• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EVALUATIF TENTANG MANAJEMEN SISTEM PERENCANAAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEN6ANG6ARAN (SP4) PADA IKIP BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EVALUATIF TENTANG MANAJEMEN SISTEM PERENCANAAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEN6ANG6ARAN (SP4) PADA IKIP BANDUNG."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEN6ANGGARAN (SP4) PADA IKIP

BANDUNG

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis IKIP Bandung untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Program

Pasca Sarjana (S2) dalam Bidang Sludi Administrasi Pendidikan

O 1 e h :

PUPUNG UMAR HASAN

No. Pokok : 405/A/XV1-8

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PBNDIDIKAN

(2)

Prof. Dr. Achmad Sanusi, SH MPA Pembimbing I

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

(3)

f e w

4?

(4)

Ha laman

KATA PENGANTAR i

UCAPAN SYUKUR DAN PENGHARGAAN iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vi*i

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Permasalahan 5

1. Latar Belakang Masalah 5

2. Identifikasi Masalah 15

3. Rumusan Masalah 2k

B. Tujuan dan Pentingnya Penelitian

26

1. Tujuan 26

2. Pentingnya Penelitian 27

C. Paradigma Penelitian 27

D. Lokasi Penelitian 28

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

A. Tinjauan Teoritik/Konsep-konsep Sehubungan

Dengan Permasalahan

Kepentingan Studi dan Evaluasi 31

1. Konsep SPlf 35

2. Konsep Sistem

^

3. Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pen

didikan 67

k, Manajemen Perencanaan 72

5. Penerapan Sistem dalam Manajemen SPk . %

(5)

B. Kesimpulan Studi Kepustakaan Sehubungan

dengan Permasalahan 97

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Asumsi-Asumsi Yang Digunakan 99

B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan

Data 100

C. Populasi Penelitian 10*+

D. Prosedur Pengumpulan Data 106

E. Kriteria Pengukuran 109

BAB IV HASIL PENELITIAN

1. Proses Penyusunan SPk 11^

2. Pelaksanaan SPk 117

3. Pengelolaan Dana SPJ+ 119

If. Pengawasan SPlf 121

5. Pertanggungjawaban SPk 122

BAB V DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Diskusi 125

B. Kesimpulan 136

C. Rekomendasi 139

DAFTAR KEPUSTAKAAN 143

ABSTRAKSI 1Z+7

CURRICULUM VITAE 150

(6)
[image:6.595.94.489.120.696.2]

Halaman

Tabel 1 : Kaitan antara Konsep Manajemen, Perenca

naan dan Manajemen Perencanaan 77

[image:6.595.157.439.285.558.2]

Tabel 2 : Managing The Planning Process 78

Tabel 3 : PERT-CPM Comparison 9k

Tabel k : Rincian UP dan DIP Berdasarkan KPU Tahun

1984/1985 118

(7)

Gambar 1 : Paradigma Proses Implementasi SPk dalam SPT atau dalam SPk YDK

Ha la man

, 16 19 19 29 30 48 52 60 63 81 86 98 108 Gambar 2 Gambar 3 Gambar k Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13

: Siklus SPk

: Kegiatan Pejabat/Lembaga yang terlibat

SPk

Paradigma Studi Evaluatif Manajemen SPk Perkembangan Perluasan Lahan Kampus .... Tahapan-tahapan Rekayasa Sistem

Ragam Jenis Sistem Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan Menggunakan

Anali-sis Keputusan

: Desain Manajemen Perencanaan Strategik . : Penataan Manajemen Perencanaan

Operasi-onal t

: Hubungan Konsep/teori dengan Permasala

han

: Paradigma Alur Penelitian

(8)
(9)

Menjelang dekade terakhir abad ke XX, dunia ini

ditandai oleh berbagai perubahan besar. Dunia sekarang ini berada di tengah-tengah munculnya kemajuan-kemajuan,

seperti robotisasi, sistem informasi, sistem komunikasi, sistem transportasi, sistem komputerisasi sampai sistem

perang bintang.

Kemajuan-kemajuan itu demikian pesat, sehingga membawa banyak perubahan besar. Hal itu terjadi, karena

perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan dan

perkemba-ngan itu membawa akibat yang sangat luas, sehingga

dam-paknya mempengaruhi sistem nilai dan pola-pola hidup dan

kehidupan, hampir pada setiap individu, keluarga, masya-rakat, bangsa dan negara. Pengaruhnya membawa dampak pu

la pada berbagai segi tata-cara kehidupan ekonomi,

poli-tik, sosial dan budaya. Dengan timbulnya berbagai peru bahan, yang raencakup segi sedemikian luas dan kompleks,

menjadi banyak hal yang baru dan asing, sehingga muncul

sebutan istilah modern.

Proses modernisasi berjalan terus di mana-mana, i-ni terjadi di berbagai belahan bumi, dan merupakan

feno-mena yang universal. Manusia ataupun bangsa-bangsa di

dunia pada zaman sekarang ini dihadapkan pada keharusan

menentukan sikap hidup di dalam kancah kehidupan dunia

(10)

Pembangunan Indonesia pada hakekatnya adalah

mem-bangun manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Salah

satu faktor penting ialah pembangunan di bidang pendidik an. Di dalam pendidikan itu terdapat istilah-istilah pen

didikan informal, pendidikan nonformal dan pendidikan

formal. Pendidikan informal seperti terdapat di

rumah-rumah dalam keluarga. Pendidikan nonformal dan formal

bentuknya berbagai jenis dan jenjang, dalam kursus-kursus

dan sekolah-sekolah. Jenis-jenis pendidikan nonformal

dan formal bersifat umum dan kejuruan atau

keterampil-an. Jenjang pendidikan formal ialah dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Dari jenjang - jenjang pendidikan ini yang menjadi fokus perhatian adalah pada

pendidikan tinggi. Karena pada pendidikan tinggi inilah

yang menjadi pusat tumpuan dan harapan munculnya

kemaju-an dkemaju-an modernisasi melalui pengembkemaju-angkemaju-an ilmu dkemaju-an

tekno-logi.

Pendidikan adalah aerupakan hakekat manusia. Manu

sia adalah produk daripada proses pendidikan. Bagi bang

sa Indonesia, pendidikan merupakan usaha sadar mempenga

ruhi pengembangan dan pembentukan manusia modern, menge

nai perubahan-perubahan nilai dan sikap, yang berdasarkan

pada budaya bangsa, aspirasi atau cita-cita masyarakat,

(11)

dern, seperti yang disebut di atas itu menjadi idaman dan tujuan utama pembangunan pendidikan di Indonesia, yang pa da dasarnya pendidikan itu menjadi tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Pendidikan manusia Indonesia modern memerlukan kri-teria. Usaha menemukan kriteria harus kembali pada

sumber-nya, ialah yang tercantum dalam GBHN. Penjabarannya dalam Pelita dan dengan berbagai cara serta metoda pelaksanaan-nya. Sebagai realisasinya berlangsung pada operasional pro gram dan kurikulum. Kriteria yang dimaksud ialah yang me-menuhi ciri-ciri ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ke-cerdasan, kepribadian, keterampilan, berdemokrasi, cinta tanah air, rasa tanggungjawab, lebih dapat menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan yang positif

dan meninggalkan hal-hal yang negatif, lebih mampu mengu-tarakan pendapat dengan substansi yang benar dengan cara yang baik, berorientasi ke masa depan yang lebih baik,

ke-sadaran akan makna dan waktu, organisasi, teknologi dan ilmu pengetahuan.

Gambaran di atas menunjukkan kompleksitas dunia pen

didikan dan bertumpu pada keterkaitan berbagai unsur yang

harus terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan, membentuk

(12)

jang cita-cita pembangunan Indonesia. Di dalam konteks i-ni arti perguruan tinggi menjadi penting. Lembaga ini diharapkan dapat menciptakan para ilmuwan yang

berkepriba-dian, memiliki sikap hidup dalam kehidupan dan

berkembang-nya ilmu dan teknologi, yang pada giliranberkembang-nya menjadi

pe-nunjang dalam memacu dinamika kemajuan bagi proses

moder-nisasi. Hal ini mengingat fenomena, bahwa yang mendasari

perubahan-perubahan besar sekarang ini, pada waktu

menje-lang berakhirnya abad ke XX, terutama adalah ilmu dan tek

nologi. Demikian tugas besar yang diemban lembaga pendidi

kan tinggi merupakan komponen pembangunan, yang harus

i-kut serta mempersiapkan kondisi tinggal landas.

Berdasarkan garabaran tersebut, perguruan tinggi se

bagai lembaga pendidikan formal pada peringkat tertinggi,

harus membenahi diri agar dapat mewujudkan harapan dan

menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang bisa diandalkan. Un

tuk itu ia harus menjalin fungsi-fungsi manajemen, serta memadukan unsur-unsurnya dan melakukan kegiatan-kegiatan terhadap program-program utama. Dalam konteks itulah per guruan tinggi perlu menata penanganan manajemen, dalam

hal ini manajemen sistem perencanaan, penyusunan program

dan penganggaran (SP4), yang telah tertuang dalam pola

Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi (KDPPT)

(13)

terletak pada tingkat kemampuan mengimplementasikan mana

jemen SP4, secara efisien dan efektif, yang khusus menja

di kasus yang menarik untuk dijadikan penelitian.

