkali disebutkan persoalannya
me-nyangkut manajemen SP4 pada IKIP Bandung. Di bawah ini
di-jelaskan identifikasi masalahnya.
"Sistem Penganggaran Terpadu" (SPT) atau dikenal
dengan istilah SP4 yang dikembangkan (SP4 TDK) telah
di-coba dan diterapkan dalam Penyusunan Anggaran Rutin yang
diproses bersama-sama dengan Penyusunan Anggaran
Pemba
ngunan. Seyogianya demikian dalam penyusunan anggaran,
a-gar terdapat sinkronisasi dan simplikasi pelaksanaan
pe
ngembangan dan pembangunan pada lembaga perguruan
tinggi
sebagai suatu sistem, guna memudahkan pengaturan dan pe
ngawasan dalam pencapaian sasaran, karena kedua
bidang
anggaran itu meminta pertanggungjawaban yang berbeda
dan
terpieah. Hal itu berjalan pada perguruan
tinggi-perguru-an tinggi di seluruh Indonesia, berdasarktinggi-perguru-an ketentutinggi-perguru-an ytinggi-perguru-ang
telah ditetapkan sesuai KDPPT, dan menjadi kesepakatan bersama untuk menggunakan cara pengelolaan perguruan ting
gi di Indonesia dengan model pendekatan SP4. Demikian
ju-ga pengelolaan yang diterapkan pada IKIP Bandung,
gamba-rannya seperti terdapat dalam paradigma gambar-1
berikut
Anggaran Rutin
Anggaran
Pembangunan
Gambar 1
Paradigma Proses Implementasi SP4 dalam
SPT atau dalam SP4 yang dikembangkan
S.P.T.
SBf Yk
Badan
f-Perencanaan
Program
Proyek
Clvitaa
Akademika
Program Pengembangan
dan Pembangun an Pendidikan
Karakter SP4 Unsur SP4
-)[
Tujuan
a. Anggaran Rutin ditujukan untuk penyelenggaraan pendidi
kan, yang berlangsung secara konvensional, berlaku
se-perti biasa. Adapun anggaran pembangunan (DIP) dituju
kan bagi kegiatan pengembangan dan perbaikan sistem
pendidikan.
b. SP4 adalah cara penyusunan perencanaan dan pelaksanaan
program dan penganggaran merupakan suatu model kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan
[image:24.595.51.549.76.740.2]su-atu penyusunan Anggaran Rutin bersama-sama diproses de ngan penyusunan Anggaran Pembangunan.
c. Perencanaan, program dan proyek merupakan penjabaran struktur operasional pelaksanaan, secara hierarkhi dan
terinci dari SP4.
d. Program pengembangan dan pembangunan pendidikan dengan
Anggaran Rutin dan Anggaran Pembangunan, realisasinya menggunakan model yang telah disepakati bersama ialah dengan cara SP4 yang menggunakan SPT atau SP4 YDK.
e. Lembaga serta badan-badannya merupakan
komponen-kompo-nen struktural, yang merupakan wadah dan wahana proses operasional konsep dan realisasi pelaksanaan rencana,
program dan proyek.
f. Civitas akademika adalah para partisipan aktif dan
kre-atif, yang secara integral dan individual turut
mengam-bil bagian dan penuh tanggung jawab.
g. Karakteristik dan unsur-unsur SP4 adalah merupakan kon
sep, wawasan, pedoman, petunjuk-petunjuk, pegangan dan arah dalam proses pengelolaan dan pelaksanaan rencana, program dan proyek guna mencapai tujuan yang telah
di-tetapkan.
h. Tujuan, target dan sasaran merupakan struktur cita-cita yang diharapkan berdasarkan rasional kebutuhan
me-nurut kondisi waktu dan lingkungan.
Keterpaduan operasional dalam proses penyusunan
a. Masalah-masalah yang dihadapi harus dilihat sebagai su
atu keseluruhan yang integral.
b. Penggunaan strategi dan kebijaksanaan yang sama seba
gai satu kesatuan yang utuh.
c. Menetapkan penggunaan data dasar dan unit biaya sama.
d. Penggunaan pola dan metoda pendekatan yang sama, yaitu SP4 dengan UAR, PAR dan Anggaran Pembangunan (DIP).
Sebagai tinjauan umum tentang SP4 di Perguruan Ting
gi di Indonesia mengenai siklus SP4 dan kegiatan para
pe-jabat/lembaga yang terlibat SP4, serta struktur programnya,
gambarannya seperti dikemukakan di bawah ini :
Siklus SP4
SP4 memiliki siklus operasional yang mengatur
urut-an durut-an jadwal kegiaturut-an administrasi pemburut-angunurut-an bagi selu ruh perangkat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sik lus ini telah disesuaikan dengan administrasi pembangunan nasional yang menggunakan DUP dan DIP. Sehingga dengan de
mikian pelaksanaan SP4 sejalan dengan prosedur pelaksanaan
peraturan dan ketentuan siklus administrasi pembangunan
nasional.
Kegiatan-kegiatan yang ada dalam siklus perencanaan
SP4, mempunyai hubungan yang satu dengan lainnya, seperti
Perguruan Tinggi/Kopertis, Direktur dan Konsorsium sampai
ke tingkat Menteri melalui Direktur Jenderal, yang secara
SIKLUS SISTEM PERENCANAAN
PENYUSUNAN PROGRAM DAN PENGANGGARAN
TS TS + 1 IS + 2
pejabat/
LEMBAGA
Penetapan Kebijaksanaan Penetapan Program DUP DIP
MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP OES JAN FEB MRT APR
MENTERI cq DIRJEN . FENGA RAHAN PEREN CANAAN PROGRAM M?K PENE TAPAN PROG RAM ^NE TAP ANGG PE NGE SAH AN DIP 1 1 1 1
i i i .
