• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALIS RESEPSI K-POPERS TERHADAP LAGU DI ALBUM BTS “LOVE YOURSELF” UNTUK SELF HEALING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALIS RESEPSI K-POPERS TERHADAP LAGU DI ALBUM BTS “LOVE YOURSELF” UNTUK SELF HEALING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

374

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial

available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

ANALIS RESEPSI K-POPERS TERHADAP ISU KESEHATAN MENTAL DALAM ALBUM BTS “LOVE YOURSELF” UNTUK SELF HEALING

1

Ucik Uswatun Khasanah, Ade Kusuma

Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP, UPN “Veteran” Jawa Timur, Indonesia Abstrak

Isu kesehatan mental masih dianggap suatu hal yang sepele bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan penyembuhan mental secara mandiri atau self healing.

Dimulai dari metode mendengarkan musik terutama musik genre K-Pop, penggemarnya disebut dengan K-Popers. K-Popers memaknai lagu Bahasa Korea yang dapat memberikan ketenangan bagi kondisi mental mereka. Salah satu musik yang dapat didengarkan sebagai self healing adalah album BTS berjudul “Love Yourself” dirilis tepat pada tahun 2017 dan 2018, album ini mengandung pesan untuk mencintai diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan makna self healing terhadap lagu di album ini pada K- Popers. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi analisis resepsi model encoding- decoding oleh Stuart Hall. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview) pada informan yang merupakan penggemar K-Pop (K-Popers) dan pernah atau sedang mengalami stress, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa K-Popers termasuk ke dalam tiga posisi diantaranya posisi hegemoni dominan, posisi negosiasi, dan posisi oposisi pada proses penerimaan makna self healing terhadap lagu di album BTS “Love Yourself”.

Kata Kunci: Album BTS “Love Yourself”, Analisis Resepsi, Musik, Self Healing.

PENDAHULUAN

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam

*Correspondence Address : ucikuk123@gmail.com DOI : 10.31604/jips.v10i1.2023.374-383

© 2023UM-Tapsel Press

urutan, kombinasi, dan hubungan temporal agar menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Musik yang awalnya

(2)

375 berupa alunan instrumen kemudian disertai lirik sehingga dapat dinyanyikan akan menjadi sebuah lagu. Adanya lirik lagu berfungsi sebagai penyampaian pesan dari pemusik kepada pendengarnya. Mendengarkan lagu membuat tubuh akan memproduksi hormon bahagia sehingga suasana hati akan lebih cepat merasa nyaman dan tenang. Selain itu, mendengarkan lagu juga dapat meaktifkan segala jenis seni diantaranya adalah musik, melukis, dan sebagainya.

Kepopuleran budaya populer asal Korea Selatan atau yang lebih dikenal dengan Hallyu Wave/Korean Wave (Gelombang Korea). Kepopuleran ini mulai tampak dimulai pada di China tahun 1997. Dibuktikan oleh Beng Huat Chua dan Koichi Iwabuchi dalam bukunya yang berjudul East Asian Pop Culture: Analyzing the Korean Wave (2008). Pada tahun 1997, stasiun televisi China yaitu China Central Television (CCTV) menayangkan drama Korea

‘What is Love’ (1991), yang menjadi sangat populer. Karena kepopulerannya, CCTV menayangkan kembali drama Korea pada tahun 1998. Mulai saat itu, drama Korea menjadi lebih populer daripada sebelumnya dan mendapat banyak perhatian masyarakat China, Hong Kong, Taiwan, dan Vietnam. Sejak saat itu, masyarakat di Asia Tenggara mulai menyebutnya sebagai budaya populer asal Korea Selatan (Aprilda &

Lim, 2014).

Di Indonesia, K-Pop memiliki kehadiran yang besar, diikuti dengan munculnya berbagai fandom K-Pop. K- Pop telah menjadi bagian dari budaya populer Indonesia. Penggemar budaya populer mengkonsumsi konten, artis, dan teks tertentu dari konten budaya populer yang diproduksi secara massal dalam kehidupan sehari-hari mereka (Kusuma et al., 2020).

