MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA BERMAKNA
(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD Al – Ihsan Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Progran Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
SUDARYAT NIM. 1009749
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA BERMAKNA
(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD Al – Ihsan Tahun Pelajaran 2013/2014)
(Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut )
Oleh
SUDARYAT
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
© Sudariat 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhya Atau Sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SUDARYAT
(1009749)
KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK USIA DINI DENGAN MENGUNAKAN KARTU ANGKA
Disetujui dan Disyahkan oleh:
Pembimbing I
Ali Nugraha, M.Pd
NIP. 19680524 1998021001
Pembimbing II
I Gusti Komang Arya Prastya, M. Hum
NIP. 19770312 2008121001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd
Sudaryat, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA BERMAKNA
(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD Al – Ihsan Tahun Pelajaran 2013/2014)
ABSTRAK
Permasalahan yang di angkat dalam permasalahan ini adalah di meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak usia dini dengan menggunakan kartu angka bermakna PAUD Al – Ihsan kurang berkembang. Dalam proses pembelajaran anak kurang termotivasi dan banyak anak yang tidak memperhatikan karena bermain sendiri. Hal ini di sebabkan oleh faktor proses pembelajaran yang tidak relevan dan menarik bagi anak, karena guru belum
menggunakan metode pembelajaran dan media yang cocok, dalam
pelaksanaannya cenderung secara klasikal juga masih berpusat pada guru, tanpa melibatkan anak secara aktif dan tanpa memperhatikan kemampuan dasar siswa yang dimilikinya baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Akibatnya anak kurang aktif dan hasilnyapun kurang memuaskan
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak. Media yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah kartu angka bermakna. Penelitian ini merupakan relevansi dari peneliti sebelumnya, dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak dengan media gambar. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kartu angka bermakna kemampuan mengenal bilangan anak mengalami peningkatan baik proses pembelajaran maupun perolehan hasil belajar. Sebagai implementasinya, dilakukan penelitian tindakan kelas pada proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan kartu angka bermakna Teknik pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, lembar observasi, lembar evaluasi, dan kamera. Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang sebagian besar anak mencapai nilai BSB.
IMPROVED NUMBERS TO KNOW CHILDREN EARLY AGE WITH CARD NUMBERS MEANINGFUL
( Classroom Action Research in ECD Al - Ihsan Academic Year 2013/2014 )
ABSTRACT
The problems in the lift in this issue is on increasing the ability to know the numbers in early childhood using the card numbers mean ECD Al - Ihsan less developed . In the learning process less motivated children and many children do not pay attention because the play itself . This is caused by factors that are not relevant to the learning process and appeal to children , because teachers have not been using learning methods and media are matched , the implementation tends to be classical is still centered on the teacher , without actively involving children , and without regard to the basic skills of students both in terms of its knowledge , attitudes and skills . As a result, children are less active and the results are less collection techniques implemented using observation , interview, field notes , observation sheets , evaluation sheets , and camera . Data were analyzed and reflected by a qualitative description of the method . The results of this study showed an increase in student learning activities that can be seen from the increase in student learning outcomes that most children achieve the BSB .
DAFTAR ISI
d. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ... 43
e. Teknik Pengumpulan Data ... 45
f. Analisis Data ... 45
1. Gambaran Umum PAUD Al-Ihsan ... 46
2. Kurikulum di PAUD Al-Ihsan ... 47
3. Keadaan Guru Dan Siswa Di PAUD Al-Ihsan ... 48
4. Sarana dan prasarana PAUD Al-Ihsan ... 49
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran ... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 64
B. Rekomendasi ... 65
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan formal
sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini dianggap penting karena bagi
anak usia dini ini merupakan golden age (usia emas) yang didalamnya terdapat
“masa peka” yang hanya datang sekali. Masa peka merupakan suatu masa yang
menuntut perkembangan anak perkembangan anak dikembangkan secara optimal.
Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui
permainan berhitung. Permainan membilang di PAUD tidak hanya terkait dengan
kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional,
karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan
menyenangkan.
