• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo PT Restu Mulia Cipta Mandiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo PT Restu Mulia Cipta Mandiri"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

iv INTERNSHIP – CS224703

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN GEMPOL – PASURUAN – PROBOLINGGO PT RESTU MULIA CIPTA MANDIRI

MUHAMMAD RIFKI RIF’AT RAZANI NRP. 03111940000081 RANIA SALSABILAH KUSUMAWARDANI NRP. 03111940000138

Dosen Pembimbing

Dr. Trihanyndio Rendy Satrya, ST. MT

Dosen Pembimbing Lapangan Moh. Zamroni Saputro, S.T.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, Dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROYEK PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN GEMPOL PASURUAN- PROBOLINGGO PT RESTU MULIA CIPTA MANDIR

NRP. 03111940000081 MUHAMMAD RIFKI RIF'AT RAZANI

NRP. 03111940000138

RANIA SALSABILAH K

Surabaya, Januari 2023

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Internal

PT.RESTUMULIAPTAMNDIRI

Dr. Trihanyndio Rendy Satrya, S.T., M.T.

NIP. 198410102008121004

Moh. Zamroni Saputro, S.T.

General Stuperintendent

Mengetahui

Sekretaris Departemen I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

pagteBsneknik Sipil FTSPK-ITS

AAN, R

RIS

SEPULUH

aENCANA

LOGI

E E

t9onarlnata, T., M.T., Ph.D

IOo049020050L1002

ii

(3)

III

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang memiliki judul Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo PT Restu Mulia Cipta Mandri. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, asistensi secara berkala dokumen engineering, dokumen metode kerja, shop drawing, wawancara, serta bimbingan dari berbagai pihak terkait. Oleh sebab itu, penulis inging mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Trihanyndio Rendy Satrya, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami selama proses penyusunan laporan Kerja Praktik ini.

2. Bapak Moh. Zamroni Saputro, S.T. selaku general superintendent sekaligus pembimbing lapangan Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo.

3. Segenap karyawan dan pekerja pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo.

4. Teman-teman sesama peserta kerja praktik pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo.

5. Teman-teman Teknik Sipil ITS Angkatan 2019, yang telah mendukung kami dalam penulisan laporan ini.

Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, seluruh kritik, saran dan masukan yang membangun dari para pembaca akan sangat kami harapkan demi kebaikan laporan ini dikemudian hari. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, penulis, dan semua pihak yang terkait dalam aktivitas kerja praktik ini.

Surabaya, Januari 2023

Penulis

(4)

IV

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 9

1.1 Latar Belakang Proyek ... 9

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan ... 10

1.4 Ruang Lingkup ... 10

1.5 Waktu ... 11

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK ... 12

2.1 Tujuan Proyek ... 12

2.2 Deskripsi Proyek ... 12

2.3 Lokasi Proyek ... 12

2.4 Data Umum Proyek ... 13

2.5 Ruang Lingkup Proyek ... 13

2.6 Struktur Organisasi Proyek ... 15

2.7 Stakeholder... 18

2.7.1 Pemilik Proyek (Owner) ... 19

2.7.2 Konsultan ... 20

2.7.3 Kontraktor Pelaksana ... 21

2.7.4 Supplier ... 22

BAB III PENGAMATAN KERJA PRAKTIK ... 24

3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Kedunglarangan II ... 24

3.1.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan ... 27

3.1.2 Metode Pelaksanaan Pembongkaran Jembatan ... 28

3.1.3 Metode Pelaksanaan Pembesian Jembatan ... 30

3.1.4 Metode Pelaksanaan Pengecoran Jembatan ... 31

3.1.5 Metode Pelaksanaan Penggantian Baut Jembatan ... 34

3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Kademangan III ... 34

3.2.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan ... 36

3.2.2 Metode Pelaksanaan Pembongkaran Jembatan ... 37

(5)

V

3.2.3 Metode Pelaksanaan Pembesian Jembatan ... 39

3.2.4 Metode Pelaksanaan Perbaikan Struktur Lain Jembatan ... 39

3.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Kademangan IV ... 40

3.3.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan ... 40

3.3.2 Metode Pelaksanaan Pembongkaran Jembatan ... 41

3.3.3 Metode Pelaksanaan Pembesian Jembatan ... 42

3.3.4 Metode Pelaksanaan Perbaikan Struktur Lain Jembatan ... 42

3.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Lain-lain ... 42

3.4.1 Jembatan Dermo ... 43

3.4.2 Jembatan Kali Teluk ... 43

3.4.3 Jembatan Rejoso I ... 43

3.4.4 Jembatan Purut ... 43

3.4.5 Jembatan Curah Menjangan ... 44

3.4.6 Jembatan Beji ... 44

BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI ... 45

4.1 Tinjauan Umum ... 45

4.2 Permasalahan Proyek ... 45

4.2.1 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan III ... 45

4.2.2 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan IV ... 45

4.2.3 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kedunglarangan ... 46

4.3 Solusi Permasalahan... 47

4.3.1 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan III ... 47

4.3.2 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan IV ... 48

4.3.3 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kedunglarangan ... 49

BAB V PENUTUP ... 50

5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 53

(6)

VI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol - Pasuruan - Probolinggo

... 12

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol - Pasuruan - Probolinggo ... 16

Gambar 2. 3 Hubungan Kerja Stakeholder ... 19

Gambar 2. 4 Logo Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ... 20

Gambar 2. 5 Logo PT Seecons (KSO) PT Mono Heksa ... 21

Gambar 2. 6 Logo PT Restu Mulia Cipta Mandiri ... 22

Gambar 3.1 Lokasi Jembatan Kedunglarangan II ... 24

Gambar 3.2 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (1) ... 24

Gambar 3.3 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (2) ... 25

Gambar 3.4 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (3) ... 25

Gambar 3.5 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (4) ... 25

Gambar 3 6 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (5) ... 26

Gambar 3.7 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (6) ... 26

Gambar 3.8 Kerusakan pada Permukaan Jembatan ... 27

Gambar 3.9 Kondisi Bondek yang Rusak ... 27

Gambar 3.10 Pengalihan Arus Lalu Lintas Jembatan Kedunglarangan II ... 28

Gambar 3.11 Proses Pembongkaran Plat Lantai Jembatan (1) ... 29

Gambar 3.12 Proses Pembongkaran Plat Lantai Jembatan (2) ... 29

Gambar 3.13 Proses Pembongkaran Plat Lantai Jembatan (3) ... 29

Gambar 3.14 Proses Pekerjaan Pembesian Jembatan Kedunglarangan II ... 30

Gambar 3.15 Hasil Pembesian Jembatan Kedunglarangan II ... 31

Gambar 3.16 Penbuatan Benda Uji Kubus ... 31

Gambar 3.17 Proses Pengukuran Hasil Uji Slump ... 32

Gambar 3.18 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (1) ... 32

Gambar 3.19 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (2) ... 33

Gambar 3.20 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (3) ... 33

Gambar 3.21 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (4) ... 33

Gambar 3.22 Proses Penggantian Baut Mutu Tinggi (1) ... 34

Gambar 3.23 Proses Penggantian Baut Mutu Tinggi (2) ... 34

Gambar 3.24 Lokasi Jembatan Kademangan III dan IV ... 35

Gambar 3.25 Kondisi Jembatan Kademangan III Sebelum Pembuatan Baru ... 35

Gambar 3.26 Kerusakan pada Jembatan Sebelum Penangaanan Sementara ... 36

Gambar 3.27 Beton Keropos pada Bagian Bawah Jembatan ... 36

Gambar 3.28 Pengaturan K3 Pada Pekerjaan ... 37

Gambar 3.29 Proses Pekerjaan Pemotongan Sambungan Plat Lantai Baja (1) ... 37

Gambar 3.30 Proses Pekerjaan Pemotongan Sambungan Plat Lantai Baja (2) ... 38

Gambar 3.31 Pembongkaran Plat Lantai dengan Forklift ... 38

Gambar 3.32 Hasil Pembongkaran Jembatan (1)... 39

Gambar 3.33 Hasil Pembongkaran Jembatan (2)... 39

Gambar 3.34 Kondisi Jembatan sebelum Pembongkaran ... 40

Gambar 3.35 Kondisi Sisi Jembatan sebelum Pembongkaran ... 40

Gambar 3.36 Pengalihan Arus Lalu Lintas Jembatan Kademangan III dan IV ... 41

(7)