Individu yang memiliki ketertarikan dengan suatu hal disebut penggemar atau fans, berinteraksi satu

dengan yang lainnya kemudian membentuk suatu kelompok sehingga dinamakan fandom. Fandom juga dijadikan sebagai sarana untuk melangsungkan aktivitas budaya penggemar dan membantu proses produksi kegiatan penggemar (Sa’diyah, 2019). Penggemar K-pop melakukan aktivitas penggemar yang disebut dengan fangirling (perempuan) atau fanboying (laki-laki). Jenson menunjukkan adanya dua tipe khas penggemar, “individu yang terobsesi”

(pada kaum laki-laki) dan “kerumunan histeris” (pada kaum perempuan) (Storey, 2006).

BTS yang berasal dari Korea Selatan disebut sebagai salah satu boygroup yang memiliki fandom terbesar di dunia. Jumlah ARMY di tahun 2021 mencetak angka hingga 90 juta orang di seluruh dunia. Dari puluhan juta itu, termasuk diantaranya penggemar dari Indonesia dan Indonesia dianggap sebagai negara dengan jumlah penggemar BTS terbesar di Asia Tenggara (Kompas.com, 2021).

Agensi musik BigHit Entertainment yang menaungi grup BTS berdiri sejak 1 Februari tahun 2005 oleh Bang SiHyuk. “Music & Artist for Healing”

menjadi misi dari BigHit Entertainment.

Dalam website resminya tertulis bahwa BigHit berkomitmen untuk membuat nyaman dan menginspirasi orang di seluruh dunia melalui musik dan artisnya, BigHit terus membuat inovasi- inovasi baru di industri musik dan berusaha untuk membuat musik terbaik dunia berbasis perusahaan platform entertainment lifestyle. (BigHit Entertaiment, 2020).

Pada setiap video klip BTS, peneliti menemukan adanya intro bumper bertuliskan “BigHit Entertainment: Music & Artist for Healing” yang diterjemahkan sebagai

“BigHit Entertainment: Musik dan Artis untuk Penyembuhan”.

(3)

376 Pada sebuah artikel dengan judul “Perempuan 30 Tahun Mengaku Atasi Depresi dengan Lagu BTS” yang dipublikasi oleh Kompas.com (2017) memberitakan tentang seorang perempuan mengalami depresi sepanjang usia remaja dan semakin bertambah parah saat dia menginjak usia 30-an. Awalnya dia tidak menyukai K- Pop hingga suatu saat dia mendengarkan lagu BTS berjudul “Spring Day”. Dia mengatakan bahwa lagu, lirik, dan performance BTS membuatnya tenang, yang sebelumnya tidak pernah didapatkannya dari orang lain. "Saya mendengarkan musik dan menonton video mereka berulang-ulang seperti minum obat anti-depresi untuk melupakan realitas," ucapnya. Pada akhirnya perempuan tersebut mengaku bahwa dirinya telah berhasil melawan depresi berkat mendengarkan lagu-lagu dari BTS.

Menurut Chan, dkk (2013) menyatakan bahwa self healing adalah metode penyembuhan yang cukup menarik perhatian karena self healing diklaim dapat mengendalikan emosi dan amarah seseorang. Program self healing dirancang untuk mengurangi tingkat stress, ketakutan, tekanan mental, dan emosional lainnya. Dalam proses self healing ini membantu sekaligus mempercepat penyembuhan luka psikologis yang dimiliki melalui penggunaan teknik introspeksi (seperti melakukan meditasi, olahraga, menyerahkan diri kepada Tuhan, aktivitas relaksasi, dan refleksi) (Islami, 2016).

World Health Organization (2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, di dalamnya terdapat kemampuan- kemampuan untuk mengelola stres kehidupan untuk bekerja secara produktif menghasilkan serta berperan di komunitasnya. Pada tahun 1992, World Federation For Mental Health

(WFMH) mulai memperingati World Mental Health Day (WMHD) atau Hari Kesehatan Mental Sedunia setiap tanggal 10 Oktober dengan membawa misi meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai kesehatan mental dunia (Bem.fppsi.um.ac.id, 2018).