DIREKTUK DAN KDNSOK -SIUM 1 4 Hiiii
M K 0 KONSEf
MPK i i i i R & K 1 1 1 . SrJ PtRGURU-AN TINGGI / KOPERTIS UP JL ' DIP-KPO K A K R & K OUP
TS « tahun sekarang ,
KPO • Konsep Program Op.railon11 MRO * Memorandum Rencana Operaslonll
UP « Usulan Program
RAK « Review A Kcmentar MDK » Memo Program Koordinatlp
Gambar-3
KEGIATAN PEJABAT/LEMBAGA YANG TERLIBAT SP4
OIP « Daftar Islan Proyek DUP « Oaftar Usulan Proyek
PEJABAT/
LEMBAGA K E G I A T A N
W A K T U
JAN feb|mrt 1
APR meiIjun JUL AGS SEP OKT NOP DES
MENTERI Mensahkan DAFTAR ISIAN PROYEK •1
DIREKTUR JENDERAL
Menyusun PENGARAHAN PERENCANAAN PROGRAM • •I
Menqeluarkan PENGARAHAN PERENCANAAN PROGRAM I
Mem 11j h dan menetapkan PKOGKAM Menetapkan Anggaran
m
Penyempurnaan KONSEP MEMO PROGRAM KOORO. dan
penyesualan MPK
SECRETARIAT
DIREKTUR JkNDERAL
Menglrlmkan MEMO PROGRAM KOOROINATIF JL
Menalrlmkan OAFTAR PROGRAM yq.tlh.dlsetujul 1 Menyusun DAFTAR USULAN PKOYtK - PUSAT
Menglrlmkan D»FTAR USULAN PROYEK KE BAPPENAS • Menglrlmkan SURAT PfcMBbRllAHUAN PLAFOND ANOG. j|
Merevlsl KONSEP DAFTAR ISIAN PROYEK • UlREKTUR/
KONSORblUM
Menyusun KONSEP MEMO PROGRAM KOOROINATIF
J
• Menyusun MEMORANDUM RENCANA OPERAS1UNIL iPtRGURUAN TINGGI '
KOPERTIS
Menyusun KONSEP OAFTAR ISIAN PROYEK
Menglrlmkan KONSEP DAFTAR ISIAN PROYEK 1 Menyusun USULAN PROGRAM
Menyusun KONSEP PROGRAM OPERASIONIL m
MengirlmKan USULAN PROG.dan KUNSEP PHOGR.OPR. Menyusun DAF1AR USULAN PROYEK
[image:27.595.68.522.61.732.2]Urutan kegiatan yang ada pada gambar-2 dan jadwal
kegiatan para pejabat/lembaga pada gambar-3 maka terlihat
aktivitas siklus sebagai berikut:
a. Mulai pada bulan Juni tahun sekarang (TS) Perguruan
Tinggi menyusun Konsep Program Operasional (KPO) untuk
tahun (TS + 2) sampai dengan (TS + 4).
b. KPO setelah diteriraa dari Perguruan Tinggi, maka pada bulan September dan Oktober tahun sekarang (TS),Direk tur dan Konsorsium menyusun Memorandum Rencana Opera
sional (MRO).
c. Berdasarkan MRO dan KPO, mulai awal bulan Desember ta hun sekarang (TS) sampai bulan Januari (TS + 1), Di
rektur Jenderal menyusun Pengarahan Perencanaan Prog
ram (P3).
d. Berdasarkan dokumen (P3) dan pendapat-pendapat Pergu ruan Tinggi tentang dokumen tersebut, dari awal bulan
Maret sampai dengan pertengahan bulan April tahun (TS
+1), Direktur dan Konsorsium menyusun Konsep Memo Pro
gram Koordinatif (MPK) untuk tahun (TS + 2).
e. Setelah menerima MPK, dari pertengahan bulan April sam
pai pertengahan bulan Mei tahun (TS + 1), Direktur Jen
deral menyempurnakan konsep tersebut dan mengesahkannya
menjadi dokumen MPK untuk tahun (TS + 2).
f. Setelah menerima MPK, pada bulan Juni tahun
(TS + 1),
g. Setelah menerima UP dari Perguruan Tinggi, mulai per
tengahan Juli sampai dengan akhir Agustus tahun (TS +
1), Direktur Jenderal memilih dan menetapkan proyek
yang dapat dilaksanakan beserta perkiraan anggaran
yang akan diterima oleh suatu Perguruan Tinggi untuk
tahun (TS + 2).
h. Berdasarkan hasil penetapan proyek dari Direktur Jen
deral, mulai pertengahan bulan Oktober sampai dengan
pertengahan bulan November tahun (TS + 1), Perguruan
Tinggi menyusun Daftar Usulan Proyek untuk tahun
(TS
+ 2).
i. Setelah menerima DUP dari Perguruan Tinggi, pada bu lan Desember tahun (TS + 1), Direktur Jenderal mene
tapkan anggaran yang akan dialokasikan ke suatu Per
guruan Tinggi.
j. Setelah mengetahui besarnya alokasi anggaran yang
a-kan diterima, mulai pertengahan bulan Januari sampai
minggu pertama bulan Februari tahun (TS + 2), Perguru
an Tinggi menyusun konsep DIP.
k. Pada bulan Maret tahun (TS + 2), Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan mensyahkan DIP proyek Perguruan Tinggi.
Struktur Program
a. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
oleh Dirjen Dikti sebagai Rencana Strategi (rapat Rek
pe-ngembangan sistem pendidikan tinggi nasional.