VII

Gambar 3.37 Hasil Pembongkaran Jembatan Kademangan IV (1) ... 41

Gambar 3.38 Hasil Pembongkaran Jembatan Kademangan IV (2) ... 42

Gambar 4.1 Kondisi Bendung yang Digenangi Air Pembuangan Sawah... 45

Gambar 4.2 Genangan Akibat Kebocoran Pipa PDAM Pada Jembatan Kademangan IV 46 Gambar 4.3 Variasi Panjang Overstek ... 47

Gambar 4.4 Pembuatan Saluran Pengganti untuk Pengalihan Air Sawah Berlebih ... 48

Gambar 4.5 Proses Pengurasan yang Dilakukan Oleh Pihak Kontraktor ... 49

Lampiran 1 Kondisi Kerusakan Jembatan Kademangan III ... 53

Lampiran 2 Proses Pekerjaan Pembesian Jembatan Kademmangan III ... 53

Lampiran 3 Hasil Uji Slump Untuk Pengecoran Beton Jembatan Kademangan III ... 54

Lampiran 4 Proses Pengecoran Jembatan Kademangan III ... 54

Lampiran 5 Proses Pengaspalan Jembatan Kademangan IV ... 55

Lampiran 6 Hasil Pemasangan Hand Railing Jembatan Kademangan III ... 55

Lampiran 7 Hasil Pemasangan Hand Railing Jembatan Kademangan IV... 56

Lampiran 8 Pemberian Pengarahan Oleh Konsultan Proyek ... 56

Lampiran 9 Kegiatan Quality Control Terhadap Ketebalan Hasil Pengecoran ... 57

Lampiran 10 Mengikuti Kegiatan Proses Pengujian Benda Uji Silinder ... 57

Lampiran 11 Mengikuti Kegiatan Proses Pengujian Benda Uji Balok ... 58

Lampiran 12 Kegiatan Uji Getar Pada Jembatan Kademangan IV ... 58

Lampiran 13 Proses Pekerjaan Perbaikan Jembatan Dermo ... 59

Lampiran 14 Absensi Kegiatan Lapangan (1) ... 60

Lampiran 15 Absensi Kegiatan Lapangan (2) ... 61

Lampiran 16 Absensi Kegiatan Lapangan (3) ... 62

(8)

VIII

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Material dan Supplier... 22

(9)

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo adalah salah satu proyek yang dimiliki oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR). Dilihat dari definisinya, preservasi merupakan sebuah kegiatan atau tindakan penanganan, berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan atau jembatan agar tetap dapat berfungsi secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.

Sesuai dengan nama proyek, proyek ini berlokasi di sepanjang wilayah Gempol – Pasuruan – Probolinggo. Namun, tidak seluruh ruas jalan dan jembatan yang berada di.wilayah tersebut termasuk dalam proyek ini, hanya di beberapa segmen area saja. Proyek ini terdiri atas penanganan jalan sepanjang 4,91 km dan penanganan jembatan dengan panjang total 178,7 m. Proyek ini dilaksanakan oleh PT Restu Mulia Cipta Mandiri sebagai kontraktornya selama 245 hari dimulai dari tanggal 8 Maret 2022 hingga 8 November 2022 dengan masa pemeliharaan selama 365 hari. Pekerjaan yang termasuk dalam kontrak proyek ini adalah pekerjaan berupa perawatan, perbaikan dan rekonstruksi ulang.

Proyek preservasi ini dilakukan karena adanya beberapa kerusakan pada jalan aspal maupun beton serta beberapa jembatan setelah dilakukan inspeksi di lokasi terkait. Selain itu, latar belakang lain proyek ini adalah karena adanya perubahan fungsi jalan yang awalnya merupakan jalan milik Kabupaten yang kemudian berubah menjadi milik Nasional sehingga diperlukan peningkatan kualitas jalan seiring dengan meningkatnya muatan kendaraan yang melintas. Pekerjaan proyek ini terbagi menjadi lima sub pekerjaan, yakni pekerjaan rehabilitasi mayor, pekerjaan rekonstruksi, pekerjaan perbaikan berkala jembatan, pekerjaan rehabilitasi jembatan dan pekerjaan penggantian jembatan.

Pekerjaan jalan beton merupakan detail dari pekerjaan rehabilitasi mayor dan pekerjaan rekonstruksi. Pekerjaan ini bertujuan untuk mengganti kelas jalan pada jalan beton dengan mengganti keseluruhan struktur jalan serta mutu beton yang digunakan pada beberapa segmen jalan di Kota Probolinggo. Dengan adanya perubahan kelas jalan, diharapkan dapat memperlancar sektor perhubungan terutama kendaraan-kendaraan berat yang melintasi sehingga dapat menunjang sektor-sektor lain bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo khususnya sub pekerjaan jembatan adalah :

1. Penanganan seperti apakah yang dilakukan pada Jembatan Kademangan III dan bagaimana proses penanganannya?

2. Penanganan seperti apakah yang dilakukan pada Jembatan Kademangan IV dan bagaimana proses penanganannya?

3. Penanganan seperti apakah yang dilakukan pada Jembatan Kedunglarangan II dan bagaimana proses penanganannya?

(10)

10 4. Apa saja permasalahan yang terjadi pada saat pekerjaan jembatan sedang

berlangsung?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo adalah :

1. Mengetahui jenis penanganan kerusakan sekaligus mengamati proses penanganan kerusakan pada Jembatan Kademangan III.

2. Mengetahui jenis penanganan kerusakan sekaligus mengamati proses penanganan kerusakan pada Jembatan Kademangan IV.

3. Mengetahui jenis penanganan kerusakan sekaligus mengamati proses penanganan kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II.

4. Mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan pada saat pekerjaan jembatan berlangsung.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam kegiatan kerja praktik di Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo, penulis meninjau beberapa bagian di Proyek untuk diperhatikan guna mencapai tujuan dari Kerja praktik ini. Lingkup pembahasan dari laporan program Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut :

1. Informasi dan data-data umum mengenai Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo yang dikerjakan oleh PT Restu Mulia Cipta Mandiri meliputi :

a. Gambaran umum dan lokasi proyek b. Data proyek

2. Informasi umum mengenai manajemen Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo.

3. Metode pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan pembangunan jembatan yang mencakup :

a. Metode pelaksanaan pekerjaan di Jembatan Kedunglarangan II a) Metode pelaksanaan persiapan pekerjaan

b) Metode pelaksanaan pembongkaran jembatan c) Metode pelaksanaan pembesian jembatan d) Metode pelaksanaan pengecoran jembatan e) Metode pelaksanaan penggantian baut jembatan

b. Metode pelaksanaan pekerjaan di Jembatan Kademangan III a) Metode pelaksanaan persiapan pekerjaan

b) Metode pelaksanaan pembongkaran jembatan c) Metode pelaksanaan pembesian jembatan

d) Metode pelaksanaan perbaikan struktur lain jembatan c. Metode pelaksanaan pekerjaan di Jembatan Kademangan IV

a. Metode pelaksanaan persiapan pekerjaan b. Metode pelaksanaan pembongkaran jembatan

c. Metode pelaksanaan perbaikan struktur lain jembatan d. Metode pelaksanaan pekerjaan di jembatan lain

(11)

11 4. Permasalahan yang terjadi ketika pelaksanaan pekerjaan dan bagaimana solusi

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pada kerja praktik ini, lingkup yang ditawarkan oleh proyek termasuk cukup lengkap, mulai dari pekerjaan tanah, struktur dan transportasi. Akan tetapi fokus pembahasan pada kerja praktik kami lebih ke arah struktur dengan tanpa menutup kesempatan belajar ilmu lainnya.