Sarwono (2012) menyatakan bahwa kesehatan mental adalah kondisi atau keadaan seseorang sehingga ia akan terhindar dari gangguan atau penyakit kejiwaan. Mampu menyesuaikan diri sendiri dengan orang lain maupun masyarakat dimana ia berada.

Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dalam menghadapi masalah, terwujudnya keserasian dan keharmonisan dari fungsi-fungsi kejiwaan.

Oleh karena itu, untuk menganalisis mengenai bagaimana penerimaan makna K-Popers terhadap isu kesehatan mental dalam album BTS

“Love Yourself” dan bagaimana K-Popers melakukan self healing dengan album BTS “Love Yourself ” maka sangat tepat menggunakan analisis resepsi oleh Stuart Hall karena teori ini mengkategorikan khalayak yaitu K- Popers termasuk pada (1) Posisi Hegemoni Dominan, (2) Posisi Negosiasi), dan (3) Posisi Oposisi. Hal tersebut berguna untuk mengetahui penerimaan makna K-Popers terhadap isu kesehatan mental dalam album BTS

“Love Yourself” dan bagaimana K-Popers melakukan self healing dengan album BTS “Love Yourself”.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif lebih menekankan makna yang berpatokan pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia itu sendiri sebagai alat atau bahkan penelitian, kemudian hasil penelitian dianalisis (Sugiyono, 2012).

(4)

377 Menurut Street, metode analisis resepsi disebut sebagai suatu cara untuk mengidentifikasi khalayak sebagai partisipan aktif dalam mengkonstruksi serta menginterpretasi makna berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar, dan baca sesuai dengan konteks budaya (Tifani, 2019). Terdapat perbedaan dalam penerimaan sebuah pesan. Kode yang digunakan (encode) dan yang dikode ulang (decode) tidak selalu simetris. Selain itu, dalam proses penerimaan makna yang digunakan seseorang untuk merespon apa yang dikonsumsi dari media yaitu Posisi Hegemoni Dominan (menerima pesan dari media sepenuhnya), Posisi Negosiasi (menerima pesan dari media tetapi dengan syarat), dan Posisi Oposisi (tidak menerima atau menolak pesan dari media) (Ardila, 2020).

Menurut Stuart Hall (1997) pada proses encoding-decoding, penonton media memecahkan kode informasi media ke dalam tiga posisi, yaitu: (1) Posisi Hegemoni Dominan (dominant hegemonic position), penerimaan makna dari khalayak mengenai informasi yang telah didapat setelah mengonsumsi isi pesan dari media. Media menggunakan kode budaya yang dominan atau berlaku di masyarakat dalam penyampaian pesannya. Baik media ataupun audiens memiliki budaya dominan yang sama.

Misalnya ketika audiens menginterpretasikan pesan di media maka media, pesan, dan audiens semuanya akan menggunakan budaya atau ideologi dominan. (2) Posisi Negosiasi (negotiated position), sikap audiens yang menerima ideologi dominan akan tetapi ada penolakan dalam keadaan tertentu atau terdapat suatu persyaratan. Dalam hal ini, audiens bersedia menerima ideologi dominan, tetapi membuat beberapa pengecualian untuk beradaptasi dengan aturan budaya lokal yang berlaku. (3) Posisi Oposisi (oppositional position), posisi akhir yang diambil oleh khalayak ketika memaknai

informasi media, yaitu audiens merasa keberatan ketika mengkritisi informasi atau kode yang disampaikan oleh media.

Khalayak menolak untuk memaknai isi pesan media sehingga mereka mengganti serta memiliki cara berpikir tersendiri dalam menerima pesan media.

