• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL ANTOSIANIN PADA BERBAGAI BUNGA DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRIpH DIFFERENTIAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL ANTOSIANIN PADA BERBAGAI BUNGA DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRIpH DIFFERENTIAL."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL ANTOSIANIN PADA

BERBAGAI BUNGA DENGAN METODA

SPEKTROFOTOMETRI-pH DIFFERENTIAL

Skripsi Sarjana Kimia

Oleh

RIMA SETYADI

BP : 1010413031

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

vi INTISARI

PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL ANTOSIANIN PADA BERBAGAI

BUNGA DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI-pH DIFFERENTIAL

Oleh:

Rima Setyadi (BP : 1010413031)

Dibimbing oleh Drs. Zulfarman, MS dan Dra. Deswati, MS

Beberapa sampel bunga telah dilakukan tes terhadap suasana asam dan basa untuk mengetahui ada atau tidaknya senyawa antosianin. Sampel yang digunakan adalah bunga kembang sepatu, kamboja, soka, mawar dan bunga kembang telang diekstrak secara maserasi menggunakan pelarut akuades dengan penambahan asam sitrat. Dari pengamatan hasil tes suasana asam dan basa yang positif mengandung antosianin adalah bunga kembang sepatu merah, kamboja, soka merah, mawar merah, dan bunga kembang telang.

Kandungan total antosianin dihitung menggunakan metoda spektrofotometri-pH

differential. Kandungan total antosianin yang didapatkan sebanyak 23,53 mg/L untuk ekstrak bunga kamboja; 44,40 mg/L untuk ekstrak bunga kembang sepatu; 15,52 mg/L untuk ekstrak bunga mawar; 14,52 mg/L untuk ekstrak bunga soka; dan 34,89 mg/L untuk ekstrak bunga kembang telang. Berdasarkan kromatogram HPLC bunga kamboja, kembang sepatu, mawar dan bunga soka menunjukan jenis antosianin yang dikandungnya lebih sederhana, sedangkan bunga kembang telang menunjukan jenis antosianin yang lebih beragam.

(3)

vii ABSTRACT

DETERMINATION OF THE ANTHOCYANIN TOTAL CONTENT FOR ANY FLOWERS WITH SPECTROPHOTOMETRIC-pH DIFFERENTIAL METHOD

By:

Rima Setyadi (BP : 1010413031)

Advised by Drs. Zulfarman, MS dan Dra. Deswati, MS

In some flowers have been done to tested an acid-base conditions to detect the

anthocyanin compound. The samples that used are kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L.), kamboja Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult.), soka (Ixora javanica (Blume) DC.), mawar (Rosa hybrid Hort.), and kembang telang (Clitoria ternatea L.) flower that extracted maserationly by using aquadest solvent added with citric acid. From the observation, researcher found that positive anthocyanin tested are found on red kembang sepatu, kamboja, red soka, red mawar and kembang telang flower. The anthocyanin total content was calculated through spectrophotometric-pH differential method. The anthocyanin total content are around 23,53 mg/L in kamboja’s extract; 44,40 mg/L in kembang sepatu’s extract; 15,52 mg/L in mawar extract; 14,52 mg/L in soka’s extract; and 34,89 mg/L in kembang telang’s extract. Based on HPLC chromatogram of kamboja, kembang sepatu, mawar, and soka flower were indicated simpler anthocyanin content, while in the kembang telang flower was more complex.

(4)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya mutu bahan pangan dipengaruhi oleh nilai gizi, rasa, dan warna. Warna dijadikan sebagai pelengkap pada suatu industri makanan, tekstil, dan kosmetik yang dapat membuat suatu produk menjadi lebih menarik. Makanan yang banyak menggunakan pewarna seperti berbagai produk olahan kue, jelly, dan selai. Zat warna ini ada yang berasal dari alam dan ada yang berasal dari buatan manusia. Zat pewarna alami seperti karotenoid, kurkumin, dan antosianin. Zat pewarna buatan (sintetis) seperti tartrazine, methanil yellow, dan rhodamin B. Beberapa bahan makanan olahan saat ini menggunakan pewarna yang berasal dari bahan-bahan kimia, beberapa pewarna sintetik tertentu dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh [1,2].