A. Permasalahan

1. Latar Belakang Masalah

Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang melaksanakan

pendidikan tinggi formal, raerupakan salah satu sub sistem

pendidikan, yang menempati posisi penting dalam pembangu

nan bangsa dan negara Indonesia. Peranan penting yang

di-embannya dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan. Per

guruan Tinggi dapat dilihat sebagai lembaga

pendidikan

tinggi bagi investasi sumber daya manusia, yang karyanya

kelak akan menunjang dinamisasi kemajuan proses

moderni-sasi untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pandangan ini

menjanjikan harapan, bahwa lembaga pendidikan tinggi,

a-kan berperan menghasila-kan tenaga-tenaga yang cerdas,

ung-gul, ampuh dan berkualitas akademik, yang pada gilirannya mampu menghadapi perubahan-perubahan yang berkembang ser

ta turut menyertai masyarakat menyongsong masa depan yang dinamis dan lebih baik. Sehingga akhirnya dapat meningkat kan kesejahteraan individu, keluarga, masyarakat dan ne

gara.

Perguruan Tinggi adalah wadah tempat mengasuh dan

(14)

tanggungjawab yang dipikulnya, yang bersifat ilmiah dan

profesional.

Sisi lain dapat dilihat dari pandangan bahwa pergu ruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi mempunyai peranan dan fungsi penting, mengembangkan ilmu, teori, pe-ngetahuan dan menemukan hal-hal yang baru. Pandangan ini menaruh harapan pada perguruan tinggi menjadi pusat pe

ngembangan ilmu dan teknologi serta budaya. Dengan perka-taan lain perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan ting

gi menjadi tumpuan harapan mendinamisasikan masyarakat dan

menjadi pelopor dalam pengembangan penemuan-penemuan baru

dan merealisasikan hasilnya guna kesejahteraan umat manu

sia.

Pandangan lain melihat pendidikan tinggi itu dapat berperan bahwa, ia mengemban tugas mengembangkan budaya dan moralitas umat. Banyak umat manusia di berbagai tempat belahan dunia dilanda gejolak hidup dan kehidupan yang ti dak menentu, serta berkelanjutan menjurus pada hal-hal yang tidak etis. Keberadaan negara maju di tengah - tengah

banyak bangsa yang merana, sehingga menimbulkan berbagai

penderitaan dan kelaparan, disamping itu perang tidak

res-mi berkepanjangan dengan menggunakan berbagai alat

persen-jataan, yang memerosotkan peradaban. Banyak kontradiksi

(15)

rain dan pelajaran, sekaligus tantangan untuk tidak

surut

mundur ke belakang, melainkan terus maju memantapkan diri

dengan kerangka dasar tinggal landas, dalam proses

moder-nisasi bangsa yang sedang membangun, yang pada gilirannya

lebih berjaya dan turut serta mewujudkan perdamaian dunia.

Dalam hal itu pendidikan tinggi menjadi katalisator

dan dinamisator, yang harus mampu mengantarkan perjalanan

masyarakat sekarang ke kehidupan masa depan yang lebih ba

ik. Dapat meneruslanjutkan arahan modernises! lebih mantap,

yang bagi

bangsa Indonesia terbangunnya

masyarakat

yang patriotik, cerdas dan sejahtera.

Dengan demikian menjadi jelas, bahwa pendidikan

tinggi mempunyai fungsi ganda, yakni memberikan pengajaran,

pelatihan dan pendidikan, serta menemukan hal-hal baru da

ripada hasil penelitian, pengembangan ilmu, teknologi

dan

budaya dengan memberikan sumbangan berupa pengabdian kepa

da masyarakat sejalan dengan kemajuan modernisasi zaman.

Tampak fungsi pendidikan tinggi dalam pembangunan bangsa,

posisinya sangat penting. Berbagai aspek meluas kaitannya

dalam lembaga pendidikan tinggi. Dimensi administrasi pen

didikan membuka cakupannya, ia memadukan fungsi-fungsi dan

unsur-unsur dalam manajemen bagi pengembangan dan pembang

unan. Dengan perkataan lain pengelolaan pendidikan

tinggi

(16)

pe-ngawasan dipadukan dengan unsur-unsur manusia, fasilitas/

sarana dan dana, demikian pula dengan alam budaya.

Semua itu menunjukkan gambaran perguruan tinggi se

bagai lembaga pendidikan tinggi formal, perlu penanganan

yang seksama, pembinaan yang terarah, sistematis dan

ber-kelanjutan. Untuk itu perlu melakukan penanganan dengan cara pendekatan sistem, oleh karena itu pula perlu

pema-haman dan penguasaan berbagai konsep dan operasionalisasi

secara profesional. Hal ini sehubungan dengan berbagai

kegiatan program-program lembaga dengan sasaran dan tuju

an yang telah ditetapkan. Pembangunan pendidikan yang ba

ik adalah yang memenuhi kriteria sesuai dengan TAP MPR/

GBHN, yang dijabarkan dalam pelita, antara lain yaitu

se-perti yang dikemukakan oleh Tilaar (1970:53): "Jadi, pen

didikan yang baik dapat dirumuskan sebagai suatu sistem

pendidikan yang mempunyai keseimbangan antara aspek

kua-litas dan kuantitas". Tentu rumusan itu cukup padat, ka rena didalamnya tersirat hal-hal yang menyangkut produk-tivitas pendidikan. Upaya untuk mencapai produktivitas pendidikan adalah hal yang tidak berdiri sendiri, ia mem

punyai interelasi dengan banyak faktor dan variabel, kai

tan produktivitas erat dengan organisasi, proses dan

in-dividu pelaksana. Produktivitas adalah kombinasi

efisien-si dan efektivitas. Efiefisien-sienefisien-si adalah sebagai proses,

men-cakup unsur-unsur kegairahan, semangat, kepercayaan diri,

(17)

hasil yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat lu

as, penempatan kerja, dan pendapatannya yang layak. Menge

nai efektivitas menunjukkan keberhasilan. Faktor lain yang turut berpengaruh ialah pengawasan. Pengawasan sangat mem

pengaruhi produktivitas, sehingga dampaknya akan nampak pa

da proses dan hasilnya. Pengawasan adalah mencakup berbagai

hal mengenai edukatif, personil dan materiil. Pelaksanaan pengawasan dalam bentuk supervisi, inspeksi dan kontrol dalam rangka pembinaan, pengembangan dan peningkatan pro duktivitas pendidikan. Pengelolaan tidak lepas daripada

pertanggungjawaban. Hal itu semua menyangkut permasalahan

yang erat kaitannya dengan implementasi manajemen. Dalam

hal ini yang dimaksud manajemen SP4 pada IKIP Bandung. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, M. Makagiansar

dalam Memorandum Akhir Jabatannya, mengingatkan para

peja-bat dan pengelola pendidikan pada KDPPT dengan

mengemukakan perlunya konsepkonsep utama yang jelas. Ditunjukmengemukakan -nya bahwa konsep dasar itu memerlukan filsafat yang kon-krit dan pengembangan program-program yang jelas. Maka de ngan demikian, kedua unsur itu, yakni filsafat dan program memberi kemungkinan pelaksanaan tugas-tugas pokok yang ba

ik.

Kedudukan dan tugas perguruan tinggi sebagai lemba

(18)

za-man dalam proses modernisasi yang melanda dunia, khusus

bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun, maka perguru an tinggi harus bergerak dinamis dalam proses modernisasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi M. Makagiansar (1980 : 10) mengingatkan pada pidato Menteri Pendidikan dan

Kebu-dayaan sebagai berikut :

Pendidikan Tinggi harus dapat menghubungkan keadaan

sekarang dan masa depan, harus dapat mengusahakan

di-temukannya arah modernisasi yang dituju, yaitu menuju

kepada pembangunan masyarakat dikemudian hari. Jelas-lah bahwa fungsi pendidikan tinggi tidaklah terletak dalam hanya memberi pengajaran, akan tetapi dalam

hal-hal baru yang kiranya dapat memberi sumbangan nyata kepada pengarahan azas modernisasi.

Dalam posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Syarif Thayeb mengemukakan di depan Rapat Kerja tahunan an

tara Direktorat Jenderal dan para Rektor Uhiversitas/Insti-tut Negeri bulan Februari 1975, yang kemudian inti

pidato-nya itu dikukuhkan pada bulan Juli 1975, dengan Surat Ke

putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0140/U/1975,

tentang Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi (KDPPT), yang isinya seperti tersebut di atas.

Pengarahan pelaksanaan yang ditetapkan KDPPT

ter-cantum dalam Memorandum Akhir Jabatan M. Makagiansar (1980 :30) mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Penjiwaan atau penghayatan tugas pendidikan tinggi.

2. Kedudukan pendidikan tinggi sebagai lembaga masya

rakat .

3. Cara-cara pelaksanaan pendidikan tinggi. 4. Keharusan berpartisipasi dalam pengembangan. 5. Mencapai tujuan pendidikan.