Peneliti hendak menganalisis penerimaan makna K-Popers terhadap isu kesehatan mental dalam album BTS

“Love Yourself” dan bagaimana K-Popers melakukan self healing dengan album BTS “Love Yourself”. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan in-depth interview (wawancara mendalam), dokumentasi, dan studi kepustakaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang penerimaan makna K-Popers terhadap isu kesehatan mental dalam album BTS “Love Yourself” dan bagaimana K-Popers melakukan self healing dengan album BTS “Love Yourself”. Penelitian ini akan menghasilkan beberapa temuan terkait apakah K-Popers menerapkan metode mendengarkan musik pada lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself” untuk self healing dan apakah metode tersebut berhasil atau tidak. K-Popers juga memaknai tentang adanya isu kesehatan dalam album kemudian dikelompokkan ke dalam tiga posisi yaitu Posisi Hegemoni Dominan, Posisi Negosiasi, dan Posisi Oposisi. Peneliti menganalisis hasil dari wawancara mendalam dan pembahasan tentang hasil dari wawancara kepada informan. Informan terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Informan tersebut memiliki frame of references (pengetahuan) dan field of experiences (pengalaman) masing-masing berbeda guna mendapatkan hasil wawancara bervariasi. Setiap informan berhak memberikan jawaban atau pendapat mereka pada setiap pertanyaan dari peneliti.

(5)

378 Tabel 1. Data Informan Penelitian

Informan No. Inisial Usia Fandom Informan 1 TZ 19 th Multifandom Informan 2 LS 22 th ARMY Informan 3 AR 22 th Multifandom Informan 4 HN 20 th ARMY Informan 5 TR 19 th NCTZen Informan 6 CL 18 th MOA & ARMY

BTS merilis album yang berjudul

“Love Yourself” pada bulan Oktober tahun 2017 dengan mini album berjudul “Love Yourself: Her”, “Love Yourself: Tear”, dan album penutup berjudul “Love Yourself:

Answer” yang rilis pada bulan Agustus tahun 2018. Album seri “Love Yourself:

Answer” memiliki 25 lagu yang terbagi menjadi dua CD. Album “Love Yourself:

Answer” merupakan repackage yang menampilkan beberapa lagu baru dan lagu-lagu yang telah dirilis sebelumnya dalam versi Her dan Tear. Semua lagunya memiliki makna self love namun dengan genre yang berbeda. Dimulai dari CD 1, diantaranya yaitu (1) Euphoria-solo oleh Jungkook, (2) Trivia 起: Just Dance-solo oleh J-Hope, (3) Serendipity-solo oleh Jimin, (4) DNA, (5) Dimple-oleh Jin, Jimin, V, dan Jungkook, (6) Trivia 承: Love-solo oleh RM, (7) Her-oleh Suga, J-Hope, dan RM, (8) Singularity-solo oleh V, (9) Fake Love, (10) The Truth Untold ft. Steve Aoki-oleh Jin, Jimin, V, dan Jungkook, (11) Trivia 轉: Seesaw-solo oleh Suga, (12) Tear-oleh Suga, RM, dan J-Hope, (13) Epiphany-solo oleh Jin, (14) I’m Fine, (15) Idol, dan (16) Answer:

LoveMyself. Selanjutnya dari CD 2, diantaranya yaitu (1) Magic Shop, (2) Best of Me, (3) Airplane Pt.2, (4) Go Go, (5) Anpanman, (6) Mic Drop, (7) DNA (Pedal 2 LA Mix), (8) Fake Love (Rocking Vibe Mix), dan (9) Mic Drop Remix ft.

Steve Aoki (Full Lenght Edition).

Gambar 1. Versi Album BTS “Love Yourself”

Lagu-lagu tersebut seringkali didengarkan untuk menjadi penenang hati dan pikiran yang sedang kacau. Oleh karena itu lagu tersebut dapat menciptakan suasana healing bagi pendengarnya. Lagu-lagu dalam album

“Love Yourself” diproduksi oleh BTS secara langsung, semua anggota turut andil dalam proses pembuatan album ini.