Sejak anak usia dini konsep bilangan perlu diperkenalkan. Pemahaman
konsep bilangan berkembang seiring dengan perkembangan waktu dan
kesempatan. Dalam pembelajaran di TK guru sering menunjukkan perasaan
kecewa terhadap cara berpikir .anak. Kepercayaan diri anak akan berkurang saat
mereka harus bersandar pada apa yang tidak mereka ketahui. Pada prinsipnya
kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia dini dapat ditingkatkan asalkan
guru mengetahui cara-cara yang tepat. Berbagai cara dapat dicoba oleh guru agar
anak mengenal konsep bilangan. Satu diantaranya adalah melalui media kartu
angka. Melalui media ini diharapkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada
Di akhir karirnya, Piaget (1976:89) menulis tentang pendidikan, menawarkan
beberapa saran perubahan yang menarik perhatian pendidikan dan mempunyai
dampak yang besar dalam kurikulum pra sekolah dan tingkat-tingkat awal
sekolah.
(Ginsburg & Opper, 1988:66) sebagai berikut : “Sesuaikan pendidikan
dengan kesiapan anak untuk belajar. Pengalaman belajar yang sesuai membangun
skema yang ada. Piaget menekankan bahwa anak lebih diuntungkan dari
pengalaman pendidikan yang tidak terlalu sulit yang menarik keingintahuannya,
menantang pemahamannya saat ini, dan mendorongnya untuk mengevaluasi apa
yang telah diketahuinya. Jika pengalaman belajar terlalu rumit, anak tidak dapat
memahaminya, dan tidak ada peristiwa belajar baru yang muncul” Hal ini
disebabkan kurang tersedianya bahan-bahan atau alat yang dapat mendorong anak
untuk melakukan kegiatan pengenalan konsep bilangan, di samping itu kurang
terbukanya kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan bebas serta
kurangnya peran guru, terutama penggunaan metode yang kurang tepat dalam
mendorong ketertarikan anak terhadap pembelajaran konsep bilangan.Melihat
kondisi seperti ini penulis mencoba untuk meningkatkan kemampuan pengenalan
konsep bilangan pada anak melalui media kartu angka. Kepada anak akan
diperlihatkan alat berupa kartu angka yang bertuliskan lambang bilangan maupun
kombinasi benda-benda atau gambar dan lambang bilangan. Media ini dirasa perlu
diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pengenalan konsepbilangan
Bilangan atau matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki
ceramah akan menjadi materi abstrak (tidak nyata). Salah satu cara untuk
mengatasi problem terhadap pembelajaran adalah diperlukan pengalaman
menggunakan benda-benda kongkrit. Pujiati (2003: 2) menyatakan bahwa media
alat peraga akan dapat berfungsi dengan baik apabila dapat memberikan
pengalaman yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan siswa. Salah satu
media yang sesuai dengan kondisi anak di paud al-ihsan sehingga dapat diangkat
dalam penelitian ini, yaitu kartu Angka. Untuk mengatasi kondisi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan benda kongkrit dalam bentuk kartu bilangan.
Sukayati (2004 : 9) menjelaskan bahwa media kartu bilangan digunakan untuk
pengenalan lambang bilangan pada kegiatan penanaman konsep dan pemahaman
konsep. Bentuk permainan kartu Angka ini tidak jauh berbeda dengan permainan
kartu Domino yang ditemui pada kehidupan sehari-hari. Perbedaanya terletak
pada kartu-kartunya dan aturan permainannya.
Keunggulan permainan kartu Angka menurut hasil temuan Pujiti (2003: 19)
yaitu melatih keterampilan siswa dalam memahami suatu pokok bahasan tertentu
dalam pelajaran matematika, melatih pemain dalam memasangkan antara bilangan
dan gambar yang sesuai dengan bilangan. Bilangan tersebut dan sebaliknya.
Tarjono (2003 : 2) menjelaskan bahwa keunggulan kartu Angka yaitu
meruapakan alat bantu paling penting untuk berlatih dan memperkuat kemampuan
mengenal Angka, meningkatkan kemampuan menyebut sambil mengenmbangkan
kemampuan mengenal Angka dan bilangan. mengalami kesulitan dalam mengenal
memasangkan jumlah benda dengan angkanya, menghitung jumlah benda, serta
membedakan jumlah benda yang sama dan tidak sama.