(19)

pengara-nan bagi pegangan untuk perencanaan dan pelaksanaan pengem

bangan dan pembangunan perguruan tinggi. Menyinggung

hal-hal yang mencakup perguruan tinggi, adalah meliputi

naung-an terhadap struktur kelembaganaung-an pendidiknaung-an tinggi

nasio-nal dan formal, sebagai suatu sistem baik lembaga pendidi

kan tinggi negeri maupun swasta harus berlindung dalam sa

tu pola yang sama. Upaya-upaya seperti tercantum dalam Me

morandum Akhir Jabatan Direktur Jenderal, M. Makagiansar (1980:30) sebagai berikut :

1. Pengembangan Ianjut dari pemantapan peranan lem baga perguruan tinggi sebagai suatu sarana nasi-onal (Natinasi-onal Instrument) yang menjamin pemben-tukan manusia seutuhnya serta tercapainya secara efektif persatuan bangsa dan negara.

2. Konsolidasi lembaga pendidikan tinggi secara re gional di dalam daerah-daerah tertentu yang

mem-punyai potensi untuk menjadi pusat-pusat

pemba

ngunan dalam rangka pengembangan

wilayah

untuk

kepentingan nasional.

3. Pembinaan sistem pendidikan tinggi yang memung-kinkan kerjasama yang luas dan intensif antara berbagai lembaga pendidikan tinggi sebagai unsur unsur sistem yang saling berkaitan dan saling

mengisi.

Unsur-unsur pokok dalam butir-butir itu menandai

ka-idah-kaidah, yang merupakan ciri-ciri bagi lembaga pendidi

kan tinggi melaksanakan missi dengan arahan yang harus

di-tuju, nampak jelas diwarnai makna konsep

manajemen. Seba

gai contoh mengenai implementasi manajecen dalam

Memoran

dum Akhir Jabatan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ,

M. Makagiansar (1980:15), tentang evaluasi pendidikan ting

gi pada tahun 1975, yang hasilnya diungkapkan sebagai

(20)

1. Adanya ketidakseimbangan yang beear/menyolok an

tara lembaga-lembaga pendidikan tinggi kita, ba ik ditinjau dari segi potensi, hasil usaha

ma-pun peminat (permintaan masuk calon mahasiswa).

2. Produktivitas yang sudah atau kekuranglancaran

pendidikan.

3. Komposisi dan struktur pembidangan ilmu yang ku-rang meyakinkan, terutama untuk perkembangan ke

depan.

Zf. Menghadapi permintaan masuk yang besar.

5. Kemampuan yang sangat terbatas untuk tumbuh

(ber-kembang) melalui kekuatan sendiri.

6. Belum adanya ketenangan yang mantap dikalangan masyarakat belajar.

Butir-butir tersebut merupakan hasil penelaahan

a-tau evaluasi yang dilakukan dalam rapat tersebut. Bukan bermaksud untuk membicarakan isinya, namun dalam melihat

pokok-pokok masalahnya, nampak kumpulan butir-butir itu

rae-nunjukkan adanya unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pe

ngawasan atau evaluasi serta pertanggungjawaban. Dangan

ka-ta lain , hal itu berarti mengungkapkan penilaian terhadap

operasional manajemen yang sudah berjalan.

Dengan melakukan evaluasi, kita dapat melihat perma

salahan dalam pendidikan. Kemudian muncul upaya yang harus dilakukan untuk mengadakan perubahan atau perbaikan berupa "adjusment" dan "re-adjusment", atau "re-planning" dan se-teru8nya, yang pada gilirannya perlu didorong dengan mem

beri kemungkinan untuk mampu dan berani berinovasi. Yang jelas dalam hal ini, bahwa program dan penyusunan strategi

dalam melaksanakan manajemen pengembangan dan pembangunan

pendidikan tinggi sangat penting.

(21)

memegang tanggung jawab dalam kemajuan ilmu dan teknologi,

yang realisasinya dihadapkan pada keharusan melakukan

pe-ngelolaan yang terarah, sistematis, menyeluruh dan kontinu.

Usaha tersebut perlu didukung oleh konsep manajemen

mela-lui suatu model dengan pendekatan sistem. Pelaksanaan rea-lisasi pendidikan tinggi seperti diharapkan dapat

mewujud-kan produktivitas, dan relevans dengan program pendidimewujud-kan.

Dengan demikian pelaksanaan kegiatan program memerlukan ma

najemen perencanaan. Penampilan manajemen perencanaan da

lam arti luas dapat terjadi khusus di dalam unit perencana

an, tetapi juga terjadi di dalam semua unit suatu

orga-sasi.

Pelaksanaan KDPPT yang dikemukakan Dirjen Pendidik

an Tinggi di dalam Rapat Kerja Rektor Uhiversitas/Institut

Negeri seluruh Indonesia pada tanggal 17 Februari 1975

di

Jakarta ditawarkan acuan implementasi konsep operasional

"Planning, Programming, Budgeting System" (PPBS) untuk di

jadikan model pengelolaan Perguruan Tinggi di

Indonesia.

Akhirnya rapat itu raenetapkan sebagai keputusan dari pada

kesepakatan bersama, mensyahkan PPBS menjadi model dan se

cara bertahap gagasan itu diimplementasikan di Perguruan

Tinggi seluruh Indonesia, dan berkembang apa yang sekarang

disebut SP4.

Penerapan SP4 secara penuh telah diimplementasikan

dalam pengelolaan Perguruan Tinggi Negeri di seluruh

In

(22)

melaksanakan pengembangan dan pembangunan, yang

pengelola-annya menggunakan cara SP4, sesuai dengan kesepakatan

ber-sama dan ketentuan yang berlaku serta mengakomodasikan

po-la KDPPT.

Berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan pengelo

laan telah dilakukan guna peningkatan efisiensi dan efek

tivitas dalam rangka mencapai produktivitas pendidikan.

Berbagai kebijaksanaan,baik berdasarkan kebijaksanaan

na-sional

maupun institusional dengan mempertimbangkan

dan

memperhatikan berbagai perkembangan dan kemajuan IKIP Ban

dung sendiri, telah disusun Usulan Anggaran Rutin (UAR) dan

Proyeksi Anggaran Rutin (PAR) tiap tahun.

Berbagai macam masalah dan hambatan dicoba-pecahkan

dengan harapan memberi dampak positif guna peningkatan

ke-berhasilan mencapai tujuan dan sasaran. Pelaksanaan SP4 di

IKIP Bandung memadukan fungsi-fungsi manajemen dan

unsur-unsurnya dengan kegiatan gagasan-gagasan KPU. Adapun

gaga-san-gagasan KPU yang tercantum dalam Memo Rektor IKIP Ban

dung, ialah mengenai : Peningkatan produktivitas pendidik

an, Peningkatan daya tampung, Pendayagunaan potensi

pene

litian, Peningkatan kepekaan sosial melalui pengabdlan ke

pada masyarakat, Bidang kemahasiswaan, Kemampuan untuk ber

kembang, dan Kerumahtanggaan.

Berbagai upaya pengembangan dan pembinaan pendidik

an tinggi seperti dikemukakan di atas itu, menunjukkan

(23)

telah dilaksanakan di IKIP Bandung. Sejauh mana

implemen-tasi manajemen SP4 itu ? Hal ini merupakan hal yang

mena-rik untuk diteliti.

2. Identifikasi Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah yang

dikemu-kakan di atas, berulangkali disebutkan persoalannya

me-nyangkut manajemen SP4 pada IKIP Bandung. Di bawah ini

di-jelaskan identifikasi masalahnya.

"Sistem Penganggaran Terpadu" (SPT) atau dikenal

dengan istilah SP4 yang dikembangkan (SP4 TDK) telah

di-coba dan diterapkan dalam Penyusunan Anggaran Rutin yang

diproses bersama-sama dengan Penyusunan Anggaran

Pemba

ngunan. Seyogianya demikian dalam penyusunan anggaran,

a-gar terdapat sinkronisasi dan simplikasi pelaksanaan

pe

ngembangan dan pembangunan pada lembaga perguruan

tinggi

sebagai suatu sistem, guna memudahkan pengaturan dan pe

ngawasan dalam pencapaian sasaran, karena kedua

bidang

anggaran itu meminta pertanggungjawaban yang berbeda

dan

terpieah. Hal itu berjalan pada perguruan

tinggi-perguru-an tinggi di seluruh Indonesia, berdasarktinggi-perguru-an ketentutinggi-perguru-an ytinggi-perguru-ang

telah ditetapkan sesuai KDPPT, dan menjadi kesepakatan bersama untuk menggunakan cara pengelolaan perguruan ting

gi di Indonesia dengan model pendekatan SP4. Demikian

ju-ga pengelolaan yang diterapkan pada IKIP Bandung,

gamba-rannya seperti terdapat dalam paradigma gambar-1

berikut

(24)

Anggaran Rutin

Anggaran

Pembangunan

Gambar 1

Paradigma Proses Implementasi SP4 dalam

SPT atau dalam SP4 yang dikembangkan

S.P.T.

SBf Yk

Badan

f-Perencanaan

Program

Proyek

Clvitaa

Akademika

Program Pengembangan

dan Pembangun an Pendidikan

Karakter SP4 Unsur SP4

-)[

Tujuan

a. Anggaran Rutin ditujukan untuk penyelenggaraan pendidi

kan, yang berlangsung secara konvensional, berlaku

se-perti biasa. Adapun anggaran pembangunan (DIP) dituju

kan bagi kegiatan pengembangan dan perbaikan sistem

pendidikan.

b. SP4 adalah cara penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program dan penganggaran merupakan suatu model kegiatan

operasional untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan

[image:24.595.51.549.76.740.2]
(25)

su-atu penyusunan Anggaran Rutin bersama-sama diproses de ngan penyusunan Anggaran Pembangunan.

c. Perencanaan, program dan proyek merupakan penjabaran struktur operasional pelaksanaan, secara hierarkhi dan

terinci dari SP4.

d. Program pengembangan dan pembangunan pendidikan dengan

Anggaran Rutin dan Anggaran Pembangunan, realisasinya menggunakan model yang telah disepakati bersama ialah dengan cara SP4 yang menggunakan SPT atau SP4 YDK.

e. Lembaga serta badan-badannya merupakan

komponen-kompo-nen struktural, yang merupakan wadah dan wahana proses operasional konsep dan realisasi pelaksanaan rencana,

program dan proyek.

f. Civitas akademika adalah para partisipan aktif dan

kre-atif, yang secara integral dan individual turut

mengam-bil bagian dan penuh tanggung jawab.

g. Karakteristik dan unsur-unsur SP4 adalah merupakan kon

sep, wawasan, pedoman, petunjuk-petunjuk, pegangan dan arah dalam proses pengelolaan dan pelaksanaan rencana, program dan proyek guna mencapai tujuan yang telah

di-tetapkan.

h. Tujuan, target dan sasaran merupakan struktur cita-cita yang diharapkan berdasarkan rasional kebutuhan

me-nurut kondisi waktu dan lingkungan.

Keterpaduan operasional dalam proses penyusunan

(26)

a. Masalah-masalah yang dihadapi harus dilihat sebagai su

atu keseluruhan yang integral.

b. Penggunaan strategi dan kebijaksanaan yang sama seba

gai satu kesatuan yang utuh.

c. Menetapkan penggunaan data dasar dan unit biaya sama.

d. Penggunaan pola dan metoda pendekatan yang sama, yaitu SP4 dengan UAR, PAR dan Anggaran Pembangunan (DIP).

Sebagai tinjauan umum tentang SP4 di Perguruan Ting

gi di Indonesia mengenai siklus SP4 dan kegiatan para

pe-jabat/lembaga yang terlibat SP4, serta struktur programnya,

gambarannya seperti dikemukakan di bawah ini :

Siklus SP4

SP4 memiliki siklus operasional yang mengatur

urut-an durut-an jadwal kegiaturut-an administrasi pemburut-angunurut-an bagi selu ruh perangkat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sik lus ini telah disesuaikan dengan administrasi pembangunan nasional yang menggunakan DUP dan DIP. Sehingga dengan de

mikian pelaksanaan SP4 sejalan dengan prosedur pelaksanaan

peraturan dan ketentuan siklus administrasi pembangunan

nasional.

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam siklus perencanaan

SP4, mempunyai hubungan yang satu dengan lainnya, seperti

Perguruan Tinggi/Kopertis, Direktur dan Konsorsium sampai

ke tingkat Menteri melalui Direktur Jenderal, yang secara

(27)

SIKLUS SISTEM PERENCANAAN

PENYUSUNAN PROGRAM DAN PENGANGGARAN

TS TS + 1 IS + 2

pejabat/

LEMBAGA

Penetapan Kebijaksanaan Penetapan Program DUP DIP

MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP OES JAN FEB MRT APR

MENTERI cq DIRJEN . FENGA RAHAN PEREN CANAAN PROGRAM M?K PENE TAPAN PROG RAM ^NE TAP ANGG PE NGE SAH AN DIP 1 1 1 1

i i i .

DIREKTUK DAN KDNSOK -SIUM 1 4 Hiiii

M K 0 KONSEf

MPK i i i i R & K 1 1 1 . SrJ PtRGURU-AN TINGGI / KOPERTIS UP JL ' DIP-KPO K A K R & K OUP

TS « tahun sekarang ,

KPO • Konsep Program Op.railon11 MRO * Memorandum Rencana Operaslonll

UP « Usulan Program

RAK « Review A Kcmentar MDK » Memo Program Koordinatlp

Gambar-3

KEGIATAN PEJABAT/LEMBAGA YANG TERLIBAT SP4

OIP « Daftar Islan Proyek DUP « Oaftar Usulan Proyek

PEJABAT/

LEMBAGA K E G I A T A N

W A K T U

JAN feb|mrt 1

APR meiIjun JUL AGS SEP OKT NOP DES

MENTERI Mensahkan DAFTAR ISIAN PROYEK •1

DIREKTUR JENDERAL

Menyusun PENGARAHAN PERENCANAAN PROGRAM •I

Menqeluarkan PENGARAHAN PERENCANAAN PROGRAM I

Mem 11j h dan menetapkan PKOGKAM Menetapkan Anggaran

m

Penyempurnaan KONSEP MEMO PROGRAM KOORO. dan

penyesualan MPK

SECRETARIAT

DIREKTUR JkNDERAL

Menglrlmkan MEMO PROGRAM KOOROINATIF JL

Menalrlmkan OAFTAR PROGRAM yq.tlh.dlsetujul 1 Menyusun DAFTAR USULAN PKOYtK - PUSAT

Menglrlmkan D»FTAR USULAN PROYEK KE BAPPENAS Menglrlmkan SURAT PfcMBbRllAHUAN PLAFOND ANOG. j|

Merevlsl KONSEP DAFTAR ISIAN PROYEK UlREKTUR/

KONSORblUM

Menyusun KONSEP MEMO PROGRAM KOOROINATIF

J

Menyusun MEMORANDUM RENCANA OPERAS1UNIL i

PtRGURUAN TINGGI '

KOPERTIS

Menyusun KONSEP OAFTAR ISIAN PROYEK

Menglrlmkan KONSEP DAFTAR ISIAN PROYEK 1 Menyusun USULAN PROGRAM

Menyusun KONSEP PROGRAM OPERASIONIL m

MengirlmKan USULAN PROG.dan KUNSEP PHOGR.OPR. Menyusun DAF1AR USULAN PROYEK

[image:27.595.68.522.61.732.2]
(28)

Urutan kegiatan yang ada pada gambar-2 dan jadwal

kegiatan para pejabat/lembaga pada gambar-3 maka terlihat

aktivitas siklus sebagai berikut:

a. Mulai pada bulan Juni tahun sekarang (TS) Perguruan

Tinggi menyusun Konsep Program Operasional (KPO) untuk

tahun (TS + 2) sampai dengan (TS + 4).

b. KPO setelah diteriraa dari Perguruan Tinggi, maka pada bulan September dan Oktober tahun sekarang (TS),Direk tur dan Konsorsium menyusun Memorandum Rencana Opera

sional (MRO).

c. Berdasarkan MRO dan KPO, mulai awal bulan Desember ta hun sekarang (TS) sampai bulan Januari (TS + 1), Di

rektur Jenderal menyusun Pengarahan Perencanaan Prog

ram (P3).

d. Berdasarkan dokumen (P3) dan pendapat-pendapat Pergu ruan Tinggi tentang dokumen tersebut, dari awal bulan

Maret sampai dengan pertengahan bulan April tahun (TS

+1), Direktur dan Konsorsium menyusun Konsep Memo Pro

gram Koordinatif (MPK) untuk tahun (TS + 2).

e. Setelah menerima MPK, dari pertengahan bulan April sam

pai pertengahan bulan Mei tahun (TS + 1), Direktur Jen

deral menyempurnakan konsep tersebut dan mengesahkannya

menjadi dokumen MPK untuk tahun (TS + 2).

f. Setelah menerima MPK, pada bulan Juni tahun

(TS + 1),

(29)

g. Setelah menerima UP dari Perguruan Tinggi, mulai per

tengahan Juli sampai dengan akhir Agustus tahun (TS +

1), Direktur Jenderal memilih dan menetapkan proyek

yang dapat dilaksanakan beserta perkiraan anggaran

yang akan diterima oleh suatu Perguruan Tinggi untuk

tahun (TS + 2).

h. Berdasarkan hasil penetapan proyek dari Direktur Jen

deral, mulai pertengahan bulan Oktober sampai dengan

pertengahan bulan November tahun (TS + 1), Perguruan

Tinggi menyusun Daftar Usulan Proyek untuk tahun

(TS

+ 2).

i. Setelah menerima DUP dari Perguruan Tinggi, pada bu lan Desember tahun (TS + 1), Direktur Jenderal mene

tapkan anggaran yang akan dialokasikan ke suatu Per

guruan Tinggi.

j. Setelah mengetahui besarnya alokasi anggaran yang

a-kan diterima, mulai pertengahan bulan Januari sampai

minggu pertama bulan Februari tahun (TS + 2), Perguru

an Tinggi menyusun konsep DIP.

k. Pada bulan Maret tahun (TS + 2), Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan mensyahkan DIP proyek Perguruan Tinggi.

Struktur Program

a. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang

oleh Dirjen Dikti sebagai Rencana Strategi (rapat Rek

(30)

pe-ngembangan sistem pendidikan tinggi nasional.

Kerang-ka tersebut menetapKerang-kan arah-arah pengembangan dan te

lah dirumuskan jenis-jenis usaha sampai dengan

ting-kat Program Utama (PU).

b. Dirjen dan Perguruan Tinggi berusaha mempertinggi

e-fisiensi dan efektivitas proses-proses administrasi dalam usaha-usaha pengembangan, sebanyak mungkin meng

gunakan metode perencanaan yang sistematis. Perumusan

usaha-usaha pengembangan diperinci di tingkat program.

c. Program-program diperinci menjadi

kesatuan- kesatuan

kegiatan pengembangan yang lebih spesifik,

disebut

proyek.

d. Perumusan proyek mengenai hal yang berkaitan langsung

dengan sesuatu program tertentu, sepenuhnya

menjadi

urusan lembaga perguruan tinggi.

Penerapan SP4 pada Perguruan Tinggi di Indonesia

dalam pelaksanaannya berhasil menyusun program - program

yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dan pegangan da

lam suatu kurun waktu tertentu. Hal itu berpengaruh pada

berbagai analisis dalam penyusunan KPO, yang pada

dasar-nya merupakan mekanisme perencanaan untuk kurun waktu 3

tahun, yang dimodifikasi pada setiap tahun penyusunan

program. Disamping itu terdapat pula dokumen lain, ialah

Usulan Program (UP), yang disusun untuk satu tahun angga

ran.

(31)

ek-sistensi otonomi kelembagaan perguruan tinggi dalam penyu sunan program, karena kedua dokumen SP4 tersebut disusun

sebagai perencanaan lembaga, yang selanjutnya untuk

diu-sulkan kepada pihak-pihak yang mengatur pengalokasian dana

pembangunan. Produk akhir kegiatan SP4 muncul dalam

wujud

berupa Daftar Isian Proyek (DIP). Ia merupakan gambaran

terpadu "bottom up and top down" dalam perencanaan dan pe

nyusunan program berupa perpaduan antara otonomi lembaga

dan pengarahan dari atas. Maka DIP adalah ukuran kualitas

KPO, yang menjadi indikator kualitas dan fisibilitas prog

ram-program yang diusulkan lembaga. Karena hal itu menjadi

salah satu ciri utama dalam SP4, sebagai penganggaran pro

gram. Derajat fisibilitas program merupakan tanda yang da

pat menentukan persetujuan terhadap anggaran yang diajukan,

Dalam proses impleraentasinya mempertimbangkan :

a. SP4 ialah cara penyusunan dan pelaksanaan pembiayaan

untuk mencapai tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya b. Perencanaan, program dan proyek ialah penjabaran struk

tur operasional pelaksanaan.

c. Lembaga, badan dan unit merupakan komponen struktur

o-perasional.

d. Civitas akademika adalah para partisipan aktif, indivi

dual dan integral.

e. Pelaksanaan dan pengawasan.

(32)

Hal-hal tersebut muncul dalam kaitannya dengan ma

najemen SP4. Program-program garapan dengan berbagai

per-soalan yang dihadapi IKIP Bandung cukup banyak. Demikian

pula terdapat banyak permasalahan yang menarik untuk

di-kaji. Namun yang menjadi fokus penelaahan dalam hal ini

dilihat dari sudut administrasi pendidikan, khususnya me

ngenai manajemen, lebih khusus lagi implementasi manaje

men SP4.

Dari pembatasan identifikasi masalah dapat dijelae-kan bahwa penelitian yang dilakudijelae-kan bermuara pada masalah

manajemen SP4, yang dapat dirangkumkan sebagai berikut :

a. Inti permasalahan penelitian ini dipusatkan di seputar

implementasi manajemen SP4, berkenaan dengan

fungsi-fungsi sehubungan dengan unsur-unsurnya.

b. Objek studi penelitian ini diarahkan pada fungsi-fungsi

manajemen SP4» ialah penyusunan, pelaksanaan, pengelo

laan, pengawasan dan pertanggungjawaban, sehubungan de

ngan unsur-unsur manajemen SP4, ialah personil, materi

al, dana, ekspertis dan waktu.

3. Rurausan Masalah

Dalam manajemen SP4 di IKIP Bandung, menghendaki

e-fisiensi dan efektivitas dalam implementasinya. Manajemen

menyangkut fungsi eksekutif kepemimpinan, yang pada dasar-nya adalah; kegiatan perencanaan, kegiatan

pengorganisasi-an, kegiatan pelaksanaan dan kegiatan pengawasan. Adapun

(33)

di-sebutkan terdahulu adalah; penyusunan SP4, pelaksanaan

SP4, pengelolaan dana SP4, pengawasan SP4, dan pertang

gungjawaban SP4.

Masalahnya sekarang yang menjadi pokok penelitian

adalah, sampai sejauh namakah efisiensi dan efektivitas

manajemen SP4 itu. Dari masalah yang disebutkan di atas dapatlah dirumuskan sub-sub masalah sebagai berikut.

a. Dalam kegiatan Penyusunan SP4

1) Bagaimana komposisi personalia dalam penyusunan

SP4 ?

2) Bagaimana alokasi dan penggunaan dana dalam penyu

sunan SP4 ?

3) Bagaimana jenis dan jumlah material dalam penyusu

nan SP4 ?

4) Bagaimana penggunaan/pemanfaatan waktu dalam pe

nyusunan SP4 ?

5) Bagaimana memanfaatkan orang-orang yang berkeahlian

dalam penyusunan SP4 ?

6) Bagaimana mempartisipaslkan peserta dalam penyusu

nan SP4 ?

b. Dalam kegiatan Pelaksanaan SP4_

1) Bagaimana operasionalisasi/realisasi DIP

dilaksana-kan ?

2) Apakah operasionalisasi program dalam DIP tergam-barkan pada kegiatan tujuh KPU ?

(34)

dalam kegiatan program tujuh KPU ?

c. Dalam kegiatan Pengelolaan Dana SP4

1) Bagaimana komposisi pengelola proyek, yaitu perso

nalia Proyek P3T ?

2) Berapakah dana yang digunakan dalam pelaksanaan pro

yek ?

3) Program-program apa yang dilola oleh Proyek P3T ?

k) Bahan/material apa yang digunakan dalam pengelolaan

proyek ?

d. Dalam kegiatan Pengawasan SP4

1) Siapakah yang melaksanakan pengawasan dalam imple

mentasi manajemen SP4 ?

2) Kepada eiapa pengawasan SP4 dilakukan ?

3) Apakah pengawasan yang dilakukan menyeluruh terha

dap dana, kegiatan/fisik dan supervisi ?

e. Dalam kegiatan Pertanggungjawaban SPJt

1) Siapa yang mempertanggungjawabkan SP4 ?

2) Kepada siapa pertanggungjawaban SP4 dilaksanakan ? 3) Apakah ada tindak lanjut setelah pertanggungjawaban

SP4 dilaksanakan ?

B. Tu.luan dan Pentingnya Penelitian 1. Tujuan

a. Tujuan Uraum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui se

cara uraum, efisiensi dan efektivitas tentang implementasi

(35)

b. Tujuan Khusus

1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang manajemen

SP4, sehubungan dengan proses penyusunan SP4, kegiatan pelaksanaan SP4, pengelolaan dana SP4, kegiatan penga

wasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4 di IKIP Bandung. 2) Untuk memperoleh gambaran tentang persoalan yang

tim-bul sehubungan dengan manajemen SP4.

2. Pentingnya Penelitian

Dengan timbulnya masalah, maka penelitian ini

di-pandang penting, karena :

a. Penelitian ini berguna bagi pelaksanaan dalam

mengope-rasionalkan manajemen SP4, secara efisiensi dan efek

tivitas di IKIP Bandung, melalui temuan-temuan yang

diperoleh dalam penelitian ini.

b. Penelitian ini berguna bagi perencanaan di lingkungan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam mengem

bangkan konsep maupun operasional manajemen SP4 pada

perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia.

c. Masalah penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu

dalam bidang studi administrasi pendidikan pada umum-nya, khususnya bidang manajemen pendidikan.

C. Paradigma Penelitian

Studi evaluatif tentang manajemen SP4, dimana ter

dapat lima fungsi, yakni ; proses penyusunan SP4, pelak

(36)

per-tanggungjawaban SP4. Kelima fungsi manajemen SP4 ini, ma-sing-masing dihadapkan pada tujuh Kategori Program Utama

(KPU). Ketujuh KPU itu isinya ; peningkatan produktivitas

pendidikan, peningkatan daya tampung, pendayagunaan po-tensi penelitian, pengabdian kepada masyarakat, bidang

kemahasiswaan, kemampuan untuk berkembang, dan kebijaksa

naan kerumahtanggaan. Dimensi pengukurannya dengan meng

gunakan kriteria efisiensi dan efektivitas. Paradigma

tersebut dapat dilihat pada gambar 4.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengenai "Studi Evaluatif ten tang manajemen SP4" dilaksanakan di IKIP Bandung, jalan

DR. Setiabudi No. 229 Bandung. Melihat konteks permasa

lahan yang tergambarkan di IKIP Bandung dalam segala per-kembangannya. Tahun 1988 memiliki sejumlah mahasiswa

se-banyak 14.505 orang, jauh berbeda dibanding pada saat

di-bukanya pada tahun 1954 dengan nama PTPG (Perguruan Ting

gi Pendidikan Guru), yang memiliki jumlah mahasiswa

(37)

5-EVALUASI

MANAJEMEN

[image:37.842.173.821.162.495.2]

SP4

Gambar 4

PARADIGMA STUDI EVALUATIF MANAJEMEN SPk PADA IKIP BANDUNG

MANAJEMEN SP4

r*1- Proses Penyusunan SP4 -i

-»2. Pelaksanaan SP4

t-^3. Pengelolaan Dana SP4

-}4. Pengawasan SP4

^5. Pertanggungjawaban SP4

KRITERIA

Efisiensi

Efektivitas

r>l.