Berdasarkan dengan kisah nyata serta realita di masyarakat, membuat album ini terasa relate atau terhubung sesuai dengan yang dialami pendengar. Album ini memiliki pesan yaitu untuk self love atau mencintai diri sendiri dan tidak terlalu menghiraukan perkataan negatif dari orang lain.

Pada pertanyaan awal, peneliti menanyakan pemaknaan dan pengalaman self healing yang pernah informan lakukan untuk meringankan atau menyembuhkan stress yang pernah atau sedang dialami, baik itu stress ringan ataupun stress berat yang mengharuskan informan. Keenam informan memiliki pemaknaan masing- masing terkait self healing sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan oleh informan 1, 2, 5, dan 6 mereka sepakat menganggap bahwa makna self healing sebagai suatu kegiatan hiburan yang mereka butuhkan disaat kondisi sedang banyak pikiran, merasa lelah setelah beraktivitas, dan untuk mengatasi suasana hati yang buruk agar menjadi senang kembali. Self healing sebagai suatu cara atau upaya untuk memulihkan kembali dari isi pikiran negatif, informan 1 memaknai

(6)

379 bahwa self healing adalah cara memulihkan atau mengatur kembali pikiran untuk memulai rutitinas seperti biasanya. Informan 2 memaknai self healing membuat kita mengerti tentang hal yang kita butuhkan dan inginkan agar suasana hati menjadi senang kembali, selanjutnya informan 5 mengartikan self healing merupakan suatu kegiatan atau cara untuk mengatasi suasana hati yang jelek dan perasaan negatif yang ada di dalam diri. Informan 6 mengartikan self healing dengan melakukan sesuatu yang membuat pikiran seperti melakukan suatu hal agar tidak memikirkan hal-hal yang membuat sedih.

Menurut informan 3 dan 4 mereka sama-sama menganggap bahwa makna self healing adalah suatu cara penyembuhan secara mandiri untuk mengobati luka psikologis yang dimiliki selama menjalani kehidupan. Informan 3 memaknai self healing sebagai suatu upaya yang bertujuan dapat menenangkan diri sendiri, berdamai dengan diri sendiri, dan memaafkan diri sendiri agar dapat berpikir jernih kedepannya yang berguna untuk diri sendiri kemudian kembali ke diri sendiri.

Informan 4 mengartikan self adalah diri sendiri dan healing adalah penyembuhan jadi penyembuhan diri sendiri dari emosi atau luka psikologis yang dimiliki.

Metode self healing menurut Chan, dkk (2013) menyatakan bahwa self healing adalah metode penyembuhan yang cukup menarik perhatian karena self healing diklaim dapat mengendalikan emosi dan amarah seseorang. Program self healing dirancang untuk mengurangi tingkat stress, ketakutan, tekanan mental, dan emosional lainnya.

Album “Love Yourself” dapat menjadi media atau obat dalam membantu proses self healing seseorang, hal ini dibuktikan oleh keenam informan yang melakukan metode self healing.

Selain melakukan self healing dengan mendengarkan musik, keenam informan

juga menggunakan metode lain dan dinilai lebih berhasil dalam proses penyembuhan luka dari dalam diri mereka.

Aktivitas mendengarkan musik ini dapat menjadi terapi bagi pendengarnya, terapi ini bermanfaat dalam mengatasi masalah dan mengurangi stress. Terapi musik adalah terapi yang menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mempromosikan proses perawatan untuk membantu klien. Sama seperti terapi yang dirancang untuk membantu orang dalam lingkungan fisik atau mental mereka, terapi musik mendorong interaksi klien, improvisasi, mendengarkan atau kinerja aktif musik (Djohan, 2009).

Informan 2, 3, dan 4 sepakat memilih self healing dengan metode mendengarkan musik menjadi pilihan utama mereka. Informan 2 memilih self healing dengan metode mendengarkan musik, tetapi lebih cenderung mendengarkan musik yang bertempo lambat untuk meluapkan emosi sedih setelah itu langsung menjadi lega.

