• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebutuhan Berkuasa dengan Tindakan Bullying pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 T1 132009043 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kebutuhan Berkuasa dengan Tindakan Bullying pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 T1 132009043 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu pasti mempunyai motivasi-motivasi dalam kehidupannya.

Adanya suatu dorongan yang dimiliki seseorang untuk menguasai orang lain

merupakan motivasi dasar yang dimiliki tiap orang. Berbagai tindakan akan

dilakukan seseorang agar mendapatkan kekuasaan atas individu lainnya.

Dorongan-dorongan berkuasa tersebut merupakan salah satu dari 3 kebutuhan

dasar yang diungkapkan McClelland 1985 (dalam Ivancevich, dkk, 2006) yaitu

kebutuhan untuk berkuasa (need for Power atau nPow).

Yulk (dalam Swenson, 2000) menelaah hasil teori dari McClelland bahwa

kebutuhan untuk berkuasa mencerminkan kebutuhan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain, mengalahkan lawan atau pesaing, menang dalam

argumen, atau mencapai posisi otoritas yang besar. Orang dengan kebutuhan

berkuasa cukup tinggi akan mempunyai ketegasan dan kepercayaan diri untuk

mengatur dan mengarahkan orang lain.

Ada suatu ciri dan perilaku yang dilakukan seseorang yang mempunyai

nPow yang tinggi. Seseorang dengan tingkat kebutuhan berkuasa tinggi memiliki

sedikit kontrol diri, dan menjalankan kekuasaannya secara impulsif. Hal ini juga

berhubungan dengan kecenderungan untuk menjadi kasar, melakukan kekerasan,

dan menyukai simbol kekuasaan misalnya ukuran meja besar, mobil mewah, dan

(2)

memberikan kritikan, maupun saran yang bertujuan untuk mempertahankan

kedudukannya di suatu lingkungan. Cara mempertahankan kekuasaan dapat

dilakukan dengan tindakan bullying.

Berikut ini hasil pra penelitian yang dilakukan penulis dengan

menyebarkan skala kebutuhan berkuasa yang sudah dikembangkan berdasarkan

teori kebutuhan berkuasa milik McClelland 1985 (dalam Ivancevich, dkk, 2006).

Tabel 1.1

Hasil Skala Kebutuhan Berkuasa

Interval Kategori Frekuensi Presentase

185-220 Tinggi 3 5.9

Tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan siswa mempunyai

kebutuhan berkuasa pada kategori agak tinggi yang berjumlah 26 siswa (51%).

Sedang kecenderungan kecil siswa memiliki kebutuhan berkuasa pada kategori

tinggi dan rendah masing-masing sebesar 3 siswa (5,9%). Sedangkan rata-rata

kelompok sebesar 151,2 dan standar deviasi sebesar 2,59. Dari hasil tersebut

diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai kebutuhan berkuasa pada

kategori agak tinggi.

Penelitian dari Freeman (1994) mengenai “Kekuatan Motivasi dan Remaja:

(3)

bahwa siswa dalam cluster 2 (academic performer) mempunyai kebutuhan

berkuasa lebih besar. Kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri mempunyai ambisi

untuk hebat di bidang akademik, suka sekolah, mempunyai harga diri akademik,

mempunyai persepsi akademik yang bagus, mempunyai gol dalam akademik yang

tinggi.

Di dalam lingkungan yang ideal, siswa akan datang ke sekolah untuk

menerima pelajaran di lingkungan yang aman. Lingkungan tersebut diharapkan

ada suatu kesatuan dan rasa harmonis satu sama lain dan bermuatan cinta untuk

pendidikan. Adanya sikap saling menghormati akan menjadi kebiasaan dalam

bersikap dan aura positif bagi siswa dan pendidik untuk menciptakan pendidikan

yang optimal. Tetapi, paradigma mengenai pendidikan yang aman dan kondusif

sangat jauh dari kenyataan. Banyak siswa di sekolah mengalami tindakan bullying

dari siswa lain, adanya sikap tidak sopan, dan kekerasan menjadi isu yang muncul

di sekolah.

Bullying telah dipandang sebagai fenomena sosial-budaya. Hal ini

dipandang sebagai konsekuensi dari diferensial kekuasaan antara berbagai

kelompok sosial dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin, ras, kelas sosial,

dan gender (Rigby, 2003). Perhatian utama pada tindakan bullying adalah

berhubungan dengan gender. Anak laki-laki lebih sering menggertak anak

perempuan daripada sebaliknya (Olweus,1993). Hal itu disebabkan karena ada

pandangan bahwa anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan sehingga

(4)

perempuan sebagai sebuah konsekuensi dari kepercayaan sosial bahwa laki-laki

yang lebih mendominasi dalam segala hal.

Tindakan bullying dilihat dari pendekatan sebagai proses perkembangan,

meyakini bahwa ada insting natural untuk mendominasi, mengontrol, serta

mempengaruhi orang lain serta untuk menjamin kedudukannya di lingkungan

sosial (Professional Development Journal, 2011). Dimungkinkan bahwa individu

dengan kebutuhan berkuasa tinggi maka bisa dimungkinkan terjadinya bullying.

Hal ini bisa dikarenakan adanya perbedaan kekuatan maupun kekuasaan atau

kedudukan antara yang kuat dengan yang lemah. Kesenggangan itulah yang dapat

menimbulkan bullying.

Olweus melakukan studi awal mengenai bullying dan berpendapat bahwa

bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan yang melibatkan

ketidakseimbangan kekuasaan (Olweus, 1993). Tindakan ini biasanya dilakukan

seorang siswa yang dirasakan mempunyai kedudukan kuat baik secara fisik,

psikologis, maupun sosial untuk melakukan kekerasan kepada siswa lain yang

mempunyai kedudukan lebih lemah. Bullying cenderung dilakukan terus-menerus

dari waktu ke waktu.

Tindakan bullying dewasa ini banyak dilakukan oleh siswa di sekolah baik

dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah atas, dan tingkat sekolah lanjutan.

Kecenderungan siswa yang menjadi pelaku bullying bisa juga menjadi korban

bullying. Penulis memilih topik bullying karena hal itu marak di sekolah dan telah

membuat siswa yang menjadi korban bullying mengalami tekanan sehingga

(5)

sekolah baik guru maupun karyawan masih kurang peka dan peduli mengenai

tindakan bullying serta dampaknya sehingga menganggap tindakan bullying hal

yang biasa dilakukan oleh siswa.

Salah satu contoh kasus bullying secara fisik yang diliput oleh media

elektronik adalah tindakan bullying yang terjadi di SMA Don Bosco Pondok

Indah Jakarta. Peristiwa tersebut menimpa Ar dan 6 siswa baru lainnya di

kawasan Perto, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kejadian itu terjadi sepulang

sekolah ketika siswa kelas 3 mengajak 7 siswa kelas 1 untuk berkumpul di tempat

yang bernama “Pertok Taman Hijau Baru”, para siswa baru itu diminta duduk

dan menunduk. Satu per satu wajah siswa ditutup menggunakan jaket. Kemudian,

di antara tujuh siswa kelas 1 ada yang mengalami tindak kekerasan, antara lain

ditempeleng, dipukul, dan disundut rokok. Hal itu terjadi karena adanya

ketidakseimbangan psikologis yaitu “senior” dan “junior” (dalam Kompas, 27 Juli

2012). Adanya rasa senioritas dari kakak kelas yang merasa berkuasa dan adik

kelas yang harus menuruti semua kemauan “senior”-nya tersebut membuat

terjadinya tindakan bullying.

Hasil wawancara dengan guru BK SMP N 07 Salatiga menjelaskan bahwa

ada tindakan bullying yang terjadi di sekolahan tersebut. Bentuk tindakan bullying

siswa seperti berkelahi, sering mengolok-olok teman hingga sakit hati, sering

mengucilkan temannya.

Sedangkan hasil wawancara penulis dengan salah satu siswa bernama Ol.

Siswi kelas 8A sempat mengalami tekanan batin bahkan sampai tidak masuk

(6)

membentuk kelompok di kelas, Ol sering tidak mendapatkan kelompok. Ol

bahkan menginginkan untuk pindah kelas maupun pindah sekolah. Akibat dari

tindakan bullying tersebut Ol menjadi susah konsentrasi dalam belajar dan

mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Tindakan tersebut termasuk pengucilan

yang masuk pada jenis bullying psikologis. Tindakan tersebut sebenarnya terjadi

secara individu. Tetapi peristiwa tersebut meluas menjadi kelompok besar karena

satu siswa menghasut siswa yang lain.