>2.

*3.

**4.

*6.

V7.

ISI SP4 (7 KPU)

Peningkatan Produk tivitas Pendidikan Peningkatan Daya

Tampung

Potensi Penelitian Pengabdian kepada

Masyarakat

Kemahasiswaan Kemampuan untuk Berkembang

(38)

UN

fn

CO

,Q 8

CO

$ i V g ? * $ 3

(39)
(40)

Dalam bab III ini dibahas mengenai metodologi pene

litian, dimana perlu dijelaskan tentang pendekatan peneli

tian yang dilakukan. Proses manajemen yang diwujudkan oleh

perilaku eksekutif para pejabat yang berkenaan dengan

pe

laksanaan kegiatan fungsi-fungsi manajemen, yang dalam hal

ini manajemen SP4, memerlukan pengamatan secara kualitatif

daripada yang dilakukan. Karena itu pendekatan

penelitian

ini, adalah pendekatan kualitatif.

Dan kalau dilihat dari

tujuannya, maka penelitian ini merupakan studi evaluatif.

A. Asumsi-asurasi yang digunakan

1. Setiap kegiatan yang bertujuan, agar dicapai efisien

si dan efektivitas, digunakan fungsi-fungsi manaje

men.

2. Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,

peng-organisasian, penggerakkan dan pengawasan.

3. SP4 sebagai kegiatan yang bertujuan, didekati dengan

sistem manajemen yaitu manajemen SPk*

k, Kegiatan-kegiatan dalam manajemen SP4, meliputi pe nyusunan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan

pertanggungjawaban SP4.

5. Pengukuran keberhasilan kegiatan manajemen SP4 di wujudkan adanya efisiensi dan efektivitas manajemen

SP4.

(41)

B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, penggunaan metode atau pen

dekatan merupakan suatu pilihan yang utama. Pemilihan me

toda ini tergantung dari masalah dan tujuan yang

dikehen-daki. Di dalam penelitian yang penting adalah memenuhi

sya-rat-syarat sebagai berikut, seperti yang dikemukakan oleh

S. Nasution (1988:1) :

1. Harus mengikuti metode yang ketat, "rigerous", yang secara berdisiplin berpegang teguh pada

pe-raturan-peraturan tertentu agar mencapai hasil

yang obyektif.

2. Harus sedapat mungkin membatasi kekeliruan atau

kesalahan dalam data yang dikumpulkan maupun da

lam penafsirannya.

3. Harus mempublikasikan hasil penelitian agar

mera-bukanya bagi kritik dari semua pihak untuk

di-bantah, ditolak atau diteriraa.

Adapun metode penelitian yang dipilih dalam studi

ini adalah metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,

teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi,

wawancara, dokumentasi dan lain-lain.

Diantara teknik pengumpulan data yang dilakukan da lam penelitian ini, studi dokumentasi merupakan teknik pe

ngumpulan data yang pertama. S. Nasution (1988:85)

menga-takan : "Melakukan penelitian naturalistik tidak berarti

hanya melakukan observasi dan wawancara, walaupun kedua ca

ra itu yang paling dominan. Bahan dokumentasi juga perlu

mendapat perhatian yang selayaknya". Dari data pertama yang

diperoleh dari studi dokumentasi ini kemudian diberi makna

(42)

wa-wancara secara informal dengan para pejabat yang berkena

an dan terkait dengan penyusunan, pelaksanaan, pengelola

an, pengawasan dan pertanggungjawaban SP4.

Disamping menggunakan metode kualitatif, maka di

lihat dari tujuannya, metode yang digunakan dalam peneli

tian ini termasuk dalam penelitian evaluatif. Fokusnya me

ngenai manajemen, khususnya tentang implementasi

manaje

men SP4 terhadap program-program, yang berkenaan dengan

aspek-aspek efisiensi dan efektivitas. Dari pada itu

me-nurut David Kline (1980: P-IX-7 - IX-10) terdapat

tipolo-gi penelitian evaluasi, ialah : "(1) Formatif sumatif dis

tinction, (2) Input-output distinction, (3) Proses

dis

tinction". Penelitian yang berkenaan dengan penelitian

e-valuatif ini, dilakukan terhadap proses manajemen

fungsi-fungsi khususnya berkenaan dengan "process distinction".

Penelitian ini mengenai evaluasi tentang manajemen

SP4. Oleh karena itu evaluasi ini terhadap pelaksanaan ke

giatan yang telah berlangsung dan kegiatan itu tercatat

dalam dokumen yang lengkap dan terberita acara, maka da

lam pengumpulan data ini, yang diutamakan adalah data ke

giatan penyusunan SPk, pelaksanaan SP4, pengelolaan dana

SP4, pengawasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4.

Dokuraen-dokumen yang menjadi sumber data yang relevan, seperti

MPK Rektor, KPO, UP, dan DIP IKIP Bandung, merupakan sua tu bahan telaahan yang berharga dalam memaknai lingkungan,

(43)

peneli-tian. Demikian juga halnya rapat-rapat yang berlangsung,

lokakarya, seminar yang berkenaan dengan kegiatan,yang da

pat berguna untuk diamati dalara pemahaman dan

pemaknaan

gejala yang ada. Adapun dokumen-dokuraen SP4 lainnya yang

berguna sebagai penunjang, adalah :

a. Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi,

SK

Mendikbud 12 Juli 1975, No. 0140/U/1975, 1980.

b. Pidato Pengarahan Pelaksanaan Direktur Jenderal Pendidi

kan Tinggi, 1980.

c. Memorandum Akhir Jabatan Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi,1980.

d. Memo Program Koordinatif Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi, 1980.

e. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang

oleh D.A. Tisna Amidjaja (Dirjen Dikti lama), 1980.

f. Memo Program Koordinatif Rektor IKIP Bandung 1983.

g. Konsep Program Operasional (KPO), 1982 dan 1983.

h. Usulan Program (UP), 1983 dan 1984.

i. Daftar Isian Proyek (DIP), 1984/1985.

j. Rencana Induk Pengembangan (RIP) IKIP Bandung, 1982.

k. Sistim Informasi Manajemen (SIM), 1980.

Data ini dipilih untuk dikumpulkan berdasarkan per

timbangan bahwa :

1. Penelitian ini raengenai studi evaluatif terhadap yang

telah dilaksanakan.

(44)

ber-laku.

3. Dokumen-dokuraen tersebut memang tersedia dan

memungkin-kan untuk dipelajari.

k,

Penerapan model perencanaan ini berlaku

pelaksanaan

yang seragam dalam hal ini penyusunan model tertentu.

5. Dokumen-dokumen tersebut raenjadi sumber data penelitian.

Penelitian ini bersifat evaluatif. Cakupannya cukup

luas. Maka disini dibatasi pada

fungsi-fungsi

manajemen

SP4, yang berlaku dalam tahun 1984/1985. Cakupan

periode

tahun tersebut ditandai sebagai tahun pertama Pelita

IV,

yang didalamnya terdapat tinjauan pembangunan selama Peli

ta III. Disamping

itu terdapat arahan perencanaan

perspek-tif kegiatan-kegiatan program selama Pelita IV. Luas caku

pan itu, seperti dijelaskan Muhararaad Numan Soemantri dalam

MPK Rektor 1983 (1983:i) *•

MPK Rektor 1983 berpedoman pada MPK Dirjen Dikti

1983, SP4 dan KPO, UAR dan PAR 1982 dan RIP

IKIP

Bandung yang sudah mencapai tahap B-2.

Selanjut-nya dalam MPK Rektor 1983 ini dikemukakan (1) Pe

ngertian anggaran terpadu, ciri khas SP4

tahun

1983/1984, pengertian dasar wawasan almamater;(2) Perkembangan IKIP Bandung Selama Pelita III; (3) Kebijaksanaan Umum Repelita IV IKIP Bandung; (4) Kebijaksanaan untuk tahun 1984/1985, Kebijaksana

an anggaran 1984/1985.

Sudah barang tentu yang diungkapkan Rektor tersebut

cukup padat. Ia mengandung makna memberi pijakan jauh

men-jorok ke belakang dan jangkauan jauh ke depan dalam gamba

ran penelitian ini. Dengan demikian MPK Rektor IKIP Ban

dung tahun tersebut, mempunyai cakupan memadai dalam pene

(45)

C. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini menyangkut berbagai karakteris

tik yang berkenaan dengan implementasi manajemen SP4 dalam

kegiatan pelaksanaan program-program pengembangan dan

pem-bangunannya. Penelitian ini merabatasi diri pada kasus-

ka-sus tersebut yang permasalahannya berada dalam konsep dan

teori manajeraen perencanaan, dalara hal ini manajeraen SP4,

khusus raengenai penyusunan, pelaksanaan ,pengelolaan,

pe

ngawasan dan pertanggungjawaban. Garabaran pelaksanaan SP4

pada IKIP Bandung, terlukis dalara realisasi MPK Rektor IKIP

Bandung, yang dijabarkan dalara KPO dan UP yang raenghasilkan

terbitnya DIP.

SP4 yang pada awalnya lahir dan mengacu pada konsep

dan teori PPBS, implementasinya menjalani modifikasi

dan

penyesuaian diakomodasikan dengan sebutan yang dikenal se

karang dengan istilah SP4. SP4 di IKIP Bandung telah dilak

sanakan sejak tahun 1977 sampai sekarang tahun 1988. Walau

pun demikian, hasil penelitian ini tidak dimaksudkan untuk

generalisasi sebagai gambaran manajemen

SPk

pada

seluruh

perguruan tinggi di Indonesia, tidak juga bagi seluruh IKIP.

Kasus ini khusus terbatas pada penelitian apa yang terjadi

pada IKIP Bandung, itupun dibatasi pada periode tahun 1984/

1985.

Kurun waktu yang materinya dijadikan objek peneliti

an, adalah berdasarkan pilihan dari berbagai alternatif :

(46)

an-tara tahun 1977 sampai dengan sekarang tahun 1987/1988.

2. Berdasarkan semua periode Pelita yang tercakup.

3. Berdasarkan pada kurun waktu satu Pelita tertentu.

k. Berdasarkan sepanjang kepemimpinan Rektor tertentu.

5. Berdasarkan pada MPK Rektor IKIP Bandung, tahun terten

tu misalnya tahun 1983.

6. Berdasarkan pada periode kurun waktu tertentu, misalnya

tahun 1984-1988.

7. Berdasarkan pada periode tahun anggaran tertentu, misal

nya tahun 1984/1985.

8. Dan berbagai variasi yang dipilih.

Adapun kurun waktu yang terpilih seperti telah dike

mukakan terdahulu ialah 1984-1985,hal itu adalah berdasar

kan pertimbangan-pertimbangan : 1. Bahwa perlu mempertim

bangkan hasil-hasil yang dicapai dalam satu periode tahun

/Pelita,

1. Kemungkinan terjadi untuk penyusunan

tahun/

Pelita berikutnya.

Penelitian ini dirasa masih jauh dari

kriteria-kri-teria yang sempurna. Namun sebagai awal proses ke arah

ke-sempurnaan, paling tidak nilai bobot ilmiah akademik dapat

dipertanggungjawabkan. Segi metodologi sangat mendapat per

hatian disamping juga masalah pendekatan dari sudut teori

tik. Sebagai hasil penelitian yang bersifat evaluatif, ha

sil yang dapst dikumpulkan dari penelitian ini tidak

men-janjikan deskripsi yang mendalam. Nampaknya hasil yang te

(47)

Adapun data yang tercakup dan terliput adalah

da

lam DIP 1984/1985 dan penunjangnya KPO dan UP tahun 1983

dan 1984. Pada tiap tahun perencanaan ialah tahun

seka

rang (TS) disusun KPO dan UP. KPO disusun untuk proyeksi

(TS + 2) sampai (TS + 4), sedangkan UP disusun

pada

TS

yang bersangkutan untuk TS + 1. Data yang dikumpulkan se

hubungan dengan dokumen SP4 tersebut adalah data tentang

biaya yang diproyeksikan untuk KPO dan UP, yang syah

fi-nalnya pada terbitnya DIP, yang dianalisis dalam pengelo

laan SP4. Sedangkan data lain diperoleh dari proses kegi

atan penyusunan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan

pertanggungjawaban dilihat dari unsur-unsur yang menyang

kut manajemen SP4. Data tersebut perlu dianalisis sehubu

ngan dengan kriteria efisiensi dan efektivitas.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Berdasar pada pelaksanaan penelitian dan sesuai de

ngan tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan pada lo

kasi di IKIP Bandung. Kegiatan pelaksanaan pengumpulan da

ta dimulai pada bulan Januari 1988 sampai Februari

1988.

Persetujuan dari Dekan FPS tanggal 26 Januari 1988,

No.

57/PT. 25. H4. FPS/N/1988, yang tembusannya

disampaikan

kepada masing-masing instansi yang terkait, sehingga memu

dahkan untuk pengumpulan dokumentasi, informasi dan

data

yang diperlukan. Tembusan itu antara lain disampaikan ke

pada : (1) Pembantu Rektor II, (2) Kepala BAUT, (3)

(48)

IKIP Bandung, (5) Bendaharawan IKIP Bandung, (6) Para

De

kan di lingkungan IKIP Bandung, (7) Para Pembantu Dekan di

lingkungan IKIP Bandung, dukungan surat tersebut di

atas

dipandang sudah cukup dan meraadai.

Setelah data dokumen tadi terkumpul, peneliti mela

kukan wawancara dan mengamati langsung

kegiatan- kegiatan

yang berkenaan dengan penyusunan SP4, pelaksanaan

SPk,

pe

ngelolaan SP4, pengawasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4.

Pelaksanaan wawancara dan observasi langsung dilakukan de

ngan azas triangulasi, yaitu mewawancarai pimpinan

Fakul-tas, Kepala BAU, Ketua Tim SP4, Pimpinan/Bendahara Proyek

P3T dan lain sebagainya yang terlibat pelaksanaan SP4. Da

ri data dokumentasi, wawancara dan observasi, peneliti ke

mudian sebagai ^observer participation", dimana later be

lakang peneliti penuh dengan pengalaman-pengalaman sebagai

tenaga edukatif sejak tahun 1951, dan di IKIP Bandung

se

jak tahun 1967, maka sangat membantu untuk memahami,

mera-sakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam

kegiatan-kegi-atan yang dilakukan, baik dalam PBM maupun dalam kegikegiatan-kegi-atan

administratif struktural.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, di dalam me

maknai perilaku yang diwujudkan dari peran-peran

pejabat

yang berkenaan dengan manajemen SP4, bagi peneliti

kurang

mendapatkan kesukaran-kesukaran yang berarti.

Adapun prosedur penelitian, dapat digambarkan

pada

(49)

o Co KONSEP DAN TEORI I -4/ ASUMSI KONSEP SPZf KONSEP SISTEM PENDEKATAN SISTEM DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERENCANAAN PENERAPAN SISTEM DALAM MANAJEMEN. "> •> v/ MASALAH PENELITIAN DALAM EVALUASI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SPk

EVALUASI MANAJEMEN SPIf ISI SPk

MANAJEMEN SPk 1. Penyusunan SP4 2. Pelaksana an SP*t 3. Pengelola

an dana SPIf i+. pengawasan SP^ 5. Pertang gungjawab an SPJf 7 KPU • Peningkatan Produktivitas

* Daya Tampung

1 penelitian

* pengabdian

pada Masyara

kat

* Kemahasiswaan

• Kemampuan un

[image:49.842.165.806.40.518.2]
(50)

E. Kriteria Pengukuran

1. Efisiensi

Kriteria efisiensi manajemen SP4 yang berkenaan de

ngan fungsi-fungsi manajeraen dalam penelitian ini dapat di

jelaskan sebagai berikut :

a. Proses Penyusunan SP4

1) Personil dalam Organisasi. dengan jumlah orang yang diaktifkan sedikit, menghasilkan kegiatan yang cu

kup banyak, artinya lebih tinggi dari rasio yang di

harapkan.

2) Biaya. uang yang digunakan dalam kegiatan proses pe

nyusunan SP4 sedikit, hasil dalam penyusunan SP4 da

pat diselesaikan.

3) Material, bahan-bahan yang digunakan untuk penyusun an yaitu berupa alat/perlengkapan dalam jumlah sedi

kit, dapat memenuhi kebutuhan dalam proses penyusun

an.

4) Waktu. lama kegiatan dilaksanakan lebih singkat dari

pada yang telah ditentukan, dalam arti berkurang da

ri rasio waktu yang ditentukan.

5) Ekspertis. orang-orang yang berkeahlian diikutserta-kan dalam kegiatan penyusunan SP4, sesuai bidangnya.

6) Partisipasi. yaitu mempartisipasikan semua unit yang berkepentingan secara langsung dengan proses penyusu nan SP4, yaitu unit-unit yang mempunyai kebutuhan de

(51)

b. Pelaksanaan SP4

1) Realisasi DIP, sesuai dengan usulan yang ditetapkan

melalui UP.

2) Realisasi Program, yaitu program-program yang ter

dapat dalam DIP mencakup tujuh KPU.

3) Realisasi Dana, yaitu dana yang diusulkan melalui UP

sesuai/terpenuhi dalara DIP.

c. Pengelolaan Dana. SPJt

1) Komposisi Pengelola Proyek. komposisinya sesuai de

ngan kebutuhan, dengan jumlah personil yang sedikit.