Informan 2 juga melakukan metode dengan menulis dan menghabiskan waktu untuk sendiri atau me time.

Kemudian informan 3 memiliki dua cara, pilihan pertama dengan mendengarkan musik dan pilihan kedua berinteraksi dengan orang-orang saat bertemu di jalan. Informan 4 memilih mendengarkan musik sebagai metode yang paling terbaik karena dapat menenangkan jiwanya. Oleh karena itu mereka termasuk dalam Posisi Hegemoni Dominan yang berarti menerima isi pesan sepenuhnya dengan memilih metode mendengarkan musik sebagai pilihan utama self healing dan lebih berpengaruh pada kehidupan mereka.

Informan 1, 5, dan 6 kegiatan mendengarkan musik bukan pilihan utama mereka tetapi ada faktor lain yang lebih berhasil. Informan 1 mendengarkan lagu sebagai metode self

(7)

380 healing untuk mendapatkan ketenangan, lagu-lagu dalam album ini cukup membuat dia menjadi tenang. Namun, ada metode lain yang lebih diutamakan yaitu dengan mendengarkan lagu dari grup idola lain, menulis, dan mencurahkan isi hatinya kepada seseorang. Informan 5 memiliki kegemaran yaitu suka jajan makanan maupun minuman, apalagi akhir-akhir ini dia tidak terlalu sering mendengarkan lagu dan disaat-saat tertentu saja.

Informan 6 menyatakan bahwa metode mendengarkan musik juga membantu proses self healing-nya, dari semua metode yang paling berhasil yaitu dengan cara tidur. Informan 6 telah mencoba berbagai metode dengan membaca novel atau pergi keluar bersama teman tapi tidak ada yang berhasil selain tidur. Mereka termasuk ke dalam Posisi Negosiasi yaitu menerima pesan tetapi dengan syarat, mereka memilih metode mendengarkan musik sebagai sebagai pilihan self healing namun terdapat faktor lainnya yang ternyata lebih berhasil.

Self healing adalah cara untuk menyembuhkan penyakit, bukan melalui obat-obatan, tetapi melalui penyembuhan dan pelepasan perasaan negatif serta emosi yang tersembunyi di dalam tubuh. Self healing juga dapat dilakukan dengan hipnosis, terapi jantung, atau menenangkan pikiran (Firmansyah, 2022).

Album “Love Yourself” oleh BTS didengarkan untuk mengobati luka mental yang dimiliki. Daftar lagu di dalam album terdapat lagu dengan bertempo cepat maupun bertempo lambat, intinya sama-sama mengajak pendengar untuk mencintai diri sendiri.

Lagu-lagu ini seringkali digunakan untuk mengobati luka mental dalam diri, proses tersebut dinamakan self healing karena melodi dan lirik pada lagu memiliki arti mendalam yang dapat memberikan nasehat melalui media lagu

dan terdapat manfaat lainnya sesuai yang dibutuhkan pendengar.

Berdasarkan dari BBC News Indonesia (2015) kemunculan musik sebagai bentuk awal komunikasi yang memiliki hubungan erat dengan hati sehingga membuat hati kita tergugah karena musik. Musik menjadi pewarna pada kehidupan kita, oleh karena itu kita dapat merasakan perasaan atau menjadi emosional ketika mendengarkan musik favorit.

Keempat informan 1, 3, 4, dan 5 menyatakan hal yang serupa yaitu lebih menerima keadaan dan bersyukur atas apa yang dimiliki. Kedua informan 2 dan 6, menunjukkan kesepakatan bahwa album BTS “Love Yourself” ini dapat menjadi media untuk menyembuhkan diri dari stress yang dialami dan membuat mereka menjadi lebih tenang.