Pekerjaan struktur perbaikan jembatan yang sedang berjalan prosesnya saat kami melaksanakan kerja praktik berada di Kota Probolinggo (Jembatan Kademangan III dan Jembatan Kademangan IV) dan Kota Bangil (Jembatan Kedunglarangan II). Kami dapat mengamati proses perbaikan jembatan mulai dari proses pembongkaran hingga pengecoran jembatannya.

1.5 Waktu

Kegiatan Kerja Praktik ini dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut : Nama Proyek : Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan

– Probolinggo

Lokasi Proyek : Gempol – Pasuruan – Probolinggo (Segmented Area) Instansi Lokasi : PT Restu Mulia Cipta Mandiri

Periode Kerja Praktik : 27 Juni 2022 – 27 Agustus 2022

(12)

12

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Tujuan Proyek

Tujuan dari pelaksanaan Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo adalah sebagai berikut ini.

1. Melakukan perawatan terhadap bagian bagian dari jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan minor.

2. Memperbaiki jalan ataupun jembatan yang mengalami kerusakan major.

3. Melakukan rehabilitasi terhadap jembatan.

4. Meningkatkan kualitas jalan sehingga dapat digunakan untuk jalan dengan kelas Nasional.

2.2 Deskripsi Proyek

Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo merupakan paket Pekerjaan yang berlangsung selama 245 hari, dimulai pada tanggal 8 Maret 2022 sampai dengan 8 November 2022 dengan masa pemeliharaan sepanjang 365 hari. Pekerjaan Proyek ini terdiri atas penanganan jalan sepanjang 4,91 km dan penanganan jembatan sepanjang 178,7 m. Scope pekerjaan yang diamati pada pelaksanaan kerja praktik ini adalah pekerjaan penanganan jembatan dengan rincian pekerjaan sebagai berikut :

1. Penanganan berkala jembatan sepanjang 88,9 m 2. Rehabilitasi jembatan sepanjang 77,8 m

3. Penggantian jembatan sepanjang 12 m 2.3 Lokasi Proyek

Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo berlokasi sepanjang jalan mulai dari Gempol sampai dengan Probolinggo. Akan tetapi tidak semua jalan termasuk kedalam lingkup Pekerjaan yang butuh dikerjakan dalam Proyek ini. Hanya beberapa bagian jalan saja dalam setiap wilayah. Berikut ini merupakan detail lokasi Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol - Pasuruan - Probolinggo

(13)

13 2.4 Data Umum Proyek

Data dari Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo serta data-data mengenai kontrak dan Pekerjaan dari Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Paket Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo

Lokasi Proyek : Gempol – Pasuruan – Probolinggo (Segmented Area) Pemilik Proyek : Kementrian PUPR, Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

Wilayah III Provinsi Jawa Timur Jenis Pekerjaan : a. Penanganan Jalan

- Rehabilitasi Mayor - Rekonstruksi Jalan b. Penanganan Jembatan - Berkala Jembatan - Rehabilitasi Jembatan - Penggantian Jembatan Kontraktor : PT Restu Mulia Cipta Mandiri Konsultan : PT Seecons (KSO) PT Mono Heksa Tanggal Kontrak : 08 Maret 2022

Waktu Pelaksanaan : 245 (Dua Ratus Empat Puluh Lima) hari sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK.

Masa Pemeliharaan : Dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender.

Harga Kontrak : Rp 33. 552.514.000,00 (Tiga Puluh Tiga Milyar Lima Ratus Lima Puluh Dua Juta Lima Ratus Empat Belas Ribu Rupiah)

2.5 Ruang Lingkup Proyek

Kontraktor bertugas menyediakan tenaga kerja termasuk perlatan, material, peralatan operasi konstruksi, dan lain lain yang diperlukan pada waktu pelaksanaan konstruksi.

Kontraktor wajib melaksanakan secara keseluruhan dengan memelikhara pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau sesuai dengan pengarahan konsultan dengan catatan adanya persetujuan dari pihak pemilik. Lingkup pekerjaan konstruksi dari Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo adalah sebagai berikut :

1. Umum

a. Mobilisasi dan Demobilisasi

b. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas c. Pengamanan Lingkungan Hidup

d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja e. Pengujian Tanah

f. Manajemen Mutu 2. Pekerjaan Drainase

a. Pasangan Batu dengan Mortar b. Saluran Berbentuk U Tipe DS 4

(14)

14 c. Saluran Berbentuk U Tipe DS 4a (dengan tutup)

3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik a. Galian Biasa

b. Galian Struktur

c. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine d. Galian Perkerasana Beraspal tampa Cold Milling Machine e. Galian Perkerasan Berbutir

f. Galian Perkerasan Beton g. Timbunan Biasa

h. Timbunan Pilihan

i. Penimbunan Kembali Berbutir j. Pemotongan Pohon Pilihan 4. Pekerjaan Preventif

5. Perkerasan Berbutir

a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A b. Lapis Pondasi Agregat Kelas S c. Perkerasan Beton Semen

d. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

e. Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) 6. Perkerasan Aspal

a. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair/Emulsi b. Lapis Perekat – Aspal Cair/Emulsi

c. Laston Lapis Aus (AC-WC)

d. Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod) e. Laston Lapis Antara (AC-BC)

f. Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod) g. Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC-Base Mod) 7. Struktur

a. Beton Struktur, fc’30 MPa b. Beton Struktur, fc’20 MPa c. Beton, fc’15 MPa

d. Beton, fc’10 MPa e. Baja Tulangan Polos-E

f. Baja Tulangan Sirip Bj TS 420A

g. Penyediaan Baja Struktur Grade 345 (Kuat Leleh 345 MPa) h. Pemasangan Baja Struktur

i. Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan j. Pasangan Batu

k. Pasangan Batu Kosong

l. Bronjong dengan Kawat yang dilapisi Galvanis m. Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Movable n. Sambungan Siar Muai Tipe Silicone Seal

o. Landasan Karet Strip p. Sandaran (Railing) q. Papan Nama Jembatan

r. Pembongkaran Pasangan Batu

(15)

15 s. Pembongkaran Beton

t. Pembongkaran Balok Baja (Steel Stingers) u. Pipa Drainase PVC diameter 150 mm 8. Rehabilitasi Jembatan

a. Cairan Perekat (Epoksi Resin) b. Bahan Penutup (Sealant) c. Tabung Penyuntik, penyediaan d. Tabung Penyuntik, penggunaan e. Perbaikan Dengan Cara Graut

f. Perkuatan Struktur Dengan Bahan FRP Jenis Carbon g. Penggantian Baut Mutu Tinggi A325 Tipe 1 diameter M25 h. Pengencangan Baut Biasa Grade A diameter 325

i. Pengelasan SMAW Pada Baja Grade 30 j. Pengecatan Struktur Baja Tebal 80 mikron k. Pengecatan Struktur Baja Tebal 240 mikron

l. Penggantian Elemen Struktur Baha Grade 345 (Kuat Leleh 345 MPa) m. Penggantian dan Perbaikan Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug 9. Pekerjaan Harian dan Lain-Lain

a. Marka Jalan Termoplastik

b. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineering Grade c. Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade

d. Rel Pengaman

e. Kerb Pracetak Jenis 2, 4, 6, 7, 8, dan 9

f. Perkerasan Blok Beton Pada Trotoar dan Median g. Pembengkokan Ubin Eksisting

10. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja

a. Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Kelas A b. Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Kelas S c. Perbaikan Campuran Aspal Panas

d. Pengecatan Kerb pada Trotoar dan Median e. Pembersihan Drainase

f. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Purut Bentang 22,2 m

g. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Curah Menjangan Bentang 11,4 m h. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Rejoso I Bentang 48.2 m

i. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Beji Bentang 7,1 m j. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Kali Teluk Bentang 11 m

k. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Kedung Larangan II Bentang 60,5 m l. Pemeliharaan Kinerja Jembatan Dermo Bentang 6,3 m

2.6 Struktur Organisasi Proyek

Berjalannya suatu Proyek harus terlaksana secara terstruktur dan teratur agar dapat menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Agar Proyek dapat berjalan secara sistematis dan rapi, maka diperlukan adanya structural organisasi yang menghandle keseluruhan berjalannya Proyek tersebut. Dalam organisasi tersebut akan terbagi menjadi beberapa divisi dan sub divisi sehingga dapat memudahkan permbagian tugas yang semestinya dikerjakan.

