Judul : batik tulis yang menawan Tempat : musium lingkungan batik
Rep :
Tanggal :
Makin gencarnya batik pabrikan yang diproduksi secara massal tanpa batas memang membuat eksistensi batik tulis / khususnya di yogyakarta makin terancam. // Jika dibiarkan, perajin batik tulis bisa kehilangan semangat melanjutkan tradisi leluhur itu karena kesulitan menjual hasil karyanya.//
Pesatnya pertumbuhan batik pabrikan karena harga yang mereka tawarkan jauh lebih murah. // Sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap kelangsungan batik tulis juga semakin mendorong batik pabrikan merajai pasar. // ”Seharusnya, ada perasaan bangga jika kita memakai batik tulis karena batik itu dibuat dengan keuletan dan ketelatenan para perajin batik, //
Menurut larasati Suliantoro Sulaiman / serangan batik pabrikan mulai muncul sekitar tahun 1970. Sejak saat itu, jumlah perajin batik tulis terus berkurang. // lebih dari itu // pasca gempa / pengrajin batik tulis yang ada di yogyakarta / banyak gulung tikar // ini menambah keterpurukan pengrajin batik tulis yang ada //
----state----
larasati suliantoro sulaiman pemerhati batik tulis
melihat itu semua / bersama yayasan losari ambarawa / berusaha kembali membangkitkan lagi pembatikan yang ada / dengan mengembalikan para pelaku usaha //
----state----
larasati suliantoro sulaiman pemerhati batik tulis
menurut larasati Suliantoro Sulaiman / komitmen yang dilakukan adalah membangkitkan kembali batik tulis / sampai pada pengakuan di internasional // tidak hanya itu saja / kebangkitan untuk zat warna alam juga dilakukan //
----state----
larasati suliantoro sulaiman pemerhati batik tulis
Mahalnya harga batik tulis disebabkan rumitnya proses pembuatannya, terutama pewarnaan. Untuk menghasilkan selembar kain batik, paling tidak dibutuhkan waktu satu minggu. Itu pun dengan pewarnaan sintetis. Untuk pewarnaan alami, prosesnya lebih panjang lagi dan butuh waktu sekitar 15 hari.
”Untuk satu warna saja, kami harus mencelupkan sampai tiga kali. Tiap celup ditunggu dulu sampai kering hingga warnanya muncul, baru kemudian dicelup lagi. Semakin cerah warna yang diinginkan, maka proses pencelupannya bisa berulang-ulang, bahkan bisa sampai 50 kali,” //
Ketangguhan para perajin batik tulis ini mungkin bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang terkena bencana, untuk bisa bangkit menata kembali kehidupan mereka.///
Tim melaporkan untuk akj rbtv ///
News reader : batik tulis yang menawan