Salah satu cara penyajian materi pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia 4-6 tahun dengan
menggunakan kartu Angka disini bukanlah suatu kartu yang digunakan oleh orang
untuk berjudi, melainkan suatu media untuk pembelajaran yang bentuknya dibuat
seperti kartu domino untuk menarik minat anak dalam mengenal konsep bilangan
di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pembelajaran mengenal konsep bilangan
dengan menggunakan media kartu Angka dirasakan akan lebih efektif dan
berhasil daripada menggunakan metode informasi/ceramah.
Berdasarkan pengamatan di PAUD Al - Ihsan. Penulis menemukan adanya
masalah yaitu rendahnya minat anak didik belajar membilang dengan benda–
benda yang ada di lingkungan, lebih menyukai pembelajaran mewarnai, motorik
halus dan bermain di luar.
Dengan memberikan motifasi kepada anak karena motifasi merupakan proses
internalyangmengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku anak secara terus
menerus. Contoh motifasi Intrinsik adalah rasa ingin tahu anak untuk menghitung
benda yang ada di sekitarnya, sehingga anak mau mengulangi apa yang sudah
dipelajari.
Di PAUD Al-Ihsan pembelajaran membilang dengan benda–benda,
menggunakan alat yang sederhana. Para pendidik menggunakan media yang ada
di dalam lingkungan sekolah misalnya pensil, kapur, buku, jepitan baju. Hal ini
Di dalam persiapan menyusun model pembelajaran membilang ini
disesuaikan dengan karakteristik anak, perkembangan fisik dan psikologis anak
PAUD, keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan saran dan prasarana
pendidikan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran. Kegiatan membilangini
untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Permainan membilang merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk
menumbuh kembangkan keterampilan membilang yang sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari – hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi
pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti
pendidikan dasar.
Bilangan merupakan bagian dari hidup kita, setiap hari kita selalu
menemukan angka atau bilangan kapanpun dimanapun. Menurut Ruslani
(Tajudin, 2008:23) adalah suatu alat pembantu yang mengandung suatu
pengertian. Bilangan-bilangan ini mewakili suatu Jumlah yang diwujudkan dalam
lambing bilangan. Sedangkan menurut Copley (2001:47) angka atau bilangan
adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-
angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double
digits) yaitu angka1dan angka10).
Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian,
bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda.
Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (Anggraeni, 2011:14) anak-anak akan
kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok.
Kuantitas terbagi menjadi 2 yaitu: (1) kuantitas diskret untuk menjawab
pertanyaan berapa banyak benda, diakhiri dengan satuan benda (buah, butir, ekor,
dll); (2) kuantitas kontinu untuk menjawab pertanyaan tentang pengukuran benda
diakhiri dengan satuan benda (buah, butir, ekor,dll); (3) bilangan ordinal,
digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu, dering
telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan April, dll; (4) bilangan
nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos,
nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll.
Bilangan memiliki beberapa bentuk tampilan (representasi) yang saling
berkaitan diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau
kata). Mengerti atau paham dalam pembelajaran matematika anak usia dini datang
dari membangun atau menegnali hubungan, senada dengan apa yang telah
dikemukakan oleh Catthcart (Nurlaela, 2009:16) mengemukakan bahwa tampilan
bilangan yang satu dengan tampilan bilangan yang lainnya. memahami hubungan
antar tampilan bilangan dapat diartikan sebagai contohnya setalah anak
mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan dengan media
balok (tampilan model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan gambar),
lalu anak menulis jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau kata). Setiap
bilangan yang dilambangkan dalam bentu angka, sebenarnya merupakan konsep
abstrak. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa dalam pembelajaran
tetapi harus diiringi dengan tampilan model/benda mainan ataupun tampilan
gambar.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (Tajudin,
2008:30) bahwa bilangan adalah banyaknya benda, Jumlah, satuan system
matematika yang dapat diunitkan dan bersifat abstrak. Konsep abstrak iini
merupakan hal yang sulit untuk anak Taman Kanak-kanak memahami secara
langsung, Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa konsep bilangan itu
bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh anak Taman
Kanak-kanak dimana pemikiran anak Taman Kanak-Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman
kongkret. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman
Kanak-kanak tidak dilakukan dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan
secara bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang
kongkrit untuk membantu proses pembalajaran mengenal bilangan.