Kerang-ka tersebut menetapKerang-kan arah-arah pengembangan dan te
lah dirumuskan jenis-jenis usaha sampai dengan
ting-kat Program Utama (PU).
b. Dirjen dan Perguruan Tinggi berusaha mempertinggi
e-fisiensi dan efektivitas proses-proses administrasi dalam usaha-usaha pengembangan, sebanyak mungkin meng
gunakan metode perencanaan yang sistematis. Perumusan
usaha-usaha pengembangan diperinci di tingkat program.
c. Program-program diperinci menjadi
kesatuan- kesatuan
kegiatan pengembangan yang lebih spesifik,
disebut
proyek.
d. Perumusan proyek mengenai hal yang berkaitan langsung
dengan sesuatu program tertentu, sepenuhnya
menjadi
urusan lembaga perguruan tinggi.
Penerapan SP4 pada Perguruan Tinggi di Indonesia
dalam pelaksanaannya berhasil menyusun program - program
yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dan pegangan da
lam suatu kurun waktu tertentu. Hal itu berpengaruh pada
berbagai analisis dalam penyusunan KPO, yang pada
dasar-nya merupakan mekanisme perencanaan untuk kurun waktu 3
tahun, yang dimodifikasi pada setiap tahun penyusunan
program. Disamping itu terdapat pula dokumen lain, ialah
Usulan Program (UP), yang disusun untuk satu tahun angga
ran.
ek-sistensi otonomi kelembagaan perguruan tinggi dalam penyu sunan program, karena kedua dokumen SP4 tersebut disusun
sebagai perencanaan lembaga, yang selanjutnya untuk
diu-sulkan kepada pihak-pihak yang mengatur pengalokasian dana
pembangunan. Produk akhir kegiatan SP4 muncul dalam
wujud
berupa Daftar Isian Proyek (DIP). Ia merupakan gambaran
terpadu "bottom up and top down" dalam perencanaan dan pe
nyusunan program berupa perpaduan antara otonomi lembaga
dan pengarahan dari atas. Maka DIP adalah ukuran kualitas
KPO, yang menjadi indikator kualitas dan fisibilitas prog
ram-program yang diusulkan lembaga. Karena hal itu menjadi
salah satu ciri utama dalam SP4, sebagai penganggaran pro
gram. Derajat fisibilitas program merupakan tanda yang da
pat menentukan persetujuan terhadap anggaran yang diajukan,
Dalam proses impleraentasinya mempertimbangkan :
a. SP4 ialah cara penyusunan dan pelaksanaan pembiayaan
untuk mencapai tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya b. Perencanaan, program dan proyek ialah penjabaran struk
tur operasional pelaksanaan.
c. Lembaga, badan dan unit merupakan komponen struktur
o-perasional.
d. Civitas akademika adalah para partisipan aktif, indivi
dual dan integral.
e. Pelaksanaan dan pengawasan.
Hal-hal tersebut muncul dalam kaitannya dengan ma
najemen SP4. Program-program garapan dengan berbagai
per-soalan yang dihadapi IKIP Bandung cukup banyak. Demikian
pula terdapat banyak permasalahan yang menarik untuk
di-kaji. Namun yang menjadi fokus penelaahan dalam hal ini
dilihat dari sudut administrasi pendidikan, khususnya me
ngenai manajemen, lebih khusus lagi implementasi manaje
men SP4.
Dari pembatasan identifikasi masalah dapat dijelae-kan bahwa penelitian yang dilakudijelae-kan bermuara pada masalah
manajemen SP4, yang dapat dirangkumkan sebagai berikut :
a. Inti permasalahan penelitian ini dipusatkan di seputar
implementasi manajemen SP4, berkenaan dengan
fungsi-fungsi sehubungan dengan unsur-unsurnya.
b. Objek studi penelitian ini diarahkan pada fungsi-fungsi
manajemen SP4» ialah penyusunan, pelaksanaan, pengelo
laan, pengawasan dan pertanggungjawaban, sehubungan de
ngan unsur-unsur manajemen SP4, ialah personil, materi
al, dana, ekspertis dan waktu.
3. Rurausan Masalah
Dalam manajemen SP4 di IKIP Bandung, menghendaki
e-fisiensi dan efektivitas dalam implementasinya. Manajemen
menyangkut fungsi eksekutif kepemimpinan, yang pada dasar-nya adalah; kegiatan perencanaan, kegiatan
pengorganisasi-an, kegiatan pelaksanaan dan kegiatan pengawasan. Adapun
di-sebutkan terdahulu adalah; penyusunan SP4, pelaksanaan
SP4, pengelolaan dana SP4, pengawasan SP4, dan pertang
gungjawaban SP4.
Masalahnya sekarang yang menjadi pokok penelitian
adalah, sampai sejauh namakah efisiensi dan efektivitas
manajemen SP4 itu. Dari masalah yang disebutkan di atas dapatlah dirumuskan sub-sub masalah sebagai berikut.
a. Dalam kegiatan Penyusunan SP4
1) Bagaimana komposisi personalia dalam penyusunan
SP4 ?
2) Bagaimana alokasi dan penggunaan dana dalam penyu
sunan SP4 ?
3) Bagaimana jenis dan jumlah material dalam penyusu
nan SP4 ?
4) Bagaimana penggunaan/pemanfaatan waktu dalam pe
nyusunan SP4 ?
5) Bagaimana memanfaatkan orang-orang yang berkeahlian
dalam penyusunan SP4 ?
6) Bagaimana mempartisipaslkan peserta dalam penyusu
nan SP4 ?
b. Dalam kegiatan Pelaksanaan SP4_
1) Bagaimana operasionalisasi/realisasi DIP
dilaksana-kan ?
2) Apakah operasionalisasi program dalam DIP tergam-barkan pada kegiatan tujuh KPU ?
dalam kegiatan program tujuh KPU ?
c. Dalam kegiatan Pengelolaan Dana SP4
1) Bagaimana komposisi pengelola proyek, yaitu perso
nalia Proyek P3T ?
2) Berapakah dana yang digunakan dalam pelaksanaan pro
yek ?