Semakin meningkat penggunaan zat warna sintetik saat ini menyebabkan penggunaan zat warna alami semakin menurun. Zat warna alami menarik untuk diteliti sebab dampaknya yang lebih kecil terhadap tubuh

maupun lingkungan dibandingkan dengan zat warna sintetik. Bagian tertentu

dari tanaman yang memberikan warna dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami. Beberapa zat pewarna alami yang biasa digunakan adalah klorofil, antosianin dan karotenoid [1,2].

Zat pewarna alami yang potensial dikembangkan menjadi pewarna di bidang industri adalah antosianin. Antosianin merupakan zat pewarna alami yang dapat memberikan warna merah, ungu, dan biru yang banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan bunga. Buah naga dapat digunakan sebagai pewarna alami yang dapat memberikan warna merah, rimpang kunyit dapat memberikan warna kuning dan ubi jalar ungu dapat memberikan warna ungu. Beberapa jenis antosianin yang sering ditemukan di alam seperti pelargonidin,

sianidin, peonidin, delphinidin, petunidin, dan malvidin [1]. Antosianin sebagai

(5)

2

Antosianin telah banyak digunakan sebagai pewarna khususnya minuman. Menurut JEFCA (Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives) menyatakan bahwa ekstrak yang mengandung antosianin mempunyai efek toksisitas yang rendah, dapat mengurangi resiko penyakit

jantung koroner, resiko stroke, aktivitas antikarsinogen, dan lain-lain.Antosianin

yang termasuk golongan flavonoid ini terdiri dari gugus gula (glikon) dan gugus bukan gula yaitu antosianidin (aglikon) [3].

Antosianin merupakan salah satu zat pewarna yang dapat diekstrak dari buah, bunga dan sayur. Ia akan mengalami perubahan warna jika ditambahkan asam atau basa. Antosianin stabil pada kondisi asam dibandingkan dengan pada kondisi basa atau netral. Pada kondisi asam antosianin berubah menjadi warna merah, keadaan netral antosianin berubah warna menjadi ungu sampai tidak berwarna dan pada kondisi basa antosianin berwarna biru dan kadang-kadang berwarna kuning.

Antosianin dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar. Dari hasil penelitian sebelumnya, diketahui pelarut yang baik digunakan adalah etanol 96% dengan penambahan asam asetat pada proses ekstraksi antosianin dari bunga kana dan bunga rosella dengan penambahan asam sitrat [4]. Pada penelitian ini dipelajari penentuan kandungan total antosianin pada berbagai

bunga dengan metoda spektrofotometri-pH differential. Bunga yang digunakan

sebagai sampel adalah bunga mawar, bunga kamboja, bunga kembang telang, bunga soka, dan bunga kembang sepatu. Selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga juga dimanfaatkan dalam produk olahan makanan sebagai pewarna. Sebelumnya juga telah dilakukan penelitian ekstraksi bunga kembang telang menggunakan pelarut akuades dengan penambahan asam tartrat dan ekstraksi bunga kembang sepatu menggunakan pelarut akuades dan pelarut etanol [5, 6].

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian ini, dengan tujuan untuk menentukan kandungan total antosianin dari bunga

menggunakan metoda spektrofotometri-pH differential dari ekstrak berbagai

(6)

3

mengetahui tingkat keberagaman jenis antosianin yang terkandung pada bunga tersebut.

1. 2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah beberapa jenis bunga yang ada disekitar kita mengandung

senyawa antosianin

2. Berapa kandungan total antosianin yang terdapat pada bunga tersebut

3. Bagaimana tingkat keberagaman antosianin yang dikandung oleh

beberapa jenis bunga

1. 3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeteksi adanya antosianin yang terdapat pada beberapa jenis bunga

2. Untuk mengetahui kandungan total antosianin pada beberapa jenis bunga

3. Untuk menerapkan metoda spektrofotometri-pH differential terhadap

penentuan antosianin serta mendeteksi tingkat keberagaman jenis antosianin yang dikandungnya.

1. 4. MANFAAT PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait