EPIDEMIOLOGI DAN DETEKSI
MOLEKULER TOXOPLASMA GONDII PADA KOTORAN KUCING YANG DIDAPAT DARI
RUMAH IBU HAMIL DI BALI
Oleh
PENDAHULUAN
Toxoplasmosis Toxoplasma
gondii Zoonosis
Ookista
Cemari lingkungan Manusia & Hewan
Darimana Terinfeksi
Kebiasaan atau Perilaku Hidup Bahan Makanan & Air tercemar ookista Makan Lawar atau makanan kurang matang Lingkungan tercemar oleh ookista, sering kontak tanah, vektor Keberadaankucing di sekitar rumah
Siapa yang berisiko?
Semua manusia laki, perempuan, tua, dewasa & anak-anak
Semua Hewan seperti: Kucing, Anjing, kambing, babi, sapi, unggas
dll
Tahun 2011 ibu hamil di Badung positif pernah terinfeksi T.gondii
Gejala Klinis
Abortus
Lahir cacat
Pada manusia tdk hamil atau Hewan
tdk Bunting
Tidak menunjukkan
Dampak Terinfeksi
Hidrosefalus
Dampak lain dr terinfeksi
T.gondii
Gangguan pendengaran
Gangguan penglihatan
Keterbela kangan mental
BALI
Banyak berkeliaran di rumah, pasar, RS &
tempat umum Jumlah terus bertambah & Kebanyakan liar shg
feces cemari lingkungan Lingkungan disekitar rumah
banyak berkeliaran hewan yg merupakan host
intermediet
Bagaimana dgn
Bali?
Tingginya Populasi Kucing dan hidup
Konsep One Health
KKesehatan Manusia
Kkesehatan Lingkungan Kesehatan
Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui keberadaan ookista
T.gondii
dilingkungan
2.Untuk
mengetahui
hubungan
antara
keberadaan
ookista
T.gondii
dilingkungan
dengan keberadaan
ibu hamil yang positif
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
bermanfaat
baik
dari
aspek
kesehatan masyarakat dan aspek ilmiah.
1. Kesehatan
masyarakat
untuk
mengungkap
faktor risiko Toxoplasmosis.
HIPOTESIS PENELITIAN
1.
Keberadaan
Ookista
dari
T.gondii
yang
mencemari lingkungan sebagai faktor risiko bagi
ibu hamil terpapar
T.gondii
.
2. Ada hubungan antara keberadaan Ookista dari
T.gondii
yang mencemari lingkungan berisiko bagi
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Case-control study
Sulitnya mendapatkan ibu hamil positif
Toxoplasmosis
Kerjasama dengan RS, Bidan Praktek,
Puskesmas dan Laboratorium
Ibu Hamil Terpapar T.gondii (kasus)
Ibu Hamil tidak
terpapar T.gondii (kontrol)
Laboratorium
Lingkungan Tercemar Ookista (feces)
Lingkungan Tercemar Ookista (feces)
+
-+
-Ibu Hamil Terpapar T.gondii (Positif) dan Ibu Hamil Tidak Terpapar
T.gondii (Negatif)
Kucing Feces (Uji
Koproskopis)
+
-Uji PCR (polymerase chain reaction).
Laboratorium
ANALISA DATA
Data yang diperoleh dianalisa secara
statistik menggunakan uji multiple
logistik regression (Program STATA)
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
Kasus Kontrol
Faktor risiko Frekuensi Persentase frekuensi Persentase
Umur sampel
31 tahun kebawah 16 40 24 60
Diatas 31 tahun 24 60 16 40
Tingkat pendidikan sampel
Kurang (< SMA/Sederajat) 11 27,50 4 10
Cukup(≥ SMA/Sederajat) 29 72,50 36 90
Status pekerjaan sampel
Berisiko 16 40 12 30
Tidak berisiko 24 60 28 70
Kontak dengan tanah
Ya 25 62,50 17 42,50
Tidak 15 37,50 23 57,50
Status keberadaan kucing
Pelihara 8 20 4 10
Tidak pelihara (liar) 32 80 36 90
Kotoran kucing
Positif 12 30 2 5
Gambar Ookista T.gondii
Tanda panah kuning memperlihat ookista dari T.gondii yang sudah bersporulasi, tanda
panah hijau memperlihatkan ookista dari T.gondii yang belum bersporulasi, tanda panah
merah ookista dari Isospora yang belum bersporulasi dan tanda panah biru ookista dari
Gambar Hasil elektroporesis produk PCR,
L = marker (DNA ladder 100bp) (10) = kontrol positif, (9) = kontrol negatif, Lajur 1-8 isolat ookista T.gondii
Pembahasan
Karateristik umum sampel berdasarkan umur sampel berumur diatas 31 tahun (60%)
Sejalan dgn penelitian di Thailand bhwa prevalensi tertinggi terinfeksi Toxoplasmosis umur 20-40 tahun
Bertentangan dgn penelitian di Korea dan China (Rai et al 1996) umur rentan terinfeksi toxoplasmosis
prevalensi tertinggi pada umur tua
Tingkat pendidikan sampel dalam penelitian ini : SMA sebesar 43,75%, Perguruan Tinggi sebesar 37,5%, SMP sebesar 10% dan SD sebesar 8,75,
Aktivitas kontak dengan tanah pada penelitian ini bukan merupakan faktor risiko (OR= 2,25; P=0,073).
Justru yang lebih penting adalah kehadiran kotoran kucing dilingkungan dapat mencemari tanah
Keberadaan populasi kucing di Bali khususnya kucing liar jumlahnya sangat banyak
Prevalensi ookista T.gondii dalam kotoran kucing didapatkan : 30% (kasus) dan 5% (kontrol)
Keseluruhan prevalensinya 17,5%
Lebih tinggi dari prevalensi ookista pada feses kucing di Mesir 2% Amany et al (2012)
Prevalensi 17,5% merupakan potensi besar untuk penyebaran infeksi toxoplasmosis.
Uji PCR mempergunakan primer B1 gen, Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa ookista yang ditemukan tersebut adalah ookista T.gondii bukan ookista parasit lain.
Kesimpulan dan Saran
Simpulan
•
Keberadaan kucing disekitar rumah ibu hamil
ternyata fesesnya mengandung ookista
T.gondii
yang dapat mencemari lingkungan.
•
Keberadaan ookista
T.gondii
pada feses
kucing dilingkungan dikonfirmasi secara
definitif dengan uji koroskopis merupakan
•
Saran
•
Perlu dilakukan sosialisasi di masyarakat
tentang bahaya infeksi toksoplasmosis, terkait
ditemukan ookista
T.gondii
secara morphologi
yang mencemari lingkungan.
•
Dianjurkan kepada semua komponen untuk
SEKIAN