3) Program-program apa yang dilola oleh Proyek P3T ?
k) Bahan/material apa yang digunakan dalam pengelolaan
proyek ?
d. Dalam kegiatan Pengawasan SP4
1) Siapakah yang melaksanakan pengawasan dalam imple
mentasi manajemen SP4 ?
2) Kepada eiapa pengawasan SP4 dilakukan ?
3) Apakah pengawasan yang dilakukan menyeluruh terha
dap dana, kegiatan/fisik dan supervisi ?
e. Dalam kegiatan Pertanggungjawaban SPJt
1) Siapa yang mempertanggungjawabkan SP4 ?
2) Kepada siapa pertanggungjawaban SP4 dilaksanakan ? 3) Apakah ada tindak lanjut setelah pertanggungjawaban
SP4 dilaksanakan ?
B. Tu.luan dan Pentingnya Penelitian 1. Tujuan
a. Tujuan Uraum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui se
cara uraum, efisiensi dan efektivitas tentang implementasi
b. Tujuan Khusus
1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang manajemen
SP4, sehubungan dengan proses penyusunan SP4, kegiatan pelaksanaan SP4, pengelolaan dana SP4, kegiatan penga
wasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4 di IKIP Bandung. 2) Untuk memperoleh gambaran tentang persoalan yang
tim-bul sehubungan dengan manajemen SP4.
2. Pentingnya Penelitian
Dengan timbulnya masalah, maka penelitian ini
di-pandang penting, karena :
a. Penelitian ini berguna bagi pelaksanaan dalam
mengope-rasionalkan manajemen SP4, secara efisiensi dan efek
tivitas di IKIP Bandung, melalui temuan-temuan yang
diperoleh dalam penelitian ini.
b. Penelitian ini berguna bagi perencanaan di lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam mengem
bangkan konsep maupun operasional manajemen SP4 pada
perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia.
c. Masalah penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu
dalam bidang studi administrasi pendidikan pada umum-nya, khususnya bidang manajemen pendidikan.
C. Paradigma Penelitian
Studi evaluatif tentang manajemen SP4, dimana ter
dapat lima fungsi, yakni ; proses penyusunan SP4, pelak
per-tanggungjawaban SP4. Kelima fungsi manajemen SP4 ini, ma-sing-masing dihadapkan pada tujuh Kategori Program Utama
(KPU). Ketujuh KPU itu isinya ; peningkatan produktivitas
pendidikan, peningkatan daya tampung, pendayagunaan po-tensi penelitian, pengabdian kepada masyarakat, bidang
kemahasiswaan, kemampuan untuk berkembang, dan kebijaksa
naan kerumahtanggaan. Dimensi pengukurannya dengan meng
gunakan kriteria efisiensi dan efektivitas. Paradigma
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.
D. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian mengenai "Studi Evaluatif ten tang manajemen SP4" dilaksanakan di IKIP Bandung, jalan
DR. Setiabudi No. 229 Bandung. Melihat konteks permasa
lahan yang tergambarkan di IKIP Bandung dalam segala per-kembangannya. Tahun 1988 memiliki sejumlah mahasiswa
se-banyak 14.505 orang, jauh berbeda dibanding pada saat
di-bukanya pada tahun 1954 dengan nama PTPG (Perguruan Ting
gi Pendidikan Guru), yang memiliki jumlah mahasiswa
5-EVALUASI
MANAJEMEN
[image:37.842.173.821.162.495.2]SP4
Gambar 4
PARADIGMA STUDI EVALUATIF MANAJEMEN SPk PADA IKIP BANDUNG
MANAJEMEN SP4
r*1- Proses Penyusunan SP4 -i
-»2. Pelaksanaan SP4
t-^3. Pengelolaan Dana SP4
-}4. Pengawasan SP4
^5. Pertanggungjawaban SP4
KRITERIA
Efisiensi
Efektivitas
r>l.
>2.
*3.
**4.
*6.
V7.
ISI SP4 (7 KPU)
Peningkatan Produk tivitas Pendidikan Peningkatan Daya
Tampung
Potensi Penelitian Pengabdian kepada
Masyarakat
Kemahasiswaan Kemampuan untuk Berkembang
UN
fn
CO
,Q 8
CO
$ i V g ? * $ 3
Dalam bab III ini dibahas mengenai metodologi pene
litian, dimana perlu dijelaskan tentang pendekatan peneli
tian yang dilakukan. Proses manajemen yang diwujudkan oleh
perilaku eksekutif para pejabat yang berkenaan dengan
pe
laksanaan kegiatan fungsi-fungsi manajemen, yang dalam hal
ini manajemen SP4, memerlukan pengamatan secara kualitatif
daripada yang dilakukan. Karena itu pendekatan
penelitian
ini, adalah pendekatan kualitatif.
Dan kalau dilihat dari
tujuannya, maka penelitian ini merupakan studi evaluatif.
A. Asumsi-asurasi yang digunakan
1. Setiap kegiatan yang bertujuan, agar dicapai efisien
si dan efektivitas, digunakan fungsi-fungsi manaje
men.
2. Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,
peng-organisasian, penggerakkan dan pengawasan.
3. SP4 sebagai kegiatan yang bertujuan, didekati dengan
sistem manajemen yaitu manajemen SPk*
k, Kegiatan-kegiatan dalam manajemen SP4, meliputi pe nyusunan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban SP4.
5. Pengukuran keberhasilan kegiatan manajemen SP4 di wujudkan adanya efisiensi dan efektivitas manajemen
SP4.
B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, penggunaan metode atau pen
dekatan merupakan suatu pilihan yang utama. Pemilihan me
toda ini tergantung dari masalah dan tujuan yang
dikehen-daki. Di dalam penelitian yang penting adalah memenuhi
sya-rat-syarat sebagai berikut, seperti yang dikemukakan oleh
S. Nasution (1988:1) :
1. Harus mengikuti metode yang ketat, "rigerous", yang secara berdisiplin berpegang teguh pada
pe-raturan-peraturan tertentu agar mencapai hasil
yang obyektif.