2) Dana, dengan jumlah anggaran yang ditentukan X, un

tuk mendapatkan hasil program Y, sesuai atau lebih

dari yang ditentukan. Dalam hal ini mengenai 7 KPU

yaitu; untuk program peningkatan produktivitas, pe

ningkatan daya tampung, penelitian, pengabdian ma syarakat, kemahasiswaan, kemampuan berkembang, dan

kerumahtanggaan.

3) Material, yaitu penggunaan bahan/material dalam jum

lah yang sedikit, proyek-proyek dapat diselesaikan.

d. Pengawasan SPJt

1) Personil. yaitu mempunyai keahlian dalam bidang pe

ngawasan, dengan jumlah personil yang sedikit.

2) Saearan. yaitu melakukan pengawasan dengan 6asaran

yang tepat.

3) Proses, yaitu sesuai dengan proses pengawasan, de

(52)

e. Pertanggungjawaban SP4

1) ObJek. pertanggungjawaban SP4 ditujukan kepada pi

hak yang berkepentingan, yaitu kepada atasan

(verti-kal), dan kepada civitas akademika, orang tua maha siswa, atau masyarakat (horizontal).

2) Bentuk/Isi. laporan pertanggungjawaban SP4 isinya harus menggambarkan keseluruhan kegiatan, progran , dan dana secara terinci dalam operasionalisasi SP4. 3) Tindak lanJut. pertanggungjawaban SP4 dapat dijadi

kan pedoman atau tindak Ianjut, untuk kegiatan SPk

tahun berikutnya.

2. Efektivitas

Kriteria efektivitas dalam manajemen SP4 yang ber

kenaan dengan fungsfungsi manajemen dalam penelitian i-ni, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Proses Penyusunan SP4

1) Personil dalam Organisasi. yang diikutsertakan da lam penyusunan SP4 telah menunjukkan prestasi kerja

yang optimal.

2) Biava. uang yang digunakan dalam penyusunan SP4 te

lah diraanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

3) Material, bahan/alat yang digunakan dalara penyusun

an SP4 telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

4) Waktu. yang digunakan dalam penyusunan SP4 dimanfa atkan dengan sebaik-baiknya.

(53)

diikutser-takan dalam penyusunan SP4, telah mencapai prestasi

yang maksimal.

6) Partisipasi. unit-unit organisasi yang terlihat te

lah menunjukkan prestasi kerja yang optimal.

b. Pelaksanaan SPJt

1) Realisasi DIP, yaitu dapat memenuhi program yang te

lah ditentukan sesuai dengan prioritasnya.

2) Realisasi Program, yaitu program-program yang terda

pat dalam DIP dapat dioperasionalkan semaksimal

mungkin•

3) Realisasi Dana, yaitu anggaran yang terdapat dalam DIP dapat dioperasionalkan dengan semaksimal mung

kin.

c. Pengelolaan Dana SP4

1) Komposiei Pengelola Proyek. dalara pengelolaan dana

SP4 telah menunjukkan prestasi kerja yang optimal.

2) Dana, yaitu anggaran yang diterima telah

dimanfaat-kan sesuai dengan program-program yang telah dite

tapkan dalam tujuh KPU. Yaitu dana yang tersedia un

tuk peningkatan produktivitas pendidikan, peningka

tan daya tampung, penelitian, pengabdian pada masya

rakat, kemahasiswaan, kemampuan berkembang, dan

ke-rumahtanggaan, telah dimanfaatkan untuk program-pro

gram tersebut.

3) Material, yaitu bahan/alat yang digunakan dalam pe

ngelolaan proyek telah dimanfaatkan dengan sebaik

(54)

d. Pengawasan SPJt

1) Personil. yang melakukan pengawasan telah bekerja se

cara optimal.

2) Sasaran.

yang dituju sudah mencapai target yang se

maksimal mungkin.

3) Proses, pengawasan sudah mencapai hasil yang semaksi

mal mungkin.

e. Pertanggungjawaban SP4

1) Objek. pertanggungjawaban SP4 sudah memenuhi ketentu

an, sesuai dengan arah/tujuan pertanggungjawaban.

2) Bentuk/Isi.

pertanggungjawaban SP4 telah

memenuhi

seluruh kegiatan/operasionalisasi SP4 secara optimal.

3) Tindak lanJut. pertanggungjawaban SP4

dimanfaatkan

semaksimal mungkin untuk dijadikan pedoman dalam pe

(55)

IKIP

*4«DU^*

(56)

Berdasarkan hasil penelitian, dalam bab V ini seca

ra berurutan dikemukakan diskusi, kesimpulan dan rekomen-dasi. Urutan perabahasannya adalah sebagai berikut.

A. Diskusi

Diskusi yang disajikan ini, berdasarkan urutan

fungsi-fungsi manajeraen SP4 di IKIP Bandung.

1. Proses Penyusunan SP4

Proses penyusunan SP4 di IKIP Bandung belum nampak

kegiatan partisipasi yang menyeluruh dari unit-unit

orga-nisaeinya. Hal ini nampak terbatas pada Tim SP4 dan

peser-ta lokakarya yang berjumlah 55 orang. Peserpeser-ta lokakarya

terdiri dari Tim SP4 dan para pejabat struktural

institu-si, yang ditinjau dari segi kegiatannya, SP4

menghendaki

kerja sama yang harmonis dan terpadu antara tenaga birok

rat dengan tenaga pelaksana profesional yang tertib. Ber

dasarkan hal tersebut, pirapinan/pejabat yang menangani

SP4 perlu berusaha menata kembali, mempartisipasikan kese

luruhan unit-unit organisasi sampai ke tingkat yang pa

ling bawah. Karena sifat dan karakteristik SP4

mengharus-kan mereka turut serta dalam penyusunan SP4, mereka harus

mengemukakan secara langsung program-program kegiatan

yang dibutuhkan. Memadu kerja dua macam pola tenaga kerja

itu tidak mudah, tetapi bila berhasil, implementasi SP4 akan dapat berlangsung lebih lancar. Dengan demikian

(57)

gram-program kegiatan yang disusun dalam SP4 betul-betul

menampakkan "bottom-up, top-down".

Anggaran yang dikeluarkan untuk penyusunan SP4 se

besar Rp 9.450.000.- (sembilan juta empat ratus lima

pu

luh ribu rupiah), sebagian besar dipergunakan untuk bia

ya Iain-lain Rp 5.320.000.- (lima juta tiga ratus dua pu

luh ribu rupiah), dan untuk gaji/upah Rp 2.880.000,-(dua

juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah). Berdasar

kan hal tersebut, terlihat bahwa sebagian besar anggaran

yang dikeluarkan untuk biaya Iain-lain. Sasaran dan ang

garan tidak terinci secara jelas. Dengan demikian, untuk

kegiatan penyusunan SP4 perlu pengeluaran yang

langsung

berkaitan dengan sasaran yang jelas. Dengan pemakaian da

na sedikit memperoleh hasil yang sebesar mungkin. Konsep

SP4 memang berorientasi pada output, yang dipentingkan

a-dalah nilai output dengan memanfaatkan sejumlah dana. Se

dangkan bagaimana proses yang digunakan untuk mencapai

o-utput tadi tidak terlalu dipersoalkan, asalkan masih ber

ada dalam batas-batas kewajaran yang dapat dipertanggung

jawabkan. SP4 bertujuan mencapai hasil memuaskan,

yang

memenuhi kriteria secara apriori sebagai patokan perenca

naan.

Proses penyusunan SP4 terbatas pada kegiatan loka

karya, yang memakan waktu paling lama 15 hari, serta ke

giatan penyusunan ke dalam buku-buku dokumentasi

berupa

(58)

sam-pai yang paling bawah di lingkungan IKIP Bandung membu-tuhkan pemikiran dalam waktu yang cukup lama untuk itu. Kenyataannya terbatas pada penyelenggaraan lokakarya.

Dalam proses penyusunan SP4 dibutuhkan

personil-personil yang memiliki keahlian yang spesifik. Keahlian

yang sesuai dengan penyusunan SP4 yaitu orang-orang yang

m

Gambar

Tabel 1 : Kaitan antara Konsep Manajemen, Perenca
Gambar1
SIKLUSGambar-2SISTEMPERENCANAAN
Gambar 4PARADIGMA STUDI EVALUATIF MANAJEMEN SPk
+2

Referensi

Dokumen terkait

Honey Jelly massage cream merupakan Cream pemutih Wajah Yang Aman. Pada cream honey jelly terdapat kandungan berupa olive oil atau zaitun, lilin,lebah, bee ploen dan madu asli

[r]

Materi/alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kartu Indikator Karies Anak (KIKA) yang dirancang oleh peneliti sebagai media edukasi kepada ibu,

Hal ini karena mahasiswa sudah mempunyai kesadaran dalam dirinya sendiri untuk menerapkan alat pelindung diri yaitu sebanyak 31 mahasiswa (66.0%) sering

Vasektomi (Medis Operasi Pria/MOP) adalah pemotongan/pembuangan saluran sperma kiri dan kanan saja, agar cairan mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi tidak lagi

[r]

Kemudian rumusan masalah yang terdapat pada tulisan di atas dapat ditemukan jawabannya hanya dengan penelitian kepustakaan, tidak perlu melakukan penelitian di lapangan,

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh level garam dalam pembuatan dangke terhadap rendemen dan kualitas fisik, menjelaskan pengaruh level garam dan