(16)

16 Stuktur organisasi proyek yang menaungi pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo adalah sebagai berikut ini.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol - Pasuruan - Probolinggo

1. General Superintendent/Site Manager

General Superintendent (GS) memiliki tugas untuk mengkoordinasi seluruh pelaksanaan pekerjaan agar dapat menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan rencana pengendalian proyek dan bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Selain tugas tersebut, General Superintendent juga memiliki tugas lain serta kewenangan sebagai berikut ini :

1) Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan metode pelaksanaan dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan.

2) Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanankan dalam kondisi yang aman sesuai dengan standar dan prosedur keselamatan kerja (rambu dan house keeping).

3) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kepala pelaksana, surveyor, logistic, administrasi teknik dan keuangan sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

4) Memonitor pelaksanaan sistem keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan 5) Membuat rencana kerja harian.

6) Mengatur pembagian kerja antar supervisor.

7) Melakukan koordinasi dengan pihak supplier.

2. Keuangan

Keuangan berwenang untuk melakukan seleksi pekerja untuk pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing-masing sesuai dengan posisi yang dibutuhkan organisasi. Selain itu, tugas keuangan adalah : 1) Membuat laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan,

laporan bobot prestasi proyek, dan daftar hutang

2) Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek

3) Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan secara retribusi.

3. Pelaksana

(17)

17 Pelaksana memiliki tugas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, metode kerja dan spesifikasi pekerjaan. Selain itu, tugas pelaksana di lapangan adalah sebagai berikut.

1) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja lapangan.

2) Mengusulkan perubahan rencana pelaksanaan karena kondisi pelaksanaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan rencana.

3) Menjaga kebersihan dan ketertiban di lapangan.

4) Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporakan kepada General Superintendent.

4. Surveyor

Surveyor memiliki kewajiban untuk melakukan monitoring keseluruhan pekerjaan baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan. Selain itu, surveyor memiliki tugas lain sebagai berikut :

1) Memastikan pekerjaan dilakukan dalam batas-batas yang ditentukan.

2) Mengikuti kegiatan dan hadir pada rapat sosialisasi.

3) Mengikuti kegiatan dan hadir pada presentasi shop drawing.

4) Melakukan plotting Site Plan ke lapangan untuk menentukan benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.

5) Merawat alat ukur optic dan perlengkapannya.

6) Melaksanakan verifikasi alat ukur/mengkoordinasi dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.

7) Melakukan pengukuran kembali atas hasil pekerjaan.

8) Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat koordinasi pekerjaan.

5. Logistik

Logistik memiliki kewajiban untuk mengelola peralatan proyek seperti kendaraan dan alat berat sehingga dapat tersedia alat dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan. Selain itu, logistiku juga memiliki tugas sebagai berikut ini.

1) Melakukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat-alat proyek.

2) Mengoperasikan dan memobilisasi alat sesuai dengan keperluan.

3) Membuat berita acara mengenai penerimaan dan penolakan peralatan setelah melewati pengontrolan kualitas dan kuantitas oleh quality control dan quantity control.

4) Membuat dan mengisi buku harian operasional alat serta membuat laporan harian, mingguan dan bulanan penggunaan alat yang berisi nama alat yang digunakan.

5) Melakukan pengamanan, perbaikan dan penyimpanan peralatan di proyek serta Membuat data inventaris peralatan yang ada di proyek.

6) Melakukan pengecekan atau kalibrasi pada alat ukur seperti waterpass dan theodolite secara berkala sesuai dengan prosedur sehingga alat ukur yang digunakan presisi dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Administrasi Teknik a. Quality Control

Adapun tugas yang dimiliki staff Quality Control adalah sebagai berikut.

1) Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan dengan melakukan kontrol terhadap proses pelaksanaannya.

(18)

18 2) Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap-tahap yang tersebut dalam ITP dan memastikan hasil pekerjaan dibuat dan disimpan dengan baik.

3) Membuat laporan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi [NCR] dan melakukan tindak lanjut.

4) Membuat laporan/map lokasi kerja.

5) Membuat laporan Quality Control.

6) Memastikan stock material di Batching Plan sudah mencakupi kebutuhan lapangan.

7) Memastikan jumlah truck mixer mencukupi sehingga kontinuitas produksi tercapai

b. Quantity Control

Adapun tugas yang dimiliki staff Quantity Control adalah sebagai berikut.

1) Bekerjasama dengan logistic atau pengadaan barang untuk memberikan Informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi Proyek pembangunan.

2) Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname.

3) Menghitung kebutuhan material yang digunakan dalam setiap item pekerjaan pembangunan.

4) Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitung oleh estimator.

5) Mengecek gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas Quantity Control adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.

2.7 Stakeholder

Berbagai macam stakeholder tergabung dalam organisasi proyek untuk melaksanakan Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo. Organisasi ini dibutuhkan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap kewajiban dan wewenang sesuai dengan keahlian bidangnya masing-masing. Stakeholder yang terlibat dalam proyek ini meliputi pemilik proyek, konsultan, kontraktor, dan supplier.

(19)

19 Gambar 2. 3 Hubungan Kerja Stakeholder

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pemilik proyek memiliki garis komando kepada kontraktor untuk pelaksanaan proyek dan konsultan untuk mengawasi pekerjaan dari kontraktor. Kontraktor memiliki garis koordinasi dengan pemilik protek dimana berarti kontraktor dapat berkoordinasi langsung dan harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya terhadap konsultan pengawas dan pemilik proyek untuk mempertanggungjawabkan setiap pekerjaan. Kontraktor memberikan komando terhadap vendor. Sedangkan vendor dapat berkoordinasi dengan kontraktor terkait pemenuhan kebutuhan material di lapangan.

2.7.1 Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek atau owner adalah pihak yang memiliki dan memberikan pekerjaan kepada penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut.

Adapun tugas dari pemilik proyek (owner) dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek,

3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek.

4. Meminta pertanggungjawaban kepada konsultan.

5. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK)

6. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor

7. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

8. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.

9. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

Misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material yang tidak sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat bangunan (RKS).

Pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo ini pemilik proyeknya adalah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

(20)

20 Gambar 2. 4 Logo Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2.7.2 Konsultan

Pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo, konsultan yang ditunjuk oleh pemilik proyek adalah konsultan pengawas. Konsultan pengawas memiliki kewajiban untuk mengawasi pekerjaan di lapangan agar dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja yang telah ditentukan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha ataupun perorangan.

Selain itu, tugas dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut ini.

1. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merk yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek tetapi tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang telah dibuat sebelumnya.

2. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

3. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

4. Memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek.

5. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan apabila terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.

6. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.

7. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.

8. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site instruction)

9. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

10. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

11. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.

Pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo ini, konsultan yang diutus adalah PT Seecons (KSO) PT Mono Heksa.

(21)

21 Gambar 2. 5 Logo PT Seecons (KSO) PT Mono Heksa

2.7.3 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum tunjukan dari pemilik proyek (owner) melalui lelang ataupun penunjukan secara langsung untuk melaksanakan proyek sesuai dengan biaya, gambar rencana, dan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Adapun tugas dan kewajiban dari kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut ini.

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan.

2. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak perjanjian.

3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah disepakati.

4. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.

5. Memberikan laporan kemajuan proyek atau progres yang meliputi laporan harian dan bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain :

6. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan

7. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Selain itu, kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alas an yang logus dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.

Pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo ini, kontraktor pelaksananya adalah PT Restu Mulia Cipta Mandiri.

