• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jika A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Sama dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jika A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Sama dengan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Maka

K

N

O

W

L

E

D

G

E

11

14

15

23

12

5

4

7

5

96%

H

A

R

D

W

O

R

K

8

1

18

4

23

15

18

11

98%

Keduanya sangat penting, tetapi ada yang lebih penting:

A

T

T

I

T

U

D

E

100

1

20

20

9

20

21

4

5

%

A

W

A

R

E

N

E

S

S

105

1

23

1

18

5

14

5

19

19

%

Jika

A B C D E F G H I

J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Sama dengan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 1 2 13 1 4 1 5 1 6 17 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

7

Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Bulanan

Tahun 2020

(8)

CURAH HUJAN MEI

Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Bulanan 2020

Menengah

SIFAT HUJAN MEI

Normal hingga

Atas Normal

(9)

CURAH HUJAN MEI

Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Bulanan 2020

Menengah

SIFAT HUJAN MEI

Normal hingga

Atas Normal

(10)

SIFAT HUJAN JUNI

Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Bulanan 2020

Bawah Normal

hingga Atas

Normal

CURAH HUJAN JUNI

Curah Hujan mulai turun

(Kategori Menengah)

(11)

CURAH HUJAN JULI

SIFAT HUJAN JULI

Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Bulanan 2020

Bawah Normal

hingga Atas

Normal

Curah Hujan mulai turun

(12)

Kesimpulan

1. Kondisi

ENSO

diprediksi Netral (tidak Elnino dan tidak Lanina) sampai bulan Juli 2020

(bulan Agustus dan seterusnya )

2. Anomali

SST

(Suhu Muka Air Laut) Indonesia diprediksi cenderung normal – hangat (Curah

Hujan Normal)

3. Curah Hujan pada

Musim Kemarau 2019 masuk kategori Rendah (sangat kering)

walaupun

kondisi ENSO pada kondisi Netral (tidak Elnino dan tidak Lanina). Rendahnya Curah Hujan di

Musim Kemarau 2019 cenderung disebabkan dinginnya Suhu Muka Air Laut (SST) di sekitar

Indonesia

4. Curah Hujan pada bulan

Januari 2020

masuk kategori

Menengah hingga Tinggi

dan bersifat

Normal hingga Atas Normal

.

5. Curah Hujan bulan

Juni dan Juli

diprediksi

mulai terjadi penurunan

jika dibandingkan

bulan-bulan sebelumnya.

6. Prediksi Curah Hujan pada Musim Kemarau 2020

tidak lebih kering

dari Musim Kemarau

2019.

(13)

Kajian Hukum dan aspek lain yang

terkait

(14)

Laporan Greenpeace 24 Sept 2019

• BGA berisiko masuk laporan Greenpeace berikutnya. Laporan

saat ini untuk 2015-18, BGA tidak kena

(15)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGENDALIAN KARHUTLA

➢ UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ; terdapat larangan (Pasal 50 ayat (3) huruf d) dan

ketentuan pidana (Pasal 78 ayat (3) dan (4)) terhadap membakar hutan

➢ UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ; terdapat larangan

(Pasal 69 ayat (1) huruf h) dan ketentuan pidana (Pasal 108) terhadap pembukaan lahan dengan

membakar

➢ UU No. 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan ; terdapat larangan (Pasal 56 ayat (1)) dan ketentuan

pidana (Pasal 108) bagi pelaku usaha perkebunan yang membuka dan atau mengolah lahan dengan

cara membakar

➢ PP No. 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang

berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan

➢ PP No. 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan

➢ Inpres No. 11 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

➢ Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan

Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan

Lahan

➢ Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 32 Tahun 2016 tentang Pengendalian

Kebakaran Hutan dan Lahan

➢ Peraturan Menteri Pertanian No. 05 Tahun 2018 tentang Pembukaan dan/atau Pengolahan Lahan

Perkebunan Tanpa Membakar

(16)

KRITERIA

UU 41/1999

UU 32/2009

UU 39/2014

LARANGAN

Pasal 50 ayat (3) huruf

d:

Setiap orang dilarang

membakar hutan

Pasal 69 ayat (1) huruf h:

Setiap orang dilarang

melakukan pembukaan

lahan dengan bakar

Pasal 56 ayat (1)

Setiap Pelaku Usaha

Perkebunan dilarang

membuka dan/atau

mengolah lahan dengan

membakar

KETENTUAN

PIDANA

Pasal 78 ayat (3) dan

(4):

Sengaja: pidana paling

lama 15 tahun dan

denda paling banyak

15 Milyar rupiah;

Kelalaian:pidana paling

lama 5 tahun dan

denda paling banyak

1,5 Milyar rupiah

Pasal 108:

Pidana penjara 3-10

tahun dan denda 3-10

Milyar rupiah

Pasal 108:

Pidana penjara paling

lama 10 tahun dan denda

paling banyak 10 Milyar

rupiah

LARANGAN DAN KETENTUAN PIDANA MEMBAKAR HUTAN DAN/ATAU

LAHAN

(17)

KEBIJAKAN UNTUK KEARIFAN LOKAL DAN MASYARAKAT ADAT

UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

→ Pasal 69 ayat (1) huruf h : “ Setiap orang dilarang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar “

→ Pasal 69 ayat (2) : “Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h memperhatikan dengan sungguh sungguh kearifan lokal di daerah masing-masing”

→ Kearifan lokal (nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat) : melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimal 2 Ha per kepala keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah sekelilingnya.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan

→ Pasal 4

(1) Masyarakat hukum adat yang melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) Ha per KK untuk ditanami jenis varietas lokal wajib memberitahukan kepada kepala desa.

(2) Kepala desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten/kota.

(3) Pembakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering.

(4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan publikasi dari lembaga non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang meteorologi klimatologi dan geofisika.

→ Pasal 1: Masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum.

(18)

FIRE MANAJEMENT PT. BGA

Dasar Kebakaran

(19)

Logo Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Indonesia

19

SIPONGI

Logo Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Indonesia

Berasal dari kata Pongo Pygmaeus yaitu Orangutan(Kalimantan).

(20)

20

Kebakaran

API

(21)

21

Pengertian Api

Reaksi kimia antara

Bahan Bakar

,

Oksigen

dan

Sumber Panas

/

Nyala

dalam

perbandingan tertentu atau seimbang

(22)

22

Apa itu Kebakaran????

Suatu bencana

akibat

API

yang

tidak

disengaja

dan

tidak terkendali

yang bisa

menimbulkan

kerugian

harta benda,

(23)

Elemen Dasar dari Organisasi Menejemen

Kebakaran Hutan dan Lahan

1. Membentuk Organisasi (bertanggung jawab melindungi

sumber Daya dengan pencegahan,deteksi dan menekan

kebakaran)

2. Bertindak cepat dalam deteksi dan pelaporan kebakaran.

3. Pengorganisasian yang baik, dan traning untuk semua

anggota.

4. Respon cepat terhadap kebakaran (Initial Attack).

5. Tersedianya peralatan yang tepat untuk pemadaman

kebakaran dan peralatan pendukung

6. Kerjasama antara Pemerintah, Institusi dan Komunitas untuk

saling membantu dalam bahaya kebakaran yang besar

7. Membuat Strategi dan perencanaan pemadam Kebakaran.

8. Mengadakan kerjasama dengan Organisisi Kebakaran lain dan

(24)

Konsep Utama

Pengelolaan

Kebakaran !

1. Analisa

2. Pencegahan

3. Persiapan

4. Respon

5. Restorasi

(25)

1. Analisa

Usaha untuk menghasilkan informasi jauh

sebelum kebakaran terjadi melalui suatu sistem

peringatan dini.

Antara lain:

a)

Risk Assessment

b)

Analisa Hotspot Satelit NOAA 18

c)

Pemetaan Area Rawan Kebakaran

(26)

Pencegahan Kebakaran/Peyuluhan/Pelaksanaan

Fire suppression resource allocation

Program Pengelolaan Bahan Bakar

Managing

Wildfire

Threat

1.a. Risk Assesment (Hazard/Risk)

Alam Populasi Akses Pemanfaatan lahan Manusia

Resiko

Weather Slope Type BB Ketebalan BB Fire Intensity

Bahaya

Kehidupan Manusia Harta benda Pertanian Hutan Kehidupan Satwa Adat istiadat Kualitas Udara

Nilai

Deteksi Pemadaman Awal Orang/Peralatan Akses Kesediaan Air

Kekuatan

Ancaman Kebakaran

(27)

1.b. Hotspot

Titik Panas atau Hotspot adalah: "Indikator Kebakaran hutan yang mendeteksi suatu

lokasi yang memiliki suhu relatif tinggi dibandingkan suhu disekitarnya". (Pasal 1 angka 9

Permenhut No. P 12/ PMenhut-II/ 2009).

Data “Hotspot” dapat diperoleh dari:

→ ASMC (ASEAN Specialized Meteorological Center) Singapore

(

http://www.weather.gov.sg/wip/web/ASMC

)

→ LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Jakarta (

www.lapan.go.id

)

→ MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer)

(28)

2005

2006

2007

MODIS / NOAA “Hotspot” Monitoring Data

• “Peringatan Hotspot → panas dipermukaan 47◦C luasan minimal 100 m”

• “ Di Indonesia → Hotspot dengan suhu permukaan 45 ◦C ”

• Radius 1.1 km

2

(Eror margin dari titiknya)

• Bukan selalu bermakna kebakaran

Efektif untuk mengidentifikasi lokasi umum aktivitas kebakaran

Efektif untuk menilai pola/gejala dan tren

Tidak efektif untuk deteksi dini & serangan dini terhadap kebakaran hutan & lahan

Menjadi data publik dan rujukan Dinas Perkebunan dan Badan Lingkungan Hidup

sebagai salah satu tindakan pencegahan dini kebakaran nasional

Pengecekan lapangan penting bagi perusahaan

Muaro Jambi Regency

(29)

1.c.Pemetaan area rawan kebakaran

➢ Hal –hal yang perlu dipertimbangkan untuk “area rawan kebakaran”

antara lain :

✓ aktifitas di area,

✓ jarak dari office estate,

✓ jarak dari lahan masyarakat,

✓ umur tanaman,

✓ aktifitas lain, dsb

➢ Dilengkapi dengan fasilitas dan informasi untuk pemantauan, pencegahan

dan pemantauan kebakaran lainnya, seperti:

Papan peringatan,

Posko,

Fire Tower,

Water Point ,

Rute Patroli,

Camp , dl

Lebih fokus pada area tersebut saat patroli dilakukan maupun pada

saat terjadi musim kemarau

(30)
(31)
(32)

1.d. Monitor Tingkat Bahaya Kebakaran (FDR)

Merupakan salah satu sistem

peringatan dini dengan

memperhitungkan elemen

lingkungan yang mempengaruhi

perilaku kebakaran.

Elemen lingkungan : Bahan

Bakar, Cuaca dan Tofografi.

Meningkatkan kesiapsiagaan

terhadap bahaya kebakaran

terutama ketika terjadi musim

kemarau

(33)

Suhu

Kelambaban Curah hujan

Seresah(bahan bakar)

Pemantauan Bahaya Kebakaran

✓ berdasarkan observasi cuaca dan bahan

bakar yang tersedia.

✓ Penghitungan dilakukan setiap hari pada

pukul 13.30 waktu setempat

(34)

2. Pencegahan

Mengurangi dampak dari kebakaran.

Menerapkan hasil analisa

(Risk Assessment).

Kerjasama dengan pihak internal maupun external yang terkait dalam

usaha meminimalkan kejadian kebakaran hutan

Contoh Pelaksanaan:

1.

Patroli darat, air dan udara

2.

Sosialisasi dan training terhadap karyawan, kontraktor,

maupun ke masyarakat.

3.

Gladi Posko Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan

4.

Spanduk, baliho, brosur, poster dan lain-lain.

(35)

Patroli

Double Chabin

Terdapat peta rute/jalur patroli

Tersedia unit patroli khusus ke lokasi

yang tidak ada aktifitas operasional.

Area operasional bisa di patroli oleh

karyawan lain saat melakukan

aktifitas harian.

Patoli Idealnya membawa

perlengkapan pemadam yang kecil,

dengan 3 orang disertai baby tank

800 liter.

Patroli Air

(36)

Menara Pemantauan Api

(37)

Papan Himbauan

Lokasi strategis

1. Pintu jalan masuk Estate .

2. Kantor Estate

3. Camp satelite.

4. Area rawan kebakaran.

5. Posko Security .

(38)

Pemantauan, pemliharaan Water Level

(39)

Patroli Udara

Bisa melakukan patroli lewat udara apabila patroli dengan jalan darat

tidak bisa efektif.

Perusahaan bisa membeli Helicopter sendiri tetapi biayanya sangat

mahal, dengan alternatif rental saat kritis adalah leih efisien.

(40)

2. Initial Attack

3. Kebakaran besar

Fungsi Pengelolaan Kebakaran Hutan dan

Lahan

1. Kegiatan

Pencegahan

Mess Kru Fire Fire Crews

Kru Pemadam Pemerintah Perusahaan lain

Badan-badan lain

1. Deteksi dini.

Community Based Fire Mgt Informasi/Pendidikan Program

Kampanye, Media, Kebijakan tanpa bakar, dll.

Praktek membakar dengan aman

?

Keputusan

SOP. Sasaran/target, Strategi

(Rp) Biaya Tanggap darurat

(Rp) Biaya Penanggulangan

2. Kegiatan Penangulangan Kebakaran

Training, Logistik, Komunikasi, Koordinasi, Mobilisasi, Gudang, Peralatan, Maintenance, Insentif, dll.