Pakasi mengungkapkan (dalam Nurlaela 2009:27) bilangan merupakan suatu
konsep tentang bilangan yang terdapat unsure-unsur penting seperti nama, urutan,
bilangan dan Jumlah.
Menurut Coopley (2000: 55-64) mengungkapkan indikator yang berkaitan
dengan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu (1) counting (berhitung), (2)
one-to-one correspondence (koresponden satu-satu), (3) quality (kuantitas), (4)
comparison (perbandingan) dan (5) recognizing and writing numeral (mengenal
Media kartu angka ini diharapkan dapat meninkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan pada anak usia dini. Di akhir karirnya, Piaget (1976:89) menulis
tentang pendidikan, menawarkan beberapa saran perubahan yang menarik
perhatian pendidikan dan mempunyai dampak yang besar dalam kurikulum pra
sekolah dan tingkat-tingkat awal sekolah (Ginsburg & Opper, 1988:66) sebagai
berikut:
“Sesuaikan pendidikan dengan kesiapan anak untuk belajar. Pengalaman belajar
yang sesuai membangun skema yang ada. Piaget menekankan bahwa anak lebih
diuntungkan dari pengalaman pendidikan yang tidak terlalu sulit yang menarik
keingintahuannya, menantang pemahamannya saat ini, dan mendorongnya untuk
mengevaluasi apa yang telah diketahuinya. Jika pengalaman belajar terlalu rumit,
anak tidak dapat memahaminya, dan tidak ada peristiwa belajar baru yang
muncul”Dari ketidak berhasilan tersebut guru berupaya untuk menuntaskan
pembelajaran dalam membilangdengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas
yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Pada anak
usia dini dengan menggunakan kartu angka bermakna (Penelitian Tindakan
Kelas Pada Siswa AUD di PAUD AL- IHSAN Kampung Asem Desa Sinarjaya
Kecamatan Bungbulang KabupatenGarut), sebagai upaya meningkatkan keaktifan
siswa, yang berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya faktor – faktor di atas, untuk meningkatkan minat Anak
dalam pembelajaran. Penulis melanjutkan diskusi dengan teman sejawat sehingga
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan mengenal bilangan dengan
menggunakan kartu angka pada anak Usia Dini di PAUD Al-Ihsan?
2. Bagaimana penerapan penggunaan kartu angka pada Anak Usia Dini di
PAUD Al-Ihsan?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal bilangan setelah
penggunaan kartu angka pada Anak Usia Dini di PAUD Al-Ihsan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan kartu angka pada Anak Usia
Dini di PAUD Al-Ihsan?
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menegnal bilangan pada Anak
Usia Dini di PAUD Al-Ihsan?
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan Antara penggunaan kartu angka
dengan kemampuan mengenal bilangan pada Anak Usia Dini di PAUD
Al-Ihsan?
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikkan
pembelajaran, banyak sekali manfaatnya bagi anak PAUD, guru dan sekolah.
1. Manfaat bagi Peserta Didik:
a. Dapat belajar membilang pemulaan dari berbagai media atau alat peraga.
b. Meningkatkan inisiatif anak untuk belajar membilang permulaan melalui
c. Meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda
dengan lambing bilangannya.
2. Manfaat bagi Pendidik:
a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan
kemampuan membilang permulaan.
b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.
c. Mampu melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi
kemampuan siswa.
3. Manfaat bagi satuan PAUD:
a. Dapat menambah wawasan bagaimana memfasilitasi anak yang ada
hubungannya dengan kemampuan kognitif anak usia dini.
b. Memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang membuat inovasi
baru.
c. Masyarakat akan lebih percaya dan mendukung PAUD karena mutunya
E. Struktur Organisasi Skripsi I. Karakter Anak Usia Dini J. Bermain dan Alat Permainan BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan subjek
Penelitian ini dilakukan di PAUD Al-Ihsan terletak di Kp Asem, Desa
Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Waktu penelitian dilakukan
selama 1 bulan dan tindakan siklus 1 dilakukan minggu pertama pada bulan
September 2013.
Subyek dalam penelitian ini adalah anak usia dini di PAUD Al-Ihsan
terletak di Kp. Asem, Desa Sinarjaya Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut
sejumlah 15 anak.