(22)

22 Gambar 2. 6 Logo PT Restu Mulia Cipta Mandiri

2.7.4 Supplier

Supplier bertugas untuk menyediakan bahan material dan peralatan proyek sesuai dengan spesifikasi teknis. Supplier ini dipilih secara langsung oleh pihak kontraktor sesuai dengan penawaran harga dan jasa yang diinginkan oleh kontraktor. Adapun supplier yang terlibat dalam proyek ini dapat dilihat dalam Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Jenis Material dan Supplier

No. Jenis Supplier

1 Formwork PT Gading Kencana Mulya

2 Besi beton ulir

PT Eka Bangun Abadi 3 Besi beton polos

4 Kawat bendrat 5 Paku

6 Cat anti karat

7 Polytene 125 mikron

8 Agregat kasar UD Subur Makmur

9 Beton K-300 CV Nusantara Beton Berkat Bersama 10 Semen singa merah PT Hasil Prima Damai Makmur 11 Joint sealent Tri Jaya Abadi

12 Minyak diesel PT Berdikari Jaya Bersama 13 Curing compound

UD Laksana Jaya 14 Expansion cap

15 Kayu perancah 16 Pasir cor

UD Anugerah Bangunan Jaya 17 Steinslaag

18 Batu kali

19 Water tank truck

PT Surya Marga Utama 20 Jack hammer

21 Asphalt cutter 22 Stamper 23 Generator set 24 Dump truck 25 Compressor 26 AC – Base Mod 27 AC – WC 28 AC – BC Mod

(23)

23 29 AC – WC Mod

30 Beton K-350 PT Merak Jaya Beton

(24)

24

BAB III

PENGAMATAN KERJA PRAKTIK

3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Kedunglarangan II

Jembatan Kedunglarangan II terletak Jl. Untung Surapati Kecamatan Bangil, Pasuruan, Jawa Timur seperti pada Gambar 3.1. Pekerjaan yang ada di Jembatan Kedunglarangan II awalnya merupakan pekerjaan perawatan rutin yang dilakukan inspeksi terlebih dahulu. Dari hasil inspeksi awal oleh PUPR diperlukan pekerjaan seperti pembersihan kotoran pada struktur, pengecatan kereb, pembersihan saluran drainase, perbaikan ekspansion joint, dan perbaikan permukaan jalan.

Gambar 3.1 Lokasi Jembatan Kedunglarangan II

Gambar 3.2 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (1) (Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

(25)

25 Gambar 3.3 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (2)

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Gambar 3.4 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (3) (Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Gambar 3.5 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (4) (Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

(26)

26 Gambar 3 6 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (5)

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Gambar 3.7 Kerusakan pada Jembatan Kedunglarangan II (6) (Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Setelah dilakukan inspeksi ulang ternyata ditemukan keruskan pada permukaan jalan yang disebabkan oleh lepasnya bondek yang mengalami korosi. Setelah ditemukan kondisi ini maka diputuskan untuk melakukan penggantian bondek. Bondek yang lepas ini apabila tidak diperbaiki akan menyebabkan beton rusak dan membahayakan pengendara ketika melewati jalan yang berlubang. Selain itu, bondek yang rusak bisa menyebabkan kerusakan pada bagian plat lantai kendaraan.

(27)

27 Gambar 3.8 Kerusakan pada Permukaan Jembatan

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Gambar 3.9 Kondisi Bondek yang Rusak

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Pengerjaan perbaikan bondek ini sekaligus perbaikan jalan yang berlubang dan retak.

Perbaikan ini akan dilakukan pada sebagian jembatan dengan lebar 3,5 m x 15 m. Tahapan pekerjaan yang akan dilakukan yaitu persiapan lokasi, pembongkaran jalan dan beton, pembesian, pembetonan, pemasangan ekspansion joint, pengaspalan, dan pemberian marka.

3.1.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan

Persiapan pekerjaan diawali dengan persiapan lahan kerja dimana dalam pekerjaan perbaikan jembatan ini perlu untuk menutup lalu lintas. Penutupan jalan diberlakukan pada setengah jembatan karena jembatan ini merupakan jalur utama Sidoarjo-Malang.

Hal ini berbeda dengan rencana awal dimana akan dilakukan penutupan total dan seluruh lalu lintas dilewatkan jembatan Kedunglaran I atau melalui jalan lain. Perbedaan antara pelaksanaan dan rencana ini diakibatkan oleh sulitnya perizinan ke kepolisian setempat.

Kendaraan yang lewat pada sebagian jembatan ini bervariasi dari kendaraan pribadi seperti sepeda motor, mobil, hingga kendaraan berat seperti truk. Oleh karena itu, ada kekhawatiran akan kerusakan tambahan terhadap jembatan akibat tidak berfungsinya struktur pelat jembatan. Beban kendaraan yang lewat ini tidak akan tersalurkan dengan

(28)

28 baik ke struktur utama akibat terpotongnya beton dan tulangan yang akan dibongkar selama perbaikan.

Selama pengerjaan diperhatikan juga keamanan dengan memasang rambu peringatan dini perbaikan jembatan, pemandu transisi lalu lintas yang dilengkapi lampu, dan pembatas area kerja dengan lalu lintas. Pengadaan area keselamatan kerja ini penting karena pekerjaan ini kontak dekat langsung dengan pengguna jalan. Keselamatan pekerja dan pengguna jalan menjadi perhatian utama dalam pekerja ini.

Gambar 3.10 Pengumuman Pengalihan Arus Lalu Lintas Pada Jembatan Kedunglarangan II

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri) 3.1.2 Metode Pelaksanaan Pembongkaran Jembatan

Pembongkaran dilakukan pada sisi jalan yang mengalami kerusakan bondek seperti pada Gambar 4. Pelat lantai jembatan yang dibongkar berdimensi 3.5 x 15 meter.

Khususnya dari expansion joint hingga 10 meter dilakukan pembongkaran total hingga dasar pelat jembatan atau bondek. Tebal pembongkaran bervariasi mengikuti kontur bondek dari 19 cm – 26 cm. Pada 5 meter setelahnya hanya dibongkar setebal 10 cm.

Pembongkaran beton pada pelat lantai jembatan menggunakan jack hammer dan memperhatikan tulangan yang ada agar mempermudah dalam penghubungan tulangan lama dan baru.

(29)

29 Gambar 3.11 Proses Pembongkaran Plat Lantai Jembatan (1)

Gambar 3.12 Proses Pembongkaran Plat Lantai Jembatan (2)

Gambar 3.13 Proses Pembongkaran Plat Lantai Jembatan (3)

(30)

30 3.1.3 Metode Pelaksanaan Pembesian Jembatan

Pembesian dilakukan setelah pembongkaran dan pemasangan bondek baru pada bondek yang rusak. Terdapat perubahan struktur dari tulangan lama dimana pada tulangan lama jarak tulangan memanjang dan melintang sebesar 20 cm dan pada tulangan baru digunakan jarak sebesar 15 cm. Selain mengubah jarak, dilakukan juga perubahan ukuran tulangan dari ø12 menjadi D16. Kemudian sama seperti pembesian umumnya bondek dan tulangan tidak boleh bersentuhan atau perlu diberi jarak cover dimana pada jembatan ini tidak menggunakan tahu beton tetapi pengait. Tahu beton digunakan pada bagian pinggir untuk pemasangan bekisting yang nantinya akan dipasang expansion joint baru.

Bagian bawah yang mengalami patah atau rusak diberikan balok penahan untuk pengecoran agar menghindari terjadinya lendutan. Selain itu, bondek baru ini dibuat dari pelat yang dibentuk dan kemudian disambung. Pada sambungan apabila ada lubang kecil maka diberi penutup berupa sak semen dan pada lubang yang cukup besar diberikan besi dan dilas. Pada perencanaan digunakan sambungan overstek sepanjang 1 meter tetapi pada lapangan karena mengalami kendala waktu pembongkaran yang harus cepat maka overstek dilakukan dengan panjang seadanya pada sambungan tulangan lama dan baru.

Gambar 3.14 Proses Pekerjaan Pembesian Jembatan Kedunglarangan II

(31)

31 Gambar 3.15 Hasil Pembesian Jembatan Kedunglarangan II

3.1.4 Metode Pelaksanaan Pengecoran Jembatan

Setelah selesai pembesian maka pengerjaan pengecoran siap dilakukan. Dilakukan penutupan jembatan total dari jam 16.30 hingga 18.30 untuk mempermudah pengerjaan dan keselamatan pekerja maupun pengendara yang akan melintas. Lalu lintas sepenuhnya dilewatkan jembatan kedunglarangan I sehingga jembatan tersebut melayani kendaraan dari arah malang maupun sidoarjo. Truk mixer didatangkan sebanyak 2 buah dari merak jaya yang membawa beton mutu K500. Mutu ini berbeda dengan beton eksisting yang memiliki mutu K350 karena untuk menghindari terjadinya kerusakan yang sama akibat beban lalu lintas yang ada.