Untuk memperoleh data awal mengenai tindakan bullying, penulis

membagikan kuesioner tindakan bullying yang telah dikembangkan oleh penulis

yang mengacu pada Joseph Beau Biden (2006) berdasarkan teori dari Olweus

(1993) kepada siswa kelas VIII C dan VIII D SMP N 7 Salatiga, yang hasilnya

sebagai berikut :

Tabel 1.2

Hasil Kuesioner Tindakan Bullying Siswa

Interval Kategori Frekuensi Presentase

102-120 Tinggi 6 11.8

Hasil dari penyebaran kuesioner tindakan bullying diketahui bahwa

sebagian besar siswa berada pada kategori tindakan bullying agak tinggi yaitu 23

siswa (31,4%). Sedangkan paling sedikit siswa berada pada kategori tindakan

(7)

Dilihat dari tabel di atas bahwa rata-rata kelompok sebesar 83,01 dan standar

deviasi sebesar 1,589. Dari hasil tersebut maka tindakan bullying siswa dominan

berada pada kategori agak tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah dan Rachmawati mengenai

“Hubungan antara Iklim Sekolah dengan Kecenderungan Perilaku Bullying

menghasilkan hubungan yang negatif signifikan antara iklim sekolah dengan

kecenderungan perilaku bullying yang ditunjukkan dengan r= -0.459 dengan p

=0,000.

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka penulis tertarik

untuk meneliti tentang “Hubungan antara Kebutuhan Berkuasa dengan Tindakan

Bullying ”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan berkuasa dengan

tindakan bullying siswa kelas VIII SMP N 07 Salatiga ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kebutuhan berkuasa

dengan tindakan bullying siswa kelas VIII SMP N 07 Salatiga.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoritik

Penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi di

(8)

berkuasa dan tindakan bullying dan kemungkinan hubungan dengan

kebutuhan berkuasa.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada guru BK untuk mengurangi tindakan

bullying siswa SMP dengan menciptakan suasana belajar yang aman.

b. Memberikan masukan kepada guru BK dan pendidik untuk

menciptakan suatu layanan BK untuk mengurangi tindakan bullying

pada pelakunya.

c. Memberikan masukan kepada guru kelas maupun guru BK

pentingnya mencegah tindakan bullying siswa.

d. Memberikan masukan kepada guru BK untuk memberikan layanan

BK yang bertujuan mengurangi tingkat kebutuhan berkuasa sehingga

tidak menimbulkan tindakan bullying.

1.5 Sistematika Penelitian

Pada penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, bagian awal terdiri atas

halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstraksi.

Bab I Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

(9)

Bab II Landasan Teori

Bab ini diuraikan tentang Tindakan Bullying, Kebutuhan

Berkuasa, temuan yang relevan, dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,

variabel, definisi operasional, metode pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum subjek penelitian,

penyajian data, analisis data, pengujian hipotesis, dan hasil

pembahasan penelitian.

Bab V Penutup

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Skala Kebutuhan Berkuasa

Referensi

Dokumen terkait

Surat kuasa (asli) untuk mengikuti klarifikasi dan negosiasi bagi kuasa direktur yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya

Selain it u, Laborat orium Fak ult as Pet ernak an dan Perik anan j uga dilengk api dengan Labor at or ium Lapang ber upa Exper im ent al Far m dan Pabr ik Pakan Ter nak.. 1 Unit

Mengingat pentingnya acara tersebut, maka diharapkan kehadiran saudara atau wakil dari saudara dengan membawa surat kuasa dengan format seperti dalam lampiran undangan ini

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bangka Tengah, Badan Kepegawaian Daerah selaku pengguna Barang/Jasa dengan sumber dana

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, maka Penerima Kuasa mewakili dalam hal menyampaikan dokumen untuk pembuktian kualifikasi dan dokumen penawaran kami untuk paket kegiatan Pengadaan

Selain it u, labor at or ium ini j uga m enj adi m edia unt uk m elakukan eksperim en t eori ser t a pr ogr am - pr ogr am yang dit em ukan oleh para dosen.. Mem buat m edia

Selama setahun seluruh mahasiswa FAI diwajibkan mengambil program penguasaan bahasa Arab ini sehingga pada tahun kedua dan seterusnya mahasiswa mampu menggunakan

Kampus I berada di jalan Bandung No.1, dipakai untuk perkuliahan program Pasca Sarjana yang terdiri dari Program Studi Magister Managemen,