B. Desain penelitian
Spenelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian tindakan kelas yang
akan dilakuan di PAUD Al-Ihsan terletak di Kp Asem, Desa Sinarjaya
Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, dengan menggunakan 2 siklus
pembelajaran yang akan dilakukan dalan 4 kali pertemuan pembelajaran
Rancangan tindakan pada penelitian ini, direncanakan terdapat 2 siklus,
setiap siklus dibagi menjadi 2 pertemuan setiap pertemuan terdiri 4 bagian yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun kegiatan yang di
laksanakan setiap siklus secara terperinci di uraikan sebagai berikut:
1. Siklus I Pertemuan I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
2) Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan mengenal
bilangan 1-20 pada anak dengan menggunakan kartu angka
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan Guru pada hari pertama
1) Kegiatan awal
a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas
b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum
melaksanakan kegiatan
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan
b) Gurumenjelaskan tentang apa itu kartu angkakepada anak
c) Guru menjelaskan teknik mengenal bilangan 1-20 dengan mengunaam kartu
angkakepada anak
d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan kartu angkapada anak.
e) Guru mengamati atau mengobservasi anak
3) Kegiatan istirahat
a) Guru meminta anak mencuci tangan
b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan
c) Guru meminta anak untuk bermain
a) Guru meminta anak untuk bernyanyi
b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat
penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan
dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan
perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan
menggunakan panduan dan instrument penelitian yang telah dibuat sebelumnya,
sehingga diperoleh data-data empirik tentang kemampuan mengenal bilangan
1-20 pada anak
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan.
Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi
dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang
baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data
yang diperoleh.
2. Siklus I Kegiatan II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan II meliputi:
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)
2) Membuat lembar observasi tentang peningkatan kemampuan mengenal
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan Guru pada hari kedua
1) Kegiatan awal
a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas
b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa
melaksanakn kegiatan
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan pada hari itu
b) Guru menjelaskan lagi tentang apa itu kartu angkakepada anak
c) Guru menjelaskan teknik mengenal bilangan 1-20 pada anak melalui kartu
angkakepada anak
d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan mengenal bilangan1-20
pada anak melalui kartu angka
e) Guru mengamati atau mengobservasi anak
3) Kegiatan istirahat
a) Guru meminta anak mencuci tangan
b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan
c) Guru meminta anak untuk bermain.
4) Kegiatan akhir
a) Guru meminta anak untuk melafalkan doa’ doa pendek
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat
penyelenggaraan proses kegiatan berlangsung oleh guru. Pengamatan dan
pemantauan dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian
tindakan dan perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar
dengan menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dibuat
sebelumnya, sehingga diperoleh data-data empirik tentang kemampuan
mengenal bilangan 1-20 pada anak.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan.
Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi
dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang
baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data
yang diperoleh.
1. Siklus II Kegiatan I
Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka tahap
perencanaan siklus kedua ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor penyebab dan gejala perilaku anak
yang mengindikasikan kurang meningkatnya kemampuan mengenal bilangan
2) Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaran dengan penggunaan
tehnik kartu angkasebagai upaya meningkatkan kemampuan mengenal bilangan
1-20 pada anak.
3) Menyusun rancangan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media
kartu angkayang dapat meningkatkan kemampuan mengenal bilangan 1-20 pada
anak.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan Guru pada hari pertama
1. Kegiatan awal
a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas
b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa
melakukan kegiatan
Teknik pelaksanaan kegiatan
a) Guru mengecek kehadiran anak didik
b) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan
c) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berupa kegiatan
pengamatan terhadap kartu angkaterhadap anak.
d) Guru memberikan contoh setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
e) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal bilangan pada
anak melalui permainan ular tangga
2. Kegiatan Inti
a) Guru memperlihatkan tema yang akan diajarkan
c) Guru meminta anak untuk mengikuti apa yang dilakukan guru
3. Kegiatan istirahat
a) Guru meminta anak mencuci tangan
b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan
c) Guru meminta anak untuk bermain
4. Kegiatan akhir
a) Guru meminta anak untuk mengucapkan rukun Islam
b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas,yakni pada saat
penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan
dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan
perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan
menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya,
sehingga diperoleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan mengenal
bilangan 1-20 pada anak.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan.
Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi
dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang
baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data
2. Siklus II kegiatan II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka tahap
perencanaan siklus kedua ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor penyebab dan gejala perilaku anak
yang mengindikasikan kurang meningkatnya kemampuan mengenal bilangan
1-20 pada anak.
2) Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaran penggunaan kartu
angkaupaya meningkatkann kemampuan mengenal bilangan 1-20 pada anak
3) Menyusun rancangan tindakan dan skenario pembelajaran melalui kartu
angkayang dapat meningkatkann kemampuan mengenal bilangan 1-20 pada
anak.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Guru pada hari kedua
1) Kegiatan awal
a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas
b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum
belajar
2) Kegiatan Inti
a) Guru memotivasi anak untuk tetap semangat dan aktif mengikuti kegiatan
c) Guru memberikan contoh cara mengenal bilangan 1-20 melalui permainan
ular tangga
3) Kegiatan istirahat
a) Guru meminta anak mencuci tangan
b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan
c) Guru meminta anak untuk bermain
4) Kegiatan akhir
a) Guru meminta anak untuk melafalkan surah-surah pendek
b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat
penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan
dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dan
perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan
panduan dan instrument penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga
dipeloleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan mengenal bilangan
1-20 pada anak.
d. Refleksi
Refleksi ini akan dilasanakan di PAUD Al-Ihsan terletak di Kp Asem, Desa
Sinarjaya Kec. Bungbulang Kabupaten Garut yang merupakan salah satu TK
C. Definisi Operasional
Dengan menggunakan media kartu angkadalan pembelajaran diharapkan
akan mampu meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak didik di
PAUD Al-Ihsan terletak di Kp Asem, Desa Sinarjaya Bungbulang Kabupaten
Garut
D. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran
berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), lembar observasi anak didik dan
aktivitas baru dalam kegiatan kartu angkauntuk meningkatkan kemampuan
mengenal bilangan.
Tabel 3.1
KISI-KISI PENELITIAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN
Variabel Sub Variabel Indikator Tehnik
Kemampuan 2. Mencocokan bunyi dengan bilangan
1-20
3. Menunjukan serta menyebutkan bilangan 1-20
Observasi
2. Mengulang kalimat yang lebih komplek
1. Menyebutkan kembali 2-3 urutan bilangan 1-20
2. Membedakan kata-kata yang mempunyai bilangan yang sama
Observasi
3. Menyebutkan angka yang di kenal
1. Menunjukan beberapa gambar bilangan 1-20 yang di minta 2. Menuliskan bilangan 1-20 lalu
membacanya.
3. Meyebutkan bilangan 1-20 yang di pegang temannya mengambil bilangan 1-20 dan mencocokannya
Tabel 3.2
Pedomam Observasi Kemampuan Mengenal Bilangan Pada Anak Usia Dini Dengan Menggunakan Kartu Angka Bermakna
Di PAUD Al-Ihsan
No Butir Item Hasil
BB MB BSH BSB
1 Mendengarkan dan menceritakan kembali bilangan 1-20secara runtut
2 Melaksanakan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar
3 Menunjukan beberapa angka yang di minta
4 Menirukan kembali suara yang sudah dicontohkan oleh guru
5 Mengunakan kata yang menunjukan urutan
6 Menjawab pertanyaan sederhana
7 Bercerita tentang gambar yang telah di sediakan
8 Menceritakan apa yang dilihat dalam gambar
9 Menghubungkan antara gambar dengan tulisan
10 Membaca kata berdasarkan gambar
11 Membuat coretan tentang tema yang sudah di sampaikan
Keterangan:
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Mengenal Bilangan Pada Anak Usia Dini Dengan Menggunakan Kartu Angka
Bermakna Di PAUD Al-Ihsan
Dimensi Kategori Kegiatan Pengamatan Keterangan
Ya Tidak
Perencanaan kegiatan
1. Membuat rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian
2. Merumuskan tujuan Pembelajaran 3.Memilih media yang sesuai dengan tema 4. Menyediakan media yang akan digunakan Seting kelas 1. Mempersiapkan media untuk kegiatan
pembelajaran 2. Penataan ruang kelas Kesiapan guru 1. Kesiapan materi
2. Guru menguasai materi
3. Guru menyiapkan bimbingan kegiatan awal Kegiatan
pembelajaran
1. Tanya jawab tentang tema
2. Melakukan kegiatan fisik kegiatan inti 3. Memberikan inFormasi mengenai kegiatan
bermain mengunakan media ular tangga 4. Menggerakan anak untuk mengikuti
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui lembar observasi guru tentang aktifitas
mengajar daam pengunaan permainan ular tangga, dan lembar observasi kegiatan
anak didik dalam kegiatan kartu angkauntuk meningkatkan kemampuan mengenal
bilangan anak.