FDR, Laporan Kebakaran, Peta, Monitoring dan Analisys

Butuh org banyak, Peralatan dan waktu tambahan

(41)

3. Persiapan

Pengadaan alat-alat teknologi untuk menghadapi kebakaran

a) Jalur Komunikasi (Radio Komunikasi,HP, Tel Kantor, DLL)

b) GPS

c) Satelit, dll.

Mempertimbangkan kebutuhan sumber daya berdasarkan luasan area.

a) Kebakaran Kecil: 12-25 personil.

b) Kebakaran Sedang-Besar: > 25 personil.

Persiapan peralatan pemadaman “ready to use”

a) 2 Pompa Besar lengkap accessories.

b) 2 Pompa Sedang lengkap accessories.

c) 2 Pompa kecil lengkap accessories

d) Fire Truck + Mesin pompa + accessories.

e) Water Truck tambahan.

f) Kenderaan kru.

g) Alat berat.

(42)
(43)
(44)
(45)

Fire truck/water truck

• 1 unit Tohatsu V20D2S. • 20 roll Hose 1,5” • 10 roll Hose 2,5” • 2 pcs Wrench spanner • 1 pc Strainer rotan • 1 pc Adaptor machino 2,5” • 6 pcs Nozzle AWG • 3 pcs Y Con 2,5X2,5X2,5. • 8 pcs Y conncetion 2,5X1,5X1,5. • 1 pc Hose Suction 2,5 X 6 meter. • 1 pc Monitor Hat

• 1 pc battery charger • 1 lampu sorot Tohatsu • 2 lampu sorot truck • 1 toolkit Tohatsu

• 1 toolkit syandard chasis • 1 pc dongkrak

• 1 pc Linggis • 1 pc sekop

• 1 unit sirine assy

• 1 unit emergency light bar • 2 kunci kontak

• 4 kuci box.

Idealnya:

- HSE memiliki 1 unit Fire Truck khusus.

- Tangki air di seluruh department harus mengutamakan penanggulangan kebakaran.

(46)

SHIBAHURA TF-516 MH • Model Dimensi: – Ukuran: 555 X 466 X 520 mm. – Berat : 41 Kg. • Pompa: – Model SIBAHURA C505

– Type: High Pressure One Stage Turbine Pump.

– Rated Pressure Discharge: 0.50 Mpa 600 liter/mnt

– High Pressure Discgarge: Bore & Stroke & No. of cylinder: 66mm X 58mm X 1.

– Discharge Diameter Tread 65 mm – Suction Diameter Tread 65 mm • OIL-LESS Vacuum Pump:

– Model 4-Vane Eccentric Rotary Type – High Strength Carbon Blade.

• Accessories:

– Battery Charger. – Toolkit

– Pump Cover – Spark Plug.

Fire Accessories: Hose 2,5” 10 roll, Hose 1,5” 10 Roll, Nozzle 2, Gate Wye 2,5 in – 2,5 out 1, gate wye 2,5-1,5=2 unit, Selang isap 1, Bensin 20 ltr, Oli 2T Castrol 2 btl, Hose Spanner 1, Toolkit 1, Hose Adaptor 1,

(47)

TOHATSU V20D2S

• Ukuran: 555 X 470 X 532 mm. • Berat : 36 Kg.

• Type: 2 langkah, Satu silinder tegak, system pendingin udara, bahan bakar bensin.

• Bore & Stroke & No. of cylinder: 66mm X 58mm X 1.

• Displacement: 198 mL • Output: 8.6 kW (11.7 ps)

• Kapasitas bahan bakar: 3,5 liter.

• Komsumsi bahan-bakar: 4.9 liter/Jam. • System pengapian: Magnit Flywheel C.D

ignition.

• System pelumasan: 30:1 (bensin:Oli) • Starting Sytem: Recoil Starter (Engkol

tangan).

• Kapasitas lampu: 12 Volt35 Watt. • Volume Discarge: 400-600 liter/menit. • Tinggi maksimum selang isap: 9 meter.