2. Harus sedapat mungkin membatasi kekeliruan atau
kesalahan dalam data yang dikumpulkan maupun da
lam penafsirannya.
3. Harus mempublikasikan hasil penelitian agar
mera-bukanya bagi kritik dari semua pihak untuk
di-bantah, ditolak atau diteriraa.
Adapun metode penelitian yang dipilih dalam studi
ini adalah metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi,
wawancara, dokumentasi dan lain-lain.
Diantara teknik pengumpulan data yang dilakukan da lam penelitian ini, studi dokumentasi merupakan teknik pe
ngumpulan data yang pertama. S. Nasution (1988:85)
menga-takan : "Melakukan penelitian naturalistik tidak berarti
hanya melakukan observasi dan wawancara, walaupun kedua ca
ra itu yang paling dominan. Bahan dokumentasi juga perlu
mendapat perhatian yang selayaknya". Dari data pertama yang
diperoleh dari studi dokumentasi ini kemudian diberi makna
wa-wancara secara informal dengan para pejabat yang berkena
an dan terkait dengan penyusunan, pelaksanaan, pengelola
an, pengawasan dan pertanggungjawaban SP4.
Disamping menggunakan metode kualitatif, maka di
lihat dari tujuannya, metode yang digunakan dalam peneli
tian ini termasuk dalam penelitian evaluatif. Fokusnya me
ngenai manajemen, khususnya tentang implementasi
manaje
men SP4 terhadap program-program, yang berkenaan dengan
aspek-aspek efisiensi dan efektivitas. Dari pada itu
me-nurut David Kline (1980: P-IX-7 - IX-10) terdapat
tipolo-gi penelitian evaluasi, ialah : "(1) Formatif sumatif dis
tinction, (2) Input-output distinction, (3) Proses
dis
tinction". Penelitian yang berkenaan dengan penelitian
e-valuatif ini, dilakukan terhadap proses manajemen
fungsi-fungsi khususnya berkenaan dengan "process distinction".
Penelitian ini mengenai evaluasi tentang manajemen
SP4. Oleh karena itu evaluasi ini terhadap pelaksanaan ke
giatan yang telah berlangsung dan kegiatan itu tercatat
dalam dokumen yang lengkap dan terberita acara, maka da
lam pengumpulan data ini, yang diutamakan adalah data ke
giatan penyusunan SPk, pelaksanaan SP4, pengelolaan dana
SP4, pengawasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4.
Dokuraen-dokumen yang menjadi sumber data yang relevan, seperti
MPK Rektor, KPO, UP, dan DIP IKIP Bandung, merupakan sua tu bahan telaahan yang berharga dalam memaknai lingkungan,
peneli-tian. Demikian juga halnya rapat-rapat yang berlangsung,
lokakarya, seminar yang berkenaan dengan kegiatan,yang da
pat berguna untuk diamati dalara pemahaman dan
pemaknaan
gejala yang ada. Adapun dokumen-dokuraen SP4 lainnya yang
berguna sebagai penunjang, adalah :
a. Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi,
SK
Mendikbud 12 Juli 1975, No. 0140/U/1975, 1980.
b. Pidato Pengarahan Pelaksanaan Direktur Jenderal Pendidi
kan Tinggi, 1980.
c. Memorandum Akhir Jabatan Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi,1980.
d. Memo Program Koordinatif Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi, 1980.
e. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
oleh D.A. Tisna Amidjaja (Dirjen Dikti lama), 1980.
f. Memo Program Koordinatif Rektor IKIP Bandung 1983.
g. Konsep Program Operasional (KPO), 1982 dan 1983.
h. Usulan Program (UP), 1983 dan 1984.
i. Daftar Isian Proyek (DIP), 1984/1985.
j. Rencana Induk Pengembangan (RIP) IKIP Bandung, 1982.
k. Sistim Informasi Manajemen (SIM), 1980.
Data ini dipilih untuk dikumpulkan berdasarkan per
timbangan bahwa :
1. Penelitian ini raengenai studi evaluatif terhadap yang
telah dilaksanakan.
ber-laku.
3. Dokumen-dokuraen tersebut memang tersedia dan
memungkin-kan untuk dipelajari.
k,
Penerapan model perencanaan ini berlaku
pelaksanaan
yang seragam dalam hal ini penyusunan model tertentu.
5. Dokumen-dokumen tersebut raenjadi sumber data penelitian.
Penelitian ini bersifat evaluatif. Cakupannya cukup
luas. Maka disini dibatasi pada
fungsi-fungsi
manajemen
SP4, yang berlaku dalam tahun 1984/1985. Cakupan
periode
tahun tersebut ditandai sebagai tahun pertama Pelita
IV,
yang didalamnya terdapat tinjauan pembangunan selama Peli
ta III. Disamping
itu terdapat arahan perencanaan
perspek-tif kegiatan-kegiatan program selama Pelita IV. Luas caku
pan itu, seperti dijelaskan Muhararaad Numan Soemantri dalam
MPK Rektor 1983 (1983:i) *•
MPK Rektor 1983 berpedoman pada MPK Dirjen Dikti
1983, SP4 dan KPO, UAR dan PAR 1982 dan RIP
IKIP
Bandung yang sudah mencapai tahap B-2.
Selanjut-nya dalam MPK Rektor 1983 ini dikemukakan (1) Pe
ngertian anggaran terpadu, ciri khas SP4
tahun
1983/1984, pengertian dasar wawasan almamater;(2) Perkembangan IKIP Bandung Selama Pelita III; (3) Kebijaksanaan Umum Repelita IV IKIP Bandung; (4) Kebijaksanaan untuk tahun 1984/1985, Kebijaksana
an anggaran 1984/1985.
Sudah barang tentu yang diungkapkan Rektor tersebut
cukup padat. Ia mengandung makna memberi pijakan jauh
men-jorok ke belakang dan jangkauan jauh ke depan dalam gamba
ran penelitian ini. Dengan demikian MPK Rektor IKIP Ban
dung tahun tersebut, mempunyai cakupan memadai dalam pene
C. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini menyangkut berbagai karakteris
tik yang berkenaan dengan implementasi manajemen SP4 dalam
kegiatan pelaksanaan program-program pengembangan dan
pem-bangunannya. Penelitian ini merabatasi diri pada kasus-
ka-sus tersebut yang permasalahannya berada dalam konsep dan
teori manajeraen perencanaan, dalara hal ini manajeraen SP4,
khusus raengenai penyusunan, pelaksanaan ,pengelolaan,
pe
ngawasan dan pertanggungjawaban. Garabaran pelaksanaan SP4
pada IKIP Bandung, terlukis dalara realisasi MPK Rektor IKIP
Bandung, yang dijabarkan dalara KPO dan UP yang raenghasilkan
terbitnya DIP.
SP4 yang pada awalnya lahir dan mengacu pada konsep
dan teori PPBS, implementasinya menjalani modifikasi
dan
penyesuaian diakomodasikan dengan sebutan yang dikenal se
karang dengan istilah SP4. SP4 di IKIP Bandung telah dilak
sanakan sejak tahun 1977 sampai sekarang tahun 1988. Walau
pun demikian, hasil penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
generalisasi sebagai gambaran manajemen
SPk
pada
seluruh
perguruan tinggi di Indonesia, tidak juga bagi seluruh IKIP.
Kasus ini khusus terbatas pada penelitian apa yang terjadi
pada IKIP Bandung, itupun dibatasi pada periode tahun 1984/
1985.
Kurun waktu yang materinya dijadikan objek peneliti
an, adalah berdasarkan pilihan dari berbagai alternatif :
an-tara tahun 1977 sampai dengan sekarang tahun 1987/1988.
2. Berdasarkan semua periode Pelita yang tercakup.
3. Berdasarkan pada kurun waktu satu Pelita tertentu.
k. Berdasarkan sepanjang kepemimpinan Rektor tertentu.
5. Berdasarkan pada MPK Rektor IKIP Bandung, tahun terten
tu misalnya tahun 1983.
6. Berdasarkan pada periode kurun waktu tertentu, misalnya
tahun 1984-1988.
7. Berdasarkan pada periode tahun anggaran tertentu, misal
nya tahun 1984/1985.
8. Dan berbagai variasi yang dipilih.
Adapun kurun waktu yang terpilih seperti telah dike
mukakan terdahulu ialah 1984-1985,hal itu adalah berdasar
kan pertimbangan-pertimbangan : 1. Bahwa perlu mempertim
bangkan hasil-hasil yang dicapai dalam satu periode tahun
/Pelita,
1. Kemungkinan terjadi untuk penyusunan
tahun/
Pelita berikutnya.
Penelitian ini dirasa masih jauh dari
kriteria-kri-teria yang sempurna. Namun sebagai awal proses ke arah
ke-sempurnaan, paling tidak nilai bobot ilmiah akademik dapat
dipertanggungjawabkan. Segi metodologi sangat mendapat per
hatian disamping juga masalah pendekatan dari sudut teori
tik. Sebagai hasil penelitian yang bersifat evaluatif, ha
sil yang dapst dikumpulkan dari penelitian ini tidak
men-janjikan deskripsi yang mendalam. Nampaknya hasil yang te
Adapun data yang tercakup dan terliput adalah
da
lam DIP 1984/1985 dan penunjangnya KPO dan UP tahun 1983
dan 1984. Pada tiap tahun perencanaan ialah tahun
seka
rang (TS) disusun KPO dan UP. KPO disusun untuk proyeksi
(TS + 2) sampai (TS + 4), sedangkan UP disusun
pada
TS
yang bersangkutan untuk TS + 1. Data yang dikumpulkan se
hubungan dengan dokumen SP4 tersebut adalah data tentang
biaya yang diproyeksikan untuk KPO dan UP, yang syah
fi-nalnya pada terbitnya DIP, yang dianalisis dalam pengelo
laan SP4. Sedangkan data lain diperoleh dari proses kegi
atan penyusunan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban dilihat dari unsur-unsur yang menyang
kut manajemen SP4. Data tersebut perlu dianalisis sehubu
ngan dengan kriteria efisiensi dan efektivitas.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Berdasar pada pelaksanaan penelitian dan sesuai de
ngan tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan pada lo
kasi di IKIP Bandung. Kegiatan pelaksanaan pengumpulan da
ta dimulai pada bulan Januari 1988 sampai Februari
1988.
Persetujuan dari Dekan FPS tanggal 26 Januari 1988,
No.
57/PT. 25. H4. FPS/N/1988, yang tembusannya
disampaikan
kepada masing-masing instansi yang terkait, sehingga memu
dahkan untuk pengumpulan dokumentasi, informasi dan
data
yang diperlukan. Tembusan itu antara lain disampaikan ke
pada : (1) Pembantu Rektor II, (2) Kepala BAUT, (3)
IKIP Bandung, (5) Bendaharawan IKIP Bandung, (6) Para
De
kan di lingkungan IKIP Bandung, (7) Para Pembantu Dekan di
lingkungan IKIP Bandung, dukungan surat tersebut di
atas
dipandang sudah cukup dan meraadai.
Setelah data dokumen tadi terkumpul, peneliti mela
kukan wawancara dan mengamati langsung
kegiatan- kegiatan
yang berkenaan dengan penyusunan SP4, pelaksanaan
SPk,
pe
ngelolaan SP4, pengawasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4.