F. Analisis Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yakni: observasi
partisipasif yang dilakukan oleh guru dan observasi langsung pada anak.
Pengelolaan data-data dilakukan dengan: (a) pengecekan kelengkapan data, (b)
pentabulasian data, dan (c) analisis data. Analisis data yang dipergunakan adalah
teknik deskriptif. Sedangkan jenis penilaian atau indikator keberhasilan yang
dipergunakan ada empat macam, yaitu:
BB = belum berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di PAUD Al-Ihsan sebelun
dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran , anak didik di PAUD Al-Ihsan
mempunyai tingkat kemampuan mengenal bilangan yang relative rendah,
2. Penerapan media kartu angka dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal
bilangan dipandang sangant cocok dan dapat mengoptimalkan hasil
pembelajaran yang di tunjang dengan perencanaan pembelajaran yang matang
dan dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan
pemahaman dan penguasaan konsep dan meningkatkan keaktifan Anak didik
dalam proses pembelajaran
Kemampuan Anak didik dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal
bilangan yang diberikan oleh guru dapat ditingkatkan melalui : pemberian
penguatan kepada Anak didik yang berhasil dan memberikan dorongan kepada
Anak didik yang tidak berhasil, hal ini dilakukan memalui penerapan media kartu
angka yang mengondisikan Anak didik untuk memahami materi yang diajarkan
dengan mempraktekan sendiri materi ajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program perbaikan
pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan Anak didik
B. Rekomendasi
Adapun saran-saran atau rekomendasi yang dapat penulis sampaikan pada
kesempatan ini, adalah :
1. Sekolah
a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatankepada guru untuk
menggunakan berbagai macam metode dan media dalam pembelajaran yang
dilaksanakan.
b. Sekolah menyediakan pasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran.
2. Guru
a. Dengan hendaknya menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak
dalam melakukan pembelajaran
b. Guru hendaknya mengunakan metode pembelajaran yang berbasis
permainan sehingga anak tertarik mengikuti pembelajaran tersebut.
3. Peneliti Selanjutnya
Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil penelitian yang
DAFTAR PUSTAKA
National Association for theEducation of Young Children.Depdiknas. 2004. Kurikulum 204 Standar Kompetensi TK dan RA
.Eliyawati, Cucu (2008). Jakarta : Universitas TerbukaMedia dan Sumber Belajar di TK.
Bandung: Bahan Ajar PLPG UniversitasPendidikan IndonesiaHasan, Maimunah. 2009.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
Yogyakarta : Diva Press.Indriana, Diana. 2011.Ragam Alat Bantu MediaPembelajaran
Jogjakarta : DIVA Press (AnggotaIKAPI)(2010).Kurikulum Taman Kanak-kanak
Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.Mulyati, (2007). Keunggulan Media Permainan Ular Tangga.
Jakarta : Depdiknas. Nurlaela, A. (2009). Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan Pada Anak Usia Dini MelaluiPenggunaan Media Balok. Bandung FIP: UPI.Patmonodewo, Sumanti. 1994. Anak Pra Sekolah
Jakarta: Dikti.Prasetyono, Dwi Sunar dkk. 2008.Memahami Jarimatika Untuk Pemula
. Jogjakarta : Diva Press.Rahayu, Astuti. 2011.
Efektivitas Penggunaan MediaPermainanular Tangga Dalam
MengembangkanKemampuanmengenal Konsep Bilangan Anak Taman Kanak-Kanak
Yogyakarta : BPFE.Sudono, A. (1995).Alat Permainan dan Sumber Belajar TK
Departemen Pendidikan dan KebudayaanDirektorat JenderalSujiono, Yuliani nurani dan Bambang Sujiono. (2010).Bermain Kreatif Berbasis