Fire Accessories: Hose 2,5” 10 roll, Hose 1,5” 10 Roll, Nozzle 2, Gate Wye 2,5 in – 2,5 out 1, gate wye 2,5-1,5=2 unit, Selang isap 1, Bensin 20 ltr, Oli 2T Castrol 2 btl, Hose Spanner 1, Toolkit 1, Hose Adaptor 1,

(48)

WATER POINT

Air…

harus selalu tersedia

sumber air yg cukup dan

bisa dijangkau dalam

waktu yang dibutuhkan

(49)

Petugas dan Penanggungjawab Utama

EB

IC

Opt. Support

Chiff

Logistic

Chiff

Planning

Chiff

Financial

Chiff

CD

HS

Sec

(50)

4. Respon

Merupakan kegiatan untuk

menanggapi informasi /deteksi dan

melakukan penanganan kebakaran

dengan waktu secepatnya sebagai

upaya untuk memadamkan

(51)

Sasaran

Operasional Pengelolaan Kebakaran

1. Deteksi

:

Seluruh kebakaran teridentifikasi dan dilaporkan

sebelum mencapai 0.1 hektar.

2. Serangan dini :

Kebakaran mulai dipadamkan, maksimal 2 jam

setelah kebakaran terdeteksi.

3. Isolasi

:

Kawasan yang terbakar harus diisolasi maksimal

48 jam setelah serangan dini.

4. Ukuran

:

Ukuran maksimal kawasan yang terbakar kurang

dari 10 hektar.

(52)

Pertumbuhan Api VS Pemadaman

WAKTU

LU

AS

ARE

A

TERB

AKAR

(R

p)

Perbaikan Sekat bakar 18.00 Controlled 18.00 Out 12.00 Initial Attack 0800 Contained (firebreak selesai) 11.00 Deteksi

Day 2

Day 1

Patrol/ Monitor 18.00 10.00 Periode Bakar

Day 3

Mop-up 12.00 Last Smoke Demob

Resource Values Lost

+ Cost of Suppression

Total Losses

Resource Values Lost

$$Mobilize$$ 1. People 2. Equipment 3. Supplies 08.00 Reinforcements

(53)

1. Padamkan api secara agresif, namun tetap

Utamakan Keselamatan

.

2. Mulailah bertindak sesuai

Perilaku Api

yang sedang terjadi dan yang

diperkirakan akan terjadi

3. Kenali

Kondisi Cuaca

yang terjadi dan dapatkan perkiraan kedepan

4. Pastikan bahwa

Intruksi

telah diberikan dan dimengerti

5. Dapatkan informasi terkini mengenai

Status kebakaran

6. Tetap

berkomunikasi

dengan anggota regu, Asst anda dan pasukan yang

berdekatan

7. Tetapkan

Lokasi Aman

dan

Rute Menyelamatkan Diri

8. Tempatkan

Pemantau

untuk situasi yang berpotensi bahaya

9. Tetap

Lakukan Pengawasan

terhadap semua pasukan (dimana mereka,

sedang apa mereka, dll)

10.Tetap

Waspada

, selalu

Tenang

,

Berpikir jernih

, dan

Bertindaklah secara

meyakinkan

.

Perintah Standard

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)

5. Restorasi

• Merupakan konsep kegiatan usaha

pengembalian kondisi area yang

terbakar seperti sebelumnya.

– Pembangunan Nursery Alam

– Penanaman kembali.

– Perawatan pohon

– Dll.

(59)
(60)
(61)
(62)

Dokumen yang disiapkan

• informasi laporan adanya

HotSpot

• Verifikasi koordinat

Hotspot di areal

perkebunan.

• Penjelasan / gambaran

lokasi yang disebutkan

HotSpot

Referensi

Dokumen terkait

2012 sampai tahun 2020 mengalami penurunan, Trend nilai ekspor udang Indonesia ke negara USA pada tahun 2012 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan dan Trend nilai

Mereka yang dimaksudkan oleh Khawarij telah melanggar hukum Allah yaitu Ali bin Abi Thalib, Mu‟awiyah bin Abu Sufyan, Abu Musa al-Asy‟ari, Amr bin Ash, dan orang-orang

Grafik Daya Infiltrasi Metoda Horton Titik VII sebelah Utara bagian Barat lokasi pembangunan Gedung

Metoda yang diterapkan dalam transformasi konsep bentuk maupun fungsi pada bagunan penelitian dan pengembangan biota laut yaitu dengan menggunakan.. analisa dan pengendapan makna

Wren (ed.), The Moral Domain: Essays in the Ongoing Discussion between Philosophy and the Social Sciences , Cambridge, Mass., The MIT Press, 1990... Kessen, ‘The American child

Persediaan adalah suatu kekayaan berupa barang milik pemerintah desa yang dinilai dengan uang baik berupa uang kertas maupun surat berharga dalam periode normal, antara lain

(1) Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila diambil dalam Sidang yang dihadiri oleh Anggota dari unsur Pemerintah maupun Non Pemerintah,

Normal Force Slope for