Gambar 3.16 Pembuatan Benda Uji Kubus

(32)

32 Gambar 3.17 Proses Pengukuran Hasil Uji Slump

Sebelum dilakukan pengecoran, diadakan uji beton berupa slump test. Didapatkan hasil slump test 12 cm dari rencana 10 +/- 2 cm. Selain itu, dibuat benda uji kubus sebanyak tiga buah untuk pengujian kuat tekan beton. Pengecoran dilakukan dengan menuangkan beton dari mixer dimana perlu dipastikan jarak jatuh beton maksimal setinggi 1 meter agar beton terhindar dari segregasi. Hal ini disesuaikan dengan peraturan Bina Marga Pd T-07-2005-B terkait Pelaksanaan Pekerjaan Beton untuk Jalan dan Jembatan pada halaman 14 yang menyebutkan bahwa tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 150 cm. Selama pengecoran beton juga digunakan vibrator beton untuk memadatkan adonan beton sehingga setiap ruang yang ada terisi oleh beton dan tidak keropos nantinya. Selain itu permukaan beton diratakan manual untuk menjaga ketebalan sama disetiap bagian. Direncanakan beton sudah siap setelah 4 hari untuk dilakukan pengerjaan selanjutnya yaitu pengaspalan.

Gambar 3.18 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (1)

(33)

33 Gambar 3.19 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (2)

Gambar 3.20 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (3)

Gambar 3.21 Proses Pengecoran Jembatan Kedunglarangan II (4)

(34)

34 3.1.5 Metode Pelaksanaan Penggantian Baut Jembatan

Pada jembatan kedularangan II ini dilakukan penggantian baut lama dengan baut baru. Pekerjaan ini dilakukan bersamaan dengan pembongkaran pelat lantai jembatan.

Jenis baut yang digunakan yaitu baut mutu tinggi A325 tipe 1 diameter M25.

Gambar 3.22 Proses Penggantian Baut Mutu Tinggi (1)

Gambar 3.23 Proses Penggantian Baut Mutu Tinggi (2) 3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Kademangan III

Jembatan Kademangan III dan IV secara berurutan terletak di Jalan Lingkar Utara Probolinggo KM SBY 97,05 dan KM SBY 97,5. Kedua jembatan ini merupakan jembatan beton bertulang sederhana. Pekerjaan penggantian jembatan ini merupakan satu paket pekerjaan rekonstruksi Jalan Lingkar Utara Probolinggo. Sebelumnya jalan ini dimiliki oleh pemerintah kota dan dilakukan penukaran dengan jalan yang ada ditengah kota yang dimiliki oleh pemerintah pusat. Jalan ini merupakan jalan penghubung ke pelabuhan sehingga kendaraan yang lewat adalah kendaraan berat sehingga jalan yang ada cepat rusak karena dibuat berdasarkan tingkat kelas jalan kota bukan nasional. Perubahan kelas jalan ini juga berdampak ke jembatan yang ada.

(35)

35 Gambar 3.24 Lokasi Jembatan Kademangan III dan IV

Jembatan Kademangan III berada di atas aliran irigasi yang sebelumnya sudah dilakukan perbaikan sementara pada tahun 2018 dengan membuat rangka baja sebagai struktur sementara. Perbaikan seagian dilakukan karena jembatan sudah mengalami kerusakan cukup berat sehingga diperlukan perbaikan secepatnya. Perbaikan ini dilakukan oleh PT. Restu Mulia Cipta Mandiri yang merupakan kontraktor proyek tempat KP penulis.

Selain kerusakan yang sudah ada sebelumnya, terjadi kerusakan seperti permukaan jalan retak, berlubang, dan beton yang mengalami keropos. Pekerjaan yang akan dilakukan yaitu pembongkaran jembatan, pembesian, pengecoran, dan finishing.

Gambar 3.25 Kondisi Jembatan Kademangan III Sebelum Pembuatan Baru (Sumber : Google Earth)

(36)

36 Gambar 3.26 Kerusakan pada Jembatan Sebelum Penangaanan Sementara

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri)

Gambar 3.27 Beton Keropos pada Bagian Bawah Jembatan (Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri) 3.2.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan

Sebelum pekerjaan dimulai dibuat area kerja khusunya untuk pekerjaan pembuatan tulangan dengan membersihkan lahan dan pemotongan pohon-pohon. Area ini juga digunakan untuk pekerjaan pembuatan tulangan pada rekonstruksi jalan. Pekerjaan penggantian jembatan ini dilakukan secara bertahap setengah jembatan lalu setengah sisanya. Hal ini dilakukan karena jalan tetap digunakan untuk jalur kendaraan yang menggunakan pelabuhan.

Selama pengerjaan diperhatikan juga keamanan dengan memasang rambu peringatan dini pembuatan jembatan, pemandu transisi lalu lintas, dan pembatas area kerja dengan lalu lintas. Pengadaan area keselamatan kerja ini penting karena pekerjaan ini kontak dekat langsung dengan pengguna jalan. Keselamatan pekerja dan pengguna jalan menjadi perhatian utama dalam pekerja ini.

(37)

37 Gambar 3.28 Pengaturan K3 Pada Pekerjaan

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri) 3.2.2 Metode Pelaksanaan Pembongkaran Jembatan

Pembongkaran dimulai pada setengah jembatan bagian kanan dari arah pasuruan.

Pembongkaran diawali dengan pelepasan struktur jembatan sementara dari pengerjaan jembatan darurat tahun 2018. Pertama diadakan pelelehan sambungan pada pelat lantai baja pada jembatan menggunakan cutting torch. Pekerjaan dilakukan oleh 2-3 orang pada siang hari. Setelah setiap sambungan pelat terlepas, digunakan forklift untuk membantu mengangkat pelat baja.

Gambar 3.29 Proses Pekerjaan Pemotongan Sambungan Plat Lantai Baja (1)

(38)

38 Gambar 3.30 Proses Pekerjaan Pemotongan Sambungan Plat Lantai Baja (2)

Gambar 3.31 Pembongkaran Plat Lantai dengan Forklift

Setelah pelat lantai terbongkar, maka struktur baja penompang akan terlihat.

Selanjutnya struktur baja ini dibongkar hingga pelat beton dan pilar beton. Pembongkaran dilakukan dengan alat berat ekskavator.

(39)

39 Gambar 3.32 Hasil Pembongkaran Jembatan (1)

Gambar 3.33 Hasil Pembongkaran Jembatan (2) 3.2.3 Metode Pelaksanaan Pembesian Jembatan

Pembesian dilakukan dengan mempersiapkan kebutuhan tulangan pada box culvert dan wingwall. Pada boxculvert digunakan tulangan ukuran D13 dan D16. Sementara itu, pada wingwall digunakan tulangan D16 untuk bagian memanjang dan D19 untuk melintang. Sementara itu, pada pelat injak digunakan D16 dan D19.

3.2.4 Metode Pelaksanaan Perbaikan Struktur Lain Jembatan

Struktur utama jembatan kademangan III berupa boxculvert 2 lubang sepanjang 5,9 m dan setinggi 3,1 m, wingwall, dan pelat injak. Digunakan beton fc’ 30 MPa untuk semua bagian kecuali lantai kerja yang menggunakan fc’ 10 MPa.Pada pelat injak yang berhubungan langsung dengan culvertbox diberikan rubber pad 200x200x20 mm.

Kemudian, dibawah pelat injak digunakan granular backfill dengan gradasi t<10 cm. Pada bagian pondasi dibawah lantai kerja diberikan blinding stone setebal 20 cm dan curucuk bambu ø10 sedalam 3 m dengan spasi 50 cm pada lapangan dan 25 cm pada tumpuan.

Sementara itu, untuk permukaan jalan pada jembatan digunakan aspal AC-WC Mod setebal 4 cm.