Pada saat mendengarkan musik, pastinya setiap orang memiliki tujuan yang beragam. Mulai hanya untuk sekadar menghibur diri dari kebosanan atau bad mood, menenangkan, meluapkan emosi, bahkan untuk mengobati diri. Keenam informan sama- sama memiliki tujuan khusus ketika memilih serta mendengarkan lagu-lagu dari album BTS “Love Yourself”. Dalam album ini mengangkat tentang isu kesehatan mental yang masih dianggap sepele oleh masyarakat. Isu kesehatan mental dibahas dalam album ini sesuai dengan permasalahan yang sedang dialami oleh sebagian besar orang.

Kegiatan mendengarkan musik dapat menjadi obat bagi seseorang yang memiliki luka mental dalam diri.

Informan 1 memandang isu kesehatan mental dalam album “Love Yourself” pada kampanye “Love Myself”

BTS dan UNICEF, kampanye ini memiliki nama yang sama dengan album BTS.

Pada informan 2, 5, dan 6 mereka sama- sama memandang isu kesehatan mental dari lirik lagu di album “Love Youself”

yang telah dimaknai sebelumnya.

Sedangkan pada informan 3 dan 4

(8)

381 memahami isu kesehatan mental pada album BTS “Love Yourself” dan BTS secara keseluruhan.

Peneliti menemukan bahwa K- Popers dapat dikelompokkan ke dalam tiga posisi. Setiap K-Popers memiliki latar belakang fandom yang berbeda, ada ARMY (fandom BTS) dan ada juga non- ARMY yaitu kelompok penggemar dari grup idola lain. Posisi Hegemoni Dominan ditandai dengan K-Popers menerima segala aspek dari lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself” tanpa terkecuali. K-Popers menunjukkan persetujuan apabila melakukan metode self healing dengan mendengarkan lagu di album BTS “Love Yourself” dapat menjadi media atau obat dalam membantu proses self healing mereka sehingga membuat kesehatan mental mereka membaik. Posisi Negosisasi yaitu K-Popers menerima pesan lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself” tetapi dengan syarat, K-Popers menggunakan lagu dalam album BTS “Love Yourself”

sebagai metode self healing tetapi juga menggunakan metode lain serta dinilai lebih berhasil dalam proses penyembuhan kesehatan mental mereka.

Contohnya seperti melakukan grup idola lain, menulis, mencurahkan isi hati, membeli makanan atau minuman, bahkan tidur. Posisi Oposisi yaitu ketika K-Popers menyukai lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself”, namun masih terdapat K-Popers yang tidak terlalu setuju atau tidak semudah itu menyelesaikan masalah tentang isu kesehatan mental. Menganggap lagu- lagu dalam album BTS “Love Yourself”

hanya sebagai kebutuhan hiburan dan menyadarkan mereka untuk mencintai diri sendiri pun bersifat sementara.

SIMPULAN

Diketahui dari penelitian ini lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself” dapat meringankan luka mental khususnya stress karena persoalan hidup dan insekuritas orang-orang melalui

karya musiknya, musik sebagai bentuk awal komunikasi yang memiliki hubungan erat dengan hati sehingga membuat hati tergugah karena musik.

Kampanye ‘Love Myself’ oleh BTS dan UNICEF mengenai pentingnya untuk mencintai diri sendiri serta kesehatan mental dunia yang bertepatan dengan perilisan album ini, sehingga BTS memiliki tanggung jawab besar sebagai tokoh publik figur untuk meng-influence sekaligus memberikan impact kepada seluruh orang di dunia termasuk K- Popers.

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dari peneliti. K-Popers memiliki frame of references dan field of experiences masing-masing berbeda dari metode self healing yang dipilih dan lagu BTS dalam album “Love Yourself” ini mampu atau tidak sebagai proses ‘healing’ mereka.

Peneliti mengelompokkan K-Popers ke dalam tiga posisi, yaitu:

1. Posisi Hegemoni Dominan K-Popers menerima segala aspek dari lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself”

tanpa terkecuali. K-Popers menunjukkan persetujuan apabila melakukan metode self healing dengan mendengarkan lagu dalam album BTS. “Love Yourself”

dapat menjadi media atau obat dalam membantu proses self healing mereka sehingga membuat kesehatan mental mereka membaik.

