• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN TRAFIK TRUNK PT TELKOM SUMATERA BARAT DENGAN END TO END SUNGAI RUMBAI KE BUKITTINGGI DAN TAPAN KE PADANG DAN ANALISIS ROUTING SUNGAI RUMBAI KE BUKITTINGG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KELAYAKAN TRAFIK TRUNK PT TELKOM SUMATERA BARAT DENGAN END TO END SUNGAI RUMBAI KE BUKITTINGGI DAN TAPAN KE PADANG DAN ANALISIS ROUTING SUNGAI RUMBAI KE BUKITTINGG."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

(2)

KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI KAWASAN HUTAN SUAKA

MARGASATWA KERUMUTAN, KEC. UKUI, KAB. PELALAWAN, RIAU

SKRIPSI SARJANA BIOLOGI

OLEH :

R. NURJALEILA SUKMA

B.P. 07933003

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

(3)

ix DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kupu-Kupu (Butterflies) ... 4

2.2 Famili Kupu-Kupu ... 5

2.3 Metode Pengkoleksian Kupu-Kupu ... 8

III. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 10

3.3 Metoda penelitian ... 10

3.4 Alat dan Bahan ... 11

3.5 Cara Kerja ... 11

(4)

x

3.5.1.1. Tangkap Langsung Dengan Menggunakan Jala Serangga (Sweeping) ... 11

3.5.1.2. Metode Perangkap Cylindrical Gauze ... 12

3.5.2 Di Laboratorium ... 12

3.6 Analisis Data ... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kupu-kupu yang Tertangkap ... 14

4.2 Jumlah Famili, Genera dan Spesies Kupu-kupu yang Tertangkap di Suaka Margasatwa Kerumutan, Riau ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.2 Kesimpulan ... 52

5.3 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kupu-kupu (Rhopalocera) termasuk ke dalam filum Athropoda, divisio Endopterygota, kelas Insecta dan ordo Lepidoptera. Diantara kupu-kupu yang mempunyai jumlah jenis terbesar adalah famili Nymphalidae. Famili ini merupakan kupu-kupu berkaki sikat, mempunyai bentuk dan warna yang indah dan menarik, berukuran kecil sampai besar. Kaki depan tidak sempurna, sel sayap depan tidak lebar dan tidak menyudut, venasi sayap lengkap. Kupu-kupu ini aktif pagi dan sore hari dan banyak dijumpai pada tanaman bunga di kebun dan hutan (Corbet and Pendlebury, 1956).

Secara umum kupu-kupu dibedakan berdasarkan atas spesies, distribusi, dan habitatnya. Menurut Peggie dan Amir (2006), kupu-kupu aktif pada hari yang cerah, hangat, tenang, sekitar jam 9 pagi sampai jam 3 siang. Kelompok kupu-kupu tertentu, seperti famili Hesperiidae dan subfamili Satyrinae dari famili Nymphalidae umumnya terbang pada pagi dan sore sekitar matahari terbit dan terbenam, atau dikenal dengan bersifat krepuskular.

Menurut Holloway, Kibby, and Peggie (2001), habitat kupu-kupu ditandai dengan tersedianya tumbuhan inang pakan larva yaitu tumbuhan tempat kupu-kupu meletakkan telur-telurnya serta tumbuhan bunga yang mengandung nektar bagi kupu-kupu. Apabila kedua tumbuhan ini tersedia pada lingkungan tersebut, maka habitat tersebut memungkinkan kupu-kupu dapat melangsungkan kehidupannya dari generasi ke generasi. Bila hanya salah satu tumbuhan inang saja yang tersedia, maka kupu-kupu tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Apalagi kalau kedua tumbuhan inangnya tidak ada.

(6)

jenis kupu-kupu di Pulau Sumatera, tetapi belum ada data yang lengkap mengenai keanekaragaman kupu-kupu di Sumatera (Soekardi, 2007).

Kupu-kupu memiliki jumlah yang paling banyak dari pada ordo lainnya dalam kelas insekta dan tersebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1500-1800 m dari permukaan laut (Kunte, 2006), serta masih bisa ditemukan sampai ketinggian 2000 m dari permukaan laut (Salmah, Abbas, dan Dahelmi, 2002). Kupu-kupu juga ditemukan pada daerah hutan, pinggiran hutan, ladang, semak belukar, dan di sepanjang aliran air (Corbet and Pendlebury, 1956).

Penelitian tentang jenis kupu-kupu di Sumatera Bagian Tengah terutama Cagar Alam dan Taman Nasional Sumatera Barat telah pernah dilakukan sebelumnya seperti di Batang Palupuh (Evayanti,1991), di Cagar Alam Lembah Harau (Herwina, 1996),di Cagar Alam Rimbo Panti (Putra, 2004), dan di Cagar Alam Malampah (Silvera, 2011), dan untuk di Sumatera Barat ini di dapatkan sebanyak 350 jenis. Penelitian yang dilakukan oleh Salmah, Abbas, dan Dahelmi (2002) tentang kupu-kupu Papilionidae di Taman Nasional Kerinci Seblat mendapatkan 28 spesies dan sub spesies. Propinsi Riau hanya memiliki satu Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Tesso Nillo. Penelitian tentang jenis kupu-kupu di Propinsi Riau dilakukan di Taman Nasional Tesso Nillo (Dahelmi, Salmah, dan Herwina, 2009) mendapatkan 41 jenis.

Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan memiliki tipe vegetasi hutan rawa gambut. Hutan rawa gambut merupakan hutan yang tinggi akan keanekaragaman jenis floranya, contohnya adalah Punak(Tetramerista glabra), Sagu hutan(Adenonthera pavonina), Resak(Vatica wallichii), Bintangur(Callophyllum soulattri) (BKSDA, 1999). Adanya keanekaragaman jenis flora yang tinggi, maka kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya.

(7)

penelitian tentang spesies kupu-kupu (Rhopalocera) di kawasan ini. Penelitian ini merupakan langkah awal untuk memperoleh data tentang keanekaragaman serangga, khususnya kupu-kupu yang nantinya data tersebut dapat digunakan untuk acuan dalam penelitian selanjutnya tentang kupu-kupu di Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja spesies kupu-kupu yang terdapat di Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan, Kec. Ukui, Kab. Pelalawan, Riau ?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Referensi

Dokumen terkait

pendokumentasian yaitu standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak,

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas di lakukan dengan uji glejser dan menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel profitabilitas,

menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Batasan

setengah responden mengkonsumsi 2 jenis sayur-sayuran sebanyak 85 (90,4%), setengah responden mengkonsumsi air >5 gelas sehari sebanyak 66 (70,2%), responden terbanyak

Oleh karena itu penting sekali motivasi orang tua terhadap peningkatan belajar anak, karena motivasi dari orang tua juga merupakan sesuatu yang menunjang terhadap

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa yang terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia kemampuan siswa

Humanisme dalam pendidikan adalah proses pendidikan yang lebih memperhatikan aspek potensi manusia sebagai makhluk relegius dan makhluk sosial, abdullah dan

[r]