Pelaksanaan wawancara dan observasi langsung dilakukan de
ngan azas triangulasi, yaitu mewawancarai pimpinan
Fakul-tas, Kepala BAU, Ketua Tim SP4, Pimpinan/Bendahara Proyek
P3T dan lain sebagainya yang terlibat pelaksanaan SP4. Da
ri data dokumentasi, wawancara dan observasi, peneliti ke
mudian sebagai ^observer participation", dimana later be
lakang peneliti penuh dengan pengalaman-pengalaman sebagai
tenaga edukatif sejak tahun 1951, dan di IKIP Bandung
se
jak tahun 1967, maka sangat membantu untuk memahami,
mera-sakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kegiatan-kegi-atan yang dilakukan, baik dalam PBM maupun dalam kegikegiatan-kegi-atan
administratif struktural.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, di dalam me
maknai perilaku yang diwujudkan dari peran-peran
pejabat
yang berkenaan dengan manajemen SP4, bagi peneliti
kurang
mendapatkan kesukaran-kesukaran yang berarti.
Adapun prosedur penelitian, dapat digambarkan
pada
o Co KONSEP DAN TEORI I -4/ ASUMSI KONSEP SPZf KONSEP SISTEM PENDEKATAN SISTEM DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERENCANAAN PENERAPAN SISTEM DALAM MANAJEMEN. "> •> v/ MASALAH PENELITIAN DALAM EVALUASI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SPk
EVALUASI MANAJEMEN SPIf ISI SPk
MANAJEMEN SPk 1. Penyusunan SP4 2. Pelaksana an SP*t 3. Pengelola
an dana SPIf i+. pengawasan SP^ 5. Pertang gungjawab an SPJf 7 KPU • Peningkatan Produktivitas
* Daya Tampung
1 penelitian
* pengabdian
pada Masyara
kat
* Kemahasiswaan
• Kemampuan un
[image:49.842.165.806.40.518.2]E. Kriteria Pengukuran
1. Efisiensi
Kriteria efisiensi manajemen SP4 yang berkenaan de
ngan fungsi-fungsi manajeraen dalam penelitian ini dapat di
jelaskan sebagai berikut :
a. Proses Penyusunan SP4
1) Personil dalam Organisasi. dengan jumlah orang yang diaktifkan sedikit, menghasilkan kegiatan yang cu
kup banyak, artinya lebih tinggi dari rasio yang di
harapkan.
2) Biaya. uang yang digunakan dalam kegiatan proses pe
nyusunan SP4 sedikit, hasil dalam penyusunan SP4 da
pat diselesaikan.
3) Material, bahan-bahan yang digunakan untuk penyusun an yaitu berupa alat/perlengkapan dalam jumlah sedi
kit, dapat memenuhi kebutuhan dalam proses penyusun
an.
4) Waktu. lama kegiatan dilaksanakan lebih singkat dari
pada yang telah ditentukan, dalam arti berkurang da
ri rasio waktu yang ditentukan.
5) Ekspertis. orang-orang yang berkeahlian diikutserta-kan dalam kegiatan penyusunan SP4, sesuai bidangnya.
6) Partisipasi. yaitu mempartisipasikan semua unit yang berkepentingan secara langsung dengan proses penyusu nan SP4, yaitu unit-unit yang mempunyai kebutuhan de
b. Pelaksanaan SP4
1) Realisasi DIP, sesuai dengan usulan yang ditetapkan
melalui UP.
2) Realisasi Program, yaitu program-program yang ter
dapat dalam DIP mencakup tujuh KPU.
3) Realisasi Dana, yaitu dana yang diusulkan melalui UP
sesuai/terpenuhi dalara DIP.
c. Pengelolaan Dana. SPJt
1) Komposisi Pengelola Proyek. komposisinya sesuai de
ngan kebutuhan, dengan jumlah personil yang sedikit.
2) Dana, dengan jumlah anggaran yang ditentukan X, un
tuk mendapatkan hasil program Y, sesuai atau lebih
dari yang ditentukan. Dalam hal ini mengenai 7 KPU
yaitu; untuk program peningkatan produktivitas, pe
ningkatan daya tampung, penelitian, pengabdian ma syarakat, kemahasiswaan, kemampuan berkembang, dan
kerumahtanggaan.
3) Material, yaitu penggunaan bahan/material dalam jum
lah yang sedikit, proyek-proyek dapat diselesaikan.
d. Pengawasan SPJt
1) Personil. yaitu mempunyai keahlian dalam bidang pe
ngawasan, dengan jumlah personil yang sedikit.
2) Saearan. yaitu melakukan pengawasan dengan 6asaran
yang tepat.
3) Proses, yaitu sesuai dengan proses pengawasan, de
e. Pertanggungjawaban SP4
1) ObJek. pertanggungjawaban SP4 ditujukan kepada pi
hak yang berkepentingan, yaitu kepada atasan
(verti-kal), dan kepada civitas akademika, orang tua maha siswa, atau masyarakat (horizontal).
2) Bentuk/Isi. laporan pertanggungjawaban SP4 isinya harus menggambarkan keseluruhan kegiatan, progran , dan dana secara terinci dalam operasionalisasi SP4. 3) Tindak lanJut. pertanggungjawaban SP4 dapat dijadi
kan pedoman atau tindak Ianjut, untuk kegiatan SPk
tahun berikutnya.
2. Efektivitas
Kriteria efektivitas dalam manajemen SP4 yang ber
kenaan dengan fungsfungsi manajemen dalam penelitian i-ni, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Proses Penyusunan SP4
1) Personil dalam Organisasi. yang diikutsertakan da lam penyusunan SP4 telah menunjukkan prestasi kerja
yang optimal.
2) Biava. uang yang digunakan dalam penyusunan SP4 te
lah diraanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3) Material, bahan/alat yang digunakan dalara penyusun
an SP4 telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
4) Waktu. yang digunakan dalam penyusunan SP4 dimanfa atkan dengan sebaik-baiknya.
diikutser-takan dalam penyusunan SP4, telah mencapai prestasi
yang maksimal.