2. Posisi Negosiasi.

K-Popers menerima pesan lagu-lagu dalam album BTS

“Love Yourself” tetapi dengan

syarat, K-Popers

menggunakan lagu di album BTS “Love Yourself” sebagai metode self healing tetapi juga menggunakan metode

(9)

382 lain serta dinilai lebih berhasil dalam proses penyembuhan kesehatan mental mereka. Contohnya seperti melakukan grup idola lain, menulis, mencurahkan isi hati, membeli makanan atau minuman, bahkan tidur.

3. Posisi Oposisi

Pada penelitian ini K-Popers menyukai lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself”, namun masih terdapat K- Popers yang tidak terlalu setuju atau tidak semudah itu menyelesaikan masalah tentang isu kesehatan mental.

Menganggap lagu-lagu dalam album BTS “Love Yourself”

hanya sebagai kebutuhan hiburan dan menyadarkan mereka untuk mencintai diri sendiri pun bersifat sementara.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilda, M., & Lim, N. (2014).

PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN (Studi Fenomenologi terhadap Pendiri dan Anggota Korean Wave Indo.

Universitas Multimedia Nusantara.

Ardila, S. N. (2020). GENERASI Z & SELF HEALING DALAM KARYA MUSIK (Studi Analisis Resepsi Self Healing Generasi Z Dalam Album

“Mantra_mantra” Oleh Kunto Aji). UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

Bem.fppsi.um.ac.id. (2018). Kesehatan Mental dan Sejarah World Mental Health Day.

http://bem.fppsi.um.ac.id/index.php/2018/11/

05/kesehatan-mental-dan-sejarah-world- mental-health-day/

Big Hit Entertaiment. (2020). About.

https://ibighit.com/eng/about

Chan, E. S., Koh, D., Teo, Y. C., Hj Tamin, R., Lim, A., & Fredericks, S. (2013). Biochemical and psychometric evaluation of Self-Healing Qigong as a stress reduction tool among first year

nursing and midwifery students. Complementary Therapies in Clinical Practice.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ctcp.

2013.08.001

Djohan. (2009). Psikologi musik. Best Publisher.

Firmansyah, D. A. (2022). Peran Mendengarkan Musik Sebagai Self Healing dalam Penurunan Stres pada Penyintas Covid-19 di Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Hall, S. (1997). Chapter Two. The work of representation. In Representation: Cultural representations and signifying practices. Sage.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.).

Musik. https://kbbi.web.id/musik

Kompas.com. (2017). Perempuan 30 Tahun Mengaku Atasi Depresi dengan Lagu BTS.

https://entertainment.kompas.com/read/2017/

12/17/093937310/perempuan-30-tahun- mengaku-atasi-depresi-dengan-lagu- bts?page=all

Kompas.com. (2021). Mengapa BTS

Bisa Sangat Terkenal?

https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/

13/090400365/mengapa-bts-bisa-sangat- terkenal-?page=all

Kusuma, A., Putri Purbantina, A., Nahdiyah, V., & Khasanah, U. U. (2020). A Virtual Ethnography Study: Fandom and Social Impact in Digital Era. ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia, 5(2), 238–251.

https://doi.org/10.31947/etnosia.v5i 2.10898

Sa’diyah, S. S. (2019). Budaya penggemar di era digital (studi etnografi virtual pada penggemar BTS di twitter). Jurnal Ilmu Komunikasi : JKOM, 2(1), 1–10.

Sarwono. (2012). Psikologi Remaja. PT Rajagrafindo Persada.

Storey, J. (2006). Cultural studies dan kajian budaya pop: pengantar komprehensif Teori dan metode. diterjemahkan oleh Rahmawati Laily.

Kreasi Wacana.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Tifani, N. A. (2019). Analisis Resepsi

(10)

383 Kalangan Ibu Rumah Tangga Terhadap Informasi Diduga Hoaks Di Era Post Truth. Universitas Multimedia Nusantara.

Referensi

Dokumen terkait