(40)

40 3.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Kademangan IV

Jembatan Kademangan IV berada di atas saluran drainase yang disalurkan ke irigasi.

Sebelum penggantian jembatan, Jembatan Kademangan IV ini mengalami kerusakan pada lapis perkerasan dan drainase yang tersumbat

Gambar 3.34 Kondisi Jembatan sebelum Pembongkaran

Gambar 3.35 Kondisi Sisi Jembatan sebelum Pembongkaran 3.3.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan

Pekerjaan penggantian jembatan ini dilakukan secara bertahap setengah jembatan lalu setengah sisanya. Hal ini dilakukan karena jalan tetap digunakan untuk jalur kendaraan yang menggunakan pelabuhan. Selama pengerjaan diperhatikan juga keamanan dengan memasang rambu peringatan dini pembuatan jembatan, pemandu transisi lalu lintas, dan pembatas area kerja dengan lalu lintas. Pengadaan area keselamatan kerja ini penting karena pekerjaan ini kontak dekat langsung dengan pengguna jalan. Keselamatan pekerja dan pengguna jalan menjadi perhatian utama dalam pekerja ini.

(41)

41 Gambar 3.36 Pengumuman Pengalihan Arus Lalu Lintas Pada Jembatan Kademangan III

dan Kademangan IV

(Sumber : Data Pribadi Milik PT Restu Mulia Cipta Mandiri) 3.3.2 Metode Pelaksanaan Pembongkaran Jembatan

Pembongkaran jembatan kademangan IV dilakukan dengan ekskavator pada satu sisi jalan sedalam 2,4 meter. Karena sebelumnya hanya berupa gorong gorong biasa maka pengerjaan pembongkaran hanya berupa galian saja.

Gambar 3.37 Hasil Pembongkaran Jembatan Kademangan IV (1)

(42)

42 Gambar 3.38 Hasil Pembongkaran Jembatan Kademangan IV (2)

3.3.3 Metode Pelaksanaan Pembesian Jembatan

Pembesian dilakukan dengan mempersiapkan kebutuhan tulangan pada box culvert dan wingwall. Pada boxculvert digunakan tulangan ukuran D13 dan D16. Sementara itu, pada wingwall digunakan tulangan D16 untuk bagian memanjang dan D19 untuk melintang. Sementara itu, pada pelat injak digunakan D16 dan D19.

3.3.4 Metode Pelaksanaan Perbaikan Struktur Lain Jembatan

Struktur utama jembatan kademangan III berupa box culvert 2 lubang sepanjang 5,9 m dan setinggi 2,1 m, wingwall, dan pelat injak. Digunakan beton fc’ 30 MPa untuk semua bagian kecuali lantai kerja yang menggunakan fc’ 10 MPa.Pada pelat injak yang berhubungan langsung dengan culvertbox diberikan rubber pad 200x200x20 mm.

Kemudian, dibawah pelat injak digunakan granular backfill dengan gradasi t<10 cm. Pada bagian pondasi dibawah lantai kerja diberikan blinding stone setebal 20 cm dan curucuk bambu ø10 sedalam 3 m dengan spasi 50 cm pada lapangan dan 25 cm pada tumpuan.

Sementara itu, untuk permukaan jalan pada jembatan digunakan aspal AC-WC Mod setebal 4 cm.

3.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan di Jembatan Lain-lain

Indikator kinerja elemen jembatan terbagi menjadi empat yaitu pada bangunan atas, bangunan bawah, bangunan pelengkap jembatan, bangunan pelengkap DAS. Bangunan atas terdiri dari indikator sebagai berikut:

a. Bangunan atas harus bersih dari kotoran

b. Tidak boleh ada terkelupasnya beton pelat lantai, gelagar beton ataupun galvanis gelagar baja

c. Baut, paku keling tidak longgar dan pen tidak aus serta terpelihara dengan baik d. Sambungan siar muai terpasang dengan benar berfungsi dan dalam kondisi bersih e. Drainase dan pipa cucuran harus bebas dari kotoran

f. Sandaran dan tiang sandara harus berfungsi dan lengkap Bangunan bawah terdiri atas indikator sebagai berikut:

a. Bangunan bawah harus bersih dan bebas dari kotoran

(43)

43 b. Tidak boleh ada retakan atau pecah pada beton

c. Tidak boleh ada kerusakan pada pasangan batu

Bangunan pelengkap jembatan terdiri atas indikator sebagai berikut:

a. Bangunan pelengkap jembatan harus bersih dan tilisan pada papan nama jembatan terlihat dengan jelas

b. Rambu dan marka harus terpasang dengan benar dan terlihat dengan jelas Bangunan pelengkap DAS terdiri atas indikator sebagai berikut:

a. DAS dan daerah jalan pendekat jembatan (Oprit) harus bebas dari kotoran (Debris) b. Tidak ada kerusakan pada pengaman jembatan

c. Ulevasi permukaan jalan pendekat jembatan (Oprit) harus sesuai dengan lantai jembatan

d. Pipa cucuran dan drainase pada jalan pendekat jembatan tidak boleh tersumbat 3.4.1 Jembatan Dermo

Perawatan yang dilakukan pada jembatan pengupasan dan pelapisan ulang lapis perkerasan, penggantian pelat lantai, perbaikan patching gelagar dan pelat lantai, pembersihan karat dan kotoran pada baja, dan penggantian baja lateral.

3.4.2 Jembatan Kali Teluk

Kerusakan yang terjadi pada jembatan ini yaitu perkerasan retak, pecah, dan bergelombang. Selain itu, teridikasi ada kerusakan pada long joint beton pelat lantai, beton gelagar berongga akibat pelaksanaan kurang baik, dan gelagar baja umumnya berkarat serta sampah pada elemen baja. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan seperti pengupasan lapis perkerasan dan lapis ulang, perbaikan beton pelat lantai pada long joint, perbaikan beton gelagar berongga dengan patching, pembersihan semua elemen baja dari karat dan sampah. Selain itu, dilakukan penangan tambahan seperti pemsangan ekspansion joint, pemasangan rambu nama jembatan dan tangga inspeksi.

3.4.3 Jembatan Rejoso I

Kerusakan yang terjadi pada jembatan ini yaitu perkerasan retak, berlubang, dan bergelombang. Selain itu, teridikasi ada kerusakan pada long joint beton pelat lantai, kerusakan pada proteksi abutmen, penumpukan material tanah pada abutmen, dan sedimentasi maupun tumbuhan liar pada pilar sehingga menghambat aliran air sungai.

Oleh karena itu, dilakukan perbaikan seperti pengupasan lapis perkerasan dan lapis ulang, pemasangan longitudinal expansion joint pada sambungan pelebaran, penggantian lateral expansion joint, penggantian proteksi abutmen dengan bronjong, pengangkaran material tanah, sedimentasim dan tumbuhan liar pada abutmen maupun DAS. Selain itu, dilakukan penangan tambahan seperti bahu diperkeras dan pemasangan rambu nama jembatan.

3.4.4 Jembatan Purut

Perbaikan yang dikerjakan pada jembatan ini yaitu pembersihan karat dan kotoran pada gelagar baja, penggantian tiang sandaran, dan patching mortar. Selain itu, ada juga perbaikan proteksi pasangan batu, penggantian kerb pada trotoar, dan perbaikan perkerasan pada jembatan dan oprit.

(44)

44 3.4.5 Jembatan Curah Menjangan

Pekerjaan yang dilakukan pada jembatan ini yaitu, penggantian tembok sedada, penggantian railing, patching mortar, bahu jalan diperkeras, penggantian perkerasan pada jembatan dan oprit, dan pembuatan slope protection.

3.4.6 Jembatan Beji

Kerusakan yang terjadi pada jembatan ini yaitu perkerasan jalan retak dan bergelombang, tembok parapet pecah pada bagian ujung, pengelupasan pada beton pelat lantai akibat pengerjaan kurang baik, pelapukan dan kotoran pada pelat lantai dan gelagar, pengelupasan mortar pada dinding abutmen, kerusakan pada proteksi sungai, penumpukan material tanah dan sampah pada daerah aliran sungai. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan berupa pengupasan lapisan perkerasan dan lapis ulang, perbaikan tembok parapet dengan pasangan batu, perbaikan beton pelat lantai dengan grouting, pembersihan dan patching pada pelat lantai dan gelagar, perbaikan dinding abutmen dengan patching mortar, perbaikan proteksi abutmen dengan pasangan batu, pembersihan material dan sampah pada DAS. Selain itu dilakukan penangan tambahan seperti perkerasan bahu jalan, pemasangan rambu nama jembatan, ekspansion joint, dan tangga inspeksi.