6) Partisipasi. unit-unit organisasi yang terlihat te
lah menunjukkan prestasi kerja yang optimal.
b. Pelaksanaan SPJt
1) Realisasi DIP, yaitu dapat memenuhi program yang te
lah ditentukan sesuai dengan prioritasnya.
2) Realisasi Program, yaitu program-program yang terda
pat dalam DIP dapat dioperasionalkan semaksimal
mungkin•
3) Realisasi Dana, yaitu anggaran yang terdapat dalam DIP dapat dioperasionalkan dengan semaksimal mung
kin.
c. Pengelolaan Dana SP4
1) Komposiei Pengelola Proyek. dalara pengelolaan dana
SP4 telah menunjukkan prestasi kerja yang optimal.
2) Dana, yaitu anggaran yang diterima telah
dimanfaat-kan sesuai dengan program-program yang telah dite
tapkan dalam tujuh KPU. Yaitu dana yang tersedia un
tuk peningkatan produktivitas pendidikan, peningka
tan daya tampung, penelitian, pengabdian pada masya
rakat, kemahasiswaan, kemampuan berkembang, dan
ke-rumahtanggaan, telah dimanfaatkan untuk program-pro
gram tersebut.
3) Material, yaitu bahan/alat yang digunakan dalam pe
ngelolaan proyek telah dimanfaatkan dengan sebaik
d. Pengawasan SPJt
1) Personil. yang melakukan pengawasan telah bekerja se
cara optimal.
2) Sasaran.
yang dituju sudah mencapai target yang se
maksimal mungkin.
3) Proses, pengawasan sudah mencapai hasil yang semaksi
mal mungkin.
e. Pertanggungjawaban SP4
1) Objek. pertanggungjawaban SP4 sudah memenuhi ketentu
an, sesuai dengan arah/tujuan pertanggungjawaban.
2) Bentuk/Isi.
pertanggungjawaban SP4 telah
memenuhi
seluruh kegiatan/operasionalisasi SP4 secara optimal.
3) Tindak lanJut. pertanggungjawaban SP4
dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk dijadikan pedoman dalam pe
IKIP
*4«DU^*
Berdasarkan hasil penelitian, dalam bab V ini seca
ra berurutan dikemukakan diskusi, kesimpulan dan rekomen-dasi. Urutan perabahasannya adalah sebagai berikut.
A. Diskusi
Diskusi yang disajikan ini, berdasarkan urutan
fungsi-fungsi manajeraen SP4 di IKIP Bandung.
1. Proses Penyusunan SP4
Proses penyusunan SP4 di IKIP Bandung belum nampak
kegiatan partisipasi yang menyeluruh dari unit-unit
orga-nisaeinya. Hal ini nampak terbatas pada Tim SP4 dan
peser-ta lokakarya yang berjumlah 55 orang. Peserpeser-ta lokakarya
terdiri dari Tim SP4 dan para pejabat struktural
institu-si, yang ditinjau dari segi kegiatannya, SP4
menghendaki
kerja sama yang harmonis dan terpadu antara tenaga birok
rat dengan tenaga pelaksana profesional yang tertib. Ber
dasarkan hal tersebut, pirapinan/pejabat yang menangani
SP4 perlu berusaha menata kembali, mempartisipasikan kese
luruhan unit-unit organisasi sampai ke tingkat yang pa
ling bawah. Karena sifat dan karakteristik SP4
mengharus-kan mereka turut serta dalam penyusunan SP4, mereka harus
mengemukakan secara langsung program-program kegiatan
yang dibutuhkan. Memadu kerja dua macam pola tenaga kerja
itu tidak mudah, tetapi bila berhasil, implementasi SP4 akan dapat berlangsung lebih lancar. Dengan demikian
gram-program kegiatan yang disusun dalam SP4 betul-betul
menampakkan "bottom-up, top-down".
Anggaran yang dikeluarkan untuk penyusunan SP4 se
besar Rp 9.450.000.- (sembilan juta empat ratus lima
pu
luh ribu rupiah), sebagian besar dipergunakan untuk bia
ya Iain-lain Rp 5.320.000.- (lima juta tiga ratus dua pu
luh ribu rupiah), dan untuk gaji/upah Rp 2.880.000,-(dua
juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah). Berdasar
kan hal tersebut, terlihat bahwa sebagian besar anggaran
yang dikeluarkan untuk biaya Iain-lain. Sasaran dan ang
garan tidak terinci secara jelas. Dengan demikian, untuk
kegiatan penyusunan SP4 perlu pengeluaran yang
langsung
berkaitan dengan sasaran yang jelas. Dengan pemakaian da
na sedikit memperoleh hasil yang sebesar mungkin. Konsep
SP4 memang berorientasi pada output, yang dipentingkan
a-dalah nilai output dengan memanfaatkan sejumlah dana. Se
dangkan bagaimana proses yang digunakan untuk mencapai
o-utput tadi tidak terlalu dipersoalkan, asalkan masih ber
ada dalam batas-batas kewajaran yang dapat dipertanggung
jawabkan. SP4 bertujuan mencapai hasil memuaskan,
yang
memenuhi kriteria secara apriori sebagai patokan perenca
naan.
Proses penyusunan SP4 terbatas pada kegiatan loka
karya, yang memakan waktu paling lama 15 hari, serta ke
giatan penyusunan ke dalam buku-buku dokumentasi
berupa
sam-pai yang paling bawah di lingkungan IKIP Bandung membu-tuhkan pemikiran dalam waktu yang cukup lama untuk itu. Kenyataannya terbatas pada penyelenggaraan lokakarya.
Dalam proses penyusunan SP4 dibutuhkan
personil-personil yang memiliki keahlian yang spesifik. Keahlian
yang sesuai dengan penyusunan SP4 yaitu orang-orang yang
m