(45)

45

BAB IV

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

4.1 Tinjauan Umum

Dalam setiap proses pelaksanaan suatu proyek pasti akan terdapat masalah, baik permasalahan dari segi teknis pelaksanaan maupun non teknis. Permasalahan-permasalahan yang terjadi ini dapat menghambat proses berjalannya pekerjaan sehingga sesegera mungkin harus ditangani dan dilakukan solusi yang tepat. Berikut ini merupakan beberapa permasalahan yang terjadi di Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Gempol – Pasuruan – Probolinggo terkait dengan pekerjaan pada jembatan.

4.2 Permasalahan Proyek

Sesuai dengan pekerjaan yang kami tinjau pada saat pelaksanaan kerja praktik, berikut ini merupakan beberapa permasalahan yang terjadi pada masing-masing jembatan.

4.2.1 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan III 1. Faktor Cuaca

Cuaca juga menjadi salah satu penyebab terjadinya perlambatan proses pengerjaan Jembatan Kademangan III. Hujan deras membuat sawah bawang yang terletak di sekitarnya menjadi terendam air. Guna menghindari terjadinya gagal panen pada sawah, maka air yang menggenangi tersebut harus segera dialirkan.

Sungai di bawah Jembatan Kademangan III ini merupakan saluran pembuang dari sawah tersebut, sehingga bendung yang sudah dibuat sedemikan rupa untuk proses pengerjaan pembangunan jembatan pun harus dibongkar terlebih dahulu. Dengan dibongkarnya bendung ini menyebabkan keberlangsungan pengerjaan jembatan pun terhambat.

Gambar 4.1 Kondisi Bendung yang Digenangi Air Pembuangan Sawah 4.2.2 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan IV

1. Keterlambatan Pengiriman Beton

Keterlambatan datangnya beton pada batch kedua setelah proses pengecoran batch pertama dilaksanaan yang menyebabkan kemacetan pada arus lalu lintas ini

(46)

46 merupakan salah satu permasalahan kritis yang terjadi. Menguraikan arus lalu lintas yang terhambat sehingga beton pada batch kedua ini datang sebelum beton yang sudah tertuang di lokasi kerja mulai kaku (setting). Setting time pada beton membuat keterlambatan ini merupakan suatu permasalahan yang besar. Beton diperlukan setting time yang lebih lama agar beton pada batch kedua dapat dituang sebelum beton yang sudah tertuang setting terlebih dahulu dan membuat hasil rigidnya tidak homogen.

2. Kebocoran Pipa PDAM

Pipa PDAM yang berada di dekat lokasi Jembatan Kademangan IV mengalami kebocoran sehingga mengakibatkan terjadinya genangan air. Oleh karena adanya genangan air ini, pekerjaan pembangunan jembatan tidak dapat dilakukan sementara waktu karena diperlukan pengurasan genangan air untuk dapat kembali menjalankan proses pembangunan jembatan.

Gambar 4.2 Genangan Air Akibat Kebocoran Pipa PDAM Pada Jembatan Kademangan IV

4.2.3 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kedunglarangan 1. Kemacetan yang Terjadi Akibat Contra-Flow

Arus lalu lintas yang melewati Jembatan Kedunglarangan ini sangat padat.

Penutupan total arus lalu lintas Jembatan Kedunglarangan sangat tidak memungkinkan, sehingga pada saat pengerjaan pengecoran lantai jembatan ini tetap diberlakukan contra-flow. Contra-flow yang terjadi ini pasti menyebabkan kemacetan untuk pengendara yang hendak menuju suatu tempat dan melewati Jembatan Kedunglarangan. Agar tidak menyebabkan ketidaknyamanan yang berkepanjangan, maka pembukaan arus lalu lintas secara normal perlu dilakukan secepatnya.

2. Kebutuhan Panjang Overstek Tidak Sesuai Rencana

Pengerjaan pembesian pada perbaikan Jembatan Kedunglarangan direncanakan panjang overstek sebesar 100 cm meskipun dalam SNI digunakan minimal 40d atau 64 cm. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sambungan antara

(47)

47 tulangan lama dan tulangan baru bekerja dengan baik. Akan tetapi, tulangan lama yang tersisa dan tidak terpotong pada saat pembongkaran tidak mencapai 100 cm akibat keterbatasan waktu dan tempat.

Gambar 4.3 Variasi Panjang Overstek 3. Keamanan Pekerja dan Pengendara

Dalam pengerjaan perbaikan Jembatan Kedunglarangan, pengguna jalan tetap bisa melewati satu lajur jembatan. Akibatnya pekerja dan pengguna jalan mengalami kontak dekat sehingga muncul resiko yang cukup tinggi.

4.3 Solusi Permasalahan

Setiap permasalahan yang terjadi pasti dibutuhkan solusi yang cepat dan tepat untuk menanganinya. Berikut ini merupakan solusi dari masing- masing permasalahan yang terjadi.

4.3.1 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan III 1. Faktor Cuaca

Terjadinya hambatan pada pekerjaan Jembatan Kademangan III akibat pembongkaran bendung berakibat pada mundurnya jadwal proyek sehingga perlu dilakukan penyesuaian jadwal baru. Solusi yang dilakukan oleh pihak kontraktor guna menanggulangi permasalahan ini adalah dengan membuat saluran pengganti menggunakan pipa dengan tujuan untuk mengalihkan air agak tidak melewati bending yang dibuat untuk melakukan proses pembangunan Jembatan Kademangan III.

(48)

48 Gambar 4.4 Proses Pembuatan Saluran Pengganti untuk Pengalihan Air Sawah

Berlebih

4.3.2 Permasalahan Pekerjaan di Jembatan Kademangan IV 1. Keterlambatan Pengiriman Beton

Lalu lintas yang melewati Jembatan Kademangan IV ini tidak dapat ditutup secara total. Penutupan satu lajur lalu lintas ini mempersempit bagian jalan yang dapat digunakan untuk lalu lintas. Ditambah lagi lokasi pengecoran ini berada di titik yang sedikit lebih tinggi sehingga truk molen yang hendak menuangkan beton harus berada sejajar dengan lokasi pengecoran (tidak bisa berjajar dalam satu lajur. Oleh karena penyebab kemacetan ini adalah truk molen yang sedang bekerja, maka solusi yang dapat diberikan adalah memperpanjang masa setting time yang dimiliki oleh beton pada batch selanjutnya. Dengan harapan meskipun penguraian arus lalu lintas akan memakan waktu yang cukup lama, beton tidak akan setting di dalam truk molen tersebut. Perpanjangan masa setting time ini dilakukan dengan menambahkan retarding admixture. Retarding mixture yang digunakan adalah Sika Retardol – 25. Untuk merk Sika Retardol – 25, dosis yang digunakan adalah sebanyak 2% dari berat semen yang digunakan. Hasil yang didapat dari penggunaan retarding admixture ini adalah waktu pengikatan atau setting timenya tertunda sekitar 1-3 jam.

2. Kebocoran Pipa PDAM

Kebocoran pipa PDAM ini mengakibatkan adanya genangan pada lokasi yang seharusnya akan dilaksanakan pengecoran lantai jembatan. Solusi yang digunakan pada saat masalah ini terjadi di lapangan adalah melaporkan kejadian ini kepada pihak terkait, yakni PDAM, guna memberikan informasi adanya kebocoran pipa agar pihak PDAM dapat segera memperbaiki pipanya. Selain itu agar jadwal pelaksanaan proyek tidak terhambat terlalu lama, maka dilakukan pengurasan air secara mandiri oleh pihak kontraktor guna mengosongkan bagian yang tergenang air.

Referensi

Dokumen terkait